LAPORAN PRAKTEK
Pengendalian Vektor
&
Binatang Pengganggu (A)
Disusun Oleh :
Kelompok III
Nama Anggota : Ayu Sondiati Sitohang P009330120
Bagus Hidayat P009330120
Bintang Ibrani Sibarani P009330120
Sondang Lucia Anggreini Sinurat P00933012098
Sri Meita br Ginting P00933012099
Tingkat / Semester : IIB / 3 ( Tiga )
Dosen Pembimbing : Jernita Sinaga SKM
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Mata Kuliah : Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
Judul Praktek : Identifikasi Larva Nyamuk
Dilaksanakan pada : Oktober 2013
Oleh Kelompok : 3 (Tiga)
Disahkan Tanggal : Oktober 2013
Mengetahui,
Pembimbing Praktek
( Jernita Sinaga )
NIP.
PENDAHULUAN
Deskripsi Mata Praktek
Pemeriksaan jentik nyamuk Aedes Agepty adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan guna menunjang kemampuan dalam pelaksanaan pemeriksaan jentik nyamuk yang merupakan salah satu ruang lingkup pekerjaan dari seorang sanitarian.
Tujuan
Praktikum pemeriksaan jentik nyamuk bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya jentik nyamuk di rumah warga baik di dalam maupun diluar rumah yang memungkinkan jentik dapat berkembang biak.
Untuk mengetahui apakah ada jentik nyamuk lain selain jentik nyamuk aedes agepty
Untuk mengetahui apakah rumah warga yang diperiksa beresiko tinggi terkena demam berdarah (DHF)
Untuk mengetahui apakah rumah warga yang diperiksa beresiko terkena penyakit lain yang disebarkan oleh nyamuk lain dengan ditemukannya jentik nyamuk lain selain jentik dari aedes agepty.
Untuk menunjang kemampuan teknis mahasiswa dalam melakukan pemeriksaan jentik nyamuk yang merupakan salah satu ruang lingkup dari pekerjaan mahasiswa kesehatan lingkungan
Indikator
Terlaksananya praktek pemeriksaan jentik nyamuk aedes agepty yang meliputi pemeriksaan jentik nyamuk pada drum air,bak mandi,tempayan,lain-lain di dalam rumah dan pemeriksaan jentik nyamuk aedes agepty pada drum air, bak mandi, tempayan, natural, lain-lain diluar rumah sesuai dengan waktu yang direncanakan dan adanya hasil praktek berupa terdapatnya jentik nyamuk aedes agepty atau jentik nyamuk lain pada rumah warga.
TINJAUAN PUSTAKA
Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Afrika Timur, kemudian menyebar kearah timur dan barat, di daerah tropis dan subtropis pada batas lintang 40¬o lintang utara dan 40¬o lintang selatan (anonim, 2010). Nyamuk ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di asia tenggara, terutama di daerah perkotaan. Penyebaran nyamuk kelingkungan pedesaan disebabkan adanya perbaikan sarana transportasi dan pengembangan sarana suplai air sampai kepedesaan(anonim, 2010). Ketinggian dari pemukaan laut merupakan faktor yang paling penting bagi penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Di India, nyamuk Aedes aegypti berada pada ketinggian 0 – 100 meter dari permukaan laut. Di negara negara asia tenggara penyebarannya hanya sampai ketinggian 1500 meter(anonim, 2010).
Daur hidup meliputi dari telur sampai dewasa :
Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna meliputi stadium telur-larva-pupa-dewasa selama pertumbuhan. Nyamuk mempunyai perbedaan morfologi yang jelas disertai perbedaan biologi (temapt hidup dan makanan) antara tingkat muda dan dewasa. Telur sebanyak 30-300 butir diletakan satu persatu pada dinding pada tempat perkembangbiakannya dan akan menetas dalam 2-3 hari. Telur dapat bethan hidup dalam keadaan kering selama berbulan-bulan dan akan menetas jika terkontak air(anonim, 2010).
Telur menetas akan menjadi larva instar-1, selanjutnya akan mengalami 3 kali moulting yang akan tumbuh dan berkembang sampai dengan instar-4. Larva instar-4 akan mengalami ekdisis atau pupotion selanjutnya kan berkembang menjadi pupa(anonim, 2010).
Pupa merupakan stadium tidak makan dan sebagian besar waktunya dihabiskan dipeermukaan air untuk mengambil udara melalui terompet respirasinya. Periode pupa di daerah tropik selama 2-3 hari, sedangkan di daerah subtropik dapat mencapai 9-12 hari. Nyamuk dewasa setlah muncul dari pupa, beberapa hari kemudian akan mencari pasangan untuk melalukan perkawinan. Umur nyamuk betina 8-15 hari, nyamuk jantan 3-6 hari. Nyamuk betina menghisap darah manusia dan karbohidrat tumbuh-tumbuhan, sedangkan nyamuk jantan hanya menghisap sari tumbuh-tumbuhan saja. Diduga karbohidrat dari tumbuh-tumbuhan untuk sintesis energi untuk kehidupan sehari-hari, sedang darah manusia. Nyamuk betina menggigit menghisap darah manusia pada waktu siang hari baik didalam rumah ataupun diluar rumah. Waktu menggigit mencapai puncaknya pada waktu 8-10 pagi dan jam 3-5 sore. Nyamuk beristirahat dengan cara hinggap pada lokasi yang gelap, semak-semak, tanaman rendah, benda yang digantung (baju, kopiah, srung dan sebagainya). Umur nyamuk dewasa sekitar 10 hari dengan jarak terbang rendah (40 m).
Epidemiologi virus DHF hampir di seluruh Indonesia, terutama daerah padat penduduk, dimana nyamuk Aedes aegypti ditemukan. Tetapi nyamuk juga ditemukan di daerah pedesaan di daerah sekitar kota pelabuhan.
Pengendalian spesies nyamuk dilakukan dengan beberapa cara:
Perlindungan untuk mencegah gigitan nyamuk (kawat kasa, kelambu, repellent dan sebagainya)
Membuang/mengubur benda-benda yang berpotensi untuk genangan air sehingga mencegah nyamuk berbiak.
Mengganti air dan membersihkan bak penampungan air secara teratur seminggu sekali
Pemberian abate dalam tempat penampungan air
Melakukan pengasapan dengan malathion 2 kali selang 10 hari pada daerah wabah DHF.
Memberikan informasi dan pendidikan serta ceramah mengenai kebersihan lingkungan pada masyarakat.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Alat dan bahan
Alat
Mikroskop
Slide
Pentridish
Objek gelas
Cover gelas
Beaker gelas
Lup
Pipet tetes
Kapas
Pinset
Bahan
Chloroform
Jentik nyamuk
3.2 Prosedur kerja
Jentik pada botol minuman dikurangi airnya
Jentik ditaruh pada pentridish
Dituangi klorofom yang bertujuan untuk membunuh jentik
Dipindahkan dengan pinset
Ditaruh diatas gelas preparat dengan posisi telungkup dan tutup dengan cover glass dan periksa dengan mikroskop.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari pemeriksaan yang dilakukan, didapatkan hasil , yaitu: jentik nyamuk aedes aegepty dan culex.
Pembahasan dan Analisa
Pada praktikum pemeriksaan jentik nyamuk, praktikan menemukan jentik nyamuk aedes dimana morfologi tubuhnya terdairi dari pecten, comb scale, sifon. Pada sifon terdapat satu pasang bulu. Pada abdomen dijumpai bulu-bulu kecil. Sifon pada tubuh jentik berfungsi sebagai corong udara. Comb scale pada jentik bisa mempermudah untuk membedakan antara jentik anopeles, aedes dan culex karena hanya jentik nyamuk aedes yang memiliki comb scale.
Praktikum ini menggunakan klorofom yang bertujuan untuk membunuh jentik tetapi tidak merubah morfologi tubuh jentik, ketika klorofom dilarutkan pada jentik, jentik akan pingsan dan kemudian mati. Penempatan jentik dengan posisi telungkup pada objek gelas bertujuan agar pada saat dilihat di mikroskop jentik tampak berdiri sehingga mempermudah dalam melakukan identiikasi jentik nyamuk.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan nyamuk antara lain:
a. Iklim
Nyamuk Indonesia sudah beradaptasi terhadap lingkungan dan iklim dengan kelembaban tinggi. Nyamuk tumbuh optimum pada suhu 25-270C. Pertumbuhan terhenti pada suhu 400C. Umumnya nyamuk tidak dapat bertahan lama bila suhu lingkungannya meningkat 5-60C. Kelembaban kurang dari 60% dapat memperpendek umur nyamuk
b. Hujan
Hujan mempengaruhi perkembangan nyamuk melalui 2 cara yaitu meningkatkan kelembaban nisbi udara dan menambah jumlah tempat perkembangbiakan nyamuk. Curah hujan yang lebat akan membersihka nyamuk, sedangkan curah hujang sedang tetapi jangka waktunya lama dapat memperbesar kesempatan nyamuk berkembangbiak
c. Angin
Angin mempengaruhi evaporasi air dan suhu udara. Nyamuk mulai masuk perangkap pada kecepatan kurang dari 5,4 m/detik
d. Tumbuhan
Tumbuhan sebagai tempat peletakkan telur.
Gambar jentik nyamuk Aedes Aegepty
Gambar jentik nyamuk Culex
PENUTUP
Kesimpulan
Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Afrika Timur, kemudian menyebar kearah timur dan barat, di daerah tropis dan subtropis pada batas lintang 400 lintang utara dan 400 lintang selatan (anonim, 2010).
Nyamuk ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di asia tenggara, terutama di daerah perkotaan
Dari pemeriksaan, didapatkan hasilnya yaitu nyamuk culex dan nyamuk aedes aegepty dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Culex memiliki rambut
aedes rata seperi pagar
Saran
Pergunakan peralatan praktikum dengan hati-hati
Perhatikan dengan jelas bagaimana ciri-dan anatomi nyamuk, sehingga lebih gampang untuk mengklasifikasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Aedes Aegypti. http://www.wikipedia.org. Diakses tanggal 14 Desember 2013. jakarta
Uli.2010. ORAET LA BORA. http://Ycireyellow.blogsopt.com. Diakses tanggal 20 Desember 2013.jakarta