LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah FARMASETIKA II Dosen Pengampu : Dianita Yulia Sukma Dewi,S.farm.,Apt
Disusun Oleh :
Wili dwiyanto/ 16FK0076 PRODI FARMASI
POLITEKNIK MITRA KARYA MANDIRI Jl. Jendral Sudirman No 441 Ketanggungan Brebes E-Mail :
[email protected] 2017
I.
TUJUAN - Mampu meracik sediaan solutio dengan baik - Mengetahui cara pembuatan sediaan solutio II. Dasar Teori - Menurut FI Edisi III Solutio adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suli ng. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat. Kemasan boleh lebih dari 1 liter. - Menurut FI Edisi IV Solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi larutan langsung (direct) dan larutan tidak langsung (indirect).
-
Larutan langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia. Misalnya, NaCl dilarutkan ke dalam air atau KBr dilarutkan ke dalam air, jika pelarutnya (air) diuapkan, maka NaCl atau KBr diperoleh kembali.
-
Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa kimia bukan peristiwa fisika. Misalnya jika Zn ditambahkan H2SO4, maka akan terjadi reaksi kimia menjadi larutan ZnSO4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H 2SO4.
-
Suatu larutan dapat pula digolongkan menjadi larutan mikromolekuler, miseler dan makromolekuler tergantung ukuran molekul atau ion yang terlarut. (anonim.2011)
-
Menurut FI IV, bentuk sediaan larutan dapat digolongkan menurut cara pemberiannya, yaitu larutan oral dan larutan topikal, atau digolongkan berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut. Penggolongan sediaan larutan menurut cara pemberiannya:
1.
Larutan Oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. a. Sirop adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa) b.Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut). Untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan sebagai pelarut,
dapat
ditambahkan
kosolven
lain
seperti
gliserin
dan
propilenglikol. 2.
Larutan topical adalah larutan yang biasanya mengandung air,
tetapi seringkali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau dalam larutan lidokain oral topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. Penggolongan larutan berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut: 1.
Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol
dari zat mudah menguap, umumnya digunakan sebagai bahan p engaroma. 2.
Tingtur adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol
yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. 3.
Air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh dalam air, dari
minyak mudah menguap atau senyawa aromatik, atau bahan mudah menguap lainnya. Keuntungan dan kerugian bentuk sediaan larutan
-
Keuntungan: 1.
Merupakan campuran homogen.
2.
Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
3.
Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan tablet atau kapsul
sulit diencerkan. 4.
Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorbsi.
5.
Mudah diberi pemanis, pewangi, dan pewarna, dan hal ini cocok
untuk pemberian pada anak-anak. 6.
-
Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.
Kerugian: 1.
Volume bentuk larutan lebih besar.
2.
Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.
3.
Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.\ Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah sebagai berikut: 1.
Suhu dan tekanan Kebanyakan bahan kimia menyerap panas bila dilarutkan (panas larutan negatif) yang menyebabkan bila suhu dinaikkan terjadi peningkatan kelarutan bahan kimia. Tetapi sebagian kecil bahan kimia ada juga berkurang kelarutannya karena kenaikan suhu (panas larutan positif) contohnya kalsium hidroksida, kalsium hypophospat.
2.
Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel akan semakin luas permukaan yang kontak dengan pelarut sehingga makin cepat proses melarut.
3.
Pengadukan. Semakin kuat pengadukan akan semakin banyak pelarut tak jenuh yang bersentuhan dengan obat, sehingga makin cepat terbentuk larutan
4.
Polaritas. Molekul sejenis akan saling berikatan. Senyawa organik lebih mudah larut dalam pelarut organik. Molekul bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar juga, begitu juga sebaliknya.
5.
Konsolven Komposisi campuran pelarut menentukan kelarutan zat terlarut.
6.
Salting out
Kelarutan suatu garam dalam air dapat berkurang karena penambahan suatu garam yang lebih baik sifat kelarutannya. Contohnya larutan garam quininum dan papaverium dapat berkurang kelarutannya oleh penambahan kalium, natrium atau ammonium halogenida 7.
Salting in Peningkatan kelarutan bahan organik pada saat penambahan
garam. 8.
Berat molekul Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya berat molekul.
9.
PH pelarut Asam lemah atau basah lemah bereaksi dengan baik dengan asam kuat maupun basa kuat membentuk garam yang dapat larut dengan air.
Istilah kelarutan
-
Istilah kelarutan
Jumlah bagian pelarut yang di perlukan untuk melarutkan
Sangat mudah larut
< 1 bagian
Mudah larut
1 – 10
Larut
10 – 30
Agak sukar larut
30 – 100
Sukar larut
100 – 1000
Sangat sukar larut
1000 – 10.000 > 10.000
Praktis tidak larut
III.
IV.
Alat dan Bahan Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bahan 1. 2.
Timbangan mg Anak timbangan mg Erlenmeyer Gelas ukur 10ml Gelas ukur 50ml Botol sirup 50ml Sendok tanduk CTM Sirup simplex
Cara Kerja 1. Siapkanalatdanbahan 2. Setarakantimangan 3. Lakukankalibrasisebanyak 30ml kedalambotolmenggunakan syrup simplex 4. Timbang CTM 5. Masukan CTM kedalam Erlenmeyer (+)syrup simplex, goyangkansampailarut 6. Masukankedalambotol 7. Tambahkan syrup simplex sampaibataskalibrasi 8. Tutupbotolkemudiankocok 9. Bersihkanbagianluar, berietiketputih, dantandaibilaperlu 1 sendokteh 3kali sehari 10. Beri label NI 11. Serahkankepasien
V.
Pembahasan Dr.Mahendra SIP. 43/101/II/2014 Jl.Kenanga 3 ketanggungan
Ketaggungan,27-10-2017 R/ CTM 20mg Sirupus simplex ad 30 ml m.fsol.No 1 s.t.d.d.1 cth pro yesi (9th) Brebes
1. Perhitungandosisdanpenimbangan a. PerhitunganDosis DM CTM -/40 mg 1hp= 9/20x40mg=18mg DT 1xp= 1x5:30x20mg=3,3mg 1hp= 3x3,3mg=9,9mg DT/DM= 9,9/18x100%= 6,1% 2. PerhitunganPenimbangan
CTM pengenceran (20mg) Timbang CTM 50mg Syrup simplex 5ml 20/50x5ml= 2ml Syrup simplex = 30 ml
3. Pembahasanhasilsediaan - Ilmuresepmerupakailmu yang mempelaaritentangcarameracik/membuat - Larutanatau solution adalahsediaancair yang mengandungsatuzataktifataulebih yang terlarutdidalamnya, biasanyamenggunakan air sebagaipelarut - KelengkapanReseppadapraktikumini; Tidakadaparafdokter o TidakadaBeratbadan o
a. Sirup Simplex FI ED III Hal 567
Pembuatan larutan 65 bagian sakarosa dalam larutan Metil Paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirop
Pemerian: cairan jernih, tidak berwarna
Khasiat: zat tambahan
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
b. CTM FI ED III hal 153
CTM mengandungtidakkurangdari 98,5% dantidaklebihdari 101,0%
Larutdalam 4 bagian air, dalam 10 bagianetanol 95% P dandalam 10 bagianklorofom P ; sukarlarutdalaeter P
Pemerian: Serbukhablur, putih, tidakberbaudan rasa pahit
Khasiat: Antihistaminikum
Penyimpanan: Dalamwadahtertutupbaik, terlindungdaricahaya
-
Padapraktikumpembuatan
solution
kali
inimenghasilkansediaanlarutan oral untukmenyembuhkanalergi bias
batukatau
anak.danresep
yang yang
lainyauntukdiberikanpadaanakdibuat
kali
initidak
OD
berhubungdalamkandunganzataktifdisiniadalahsalahsatudarigol onganobatkerasmakacarapembuatanyaharusdenganresepdokter.
DAFTAR PUSTAKA
http//www.larutan_blogspot https://id.m.wikipedia.org>wiki.kelaruan_solutio_FI_empat