LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK
Tutor: Dr. Tri Ariguntar,Sp.PK Ariguntar,Sp.PK
Disusun oleh : Kelompok 4 M. Basri
2013730062
Rezha Aditya
2013730091
Sakheel Ahmad EJ
2013730097
M. Badar Wiguna
2013730062
Ayezia Balqis
2013730015
Indah Novika
2013730051
Tiaz Dini Utami
2013730113
Tia Gita W
2013730110
Paramitha Ayu T
2013730082
Siti Nur Fauziah
2013730102
Inez Hanindra H
2013730055
FAKULTAS KESEHATAN DAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013 - 2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya lah kelompok kami (kelompok 4) dapat menyelesaikan laporan praktikum patologi klinik sistem pernapasan ini. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum patologi klinik mengenai pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, dan uji kimia pada pemeriksaan warna dan bekuan, menghitung kamar hitung dalam jumlah leukosit, dan protein total serta tes Rivalta. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui apakah efusi pleura disebabkan oleh radang atau non radang. Dalam percobaan dan penulisan laporan ini tim penulis mengalami berbagai hambatan. Akan tetapi, berkat motivasi dan dukungan dari berbagai pihak tim penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Selain itu juga kami mengucapkan terima kasih kepada tutor kami yaitu Dr. Tri Ariguntar, Sp.PK yang telah membimbing kami dalam praktikum ini. Tim penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk laporan ini agar laporan ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap laporan ini dapat menambah wawasan kita mengenai patologi klinik dari sistem pernapasan. Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta. 5 Mei 2014
Tim penyusun
BAB I METODE Tes Makroskopi A. Volume Pra analitik : o Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus. o Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. o Prinsip tes : Makin banyak volume cairan pleura makin besar kerusakan pada rongga pleura o Alat : gelas ukur Analitik : o Cara kerja : lihat banyaknya cairan pleura o Nilai rujukan : makin banyak cairan berarti makin besar kerusakan Pasca analitik Interpretasi : o Makin banyak cairan pleura berarti makin besar kerusakan B. Warna dan kejernihan Pra analitik : o Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus. o Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. o Prinsip tes : setiap kelainan memberi warna dan kejernihan yang berbeda. o Alat : tabung yang jernih. Analitik : o Cara kerja : lihat warna dan kejernihan sampel. o Nilai rujukan : tidak berwarna dan jernih. Pasca analitik Interpretasi : o Warna transudat biasanya kekuning-kuningan dan jernih, sedangkan warna eksudat dapat berbeda-beda. o Bilirubin memberi warna kuning. o Darah : warna merah atau coklat. o Pus : warna putih-kuning dan keruh. o Chylus : warna putih seperti susu dan keruh. o Pyocyaneus : warna kehijauan.
C. Bekuan Pra analitik : o Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus. o Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. o Prinsip tes : fibrinogen menyebabkan sampel membeku. o Alat : tabung yang jernih. Analitik : Cara kerja : biarkan sampel selama 1 jam, kemudian lihat apakah ada bekuan o atau tidak. o Nilai rujukan : tidak membeku. Pasca analitik Interpretasi : Bekuan (+) : ada proses peradangan. o o Makin besar bekuan, makin berat peradangan.
TES KIMIA A. Protein Total (secara kuantitatif) Pra analitik : o Persiapan pasien : pasien harus berpuasa selama 6-8 jam sebelum pengambilan sampel. Persiapan sampel : serum tidak boleh hemolisis, cairan pleura disentrifus o terlebih dahulu. Prinsip : o
Protein + Cu
alkaline solution
Cu-protein kompleks ditambahkan sampel darah
Alat dan bahan : - Pipet mikro 50 µl - Tabung mikro - Rak tabung dan rak reagen - Reagen 1 : Reagen Blank->NaOH 400mmol/l, K-Na Tartrat 84mmol/l - Reagen 2 : Reagen Biuret->KL 61 mmol/l, CuSO 4 24,3mmol/l Analitik : Cara kerja : o - Masukkan 50 µl sampel cairan pleura ke dalam tabung mikro, lalu letakkan sampel sesuai nomor pemeriksaan. - Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program tes protein. - Masukkan nomor identitas penderita dan program tes. - Pengukuran dilakukan secara otomatis. - Hasil tes akan keluar pada print out. Pasca analitik Interpretasi : Bila kadar protein < 3gr% -> transudat o Bila kadar protein > 3gr% -> eksudat o o
B. Tes Rivalta Pra analitik : o Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus. o Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. o Prinsip tes : adanya seromusin akan memberikan gambaran awan putih. o Alat dan bahan : Gelas ukur Aquades Asam asetat glasial Analitik : Cara kerja : o - Campurkan 2 tetes asam asetat glasial ke dalam 100ml aquades dalam gelas ukur. - Teteskan setetes cairan pleura yang akan diperiksa ke dalam campuran tersebut. - Perhatikan tetesan itu bercampur dan bereaksi. o Nilai rujukan : tidak ada kekeruhan. Pasca analitik Interpretasi : Bila terdapat kekeruhan hasil tes positif → Eksudat.
Tes mikroskopi A. Jumlah leukosit Pra analitik : o Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus. o Persiapan sampel : cairan pengencer adalah larutan Turk dengan perbandingan 1:20, bila dengan cairan Turk menggumpal maka diencerkan dengan NaCl 0,9%. o Prinsip tes : sampel diencerkan dan dimasukkan ke dalam kamar hitung (hemositometer) ; dengan memperhitungkan faktor pengenceran. o Alat dan bahan : Larutan Turk atau NaCl 0,9%. Kamar hitung Improved Neubauer. Pipet leukosit, selang pengisap. Mikroskop. Kaca objek dan kaca penutup. Analitik : o Cara kerja : - Isap sampel kedalam pipet leukosit sampai tanda 0.5. - Isap larutan Turk atau NaCl 0,9% sampai tanda 11, kocok isi pipet beberapa menit agar isi pipet bercampur dengan baik. Setelah itu buanglah 4-5 tetes isi pipet. - Siapkan kamar hitung dengan kaca penutup di atasnya. - Teteskan isi pipet perlahan-lahan ke dalam kamar hitung.
-
Hitung jumlah leukosit yang tampak dalam 4 kotak leukosit dengan menggunakan lensa 10x hasilnya dikali 50. 3. o Nilai rujukan : jumlah leukosit < 1000 mm Pasca analitik : Interpretasi : o Lebih dari 80% transudat dan kurang dari 20% eksudat menunjukan jumlah lekosit < 1000 mm3. Jumlah lekosit > 10.000 mm 3 dijumpai pada pneumoni, infark paru, o pankreatitis, sindroma pasca infark miokard dan SLE.
BAB II HASIL
1. Tes makroskopi a.
Warna
: Merah (terdapat darah)
b. Bekuan
: Ada
Volume
: 2cc
c.
2. Tes kimia A. Menghitung kadar protein Reagen Blank di bagi ke dalam 3 tabung : i. 1cc atau 1000 ml Larutan Reagen Blank. ii. 1cc atau 1000 ml Larutan Reagen Blank + glukosa standar iii. 1cc atau 1000 ml Larutan Reagen Blank + larutan sampel
Kemudian masukkan ke spektrofotometer dan perhatikan hasilnya Hasil Spektrofotometer yang didapat antara lain : i. ii. iii.
Reagen 1 = 1,825 Reagen 2 = 1,804 Reagen 3 = 1,848
Cara menghitung kadar serapan :
kadar standard
Tabung 3 – tabung 1 Tabung 2 – tabung 1 1,804 – 1,825 1,848 – 1,825
kadar standard 5 mg/dl = 4,565
B. Tes Rivalta 100cc aquades + 1-3 tetes Asam asetat glasial + 1 tetes cairan pleura→ asam - Hasilnya ada awan putih yang menunjukan bahwa tes rivalta positif. Hasil positif ini didapat karena adanya seromusin akan memberikan gambaran awan putih.
3. Tes mikroskopi Kamar hitung leukosit o N x 50 = >1000 o 149 x 50 = 7450
BAB III KESIMPULAN
Dari kegiatan praktikum kemarin, kelompok kami menyimpulkan bahwa sampel cairan pleura dalam tes makroskopis termasuk ke dalam proses eksudat karena berwarna kemerahan/kecoklatan dan terdapat bekuan. Sedangkan hasil tes kimia, dalam tes Rivalta hasilnya positif karena terdapat awan putih yang disebabkan oleh seromusin. Dan dalam menghitung kadar protein jumlahnya adalah 4,565. Serta yang terakhir untuk tes mikroskopis jumlah leukositnya dalam kamar hitung 1, 3, 7, dan 9 adalah 7450 mm 3.
BAB IV DOKUMENTASI