Laporan Praktikum Mesin Pendingin BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan hidup manusia jaman sekarang sudah semakin berkembang, terutama masalah kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya adalah pemenuhan akan udara bersih dan segar pada daerah yang memiliki suhu udara yang ralatif tinggi. Panas yang membuat orang menjadi gerah berada di dalam ruangan pada saat bekerja menjadikan suatu inspirasi bagi para ilmuwan untuk menciptakan alat yang bisa memberikan kesegaran udara di sekitarnya. Oleh karena itu diciptakan alat “air “air conditioning ”. ”. Kebutuhan mesin pendingin yang akhir-akhir ini meningkat di negara kita telah menyebabkan adanya permintaan yang sangat banyak mengenai tenaga-tenaga yang memiliki kemampuan dasar tentang prinsip kerja mesin pendingin. Secara umum mesin pendingin mempunyai prinsip kerja yaitu dengan cara refrigerant yang yang berada di dalam kompresor dinaikkan tekanannya sampai menjadi gas. Kemudian zat refrigerant itu dialirkan ke dalam kondensor untuk diubah menjadi cair untuk selanjutnya dialirkan ke dalam katup ekspansi. Setelah melewati katup ekspansi kemudian zat refrigerant itu di ekspansikan ke dalam evaporator dalam keadaan gas untuk mengambil panas dari lingkungan untuk selanjutnya diteruskan ke kompresor demikian seterusnya. Secara umum mesin pendingin hanya dipakai untuk proses pendinginan ruangan saja, tetapi pada masa-masa sekarang ini telah dijumpai prinsip kerja dari mesin pendingin yang diaplikasikan untuk proses pengawetan, penyerapan kalor dari bahan-bahan kimia pada industri petrokimia, perminyakan serta industri lain.
1.2 Rumusan Masalah
Pada laporan ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah : 1. Berapakah besarnya COP total dari seluruh instalasi mesin pendingin, energi yang hilang dari setiap potongan duct , dan efisiensi ketel sebagai komponen pelengkap instalasi P.A. HILTON.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin 2. Berapakah
besarnya
kapasitas
pendinginan,
COP
berdasarkan
siklus
refrigerant , dan efisiensi dari evaporator sebagai komponen utama heat exchanger. 1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih menarahkan praktikum yang dilakukan, maka ada beberapa masalah yang perlu dibatasi. Batasan-batasan tersebut adalah : 1. Tidak membahas secara lebih spesifik mengenai gesekan yang terjadi dalam saluran (duct (duct ) yang berpengaruh terhadap losses yang losses yang terjadi. 2. Tidak dibahas secara detail mengenai perpindahan panas antara saluran (duct ( duct ) dengan lingkungan. 1.4 Maksud dan Tujuan Praktikum
Pada praktikum ini bermaksud : 1. Mengetahui tentang besarnya COP dari instalasi mesin pendingin, energi yang hilang dari setiap potongan duct , dan efisiensi ketel sebagai komponen pelengkap instalasi P.A. HILTON. 2. Mengetahui
besarnya
kapasitas
pendinginan,
COP
berdasarkan
siklus
refrigerant , dan efisiensi dari evaporator sebagai komponen utama heat exchanger.
1.5 Manfaat Praktikum
Dengan melaksanakan praktikum mesin pendingin ini, akan dapat memahami dan mengenal proses serta siklus-siklus termodinamika yang terjadi dan dapat mengetahui komponen yang terlibat di dalamnya sehingga praktikan dapat mengetahui pengaruh-pengaruhnya dalam unjuk kerja mesin.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai hal-hal yang bersifat umum dalam suatu karya ilmiah, yang meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan praktikum, manfaat praktikum, dan sistematika penulisan.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk pembahasan bab-bab selanjutnya meliputi definisi mesin pendingin, dasar pengkondisian udara mesin pendingin, pendingin, fungsi alat, dan macam – macam – macam macam alat. BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN Bab ini membahas mengenai instalasi mesin pendingin, pengkondisian udara, spesifikasi peralatan, pelaksanaan percobaan. BAB IV PENGOLAHAN DATA Hal-hal yang dibahas dalam bab ini meliputi perhitungan data dan pembahasan data yang diperoleh selama pelaksanaan percobaan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran yang diajukan oleh praktikan kepada laboratorium setelah pelaksanaan praktikum selesai dikerjakan.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk memindahkan kalor dari reservoir panas bertemperatur tinggi menuju reservoir panas bertemperatur lebih tinggi dengan menambahkan kerja kalor dari luar. Secara jelasnya, mesin pendingin merupakan peralatan yang digunakan dalam proses pendinginan suatu materi (fluida) sehingga mencapai temperatur dan kelembapan yang diinginkan dengan jalan menyerap panas (kalor) dari meteri (fluida) yang dikondisikan atau dengan kata lain menyerap panas dari suatu panas dari reservoir dingin dan diberikan ke reservoir panas.
2.2 Mesin Pendingin 2.2.1 Sejarah Mesin Pendingin
Perkembangan siklus refrigerant dan mesin pendingin merintis jalan bagi pertambahan per tambahan dan penggunaan mesin penyegar udara ( air conditioning ). ). Teknologi ini dimulai oleh Cagnicered De La Tour (Perancis,1832) kemudian dilanjutkan oleh Hurprey Day dan asistennya M.Faraday (Inggris,1824) lalu Josep M.C.Credy (Amerika,1887) yang pertama membuat instalasi mesin pendingin yang dinamakan mesin pencuci udara ( air washer ) yaitu sistem pendingin yang menggunakan gerakan air, sedangkan Dr. Willis Houlan Carrier (Amerika, 1906) membuat alat pengukur temperatur dengan kelembapan udara yang kemudian dipatenkan pada tahun 1911. Pada peralihan abad 19 sampai dengan abad 20, kompresor digerakkan oleh uap dengan kecepatan maksimal serpid. Pada tahun 1990 industri refrigerasi kental diwarnai peralihan dari konsumsi es alami ke es buatan dan persaingan antara kedua produk tersebut sekitar 15 tahun. tahun. Air conditioning dngan kapasitas 450 ton untuk pertama kalinya dipasang di New York Exchange dan sistem yang sama pada waktu yang hampir sama dipasang di sebuah gedung teater di Jerman. Tahun 1905 Garder T Forness mempatenkan kompresor temuannya dimana gas refrigerant dari dari 2 buah evaporator dengan tekanan berbeda bisa ditarik dan ditekan dalam satu
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin silinder tunggal. Menariknya, penemuan itu baru dikembangkan 40 tahun kemudian. Memasuki tahun 1911 kecepatan kompresor meningkat menjadi 100-300 rpm dan pada tahun 1915 untuk pertama kalinya kompresor dua tingkat dioperasikan. Sistem ini masih belum bisa sempurna dan dipakai pada tahun 1940. Setelah perang dunia pertama biro standar Amerika membuat rumusan yang akurat untuk panas laten es sehingga sistem perancangan jet mulai digunakan pada industri minyak.
2.2.2 Macam Mesin Pendingin
Berdasarkan penggunaannya, mesin pendingin dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : 1. Air conditioner Untuk mempertahankan kelembapan relatif di dalam suatu ruangan, sehingga diperoleh kesegaran serta kenyamanan. Mesin ini banyak digunakan pada laboratorium, tempat tinggal, kantor, dll 2.
Cold storage Mesin ini digunakan untuk menjaga kestabilan temperatur ruangan (menjaga temperatur dan kelembapan). Berfungsi untuk menyimpan bahan makanan dan minuman, alat kedokteran, dan yang lainnya.
3. Freezer Mesin ini berfungsi untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah dan biasanya mencapai 00 C. Digunakan pada pembuatan es, untuk pengawetan daging, ikan, dan lainnya. Menurut cara kerjanya, mesin pendingin dibagi menjadi : a.
Mesin pendingin dengan siklus kompresi uap Mesin ini menggunakan kompresor untuk menaikkan tekanan uap zat pendingin dari evaporator kemudian mendorongnya mendorongnya ke dalam kondensor agar mudah diembunkan. Siklus pada mesin ini hampir menggunakan kebalikan dari siklus rankine, perbandingannya adalah siklus ini menggunakan klep yang menghasilkan penurunan tekanan secara isoenthalpy isoenthalpy..
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Gambar 2.1 Sistem Pendinginan Kompresi Uap Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : 187) b.
Mesin pendingin dengan siklus pendinginan absorbsi Mesin ini menggunakan zat penyerap, generator, dan absorbsi fluida. Kerja sistem zat pendingin yang bertekanan rendah dihisap oleh larutan cair dalam absorber. Proses absorbsi dilakukan secara adiabatis, suhu larutan naik dan absorbsi uap akan berhenti. Untuk mengaitkan proses absorbsi, absorber didinginkan oleh udara atau air lalu melepas kalor ke udara bebas. Lalu dipompakan ke tekanan tinggi. Di dalam generator uap dikeluarkan dan larutan penyerap dengan menambahkan kalor. Larutan cairan
dikembalikan
ke
absorber
melalui
katup
throttle throttle untuk
menurunkan tekanan.
Gambar 2.2 Sistem Pendinginan Absorbsi Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : l87)
1.2.3 Fungsi Mesin Pendingin
Secara umum mesin pendingin mempunyai fungssi sebagai berikut : 1. Menjaga temperatur udara yang berada pada suatu ruang 2. Menyimpan bahan makanan agar tidak cepat membusuk
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin 3. menyerap kalor yang ada pada suatu ruangan
1.2.4 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap
1. Kompresor Alat yang digunakan untuk mengkompresikan refrigerant (zat (zat pendingin) yang berbentuk uap ke dalam kondensor sehingga tekanannya naik dan mudah diembunkan. a. Kompresor positif Gas masuk ke dalam silinder dan dikompresikan b. Kompresor dinamik Gas yang dihisap masuk dipercepat alirannya oleh sebuah impeler yang kemudian merubah energi kinetik untuk menaikkan tekanan Kompresor dapat digolongkan berdasarkan spesifikasinya antara lain : 1. Berdasarkan metode kompresi terbagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Metode kompresi positif dibagi menjadi 4 yaitu : - Kompresi torak bolak-balik
Gambar 2.3 Kompresi torak bolak-balik Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 127)
- Kompresi tingkat gan da bolak-balik
Gambar 2.4 Kompresi tingkat ganda bolak-balik Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 129)
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin - Kompresor putar
Gambar 2.5 Mekanisme Kompresor Putar Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 127)
- Kompresor Sekrup
Gambar 2.6 Mekanisme Kompresor Sekrup Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 131)
b. Metode Kompresi sentrifugal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu yaitu : - Kompresor sentrifugal tunggal - Kompresor sentrifugal tingkat ganda 2. Penggolongan berdasarkan bentuk : - Kompresor vertikal - Kompresor horizontal - Kompresor sumbu banyak 3. Penggolongan berdasarkan kecepatan putar : - Jenis kecepatan tinggi - Jenis kecepatan rendah 4. Penggolongan berdasarkan refrigerant - Kompresor amonia - Kompresor freon
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin - Kompresor CO2 5. Penggolongan berdasarkan konstruksi - Jenis terbuka - Jenis hermetik Pada dasarnya kompresor hermetik hampir sama dengan kompresor semi hermetik. Perbedaannya terletak pada penyambungan rumah baja kompresor dengan stator motor penggeraknya. Pada kompresor jenis semi hermetik rumah tersebut terbuat dari besi tuang dan bagian penutup dan penyambungnya masih dapat terbuka. Sebaliknya kompresor hermetik rumah kompresor dibuat dari baja dengan sambungan las sehingga tidak dapat terbuka.
Gambar 2.7 Kompresor Hermetik Sumber : Anonymous : Anonymous 1 1 : 2013
2. Kondensor Alat yang berfungsi untuk mengubah refrigerant (zat (zat pendingin) yang mempunyai fase/wujud uap menjadi cair pada tekanan konstan (sebagai alat pengembun refrigerant ). ). Kondensor dibagi menjadi 4, yaitu : a.
Kondensor tabung dan pipa horizontal Banyak digunakan pada unit pendinginan air dan penyegar udara baik untuk amonia maupun freon. Untuk amonia pipa pendingin biasanya terbuat dari pipa baja. Sedangkan pada freon pipa pendingin menggunakan pipa tembaga. Jika dikehendaki adanya ketahanan korosi sebaiknya digunakan pipa kuningan atau cupro nikel dan pelat pipa kuningan.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Gambar 2.8 Kondensor tabung dan pipa horizontal Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 150)
b.
Kondensor tabung dan pipa coil Banyak
digunakan
pada
unit
freon
sebagai
refrigerant
berkapasitas kecil misal pada penyegar udara jenis paket pendinginan air dan sebagainya. Pipa pendinginan terbuat dari tembaga dengan atau tanpa sirip. Pipa itu mudah dibuat dan harganya murah.
Gambar 2.9 Kondensor tabung dan koil Sumber : Penyegaran Udara,(Wiranto Aris, 2002 : 151)
c.
Kondensor jenis pipa ganda Merupakan susunan dari dua pipa koaksial yang dipakai pada pipa refrigerasi berkapasitas rendah dan freon sebagai refrigerant-nya. refrigerant-nya. Digunakan pipa dalam dan pipa luar terbuat dari pipa tembaga dan bersirip.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Gambar 2.10 Kondensor Jenis Pipa Ganda Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 152)
d.
Kondensor Pendingin Udara Koil Bersirip Pelat Terdiri dari koil pipa pendingin bersirip pelat dengan sirip alumunium atau pipa tembaga dan sirip tembaga.
Gambar 2.11 Kondensor Pendingin Udara Koil Bersirip Pelat Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 152)
3. Katup Ekspansi Mempunyai fungsi untuk menguapkan cairan refrigerant agar mudah menguap jika mendapat panas. Ada 3 jenis katup ekspansi, yaitu :
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin a.
Katup Ekspansi Otomatik Termostatik Jenis Pengaman
Gambar 2.12 Katup Ekspansi Otomatik Termostatik Jenis Pengaman Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 163)
b.
Katup Ekspansi Manual Adalah katup ekspansi dengan throttle throttle yang diatur secara manual yaitu menggunakan katup jarum yang berbeda dengan katup stop biasa. stop biasa.
Gambar 2.13 Katup Ekspansi Manual Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 163)
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin c.
Katup ekspansi tekanan konstan Katup
digerakkan
oleh
tekanan
evaporator
untuk
mempertahankan tekanan konstan di evaporator.
Gambar 2.14 Katup Ekspansi Tekanan Konstan Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 163)
4. Evaporator Berfungsi untuk menyerap panas dari udara luar sehingga refrigerant berubah fase menjadi uap. Evaporator dibagi dalam beberapa golongan sesuai dengan refrigerant yang yang ada di dalamnya, yaitu : a.
Jenis ekspansi kering Cairan yang diekspansikan melalui katup ekspansi pada waktu masuk ke dalam evaporator sudah dalam keadaan campuran dengan uap sehingga keluar dari evaporator dalam keadaan kering.
b.
Jenis setengah basah Evaporator dengan kondisi refrigerant antara evaporator jenis ekspansi kering dan evaporator jenis basah. Dalam evaporator jenis basah selalu ada refrigerant dalam dalam pipa penguapannya.
c.
Basah Dalam evaporator ini sebagian besar evaporator terdiri oleh cairan refrigerant.
Evaporator memiliki 3 macam konstruksi, yaitu :
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin a.
Evaporator Tabung Dan Koil Dipakai pada mesin pendingin kecil. Terdapat pipa koil tunggal atau pipa ganda di dalam sebuah silinder.
Gambar 2.15 Evaporator Tabung Dan Koil Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 157)
b.
Evaporator Tabung Dan Pipa Jenis Ekspansi Kering Menggunakan banyak pipa yang dipasang di dalam tabung seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.16 Evaporator Tabung Dan Pipa Jenis Ekspansi Kering Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 157)
c.
Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara Terdiri dari pipa koil bersirip di bagian luarnya. Ada 2 macam koil dengan pendinginan udara ekspansi langsung. Pada ekspansi
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin langsung
refrigerant diuapkan
langsung
di
pipa
evaporator.
Sedangkan pada ekspansi tak langsung udara didinginkan dulu oleh refrigerant .
Gambar 2.17 Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara Sumber : Penyegaran Udara, (Wiranto Aris, 2002 : 160)
1.2.5 Siklus Mesin Pendingin
Siklus termodinamika mesin pendingin yang ideal adalah siklus mesin carnot terbalik, tetapi siklus ini sulit sul it untuk dicapai.
Gambar 2.18 : Diagram T-S Siklus Mesin Pendingin Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : 187)
Keterangan : 1 - 2 : kompresi adiabatis reversible dari reversible dari Tb ke Ta 2 - 3 : proses pelepasan panas pada temperatur temperat ur dan tekanan konstan 3 - 4 : proses ekspansi secara isentropik 4 - 1 : proses penguapan refrigerant pada pada temperatur dan tekanan konstan Untuk siklus pendingin aktual dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Gambar 2.19 : Siklus Aktual Mesin Pendingin Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : 184)
Keterangan : 1 - 2 : kompresi adiabatis reversible di reversible di kompresor 2 - 3 : proses pelepasan panas pada tekanan konstan (proses kondensasi pada kondensor) 3 - 4 : proses ekspansi secara isoenthalpy iso enthalpy pada pada expansion valve 4 - 1 : proses penyerapan panas secara isobaris dan penguapan refrigerant yang berlangsung secara isobaris pada evaporator Pada komponen-komponen mesin pendingin terjadi perubahan-perubahan, yaitu : - pada kompresor (1 - 2) - Enthalpy, Enthalpy, tekanan, dan temperatur naik - entropy konstan entropy konstan - perubahan fase dari uap jenuh ke ke uap uap panas panas lanjut - terjadi pelepasan kalor - pada kondensor (2 - 3) - Enthalpy, Enthalpy, tekanan, dan temperatur turun - tekanan konstan - perubahan fase dari uap panas lanjut ke cair jenuh - terjadi pelepasan kalor - pada expansion valve (3 - 4) - Enthalpy konstan Enthalpy konstan - entropy naik entropy naik - perubahan fase dari cair januh menjadi uap basah
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin - pada evaporator (4 - 1) - tekanan dan temperatur konstan - Enthalpy dan Enthalpy dan entropy naik entropy naik - perubahan fase dari uap uap basah menjadi uap jenuh Pada siklus aktual terjadi penyimpangan-penyimpangan yang disebabkan oleh :
- Sub cooling , terjadi karena jumlah panas yang diambil dari refrigerant oleh air pada kompresor terlalu berlebihan sehingga menyebabkan penyimpangan dari titik 3 ke 3’. 3’.
- Superheating , terjadi karena jumlah panas yang diserap oleh refrigerant terlalu banyak sehingga terjadi penyimpangan dari titik 1 ke 1’. 1’. drop pada kondensor dan evaporator, terjadi karena uap - Pressure drop refrigerant masuk ke ruang yang lebih besar, adanya losses losses akibat belokan, gesekan antara fluida dan dinding pipa, kebocoran, atau isolasi yang kurang baik pada saluran atau pompa sehingga proses tidak isobarik.
Gambar 2.20 : Daur kompresi uap nyata dibandingkan dengan daur standar Sumber : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : 191)
1.2.6 A C Central
AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas
yang
sesuai
dengan
ukuran
ruangan
menggunakan saluran udara/ducting udara/ducting ac.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
dan
isinya
dengan
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Gambar 2.21 Ducting 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous : Anonymous 2 2 : 2013
Secara garis besar sistem AC central terbagi terbagi atas beberapa komponen, yaitu : 1.
Chiller/condencing unit/outdoor ac Pada unit pendingin atau chiller yang menggunakan sistem kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi, dan evaporator. Pada chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled kondensor. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada pada cooling tower . Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui sistem pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju sistem penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Gambar 2.22 Chiller AC Central Sumber : Anonymous : Anonymous 3 3 : 2013
2.
AHU ( Air Handling Unit) Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return ( return air ) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan ( fresh ( fresh air ) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter , fan fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting ) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau. AHU memiliki beberapa komponen yang ada di dalamnya antara lain : a. Filter Merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-patikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. b. Centrifugal Fan Merupakan
kipas/blower kipas/blower
sentrifugal
yang
berfungsi
untuk
mendistribusikan udara melewati ducting menuju menuju ruangan-ruangan. c. Koil Pendingin Merupakan komponen yang berfungsi untuk menurunkan temperatur udara.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC central tidak tidak bekerja maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Gambar 2.23 Air 2.23 Air Handling Unit Sumber : Anonymous : Anonymous 4 4 : 2013
3.
Cooling Tower Fungsi utamanya sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan fan / kipas. Konstruksi cooling water terdiri dari sistem pemipaan dengan banyak nozzle, nozzle, fan / blower . Bak penampung, casing. Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk sistem AC central dengan sistem kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang mengalir dalam sistem pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya. Kondensor pada chiller biasanya berbentuk watercooled condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigerant . Secara umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube dimana air memasuki shell /tabung /tabung dan uap refrigerant superheat mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigerant superheat superheat berubah berubah fase menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi,
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin sementara air yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan dit urunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower. Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling water/cooling tower melalui sistem pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle nozzle secara langsung sementara itu udara atmosfer dialirkan melalui atau berlawanan dengan arah jatuhnya air panas karena pengaruh fan/ fan/blower yang terpasang pada cooling tower. Untuk menguapkan 1 kg air diperlukan kira-kira 600 kcl dengan mengeluarkan kalor laten dengan mengungkapkan sebagian dari air maka sebagian besar air pendingin dapat didinginkan, misalnya 1% dari air dapat diuapkan, air dapat diturunkan temperaturnya sebanyak 6˚C dengan menara pendingin. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasina sangat rendah mendekati suhu wet bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan temperatur ditampung dalam bak untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. chiller. Pada cooling tower juga dipasang katup yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporasi cooling tersebut. tersebut. Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range “range”” dan “approach” approach” dimana range range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung berlangsung dari air ke udara tak ta k jenuh. Ada 2 penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk sistem refrigerasi pada skala besar seperti chiller . Salah satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara chiller dan cooling tower sehingga memerlukan sistem pemipaan yang
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin relatif panjang. Selain itu juga biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan sistem lainnya.
Gambar 2.24 Cooling Tower Sumber : Anonymous : Anonymous 5 5 : 2013
4.
Pompa Sirkulasi Berfungsi untuk menaikkan tekanan dan menyirkulasi udara/fluida ke tempat lain dalam sistem pemipaan.
5. Ducting /saluran /saluran Merupakan media penghubung antara AHU dengan ruangan yang dikondisikan udaranya, fungsi utama ducting adalah meneruskan udara yang didinginkan oleh AHU untuk kemudian didistribusikan ke masingmasing ruangan. Kelebihan dan kekurangan sistem AC central
- Kelebihan - Kebisingan dan getaran mesin pendingin pendingin hampir tidak mempengaruhi ruangan - Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah - Seluruh beban pendingin semua semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh suatu sistem (unit) saja - Kelembapan udara dapat diatur
- Kekurangan - Harga pembuatan awal dangat mahal - Biaya operasional mahal
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin - Unit central tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena dapat menyebarkan kuman/bakteri pasien dari suatu ruangan ke ruangan lain - Jika salah satu komponen komponen mengalami kerusakan dan sistem ac central tidak dapa beroperasi - Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka maka pengaturannya pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU
1.2.7 Beban Pendinginan
1. Internal a. Produk (orang) Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas dari produk (orang) yang berada di dalam ruangan pendinginan itu. Beban ini tergantung dan sebanding dengan banyaknya orang (n), kalor kalor yang dilepas (q) dan faktor beban (CL). b. Peralatan Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas dari peralatan-peralatan yang berada di dalam ruangan pendinginan tersebut. Beban ini tergantung dan sebanding dengan besarnya power atau daya (P), faktor bullast (CB) dan faktor beban (CL).
qx = P.Bf.CLf dimana :
qx
: beban pendinginan peralatan (J/s)
P
: power peralatan
Bf
: faktor bullast (lampu Fo 1,25 ; lampu pijar = 30)
CLf
: faktor beban pendinginan
2. Eksternal a. Ventilasi Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara dengan luar ruangan tetapi terkendali untuk memenuhi kebutuhan akan udara yang dibutuhkan oleh tiap produk (orang). Beban ini tergantung dan sebanding dengan jumlah orang (n), kebutuhan udara tiap orang (Vr), besar perbedaan enthalpy udara luar dengan dalam serta densitas (ρ) .
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
qb = n.mv.∆h.CLf dimana :
qb
: beban pendinginan ventilasi (J/s)
mv
: kebutuhan udara tiap detik (kg/s)
∆h
: kandungan kalor (beda enthalpy enthalpy luar & dalam) Kj/kg
b. Infiltrasi Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara pendinginan denganudara luar tanpa terkendali. Beban ini tergantung dan sebanding dengan bukaan tiap jalan (x), volume ruangan (Vr), besar perbadaan enthalpy udara enthalpy udara luar dengan dalam, serta densitas (ρ). (ρ).
̅v.∆h.CLf
qA = dimana :
qA
̅v CLf
: beban pendinginan infiltrasi (J/s) : laju infiltrasi : faktor beban pendinginan
c. Radiasi Beban pendinginan yang disebabkan adanya kalor yang berasal dari luar ruangan berupa radiasi sinar matahari (beban panas matahari yang melalui permukaan tembus cahaya). d. Perpindahan panas Beban pendinginan yang disebabkan adanya kalor yang diserap oleh dinding (tak tembus cahaya) yang kemudian terkonduksi ke dalam ruangan.
Q = u.A.∆T (Kj/det) dimana :
u
: koefisien perpindahan panas total (KJ/det.m2.K)
A
: luas panas (m2)
∆T
: beda suhu terhadap lingkungan (K)
2.2.8 Refrigerant
Refrigerant adalah adalah zat yang pada tekanan 1 atm mempunyai titik didih sangat rendah sampai -157
o
C. refrigerant bertindak sebagai media
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin penghantar kalor pada proses pemindahan kalor dari produk yang diinginkan ke media pendingin. Refrigerant pendingin. Refrigerant mengalir mengalir dalam refrigerator dan bersirkulasi melalui komponen fungsional untuk menghasilkan efek mendinginkan dengan cara menyerap panas melalui ekspansi dan evaporasi.
2.2.8.1 Macam – macam macam Refrigerant
1. Berdasarkan penggunaan refrigerant dibagi dibagi menjadi 2 yaitu : a. Refrigerant Primer Primer Refrigerant yang yang digunakan pada sistem kompresi uap (R-22, R134). b. Refrigerant Sekunder Sekunder Cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah dari suatu lokasi ke lokasi lain. 2. Berdasarkan komponen penyusun a. Senyawa Holocarbon Senyawa Holocarbon Mempunyai satu atau lebih atom dari salah satu halogen (klorin, flourin, bromin) Tabel 2.1 Penamaan refrigerant Nomor Refrigerant Nomor Refrigerant
Nama Kimia
Rumus Kimia
11
Trikloro monofluoro metana
cc | 3 F
12
Dikloro difluoro metana
cc | 2 F2
13
Trikloro triploro metana
cc | 2Fcc | F2
Persamaan : Nomor pertama dari kanan : Jumlah J umlah atom florida pada senyawa (F) Nomor kedua dari kanan : Jumlah atom H dikurangi satu dari jumlah atom hydrogen Nomor ketiga dari kanan : Jumlah atom C ditambah 1 dari jumlah
atom
hydrogen hydrogen
dari
senyawa b. Anorganik Merupakan refrigerant terdahulu yang masih digunakan pada saat ini, contoh : amonia (NH 3), air (H2O), udara, CO 2, SO2.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin c. Hidrocarbon Hidrocarbon Banyak
senyawa
hidrocarbon hidrocarbon yang
digunakan
sebagai
refrigerant , khususnya untuk dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia. Diantaranya adalah metana (CH 4), propana (C3H8) dan etana (C2H6). d. Azeotrop Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang dapat dipisahkan komponen-komponennya secara destilasi. Azeotrop menguap dan mengembun sehingga suatu substansi tunggal
yang
sifat-sifatnya
berbeda
dengan
unsur
pembentuknya. Misal : refrigerant SO2 yang merupakan campuran 48,8% R-22 dengan 51,2% R-115. 2.2.8.2 Syarat – syarat syarat Refrigerant
Agar diperoleh sistem refrigerasi yang memiliki peforma maksimum
maka
pemilihan
refrigerant
harus
benar-benar
diperhatikan. Adaoun syarat-syaratnya antara lain 1. Tekanan penguapan harus tinggi Sebaiknya refrigerant memiliki temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya
vakum
pada
evaporator
dan
turunnya
efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi. 2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi Apabila tekanan pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindari. Mesin dapat bekerja lebih aman. 3. Kalor laten penguapan harus tinggi Karena menguntungkan untuk kapasitas refrigerasi yang sama jumlah refrigerant bersirkulasi bersirkulasi menjadi lebih kecil. 4. Volume spesifik (terutama dalam fase gas) Memungkinkan penguapan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil. 5. Koefisien prestasi harus tinggi. 6. Konduktivitas termal yang tinggi.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin 7. Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun gas 8. Refrigerant 8. Refrigerant harus harus stabil dan tidak bereaksi pada material 9. Tidak boleh mudah terbakar 10. Harga tidak mahal 11. Mudah diperoleh 12. Tidak berbau 13. Ramah lingkungan 14. Tidak boleh beracun
2.2.9 Kelebihan dan Kekurangan Refrigerant Hydrocarbon dan Holocarbon
a. Refrigerant a. Refrigerant Holocarbon Holocarbon - Kelebihan 1. Kemudahan mengalir yang tinggi keadaan cair 2. Tidak menyebabkan ledakan 3. Tidak membawa aliran listrik 4. Tekanan kondensasi dan suhu keluar yang tinggi dalam mesin refrigerant - Kekurangan 1. Dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global 2. Jenis refrigerasi yang kurang aman untuk digunakan dalam proses refrigerant b. Refrigerant b. Refrigerant hydrocarbon hydrocarbon - Kelebihan 1. Ramah lingkungan yang ditunjukkan dengan nilai ozon depleting potensial 2. Properti termofisika dan karakteristik perpindahan yang baik 3. Kerapatan fase uap yang rendah 4. Kelarutan yang baik 5. Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik 15 – 15 – 25% 25% - Kekurangan 1. Sifatnya mudah terbakar
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin 2.2.10 Istilah - istilah Mesin Pendingin
1.
Panas Laten Adalah jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan menyebabkan terjadinya perubahan fase/wujud dari zat yang bersangkutan tanpa mengalami perubahan temperatur.
2.
Panas Sensible Adalah jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat dimana akan menyebabkan terjadinya perubahan temperatur tanpa mengalami perubahan fase/wujud dari zat yang bersangkutan.
3.
Panas Spesifik Adalah jumlah panas/kalor yang diperlukan setiap kilogram massa zat untuk menaikkan temperaturnya sebesar satu derajat Celcius.
4.
Wet Bulb Temperatur Adalah temperatur udara yang tidak memperhitungkan pengaruh radiasi, konduksi, dan konveksi.
5. Dry Bulb Temperatur Adalah temperatur udara yang memperhitungkan.pengaruh radiasi, konduksi, dan konveksi . 6. Dew point Temperatur Adalah temperatur pada saat udara menjadi jenuh, artinya udara mulai berubah menjadi kondensat (mengembun) setelah mengalami proses pendinginan pada tekanan konstan dan kelembaban absolut yang konstan. 7.
Kelembaban Absolut Adalah perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering dalam suatu volume campuran.
8.
Kelembaban Relatif Adalah perbandingan antara tekanan parsial uap air dalam suatu campuran tehadap tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.
9. Refrigerant effect Yaitu kemampuan suatu refrigerant (zat pendingin) untuk menyerap panas/kalor agar berubah fase/wujudnya berubah dari cair menjadi uap.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin 10. Enthalpy Adalah jumlah kalor yang dikandung oleh setiap kilogram zat pada tekanan dan temperatur tertentu ditambah dengan kerja yang bekerja pada zat tersebut yang merupakan perkalian antara tekanan yang bekerja pada zat tersebut dengan volume spesifiknya. 11. Coeficient of Performance (COP) Performance (COP) Adalah perbandingan antara panas yang diserap oleh refrigerant (zat pandingan) dengan kerja kompresor. 12. Beban Pendinginan Yaitu kalor yang diambil tiap detik dari produk yang diinginkan (kJ/detik). Manfaatnya untuk meramalkan kalor yang mampu diserap tiap detik oleh instalasi mesin pendingin. 13. Kapasitas Pendinginan Adalah jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida yang hendak didinginkan. 14. Tor refrigerant Laju aliran kapasitas refrigerant digunakan untuk menyerap panas yang ada di dalam sistem tiap satuan waktu. Jadi J adi tor refrigerant merupakan satuan daya dalam British (Btu/jam).
2.2.11 Rumus - rumus yang Digunakan
1. Kapasitas Pendinginan Kapasitas pendinginan adalah panas yang diserap oleh refrigerant (zat pendingin) dari fluida. Qr = mr ( h1-h2 ) Dimana : mr = massa refrigerant yang yang mengalir persatuan waktu [kJ/kg] h1 = enthalpy refrigerant keluar keluar evaporator [kJ/kg] evaporator [kJ/kg] h2 = enthalpy refrigerant masuk masuk evaporator [kJ/kg] evaporator [kJ/kg]
2. Daya Kompresor (W) Kerja dari kompresor perstuan waktu yang masuk kedalam sistem. W = mr ( h1-h2 )
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Dimana : h1 = enthalpy refrigerant masuk masuk kompresor [kJ/kg] kompresor [kJ/kg] h2 = enthalpy refrigerant keluar keluar kompresor [kJ/kg] kompresor [kJ/kg] 3. Kapasitas kondensor (Q1) Kapasitas kondensor adalah banyaknya panas (kalor) yang dilepaskan oleh refrigerant (zat (zat pendingin). Q1 = Mr ( h3-h2 ) Dimana : h2 = Enthalpy refrigerant masuk masuk kondensor [kJ/kg] h3 = Enthalpy refrigerant keluar keluar kondensor [kJ/kg] 4. Performance Mesin Performance Mesin Pendingin a. Refrigerant effect ( Qe ) Jumlah panas yang diserap oleh satuan berat refrigerant . Qe = h1-h4 b. Coeficiant of Performance (COP) COP
Qe W
Rumus – Rumus – rumus rumus pengolahan data 1. Kondisi pada penampang C-D pada air flow rate
Gambar 2.25 Penampang C-D Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB
Keseimbangan Energi mchc – m maha = - H2 + HLC-D
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Kekekalan massa aliran fluida: mc = ma – m m0 ; m0 = massa alir udara lewat oriface pada oriface pada ujung duct
mo 0.0504
z V D [kg/detik]
Kalor sensibel PH2
= mD . CP . ΔT
Dengan: Z
= tinggi skala pada inclined manometer ( mmH2O )
VD
= volume spesifik udara pada penampang di C-D, bisa dicari dari diagram psycometry diagram psycometry
hC
= enthalpy udara enthalpy udara di penampang C
hD
= enthalpy udara enthalpy udara di penampang D
PH2
= Daya reheater
H1C-D = kerugian kerugian energi pada daerah C-D C p
= panas jenis udara antara C-D
2. Kondisi penampang B – B – C C
Gambar 2.26 penamang B – B – C C Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB
Kesetimbangan energi: mBhB = Qref + mconhcon + H1B-C + mchc
Kekekalan massa
m B - m C = m Con → m B = m C + m Con
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Didapat 1) Beban pendinginan evaporator Q ref , sehingga dapat dihitung.
COP tot
Qref W comp
2) Losses of energy H1B-C dalam [kJ/s] Dimana : Wcomp
= daya sebenarnya kompresor, bisa dilihat dari spesifikasi peralatan atau voltmeter dan amperemeter
h1
= enthalpy refrigerant sesudah sesudah keluar evaporator
h2
= enthalpy refrigerant sebelum sebelum keluar evaporator
hcon
= enthalpy air enthalpy air kondensasi
mcon
= laju alir massa air kondensasi
mref
= laju alir massa refrigerant
h1B-C
= kerugian energi pada daerah B-C
hB & hC
= enthalpy udara enthalpy udara di B dan C dicari dari diagram psycometry
3. Kondisi Pada penampang A-B
Gambar 2.27 Penamang A – A – B B Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB
Keseimbangan
energi
m A . hA + m B . hB = Pm - m s . hs + Pp + HL A-B
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Kekekalan
massa
m B = m A + m S
Didapat: 1) Kerugian Energi (H L A-B) 2) Dengan mengabaikan losses losses yang dapat dihitung efisiensi ketel uap: K
K
Q K P K m s .h s P k
%
Dimana : PM
: daya motor penggerak blower yang yang besarnya sebanding dengan posisi
regavolt [%] dan spesifikasi motor
penggeraknya ms
: laju alir massa uap yang disuplai bolier
Hs
: enthalpy uap enthalpy uap
P p
: daya pemanas preheater pemanas preheater
Pk
: daya pemanas bolier
mA
: laju alir massa udara luar yang dihisap blower
H 1A-B
: kerugian energi pada daerah A-B
Untuk COPaktual dapat dicari dengan persamaan :
Dimana : Q1 = Qref untuk COP aktual = mBhB – (m (mChC + mconhcon) Sedangkan COP ideal dapat dicari dengan persamaan
Dimana harga h1,h2 dan h4 bisa dilihat pada diagram (P-h)
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin 2.3 Dasar Pengkodisian Pengkodisi an Udara 2.3.1 Psikometri
Psikometri merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap air. Psikometrik mempunyai arti penting dalam pengkondisian udara atau penyegaran udara karena atmosfer merupakan campuran antara udara dan uap air. Selain untuk mengetahui sifat-sifat termodinamika udara, diagram psikometri juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi proses fisik yang terjadi di lingkungan, antara lain.
Gambar 2.28 Psikometri Sumber : Anonymous : Anonymous 6 6 : 2013
2.3.2 Temperatur Bola Basah ( Wet ) dan Temperatur Bola Kering ( Dry Wet Bul b Bulb )
a.
Temperatur bola basah Sensor pada termometer dibalut kain basah untuk menghilangkan efek radiasi panas.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin b.
Temperatur bola kering Temperatur dapat dibaca dengan sensor kering dan terbuka namun tidak tetap karena pengaruh radiasi panas, kecuali memperoleh ventilasi cukup baik.
Poin t 2.3.3 Dew Poin
Temperatur dew point adalah temperatur dimana embun mulai terbentuk. Artinya udara mulai berubah menjadi embun setelah mengalami proses pendinginan pada tekanan konstan. konstan.
2.3.4 Absolute dan dan Relative Absolute Humi dity Relative Hum idity
Apabila atmosfer tanpa kandungan uap air, maka campuran gas dikenakan denagn udara kering (dry ( dry air ). ). Apabila uap air ada dalam gas tersebut dikenal dengan udara basah (wet ( wet air ). ). Jumlah uap air ruang kurang dari tekanan jenuh temperatur tertentu mengandung uap air maka penguapan akan berlangsung terus sampai tekanannya menjadi tekanan jenuh untuk temperatur tersebut. Relative humidity humidity digunakan untuk menyatakan perbandingan antara tekanan parsial uap air suatu campuran terhadap tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN
3.1 Instalasi Mesin Mesin Pendingin dan Pengkondisian Pengkondisian Udara Udara
Gambar 3.1 Instalasi Mesin Pendingin dan Pengkondisian Udara Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Teknik Mesi n FT-UB
3.2 Spesifikasi Peralatan
Type
: A - 573 / 41154 Vapour Compression Refrigeration Units
Produk
: udara lewat air flow air flow duct dengan dengan parameter bervariasi
Refrigerant
: Freon R - 22 : laju alir massa (gr/s) temperatur 85˚C
Kompresor
: PANASONIC 2K 225 225 BUA 1120 watt ; 220 volt ; 50Hz
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Conditioning 3.3 Pelaksanaan Percobaan Air Conditioning
1. Persiapan percobaan Instalasi telah disiapkan untuk melaksanakan percobaan dan pengambilan data. 2. Menyalakan instalasi a. Saklar induk dipasang pada posisi (I) dengan regavolt pada pada 0% b. Regavolt diatur agar ada aliran udara melalui evaporator, dengan tujuan membebani evaporator. Posisi regavolt diatur sesuai variasi data untuk masing-masing kelompok. c. Kompresor dijalankan
sehingga terjadi te rjadi sirkulasi refrigerant , instalasi
dibiarkan beroperasi sampai terbentuk air kondensasi pada evaporator, ditampung dengan gelas ukur dan thermometer. d. Atur pembebanan air flow duct dengan menggunakan saklar dari semua komponen pelengkap (bolier ( bolier , reheater , preheater , dan regavolt ) posisinya disesuaikan dengan kombinasi dan variasi data yang ditentukan untuk setiap kelompok. 3. Menghentikan operasi instalasi a. semua saklar dari komponen pelengkap dimatikan b. matikan kompresor c. regavolt diturunkan diturunkan posisinya secara steady secara steady hingga hingga 0% d. matikan saklar induk induk e. cabut steaker cabut steaker dari power dari power supply
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin BAB IV PENGOLAHAN DATA
4.1 Perhitungan
Dari perhitungan didapatkan data sebagai berikut:
Tekanan refrigerant keluar refrigerant keluar evaporator
P1
= 550 kN/m 2
Tekanan refrigerant keluar refrigerant keluar kondensor
P3
= 1850 kN/m 2
Inclined manometer
Pd
= 0,98 mmH2O
Temperatur refrigerant keluar refrigerant keluar evaporator
T1
= 29 ˚C
Temperatur refrigerant keluar refrigerant keluar kondensor
T3
= 47,3 ˚C
Temperatur refrigerant masuk refrigerant masuk evaporator
T4
= 10 ˚C
Temperatur kondensasi
Tcon
= 25,67 ˚C
Temperatur bola basah udara
TWA
= 30 ˚C = 86˚F
TWB
= 47,3 ˚C = 117,14˚F
TWC
= 27,3 ˚C = 81,14˚F
TWD
= 36,3 ˚C = 97,34˚F
Temperatur ruangan bola basah
TWb
= 26 ˚C
Temperatur bola kering udara
TDA
= 33 ˚C = 91,4˚F
TDB
= 52,6˚C = 126,68˚F
TDC
= 34,6 ˚C = 94,28˚F
TDD
= 39,3˚C = 102,74˚F
Temperatur ruangan bola kering
Tdb
= 29 ˚C
Debit air masuk bolier
Q1
= 1826,6 ml /10 mnt
Debit air kondensasi
Q2
= 206,66 ml /10 mnt
Kelembaban relatif
θ
= 75 %
Regavolt
R v
= 35 %
Daya preheater Daya preheater
H1
= 1 kW
Daya reheater
H2
= 0,5 kW
Daya bolier
B
= 3 kW
Tekanan udara atmosfer
Po
= 731,5 mmHg
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Perhitungan-perhitungan sebagai berikut: 1.Tekanan udara atmosfer ( Po ) Po = 731,5 mmHg = 731,5 x 101,325 760 = 97,53 kN/m 2 2.Tekanan Freon keluar evaporator (P 1=P2) P1 atm = P1 gauge + Po = 550 kN/m 2+97,53 kN/m 2 = 647,53 kN/m 2 3.Tekanan Freon keluar kondensor P3 = P3 + Po = 1850 kN/m 2 + 97,53 kN/m 2 = 1947,53 kN/m 2 4.Temperatur Freon keluar evaporator T1 = 29 ˚C + 273 = 302 K 5.Temperatur freon keluar kondensor T3 = 47,3 ˚C + 273 = 320,3 K 6.Temperatur Freon masuk evaporator T4 = 10 ˚C + 273 = 283 K 7.Temperatur air kondensasi Tcon = 25,67 ˚C + 273 = 298,67 K 8.Kondisi udara pada air duct berdasarkan temperatur bola kering dan temperatur bola basah berdasarkan diagram Psychrometer diagram Psychrometer : hA = 51 btu/lbm =118,626 kJ/kg hB = 96 btu/lbm = 223,296 kJ/kg hC = 45 btu/lbm = 104,67 kJ/kg hD = 67 btu/lbm = 155,842 kJ/kg
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin 9.Volume spesesifik udara pada penampang di C-D (Vd) VD = 0,878 m3/kg 10.Antara penampang C-D
Gambar 4.1 : Penampang C-D Air C-D Air Flow Duct Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Pengujian Mesin Pendinginan
Kesetimbangan energi antara C-D : o
o
(
mc
.hc ) – ) – ( ( m D .hD )
= - PH2 + H1 C-D
Kekekalanlan Massa Aliran Fluida o
o
mc
=
m D
o
=
o
mo
, dimana
mo
= laju aliran massa
Udara lewat Oriface pada Oriface pada ujung duct
z
o
m o 0.0504
= 0,0504
V D
√
= 0,053 kg/s
Dengan mengabaikan losses pada losses pada jenis Cp adalah : Cp =
PH 2 o
m D Cp =
.
1 T
Cp = 2,007 (kj/kg. oC)
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Kalor yang hilang antara C-D : o
o
H1 C-D
= PH2 + (
H1 C-D
= 0,5+ (0,053.104,67) – (0,053.104,67) – (0,053.155,842) (0,053.155,842)
H1 C-D
= -2,212 (kj/s)
mc
.hc ) – ) – ( ( m D .hD )
11.Antara penampang B-C
Gambar 4.2 : Penampang B-C Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Pengujian Mesin Pendinginan
Enthalpy pada Enthalpy pada masing-masing titik Dari grafik thermodinamic properties of refrigerant 22 dan berdasarkan harga satuan tekanan dan temperatur didapatkan : h1 = 270 kJ/kg h2 = 305 kJ/kg h3 = h4 = 93 kJ/kg
Laju aliran massa air kondensasi o
m con
.V . A
.Q2
o
m con
dimana Q2 = debit air kondensasi
. = 3,44. (kg/s) =
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Beban pendinginan evaporator Q ref : - Pcomp
= m (h2 – h h1)
; η = 80%
(305 – 270) 270) 1,030 80% = m (305 – m
= 0,0235 Kg /detik
Kekekalan Massa o
o
o
m B = o
m B =
m C
+ m CON
0,053 kg/s + 3,44.10 -4 kg/s
o
m B =
0,053 (kg/s)
Enthalpy air Enthalpy air kondensasi hCON pada TCON menurut dengan melihat table A-1 air. TCON = 25,67OC didapatkan hCON = 107,57 Kj/Kg T
h
24
100,59
25,67
x
26
108,95
= =
2,7588
= 217,9 – 217,9 – 2x 2x
X
= 107,57
Q1 = Qref untuk COP aktual
= m B . hB – ( ( m C . hC + m Con . hCon)
= 0,053 . 223,296 – 223,296 – (0,053 (0,053 . 104,67 + 3,44.10 -4 . 107,57) = 6,25 kW
Kesetimbangan energi o
(
o
o
m B
.hB ) – ) – ( ( m C .hC )
(0,053.223,296) – (0,053.223,296) – (0,053.104,67) (0,053.104,67) H1 B-C
= Qref + m CON . hCON + H1 B-C = 6,25 + (3,44.10 -4.107,57) + H 1 B-C = 0,003 Kj/s
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin 12.Antara penampang A-B
Gambar 4.3 : Penampang A-B Air A-B Air Flow Duct Sumber : Buku petunjuk praktikum pengujian mesin pendinginan
Kesetimbangan energi: o
(
o
o
) – ( ( m B m A .hA ) –
.hB ) = PM - ( m .hS ) – ) – P PA + H1 A-B s
Kekekalan massa o
o
m B
=
o
m A +
m s
o
m s
= Q1.ρ
dimana Q1 = debit air pengisi bolier ρ = massa jenis air
o
m s
o
m s
. = 3,44. (kg/s) =
o
o
m B
=
o
m A +
m s
o
0,053 kg/s =
m A +
0,000343 kg/s
o
m A
= 0,053 (kg/s)
Daya motor penggerak blower
PM = V . I . Rv
= 220 V. 5,5 A. 35%
= 423,5 watt
= 0,4235 kW
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Dari tabel A-1 Air : Sifat-sifat cairan dan uap jenuh, Refrigerasi dan pengkondisian udara. PO = 97,53 kPa dapat diperoleh h s ; P
hs
82,71
386,282
97,53
x
104,95
388,609
= =
17,26634
= 8642,66416 – 8642,66416 – 22,24x 22,24x
X
= 387,833
Energi yang hilang H l-A-B o
o
o
H1 A-B = (
) – ( ( m B m A .hA ) –
H1
= (0,053.118,626) – (0,053.223.296) + (3,44.
A-B
.hB) + ( m .hS ) – ) – P PM+ PP s
387,833) - 0,4235 + 1 = -4,84 kJ/s
Efisiensi bolier : : 0
K
Q K P K
= 3,44.
m s .h s P K
.100 %
. x 387.833x 100 % 3
= 4,447%
COP aktual
COP aktual = COP aktual =
COP aktual = 6,975
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
COP ideal
COP ideal = COP ideal =
COP ideal = 5
4.2. Pembahasan
A. Pembakaran pada tiap – tiap – tiap tiap segmen penampang -
Pada penampang C-D Aliran fluida bermassa 0,053 kg/s kemudian mengalami pemanasan kembali oleh reheater berdaya berdaya 0,5 kW setelah itu fluida bermassa 0,053 kg/s tersebut keluar dari mesin pendingin melewati saluran penyempitan yaitu oriface. oriface. Selama proses berlangsung terjadi energi losses sebesar (-2,212) kj/s. Hal ini terjadi kemungkinan karena beberapa hal antara lain : 1. Kerugian karena tahanan gesek antara fluida dengan dinding saluran. 2. Kerugian karena tahanan aliran lokal yaitu karena adanya penyempitan saluran. 3. Tingkat ketelitian dan kesalahan dalam pembacaan alat ukur dan diagram juga berpengaruh terhadap perhitungan losses yang losses yang terjadi.
-
Pada penampang B-C Aliran fluida bermassa 0,053 kg/s kemudian didinginkan oleh evaporator yang memiliki energi 0,825 KW .Sebagian fluida berubah menjadi air kondensasi yang bermassa 3,44.
(kg/s) dan sebagian fluida lain terus
mengalir dalam bentuk gas yang bermassa 0,053 kg/s. Selama proses berlangsung terjadi energi losses losses sebesar 0,003 Kj/s, hal ini terjadi kemungkinan beberapa hal : 1.Kerugian karena tahanan gesek antara fluida udara dengan uap air dengan dinding duct 2.Sebagian massa dari udara dan uap menjadi air kondensasi sehingga terjadi losses tinggi losses tinggi 3.Tingkat ketelitian dan kesalahan dalam pembacaan alat ukur
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin -
Pada penampang A-B Motor penggerak blower berdaya berdaya 0,4235 kW menghisap fluida bemassa 0,053 (kg/s) ke dalam mesin pendingin hingga menumbuk uap bermassa
yang dihasilkan oleh bolier berdaya 0,98 KW. Kemudian fluida
3,44.
campuran tersebut mengalir dan dipanasi oleh preheater berdaya 1 KW. Selama proses berlangsung, terjadi losses losses energi sebesar -4,84 kJ/s. Kemungkinan terjadinya losses dikarenakan losses dikarenakan beberapa hal yaitu : 1. Kerugian karena tahanan gesek antara fluida dengan dinding-dinding saluran. 2. Kerugian antara fluida udara dengan uap saat memasuki blower yang menghasilkan gesekan antara fluida tersebut 3. kalor panas yang kurang sempurna sehingga terjadi perpindahan panas dari dalam atau keluar sistem 4. Tingkat ketelitian dan kesalahan dalam pembacaan alat ukur
B. Secara keseluruhan Dari hasil perhitungan diperoleh perbedaan COP pada mesin pendingin kompresi uap secara mekanik sebesar : COP aktual = 6,976 dan COP ideal = 5. Hal ini disebabkan karena pada siklus mesin pendingin kompresi uap ideal dianggap tidak mengalami perubahan tekanan pada kondensor dan evaporator (isobarik) sedangkan pada siklus mesin pendingin kompresi uap aktual terjadi pressure drop drop pada kondensor maupun evaporator, dimana kompresor harus mengkompresi uap refrigerant dari tekanan hisap yang rendah, menyebabkan daya kompresor yang dibutuhkan meningkat. Selain itu mesin pendingin kompresi uap aktual terjadi :
Superheating pada pada evaporator karena penguapan yang berlebihan, hal ini disebabkan
oleh
beban
pendinginan
yang
berlebihan
sehingga
penguapan melewati garis saturated garis saturated vapour .
Subcolling dari cairan refrigerant saat meninggalkan kondensor akibat beban pendinginan yang terlalu besar, sehingga refrigerant melewati garis saturated garis saturated liquid untuk untuk melepaskan kalor dari kondensor.
Berdasarkan peredaan hasil perhitungan COP, disebabkan oleh beberapa hal :
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin - Regavolt Regavolt Semakin besar regavolt maka kapasitas aliran udara meningkat, sehingga meningkatkan kapasitas pendinginan pada evaporator, mengakibatkan COP menurun. - Preheater Preheater Preheater akan memanaskan udara yang mengalir sebelum masuk ke evaporator, pada preheater udara yang ditiupkan akan menambah kapasitas pendinginan pendinginan mengakibatkan kalor yang yang
dibutuhkan untuk
mendinginkan udara sekitarnya lebih besar. - Reheater Reheater Reheater akan memanaskan udara yang mengalir setelah keluar dari evaporator, hal ini disebabkan temperatur udara menurun
setelah
melewati evaporator karena terjadi perpindahan panas dari udara ke refrigerant pada pada evaporator. Oleh karena itu, udara yang yang mengalir dari evaporator perlu pemanasan ulang pada reheater untuk mengatur kelembaban udara yang sesuai. -Evaporator Di dalam evaporator terjadi perpindahan panas dari udara ke refrigerat , sehiingga temperatur udara setelah lewat evaporator lebih rendah dibanding sebelum masuk evaporator ada yang berubah fasa menjadi air kondensasi kondensasi karena menurunnya
temperatur. Massa aliran udara
sebelum masuk evaporator evaporator sama dengan jumah jumah massa aliran udara di setelah evaporator dan massa aliran air kondensat. kondensat.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan pada instalasi mesin pendingin maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1). Enthalpy 1). Enthalpy setiap setiap titik pada T – T – S S mesin pendingin berdasarkan data pengujian h1 = 118,626 Kj/Kg h2 = 223,296 Kj/Kg h3 = 104,67 Kj/Kg h4 = 155,842 Kj/Kg 2). Kapasitas pendinginan (refrigerant (refrigerant capacity capacity)) Qref = 6,25 KW 3). Debit udara antar penampang air flow duct - debit udara antar penampang C – C – D D pada air flow duct mC = mD = 0,053 Kg/s - debit udara antar penampang B – B – C C pada air flow duct mB = 0,053 Kg/s - debit udara antar penampang A – A – B B pada air flow duct mA = 0,053 Kg/s 4). Energi hilang pada setiap seti ap potongan duct - energi hilang pada potongan C – C – D D = -2,212 Kj/s - energi hilang pada potongan B – B – C C = 0,003 Kj/s - energi hilang pada potongan A – B B = -4,48 Kj/s 5). COP ideal dan COP aktual dari seluruh instalasi mesin pendingin COP ideal = 5
; COP aktual = 6,975
6). Efisiensi bolier sebagai sebagai komponen pelengkap instalasi P.A HILTON ηbolier = = 4,447 %
5.2 Saran
1). Dalam pengambilan data dan pembacaan pada diagram / tabel hendaknya dilakukan dengan teliti oleh praktikan.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Laporan Praktikum Mesin Pendingin 2). Asisten yang bersangkutan seharusnya menjadi pembibing kelompok yang dibimbing ketika pelaksanaan praktikum. 3). Pada saat praktikum seharusnya mesin yang digunakan praktikum harus dengan kondisi maksimal agar tidak terjadi masalah dengan mesin saaat praktikum.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014