LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PERCOBAAN III KECEPATAN REAKSI
NAMA
: BAHRUN
STAMBUK
: H311 14 305
GOLONGAN /KELOMPOK
: H5/I (SATU)
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM
: KAMIS/23 OKTOBER 2014
ASISTEN
: ASRAR RAHMAN S
LABORATURIUM KIMIA DASAR JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kinematika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang proses yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju atau kecepatan yang berbeda-beda. Reaksi yang berlangsung sangat cepat misalnya reaksi terbentuknya endapan klorida dari larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida. Contoh lain misalnya reaksi antara larutan natrium tiosulfat dengan asam klorida encer yang akan membentuk endapan belerang beberapa saat kemudian. Laju reaksi dipelajari karena pentingnya kemampuan untuk meramalkan kecepatan campuran reaksi mendekati keseimbangan. Kita mungkin dapat mengoptimumkan laju reaksi itu, dengan pemilihan kondisi yang tepat. Alasan lain untuk mempelajari laju reaksi, karena hal ini menghasilkan pemahaman tentang mekanisme reaksi, yaitu analisis tentang reaksi menjadi ragkaian ragkaian dasar. Contohnya, kita dapat menemukan bahwa reaksi antara hidrogen dan brom untuk membentuk hindrogen bromida berlangsung dengan disosiasi Br 2, serangan atom Br pada H2, dan beberapa tahap berikutnya, tidak dengan satu peristiwa dengan molekul H2 bertemu molekul Br 2 dan atom-atom saling bertukar pasangan untuk membentuk dua molekul HBr (Atkins, 1990). Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan kecepatan reaksi ini, sehingga kita dapat mengetahui faktorfaktor yan gmempengaruhi laju reaksi reaksi maupun mekanisme reaksi itu sendiri. sendiri.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan adalah untuk mempelajari bagaimana pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap kecepatan reaksi.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi. 2. Mengetahui bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip
percobaan
ini
adalah
mereaksikan
suatu
reaktan
dengan
konsentrasi salah satu spesi dibuat konstan dan spesi yang lainnya dibuat beragam untuk mengetahui pengaruhnya terhadap laju reaksi, dalam hal ini larutan yang digunakan adalah Na 2S2O3 dan . H2SO4. Serta mereaksikan larutan tersebut pada suhu yang berbeda-beda (suhu ruang, suhu air es, dan suhu air mendidih) untuk mengetahui bagaimana pengaruh suhu tersebut terhadap laju reaksi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tahapan
pertama
dalam
analisis
kinetika
tentang
reaksi
adalah
menentukan stoikiometri reaksi dan mengenali setiap reaksi samping. Dengan demikian, data dasar tentang kinetika kimia adalah konsentrasi reaktan, dan produk pada waktu yang berbeda-beda setelah reaksi dimulai. Karena laju reaksi r eaksi umumnya peka terhadap temperatur, maka temperatur campuran reaksi harus dijaga supaya konstan konstan selama reaksi reaksi berlangsung. Jika tidak, maka laju yang diamati akan merupakan laju rata-rata pada temperatur berbeda-beda yang tak berarti. Syarat ini menyebabkan tuntutan yang keras pada perancangan eksperimen. Misalnya, reaksi fase gas sering dilakukan dalam bejana yang selalu kontak dengan batang logam yang cukup besar (Atkins, 1990). Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk fase gas biasanya diganti satuan tekanan atmosfer, atau pascal sebagai ganti konsentrasi. Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari atau bahkan tahun, tergantung apakah reaksi itu cepat atau lambat (Kee nan, dkk., 1998). Menurut Atkins (1990), laju reaksi terukur, sering kali sebanding dengan konsentrasi reaktan satu pangkat. Contohnya, mungkin saja laju itu sebanding dengan konsentrasi dua reraktan A dan B, sehingga:
v = k [A][B]
Penentuan harga k dengan cara integral lebih banyak digunakan. Namun sedikitnya ada tiga hal yang bias mengganggu. Pertama, terdapat sejumlah persamaan integral yang cukup rumit dan berbeda tergantung pada orde reaksi pada kedua arah. Kedua, yang bias ditentukan hanyalah tetapan laju reaksi maju k f f. Ketiga, persamaan integral ini juga masih menggunakan konsentrasi kesetimbangan sehingga, sekali lagi, tidak praktis dan terkesan termodinamika untuk kinetika (Patiha, 2013). Koefisien k disebut konstanta laju reaksi, yang tidak bergantung pada konsentasi (tetapi bergantung pada temperatur). Persamaan sejenis ini, yang ditentukan secara eksperiman, disebut hukum laju reaksi. Secara formal, hukum laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesi yang ada termasuk produknya (Atkins, 1990). Menurut Yuniwati, dkk (2011), pada umumnya nilai konstanta kecepatan reaksi dipengaruhi oleh faktor tumbukan, energi aktivasi dan suhu reaksi yang bisa dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis sesuai persamaan Arrhenius: k = Ae
-E/RT
dengan: k = konstanta kecepatan reaksi A = frekuensi tumbukan T = suhu reaksi, K E = tenaga aktivasi,cal/gmol R= tetapan gas,cal/(gmol K) Persaman tersebut menunjukkan bahwa konstanta kecepatan reaksi akan semakin besar dengan semakin berkurangnya energi aktivasi dan semakin besarnya suhu. Energi aktivasi dapat diperkecil dengan menggunakan katalisator.
Sedangkan suhu reaksi dibuat tinggi dengan mempertimbangkan ketahanan bahan serta keseimbangan reaksi (Yuniwati, dkk., 2011). Hukum laju reaki mempunyai dua penerapan utama. Penerapan praktisnya setelah kita mengetahui mengetahui hukum laju maka kita dapat meramalkan laju reaksi dari koposisi campuran. Penerapan teoritis hukum laju ini adalah hukum laju reaksi merupakan pemandu untuk mekanisme reaksi (Atkins, 1990). Menurut Siregar (2008), ada sejumlah variabel yang mempengaruhi laju reaksi yang utamanya adalah sebagai berikut: 1. Konsentrasi Untuk terbentuknya suatu produk akibat reaksi katalisis atau auto-katalisis. Adakala suatu produk boleh menghambat suatu reaksi, hal ini tidak diinginkan, karena reaksi tidak menyajikan hasil yang sempurna. 2. Katalis Suatu katalis dapat mempengaruhi laju reaksi. 3. Kondisi Fisika Suhu dan tekanan mempengaruhi laju reaksi. Kedua-duanya biasanya dijaga konstan. 4. Intensitas Radiasi. Sinar matahari atau sinar lampu juga dapat mempengaruhi laju reaksi. Umumnya pengaruh ini sedikit diperhatikan hanya untuk mempelajari pengaruh fotokimia. 5. Sifat-Sifat Pelarut. Laju reaksi tergantung dari kepolaran pelarut, viskositas, jumlah donor elektron, dan sebagainya. Penambahan suatu elektrolit dapat memperkecil atau menaikkan suatu laju reaksi (pengaruh garam), dan demikian pula adanya buffer.
BAB III METODE PERCOBAAN
3. 1 Alat dan Bahan 3.1.1 Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah H 2SO4 0,1 M, Na2S2O3 0,1 M, aquades, sabun, dan tissue roll.
3.1.2 Alat Percobaan
Adapun alat yang digunakan Dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, stopwatch, kaki tiga, kawat kasa, rak tabung, gelas piala, pipet tetes, pipet volume, bulb, sikat tabung, termometer, dan pembakar spirtus.
3.2 Prosedur Percobaan A. Pengaruh Konsentrasi
Disiapkan lima buah tabung reaksi dan masing-masing tabung tersebut diisi dengan 5 mL H 2SO4 0,1 M (H2SO4 tetap). Lima buah tabung reaksi yang lain diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, 1 mL, Na 2S2O3 0,1 M, diencerkan hingga volume 5 mL dengan aquades. Dicampurkan isi tabung reaksi tersebut dari 5 sediaan pertama ke dalam masing-masing sediaan kedua, dan bersamaan dengan bercampurnya kedua zat tersebut, stopwatch dijalankan. Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (keruh), hindari kekeruhan yang berlebihan. Dicatat waktu yang digunakan dan menentukan nilai m, k, dan buat persamaan kecepatan reaksinya. Dilakukan hal yang sama dengan mengganti H 2SO4 0,1 M dengan Na 2S2O3 0,1 M.
B. Pengaruh Suhu
Dipilih salah satu konsentrasi H 2SO4 dan Na2S2O3. Disiapkan 6 buah tabung reaksi dan 3 buah tabung diisi dengan Na 2S2O3 dan 3 buah tabung reaksi lainnya diisi dengan H2SO4. Dimasukan sepasang tabung reaksi kedalam gelas pialayang berisi air dingin (air es) beberapa menit sehingga suhunya merata termasuk suhu larutannya. Kemudian dicampurkan isi tabung tersebut, dan bersamaan bercampurnya keedua zat tersebut, stopwatch dihentikan setelah mulai larutan mulai keruh. Mencatat waktu dan suhu yang digunakan selama berlangsungnya reaksi. Dilakukan hal yang sama untuk dua pasang tabung reaksi selanjutnya dengan variasi suhu yang berbeda-beda yakni pada suhu ruang dan pada air yang dipanaskan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Tabel Pengamatan Tabel.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3 o
Reaksi berlangsung pada suhu 28 C Konsentrasi
Konsentrasi
Na2S2O3 (M)
H2SO4 (M)
0,1
0,1
28
0,0357
0,08
0,1
32
0,0312
0,06
0,1
46
0,0217
0,04
0,1
81
0,0123
0,02
0,1
140
0,0071
Waktu (detik)
1/waktu -1
(detik )
Tabel.2 Pengaruh Konsentrasi H 2SO4 o
Reaksi berlangsung pada suhu 28 C Konsentrasi
Konsentrasi
Na2S2O3 (M)
H2SO4 (M)
0,1
0,1
29
0,0344
0,1
0.08
30
0,0333
0,1
0,06
40
0,0250
0,1
0,04
42
0,0238
0,1
0,02
50
0,0200
Waktu (detik)
1/waktu -1
(detik )
Table.3 Pengaruh Suhu Konsentrasi
Konsentrasi
Waktu
Keterangan
Na2S2O3 (M)
H2SO4 (M)
(detik)
suhu
0,1
0,1
90
2
Panas
0,1
0,1
28
33
Ruangan
0,1
0,1
10
83
Dingin
o
Suhu ( C)
Konsentrasi yang digunakan: H2SO4 = 0,1 M
Na2S2O3 = 0,1 M
4.2 Reaksi
Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq)
Na2SO4(aq) + H2SO3(aq) +
4.3 Perhitungan 4.3.1 Pengenceran A. Pengenceran Na2S2O3
V1 x M1
=
V2 x M2
5 mL x 0,1 M
=
5 mL x M2
M2
=
0,1 M
V1 x M1
=
V2 x M2
4 mL x 0,1 M
=
5 mL x M2
M2
=
0,08 M
V1 x M1
=
V2 x M2
3 mL x 0,1 M
=
5 mL x M2
M2
=
0,06 M
S(s)
V1 x M1
=
V2 x M2
2 mL x 0,1 M
=
5 mL x M2
M2
=
0,04 M
V1 x M1
=
V2 x M2
1 mL x 0,1 M
=
5 mL x M2
M2
=
0,02 M
B. Pengenceran H2SO4
V1 x M1
=
V2 x M2
5 mL x 0,1 M
=
5 mL x M2
M2
=
0,1 M
V1 x M1
=
V2 x M2
4 mL x 0,1 M
=
5 mL x M2
M2
=
0,08 M
V1 x M1
=
V2 x M2
3 mL x 0,1 M
=
5 mL x M2
M2
=
0,06 M
V1 x M1
=
V2 x M2
2 mL x 0,1 M
=
5 mL x M2
M2
=
0,04 M
V1 x M1
=
V2 x M2
1
=
5 mL x M2
=
0,02 M
M2
mL x 0,1 M
4.2.2
Grafik
A. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
-d[Na2S2O3] Vn = dt 1.
[Na2S2O3]awal
= 0,1 M Vawal
[Na2S2O3]akhir
=
[Na2S2O3]awal x Vakhir 5 mL
=
0,1 M x 10 mL
= d1 =
0,05 M [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
=
0,05 M - 0,1M
=
-0,05 M -d[Na2S2O3]
V1 = dt -[-0,05] M = 28 detik
2.
=
0,0017 M/detik
[Na2S2O3]awal
=
0,08 M
[Na2S2O3]akhir
=
[Na2S2O3]awal x
Vawal Vakhir 5 mL =
0,08 M x 10 mL
= d2 =
0,04 M [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
=
0,04 M - 0,08M
=
-0,04 M
-d[Na2S2O3] V2 = dt -[-0,04] M = 32 detik =
3.
[Na2S2O3]awal
0,0012 M/detik
= 0,06 M Vawal
[Na2S2O3]akhir
=
[Na2S2O3]awal x Vakhir 5 mL
=
0,06 M x 10 mL
=
d3 =
0,03 M
[Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
=
0,03 M - 0,06M
=
-0,03 M
-d[Na2S2O3] V3 = dt -[-0,03] M = 46 detik
4.
[Na2S2O3]awal
=
0,0006 M/detik
=
0,04 M Vawal
[Na2S2O3]akhir
=
[Na2S2O3]awal x Vakhir 5 mL
=
0,04 M x 10 mL
=
0,02 M
d4 =
[Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
=
0,02 M - 0,04M
=
-0,02 M
-d[Na2S2O3] V4 = dt -[-0,02] M = 81 detik
5.
[Na2S2O3]awal
=
0,0002 M/detik
=
0,02 M Vawal
[Na2S2O3]akhir
=
[Na2S2O3]awal x Vakhir 5 mL
=
0,02 M x 10 mL
=
d5 =
0,01 M
[Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
=
0,01 M - 0,02M
=
-0,01 M
-d[Na2S2O3] V5
= dt -[-0,01] M = 185 detik =
0,00007 M/detik
Tabel.4 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3 No
[Na2S2O3] awal V (M/detik) Log Na2S2O3
Log V
Y regresi
1
0,1 M
0.0017
-1
-2.7695
-0,1150
2
0,08 M
0,0012
-1.0969
-2.9208
-0,2014
3
0,06 M
0,0006
-1.2218
-3.2218
-0,2612
4
0,04 M
0,0002
-1.3979
-3.6989
-0,3455
5
0.02 M
0,00007
-1.6989
-4.1549
-0,4897
Grafik 1. Pengaruh Konsentrasi Na 2S2O3 0 -2
-1.5
-1
-0.5
-0.5 0 -1 -1.5
V g o L
-2 -2.5
y = 2.0570 2.0570 x - 0.7130 R² = 0.986
-3 -3.5 -4
Log Konsentrasi
slope = 2,0570 intercept = -0,7130 Log Ka = intercept Log Ka = -0,713 Ka
= 0,1936 m
V1 = ka [Na2S2O3]1
0,0017 = 0,1936 x [0.1]m , ,
m
= 0,1
-4.5
0.5
m=
m=
Log Log 0, 0017 0017⁄0,19 0,1936 36 Log 0,1
,
m = 2,0564 tan α =
tan α =
(,) - (-0,1150) (,) – (-1)
tan α = 0,536 o
α = 28,19 1.
a. Log V1 = Log Ka1 + m Log [Na2S2O3]1 -2,7695 = Log Ka1 + 2,0564 x -1 Log Ka1 = -1,7131 Ka1 = 0,1935 b. Log V2 = Log Ka2 + m Log [Na2S2O3]2 -2,9208 = Log Ka2 + 2,0564 x -1,0969 Log Ka2 = -0,6651 Ka2 = 0,2162 c. Log V3 = Log Ka3 + m Log [Na2S2O3]3 -3,2218 = Log Ka 3 + 2,0564 x -1,2218 Log Ka3 = -0,7092 Ka3 = 0,1953 d. Log V4 = Log Ka4 + m Log [Na2S2O3]4 -3,6989 -3,698 9 = Log Ka4 + 2,0564 x -1,3979 Log Ka4 = -0,8242 Ka4 = 0,1498
e. Log V5 = Log Ka5 + m Log [Na2S2O3]5 -4,1549 = Log Ka5 + 2,0564 x -1,6989 Log Ka5 = -0,6612 Ka5 = 0,2181 m
2. a. V1 = Ka1 [Na2S2O3] V1 = 0,1935 x (0,1)
d. V4
2,0564
V1 = 0,0016 M/detik m
b. V2 = Ka2 [Na2S2O3]
2,0564
m
= Ka4 [Na2S2O3]
2,0564
V4
= 0,1498 x (0,04)
V4
= 0,0001 M/detik
e. V5
= Ka5 [Na2S2O3]
m
2,0564
V2 = 0,2162 x (0,08)
V5
= 0,2181 x (0,02)
V2 = 0,0011 M/detik
V5
= 0,00006 M/detik
m
c. V3 = Ka3 [Na2S2O3]
2,0564
V3 = 0,1953 x (0,06)
V3 = 0,0005 M/detik
A. Pengaruh Konsentrasi H2SO4
-d[H2SO4] Vn = dt 1. [H2SO4]awal
= 0,1 M Vawal
[ H2SO4]akhir
=
[H2SO4]awal x Vakhir 5 mL
=
0,1 M x 10 mL
d1
=
0,05 M
=
[H2SO4]akhir - [H2SO4]awal
=
0,05 M - 0,1M
=
-0,05 M
V1
-d[H2SO4] = dt -[-0,05] M = 29 detik
2.
[H2SO4]awal
=
0,0017 M/detik
=
0,08 M Vawal
[ H2SO4]akhir
=
[H2SO4]awal x Vakhir 5 mL
=
0,08 M x 10 mL
d2
=
0,04 M
=
[H2SO4]akhir - [H2SO4]awal
=
0,04 M - 0,08M
=
-0,04 M -d[H2SO4]
V2
= dt -[-0,04] M = 30 detik =
3.
[H2SO4]awal
0,0013 M/detik
= 0,06 M Vawal
[ H2SO4]akhir
=
[H2SO4]awal x Vakhir 5 mL
=
0,06 M x 10 mL
=
0,03 M
d3
=
[H2SO4]akhir - [H2SO4]awal
=
0,03 M - 0,06M
=
-0,03 M -d[H2SO4]
V3
= dt -[-0,03] M = 40 detik
4.
[H2SO4]awal
=
0,0007 M/detik
=
0,04 M Vawal
[ H2SO4]akhir
=
[H2SO4]awal x Vakhir 5 mL
=
0,04 M x 10 mL
d4
=
0,02 M
=
[H2SO4]akhir - [H2SO4]awal
=
0,02 M - 0,04M
=
-0,02 M -d[H2SO4]
V4
= dt -[-0,02] M = 42 detik
5.
[H2SO4]awal
=
0,0004 M/detik
=
0,02 M Vawal
[ H2SO4]akhir
=
[H2SO4]awal x Vakhir
5 mL =
0,02 M x 10 mL
d5
=
0,01 M
=
[H2SO4]akhir - [H2SO4]awal
=
0,01 M - 0,02M
=
-0,01 M
-d[H2SO4] V5
= dt -[-0,01] M = 50 detik =
0,0002 M/detik
Tabel.5 Pengaruh Konsentrasi H2SO4 No
[H2SO4]awal
V (M/detik)
Log H2SO4
Log V
Y regresi
1
0,1 M
0,0017
-1
-2.7695
0,0080
2
0,08 M
0,0013
-1.0969
-2.8860
-0,0479
3
0,06 M
0,0007
-1.2218
-3.1549
-0,1199
4
0,04 M
0,0004
-1.3979
-3.3979
-0,2215
5
0.02 M
0,0002
-1.6989
-3.9689
-0,3952
Grafik 2. Pengaruh Konsentrasi H 2SO4 Log konsentrasi Vs Log V
0 -2
-1.5
-1
-0.5
-0.5 0 -1
y = 1,7250 1,7250 x - 1,0220 1,0220 R² = 0.996
-1.5
V g o L
-2 -2.5 -3 -3.5 -4 -4.5
Log Konsentrasi
slope = 1,7250 intercept = -1,0220 Log Ka = intercept Log Ka = -1,022 Ka
= 0,0950 m
V1 = Ka [H2SO4]1
m
0,0017 = 0,0950 x [0,1] , ,
m= m=
m
= 0,1
Log Log 0,001 0,0017 7⁄0,09 0,0950 50
Log 0,1 ,
m = 1,7472 tan α = tan α =
(,) - (0,0080) (,) – (-1)
0.5
tan α = 0,5769 α = 29,980o 1.
a. Log V1 = Log Ka1 + m Log [H2SO4]1 -2,7695 = Log Ka1 + 1,7472 x -1 Log Ka1 = -1,0223 Ka1
= 0,0949
b. Log V2 = Log Ka2 + m Log [H2SO4]2 -2,8860 = Log Ka2 + 1,7472 x -1,0969 Log Ka2 = -0,9694 Ka2
= 0,1073
c. Log V3 = Log Ka3 + m Log [H2SO4]3 -3,1549 = Log Ka3 + 1,7472 x -1,2218 Log Ka3 = -1,0201 Ka3
= 0,0954
d. Log V4
= Log Ka4 + m Log [H2SO4]4
-3,3979
= Log Ka4 + 1,7472 x -1,3979
Log Ka4 = -0,9554 Ka4
= 0,1108
e. Log V5 = Log Ka5 + m Log [H2SO4]5 -3,9689 = Log Ka5 + 1,7472 x -1,6989 Log Ka5 = -1,0005 Ka5
= 0,0998 m
2. a. V1 = Ka1 [H2SO4]
d. V4
= Ka4 [H2SO4]
m
V1 = 0,0949 x (0,1)1,7472
V4
= 0,1108 x (0,04)1,7472
V1 = 0,0016 M/detik
V4
= 0,0003 M/detik
b. V2 = Ka2 [H2SO4]
m
e. V5
V2 = 0,1073 x (0,08)
1,7472
V2 = 0,0013 M/detik
= Ka5 [H2SO4]
V5
= 0,0998 x (0,02)
V5
= 0,0001 M/detik
c. V3 = Ka3 [H2SO4]m 1,7472
V3 = 0,0954 x (0,06)
V3 = 0,0006 M/detik
B. Pengaruh Suhu
-d[H2SO4] Vn = dt [H2SO4]awal
= 0,1 M Vawal
[ H2SO4]akhir
=
[H2SO4]awal x Vakhir 5 mL
=
0,1 M x 10 mL
d
=
0,05 M
=
[H2SO4]akhir - [H2SO4]awal
=
0,05 M - 0,1M
=
-0,05 M -d[H2SO4]
V1
= dt -[-0,05] M = 83 detik =
0,0006 M/detik -d[H2SO4]
V2
= dt
m
1,7472
-[-0,05] M = 33 detik =
0,0015 M/detik -d[H2SO4]
V3
= dt -[-0,05] M = 2 detik =
0,025 M/detik
Tabel.6 Pengaruh suhu No
V (M/detik)
T ( C)
o
ln V
1/T
Y regresi
1
0,025
90
-3.6888
0.0111
-0.0702
2
0,0015
28
-6.5022
0.0354
-0,0707
3
0,0006
10
-7.4185
0.1
-0.0720
Grafik 3. Pengaruh Suhu 1/T vs Ln V 0.12 0.1 y = -0,0203x -0,0203x - 0,0701 R² = 0,7342
0.08 0.06 0.04
V n L
-8
0.02 0 -7
-6
-5
-4
-3
-2
-1 -0.02 0 -0.04 -0.06
1/T
-0.08
1
slope = -0,0203 intercept = -0,0701 Log Ka = intercept Log Ka = -0,0701 Ka
= 0,8511 dy
tan α
=
tan α
=
tan α
= -41,953
dx
(-7,4185 ) – (,) (0,1 ) – (,)
0
α
= 88,634 Ea R
tan α
=
Ea
= R x tan α
Ea
= 0,0821 x -41,953
Ea
= -3,4443 m
V1 = Ka [H2SO4]1
0,0017 = 0,8511 x [0,1]m , ,
m= m=
m
= 0,1
Log Log 0,001 0,0017 7⁄0,85 0,8511 11
Log 0,1 ,
m = 2,6995 1.
a. Log V1 = Log Ka1 + m Log [H2SO4]1 -2,7695 = Log Ka1 + 2,6995 x -1
Log Ka1 = 0,0045 Ka1 = 1,0104 b. Log V2 = Log Ka2 + m Log [H2SO4]2 -2,8860 = Log Ka2 + 2,6995 x -1,0969 Log Ka2 = 0,0750 Ka2 = 1,1885 c. Log V3 = Log Ka3 + m Log [H2SO4]3 -3,1549 = Log Ka3 + 2,6995 x -1,2218 Log Ka3 = 0, 1433 Ka3 = 1,3909 d. Log V4 = Log Ka4 + m Log [H2SO4]4 -3,3979 = Log Ka 4 + 2,6995 x -1,3979 Log Ka4 = 0,3757 Ka4 = 2,3751 e. Log V5 = Log Ka5 + m Log [H2SO4]5 -3,9689 = Log Ka5 + 2,6995 x -1,6989 Log Ka5 = 0,6172 Ka5 = 4,1419
2. a. V1 = Ka1 [H2SO4]
m
V1 = 1,0104 x (0,1)
d. V4 2,6995
V1 = 0,0020 M/detik b. V2 = Ka2 [H2SO4]
m
V2 = 1,1885 x (0,08)
= Ka4 [H2SO4]
V4
= 2,3751 x (0,04)
V4
= 0,0003 M/detik
e. V5 = Ka5 [H2SO4] 2,6995
V2 = 0,0012 M/detik
m
2,6995
m
V5 = 4,1419 x (0,02)
2,6995
V5 = 0,00x01 M/detik
m
c. V3 = Ka3 [H2SO4]
V3 = 1,3909 x (0,06)2,6995 V3 = 0,0005 M/detik
IV.3 Pembahasan
Pada praktikum kecepatan reaksi ini hanya membahas mengenai pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap laju suatu reaksi. Dari data hasil percobaan terlihat jelas bagaimana suhu dan konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi. Untuk reaksi yang berlangsung dengan konsentrasi salah satu reaktan yang lebih kecil akan berlangsung lebih lambat jika dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung dengan konsentrasi salah satu reaktan yang lebih tinggi. Data kecepatan reaksi yang diperoleh untuk Na 2S2O3 dengan konsentrasi berturut-turut 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M, dan 0,02 M adalah 0,0016 M/detik, 0,0011 M/detik, 0,0005 M/detik, 0,0001 M/detik, dan 0,00006 M/detik dengan nilai tetapan laju reaksi secara berturutt-turut adalah Ka1=0,1935, Ka2=0,2162, Ka=0,1953, Ka4=0,1498, dan Ka5=0,2181. Dari percobaan percobaan ini pula pula didapatkan nilai sudut α=28,190o dan m=2,0564 yang menandakan bahwa orde reaksi terhadap pesi Na 2S2O3 tersebut adalah orde dua. Sedangkan data kecepatan reaksi untuk H 2SO4 dengan konsentrasi berturutturut 0,1 M, 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M, dan 0,02 M adalah 0,0016 M/detik, 0,0013 M/detik, 0,0006 M/detik, 0,0003 M/detik, dan 0,0001 M/detik dengan nilai tetapan laju reaksi secara berturut-turut adalah Ka 1=0,0949, Ka2=0,1073, Ka3=0,0954, Ka4=0,1108, dan Ka5=0,0998. Dari percobaan ini pula nilai o
didapatkan nilai α= 29,980 dan m=1,7472 yang menunjukkan bahwa orde reaksi terhadap H2SO4 adalah orde satu.
Hal yang sama juga terlihat ketika suatu reaksi berlangsung pada suhu yang lebih rendah, reaksi akan berlangsung lebih lambat jika dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung pada suhu yang lebih tinggi. Data kecepatan reaksi yang diperoleh adalah 0,0020 M/detik, 0,0012 M/detik, 0,0005 M/detik, 0,0003 M/detik, dan 0,0001 M/detik, dengan nilai tetapan laju reaksi secara berturut-turut adalah Ka1=1,0104, Ka2 =1,1885, Ka3 =1,3909, Ka4=2,3751, dan Ka5=4,1419. Dari percobaan ini diperoleh pula nilai Ea=-3,4443, sudut α=88,634
0
dan m=2,6995 yang menunjukkan orde reaksinya adalah berorde dua. Namun ada beberapa hal yang mungkin sedikit mempengaruhi hasil pengamatan dari praktikum ini adalah adanya pengocokan yang dilakukan pada saat kedua senyawa dicampurkan. Pengocokan ini akan berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi dengan kata lain dapat meningkatkan laju reaksi sehingga data hasil percoban yang diperoleh kurang akurat. Pengocokan yang dilakukan akan meningkatkan kinetika dalam larutan sehingga
banyak
terjadi
tumbukan.
Banyaknya
tumbukan
menyebabkan
kemungkinan terjadinya reaksi akan lebih besar sehingga waktu yang diperlukan untuk bereaksi menjadi lebih singkat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Konsentrasi dapat mempengaruhi laju suatu reaksi, semakin tinggi konsentrasi suatu zat yang direaksikan maka akan semakin cepat laju reaksi tersebut. 2. Suhu dapat mempengaruhi laju suatu reaksi, semakin tinggi suhu maka akan semakin cepat reaksi tersebut
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum ini sangat diperlukan ketelitian dan kehatihatian agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal sekaligus bias terhindar dari kecelakaan-kecelakaan di dalam laboratorium. Selain itu juga perlu pengetahuan tambahan mengenai bagaimana cara menggunakan peralatan laboratorium dengan baik dan pengetahuan mengenai bahaya berbagai jenis larutan dan sejenisnya, selain tentunya mengetahui dan memahami prosedur kerja praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W., 1993, Kimia Fisika, Jakarta: Erlangga. Yuniwati, M., Ismiyati, D., dan Kurniasih, R., Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Pisang Tanduk dengan Katalisator Asam Chlorida, Jurnal Teknologi, Teknologi, online (diakses pada tanggal 25 Oktober 2014 pukul 21:55 WITA), 4 (2) 107-112, Yogyakarta. Keenan, C. W., dkk, 1980, Kimia untuk Universitas, Jakarta: Erlangga. Siregar, T. B., 2009, Kinetika Kimia, Medan: USU Press. Patiha, 2013, Penentuan Tetapan Laju Reaksi Balik dan Tetapan Kesetimbangan dengan Pendekatan Searah dan Hukum Laju Reaksi Maju, Alchem Jurnal Penelitian Kimia, online (diakses pada tanggal 25 Oktober 2014 pukul 21:37 WITA), 9 (2) 22 -32, Surakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 17 November 2014 Asisten,
ASRAR RAHMAN S NIM. H311 10 910
Praktikan,
BAHRUN NIM. H311 14 305
BAGAN KERJA
A. Pengaruh Konsentrasi 1. Pengaruh Konsentrasi Na 2S2O3
Na2S2O3 + H2SO4
-
Disiapkan 10 tabung reaksi yang bersih dan kering
-
5 tabung pertama diisi 5 mLH 2SO4 0,1 M
-
5 tabung kedua diisi 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, dan 1 mL Na2S2O3 0,1 M diencerkan hingga volume 5 mL dengan aquadest
-
5 tabung pertama dan kedua dicampur dan bersamaan dengan bercampurnya kedua zat, stopwatch dijalankan.
-
Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (terbentuk kekeruhan), hindari kekeruhan berlebihan.
Hasil
Dicatat waktu yang digunakan
2. Pengaruh Konsentrasi H 2SO4
H2SO4 + Na2S2O3
-
Disiapkan 10 tabung reaksi yang bersih dan kering
-
5 tabung pertama diisi 5 ml Na2S2O3 0,1 M
-
5 tabung kedua diisi 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, dan 1 mL H2SO4 0,1 M diencerkan hingga volume 5 ml dengan aquadest
-
5 tabung pertama dan kedua dicampur dan bersamaan dengan bercampurnya kedua zat, stopwatch dijalankan.
-
Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (terbentuk kekeruhan), hindari kekeruhan berlebihan.
Hasil
Dicatat waktu yang digunakan
B. Pengaruh Suhu
H2SO4 + Na2S2O3
-
Disiapkan 6 tabung reaksi yang bersih dan kering
-
Memilih konsentrasi H 2SO4 dan Na2S2O3 yang akan digunakan
-
3 tabung pertama diisi H 2SO4
-
3 tabung kedua diisi Na 2S2O3
-
Sepasang tabung reaksi dimasukkan ke gelas piala berisi air dingin beberapa menit sehingga suhunya merata, termasuk suhu larutan. Dicatat suhunya. Isi kedua tabung dicampurkan, bersamaan dengan bercampurnya 2 zat, stopwatch dijalankan. Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (kekeruhan). Dicatat waktu yang digunakan.
-
Sepasang tabung reaksi berikutnya direaksikan di suhu kamar. Dicatat suhunya. Isi kedua tabung dicampurkan, bersamaan dengan bercampurnya 2 zat, stopwatch dijalankan. Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (kekeruhan). Dicatat waktu yang digunakan.
-
Satu pasang tabung reaksi ketiga, ditempatkan di gelas piala piala yang berisi air dan dipanaskan. Dicatat suhunya. Isi kedua tabung dicampurkan, bersamaan dengan bercampurnya 2 zat, stopwatch dijalankan. Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (kekeruhan). Dicatat waktu yang digunakan, dan dicatat suhu
Hasil