LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA
IODOMETRI Kelompok 6 Mochammad Alfan N 08.0!.!.0!"#$ T%& 'ah()d& 08.0!.!.0!"** +e%&, -a), 08.0!.!.0!""8
/URUSAN TEKNIK KIMIA +AKULTAS TEKNOLOI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOI AD1I TAMA SURA-A2A
A. TU/UAN a) Menentukan konsentrasi natrium triosulfat beserta rata-rata dan simpangannya b) Menentukan konsentrasi tembaga dalam larutan dengan titrasi reduksi oksidasi c) Menetapkan kadar suatu senyawa dengan titrasi redoks secara Iodometri.
-. DASAR TEORI
Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatularutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (iodometri) ad ala h ber ken aan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Bassett, 1!). "arutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natriumthiosulfat. #aram
ini biasanya
berbentuk
sebagai pentahidrat
$a % & % ' . * % '. "ar uta ntidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasidengan standar primer. "arutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama (+ay nderwood, 11) Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana ter/adi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan oksidasi.Berarti proses oksidasi disertai hilangnya elektron sedangkan reduksi memperoleh elektron. 'ksidator adalah senyawa di mana atom yang terkandung mengalami penurunan bilangan oksidasi. &ebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung mengalami kenaikan bilangan oksidasi. 'ksidasi-reduksi harus selalu berlangsung bersama dan saling menkompensasi satu sama lain. Istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya sa/a (0hopkar, %). 'ksidator lebih /arang ditentukan dibandingkan reduktor. $amin demikian, oksidator dapat ditentukan dengan reduktor. 2eduktor yang la3im dipakai untuk penentuan oksidator adalah kalium iodida, ion titanium(III), ion besi(II), dan ion 4anadium(II). 5ara titrasi redoks yang menggunakan larutan iodium sebagai pentiter
disebut iodimetri, sedangkan yang menggunakan larutan iodida sebagai pentiter disebut iodometri (2i4ai, 1). Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (kadang-kadang dinamakan iodometri), adlaah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. 6otensial reduksi normal dari sistem re4ersibel7 %I-
I%(solid) %e
adalah ,! 4olt. 6ersamaan di atas mengacu kepada suatu larutan air yang /enuh dengan adanya iod padat8 reaksi sel setengah ini akan ter/adi, misalnya, men/elang akhir titrasi iodida dengan suatu 3at pengoksid seperti kalium permanganat, ketika konsentrasi ion iodida men/adi relatif rendah. +ekat permulaan, atau dalam kebanyakan titrasi iodometri, bila ion iodida terdapat dengan berlebih, terbentuklah ion tri-iodida7 I%(a9) : I-
I -
0arena iod mudah larut dalam larutan iodida. 2eaksi sel setengah itu lebih baik ditulis sebagai7 I- : %e
I-
+an potensial reduksi standarnya adalah , 4olt. Maka, iod atau ion
tri-iodida
merupakan 3at pengoksid yang /auh lebih lemah ketimbang kalium permanganat, kalium dikromat, dan serium(I;) sulfat (Bassett, <. dkk., 1!). +alam kebanyakan titrasi langsung dengan iod (iodimetri), digunakan suatu larutan iod dalam kalium iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalh ion tri-iodida, I-. ntuk tepatnya, semua persamaan yang melibatkan reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis dengan I- dan bukan dengan I%, misalnya7 I- : %&%'%- = I- : &!'>%akan lebih akurat daripada7 I% : %&%'%- = %I- : &!'>%(Bassett, <. dkk., 1!).
?arna larutan ,1 $ iodium adalah cukup kuat sehingga iodium dapat beker/a sebagai indikatornya sendiri. Iodium /uga memberi warna ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut sebagai karbon tetraklorida atau kloroform dan kadangkadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. @kan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi koloidal) kan/i, karena warna biru tua dari kompleks kan/i-iodium dipakai untuk suatu u/i sangat peka terhadap iodium. 0epekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (nderwood, 1>).
3. 5@2@ 0A2<@ 1. 6embuatan larutan a. "arutan baku primer (0I') Buat larutan 0I' .1 $ dalam labu ukur 1 ml b. "arutan baku sekunder ($a%&%'.*%') (sudah ada) c. "arutan Indikator amylum 1 (sudah ada) %. 6embakuan larutan $a%&%'.*%' 1) 6ipet 1 ml 0I' .1$, masukkan kedalam erlenmeyer %) Cambahkan %m" *%&'! %$ dan 1 g 0I ) Citrasi cepat-cepat dengan $a%&%'.*%' sampai larutan berwarna sedikit kuning !) Cambahkan % m" amylum dan titrasi di lan/utkan sampai ter/adi perubahan warna dari biru men/adi tidak berwarna. . 6enetapan sample 1) 6ipet 1 ml larutan 5u&'! (sample) %) Masukkan kedalam labu Arlenmeyer ) Cambahkan % ml *%&'! %$ dan 1 g kalium Iodida dan tambahkan 1 gr 0&5$ !) Citrasi cepat-cepat dengan $a%&%'.*%' sampai larutan berwarna dari coklat tua sampai coklat muda ) Cambahkan % m" amylum >) Citrasi dilan/utkan sampai ter/adi perubahan warna endapan men/adi merah daging
D. &0AM@ 6A25'B@@$
Pembuatan larutan baku primer
Standarisasi Na2S2o3 dengan titran KIO3
Penetapan sample dengan Titran CuSO4 dan Penitran Na2S2o3
E. +@C@ *@&I" 6A25'B@@$
1. 6embakuan "arutan $a%&%' 2un ;olume Citran (0I') 1 1 % 1 1 2ata D rata
;olume 6enitran ($a%&%') %. %. %.1 %.
%. 6enetapan &le 2un ;olume Citran (5u&'!) 1 1 % 1 1 2ata D rata
;olume 6enitran ($a%&%') . .> .! .!
+. 0A&IM6"@$ Iodimetri merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan
untuk 3at reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. 6ada penentuan tembaga dalam sampel, larutan $a%&%' bertindak sebagai titran analitnya yaitu larutan 5u&'! yang berwarna biru. &el yang yang berwarna biru ketika ditambahkan dengan 0I, larutan men/adi coklat agak muda menu/u kuning hingga lenyap men/adi keruh, kemudian di titrasi dengan $a%&%' menghasilkn larutan berwarna coklat kekuningan seharusnya setelah ditambahkan 0I langsung di titrasi saat warna kuning larutan itu masih ada. @kan tetapi, ketika larutan kuningnya mulai hilang baru di tambahkan dengan 0I. 2eaksi 7 %5u%: : !I%5uI : I% %I% : %&' %I : &%'> %&etelah itu barulah ditambahkan dengan indicator amilum dan larutannya men/adi ungu kehitaman lalu di titrasi dengan $a%&%' menghasilkan larutan ungu tepat hilang dan men/adi tidak berwarna. sehar usnya pada saat I% dengan amilum itu pada saat titrasi menghasilkan larutan berwarna biru, dengan reaksi 7 I%: : amilum %I- : amilum I%: : amilum : %&%' %%I- : amilum : &%'> %"arutan kemudian ditambah dengan 0&5$ menghasilkan larutan yang tak berwarna dan di titrasi dengan $a%&%' sehingga diperoleh titik akhir titrasinya dan larutannya tetap tidak berwarna. &eharusnya setelah dititrasi berwarna biru yang menghilang. %5u%: : %I: %&5$%5u&5$ : I%
. +@EC@2 6&C@0@ http7FFliliswidiawati.blogspot.comF%1F%Fiodometri.html Modul Praktikum Kimia Analisa,
1. @66A$+IG
6embuatan "arutan baku primer M(0I' .1$) = $ormalitasFBerat Akui4alen = .1F> = .1>H M = grF Mr 1Fm" .1>H = grF%1! 1F1m" gr = .>>HF1 gr = .>Hgr banyaknya 0I' yang di larutkan yaitu .>Hgr dalam 1 ml a9uades