LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA
( Hydraulic Hydraulic Gradient ) Oleh : Nama
: Nur Oktavia B.
NPM
: 240110120046
Hari, Tgl Praktikum : Senin, 13 Mei 2013 Asisten Dosen
: 1. Andy Pratama 2. Caesar Artha Graha 3. Fahmi K. Alamsyah 4. M. Hanifan Ginggi 5. Yofa Sugara 6. Zaitun Firdausiyah
LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2013
1
DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI I.
II.
III.
IV.
V.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………
1
1.2 Tujuan Praktikum……………………………………….......
1
2
Tinjauan Pustaka
2.1 Aliran Fluida ...……………………………………………..
2
2.2 Hukum Bernoulli ..…………………………………………
3
2.3 Debit Air ............................................. .................................................................. ................................... ..............
4
2.4 Penerapan Hukum Bernoulli..………………………………
4
Metode Praktikum
6
3.1 Alat………………………………………………………….
6
3.2 Bahan………………………………………………………..
6
3.3 Prosedur Pelaksanaan……………………………………….
6
Hasil dan Pembahasan Pembahasan
8
4.1 Hasil…………………………………………………………
8
4.2 Pembahasan…………………………………………………
15
Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
19
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan fluida yang tidak dapat dimampatkan (incompressible). Air merupakan unsur yang sangat utama untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Semua makhluk hidup memerlukan air. Diperlukan berbagai cara untuk memindahkan air dari sumber-sumber mata air atau dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu cara yang efisien adalah dengan mengalirkannya melalui pipa-pipa. Air tidak hanya dialirkan begitu saja melalui pipa-pipa tersebut, tetapi digunakan pula ilmu-ilmu dan penerapan dari prinsip-prinsip mekanika fluida. Dalam hal ini, salah satu yang digunakan adalah prinsip Hukum Bernoulli. Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per satuan volume dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik di sepanjang suatu garis lurus. Lebih detail lagi, hukum Bernoulli menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida bahwa peningkatan kecepatan pada suatu aliran zat cair atau gas akan mengakibatkan penurunan tekanan pada zat cair atau gas tersebut. Untuk membuktikan kebenaran dari teori hukum Bernoulli tersebut, maka dilakukanlah praktikum ini.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Hydraulic Gradient kali ini adalah 1. Menghitung tekanan air, kecepatan aliran air, dan sudut elevasi 2. Mengetahui hubungan antara tekanan air dan kecepatan aliran air terhadap perubahan elevasi 3. Membuktikan teori hukum Bernoulli
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aliran Fluida
Aliran fluida adalah pergerakkan massa atau partikel-partikel fluida. Aliran fluida memiliki tipe, yaitu: 1. Aliran Tetap (Steady) Aliran dimana pada suatu titik tertentu besarnya tekanan dan kecepatan tidak berubah dengan waktu. 2. Aliran Tidak Tetap (Unsteady) Aliran dimana pada suatu titik tertentu dan kecepatan berubah setiap saat. 3. Aliran Seragam (Uniform) Aliran dimana kecepatan pada arah tertentu dari titik adalah konstan. 4. Aliran Tidak Seragam ( Non Uniform) Aliran dimana sifat aliran berubah dari titik ke titik sepanjang lintasan. 5. Aliran Laminar Aliran dimana setiap partikel menempuh jalan tertentu yang tidak berpotongan satu sama lain. 6. Aliran Turbulen Aliran dimana lintasan partikel tidak mempunyai lintasan tertentu atau dengan lintasan yang saling berpotongan. 7. Aliran Mampu Mampat (Compressible Flow) Aliran yang kerapatannya berubah-ubah sepanjang aliran. 8. Aliran Tak Mampu Mampat ( Incompressible Flow) Aliran yang kerapatannya tetap sepanjang aliran. 9. Aliran Berdimensi a. Aliran Berdimensi 1 (1D) Aliran dimana garis arus hanya mempunyai satu arah. Pada aliran 1D biasanya tidak terdapat variasi tekanan, kecepatan, dan lain-lain. b. Aliran Berdimensi 2 (2D)
4
Aliran yang bergerak pada dua bidang dengan pola garis arus yang sama pada masing-masing bidang, komponen kecepatan aliran mempnyai 2 dimensi. c. Aliran Berdimensi 3 (3D) Aliran dengan komponen kecepatan tiga dimensi.
2.2 Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida bahwa peningkatan kecepatan pada suatu aliran zat cair atau gas akan mengakibatkan penurunan tekanan pada zat cair atau gas tersebut. Artinya, akan terdapat penurunan energi potensial pada aliran fluida tersebut. Hukum Bernoulli ke II dapat dituliskan dalam persamaan berikut:
+
+ = + + =
………. (1)
Dimana: Z : elevasi :
densitas fluida
v : kecepatan aliran fluida
Konsep dasar hukum Bernoulli ini berlaku pada fluida aliran termampatkan (compressible flow) dan juga pada fluida dengan aliran tak termampatkan (incompressible flow). Hukum Bernoulli sebenarnya dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari konsep dari mekanika fluida secara umum, yang dikenal dengan persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida yang tertutup, banyaknya energi suatu fluida di suatu titik sama dengan banyaknya energi di titik lain. Suatu fluida dengan aliran termampatkan merupakan suatu aliran fluida yang mempunyai karakteristik khusus adanya perubahan kerapatan massa (densitas) pada sepanjang aliranya. Adapun fluida dikatakan mempunyai aliran tak termampatkan adalah fluida yang mempunyai karakteristik tidak terdapat perubahan kerapatan massa (densitas) pada sepanjang aliran fluida tersebut.
5
2.3 Debit Air
Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat mengalir atau dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satuan waktu. Satuan debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m 3/s). Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q= A × v, dimana A adalah luas penampang (m 2) dan v adalah kecepatan aliran (m/s). Lebih jelasnya untuk mengetahui besarnya debit air, dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
∆ atau
= × di mana: Q = debit air (m3/s atau l/s) V = volume air (m3 atau liter) ∆t = waktu (s) A = luas penampang (m 2) v = kecepatan fluida (m/s)
Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi.
2.4 Penerapan Hukum Bernoulli
1. Tabung Venturi Tabung Venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang menyempit .Dua contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan venturimeter.
6
-Karburator, Karburator berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara,kemudian campuran ini dimasukkan ke dalam silindersilinder mesin untuk tujuanpembakaran. - Venturimeter Tabung venturi adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang dipasang didalam suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan. 2. Tabung Pitot Tabung Pitot adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengukur
kelajuan gas. 3. Penyemprot Parfum Penyemprot Parfum adalah salah satu contoh Hukum Bernoulli. Ketika Anda menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet termampatkan melalui lubang sempit diatas tabung silinder yang memanjang ke bawah sehingga memasuki cairanparfum.Semburan udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik keatas tabung. Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut halus. 4. Penyemprot Racun Serangga Penyemprot racun serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan penyemprot parfum. Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol, maka pada penyemprot racun serangga Anda menekan masuk batang penghisap. 5. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu contoh Hukum Bernoulli. Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa. 1. Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi 2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat 3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat 4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara
7
BAB III METODE PRAKTIKUM
2.5 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1. Bak Thorn 2. Bak Constant Head 3. Bak limpasan 4. Bak sirkulasi air 5. Pipa lurus yang dihubungkan dengan manometer air 6. Pompa air 200 Watt 7. Meteran 8. Mistar 30 cm 9. Gelas ukur 1000 ml 10. Stopwatch 11. Kalkulator 12. Alat tulis
2.6 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 1. Air dalam sistem sirkulasi
2.7 Prosedur Praktikum
1. Membuka stop kran inlet dari bak thorn yang menuju bak konstan 2. Mengatur posisi pipa lurus yang telah dihubungkan dengan manometer pada posisi tegak lurus terhadap penyangga 3. Mengukur dan mencatat ketinggian pipa
h1 dan h2 terhadap lantai
(datum) 4. Membuka stop kran pada bak konstan 5. Mengukur dan mencatat ketinggian air (P1, V1, P2, dan V2) pada manometer
8
6. Merubah posisi pipa lurus sehingga diperoleh ketinggian pipa yang berbeda (h’1 dan h’2) 7. Mengukur dan mencatat kembali ketinggian air yang terbaca pada manometer 8. Merubah kembali posisi pipa lurus hingga diperoleh ketinggian pipa yang berbeda (h’’1 dan h’’2) 9. Mengukur dan mencatat kembali ketinggian air pada manometer 10. Melepas selang pada stop kran bak konstan kemudian menghitung debit sebanyak 3 kali menggunakan gelas ukur dan stopwatch 11. Melakukan hal yang sama seperti prosedur 1 – 10 pada kedua instrumen lainnya
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Data hasil pengukuran debit, elevasi, dan tinggi Bukaan
Debit
ke
(L/s)
Rata-rata
2
3
Posisi ke
P1
V1
P2
V2
Alas
Tinggi
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
0,1
0,11
0,083
0,089
0,9
0
h’1-h’2
0,103
0,113
0,088
0,094
0,9
0,199
0,165
h’’1-h’’2
0,048
0,06
0,035
0,041
0,9
0,149
0,14
h1-h2
0,03
0,05
0,015
0,035
0,9
0
h’1-h’2
0,05
0,07
0,025
0,04
0,9
0,06
0,153
h’’1-h’’2
0,005
0,025
0,001
0,01
0,9
0,08
0,09
h1-h2
0,11
0,115
0.09
0,095
0,9
0
h’1-h’2
0,125
0,135
0,11
0,116
0,9
0,05
h’’1-h’’2
0,13
0,14
0,125
0,133
0,9
0,1
(L/s)
0,196 1
Data Pengukuran
Debit
0,173
0,15
0,093
h1-h2 0,178
0,126
0,094
0,1 Keterangan: Bukaan 1
h1 = 1,101 m h’1 = 0,78 m h’’1 = 0,84 m h2 = 1,101 m h’2 = 1,30 m h’’2 = 1,25 m
Bukaan 2
Bukaan 3
h1 = 1 m
h’1 = 0,94 m h’’1 = 0,92 m
h2 = 1 m
h’2 = 1,06 m h’’2 = 1,08 m
h1 = 1,1 m
h’1 = 1,05 m h’’1 = 1 m
h2 = 1,1 m
h’2 = 1,15 m h’’2 = 1,2 m
10
Tabel 2. Data hasil pengukuran tekanan, kecepatan dan sudut Bukaan
Debit
ke
(L/s)
Data Perhitungan
Debit Rata-rata
Posisi ke
P1
V1
P2
V2
Sudut
(KPa)
(m/s)
(KPa)
(m/s)
(0)
0,981
0,4429
0,81423
0,3431
0
h’1-h’2
1,01043
0,4429
0,86328
0,3431
12,46
0,165
h’’1-h’’2
0,47088
0,4852
0,34355
0,3431
9,4
0,14
h1-h2
0,2943
0,3924
0,14715
0,6264
0
h’1-h’2
0,4905
0,3924
0,24525
0,5425
3,814
0,153
h’’1-h’’2
0,04905
0,3924
0,00981
0,4202
5,08
0,09
h1-h2
1,0791
0,313
0,8829
0,313
0
h’1-h’2
1,22625
0,443
1,0791
0,343
3,18
h’’1-h’’2
1,2753
0,443
1,22625
0,396
6,34
(L/s)
0,196 1
h1-h2
0,173
2
0,178
0,15
3
0,126
0,093
0,094
0,1
Perhitungan
Tekanan
:
= . ℎ
; h: nilai P pengukuran
Kecepatan
:
= √ 2ℎ
; h : selisih P dan V
Nilai sudut
: tan
= 9,81 ⁄
= ; = . .
= 9,81 ⁄
Bukaan 1 a.
= . ℎ = 9,81 × 0,1 = 0,981 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,01 = 0,4429 ⁄ = . ℎ = 9,81 × 0,083 = 0,81423 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,006 = 0,3431 ⁄ = .. , = . tan 0 = 0°
= = ..
11
b.
= . ℎ = 9,81 × 0,103 = 1,01043 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,01 = 0,4429 ⁄ = . ℎ = 9,81 × 0,088 = 0,86328 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,006 = 0,3431 ⁄ = .. , = .tan0,221 = 12,46° ,
= = ..
c.
= . ℎ = 9,81 × 0,048 = 0,47088 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,012 = 0,4852 ⁄ = . ℎ = 9,81 × 0,035 = 0,34335 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,006 = 0,3431 ⁄ = .. , = . tan 0,165 = 9,4° ,
= = ..
Bukaan 2 a.
= . ℎ = 9,81 × 0,03 = 0,2943 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,02 = 0,3924 ⁄ = . ℎ = 9,81 × 0,015 = 0,14715 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,006 = 0,6264 ⁄ = .. , = . tan 0 = 0°
= = ..
12
b.
= . ℎ = 9,81 × 0,05 = 0,4905 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,02 = 0,3924 ⁄ = . ℎ = 9,81 × 0,025 = 0,24525 = √ 2ℎ = √ 2 × 9,81 × 0,015 = 0,5425 ⁄ = .. , = .tan0,067 = 3,814° ,
= = ..
c.
= . ℎ = 9,81 × 0,005 = 0,04905 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,02 = 0,3924 ⁄ = . ℎ = 9,81 × 0,001 = 0,00981 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,009 = 0,4202 ⁄ = .. , = .tan0,089 = 5,08° ,
= = ..
Bukaan 3 a.
= . ℎ = 9,81 × 0,11 = 1,0791 = √ 2ℎ = √ 2 × 9,81 × 0,005 = 0,313 ⁄ = . ℎ = 9,81 × 0,09 = 0,8829 = √ 2ℎ = √ 2 × 9,81 × 0,005 = 0,313 ⁄ = .. , = . tan 0 = 0°
= = ..
b.
= . ℎ = 9,81 × 0,125 = 01,22625 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,01 = 0,443 ⁄ = . ℎ = 9,81 × 0,011 = 0,10791 13
= √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,006 = 0,343 ⁄ = .. , = .tan0,056 = 3,18° ,
= = ..
c.
= . ℎ = 9,81 × 0,13 = 0,2753 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,01 = 0,443 ⁄ = . ℎ = 9,81 × 0,125 = 1,22625 = √ 2ℎ = √2 × 9,81 × 0,008 = 0,396 ⁄ = .. , = .tan0,11 = 6,34° ,
= = ..
P 1 -V 1 pada Bukaan 1
1.2 1 0.8 P1 (KPa) 0.6
0.4 0.2 0 0.43
y = -22.405x + 10.919 R² = 0.9993 0.44
0.45
0.46
0.47
0.48
V1 (m/s)
Grafik 1. Grafik hubungan antara P 1 dan V1 pada bukaan 1
14
0.49
P 2 -V 2 pada Bukaan 1 0.87 0.86 0.85 0.84 P2 (KPa) 0.83
0.82 0.81 0.8 0.79 0
0.1
0.2
0.3
0.4
V2 (m/s)
Grafik 2. Grafik hubungan antara P 2 dan V2 pada bukaan 1
P 1 -V 1 pada Bukaan 2 0.6 0.5 0.4 P1 (KPa) 0.3
0.2 0.1 0 0.392243
0.3930671 V1 (m/s)
Grafik 3. Grafik hubungan antara P 1 dan V1 pada bukaan 2
15
P 2 -V 2 pada Bukaan 2
0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 P2 (KPa) 0.4 0.3 0.2 0.1
y = -3.2658x + 2.1274 R² = 0.9254
0 0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
V2 (m/s)
Grafik 4. Grafik hubungan antara P 2 dan V2 pada bukaan 2
P 1 -V 1 pada Bukaan 3
1.4 1.2 1
y = -0.5075x + 1.2379 R² = 0.031
0.8 P1 (KPa)
0.6 0.4 0.2 0 0
0.1
0.2
0.3
0.4
V1 (m/s)
Grafik 5. Grafik hubungan antara P 1 dan V1 pada bukaan 3
16
0.5
P 2 -V 2 pada Bukaan 3
1.2 1 y = -1.4896x + 1.443 R² = 0.1908
0.8 P2 (KPa) 0.6
0.4 0.2 0 0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
V2 (m/s)
Grafik 6. Grafik hubungan antara P 2 dan V2 pada bukaan 3
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah untuk membuktikan teori hukum Bernoulli. Yang pertama-tama dilakukan adalah mengukur elevasi, alas, dan tinggi kemudian mengukur ketinggian air yang terbaca pada manometer dan dicatat sebagai P 1, V1, P2, V2. Selain itu dilakukan pula pengukuran debit air. Pengukuran ini dilakukan untuk tiga instrumen. Setelah dilakukan pengukuran, selanjutnya dilakukan perhitungan tekanan (P1, P2), kecepatan (V1, V2) dan sudut. Tekanan diperoleh dengan mengalikan dengan h. Dimana nilai
sebesar
9,81 KN/m3 dan h merupakan nilai P pada
pengukuran. Kecepatan diperoleh dari hasil akar dari perkalian antara gravitasi dikali 2 dengan nilai h, dimana h disini merupakan selisih dari nilai P dan V pada pengukuran. Sedangkan sudut diperoleh dari arc.tan hasil pembagian tinggi dengan alas. Tinggi diperoleh dari h’ 2 atau h’’2 dikurangi dengan h 2 yang datanya didapatkan dari hasil pengukuran.
17
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Untuk membuktikan teori tersebut, dilakukan lagi suatu perhitungan dengan menggunakan rumus persamaan Bernoulli dimana jumlah tekanan, kecepatan dan elevasi pada titik satu harus sama dengan jumlah tekanan, kecepatan, dan elevasi pada titik dua. Dengan kata lain, jika dimasukkan ke dalam persamaan (1) pada tinjauan pustaka, jumlah nilai yang diperoleh pada ruas kiri harus sama dengan jumlah nilai pada ruas kanan. Dimana pada pembuktian ini P merupakan P data hasil perhitungan, v diperoleh dari hasil akar perkalian gravitasi dikali 2 dengan h, dimana h disini merupakan v data hasil pengukuran. Sedangkan Z diperoleh dari perbedaan ketinggian pipa terhadap lantai (datum) dikali dengan tangen hasil perkalian sudut dengan alas. Setelah dilakukan pengukuran dan perhitungan, pada praktikum ini ternyata praktikan tidak mendapatkan hasil yang sama persis antara nilai ruas kiri dengan ruas kanan pada persamaan. Namun, selisih perbedaan kedua ruas tidak terlalu jauh yaitu hanya sekitar 0,01 sampai 0,06. Selain itu berdasarkan teori, jika terdapat penurunan tekanan dari titik satu ke titik lain, maka akan terjadi peningkatan kecepatan dari titik satu ke titik lain begitupun sebaliknya. Namun, pada praktikum ini hanya bukaan dua saja yang mengalami kondisi seperti itu. Dan jika dilihat dari grafik, grafik yang praktikan peroleh tidak sesuai dengan bentuk grafik yang seharusnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pada praktikum yang dilakukan oleh praktikan kali ini terdapat suatu kesalahan, diantaranya adalah alat-alat praktikum yang sudah tidak berfungsi dengan baik, kesalahan dalam melakukan pengukuran seperti kesalahan ketika mengukur posisi ketinggian pipa, ketidaktelitian ketika membaca ketinggian air pada manometer, ketidaktelitian menghitung debit, maupun kesalahan dan ketidaktelitian ketika melakukan perhitungan.
18
BAB V KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan: 1. Jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama 2. Peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut dan sebaliknya 3. Aliran fluida dipengaruhi oleh tekanan, kecepatan, elevasi dan massa jenis 4. Semakin besar kecepatan, maka debit air juga aka n semakin besar 5. Hukum Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan tekanan fluida, kecepatan aliran fluida dan elevasi
19
DAFTAR PUSTAKA
Sistanto, Bambang UNPAD.
Aris,Ir.,Dipl.IE.2003. Mekanika
Fluida.Teknotan-Faperta
Zulkifli, Rodhan.2012. Hukum Bernoulli dan Penerapannya. Terdapat pada :http://rodhanzulkifli.blogspot.com/2012/12/hukum-bernoulli-dan penerapannya.html (diakses pada hari Kamis tgl.9 Mei 2013 pukul 10.57 WIB). Anonim. Hukum Bernolli.Terdapat pada: http://www.anneahira.com/hukum bernoulli.html(diakses pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2013 pukul 15.20 WIB). Putra, Twiko Silandro.2012. Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Aliran Dalam Pipa: Hydraulic Gradient).Lab SDA-FTIP UNPAD. Apriza, Andi.2013. Hukum Bernoulli. Terdapat pada: http://andiapriza.blogspot.com/2013/02/hukum-bernoulli.html (diakses pada hari Kamis tgl.9 Mei 2013 pukul 10.54 WIB).
20
LAMPIRAN
Gambar 1. Instrumen
Gambar 2. Pipa Lurus
Gambar 3. Manometer
21