BAB I TEORI RALAT
A. Tujuan uan
Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui nilai ukur ukur dari benda yang diukur diukur dengan hasil yang benar-benar tepat. B. Pend Pendah ahul ulua uan n
Fisika mempelajari peristiwa alam secara kuantitatif, sehingga masalah pengukuran besaran fisis memiliki arti penting. Mengukur adalah membandingkan besaran fisis dengan dengan besaran fisis sejenis sebagai standar yang telah diperjanjik diperjanjikan an terlebih dahulu. dahulu. Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui nilai ukur dari benda yang diukur dengan hasil yang benar-benar tepat. Satu benda diukur diukur berulang akan menghasilkan nilai ukur berbeda, sehingga usaha untuk memperoleh hasil ukur yang tepat tidak pernah tercapai, te rcapai, dan yang dapat dicapai hanyalah hasil ukur mungkin benar dan nilai kisaran hasil ukur. Jika besaran yang diukur adalah , hasil ukur mungkin benar benar adalah nilai rerata. pengukuran . Sampai saat ini belum ada metoda lain yang lebih baik dibandingkan dengan yang ditentukan dengan nilai rerata pengukuran. !ilai
kisaran
minimum
hasil ukur adalah
[ ×=×´ −∆´× ]
´ ± ∆´× , nilai ×= × nilai
sampai dengan dengan maksimum
adalah ralat "error# pada pengukuran besaran . keterbatasan keterbatasan kemampuan kemampuan alat ukur. ukur. %lat digunakan digunakan
untuk mengukur mengukur
pengukuran disebut baik,
⌊
memberik memberikan an
ini ini
ada ada
[ ×=×´ ± ∆´× ] $alat
ini
di anta antara ra . .!ilai muncul
∆´× karena
ukur dinyatakan dinyatakan teliti bila alat itu nilai nilai
∆×
yang yang
kecil. kecil.
&asil &asil
bila dalam pengukuran itu diperoleh ralat relati'e
∆´× ⌋ bernilai kecil . ×
∆x C. Faktor Faktor Penyebab Penyebab Timbu Timbulnya lnya Ralat Ralat X Faktor penyebab timbulnya ralat dapat dikelompokkan menjadi ( jenis, yaitu ralat sist sistem emat atik ik " sistematic error #, ralat ralat ramba rambang ng "random random error error #, # , dan dan ralat ralat keli keliru ruan an pengukuran. )e tiga jenis ralat itu diuraikan sebagai berikut.
*
*. $ala $alatt sis siste tema mati tik k $alat kelompok ini bersifat tetap, dapat dibuang dan pada umumnya disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini. a. Faktor Faktor alat, alat, missa missall
karena karena + kalib kalibrasi rasi
alat, alat,
nilai nilai
skala, skala, kondis kondisii alat alat yang yang
berubah, pengaruh alat terhadap besaran yang diukur. diukur. b. Faktor pengamatan,
misal
karena+
membaca, yang disebabkan pada saat
ketidakcermatan membaca kepala
pengamat
dalam
miring ke kanan
atau ke kiri, sehingga nilai terbaca bergeser dari nilai yang sebenarnya. c. )ondis )ondisii fisis pengama pengamatan tan,, misal karena karena kondisi kondisi fisis pada saat pengam pengamatan atan tidak tidak sama sama dengan dengan kondis kondisii fisis fisis pada pada saatn saatn peneraa peneraan n alat, alat, sehing sehingga ga mempen mempengar garuhi uhi penunjukan alat. d. Metode Metode pengama pengamatan tan,, ketidak ketidak tepatan tepatan pemiliha pemilihan n metode metode akan mempeng mempengaru aruhi hi hasil pengamatan, missal sering terjadi kebocoran besaran fisis seperti pans, cahaya dan sebagainya. . $alat alat ramb ramban ang g Setiap Setiap penguk pengukura uran n atau pengam pengamatan atan berula berulang ng untuk untuk suatu suatu besaran besaran fisis fisis yang yang tetap tetap ternyata menghasilkan nilai yang berbeda. berbeda. $alat yang terjadi pada pengukuran pengukuran berulang ini disebut sebagai ralat rambang rambang atau ralat kebetulan atau ralat random. Faktor-fakto Faktor-faktor r penyebab ralat rambang adlah sebagai berikut a. Salah tafsir, tafsir, missal penafsir penafsiran an terhadap terhadap harga harga skala skala terkecil terkecil oleh pengama pengamatt berbeda berbeda dari waktu ke waktu. b. )ondisi fisis yang berubah "fluktuatif# missal karena suhu atau tegangan listrik ruang yang tidak stabil. c. anggu angguan, an, missal missal karena karena ada medan medan magnet magnet yang yang kuat mempenga mempengaruh ruhii penunj penunjuka ukan n meter-meter listrik. d. edi edini nisi, si, missa missall kare karena na penamp penampan angan gan pipa pipa tidak tidak bulat bulat betul betul maka maka
pene penentu ntuan an
diameter pipa akan menimbulakan ralat. (. $ala $alatt kekeli kekeliru ruan an peng penguk ukur uran an )ekeliruan pengukuran oleh pengamat dapat terjadi karena+ a. Salah berbuat, berbuat, misal+sala misal+salah h baca, salah salah pengaturan pengaturan situasi/k situasi/kondi ondisi, si, salah menghit menghitung ung "ayuan *0 kali hanya terhitung 1 kali#. b. Salah hitung, terjadi pada hitungan dengan pembulatan. pembulatan.
D. Perhit Perhitung ungan an Ralat Ralat
2erdasarkan uraian di atas, dapat dimengerti bawah ralat sellau muncul pada setiap pengukuran, yang disebabkan oleh keterbatasan alat ukur, baik pada alat ukur sendiri maupun pada pengukuran. 3saha yang dapat dilakukan adalah memperkecil ralat itu, sehingga diperoleh hasil yang teliti dan dapat dipercaya. alam pengukuran dikenal istilah estimasi, yaitu usaha untuk memperkecil ralat dan kalau mungkin mungkin membuang membuang sama sekali. sekali. 4stimasi
ralat sistemasi sistemasi dilakukan dilakukan dengan
melakukan melakukan cheking cheking pada alat ukur dan membetulkan membetulkan penunjuk penunjukan an skala, check nilai terbaca terbaca,, atau atau pilih pilih metoda metoda analisis analisis yang benar. benar. $alat $alat
ramban rambang g diestim diestimassi assi dengan dengan
pengukuran berkali-kali. $alat kekeliruan tindkan diestimasi dies timasi melalui mawas diri. $alat kekeliruan tindkan merupakan ralat yantg disebabkan 5erilaku pengukur. 5engukuran 5engukuran besaran dapat dilakua dilakuan n secara langsung langsung maupun maupun tidak tidak langsung. langsung. 5ada pengukuran besaran secara langsung benda diukur ukur ukurny nya, a,
dan langsung diperoleh hasil
misal misal pada pada peng penguk ukur uran an diam diamete eterr pens pensil il deng dengan an jang jangka ka soro sorong ng.. 5ada 5ada
pengukuran tidak langsung hasil ukur yang dicari melalui hitungan besaran yang diukur langsung, langsung, misal pada pengukuran pengukuran 'olume 'olume pensil yang dilakukan dilakukan dengan mengukur mengukur diameter pensil dengan jangka sorong sorong dan panjang dengan mistar. $alat pengukuran langsung terjadi karena pengamatan dan merupakan ralat rambang. $alat pengukuran tidak tidak langsu langsung ng terjad terjadii karena karena ralat ralat ramban rambang g dari dari setiap setiap jenis jenis pengam pengamatan atan secara secara langsung, ralat ini menyebabkan ralat yang merambat. Semakin banyak parameter yang diukur langsung, maka ralat hasil ukur semakin besar. )eadaan ini disebabkan oleh perambatan tiap-tiap ralat oleh pengukuran langsung yang menyumbang menyumbang ralat hasil pada pengukuran tak langsung. 5enyebab ralat pada pengkuran adalah sebagai berikut. *
$ala alat pe pengama amatan tan
2ila pengamatan pengamatan atau pengukuran pengukuran dilakukan dilakukan beberapa beberapa kali pada besaran yang yang diukur secara langsung, hasilnya dapat berbeda-beda. Sebagai contoh yang dilakukan k kali dengan dengan hasil penguku pengukuran ran ke i
adal adalah ah
"i=1,2,3,. i=1,2,3,.....k) ....k).. !ilai atau yang mungkin
persamaan+ k
x ∑ =
i
x´ =
i 1
k
=
x 1+ x 2 + x 3+ .....+ x k
!.!"
k
(
Selisi Selisih h atau penyimp penyimpang angan an antara antara nilai ukur ukur ke i dengan dengan nilai nilai ukur ukur rerata rerata disebut disebut de'iasi "dengan lambang
∂ x ¿ , sehingga+
i −¿ x´ ∂ x = x ¿
!.#"
e'iasi e'iasi merupa merupakan kan penyim penyimpan pangan gan terhada terhadap p nilai nilai terbaik terbaik dari dari nilai nilai terukur terukur yang yang bersangkutan "#. ikenal pula dengan de'iasi standar yang didefinsikan sebagian akar
( ∆ x ) atau,
rerata kuadrat de'iasinya
∆´ x =
√
k
(∂ x ) ∑ =
2
i
i 1
k ( k −1)
=
√
k
( x − x´ ) ∑ =
2
i
!.$"
i 1
k ( k −1)
Sedangkan de'iasi standar relatifnya ditulis sebagai
∆´x r=
∆´ x x´ , atau
∆´x r=
∆´ x .100 x´
!.%"
Selanjutnya harga atau nilai dari suatu pengukuran "# dapat ditulis +
x = x´ ± ∆´ x
!.&"
!ilai pengukuran seringkali dinyatakan sebagai ketelitian atau disebut juga kecermatan, 1− ∆´x i atau
yaitu
100 − ∆´ x 6. )etelitian dapat dianggap sebagai jaminan atau
kebenaran kebenaran hasil pengukuran. pengukuran. 5erhatikan 5erhatikan contoh contoh berikut berikut ini. Sebatang logam diukur panjangnya *0 kali dengan hasil ukur seperti Tabel Tabel *.*. berikut
Tabel Tabel *.*. ata hasil pengukuran panjang batang 5engukuran
!ilai
e'iasi
)uadrat
)e
Terukur x i
∂ x = x i − x´
e'iasi
* ( 7 9 < 8 ; 1
"cm# 78.9* 78.71 78.7; 78.90 78.78 78.71 78.7; 78.7< 78.9(
"cm# :0.0 0.00 -0.0* :0.0* -0.0 0.00 -0.0* -0.0( -0.07
7
(∂ x )² 0.0007 0.0000 0.000* 0.000* 0.0007 0.0000 0.000* 0.0001 0.00*<
*0
78.71
0.00
0.0000
ari tabel diperoleh informasi bahwa k
k= 10,
k
x = 474,90, ∑ ( ∂ x ) ²= 0.0036 ∑ = = i
i 1
i 1
k
Sehingga nilai terbaiknya adalah x '
x ∑ =
i
i 1
' %()%*+ ,m
k Sedangkan de'iasi standarnya adalah +
∆´x =
√
k
∑ (∂ x ) ² = i
i 1
k ( k −1 )
=
√
0.0036 10 ( 10 −1)
=0.007 cm
iperoleh kesimpulan, nilai ukur besaran tersaji+
x = x´ ± ∆´ x =( 47,490 ± 0.007 ) ,m 0,007
engan ketelitian !++-
47,490
. !++- ' **)*/*-
$ala alat peramb ambatan tan
Seringkali besaran fisis diukur secara langsung, tetapi dihitung dari unsur-unsurnya, sebagai contoh 'olume kubus dihitung dari sisi-sisi sis i-sisi yang diukur, kecepatan dihitung dari jarak yang ditempuh dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebu tersebut. t. 5ada 5ada penguk pengukura uran n sisi kubus, kubus, setiap setiap member memberika ikan n ralat, ralat, maka maka pada pada hasil hasil hitungan hitungan 'olumenyapun 'olumenyapun timbul ralat sebagai perpaduan perpaduan ralat oleh sisi yang diukur diukur secar secaraa lang langsu sung ng.. $ala $alatt yang yang timbu timbull sebag sebagai ai hasil hasil hitu hitung ngan an ini ini dina dinama maka kan n ralat ralat perhitungan atau ralat rambatan. !ilai terbaik tergantung pada nilai terbaik 'ariabel unsurnya. Secara matematik, besaran V berhubungan dengan 'ariabel ", y, y, =# sehingga V =V(x, y. z). z). Maka nilai terbaiknya terbaiknya adalah adalah
´ = v ( x ´ , y´ , z´ ) V , sedangkan de'iasi standar reratanya
dirumuskan sebagai+
∆´ x =
√( )
( )
( )
∂ ´V ´ 2 ∂ ´ V ´ 2 ∂ ´ V ´ 2 ∆x + ∆y + ∆z ∂x ∂y ∂z 2
2
2
5enyajian hasil pengukuran langsung terhadap 'ariabel ", y, =# dinyatakan +
9
!.0"
x = x´ ± ∆´ x ; y = y´ ± ∆´ y ; z = z´ ± ∆´ z
dan
( ) ∂ ´ V ∂x
merupakan turunan parsial 'aria'el
merupakan turunan parsial 'aria'el
( )
´ ´ terhadap 'ariabel y´ , ∂ V V ∂z
´ terhadap z´ V
.
5erhatikan contoh berikut ini >ontoh * Tentukan 'olume sebuah kotak dengan sisi-sisi yang diukur secara langsung dengan hasil berikut.
x =( 5,12 ± 0.02 ) cm
5anjang alas
y =( 3,22 ± 0.01 ) cm
?ebar
z =( 2,57 ± 0.01 ) cm
Tinggi
!ilai terbaik 'olume kotak ´ = v ( x´ , y´ , z ´ )= x ´ , y´ , z ´ V @ "9,*#"(,#",98# @ 7,(8 mA.
Standar de'iasi dapat dihitung turunan parsial
´ terhadap x´, y´ , z´ berikut ini. V
∂ ´ V ´ =( 3,22 ) ( 2.57 ) @ ;,897 = yz ∂x ∂ ´ V ´ =( 5,12 ) ( 2.57 ) @ *(,*9<7 = xz ∂x ∂ ´ V ´ =( 5,12 ) ( 3,22 ) @ *<,7;<7 = xy ∂x e'iasi reratanya adalah+
∆´V = √ ( 8,2754 ) ( 0,02 ) 2
2
2
2
2
2
+ ( 13,1564 ) ( 0.01 ) + ( 16,4864 ) ( 0.01 ) =0,5643
)esimpulan hasil ukur 'olume kotak
´ = V
( 42,37 ) ± ( 0,5643 ) m ³
>ontoh . Tentukan jarak titik api lensa (f ) yang diukur secara langsung. Jarak benda ke lensa (o) dan
jarak
bayangan
ke
lensa
(b).
&asil
<
pengukuran
langsung
adalah
o =( 20,1 ± 0,2 ) cm ,
atau
f =
b =( 25,5 ± 0,4 ) cm . &ubungan f, o, b adalah+
1
1
f
o b
= +
1
,
( 20,1 ) ( 25,5 ) o .b = =11,24 cm. o + b ( 20,1 ) + ( 25,5 )
√( ) ( )
∂ ´f ´ 2 ∂ ´f ´ 2 ∆o + ∆b , ∂o ∂b 2
e'iasi standar rerata dari f adalah
∆´ f =
2
dengan komponen parsial terhadap f dapat dihitung dan diperoleh+
( 25,5 ) ∂ ´f b´ = = = 0.3128 ∂ o ( o + b ) ( 20,1 ) (25,5 )
( )
2
2
20,1 ∂ ´f o´ = = = 0.1943 ∂ o ( o + b ) ( 20,1 ) (25,5 )
( )
2
2
Selanjutnya diperoleh de'iasi reratannya+
∆´ f =√ ( 0.3128 ) ( 0.2 ) +( 0.1943 ) ² ( 0.4 ) = 0.03 2
2
2
( 42,37 ) ± ( 0,5643 ) m ³
Sehingga diperoleh hasil ukur f sebesar f =
E. 1etode 2ra3ik
%nalisis
data dengan metode grafik lebih praktis dan memudahkan pandangan.
)eadaan ini disebabkan karena dengan melihat grafik secara sekilas, letak benar atau salah analisis sudah dapat diketahui, sehingga tidak terlalu banyak kalimat yang harus dibaca. 5ada pembuatan grafik perlu diperhatikan dasar-dasar sebagai berikut. *. %bsis "sumbu datar @ # dipilih sebagai besaran sebab, ordinat "sumbu tegak @ y# sebagai besaran akibat. 5emilihan besaran absis dan ordinat harus bersesuaian dengan keadaan yang paling menguntungkan, misalnya dapat menghapus ralat sistematis. . 5ersamaan yang digunakan harus persamaan lincar. (. !ilai skala "sumbu dan sumbuh y# dipilih bulat dan memberikan kemiringan garis " slope) pada kisaran antara (0B dan <0B. 7. unakan minimal *0 titik data, setiap titik data ditulis dengan jelas, serta nilai ralat di setiap titik data "misalnya berarah y# digambar sebagai garis ke atas dan ke bawah dari
8
9. aris ditarik melalui titik-titik data yang paling mungkin "tidak setiap titik harus dilalui#. Slope ketidakpastian ditarik dari titik data paling menyimpang di kedua ujung data dan dihubungkan dengan titik tengah "pusat# data. )edua
garis itu
memberi makna bahwa siapapun yang menarik garis selalu antara garis yang paling mungkin dan garis ketidakpastian. <. aris yang melalui titik-titik data yang paling mungkin menghasilkan slope yang paling mungkin, sedangkan garis yang melalui ujung titik data grafik yang paling menyimpang menghasilkan slope ketidakpastian. Slope yang paling mungkin dan slope ketidakpastian digunakan untuk menentukan nilai ukur yang dituju yang paling mungkin dan ketidakpastiannya.
BAB II A4O1ETER
A. AlatAlat 5ang Di6ergunakan
;
5engujian %'ometer menggunakan alat-alat sebagai berikut. *. %lat 3ji %'ometer . Multimeter %nalog
ambar .* %lat 3ji %'ometer
ambar . . Multimeter %nalog
B. Landa7an Teori
Multimeter yang sering digunakan pada umumnya menggunakan meter kumparan putar sebagai meter indikatornya. Meter kumparan putar terdiri atas suatu kumparan yang dapat berputar didalam medan magnet bila kumparan itu dilalui arus listrik. Sebuah pegas sepiral
berfungsi mengembalikan kedudukan kumparan tersebut dalam
keseimbangan. Jika arus searah I yang melewati kumparan dengan n lilitan yang berada di dalam medan magnet 2, maka kumparan akan mengalami momen gaya sebesar
M = NBAI
#.!"
engan M
@ Momen aya
!
@ Jumlah lilitan
2
@ Medan magnet
%
@ ?uas kumparan
C
@ %rus ?istrik
Momen gaya ini dilawan oleh momen gaya pegas dan momen gaya redaman. Meter kumparan putar yang dipakai pada multimeter umumnya mempunyai sifat orde besar
1
arus difleksi skala penuh " fll scale diflection = fsd). 00 D% dan tahanan dalamnya (00 Ehm. Multimeter mempunyai saklar pemulih fungsi, yaitu untuk+ a. %rus Searah "> m%#, b. Tegangan Serarah ".>#, c. Tegangan arus bolak-balik ".%>#. d. Tahanan "Ehm#. C. Pelak7anaan Per,obaan
5ada papan peraga tersedia sejumlah komponen listrik, seperti resistor, kapasitor, dioda dan induktor. Sumber tenaga arus bolak-balik dengan frekuensi 90 &= dan sumber tegangan searah. >ara pengujian adalah sebagai berikut. *. Penggunaan 1ultimeter 7ebagai Ohmmeter 5ada pengujian ini tidak memerlukan sumber tegangan, sehingga posisi switch dibiarkan pada keadaan off "lampu mati#. Saklar multimeter diputar pada posisi G "!"m#. Saklar terbesar dipilih. Sebelum dimulai pengukuran, multimeter harus dibuat nol dengan cara menghubungkan langsung probe merah dan hitam. )emudian diputar knop #$ ad%H sehingga meter siap untuk mengukur tahanan "resistor#. Jika pembacaan terlalu kecil atau besar, dipindahkan pada skala lain yang sesuai.pada saat pemindahan saklar, sebelum digunakan untuk mengukur, meter harus dinolkan dahulu. #. Penggunaan 1ultimeter 8ebagai 4oltmeter DC
Mengubah saklar pada posisi > , dan menggunakan saklar terbesar. sumber daya pada papan peraga dihidupkan sehingga lampu menyala.
Mengukur
tegangan >
dengan memasang probe hitam pada kutup negatif, dan probe merah pada kutup positif, mencatat tegangan yang terjadi. $. Pengunaan 1ultimeter 8ebagai Am6eremeter DC
Mengubah saklar pada posisi > "m%#, memilih saklar terbasar. Membuat rangkaian seperti bagan dengan probe merah langsung dihubungkan pada kutub positif sumber.
ambar .. ?ayout pengukuran Membaca nilai arus yang lewat, bila pembacaan terlalu kecil atau terlalu besar memilih skala lain yang sesuai. icatat arus ini sebagai l *. )emudian diambil multimeter tersebut dan dihubungkan titik a dan b dengan kabel. Melalui penggunaan multimeter itu *0
kemudian mengukur tegangan pada kutub-kutub sumber, sebelumnya memindahkan dulu skala pada posisi V.&'. )emudian mencatat tegangan ini, misal sebesar V . ari 1
besaran itu dihitung kembali nilai tahanan yang terpasang " # dengan rumus + 1
R=
V 1 I 1
".#
Melakukan langkah ini untuk tahanan yang lain. %. Penggunaan 1ultimeter 8ebagai 4oltmeter AC
Mengubah skala multimeter pada posisi ', memilih skala terbesar. bila pembacaan terlalu kecil atau lebih besar memilih skala lain yang sesuai. 5engukuran tegangan ' untuk menghitung kapasitas dan induktansi dengan la yout sebagai berikut
ambar .( 3ntaian $> V ab @ V 1 , V bc @ V 2 , V ac @ V 3 dikr , maka beda fase antara
V 1 dengan
V 2 adalah 0
yang memenuhi hubungan+ 2
2
V 3 − V 1 −V 2 cos θ = 2 V 1 V 2
2
".(# Sehingga+
C =
V 1 2. π . f . R . V 2 . sin θ
farrad
".7# dengan f
@ frekuensi listrik "90 &=#
$ @ Tahanan engan cara yang sama kapasitas dari kapasitor yang lain dapat dihitung 9. Pengukuran tegangan AC untuk menghitung induktan7i
**
Mengubah skala multimeter pada posisi %>, dpilih skala terbesar. 2ila pembacaan trelalu kecil atau terlalu besar memilih skala lain yang sesuai. Tegangan %> diukur untuk menghitung induktansi dengan loyut sebagai berikut.
ambar .7 3ntaian $? Mengukur ab @ *, bc @ , ac @ ( dengan beda fase 0, maka
RV 2 sin θ V 1 2 πf
#.&"
D. 9a7il Per,obaan a.
Per,obaan Ohmmeter Tabel #.! Per,obaan Ohmeter
b.
V 2
θ yang memenuhi hubungan +
adalah
L=
V 1 dengan
Per,obaan 4oltmeter DC Tabel #.# Per,obaan 4oltmeter DC :omo r
o
I
II
III
; *9
; *9
; *9
*
&itung nilai rata-rata untuk pengukuran o FC + FCC + FCCC (
o @
*9 + *9 + *9 (
@
@ *9 'olt.
,.
Per,obaan Am6ermeter DC Vn
engan menggunakan rumus perhitungan hukum ohm + $ @ tentukan besarnya $ . R n ' 4n < In R n
' n
=
*. 5ercobaan %mperemeter > Mencari $ dengan menggunakan rumus +
R1=
V 12 = =48 k I 0,25
R2=
V 12.1 = = 48.4 k I 0,25
R3=
V 13 = =26 k I 0,5
V 15 =4.8 k R4 = = I 3.1 R5=
V 15.1 = =1.95 k I 9.5
R6=
V 15.2 = = 122 I 120
R7=
V 15.3 = =127 I 125 Tabel #.% Perhitungan 9ukum Ohm
*(
In
maka dapat kita
( per"itn*an − ( pen*kran
x *006
( per"itn*an
)esalahan $elatif @ Catatan + $ dihitung dengan $umus &ukum Eh
Tabel #.& >e7alahan Relati3 H. pengamatan
H. perhitungan
Kesalahan relatif
(Ohm) 50000 42000 24000 3500 1750 320 100
(Ohm) 48000 48400 26000 4800 1590 127 122
(%) -4.17 13.2 7.7 27.1 -10.1 -152 18
R 1 2 3 4 5 6 7
d. Per,obaan 4oltmeter AC !. Dihitung untuk ma7ingma7ing C ? @
V (
− V * − V
.V * .V >os I* '
V (
− V * − V
=
*(,00
.V * .V
− *0,00 − 9,0
.*0,00.9,0
=
0,70(9
>os I* @ I* @ arc cos I @ <<.0;0 V (
− V * − V
.V * .V
=
*(,9
− *0,00
− 9,<0
.*0,00.9,<0
= 0,7977
>os I @ @ arc cos I @ <.18(80
*7
V (
− V * − V
=
.V *.V
*7,00 − *(,00 − *0,00 .*(.*0
= −0,;0;
>os I( @ ( @ arc cos I @ *0<,(0;0
V (
− V * − V
=
.V * .V
*7,00
− *(.9 − 0.89
=
.*(.9.0.89
0.<9*
>os I7 @ 7 @ arc cos I @ 71.(<810
V (
− V * − V
=
.V *.V
*(,9
9.1
−
− *0,00
=
.9.1.*0
0,700
>os I9 @ 9 @ arc cos I @ <<.1<80
V (
− V * − V
.V * .V
=
*(.89
−
*0,00
− *(.89
.*0,00.*(,89
= −0.(<(<
>os I< @ < @ arc cos I @ ***.(70
V (
− V * − V
.V * .V
=
*(
−
9.*
− 1.;
=
.9.*.1.;
0.7<18
>os I8 @ < @ arc cos I @ <*.1;9 0
#. Dihitung untuk ma7ingma7ing C @
C =
V 1 2. π . f . R. V 2 . sin θ
C 1 =
C 2 =
C 3 =
C 4=
V 1 2. π . f . R . V 2 . sin θ
V 1 2. . f . R . V 2 . sin θ
V 1 2. π . f . R. V 2 . sin θ
V 1 2. π . f . R. V 2 . sin θ
farrad 10,00
=
=
=$.$+3+2 farrad
2. π .50.8,00.5,20 .0.9150 10,00
=$.$+1$+ farrad
2. π .50.8,00 .5,60 .0.8909 10,00
=
=
2. π .50.8,00.10 .0 .9598
=$.$3+ farrad
10,00 2. π .50.8,00.0 .75.0.7589
*9
=$.-$3/ farrad
C 5 =
C 6 =
C 7 =
V 1 2. π . f . R. V 2 . sin θ
V 1
=
10,00 2. π .50.8,00.10 .0 .9156
=$.$1-1 farrad
10,00
2. π . f . R. V 2 . sin θ
V 1 2. π . f . R. V 2 . sin θ
=
=
2. π .50.8,00.10.0.9315
=$.$1// farrad
10,00 2. π .50.8,00.9 .8.0 .9906
=$.$133/ farrad
(. ihitung untuk masing-masing ? + 'atatan f = +$ 0z. R 4 V 2 sin θ 8,00.5 .20 .0.9150 = L1= V 1 .2 . π . f 10,2 π .50
= $.$1212 "enry
R 4 V 2 sin θ 8,00.5 .60 .0.8909 = L2= V 1 .2 . π . f 10,2 π .50
= $.$12 "enry
R 4 V 2 sin θ 8,00.100.0 .9598 = L3= 10,2 π .50 V 1 .2 . π . f L4=
R 4 V 2 sin θ V 1 .2 . π . f
=
8,00.0.75 .0 .7589 10,2 π .50
R 4 V 2 sin θ 8,00.10 .0 .9156 = L5= 10,2 π .50 V 1 .2 . π . f
L6=
L7=
R4 V 2 sin θ V 1 .2 . π . f
R4 V 2 sin θ V 1 .2 . π . f
=
8,00.13 .75.0 .9315
=
8,00.9.8 .0.9906
10,2 π .50
10,2 π .50
= $.$1// "enry
= $.$$1$ "enry
= $.$3+2 "enry
= $.$32-2 "enry
= $.$/ "enry
Tabel. 2.6 Perhitungan Percobaan Voltmeter A
*<
E. Pembaha7an
a. 2erdasarkan hukum Ehm bahwa arus yang melewati logam sebanding dengan tegangan
sehingga semakin besar hambatan semakin kecil arus untuk suatu
tegangan. b. 2esar kapasitas sebanding dengan tegangan "i#. c. &asil perhitungan $ dengan menggunakan rumus /C dan $ hasil pengamatan berbeda jauh dapat disebabkan oleh kurangnya ketelitian pada saat pengamatan %ngka yang menunjukkan ukuran pada multimeter yang sulit dibaca karena terlalu kecil
F. >e7im6ulan a. 2erdasarkan &asil 5enelitian dan &asil 5ercobaan maka %lat 3ji %'ometer
digunakan untuk Mengetahui tahanan $esistor " Ehm #, menentukan besarnya tegangan " , >#, arus searah ">,m%#, menetukan arus tegangan bolak K balik ",%># dan mengetahui cara kerja Multimeter.
b. Semakin 2esar )apasitasnya maka kesalahan $elatif belum tentu semakin besar
tergantung hasil pengamatan dan penghitungan )etelitian sangat diperlukan dalam proses percobaan dan penghitungan laporan. 2. FOTO PRA>TI>1 PERCOBAA: A4O1ETER
ambar .* %lat 3ji %'ometer
ambar . Multimeter %nalog BAB III
TRA:8FOR1ATOR
*8
Tujuan dari percobaan transformator adalah untuk memahami cara kerja transformator dan menentukan faktor regulasi serta daya guna transformator
A. Alat Alat yang digunakan
5engujian %'ometer menggunakan alat-alat sebagai berikut. *.
Trafo aya
.
Multimeter digital
3.
Slide e*lator
7.
?ampu 5ijar sebagai beban
ambar (.*. %lat uji transformator B. Landa7an Teori @
>ara kerja transformator dapat dijelaskan dengan ambar (.. Trasformator tersusun oleh kumparan primer dan sekunder yang dililitkan pada susunan plat besi lunak yang disebut teras trafo " transformator core #.
ambar (. + 2agan Transformator )umparan primer dengan jumlah lilitan N , adalah tempat daya listrik diberikan ke transformator.
)umparan sekunder jumlah lilitan
N ! , adalah tempat daya listrik
diambil dari transformator oleh beban. )alau kumparan primer dihubungkan dengan sumber daya, maka pada teras akan dibangkitkan fluks medan magnet. )arena kumparan sekunder juga meliliti teras, maka kumparan ini meliliti fluks medan magnet yang di bangkitkan oleh kumparan 5rimer. Fluks medan magnet pada teras nilainya selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan arus primer, sehingga pada kumparan sekunder dibangkitkan tenaga gerak listrik "tgl# induksi " &ukum Faraday #. 2esar
tenaga gerak listrik "tgl# ini sebanding dengan
*;
jumlah lilitan. Sehingga kalau tegangan )umparan primer p dan sekunder s maka secara ideal berlaku persamaan sebagai berikut
V !
=
N !
V N $.!"
engan
V ! V N N !
@
)umparan Sekunder
@
)umparan 5rimer
@
Jumlah lilitan kumparan 5rimer
@
Jumlah lilitan kumparan sekunder
5ada umumnya kumparan sekunder suatu transformator tidak hanya satu, tetapi terdiri dari atas beberapa kumparan. 2esar tegangan tiap kumparan sebanding dengan jumlah lilitan dari tiap-tiap kumparan. Transformator yang ideal adalah transformator yang tidak memiliki kerugian daya, berarti bahwa daya yang diberikan pada
kumparan
primer @ daya yang diberikan oleh kumparan sekunder, atau memenuhi persamaan berikut.
V . I =V ! . I ! $.#"
%tau dapat ditulis sebagai+
V . I cos θ =V ! . I ! cos θ! $.$"
engan+
I
@ arus primer
I !
@ arus sekunder
cos θ
@ faktor daya primer
cos θ !
@ faktor daya sekunder
*1
N ! < N sehingga
ari persamaan (.*, bila step don.
Sebaliknya bila
V ! < V maka transformator disebut
N ! > N sehingga
V ! > V
maka transformator
disebut stepp. 5ada setiap transformator selalu ada kerugian daya. %da dua macam kerugian ini , yaitu kerugian teras dan kerugian kawat tembaga. )erugian teras tidak tergantung pada besar dan kecilnya beban, tetapi tergantung pada frekuensi arus listrik dan rapat flks magnet. )erugian kawat disebabkan adanya arus 4ddy. 5ada saat kumparan primer dan sekunder mengandung tahanan murni masing-masing r p dan r s maka kerugian kawat tembaga ") *# dapat diukur, dengan dasarnya+ 2
2
" 1= I . r + I ! .r ! $.%"
I p I s
=
3 p 3 s
Mengingat bahwa
, maka
{
N 2 " 1= I r + r N ! !
}
= I !
2
R#
$.&"
%tau 2
{
" 1= I ! r !+
N ! N
}
2
r = I R#!
"(.<# engan
R# dan
R#! masing-masing adalah tahanan tara primer dan sekunder,
serta memenuhi persamaan+
R# =r +
( ) N N !
r!
$.("
R#! =r !+
( ) N !
N
r
"$./"
0
!ilai $ tp dapat dihitung dengan memuat kumparan sekunder dihubung pendek. Saat itu tegangan masuk p serta arus C p yang memenuhi persamaan+
R# =
V I
$.*"
Cmpedansi tara primernya dinyatakan Sebagai
$ =
V I !
, sehingga reaktansinya dapat
dihitung sebagai 2 2 √ $ + R#
$.!+"
aya guna "efisiensi# transformator
secara teoritis dapat dihitung dengan η yang
merupakan daya dapat dipakai dibagi daya yang diberikan oleh sumber, dengan hubungan
¿
¿
V I cos θ 2 V I cos θ + I R# + r%&i#'r! atau
$.!!"
V ! I ! cos θ ! 2 V ! I ! cos θ !+ I ! R#! + r%&i#'r!
5ada umumnya besar
$.!#"
V ! tergantung pada beban, jika
sekunder tanpa beban, sedangkan
V !b
V !o merupakan tegangan
tegangan sekunder dengan beban penuh,
selanjutnya didefinisikan faktor regulasi "$# sebagai +
R=
V !o−V !b V !b
$.!%"
Secara teoritis faktor regulasi "$# dapat dihitung dengan mengukur tegangan kumparan primer dan kumparan sekunder pada saat kumparan sekunder tanpa beban, selanjutnya digunakan persamaan +
N ! V −¿ V V ! −V = N V ! V R =¿ !
$.!&"
*
C. Pelak7anaan Per,obaan
!. Penentuan Faktor Regula7i
5ercobaan ini menggunakan skema seperti pada gambar (.(. langkah pelaksanaan percobaan adalah sebagai berikut
ambar (.( + Setp 5ercobaan Transformator a.
V , V ! ,()* I
b.
V , V ! ,()*I diukur dengan beban yang telah ditentukan. 3kur dan catat %rus
diukur tanpa beban
tegangan sekundernya.
N ! c.
Menentukan besar faktor regulasi serta
N , dan mencocokkan hasil yang
diperoleh dengan dua rumus di atas #. 1enentukan Daya 2una
5ercobaan ini menggunakan skema seperti pada gambar (.(. langkah pelaksanaan percobaan adalah sebagai berikut. a.
A , V , A ! dan
V !
diukur pada beban penuh. )emudian
$ dihitung.
b.
Selanjutnya hubungan dengan sumber daya dilepas dan r s dan r p dihitung.
c.
Lang terakhir Rtp , K ,t cos
p
dan η dihitung.
D. 9a7il Pengujian
!. 1enentukan Faktor Regula7i a. 5engukuran tanpa beban V
− V p
V p
r@
3 s 3 p
=
V V p
Tabel III. ! Pengukuran tan6a beban :o
46 4olt"
47 4olt"
I7 1A"
*
(.
*.7
*0
(.
*.7
0
(
7;.8
.(
(0
7
90.8
.(
70
b. 5engukuran dengan beban V
− V p
V p
r@ 3 s 3 p
=
V V p
Tabel III.# Pengukuran dengan beban
2erdasarkan hasil regulasi dari perhitungan a dan perhitungan b besarnya hampir sama dan juga mempunyai arah yang sama, persamaan nilai maupun arah ini dipengaruhi oleh besarnya tegangan silinder. #. Pembaha7an 9a7il Per,obaan
a. &itungan $tp, $ts, p V
− V p
V p
r@ 3 s 3 p
=
V V p
Tabel III.$. Pengukuran Daya 2una :o
46 ;olt "
I6 1A"
47 ;olt"
(
I7 1A"
* *1.1 79.; ( <. 7 1.; 9 *9 $p@ (7.8 Ehm
9 *1 7 (* 7*
0.; . (.* 7.; <.8
**; <0 (0 (1; 7<0
$s @ 0.; m b. %nalisis ata !" Pengukuran tan6a beban
Tabel III.% Anali7i7 Data Pengukuran Tan6a Beban
r=
V ! −V
r 1=
r 2=
r 3=
r4 =
V 1.4 −32.2 32.2
@ -0.19<9
1.4 −32.2 32.2
@ -0.19<9
2.3− 48.7 32.2
@ -0.1988
2.3 −50.7 . 50.7
@ -0.197<7
#" Pengukuran dengan beban Tabel III.& Anali7i7 Data Pengukuran Dengan Beban 8
7
r=
V ! −V
r 1=
r 2=
r 3=
r4 =
V 1.5−32.6
@ -0.19(11
32.6 2.6 −53.1
@ -0.19*07
53.1 4.5 −83.9
@ -*.09*9
83.9 6.4 −119.9
@ -0.17<<
119.9
b. &itungan $tp dan $ts dan p
R#=r +
( ) N !
N
r!
R# 1=34.7 + ( 0.04201 ) x 0.8 =34.7322 R# 2=34.7 + ( 0.048035 ) x 0.8 =34.7384
R# 3=34.7 + ( 0.049839 ) x 0.8 =34.7399 R# 4=34.7 + ( 0.05174 ) x 0.8 =34.7414 R# 5=34.7 + ( 0.0536 ) x 0.8=34.7429 R#!=r +
( ) N !
N
r
R#! 1=0.8 + ( 0.04201 ) x 34.7 =2.1950 R#! 2=0.8 + ( 0.04835 ) x 34.7 =2.4668
R#! 3=0.8 + ( 0.049839 ) x 34.7 =2.5294 R#! 4=0.8 + ( 0.051724 ) x 34.7 =2.5948 R#! 5=0.8 + ( 0.053600 ) x 34.7 =2.6599
( )
$ =
V I
9
$ 1=
19.9
$ 2=
45.8
$ 3=
62.2
$ 4 =
92.8
$ 1=
125
0.005
0.019
0.024
0.031
0.042
=3890 =2410.526
@ 91*.<<8
=2993.548 =2976.190
a. &itungan ) T 2
" #! = I ! . R# 2
" #! 1 =0.118 . 34.7322=4836,112.10
−2
−2
2
" #! 2=0.260 . 34.7384 =23483,158. 10 " #! 3 =0.320² . 34.7399 =35573,658.10
−2
" #! 4=0.398² . 34.7414 = 55031,767.10 " #! 5 =0.460² . 34.7429 =73515,976.10
−2
−2
2
" #= I . R#! −3
2
" # 1=0.05 . 2.1950 =0.54875 . 10 2
−3
" # 2=0.019 . 2.4668 =8.90515 . 10
−2
2
" # 3=0.024 . 2.5294 =14.56934 . 10 2
−2
2
−2
" # 4= 0.031 . 2.5948 =24.9360 . 10
" # 5=0.042 . 2.6599 =45.7723 . 10
E. Pembaha7an !. )umparan 5rimer adalah tempat daya listrik yang diberikan ke transformator
sedangkan )umparan Sekunder tempat daya listrik yang diambil oleh transformator beban .
<
#. 2esar kapasitas dipengauhi oleh besarnya tegangan silinder. $. 5embahasan 5ercobaan dihitung dengan menggunakan hitungan $tp,$ts,p F. >e7im6ulan !. 2erdasarkan &asil 5enelitian dan &asil 5ercobaan maka %lat 3ji Transormator %lat
yang terdiri dari )umparan 5rimer dan sekunder . 2esarnya hasil regulasi dari perhitungan besarnya hampir sama dan mempunyai arah yang sama persamaan nilai manapun arah dipengaruhi oleh besaranya tegangan silinder (. )etelitian sangat diperlukan dalam proses percobaan dan penghitungan lapora 2. FOTO PRA>TI>1 PERCOBA
TRA:8FOR1ATOR
ambar (.( Transformator daya
ambar (.7 Meter Tegangan dan %rus 2alok 2
8
BAB I4 1EDA: 1A2:ET B1I
Tujuan dari percobaan medan magnet bumi adalah untuk memahami asas kerja magnetometer serta menentukan intensitas hori=ontal dari medan magnet bumi dengan magnometer. A. Alatalat yang Di6ergunakan
5engujian medan magnet bumi menggunakan alat-alat sebagai berikut. *. %lat medan magnet bumi 2. Stopatc"
ambar 7.*. %lat medan magnet bumi B. Landa7an Teori
Jika sebuah batang magnet yang ber magnet M, berada dalam ruang bermedan magnet homogen berkekuatan &, maka batang magnet akan mengalami torsi sebesar+
# =− M+ sin
"7.*#
engan t
@ torsi
M
@ Momen Magnet
&
@ )ekuatan medan magnet
ϕ
@ Sudut antara batang magnet dengan arah medan magnet luar Jika J merupakan momen kelembaman batang magnet maka berlaku hubungan sebagai berikut. 2
( # = 2 − M+ sin (#
"7.#
;
< 1 , maka
Jika
sin =
"dalam radian#, dan dapat menuliskan persamaan
dalam bentuk+ 2
( - = 2 − M+= / (
"7.(#
2
( + =0 2 - (#
atau+
"7.7#
Jika batang medan magnet diganggu dari posisi setimbangnya, dan kemudian berayun bebas, maka periode ayunan batang magnet "T# adalah + 2
2
0 =4 1
atau
- I = 4 π 2 = - M+ 2+
"7.9#
I M =2 2 4 π -
"7.<#
Selanjutnya batang magnet kecil akan digetarkan di dalam medan magnet homogen, yang terdiri dari komponen medan magnet hori=ontal "& c# dari medan magnet bumi dan sebuah medan & dari sebuah kumparan yang berarus. )uat medan magnet bersama "& r # disambung oleh & dan & c memenuhi persamaan &r @& : &c. 5ada keadaan ini & c selalu dianggap positif, sedangkan & adalah positif dan negatif bila searah atau berlawanan arah dengan &c. jika i merupakan arus listrik yang melalui kawat kumparan, maka di dalam kumparan akan timbul medan magnet dengan kekuatan+
+ =0.4 ¿ o'r!#'( = ¿ A cm I I
−1
"7.8#
dengan + n
@ jumlah lilitan
C
@ panjang kumparan
mengacu persamaan "7.9#, maka satuan dari adalah
( Acm− ) 1
, selanjutnya
perjanjikan bahwa i adalah positif bila & dan &e searah atau negatif bila berlawanan arah. )eadaan ini dibagi menjadi ( yaitu + *. i N 0, & N 0 medan kumparan & dan medan bersama &c adalah searah.
1
− 0 c i
. i N
n
dan 0 N & N K & c, medan kumparan berlawanan arah dengan medan
i= magnet bumi. Jadi & searah dengan medan magnet bumi untuk
− 0 c I
n
maka &
: &c @ 0. jadi medan magnet bumi tepat senilai dan berlawan arah dengan kumparan. 5ada saat itu periode ayun batang magnet adalah tak terhingga. (.
i<
− + c I
dan + < + c . )ondisi ini menunjukan medan kumparan berlawanan
*
arah dan harga mutlaknya lebih besar dari medan magnet bumi, sehingga medan magnet bersama juga berlawanan arah dengan medan magnet bumi. %kibat adanya perubahan dari keadaan ke (, batang magnet berputar *;0 0. Jika dipandang terhadap batang magnet, maka hal ini sesuai dengan pemutaran kedua medan magnet sebesar *;00. Jadi terjadinya pembalikan arah arus dalam kumparan, sehingga pada persamaan "7.9# harus dimasukkan kuat medan "& : & c#. Mengingat T N 0 dan "& : &c# sekarang negatif, maka persamaan "7.9# menjadi kelompok berikut ini. *. )eadaan * dan 1
2
0 =
2 ( + + + c )
%./"
. )eadaan ( 2
0 =
1
2 ( + − + c )
%.*"
untuk singkatnya ditulis +
* 1 2 = ) ; 2 + c = x 0 ; = x 1 0 2
%.!+"
5ada keadaan ini 0 adalah harga saat i @ 0, selanjutnya dengan persamaan "7.;# dan "7.1# diperoleh diperoleh kaitan untuk keadaan * dan sebagai+
x =)i + x 0
%.!!"
Sedangkan untuk keadaan ( dinyatakan dengan rumus +
x =−( )i + x 0 )
%.!##
(0
Sehingga untuk keadaan,
( )
x ¿
1
2
0
adalah berbanding liner terhadap i.
5ekerjaan selanjutnya adalah menghitung tetapan yang ada dan , kemudian membuat grafik sebagai fungsi i, dan menghitung nilai &c )eterangan gambar S
+ kumparan berbentuk solenida
$g
+ tahanan geser
)
+ komutator
4
+ sumber daya arus searah
%
+ %mperemeter
ambar 7.. Setup percobaan medan magnet bumi C. Pelak7anaan Per,obaan
3rutan pelaksanaan percobaan medan magnet bumi adalah sebagai berikut+ *.
3ntaian " setp# percobaan dipasang. Memindahkan benda-benda yang dapat mempengaruhi medan magnet menjauhi kumparan.
.
Setelah rangkaian benar, magnet batang
diayukan dengan cara mendekatkan
secara hati-hati magnet tanpa menghubungkan untaian dengan sumber tegangan, mengukur waktu 90 ayunan. Setelah selesai magnet dijauhkan dari kumparan. (.
Melakukan langkah pada nomor dengan menghubungkan untaian ke sumber daya dengan posisi komutator sehingga iN0
7.
Melakukan langkah nomor ( didahulukan dengan posisi komutator dibalik
9.
Melakukan langkah nomor ( dan 7 dengan mengubah arus dari 0 kemudian naik dengan menggeser R&
<.
Mengukur panjang kumparan dan menghitung jumlah lilitan. D. Data Dan Anali7i7 Data @
ari hasil pengujian didapatkan data+ n
@ 9(< lilitan
l
@ ((,9 cm
*
@ *< lilitan
ntuk I + keadaan 6o7iti3 Tabel I4.# >uadrat Terke,il Po7iti3 "
(*
3ntuk keadaan *O0 ":#
Σ* .Σ
5 0
*
− Σ I .Σ
4 3 .Σ I
=
* 4
I
− Σ I
0.017404 x 3.15108 − 0.304 x 0.138969
@
6 x 0.017404 −0.017404 0.01259
@
0.08702
@ 0.*7787
* . − Σ Σ I I I 4 4 3 .Σ I − Σ I
Σ* .Σ
α
=
*
0.017404 x 0.138969 − 0.304 x 0.138969
@
6 x 0.017404 −0.017404
−0.03983 @
0.08702
@ -0.798<1
2=3
1
*
¿− 0.45769 x
33.5 536
@ -0.0;<1 =
68ercobaan − 67iteratr x*006 67iteratr
)esalahan ?iteratur =
− 0.0;<1 − 9,8 x*0
9,8 x*0 −9
−9
x*006
@ -9*.(7 6
0 e
=
x 0 6
(
0.14474
'
−51.34 −0.002819
'
=
0 e 8ercobaan − 0 e 7iteratr x*006 0 e 7iteratr
)esalahan ?iteratur =
x*0 − 0.00;*1 − 7.π
−
7.π x*0 −
x*006
@ -**9.9016 Tabel &asil dari )uadrat ter kecil positif ":#
Tabel I4.$ >uadrat terke,il negati3 "
3ntuk keadaan *O0 "-#
Σ* .Σ
5 0
*
4 3 .Σ I
=
*
− Σ I .Σ − Σ I
4
I
0.017355 x 3.029930 −0.303 x 0.1574735
@
6 x 0.017355 −0.017355 0.009545
@
0.086775
@ 0.*0111<
Σ* .Σ
α
=
*
− Σ I .Σ
4 3 .Σ I
− Σ I
* 4
I
0.017355 x 0.1574735−0.303 x 0.1574735
@
6 x 0.017355 − 0.017355
((
−0.04498 @
0.08678
@ -0.9*;(8 6 = α
* n
= −0.9*;(8 x
((,9 9(<
= −0.0(9 4
68ercobaan − 67Iteratr x*006 67iteratr
=
)esalahan ?iteratur
−( 0.0325 ) −5.7 x 10−5 −5
5.7 x 10
=
− "0.0(9# − 9,8 x*0
−9
9,8 x*0 −9
x*006
@ -9;.0* 6
0 e
=
=
x 0 6
0.*0111< − 0.0(9
= −(.(;90*oersted
=
0 e 8ercobaan − 0 e 7Iteratr x*006 0 e 7iteratr
)esalahan ?iteratur =
− (.(;90 − 7.π x*0
7.π x*0 −
−
x*006
@ -0.07<6
Tabel &asil dari )uadrat ter kecil negatif "-#
(7
E. Pembaha7an !. Semakin besar tahanan geser, maka semakin cepat magnet berputar dalam
kumparan . 2esarnya medan magnet horisontal &e sebanding dengan besarnya > dan berbanding terbalik dengan besarnya . F. >e7im6ulan
*.
2erdasarkan 5ercobaan pada keadaan positif ":# dan negatif "-# besarnya hampir sama
. 2atang Magnet yang homogen Magnet M, berada dalam ruangan bermedan Magnet homogen berkekuatan &, Maka batang Magnet akan mengalami Torka yang besar (. )etelitian sangat diperlukan dalam proses percobaan dan penghitunagn laporan 2. FOTO PRATI>1 PERCOBAA: 1A2:ET B1I
ambar C. Satu 3nit Medan Magnet 2umi
BAB 4 >E>E:TALA: AT CAIR
Tujuan dari percobaan kekentalan =at cair adalah untuk memahami asas kerja 'iskisimeter,
memahami tantang kekentalan =at cair, serta dapat menentukan
angka kenatl dinamis dari suatu cairan secara nisbis A. Alatalat yang di6ergunakan
5engujian kekentalan =at cair menggunakan alat-alat sebagai berikut ini 1. Viskosimeter !sald . 2ejana elas
(9
(. elas ukur . Stopatc" 9. Termometer <. &ydrometer 8. ?arutan yang diselidiki "!a>l# B. Landa7an Teori
alam kehidupan sehari-hari terlibat bahwa air memiliki sifat lebih mudah diaduk dan cepat tertuang dibandingkan dengan minyak lincir. Minyak lincir lebih kental dari pada air. Mengaduk dan menuangn adalah menggerakkan =arah-=arah dan lapisan cairan terhadap sesamanya. 5ada suatu cairan yang mengalir, lapisanlapisan itu bergerak dengan kecepatan yang tidak sama hingga saling berdesakan.
ambar 9.* + Skema gerakan =at cair berbanding lurus dengan aya gesek antara lapisan =at cair yang mengalir, luas dan perubahan kecepatan jarak
(v serta berbanding terbalik dengan perubahan
(x . 2= A
Sehingga
(y (x ,
atay
dapat
ditulis
2= A
(y (x
"9.*# dengan+ @ gaya gesek @ angka kental dinamis
A
@ luas lapisan
(v @ perubahan kecepatan
(y @ perubahan jarak Satuan
dalam sistem satuan egs adalah
*'4#o('#ik Sedangkan dalam mks adalah
m
&)r)m (y*'('#ik = = oi!' , 2 cm('#ik cm
=10 oi!' .
2
(<
2esar tergantung pada temperature dan faktor lain. 5ada pengaliran melalui pipa
sepanjang * cm dan jari-jari $ cm, karena perbedaan tekanan
ditunjukkan bahwa 'olume cairan " dalam
cm
3
(y*' cm
2
dapat
# yang mengalir dalam waktu t
detik adalah+
V =
πR
2
8
"9.#
ambar 9. + %lat iskosimeter oswald >ara
kerja percobaan kekentalan adlah sebagai berikut. >airan yang akan
diperiksa dialirkan melalui pipa 'ertical. 5ipa ini berada dalam thermostat "gambar 9.#, bagian ata pipa membesar untuk mnyimpan cairan yang akan diperiksa. 2ila waktu yang diperlukan untuk mengalirkan =at cair * dengan 'olume sesuai goresan % sampai 2 adalah cair dengan 'olume yang sama adalah
! 1 # 1
❑1
=
!2 # 2
❑2
,)#)%
# 1 , dan waktu untuk mengalirkan =at # 2 , maka+
❑1 ! 1 # 1 = ❑2 ! 2 # 2
"9.(#
dengan+
! 1 @ besat jenis =at cair * ! 2 @ besat jenis =at cair 5ada percobaan ini =at cair * adalah larutan garam "!a>?#, dan =at cair adalah air murni "aPuadest#. Jadi dapat dibandingkan antara larutan !a>l dan aPuadet. 5erbandingan ini dinamakan nisbi larutan, yaitu+
(8
❑*i!bi =
❑5)r%#)m !5)r%#)m # 5)r%#)m = ❑)6%)('!# ! )6%)('!# # )6%)('!#
3ntuk mengetahui
dinamis larutan
"9.7#
❑(5 , harus diketahui dahulu
larutan seperti pada persamaan "9.7#, berdasarkan ditentukan
nisbi
nisbi larutan tersebut dapat
dinamis larutan dengan persamaan+
❑(5=❑*i!bi . ❑(A , dengan ❑(A=1,005. 10−2 o!i' 3ntuk setiap konsentrasi larutan dapat ditentukan
dinamis larutan
"9.9#
(❑(5 )
.
C. Pelak7anan Per,obaan
3rutan pelaksanaan percobaan kekenatalan =at cair adalah sebagai berikut. *. %Puadest dihisap sampai dengan di atas goresan %, kemudian dibiarkan mengalir ke bawah. 5ada saat aPuadest sampai pada goresan % stopwatch dihidupakan, dan pada saat sampai ke gorean 2 stopwatch
dimatikan.
Mencatat waktu yang diperlukan untuk pengaliran aPuadest tadi. %Puadest yang keluar dari ujung pipa selalu dibawah permukaan aPuadest. Setiap pengukuran dilakukan sebanyak ( kali percobaan. .
langkah tersebut diulangi untuk larutan !a>l dengan berbagai kosentrasi, dan akhirnya aPuadest lagi.
(. >ara di atas diulangi berturut-turut dengan larutan !a>l "garam# yang konsentrasinya *006, 906 dan 96 larutan !a>l akhirnya untuk aPuadest tadi. 7. Tinggi permukaan cairan dalam bejana harus selalu sama dengan memberikan tanda pada bejana. 9. Temperatur percobaan diukur dengan memasukkan thermometer ke dalam termostat. D. Data dan Anali7a Data
Tabel &.! Data Per,obaan >ekentalan at Cair
(;
3ntuk mengenai η dinamis larutan " ηdl#, kita harus mengetahui dulu η nisbi larutan. )emudian berdasarkan η nisbi larutan tersebut, dapat ditentukan η dinamis larutan "ηdl# dalam persamaan ηdl @ ηnisbi ηd% dengan ηd% @ *,009 *0 - poise. 3ntuk masing-masing konsentrasi larutan dapat ditentukan η dinamis larutan " ηdl#. Temperatur Termostat @ (*B> )onsentrasi larutan
Tabel 9.* 5engaruh )onsentrasi ?arutan Terhadap Qaktu
?arutan K * @ ?arutan air garam 00 ml
*0 liter air ditambah 7 kg garam
?arutan K @ ?arutan *00 ml air garam ditambah *00 ml air ?arutan K ( @ ?arutan 90 ml air garam ditambah *90 ml air *. &itungan 2erat Jenis Tiap-tiap 6 ?arutan . 2erat jenis "S# aPuades @ * gr/cm( 2erat jenis "S# larutan garam "!a>l# *006 @ *0 liter air : kg garam
*0.000 + 7000 *0.000
= *, 7
(
*r / cm
2erat Jenis @ a.
¿
2erat Jenis ?arutan *006
200 m5L)r%#)* 0 m5A6%)('!#
@ 0 ml aPuadest *
@ 0 gram
@ 00 ml laruran *.7 @ ;0 gram Jadi berat jenis larutan *006 @ 280 &r 200 m5
b.
¿
2erat Jenis ?arutan 906
(1
=1.4 &r / cm3
100 m5L)r%#)* 100 m5A6%)('!#
@ *00 ml aPuadest *@ *00 gram @*00 ml laruran *.7 @ *70 grsm Jadi berat jenis larutan 906 @ 240 &r 200 m5
=1.2 &r / cm3 50 m5L)r%#)*
c.
2erat Jenis ?arutan 96
@
150 m5A6%)('!#
@ *90 ml aPuadest * @ *90 gram @ 90 ml larutan *.7 @ 80 gram Jadi berat jenis larutan 96 @ 220 &r 150 m5
=1.1 &r / cm
3
η
. &itungan
dl η
a. Mencari
nisbi tiap-tiap 6 larutan η lar
1.4
nisbi ?arutan-* @ η
b
S)9ades
1
x
42.9
η
40.5
x
1
40.5
1.1 40.0
nisbi ?arutan-( @
1
x
40.5
η
b. Mencari dl tiap-tiap 6 larutan η
iketahui d% @ *,009 *0 - poise η
*
η
dl *006 @
η
nisbi *006
d%
@ *.7;( *,009 *0 - @ 0,0*71 poise η
=
lar tan t)9ades
=1.483 &r / cm3
1.2 40.4
nisbi ?arutan - @
c
Slar tan
nisbi @
η
a
=
η )9ades
η
iketahui R
tan
η
dl 906 @ nisbi 906
η
d%
@ *.*18 *,009 *0 - @ 0.0*0( poise
70
=1.197 &r / cm3
=1.086 &r / cm
3
η
(
η
η
dl 96 @ nisbi 96
d%
@ *.0;< *,009 *0 - @ 0.0*01 pois Tabel 4.II. Berat eni7 Larutan
η !o
η d)
2erat Jenis
Larutan
Nisbi
"gr/cm(
.
Poise
"gr/cm(#
*
Larutan-1(100%)
1.4 gr!"#
1.483 gr!"#
0.0149 gr!"#
Larutan-2 (50%)
1.2 gr!"#
1.197 gr!"#
0.01203 gr!"#
(
Larutan-3 (25%)
1.1 gr!"#
1.083 gr!"#
1.1092 gr!"#
E. Pembaha7an
*
Sifat air adalah mudah diaduk sedangkan air garam kental.
5ada percobaan ini memiliki tujuan yaitu dapat memahami 'iskositas meter, menentukan angka kental dinamis dari suau cairan nisbi, dan dapat memahami kekentalan =at cair.
(
)etelitian sangat diperlukan dalam proses percobaan dan penghitungan laporan F. >e7im6ulan
ari konsentrasi larutan dengan aPuadest
yang berbeda mengakibatkan
kekentalan "nisbi# dengan kecepatan yang berbeda pula. alam hal ini semakin banyak larutan yang dicampurkan dengan aPuadest maka semakin lambat kecepatan dari konsentrasinya. engan percobaan yang dilakukan di laboratorium didapat angka kekentalan dinamis suatu larutan secara nisbi serta dapat mempengaruhi cara keja 'iskosimeter 2. FOTO PRA>TI>1 PRA>TI>1 PERCOBAA: >E>E:TALA: AT CAIR
Termometer iskosimeter
Stopatc"
Estwald
7*
elas ukur
2ejana elas
4mber berisi air garam
BAB 4I
PE2A8
Tujuan dari percobaan pegas adalah untuk memahami pengertian &ukum hooke, dan dapat mengukur tetapan pegas.
A. Alat Alat yang digunakan
5engujian pegas mengunakan alat-alat sebagai berikut. *. 2eberapa pegas dengan panjang tertentu . Statif (. %nak Timbangan 7. Mistar
ambar. <.* %lat K alat yang dipergunakan dalam percobaan pegas B. Landa7an Teori
2erdasarka hukum &ooke, jika sebuah
pegas diberi gaya F "ambar <.*# maka
( ∆ χ ) pertambahan panjang pegas
akan sebanding dengan : . &ubungan ini dapat ditulis
sebagai berikut : = ∆ χ
"<.*#
7
%tau dengan memasukan tetapan kesebandingan k maka persamaan "<.*# menjadi : = k ∆ χ
"<.# 5egas dapat disusun secara seri maupun paralel. %nalisis pegas susunan seri maupun pararel, dilakukan dengan mendasarkan pada persaman "<.#, dengan pertambahan
( ∆ χ ) panjang pegas
akan sebanding dengan "F @ mg#. Tetapan pegas eki'alen untuk
susunan seri oleh pegas
! =¿
( k ) 1
dan
( k ) 2
adalah +
k 1 . k 2 k 1 + k 2 k ¿
"<.(#
Tetapan pegas eki'alen untuk susunan pararel
( k )
oleh pegas
( k ) 1
dan
( k ) 2
adalah+
k =k 1 + k 2
"<.7#
C. Pelak7anaan Per,obaan !. Menentukan Tetapan 5egas Tunggal.
a. Menempatkan sebuah pegas pada tempatnya dan kemudian ukuran panjang pegas itu ">#. b. %nak timbangan dipasang pada pegas sebagai beban, dimulai dengan beban 90 g, <0 g, 80g, ;0 g, 10 g, *00 g, **0 g, *0 g dan *(0 g, maka pegas bertambah panjang ∆ χ =
dan menjadi *, sambil diukur pertambahan panjang tersebut meenjadi
* K 0.
c. langkah K langkah di atas diulangi utuk pegas ke , dengan panjang pegas lebih pendek dari pegas *. d. 5engukuran ini terus dilakukan dengan menambah beban dengan tambahan tertentu dan ukur *. 5enambahan beban dilakukan sampai batas maksimum, yaitu jika panjang pegas menjadi kali semula " 0#
7(
ambar Susunan pegas tunggal . Menentukan tetapan pegas<.* untuk susunan seri dan paralel.
ambar <. 5egas susunan seri dan paralel a. ua pegas disusun pada tempatnya dengan susunan seri "ambar <..a# dan pararel "ambar <..b# dan diukur panjang mula-mula yaitu o. b. %nak timbangan dipasang pada pegas sebagai beban, dimulai dengan beban 90 g, <0 g, 80g, ;0 g, 10 g, *00 g, **0 g, *0 g, *(0 g, *70 g, *90 g, *<0 g, *80 g, *;0 g, *10 g, 00 g, *0 g,0 g dan (0 g sambil diukur pertambahan panjang pegas setiap pergantian beban. c. Melakukan pengukuran * untuk bebagai beban yang tersedia.
D. Data Dan Anali7a Data @
!. Perhitungan Pega7 Tunggal !
Tabel <.* 5egas Tunggal * !o.
M
- 0
m
U.m
*
0
;
0
0
0
90
;.
0.
900
*0
(
<0
;.7
0.7
(<00
7
7
80
;.8
0.8
7100
71
9
;0
1.(
*.(
<700
*07
<
10
*0.<
.<
;*00
(7
8
*00
*.
7.
*0000
70
;
**0
*(.;
9.;
**00
<(;
1
*0
*9.
8.
*7700
;<7
*0
*(0
*<.9
;.9
*<100
**09
V
;*0
**0.1
(0.1
8;100
(77;
77
y@ 0,*(7 K 7,;
Pegas Tunggal 1 12 10 8 Δx (cm)
6
Linea r ()
4 2 0 0
2
4
6 massa (gram)
ambar <.* rafik &ubungan Masa engan U 5egas Tunggal *
; − ; *
=
(0,1 − "0# (90 − 0
5 − 5 *
= 0.0;;;<
dyne / cm
a@ 3 .Σm.∆ x − Σm.Σ∆ x 3 .Σm
− "Σm#
=
*0.(77; − ;*0.(0.1 *0.8;100 − ";*0#
b @ →
g @ 1,;0 m/s −
1;0 cm/s
* b
k * @ −
k * @
1;0 0.08**
=
-*(8;*dyne/cm
#. Perhitungan Pega7 Tunggal #
79
=
0.08***
8
10
12
Tabel <.
5egas
Tunggal
!o.
M
- 0
m
m.U
*
0
*9
0
0
0
90
*9.<
0.<
900
(0
(
<0
*<.
*.
(<00
8
7
80
*8.<
.<
7100
*;
9
;0
*1.(
7.(
<700
(77
<
10
*.(
<.(
;*00
9<8
8
*00
(.8
;.8
*0000
;80
;
**0
<.*
**.*
**00
**
1
*0
;.;
*(.;
*7700
*<9<
*0
*(0
(*.
*<.
*<100
*0<
V
;*0
*7.;
<7.;
8;100
807;
Pegas Tunggal II 15 10 Δx (cm) Linear ()
5 0 0
2
4
6
8
10
12
massa (gram)
ambar <. rafik &ubungan Masa engan U rafik 5egas
; − ; *
=
5 − 5 *
<7.1 − 0, (90 − 90
= 0.*9<<8
dyne / cm
a@ 3 .Σm.∆ x − Σm.Σ∆ x 3 .Σm
− "Σm#
=
*0.807; − ;*0.<7.; *0.8;100 − ";*0#
b@ −
* b
k @
7<
=
0.*(9(;
−
k @
1;0 0.*(9(;
=
-8(;.;;dyne/cm
$. Perhitungan Pega7 8u7unan 8eri
Tabel <.( 5egas engan Susunan Seri
Pegas Seri 15 10
Δx (cm)
5 0 0
2
4
6
8
10
12
massa (gram) Linea r ()
-0
?inear "-0#
ambar <.( rafik &ubungan Masa engan U 5egas dengan susunan Seri a.
M =
7 2−7 1 X 2− X 1
=
536.5 − 0.5 350 −0.5
=1.7877 (y*' / cm
78
< = b.
3 . Σ∆ 5 .m − Σm . Σ∆ 5 3 . Σm
− "Σm
#
=
* . (*<*; − **00 .<*,; *.**000 − "**00#
@ −
@ *.7<;87
* b
ks @ −
ks @
1;0 *.7<;87
= −<<8 .(8
dyne/cm
%. Perhitungan Pega7 8u7unan Paralel
Tabel <.7 5egas engan Susunan 5ararel
Pegas Paralel 15 10
Δx (cm)
5 0 0
2
4
6 massa (gram) Linea r ()
7;
8
10
12
M =
a.
b=
7 2−7 1 X 2− X 1
=
367.5 − 0.2 350− 20
3 .Σm.∆ x − Σm.Σ∆ x 3 .Σm
− "Σm#
=
=1.2243 (y*' / cm
*; .*80;; − *0 . 18.9 *;.(;*00 − " *0#
=
0.010*9
b.
" = "
=
#
−& b
−980 =−10870.447 (y*' / cm
0.09015
Anali7a data untuk 6ega7 di7u7un 6aralel dan di7u7un 7eri
k paralel
@ k* : k ' "-*.(8;*#: "-8(;.;;# @ -870.9;dyne/cm 1
k seri
+
1
' k 1 k 2
=
1
+
1
−1.3781 −7238.88
=0.725775
E. Pembaha7an
*. Ternyata nilai ks sedikit berbeda. Meskipun berdasarkan hukum "ooke, gaya "F# yang menarik pegas pengganti dan masing-masing pegas sama besar dan pertambahan panjang antara pegas
pengganti dengan jumlah pertambahan
panjang masing-masing pegas juga sama besar.ari sini ks diatas ada selisih sedikit, karena adanya kurang ketelitian saat melakukan percobaan dan kekurangan data saat percobaan pegas seri karena alat tidak memungkinkan percobaan lebih dari 8 kali. . Ternyata setelah dibandingkan antara kp gabungan dan kp tunggal nilainya tidak sama, ini disebabkan diantaranya kurangnya ketelitian dalam pengamatan percobaan. (. 5ada susunan seri adalah gaya yang menarik pegas pengganti dan masing-masing pegas adalah sama besar. an juga pertambahan panjang pegas pengganti sama dengan jumlah pertambahan panjang masing-masing pegas adalah sama besar. 7. 5ada susunan paralel adalah gaya yang menarik pegas "F# sama besar dengan jumlah gaya masing-masing pegas.
F. >e7im6ulan
71