11/20/2014
asi a_hw : LAPOR AN PRAKTIKUM FISIKA D ASAR 1 VISKOSITAS More
1
Next Blog»
Create Blog
Sign In
asia_hw Senin, 04 November 2 013
Arsip Blog
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
▼ 2013 2013 (20) (20) ▼ November (20) (20) paralel biologi sel
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS Dosen Pembimbi ng Asisten
: Jumingin, S.Si : Weni Lestari
Rangkaian Jembatan Wheatstone transformator elastisitas pembiasan cahaya laporan lapora n elastis itas laporan lapora n fis ika bidang miring LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 KALOR LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM OSMOSIS
Disusun Oleh : Kelompok 2 Ari Muhamad Isbilly (12 222 011) 011) Aria Lismi (12 222 012) 012) Asia As tuti (12 222 222 013) Asri Arum S ari (12 222 014) 014) Ayu Aris ka Pratiwi (12 222 015) 015) Ayu Kurnia Lady Ultari (12 222 016) 016) Ayu Puji A stuti (12 22 222 2 017) Bunga Perti Pertiwi wi (12 222 018) Dea Asi Asih h Suprianti (12 222 019) Deby Novianti (12 222 020)
PRODI BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH IAIN RADEN FATAH PALEMBANG 2012 BAB I
LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM METABOLISME TUMB... PEMBUATAN PREPARAT APUS SEL DARAH LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM PENGAMATAN JARIN... LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 PENGUKURAN LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI UMUM KONSEP DASAR EKO... HISTOLOGI SISTEM RESPIRASI MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN... makalah botani umum (tanaman mangga) laporan fisika lensa gabungan
Mengenai Mengen ai Say a
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas. Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan
asia astuti Ikuti
14
saya adalah orang yang terlahir dari keluarga yang sederhana. sederha na. tapi s aya bangga karena saya bisa disekolahkan dengan tamat bahkan menyambung dijenjang yang lebih tinggi. saya sangat senang dan bangga. saya sangat menyayangi keluarga. Lihat profil lengkapku
bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada permukaan zat http://asi i ahw.bl ogspot.com /2013/11/l apor an- pr akti kum - fi si ka- dasar - 1_4.htm l
1/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
yang bersentuhan dengannya. Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya
tetapi
dengan
sifat
kekentalan
cairan
maka
besarnya
percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatanhambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk benda
homoogen
yang
dicelupkan
kedalam
zat
cair
ada
tiga
kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula. 1.2 Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas 2. Mengetahui macam-macam metode pengukuran viskositas 3. Dapat memahami penerapan hukum Stokes 4. Dapat menentukan viskositas zat cair dengan gaya stokes
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam f luida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
2/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya
saling
menumbuk.
Bagaimana
kita
menyatakan
sifat
kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter ( Lutfy, 2007). Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam ak an bergerak ber sama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008). Pengertian
viskositas
fluida
(zat
cair)
adalah
gesekan
yang
ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006). Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan
antar
lapisan
material.
Karenanya
viskositas
menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009). Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008). Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007). Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari pada gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006). http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
3/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006). Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = ŋ A (Ginting, 2011). Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan non newtonian. 1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile” (Dogra, 2006). 2. Cairan Non-Newtonian
yaitu
cairan
yang
viskositasnya
berubah
dengan
adanya
perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear. Metode Penentuan Kekentalan
Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara : 1. Cara Ostwalt / Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007). Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille. ŋ = Π P r 4t http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
4/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
8 VL Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar perdetik (Sarojo, 2006) 2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan. Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju regangan ( D. Young , 2009). Laju perubahan regangan geser = laju regangan Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan : η
= Tegangan geser Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum fisika tentang viskositas dilaksanakan pada Hari/Tanggal
: Sabtu, 08 Desember 2012
Pukul
: 13.00 s.d 15.00 WIB
Tempat
: Laboratorium Fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat:
1. Gelas ukur. 2. Neraca empat lengan 3. Beaker glass. 4. Mikrometer sekrup 5. Stopwatch 6. Penggaris http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
5/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
7. Sendok 8. Kelereng
Bahan:
1. Minyak goreng. 2. Kapas 3.3 Cara Kerja
1. Bacalah Bismillah sebelum memulai eksperimen. 2.
Ukur jarak minyak yang ada didalam gelas ukur dengan menggunakan
mistar . 3.
Ukur diameter kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup pada
sisi yang berlainan. 4. Timbang berat kelereng dengan menggunakan neraca empat lengan 5.
Lepaskan kelereng dari atas permukaan minyak (tanpa kecepatan awal)
dan catat waktu yang diperlukan untuk mencapai pada titik 100 ml. 6. Ulangi langkah seperti diatas selama 10 kali dan catat hasilnya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
NO 1.
JARAK (S) 36cm=0,36 m
DIAMETER
WAKTU
KELERENG
(t)
11,43mm
0,8s
V= 0,2025 0,45
2.
36cm=0,36m
11,43mm
0,7s
0,2601 0,51
3.
36cm=0,36m
11,43mm
0,7s
0,2601 0,51
http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
6/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
4.
36cm=0,36m
11,43mm
0,5s
0,5184 0,72
5.
36cm=0,36m
11,43mm
0,7s
0,2601 0,51
6.
36cm=0,36m
11,43mm
0,8s
0,2025 0,45
7.
36cm=0,36m
11,43mm
0,8s
0,2025 0,45
8.
36cm=0,36m
11,43mm
0,6s
0,36 0,6
9.
36cm=0,36m
11,43mm
0,7s
0,2601 0,51
10.
36cm=0,36m
11,43mm
0,5s
0,5184 0,72
= = 0,543
=
=
= = = 0,032695 m/s Dari hasil percobaan diketahui Diameter kelereng ( d ) = 11.43 mm Massa gelas ( m1 ) = 72.58 gr Massa minyak ( m2 ) = 37.09 gr = 0.543 Ditanyakan : Penyelesaian :
·
d = 11.43 mm, maka r = 5.71 mm = 5.71 x 10 -3 m
http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
7/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
·
mminyak = 37.09 gr, maka mminyak = 0.03709 kg
·
mkelereng = 2.15 gr, maka m kelereng = 2.15 x 10 -3 kg
·
vminyak = 50 ml = 5 x 10 -5m3
·
vkelereng =
= =
·
8
·
Sehingga
poise 4.2 Pembahasan
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993). Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir,
http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
8/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida
juga
bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut. Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993). Satuan sistem internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm 2 = poise ( p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille. 1 poise = 1 dyn. s/cm 2 = 10-1 N.s/m2 Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah (While, 1988).
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui, disimpulkan bahwa viskositas sangat mempengaruhi kecepatan benda untuk mewati suatu fluida, semakin kental fluida tersebut, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk melewatinya. 5.2 Saran
Pada praktikum kali ini bahan acuan yang digunakan jangan hanya berupa minyak kelapa tanpa ada bahan perbandingan lainnya ( seperti air, oli, dll) sehingga kami tidak bias melihat contoh dari perbedaan viskositas pada zat cair secara lansung, maka dari itu diharapkan untuk praktium selanjutnya hal tersebut diatas bisa diperhatikan.
http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
9/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
DAFTAR PUSTAKA
Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal . Malang. Universitas Malang D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta. Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar . LDB UNSRI. Indralaya. nginan, Marthen. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta. tfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I . Erlangga. Jakarta. Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I . Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Sarojo, Ganijanti Aby . 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika. Jakarta. Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya. Inderalaya.
http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
10/11
11/20/2014
asia_hw: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
Diposkan oleh asia astuti di 23.49 +1 Rekomendasikan ini di Google
2 komentar: Namo Sembiring 24 Februari 2014 15.10 baik Balas
ragil hartono 14 Mei 2014 01.49 (y) Tq ya ^^ Balas
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai:
Publikasikan
Posting Lebih Baru
Google Accou
Pratinjau
Beranda
Posting Lama
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger .
http://asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-1_4.html
11/11