LAPORAN PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR “ECHINODERMATA”
Disusun oleh: Riko (2021611035)
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2017
KATA PENGANTAR
1. 2. 3. 4.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan laporan praktikum avertebrata air dengan judul: “pengamatan spesies dari filum Echinodermata ”. Laporan ini dapat tersusun tak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis berikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada, Kedua orang tua yang senantiasa mendo’akan penulis dan segala fasilitas yang mereka berikan Dosen pengampu yang menyampaikan materi dengan baik Asisten dosen yang membimbing penulis dalam praktikum Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat prakti kum Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Balunijuk, penulis
Mei
2017,
Riko 2021611035
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii Daftar Isi................................................................................................................iii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................. 1 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 2 2.1 Definisi Echinodermata ....................................................................... 2 2.2 Ciri-ciri Echinodermata ....................................................................... 2 2.3 Bagian tubuh dan fungsi ...................................................................... 3 2.4 Klasifikasi Echinodermata ................................................................. 4 2.4.1 Kelas Ophiurodea ...................................................................... 4 2.4.2 Kelas Echinoidea ....................................................................... 5 2.4.3 Kelas Holothuridea.................................................................... 6 2.4.4 Kelas Asteroidea ....................................................................... 7 2.4.5 Kelas Crinoidea ......................................................................... 9 2.5 Sistem Reproduksi dan Cara Makan dari Echinodermata......................... 10 2.5.1 Sistem reproduksi Echinodermata............................................. 10 2.5.2 Cara makan Echinodermata ...................................................... 10 2.6 Sistem saraf dan sistem pembuluah air pada Echinodermata ................... 11 2.6.1 Sistem saraf ............................................................................... 11 2.6.2 Sistem pembuluh air (Ambulakral) ........................................... 11 2.7 Peran Echinodermata ................................................................................ 12 BAB III. METODOLOGI .................................................................................13 3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................. 13 3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 13 3.3 Cara Kerja ........................................................................................... 13 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 14 4.1 Hasil .................................................................................................... 14 4.1.1 Hasil Linckia laevigata ........................................................... 14 4.1.2 Hasil Diadema setosum........................................................... 14 4.1.3 Hasil Holuthuna indica ........................................................... 14 4.2 Pembahasan ......................................................................................... 15 4.2.1 Linckia laevigata ........................................................................ 15 4.2.2 Diadema setosum ....................................................................... 16 4.2.3 Holuthuna indica........................................................................ 17 BAB V. KESIMPULAN .................................................................................... 18 5.1 Simpulan.............................................................................................. 18 5.2 Saran.................................................................................................... 18 Daftar Pustaka Lampiran
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bintang laut dan sebagian besar echinodermata (dari bahasa Yunani echin,”berduri” dan derma,”kulit”) adalah hewan sesil atau hewan yang bergerak lambat dengan simetri radial sebagai hewan dewasa. Bagian internal dan eksternal dari hewan itu menjalar dari tengah atau pusat, seringkali berbentuk lima jari-jari. Kulit tipis menutupi eksoskeleton yang terbuat dari lempengan keras. Sebagian besar hewan echinodermata bertubuh kasar karena adanya tonjolan kerangka dan duri yang memiliki berbagai fungsi. Yang khas dari echinodermata adalah system pembuluhair (water vascular system), suatu jaringan saluran hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran yang disebut kaki tabung (tube feet) yang berfungsi sebagai lokomosi, makan, dan pertukaran gas. Reproduksi seksual anggota filum echinodermata umumnya melibatkan individu jantan dan betina yang terpisah dan membebaskan gametnya ke dalam air laut.Diantara 700 atau lebih anggota filum echinodermata, semuanya adalah hewan laut, dibagi menjadi enam kelas : Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular), Echinoidea (bulu babi dan sand dollar), Crinoidea (lili laut dan bintang bulu), Holothuroidea (timun laut). Kelas-kelas itulah, serta ordo-ordo tiap kelaslah yang akan menjadi pokok pembahasan kita sekaligus kita dapat mengetahui peranan echinodermata dalam kehidupan sehari-hari, serta dampak kerugian yang ditimbulkannya. 1.2 Tujuan
Adapun tujuan anatomi
dan
fisiologi
dapat mengamati dari
spesies
dan mengetahui morfologi,
yang
termasuk
dalam
filum
Echinodermata dan menyusun klasifikasinya.
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Echinodermata
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial simetris dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur dengan me-miliki tonjolan berupa duri. Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang laut) contoh: Archas-ter typicus, kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh: Amphiodiaurtica, kelas Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diademasetosium, kelas Crinoidea (lilia laut) contoh: Antedonrosacea, dan kelas Holothuroidea (Tripang Laut) contoh: Holothuriascabra.
2.2
Ciri-ciri Echinodermata
Filum Echinodermata secara umum hidup di laut dengan ciri utama memiliki kulit yang berduri. Tubuh bersimetri radial, hampir selalu pentamerous atau terbagi menjadi lima bagian. Tubuhnya triploblastik selomata dengan permukaan oral dan aboral yang jelas tanpa kepala dan tidak bersegmen. Ukuran tubuh filum Echinodermata sedang namun ada yang besar (Anonim,2015). Bentuk tubuhnya ada yang bundar sampai silindris atau bentuk bintang dengan tangan sederhana yang bercabang- cabang. Permukaan tubuh agak halus tertutup lima ruangan secara simetri memancar berupa alur berlekuk yang disebut ambulakral. Dinding tubuh terdiri atas epidermis disebelah luar, dermis di tengah, dan peritoneum di sebelah dalam. Memiliki Endoskeleton yang tersusun dari lempengan-lempengan yang membentuk cangkang, biasanya disebut theca atau test yang tersusun atas ossikula-ossikula kecil yang terpisah. Coelom dibatasi oleh peritonium yang
ditempati
oleh
sistem
pencernaan
makanan
dan
reproduksi.
2
Mempunyai pembuluh air atau sistem ambulakral yang terbuat dari tabungtabung berisi cairan. Echinodermata bergerak lambat dengan telapak tabung atau kaki pembuluh. Gerakanya diatur oleh sistem tekanan hidrostastis yang disebut sistem vaskular air yang berkembang dari coelom. Saluran makanan berupa tabung melingkar yang membentang dari mulut di permukaan oral sampai anus pada permukaan aboral atau oral (tergantung spesiesnya). Sistem sirkulasi atau sistem haemal (sistem darah) bersifat spesifik yang terdiri dari sebuah bejana sirkular dan lima satuan radier. Namun cairan dalam bejana dan saluran tersebut tidak mengalir. Pada Echinodermata tidak terdapat sistem respirasi dan sistem eskresi khusus. Respirasi terjadi melalui stuktur bervariasi, misalnya papula pada bintang laut, insang peristomial pada landak laut, bursa genital pada bintang ular laut, dan pohon respirasi kloakal pada mentimun laut. Fungsi ekskresi dilakukan oleh proyeksi atau penonjolan kulit yang disebut brank yang terdapat diantara papan kapur pada kulit. Memiliki sistem syaraf primitif
yang terdiri
dari cincin oral (jaringan seperti
jala
yang
terkonsentrasi dalam tali syaraf ganglion) dan tali syaraf radier. Echinodermata memiliki kelamin terpisah atau dioecious dengan beberapa perkecualian. Reproduksi biasanya seksual namun beberapa berkembangbiak secara aseksual atau regenerasi. Fetilisasi terjadi secara external di dalam air namun beberapa ada yang vivipar. Larva yang terbentuk bersimetri bilateral dan dapat berenang secara bebas disebut bipinnaria.
2.3
Bagian tubuh dan fungsi
Kaki tabung
: untuk bergerak dan menangkap mangsa.
Gonads
: kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil hormon kelamin.
Anus
: untuk mengeluarkan sisa hasil pencernaan. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi.
3
Digestive glands : kelenjar yang digunakan untuk mengatur pencernaan Echinodermata. Stomatch
: sebagai alat pencernaan
Mulut
: tempat menyerap makanan Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek
tumpul atau runcing panjang.Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral.Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat isap. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Sistem ekskresi tidak ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil
yang
merupakan
pemanjangan
kulit.Sistem
sirkulasi
belum
berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom. Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang
saraf.Echinodermata
tidak
memiliki
otak.Untuk
reproduksi
Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus.Reproduksi seksual pada anggota filum ini umumnya melibatkan hewan jantan dan betina yang terpisah (dioecious) dan pembebasan gamet dilakukan di air. Hewan dewasa yang radial berkembang dari larva bilateral melalui proses metamorfosis (Anonim,2015).
2.4
Klasifikasi Echinodermata
Echinodermata dibagi menjadi empat kelas yaitu : 2.4.1 Kelas Ophiuroidea
Ophuiroidea ( Bintang mengular ), memiliki cakram tengah yang jelas terlihat, dan tangannya panjang dan sangat mudah bergerak. Kaki tabungnya tidak memiliki penyedot, dan mereka bergerak dengan mencambukkan lengannya (Campbell, 2003 ) Bintang ular adalah hewan dari filum Echinodermata yang memiliki hubungan dekat dengan bintang laut. Mereka berjalan di
4
dasar laut dengan menggunakan lengan fleksibel mereka untuk bergerak. Bintang ular umumnya memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar. Ada sekitar 1.500 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter. Ophiuroidea tidak memiliki celah ambulakral. Contoh dari Ophiuroidea adalah Ophiutrix sp, Ophiura sp, dan Ophiuderma sp.
2.4.2 Kelas Echinoidea
Berbeda dengan bintang laut dan bintang ular, bulu babi (Echinoidea) tidak memiliki lengan . Tubuh bulu babi berbentuk agak bulat seperti bola dengan cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi duri-duri. Duri-duri terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat di gerakkan. Mulut terletak di bawah menghadap ke bawah dan anus terletak diatas menghadap ke atas di puncak cangkang yang membulat (Anonim, 2015). Diadema setosum memiliki ciri-ciri berwarna hitam dengan dariduri berwarna hitam pula yang memanjang keatas untuk pertahanan diri sedangkan bagian bawah pendek sebagai alat pergerakan. Memiliki 5 titik putih pada bagian atas dan terletak di antara segmen setiap 1 titik putih. Echinoidea memiliki tubuh yang bulat atau pipih bundar, tidak bertangan, dan mempunyai duri-duri panjang yang dapat digerakkan. Echinoidea memiliki lima baris kaki tabung yang berfungsi dalam pergerakan lambat. Semua organ dalam terletak di dalam tempurung yang terdiri atas 10 pelat ganda. Pada permukaan tempurung terdapat tonjolan pendek yang membulat tempat menempelnya duri. Echinoidea tidak memiliki celah ambulakral dan tangan. Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles. Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupaganggang atau sisa-sisa organisme (Anonim, 2015).
5
Sistem peredaran darah dan ekskresi pada bulu babi tidak dijumpai. Sistem syaraf dan reproduksi masih sederhana. Kelamin terpisah. Gonad melekat disisi atas rongga tubuh. Sperma dan telur di lepas langsung ke perairan yang selanjutnya terjadi pembuahan diluar tumbuh dengan bertemunya sel telur (Ovum) dan sel kelamin jantan (Sperma). Contoh dari echinoidea, antara lain Arbacia punktulata, Diadema
sp,
Echinarachnius
sp,
Strongylocentrolus
sp,
Colobocentrotus sp, dan Heterocentrotus sp. Struktur anatomi echinoidea terdiri dari : a. Mulut b. Faring c. Esofagus d. Usus e. Anus f. Kelenjar aksial g. Madreporit h. Gonad i. Cincin saraf j. Ampula k. Duri
2.4.3 Kelas Holothuroidea
Holothuroidea memiliki tubuh yang lunak dan panjang, simetris bilateral secara sekunder karena sumbu oral-aboral memanjang dan terletak sejajar dengan substrat. Mulut dikelilingi 10-30 buah tentrakel retraktil, semacam kaki tabung. Letak mulut di anterior dan anus terletak di posterior. Pada bagian ventral terdapat 3 daerah kaki tabung yang mengandung alat penempel, berfungsi sebagai alat gerak. Holothuroidea memiliki kulit duri yang halus dan tubuhnya menyerupai mentimun. Gerakan holothuroidea fleksibel, lembut dan tidak
mempunyai
lengan.
Echinodermata
kelas
ini
memiliki
tentakel(Anonim,2015).
6
Pada bagian dekat anus dijumpai kelenjar seperti getah yang be rfu ngs i seb aga i al at pe rt ah an di ri. Sistem pema na san Teripang terletak
menggunakan pada
rongga
sistem kanan
pernapasan dan
kiri
pohon
atau
yang
berselahan
dengansisten pencernaan. Permukaan tubuh teripang pada umumnya kasar karena adanya spikula pada dinding tubuh tersebut. Spikula merupakan
endoskeleton
yang
telah
tereduksi
menjadi
be ruk uran mi kdo skop is da n tert an am dal am lap isa n der mi s dinding tubuh teripang. Contoh dari holothuroidea, antara lain Thyone briares dan Holothuria sp. Struktur anatomi holothuroidea, antara lain: a. Mulut b. Esofagus c. Usus d. Kloaka e. Anus f. Mesentrium g. Pohon pernapasan h. Tentakel i. Madreporit j. Gonad k. Gonofor
2.4.4 Kelas Asteroidea
Pada asteroida, bentuk hewan menyerupai bintang, sehingga sering diebut sebagai bintang laut. Tubuh terbagi menjadi lima tangan (pentamer). Asteroidea memiliki celah ambulakral dan pada bagian ujung tangannya terdapat bintik mata dan tentakel. Morfologi bintang laut berbentuk simetris radial, dengan permukaan bagian bawahnya memiliki kaki tabung, yang masing-masing dapat bertindak sebagai cakram penyedot (Kastawi, 2005).
7
Pada hewan ini, kaki ambulakral selain digunakan untuk bergerak, juga berfungsi sebagai alat pengisap sehingga dapat melekat. Sistem ambulakral asteroidea terdiri dari medreporit, yaitu lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh. Saluran cincin terdapat dirongga tubuh cakram pusat. Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan. Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar. Bintang laut mengkoordinasikan kaki tabungnya untuk menempel pada bebatuan dan untuk merangkak secara perlahan-lahan. Bintang laut juga menggunakan kaki tabungnya untuk menjerat mangsa, antara lain remis dan tiram (Lariman, 2011). Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar.Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti. Tangan bagian bawah disebut oral sedangkan bagian atas disebut obural. Dari mulut sampai ujung tangan terdapat lekukan memanjang. Pada tiap lekukan terdapat duriduri yang dapat digerakkan untuk melindungi kaki tabung. Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral. Sistem pencernaan asteroidea
adalah
dengan
mensekresikan
getah
pencernaan.
Asteroidea mencerna tubuh lunak moluska di dalam cangkangnya sendiri.Diameter tubuh asteroidea adalah antara 10-20 cm. Contoh dari asteroida, antara lain Asterias forbest , Penta ceros sp., dan Linkhia sp (Anonim, 2015).
Struktur anatomi Asteroidea terdiri dari : a. Mulut (permukaan oral/ventral) b. Lambung c. Kelenjar pencernaan
8
d. Anus (permukaan basal/dorsal) e. Central disk f. Saluran ambulakral g. Gonad h. Cincin saraf i. Insang j. Duri & pediselaria k. Derma branchial l. Madreporit
2.4.5 Kelas Crinoidea
Crinoidea disebut juga lily laut karena bentuknya seperti bunga lily, bentuk tangannya seperti bulu unggas bagian oral menghadap ke atas. Crinoidea biasanya menempel ke substratum melalui batang. Crinoidea adalah suatu kelas purba yang tidak banyak berubah selama proses evolusinya, lily laut yang memfosil dengan umur sekitar 500 juta tahun hamoir tidak dapat dibedakan dari anggota modern kelas tersebut (Campbell,2003 ). Ciri lain dari kelas Crinoidea adalah mulut dan anus hewan ini terdapat di permukaan oral dan tidak mempunyai madreporit. Hewan ini sering ditemukan menempel dengan menggunakan cirri (akar) pada bebatuan di dasar laut. Ia juga bisa berenang bebas, sehingga jika lingkungan tidak menguntungkan akan pindah dan menempel pada tempat lain. Jenis lainnya adalah Antedon tenella, dengan tubuhnya kecil-kecil, bentuk piala disebut calyx (kaliks) tanpa tangkai. Calyx berbentuk seperti mangkok dengan tangan bercabang, ambulakral terbuka, kaki tabung, tidak mengandung alat penghisap, dantidak mempunyai madreporite, duri-duri maupun pedicellaria. Crinoidea terdiri dari 630 spesies hidup dan 5000 spesies fosil. Contoh dari Crinoidea, antara lain Metacrinus spdanAntedon tenella.
9
2.5
Sistem Reproduksi dan Cara Makan dari Echinodermata 2.5.1 Sistem Reproduksi Echinodermata
Sistem reproduksi dari filum echinodermata ini berada sesuai dengan
jenisnya.
reproduksi
dengan
Seperti
pada
cara
asexsual
kelas
asteroidean
(pembelahan)
melakukan
yang
disebut
fissiparity artinya membelah dengan jalan fission diawali dengan penyekatan pisin pusat menjadi 2 bagian kemudian memisah dan masing-masing potongan melengkapi bagian tubuhnya. Ada juga secara sexual dioecius mempunyai 5 pasang gonad pada tiap tangannya. Telur dan sperma dilepas ke air, pembuahan di luar, 2 hari kemudian menjadi blastula yang berenang bebas dan masih simetri bilateral, gastrula dan larva bipinnaria, enam atau tujuh minggu kemudian larva turun ke substrat dan mengalami metamorfora menjadi bentuk simetri radial seperti yang dewasa (Anonim,2015). Untuk kelas ophiurridem juga dioecius, pembuahan di luar, larvanya disebut ophiopluteus yang berenang bebas untuk kelas echinoidea sama dengan ophiurridea, hanya nama larva yang dihasilkan disebut echinopluteus. Untuk kelas holothuridea dioecius tetapi ada yang hermaprodit porotandri, gonad hanya sebuah berbentuk seperti sekat pembuluh yang bercabang dan menyatu menjadi gonaduct yang berhubungan dengan gonopore di pangkal tentakel. Larvanya disebut auricularia untuk kelas crinoidea dioecius. Gonad terletak pada pangkal beberapa pinnule atau pangkal tangan, pembuahan di luar. Larvanya disebut vitelaria yang tidak makan, berenang bebas untuk beberapa hari selanjutnya turun dan melekat dan menjalani proses metamorfosa menjadi bentuk larva bertangkai yang kecil disebut larva pentacrinoid.
2.5.2 Cara Makan Echinodermata
Sistem pencernaan makanan Echinodermata sudah sempurna. Pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke dalam
10
kerongkongan, selanjutnya di bawa ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus pada Echinodermata terletak di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata, anus tersebut tidak berfungsi. Pada hewan ini, lambung memiliki lima cabang yang masing-masing cabang menuju ke lengan. 2.6 Sistem saraf dan sistem pembuluah air pada Echinodermata 2.6.1 Sistem saraf
Echinodermata memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya. Cincin syaraf melingkar disekitar mulut dibawah epidermis peristome, kemudian menyebar ke serat-serat syaraf lalu esofagus dan bagian dalam peristome. Tiap sudut segilima dari cincin syaraf berhubungan dengan syaraf radial pada amburakral di tiap tangan. 2.6.2 Sistem pembuluh air (Amburakral)
Sistem pembuluh air pada Echinodermata berfungsi untuk pengumpulan dan pengangkutan makana serta sebagai daya penggerak untuk Echinodermata itu sendiri. Pada Echinodermata contohnya Bintang Laut, air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubanglubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial, selanjutnya ke saluran lateral (Anonim,2015). Pada
setiap
cabang
terdapat
deretan
kaki
tabung
dan
berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula dan juga berkahir di ampula. Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya, kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan
11
yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lenganlengannya. 2.7 Peran Echinodermata
Echinodermata memiliki peran penting dalam mejaga kebersihan laut ataupun pantai, karena Echinodermata pemakan bangkai, sisa -sisa hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan pembersih laut ataupun pantai. Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan, mislanya teripang. Biasanya manusia mengkonsumsi teripang sebagai bahan sup atau kerupuk. Selain itu, telur bulu babi dapat dikonsumsi.
12
BAB III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Mei 2017 pukul 15.00-16.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Perikanan Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu wadah terbuka, wadah tertutup, mikroskop, handphone, pena, penghapus, buku gambar, pinset, dan lup. Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Linckia laevigata, Diadema setosum dan Holuthuna indica.
3.3 Cara Kerja
Beberapa sampel filum Echinodermata diambil dari habitatnya (laut atau darat atau air tawar) dan dimasukkan sampel biota tersebut ke dalam wadah tertutup. Setelah itu pada wadah sampel diberi label (menulis nama filum), dan membawa ke laboratorium untuk diamati. Sampel biota dari filum Echinodermata dipindahkan ke dalam wadah terbuka. Morfologi atau anatomi bagian luar tersebut diamati, dan bagian-bagian dari biota tersebut digambar dan dijelaskan secara jelas dan lengkap.
Kemudian
bagian oral dan aboral dari biota tersebut digambar dan diberi keterangan. Terakhir klasifikasi dari filum sampai genus dari biota yang didapat ditulis dan digambar sesuai buku identifikasi berdasarkan bentuk spikulnya.
13
BAB V. KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Dari uraian mengenai Echinodermata pada pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Echinodermata merupakan hewan laut yang memiliki kulit berduri. 2. Ciri-ciri Echinodermata : kulit berduri, tubuh simetri radial, Bentuk tubuhnya ada yang bundar sampai silindris atau bentuk bintang dengan tangan sederhana yang bercabang-cabang, memiliki Endoskeleton yang tersusun
dari
lempengan-lempengan
yang
membentuk
cangkang,
pergerakannya lambat. 3. Bagian tubuh Echinodermata terdiri dari kaki tabung, gonad, anus, digestive glands, stomach, mulut. 4. Sistem reproduksi Echinodermata secara aseksual yang disebut fissiparity dan ada juga secara sexual dioecius mempunyai 5 pasang gonad pada tiap tangannya. 5. Echinodermata memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya. 6. Pencernaan
Echinodermata dimulai dari mulut, faring, kerongkongan,
lambung, dan terakhir anus. 7. Sistem pembuluh air pada Echinodermata berfungsi untuk pengumpulan dan pengangkutan makanan serta sebagai daya penggerak untuk Echinodermata. 8. Peranan Echinodermata sebagai pembersih pantai dan dapat digunakan sebagai bahan pangan.
5.2 Saran
Kepada pemerintah dan masyarakat mengingat besarnya
manfaat dari
Echinodermata ini bagi kebersihan laut, maka pelestarian Echinodermata ini sangat diperlukan. Selain itu juga bisa menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat pesisir dengan memanfaatkan olahan teripang misalnya menjadi produk makanan yang bisa dipasarkan seperti kerupuk sehingga
18
akan membuka sumber pekerjaan yang baru bagi masyarakat. Bagi praktikan penelitian lebih jauh terhadap kehidupan Echinodermata ini sangat penting dilakukan supaya keberlangsungan hidupnya tetap terjaga.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. http:// www.artikelsiana.com/2015/07/echinodermata-pengertian ciri-klasifikasi-peranan.html diakses pada Rabu, 13 April 2016 pukul 17.30 WITA Anonim. http://www.glogster.com/hgrimm84/phylum-echinodermata / g 6 ksrrq8gcs2c4mu7rjq29a0. diakses pada Rabu, 13 April 2016 pukul 18:46 WITA Anonim. 2015. http://www.softilmu.com/2015/05/Pengertian-Ciri-Struktur Tubuh-Sistem-Klasifkasi-Echinodermata-Adalah.html. diakses pada Rabu, 13 April 2016 pukul 19:07 WITA Asisten Poleontologi. 2016. Paleontologi. Gowa: Universitas Hasanuddin Campbell, N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga Lariman. 2011. Keanekaragaman fylum echinodermata di pulau beras basah kota Bontang Kalimantan Timur. Mulawarman Scientifie 10(2):207-218..