LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN “Persilangan Tanaman
Tomat Apel Varietas Timoty dan Tomat Lokal Varietas Rewako”
Oleh
Oleh: Nama
: Sitti Nurkholifah
Stambuk
: D1B116086
Kelas
: AGT-B
Kelompok
: Enam (VI)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tomat ( Lycopersicum esculentum Mill) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena sebagai tanaman sayuran tomat memegang peranan yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Dalam buah tomat banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia antara lain mengandung vitamin C, vitamin A (karotien) dan mineral. Permintaan produk tomat dari tahun ke tahun selalu menigkat, di Indonesia, produksi tomat dari segi kualitas maupun kuantitasnya masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya ketersediaan benih tomat yang unggul, kurang tersedianya varietas yang berpotensi tinggi, keadaan tanah pada lahan yang ditanami, sistem pemupukan yang tidak seimbang, gangguan hama dan patogen, teknis budidaya oleh petani, serta pengaruh iklim dan cuaca pada tanaman tomat. Mengatasi hal tersebut, perlu dilakukannya pemuliaan tanaman, pemuliaan tanaman secara pengertian bebas dapat dikatakan sebagai metode untuk membuat jenis tanaman baru yang sifat-sifatnya lebih unggul dibanding tanaman biasa. Melalui pemuliaan tanaman, dapat menciptakan jenis tanaman baru yag lebih tahan penyakit atau hama dan lebih panjang umur tanaman sehingga memudahkan distribusi dan penyimpanan. Salah satunya dengan melakukan persilangan dalam rangka pemuliaan tanaman. Teknik persilangan adalah teknik faforit banyak kalangan pecinta
tanaman. Karena murah, efektif dan efisien menghasikan jenis tanaman baru yang memiliki sifat unggul. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum dasar-dasar pemuliaan tanaman tentang persilangan.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari persilangan yaitu untuk mengetahui cara persilangan tanaman tomat yang baik dan benar, dan untuk mengetahui buah yang dihasilkan dari persilangan tersebut. agar mahasiswa dapat mempraktikannya sendiri di luar praktikum. Kegunaan dari persilangan yaitu agar praktikan dapat mengetahui cara persilangan tanaman tomat yang baik dan benar, dapat mengetahui buah yang dihasilkan dari persilangan. Mahasiswa dapat mempraktikan di luar praktikum.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Tomat
Tanaman tomat memiliki habitus berupa herba yang hidup tegak atau bersandar pada tanaman lain, berbau kuat, tinggi 30-90 cm. Batang berbentuk bulat, kasar, memiliki trikhoma, rapuh, dan sedikit memiliki percabangan. Daun majemuk menyirip gasal berselang-seling dan memiliki trikhoma pada helaian dan tangkai daunnya.
Klasifikasi Tomat (Lycopersicon esculentum)
adalah
sebagai berikut : Kingdom
: Plantae,
Division
: Magnoliophyta,
Class
: Magnoliopsida,
Order
: Solanales,
Family
: Solanaceae,
Genus
: Lycopersicon,
Species
: Lycopersicon esculentum (Ainun, 2013).
Tomat ( Lycopersicon esculentum L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang cukup diminati masyarakat karena memiliki banyak manfaat, khususnya di bidang kesehatan yaitu memiliki banyak kandungan gizi, diantaranya vitamin C, A, K, B1, B2, B3, B6, E, kalium, folat, dan serat. Lebih lanjut, tanaman tomat, yang merupakan anggota famili Solanaceae, sering dijadikan tanaman model penelitian karena mudah untuk tumbuh, namun rentan dalam pertumbuhannya. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari tanaman itu sendiri, seperti gen dan zat pengatur tumbuh, serta faktor eksternal (lingkungan) seperti cahaya dan perubahan suhu (Pipit, 2014).
Tanaman tomat telah lama dibudidayakan oleh petani Indonesia, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tomat dapat tumbuh hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik, sentra pertanaman tomat di Indonesia terpusat di Pulau Jawa (Tenti, 2013). Tomat bersifat multiguna banyak digunakan sebagai sayuran dan buah yang memegang peranan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Buah tomat termasuk bahan makanan yang mempunyai kandungan vitamin yang cukup tinggi terutama kandungan vitamin A dan vitamin C. Selain itu banyak digunakan untuk industri misalnya industri kecantikan dan industri olahan. Karena bersifat multiguna, komoditas tomat terus berkembang sehingga budidaya tomat akan bernilai ekonomi tinggi. Dapat memberikan keuntungan bagi petani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena akan banyak tenaga kerja yang terserap (Isna, 2013). 2.2. Morfologi Bunga Tomat
Bunga tanaman ini berupa bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan, bertangkai, mahkota berbentuk bintang, dan berwarna kuning. Perbungaan berukuran hingga 5 cm, jumlah mahkota 5-8, tangkai bunga
berukuran1-3,5 cm, diameter kalix berukuran 1,8 cm, dan corolla berukuran 2-3 cm (Pratjaja, 2014). Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Bunga tanaman tomat berukuran kecil berdiameter sekitar 2 cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian baerah atau pangkal bunga. Bagian lain dari bunga tomat adalah mahkota bunga yaitu bagian terindah dari bunga tomat. Mahkota bunga tomat berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar. 6 buah dan berukuran 1 cm. Bunga tomat merupakan bunga sempurna, karena benang sari dan kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga yakni kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda (Benie, 2011). 2.3. Persilangan Tomat
Upaya peningkatan produktivitas tomat juga dilakukan dengan perakitan varietas unggul melalui program pemuliaan tanaman. Salah satu metode program pemuliaan tanaman yang telah dilakukan adalah dengan melakukan persilangan di antara tanaman tomat yang mempunyai karakter unggul yang pada setiap proses budidayanya dilakukan dengan sistem pertanian organik. Sehingga didapatlah varietas unggul organik. Sebelum galurgalur hasil pemuliaan dilepas sebagai varietas, maka perlu diadakan uji yang dinamakan uji daya hasil. Uji daya hasil bertujuan untuk menguji potensi dan memilih galur-galur harapan yang berpeluang untuk dijadikan varietas unggul (Syehlania, 2016).
Dalam pengembangan pemuliaan tanaman, perlu diperhatikan perbedaan yang mana yang merupakan hasil gen dan hasil pengaruh lingkungan. Usaha memperoleh varietas baru melalui persilangan antar individu merupakan salah satu metode untuk dapat memperbesar variabilitas genetik. Dari persilangan tersebut akan memperbanyak pilihan dalam kombinasi baru dari gen-gen yang diturunkan dari kedua tetuanya (Jaya, 2011). Usaha memperoleh varietas baru melalui persilangan antar individu merupakan salah satu metode untuk dapat memperbesar variabilitas genetik. Dari persilangan tersebut akan memperbanyak pilihan dalam kombinasi baru dari gengen yang diturunkan dari kedua tetuanya (Farah, 2009). Kastrasi adalah suatu kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang akan mengganggu selama kegiatan persilangan. Membuang mahkota dan kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan gunting, pisau atau pinset dengan bantuan plastik untuk menghindari kontaminasi setelah pelepasan mahkota dan kelopak. Kemudian emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina sebelum mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan pada tanaman berumah satu yang berifat hermaprodit dan fertile (Yunialti, 2013)
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada bulan maret-april 2018 pukul 14:00 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Lapangan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pamida praktikum ini yaitu cangkul, tali, gunting, hekter, jarum pentul, spidol, label plastik, amplop dan benang. Bahan yang digunakan yaitu pupuk organik, pupuk gaksi, kapur pertanian dan tanaman tomat yang sudah siap untuk disilangkan. 3.3. Prosedur Praktikum
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu: 3.3.1. Pengolahan Lahan Membersihkan lahan dari perumputan yang akan digunakan dan mengukur bedengan untuk membuat petakan dengan ukuran 1,5 x 2m yang berjumlah 8 petakan sekaligus pembuatan drainase. 3.3.2. Pengapuran dan Pengaplikasian pupuk dasar Pengapuran di aplikasikan dengan dosis 2,4 kg petak , dan pengaplikasian pupuk dasar dengan dosis satu karung dalam 8 petak, yang digunakan yaitu pupuk bokhasi dari komba-komba.
3.3.3. Persemaian dan Pemindahan Menyiapkan polibag yang telah berisi tanah sekaligus di berikan pupuk kandang kotoran sapi, merendam benih tomat selama 12 jam setelah di rendam di sebar ke dalam polibag. Setelah semaian berumur 3 minggu lalu dilakukan pemindahan ke bedengan yang telah disiapkan. Melakukan penyiraman setiap hari. 3.3.4. Persilangan Melakukan persilangan benih tomat apel varietas timoty 1.
Melakukan penyilangan pada tanaman setelah muncul bunga pada tanaman tomat
2.
Melakukan penyilangan pada pagi hari yaitu pukul 07.00-10.00 pagi hari dan pada saat tidak hujan
3.
Mengambil bunga jantan atau benang sari dari tanaman tomat lokal dan kepala putik dari tomat apel
4.
Melakukan penyilangan dengan menyerbukan bunga jantan pada bunga betina yang telah diemaskulasi/kastrasi
5.
Melakukan penutupan atau pembungkusan bunga yang telah di silangkan menggunakan kertas sungkup/amplop
6.
Melakukan pelabelan pada tanaman yang disilangkan agar menandai bahwa tanaman itu yang telah disilangkan
7.
Melakukan perawatan pada tanaman hingga sampai pada saat hasil persilangan berhasil dan masak atau siap untuk dipanen
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum ini yaitu sebagai berikut P
: Tomat lokal
><
Fenotipe
:
Bergerigi
><
Bulat
Genotipe
:
TT
><
tt
Gamet
:
T
F1
:
F1 x F1
:
Genotipe
:
Gamet
:
F2
:
♂
Tomat apel
t
Tt Tt
><
Tt
Tt
><
Tt
T, t
><
T, t
TT
T
t
T
TT
Tt
t
Tt
tt
♀
(Bulat bergerigi)
Tt
Tt
tt
Persentase Genotipe = TT : Tt : tt 1 : 2 :1 25% : 50% : 25% Persentase Fenotipe = 3 (Tomat bergerigi) : 1 (Tomat bulat) 75%
:
25%
4.2. Pembahasan
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pad peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan. Berdasarkan hasil di atas bahwa tanaman tomat lokal memiliki buah yang keriput di simbolkan dengan huruf (T) kapital sedangakan tanaman tomat apel yang memiliki buah bulat disimbolakan dengan huruf (t) kecil. Tomat bergerigi mengapa disimbolkan dengan dengan huruf T kapital karena tomat keriput yang dominan. Berdasarkan hasil persilangan F1 menghasilkan (Tt) bergerigi bulat/ bulat bergerigi. F2 menghasilkan 1 tomat keriput, 2 tomat bergerigi bulat atau bulat bergerigi dan 1 tomat bulat. Yang dominan 3 bergerigi dan 1 bulat. Dengan
dilakukannya persilangan dapat diketahui buah tomat varietas baru yaitu buah tomat yang bulat bergiri, dan tomat hasil persilangan tersebut dapat di kembangkan dan di teliti atau di uji apakah tomat tersebut tahan terhadap serangan patogen dan buah tersebut tahan apabila dilakukannya pemasaran. Penyerbukan sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 07.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk ja ntan).
V. PENUTUP
4.3. Kesimpulan
Usaha memperoleh varietas baru melalui persilangan antar individu merupakan salah satu metode untuk dapat memperbesar variabilitas genetik. Dari persilangan tersebut akan memperbanyak pilihan dalam kombinasi baru dari gengen yang diturunkan dari kedua tetuanya. Persilangan diawali dengan pemilihan tetua jantan dan betina. Kemudian dimulai dengan mengemaskulasi bunga yaitu pengambilan serbuk sari pada bagian bunga. Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu, teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga dan tingkat pemasakan sel-sel kelamin, teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga dan tingkat pemasakan sel-sel kelamin. Setelah mengetahui cara persilangan praktikan dapat mempraktikan di luar lapangan. 4.4. Saran
Saran saya yaitu untuk praktikum kedepanya semoga lebih baik, dan asisten khususnya di bidang persilangan tomat harus memberikan contoh persilangannya dengan tepat agar tingkat keberhasilan tinggi. Mengurangi tingkat kegagalan.
DAFTAR PUSTAKA
Ainun, M., 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati (Biofertilizer) pada Berbagai Dosis Pupuk dan Media Tanam yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Tomat ( Lycopersicon esculentum). SKRIPSI. Universitas Airlangga. Benie,
2011. Perkawinan silang buah tomat. http:// kangeancom benie.blogspot.co.id. diakses pada tanggal 28 april 2018.
Farah, M. M., Nasrullah dan R. H. Murti, 2009. Analisis rata-rata generasi hasil persilangan tomat LV 6123 dan LV 5152. J urnal Agrivita, 31 (2) : 166-177. Isna, M., E. Ambarwati, Nasrullah dan R. H. Murti, 2013. Evaluasi daya hasil galur harapan tomat (Solanum lycopersicum L.) pada musim hujan dan kemarau. Jurnal Vegetalika, 2 (3) : 21-31. Jaya, Budi, 2011. Produksi benih calon varietas tomat untuk persiapan pelepasan varietas 1804.17.c.3.3. Lembang: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pipit, M., R. O. Khastini, D. Puri. 2015. Pertumbuhan tanaman tomat ( Lycopersicon
esculentum L.) oleh cendawan endofit akar mangrove asal cagar alam pulau dua serang banten. Jurnal Biospecies, 8 (1) : 6-12. Pratjaja, P., 2014. Morfologi dan anatomi tanaman tomat. Tinjauan Pustaka. UNILA. Syehlania, T., Damanhuri dan S. L. Purnamaningsih, 2016. Uji daya hasil tomat ( Lycopersicum Esculentum Mill.) organik. J urnal Produksi Tanaman, 4 (4) : 283-290. Tenti, O. F., 2013. Pemuliaan tanaman tomat ( Solanum lycopersicum L.), tahan serangan tomato yellow Leaf Curl Virus (TYLCV). Makalah Seminar. Program Studi Pemuliaan Tanaman Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Yunialti, R., 2013. Teknik Persilangan Buatan. Riau: Universitas Riau.
DOKUMENTASI
Proses pengolahan lahan, dan pembutan bedengan.
Semaian benih tomat
Proses penyiraman
Pemindahan bibit tomat dari polibag ke bedengan.
Penanaman tanaman tomat
Setelah dua minggu dari pemindahan
tanaman tomat telah berbunga dan siap untuk di silangkan
Bunga tanaman tomat yang telah di silangkan dan di lalukan penutupan agar tidak terjadi penyerbukan silang dari bunga lain