Nama
Firman Ichsan
NIM
155100207111012
Jurusan
TEP
Kelas
K
Kelompok
K6
Praktikum Biologi 2015-2016
77
7
7
PENGAMATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA EKOSISTEM PERAIRAN PENGAMATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA EKOSISTEM PERAIRAN
PENGAMATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA EKOSISTEM PERAIRAN
PENGAMATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA EKOSISTEM PERAIRAN
PRE-LAB
Mengapa keanekaragaman hayati dalam biosfer perlu dipelajari ?
Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap saat kita dapat menyaksikan berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik di daratan maupun di perairan. Misalnya, dihalaman rumah, kebun, sawah, atau di hutan. Di tempat itu dapat kita jumpai bermacam-macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang berukuran kecil seperti semut hingga makhluk berukuran besar seperti burung, ular, atau gajah. Mulai dari yang berwarna gelap hingga makhluk yang berwarna cerah dan menarik. Begitu juga dengan tumbuhan, kita dapat mengamati tumbuhan didaratan atau di lautan dengan jenis, ukuran, warna dan bentuk yang beragam. Di daratan misalnya dapat kita jumpai rumput, pohon, jambu, durian, salak, apel, dan sebaainya. Di perairan terdapat rumput laut dan jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di laut. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis makanan. Perbedaan atau keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh faktor abiotik maupun oleh faktor biotik. Perbedaan keadaan udara, cuaca, tanah, kandungan air, dan intensitas cahaya matahari menyebabkan adanya perbedaan hewan dan tumbuhan yang hidup. Hal tersebut mengakibatkan adanya keanekaragaman hayati. Pada umumnya pola distribusi penyebaran tumbuhan dan hewan dikendalikan oleh faktor abiotik seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Perubahan pada faktor abiotik dapat menyebabkan organisme berkembang dan melakukan spesialisasi (IGP Suryadharma dkk, 2007).
Dari sekian banyak organisme yang menghuni bumi, tidak ada sepasang pun yang benar-benar sama untuk segala hal. Kenyataan tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa di alam raya dijumpai keanekaragaman makhluk hidup atau disebut juga keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong ilmuwan mencari cara terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem (IGP Suryadharma dkk, 2007).
Jelaskan tujuan pengambilan sampel pada beberapa jenis lokasi perairan!
Tujuan dari pengambilan sampel / contoh adalah untuk mengumpulkan sebagian material / bahan dalam volume yang cukup kecil yang mewakili material / bahan yang akan diperiksa secara tepat / teliti untuk dapat dibawa dengan mudah dan diperiksa di laboratorium (Suwarti, 2007).
Parameter apa saja yang dapat mempengaruhi viabilitas/kemampuan hidup dari organisme yang terdapat pada sampel perairan? Jelaskan!
Setiap mikroba akan tumbuh dengan baik di dalam lingkungannya hanya selama kondisinya menguntungkan bagi pertumbuhan dan untuk mempertahankan dirinya. Begitu terjadi perubahan fisik atau kimiawi, seperti misal habisnya nutrien atau terjadinya perubahan radikal dalam hal suhu atau pH (Pelczar & Chan, 2005). Adapun faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi viabilitas mikroba menurut Pelczar & Chan (2005) antara lain :
Suhu
Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dan karena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh suhu, maka pola pertumbuhan bakteri dapat sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan Mikroba. Keragaman suhu dapat juga mengubah proses-proses metabolik tertentu serta morfologi sel (Noviana, 2009).
Atmosfer gas
Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri ialah oksigen dan karbon dioksida. Bakteri mamperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respons terhadap oksigen bebas, dan atas dasar ini maka mudah sekali membagi mereka menjadi empat kelompok : aerobik, anaerobik, anaerobik fakultatif, dan mikroaerofilik (Noviana, 2009).
Kemasaman atau kebasaan (pH)
pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 dan 7,5. Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat masam atau sangat alkalin. Bagi kebanyakan spesies, nilai pH minimum dan maksimum ialah antara 4 dan 9 (Noviana, 2009).
Faktor lain-lain
Beberapa kelompok bakteri mempunyai persyaratan tambahan. Sebagai contoh, organisme fotoautotrofik (fotosintetik) harus diberi pencahayaan, karena cahaya adalah sumber energinya. Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh keadaan tekanan osmotik (tenaga atau tegangan yang terhimpun ketika air berdifusi melewati membran) atau tekanan hidrostatik (tegangan zat alir). Bakteri tertentu, yang disebut bakteri halofilik dan dijumpai di air asin, hanya tumbuh bila mediumnya mengandung konsentrasi garam yang tinggi (Noviana, 2009).
Berdasarkan cara pengumpulannya, sampel dibagi menjadi dua macam, yaitu sampel individu (discrete) dan campuran (composite). Jelaskan mengenai perbedaan kedua jenis sampel tersebut!
Sampel individual yang di ambil sewaktu-waktu hanya mewakili kondisi pada saat pengambilannya. Sampel gabungan (composite sample) adalah campuran dari sampel individual yang di ambil serta proporsional sesuai dengan pola aliran limbah cair. Pngambilan sampel biasa dilakukan dengan mengumpulkan sampel individual pada interval waktu yang teraktur (Kandarnain, 2006).
Tanggal
Nilai
Paraf Asisten
Diagram Alir Pengamatan Keanekaragaman Hayati Pada Ekosistem Perairan
Pengujian Parameter Fisik
SampelSampel
Sampel
Sampel
Dimasukkan dalam gelas beakerDimasukkan dalam gelas beaker
Dimasukkan dalam gelas beaker
Dimasukkan dalam gelas beaker
Diamati Diamati
Diamati
Diamati
Bau Bau Suhu Suhu Warna Warna Kekeruhan Kekeruhan
Bau
Bau
Suhu
Suhu
Warna
Warna
Kekeruhan
Kekeruhan
Hasil Hasil Dicatat hasil pengamatanDicatat hasil pengamatan
Hasil
Hasil
Dicatat hasil pengamatan
Dicatat hasil pengamatan
Hasil Hasil Dicatat hasil pada layar pH meterDicatat hasil pada layar pH meterDimasukkan probe dalam sampelDimasukkan probe dalam sampelDikalibrasi pH meter dengan larutan bufferDikalibrasi pH meter dengan larutan bufferDisiapkan rangkaian alat pH meterDisiapkan rangkaian alat pH meterDituang dalam gelas beakerDituang dalam gelas beakerSampel Sampel Pengujian Parameter Kimia
Hasil
Hasil
Dicatat hasil pada layar pH meter
Dicatat hasil pada layar pH meter
Dimasukkan probe dalam sampel
Dimasukkan probe dalam sampel
Dikalibrasi pH meter dengan larutan buffer
Dikalibrasi pH meter dengan larutan buffer
Disiapkan rangkaian alat pH meter
Disiapkan rangkaian alat pH meter
Dituang dalam gelas beaker
Dituang dalam gelas beaker
Sampel
Sampel
Hasil Hasil DigambarDigambarDiamati dibawah mikroskop perbesaran Diamati dibawah mikroskop perbesaran Ditutup dengan gelas penutupDitutup dengan gelas penutupDiteteskan di atas gelas objek sebanyak 1 tetesDiteteskan di atas gelas objek sebanyak 1 tetesSampel Sampel Pengujian Parameter Biologi
Hasil
Hasil
Digambar
Digambar
Diamati dibawah mikroskop perbesaran
Diamati dibawah mikroskop perbesaran
Ditutup dengan gelas penutup
Ditutup dengan gelas penutup
Diteteskan di atas gelas objek sebanyak 1 tetes
Diteteskan di atas gelas objek sebanyak 1 tetes
Sampel
Sampel