KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum pengujian bahan ini.Laporan ini dibuat dengan tujuan memperoleh ilmu mengenai pengujian beton dalam Teknik Sipil, yang mana pekerjaan ini dipakai dalam suatu pengujian , sehingga dapat mengetahui kondisi beton tersebut.
Dalam kesempatan kali ini, penulis menyadari bahwa laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis banyak mengucapkan banyak Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dalam penyelesaian laporan" PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN"
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu penulis membutukan kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini, dan juga laporan ini juga dapat bermanfaat untuk bahan tambahan materi mata kuliah. Atas perhatian diucapkan terima kasih.
Kupang, 27- November -2016
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG.
Dalam pekerjaan teknik sipil kita mengenal dua jenis pekerjaan konstruksi yaitu konstruksi berat dan konstruksi ringan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak lepas dari kebutuhan akan material atau bahan-bahan tertentu. Dalam pelaksanaannya, sehingga suatu konstruksi bangunan yang kuat dan utuh sesuai dengan yang diharapkan.
Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi. Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk, bendungan dan lainya. Dengan melakukan analisa bahan maka dalam hal pembuatan beton harus lebih teliti dengan berbagai macam material-material yang digunakan dalam pembuatan tersebut, dikarenakan apabila suatu material dalam beton itu tidak bagus maka hasil dari beton tersebut tidak akan mencapai hasil yang diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu sistem pengujian yang di sebut pengujian bahan untuk mendapatkan data dan dari data tersebut kita akan mendapatkan kelayakan terhadap bahan yang akan di pakai dalam konstruksi beton.
Pengujian ini meliputi pengujian bahan produksi pabrik yaitu semen, pengujian bahan hasil alam yaitu agregat dan pengujian bahan terolah yaitu meliputi pengujian mortar dan beton.
TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu agar mahasiswa dapat :
Dapat melakukan praktikum pengujian beton dengan prosedur yang baik dan benar.
Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian beton di laboratorium .
Dapat mengetahui karakteristik dan mutu beton
Dapat melakukan pengujian secara langsung di laboratorium
BAB II
PEMBAHASAN
PENGUJIAN SEMEN
JOB I BERAT JENIS SEMEN
TUJUAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa akan dapat menyebutkan jenis-jeni peralatan, prosedur pelaksanaan, dan mempraktekkan pengujian berat jenis, dengan benar.
DASAR TEORI
Berat isi semen portland adalah perbandingan antara berat kering semen padasuhu kamar dengan satuan isi.Suhu kamar adalah suhu ruangan pada saat dilakukan pengujian. Benda uji adalah sejumlah semen portland dengan berat dan isi tertentu yang dibuat dari contoh-contoh semen portland. Contoh semen portland adalah sejumlah semen portland dengan berat dan isi yang diambil dari tempat penyimpanan secara acak serta dianggap mewakili sejumlah semen portland yang digunakan sebagai bahan struktur.
Berat jenis diisyaratkan oleh ASTM adalah 3.15 Mg/m3. Pada kenyataannya, berat jenis semen yang di produksi berkisar antara 3.05Mg/m3 sampai 3.25 Mg/m3 . variasi ini akan berpengaruh pada proporsi campuran semen dalam campuran.
Berat jenis dapat dihitung dengan formula
Berat Jenis = , dimana
V1 = pembacaan penama :pada skala botol
V2 = pembacaan kedua pada skala botol
(V2 - Vl) = isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berattertentu.
d = berat isi air pada suhu 4oC. (1 g/cm3).
PERALATAN DAN BAHAN
Alat.
Botol Le Chatelier/piknomrter
Bak Perendaman
Cawan
Neraca
Botol le chaterier
Bahan.
Semen Portland sebanyak 54 gram.
LANGKAH KERJA.
Isi botol picnometer dengan kerosin atau naptha sampai permukaan kerosin atau naptha dalam botol terletak pada skala antara 0 – 1; keringkan bagian dalam botol diatas permukaan cairan;
Rendam botol picnometer yang dimaksud pada butir 1)ke dalam bak berisi air; Biarkan botol picnometer itu terendam selama ±60 menit agar suhu botol tetap dan suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air;
Setelah suhu cairan dalam botol dan air sama. Baca tinggi permukaan cairan terhadap skala botol, misalnya V1;
Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, harus diusahakan seluruh benda uji masuk ke dalam cairan dan hidarkan adanya massa semen yang menempel di dinding dalam botol di atas permukaan;
Setelah seluruh benda uji dimasukkan, goyangkan perlahan-lahan botol itu selama ± 30 menit, sehingga seluruh gelembung udara dalam benda uji ke luar;
Rendam botol yang berisi benda uji dan cairan itu selama ± 60 menit, sehingga suhu larutan dalam botol sama dengan suhu air; lalu baca tinggi permukaan larutan pada skala botol, misalnya V2;
Hitung berat w dan berat jenis semen portland dengan menggunakan rumus.
DATA PERCOBAAN
Tabel Data Pengujian Berat Jenis Semen
Uraian
Sampel
Satuan
Berat Semen (W)
54
gram
Pembacaan Awal (V1)
0.5
ml
Pembacaan Awal (V2)
17.6
ml
BeratJenis
3.157
Gr/ml
JOB II KONSISTENSI SEMEN
TUJUAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa akan dapatmenyebutka jenis jenis peralatan, prosedur pelaksanaan, danmempraktekkan pengujian
Konsistensi normal semen dengan benar.
Untuk mengetahui kadar air normal saat mencapai kondisi kebasahan pasta yang standar.
DASAR TEORI
Konsistensi normal semen portland adalah suatu kondisi standart yang menunjukkan kebasahan pasta semen.Konsistensi semen portland lebih banyak pengaruhnya pada saat pencampuran awal, yaitu pada saat pengikatan sampai pada saat beton mengeras. Konsistensi yang terjadi bergantung pada rasio antara semen dan air serta aspek-aspek bahan semen seperti kehalusan dan kecepatan hidrasi. Konsistensi dihitung dengan rumus:
Konsistensi = , dimana
Wa = Berat Air
Wb = Berat Benda Uji
PERALATAN DAN BAHAN
ALAT
Neraca, dengan ketelitian 0.1% dari berat contoh yang ditimbang
Gelas Ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 ml.
1 (satu) set alat vicat yang terdiri dari, alat vicat dan cicin konik
Sendok Perata
Alat pengaduk
BAHAN
Semen sebanyak 300 Gram
LANGKAH KERJA
Masukkan air pencampur berupa air suling sebanyak 28% dari berat benda uji kedalam mangkok alat pengaduk
Masukkan benda uji kedalam mangkok dan diamkan selama 30 detik.
Jalankan mesin pengaduk dengan keeepatan (1405) rpm., selama 30 detik.
Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang menempel dipingir mangkok.
Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (28510) rpm selama 1 menit.
Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan, kemudian dilemparkan 6 kali dari satu tangan ketangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan kedalam cincin konik yang dipegang dengan tangan lain melalui lobang besar sehingga cincin konik penuh dengan pasta.
Kelebihan pasta pada lobang besar diratakan dengan sendok perata yang di gerakan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
Letakkan pelat kaca pada lobang besar cincin konik balikkan, ratakan dan Iicinkan kelebihan pasta pada robang kecil cincin konik dengan sendok perata.
Letakkan cincin konik dibawah jarum besar vicat, dan kontakkan jarum dengan bagian tengah permukaan pasta.
Jatuhkan jarum dan catat pen'runan yang berlangsung selama 30 detik.
DATA DAN HASIL PENGUJIAN
No.
Konsistensi (%)
berat air
(ml)
Penurunan (mm)
1
28
84
20
2
20
60
1
3
25
75
12
Grafik penurunan pengujian konsistensi semen
JOB III WAKTU PENGIKATAN SEMEN
TUJUAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa akan dapat menyebutkan jenis- jenis peralatan, prosedur pelaksanaan, dan mempraktekkan pengujian Waktu pengikatan awal semen portland dengan benar.
Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan untuk menentukan waktu pengikatan permulaan Semen portland
DASAR TEORI
Waktu pengikatan adalah waktu yang diperlukan semen untuk mengeras, terhitung dari mulai bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan. Waktu ikat semen dibedakan menjadi dua, yaitu :
Waktu pengikatan awal (initial setting time) yaitu waktu dari pencampuran semen
dangan air menjadi pasta semen hingga hilangnya sifat keplastisan.
Waktu pengikatan akhir (final setting time) yaitu waktu antar terbentuknya pasta
semen hingga beton mengeras.
Pada semen portland initial setting time berkisar 1.0 – 2.0 jam, tetapi tidak boleh kurang dari 1 jam, sedangkan final setting time tidak boleh lebih dari 8 jam.Waktu ikat awal sangat penting pada kontrol pekerjaan beton, dipeerlukan untuk transportasi (hauling), penuangan (dumping/pouring), pemadatan (vibrating), dan penyelesaiannya (finishing).Waktu ikat ini sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang dipakai dan oleh lingkungan sekitar.
PERALATAN DAN BAHAN
ALAT
Neraca dengan ketelitian 0,I% dari berat contoh
Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 ml
1 (satu) set alat vicat terdiri dari alat vicat dan cincin Konik (conical ring)
Stop-watch
Termometer beton
Sendok perata
Alat pengaduk, (ASTM C - 305 - 65)
BAHAN.
Semen 300 Gram
Air suling lebih kurang 28% dari berat semen.
LANGKAH KERJA
Masukkan air pencampur berupa air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air untuk mencapai konsistensi normal, kedalam malngkok alat pengaduk.
Masukkan benda uji kedalam mangkok, diamkan selama 30 detik .
Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5) putaran per menit (rpm.) selama 30 detik
Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, selama waktu ini bersihkan pasta yang menempel dipinggir mangkok
Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (28510) putaran per menit (rpm) selama 1 menit.
Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan, kemudian dilemparkan 6 kali dari satu tangan ketangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm .
Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan kedalam cincin konik yang dipegang pada tangan lain melalui lobang besar, sehingga cincin terisi penuh dengan pasta
Kelebihan pasta pada lobang besar diratakan dengan sendok perata yang di gerakkan dalam posisi mirinq terhadap permukaan cincin
Letakkan pelat kaca pada lobang besar ; balikkan, ratakan dan licinkan kelebihan pasta pada lobang kecin cincin konik dengan sendok perata
Taruh termometer beton diatas cincin dan simpan pada moist cabinet selama 30 menit kemudian baca termometer udara dan termometer beton
Keluarkan cincin konik dari moist cabinet dan lepaskan termometer beton kemudian letakkan cincin konik dibawah jarum kecil vicat, dan kontakkan jarum dengan bagian tengah permukaan pasta
Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan dibawah 25 mm Setiap menjatuhkan jarum catatlah penumnan yang berlangsung selama 30 detik Jarak antara titik-titik setiap menjatuhkan jarum adalah 1/2 cm dan jarak titik dari pinggir cincin konik tidak boleh kurang dari 1 cm.
DATA PERCOBAAN
Tabel Data Pengujian Pengikatan Awal Semen
Pukul
Interval Waktu (menit)
Penetrasi (mm)
13:16 - 13:31
15
40
13:33 - 13:48
30
40
14:03 - 14:18
45
39
14:22 - 14:37
60
40
14:42 - 14:57
75
38
15:01 - 15:16
90
32
15:23 - 12:38
105
22
15:43 - 15:58
120
17
16:04 - 16:19
135
5
Grafik data pengujian waktu pengikatan awal semen
JOB IV PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN
TUJUAN
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kehalusan dari semenPortland. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutusemen.Mahasiswa akan dapat menyebutkan jenis-jenis peralatan, prosedurpelaksanaan dan mempraktekkan pengujian kehalusan semen portland denganbenar.
DASAR TEORI
Kehalusan merupakan suatu faktor penting yang dapat mempengaruhikecepatanreaksi antara partikel semen dengan air. Waktu pengikatan (setting time) menjadi semakin lama jika butiran semenmakinkasar. Kehalusan penggilingan butir semen dinamakan penampangspesifik, yaitu luas butir permukaan semen. Jika permukaan penampang semen lebih besar, semen akan membesar bidang kontak dengan air. Semakin halus butiran semen, proses hidrasinya semakin cepat, sehingga kekuatan awal tinggi dan kekuatan akhir akan berkurang.Kehalusan semen yang tinggi akan mengurangi terjadinya bleeding atau naiknya air ke permukaan, tetapi menambah kecendrungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak susut. Menurut ASTM, butir semen yang lewat ayakan no.200 harus lebih dari 78 %. Untuk mengukur kehalusan buti semen digunakan "turbidimeter" dari Wegner atau "Air Permeability" dari Blaine
F =
F = kehalusan
A = berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan No. 100 dan No. 200.
PERALATAN DAN BAHAN
ALAT
Saringan No. 100 dan No. 200 sesuai menurut standard ASTM
Neraca analitik kapasitas maksimum 200 gram dengan ketelitian 0,1%dari berat contoh, berikut 1 set batu timbangan terdiri dari 50 gramsampai 10 mg.
Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai untukkeperluan ini.
BAHAN.
Semen Portland sebanyak 50 gram.
LANGKAH KERJA
Masukkan benda uji semen kedalam saringan No. 100 yang terletak diatas saringan No. 200 dan dipasang pan dibawahnya
Goyangkan saringan ini perlahan-lahan sehingga bagian benda uji yang tertahan kelihatan bebas dari partikel-partikel halus (pekerjaan ini dijakukan antara 3 sampai 4 menit)
Tutuplah saringan dan lepaskan pan ; ketok sarinqan perlahan-Iahan dengan tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas dari saringan
Bersihlan sisi bagian bawah sarigan dengan kuas, kosongkan pan dan bersihkan dengar kain kemudian.dipasang kembali.
Ambillah tutup saringan dengan hari-hati ; bila ada partikel kasar yang rnenempel pada tutup, kembalikan kedalam saringan
Lanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan perlahan- lahan selama 9 menit
Tutuplah saringan ; penyaringan dilanjutkan lagi selama 1 menit dengan cara menggerakkan saringan kedepan dan belakang dengan posisi sedikit dimirigkan. Kecepatan gerakkan kira-kira 150 x permenit, setiap 25 kali gerakan, putar saringan kira-kira 60o. Pekerjaan ini dilakukan diatas kertas putih; bila ada partikel keluar dari saringan dan atau pan serta tertampung diatas kertas, kembalikan kedalam saringan. Pekerjaan penyaringan distop setelah benda uji tidak lebih, dari 0,05 gram lewat saringan dalam waktu penyaringan selama 1 menit.
Timbang benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan No. 100 dan No. 200 Kemudian hitung dan nyatakan dalam prosentase berat terhadap berat benda uji semula.
DATA PERCOBAAN
Berat Semula = 50 gram
No. Saringan
Berat Tertahan (gr)
% tertahan
% lolos
50
1.3
2.6
97.4
100
0.8
1.6
98.4
200
3.0
6
94
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
JOB V PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
TUJUAN
Dapat mengetahui uji tekan beton berbentuk kubus.
Dapat menggunakan peralatan dengan terampil.
Dapat menggunakan mesin uji kuat tekan beton dengan baik.
DASAR TEORI
Kuat Tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancurEvaluasi ini bertujuan untuk menguji apakah kekuatan beton telah tercapai sesuai rencana atau belumdan untuk menentukan langkah-langkah preventif dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai ekonomis. Pengujian dilakukan dengan benda uji berbentuk silinder denga ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus ukuran 150 x 150 x 150 mm. evaluasinya selalu dalam bentuk pengujian silinder. Jika data dihasilkan dari benda uji berbentuk kubus atau ukuran yang lebih kecil dari standar maka harus dilakukan konfersi ke dalam bentik silinder. Satuan yang digunakan adalah N/m2 atau MPa.
Jika menggunakan kekuatan tekan dengan hasil uji kubus bersisi 150 mm maka hasilnya harus dikonversi menggunakan persamaan
Dimana
Kekuatan tekan beton yang diisyaratkan, MPa
Kekuatan tekan beton, MPa dari uji kubus beton bersisi 150 mm.
Kekuatan tekan mortar adalah beban tiap satuan luas permukaan yang menyebabkan mortar hancur.Kekuatan tekan semen diuji dengan cara membuat mortar yang kemudian ditekan sampai hancur. Contoh semen yang akan di uji dicampur dengan pasir silica dengan perbandingan tertentu kemudian dibentuk menjadi kubus-kubus berukuran 5x5x5 cm. setelah berumur 3, 7, 14 dan 28 hari dan mengalami perawatan dengan perendaman, benda uji tersebut diuji kekuatan tekannya.
PERALATAN DAN BAHAN
ALAT
Kubus 15 cm, X 15 cm'
Tongkat pemadat, diameter I6 mm, panjang 60 cm, dengan ujung dibulatkan, sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
Bak pengaduk beton kedap air atau mesin pengaduk'
Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh.
Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan.
Satu set alat pelapis (capping)
peralatan tambahan : ember, se\op, sendok, sendok perata dan talam.
Satu set alat pemeriksaans lump.
Satu set alat pemeriksaan berat isi beton
PERSIAPAN PENGUJIAN
Pembuatan dan pematangan bendau ji.
Pengadukan:
Masukkan semen dan agregat halus kedalam bak pengaduk kemudian aduklah dengan sekop sampai merata. Masukkan agregat kasar dan aduklah sampai merata, teruskan pengadukan sambil menambahkan air percampur sedikit demi sedikit. Setelah semua air pencampur dimasukkan kedalam bak pengaduk, teruskan pengadukan sampai beton merata
Pengadukan dengan mesin pengaduk :
Masukkan agregat kasar dan air pencampur sebanyak 30% sampai 40% kedalam `pengaduk. Jalankan mesin pengaduk, masukkan agregat halus semen dan sisa air pencampur. Setelah semua bahan campuran beton di masukkan kedalam pengaduk, aduklah beton selama 3 menit. Hentikan mesin pengaduk, tutuplah pengaduk, biarkan adukan beton selama 3 menit. Ambillah tutup pengaduk dan jaiankan mesin pengaduk selama 2 menit. Tuangkan beton kedalam talam dan aduklah lagi dengan sekop sampai merat
Tentukan slump menurut cara pemeriksaan Slump. Apabila slump yang didapat tidak sesuai dengan yang dikehendaki, ulangi pekerjaan (i) dengan menambah atau mengurangi agregat sampai mendapat slump yang dikehendaki. Kemudian tentukan berat isi menurut cara pemeriksaan PC - OIA2 - 76.
Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25 x tusukan secara merata. Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh mengenai dasar cetakan. Pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm kedalam lapisan dibawahnya. Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan periahan-lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup.
Ratakan permukaan beton dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air serta tahan karat. Kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas dari getaran.
Setelah 24 jam,, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
Rendamlah benda uji dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi persyaratan untuk pematangan (curing), selama waktu yang dikehendaki.
Persiapan pengujian.
Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak perendam, kemudian bersihkan dari kotoran yary menempel dengan kain lembab.
Tentukan berat dan ukuran benda uji.
Lapisi (capping] permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang dengan cara sebagai berikut : Lelehkan mortar belerang didalam pot peleleh (Melting Pot) sarnpai zuhu kira-kira 150oC. Tuangkan belerang cair kedalam cetakan pelapis (Capping Plate) yang dinding dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk. Kemudian letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan pelapis sampai mortar belerang cair menjadi keras. Dengan car yang sama lakukan pelapisan pada permukaan lainnya.
Benda uji siap untuk diperiksa.
LANGKAH KERJA
letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris.
Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2
sampai 4 kg/cm2 per detik.
Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan benda uji.
DATA DAN HASIL PENGUJIAN
Tabel Data Pengujian Kuat Tekan Beton (Volume Beton = 3375 m3 )
No.Urut
Ukuran (cm)
Luas
(cm2)
Beban Max.
(Pi) (Kn)
Kuat tekan (bi') (Kpa)
(bi'-bm)
(Kpa)
(bi' -bm)2
(Kpa)
P
L
T
1
0.15
0.15
0.15
0.0225
288
12800
657.778
432671.897
2
0.15
0.15
0.15
0.0225
275
12222.222
80
6400
3
0.15
0.15
0.15
0.0225
288
10133.333
-2008.889
4035635.014
4
0.15
0.15
0.15
0.0225
290
12888.889
746.667
557511.608
5
0.15
0.15
0.15
0.0225
285
12666.667
524.445
275042.558
Kekuatan Tekan Rata-Rata (bm) (Kpa)
60711.111
4917857.077
- Kekuatan tekan rata-rata( σ'bm) (Kg/cm2)
=
bi'
607111.111
12142.222 Kpa
N
5
- Standar Deviasi (S) =
=
=
=
= 1108.812 Kpa
- Kuat Tekan Karakteristik (σb'k) = σ'bm - 1.64 x S
K3 = 12142.222 – (1.64 X 1108.812)
= 12142.222 – 181.451
= 10323.771
K28 = k30.65
= 10323.7710.65 = 15882.729 kpa = 15.882724 kg/cm2
= 15.882724 Mpa
Hasil tidak memenuhi kuat tekan beton yang di rencanakan yaitu
25 Mpa
PENGUJIAN AGREGAT HALUS
JOB VI PENGUJIAN KADAR AIR
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat menentukan prosentase air yangdikandungagregat.
Menerangkan prosedur pemeriksaan kadar air agregat.
Menghitung prosentase kadar air dari agregat.
Menggunakan peralatan yang diperlukan.
DASAR TEORI
Kadar air agregat adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat.
Kadar air agregat dapat dibedakan menjadi :
Kadar air kering tungku yaitu keadaan yang benar – benar tidak berair.
Kadar air kering udara yaitu, yaitu kondisi agregat yang
Permukaannya kering tetapi sedikit mengandung air dalam porinyadan masih
dapat menyerap air.
Jenuh kering permukaan yaitu, keadaan dimana tidak ada air dipermukaan agregat, tetapi agregat tersebut tidak mampu mmenyerap air. Pada kondisi ini, air dalam agregat tidak akan menambah atau mengurangi air pada campuran beton.
Kondisi basah yaitu, kondisi dimana butir-butir agregat banyak mengandung air,
sehingga akan menyebabkan penambahan kadar air campuran beton.
PERALATAN
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5)C.
Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan benda uji
LANGKAH KERJA
Timbang dan catatlah berat talam (Wl).
Masukkan benda uji kedalam talam kemudian timbang dan catatlah beratnya (W2)
Hitunglah berat benda uji (W3= W2- W1)
Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu (110 5) C sampai beratnya tetap.
Setelah kering, timbang dan catatlah berat benda uji beserta talam (W4).
Hitunglah berat air (W5= W2 -.W4 ).
Hitung berat conyoh kering
Hitung kadar air
DATA PERCOBAAN
TABEL DATA PENGUJIAN KADAR AIR`AGREGAT HALUS
Uraian
Simbol
Hasil
Satuan
Berat Kontainer
(W1)
533.9
Gram
Berat Kontainer + Benda Uji Basah
(W2)
137.1
Gram
Berat Benda Uji Basah
837.2
Gram
Berat Kontainer + Benda Uji Kering
(W4)
1360.8
gram
Berat Air
10.3
gram
Berat Benda Uji Kering
826.9
gram
Kadar Air
1.245
%
JOB VII BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS
TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini,mahasiswa diharapkandapat :
Menentukan berat jenis dan prosentase berat air yang dapat diterap agregat halus dihitung terhadap berat kering.
Mahasiswa akan dapat menyebutkan jenis-jenis peralatan, prosedur pelaksanaan, dan mempraktekkan pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus dengan benar.
Menentukan berat jenis agregat halus dalam keadaan kering oven.
Menentukan berat jenis agregat halus kering permukaaan.
Menentukan kadar air agregat halus kering permukaan jenuh air (SSD).
Menerangkan kegunaan pemeriksaan ini dalam kaitannya dengan perhitungan
rancangan susunan campuran beton.
Menggunakan peralatan yang dipakai.
DASAR TEORI
Berat jenis (bulk specific gavity) iaiah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada
suhu tertentu
Bj Bulk =
Berat jenis kering-permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat agregat kering-permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu Bj SSD =
Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat agnegat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agnegat dalam keadaan kering pada suhu tertentu Bj App =
Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering Abrobtion =
Dimana:
Bk = berat benda uji kering oven, (gram).
B = berat piknometer berisi air, (gram).
Bt = berat piknometer berisi ber.da uji dan air, (gram)
= berat benda uji,dalam keadaan kering-permukaan jenuh, (gram)
Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jinis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis beton sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton. Hubungan antara berat jenis dengan daya serap adalah jika semakin tingi nilai berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air agregat tersebut.
PERALATAN DAN BAHAN
PERALATAN
Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8) dengan kapasitas kira-kira 5 kg
Tempat air dengan kapasitas dan bentpk yang sesuai untuk pemeriksaan
Tempat. ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permuhaan air selalu tetap
Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang
Oven,yang dilengkapi dengan pengatrrr suhu untuk memanasi sampai (110 5)
AIat Pemisah contoh
Saringano.4
Keranjang kawat Meja berat jenis
BAHAN
Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no. 4 diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak 1000 gram.
LANGKAH KERJA
Cuci benda uji untuk menghilangkan debu-debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada permukaan.
Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105oC sampai berat tetap
Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian timbang dengan ketelitian 0.5 gram (Bk)
Remdam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 4 jam
Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu
Timbang berat bendauji kering permukaan jenuh (Bj)Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air (Ba), Ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan pada suhu standar
DATA PERCOBAAN
Tabel Data Pengujian Berat Jenis & Penyerapan Agregat Halus
Uraian
Simbol
Jumlah
Satuan
Berat Benda Uji Kering Permukaan
Bj (500)
500
Gram
Berat Piknometer + Air
Ba
675.8
Gram
Berat Piknometer + Air + Benda Uji
Bt
1175.8
Gram
Berat Benda Uji Kering Oven
Bk
1030.6
Gram
Uraian
Rumus
Hasil
Beratt Jenis Bulk
Bk/(Ba+500-Bt)
2.576
Berat Jensi SSD
500/(Ba+500-Bt)
2.623
Berat Jenis Apparent
Bk/(Ba+Bk-Bt)
2.703
Penyerapan air
(Bj-Bk)/Bk x 100%
1.83%
JOB VIII KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat menentukan presentase air yang di kandung agregat.
Menerangkan prosedur pemeriksaan kadar air pada agregat .
Menghitung persentase kadar air pada agregat .
Menggunakan peralatan yang diperlukan.
DASAR TEORI
Apabila agregat alam mengandung bahan-bahan organic maka proses hidrasi akan terganggu, sehingga bahan agregat tersebut tidak dapat dipergunakan dalam campuran beton.
Bahan bahan halus yang dapat merusak beton tidak boleh lebih besar dari yang diisyaratkan sebagai berikut:
Uraian
Prosentase Max. dalam berat
Lempung dan partikel
Butiran halus lolos ayakan No.200 (0.075 mm)
3.0
3.0
PERLALATAN DAN BAHAN
ALAT
Saringan no. 16 dan no. 200.
Wadah pencuci benda uji berkapasitas cukup besar sehingga pada waktu diguncang-guncangkan benda uji dan/atau air pencuci tidak tumpah'
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110t 5)oC.
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
Talam.
BAHAN
Berat contoh agregat kering minimum.
LANGKAH KERJA
Timbang wadah tanpa benda uji (W2).
Masukkan benda uji ke dalam wadah kemudian timbanglah (W1).
Beri air pencuci secukupnya sehingga benda uji terendam
Guncang-guncangkan wadah dan tuangkan air cucian kedalam susunan saringan no. 16 dan no. 200
Masukkan air pencuci baru, dan ulanglah pekerjaan (4) sampai air cucian menjadi jernih
Semua bahan yang tertahan saringan no. 16 dan no. 200 dikembalikan ke dalam wadah, kemudian masukkan seluruh bahan tersebut ke dalam talam yang telah diketahui beratnya (W2) dan keringkan dalam oven, dengan suhu (110 ± 5°) C sampai berat tetap
Setelah kering timbang dan catatlah beratnya (W3).
Hitunglah berat bahan kering tersebut ( W4 = W3-W2 ).
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
PENGUJIAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200
PENGUJIAN KADAR LUMPUR
U r a i a n
I
Satuan
Berat wadah + benda uji (W1)
1045.9
Gram
Berat wadah (W2)
545.9
Gram
Berat wadah + benda uji kering setelah dicuci (W3)
1020.8
Gram
Berat benda uji basah . W4 = W3 - W2
474.9
Gram
Berat lumpur . W5 = W1 - W3
25.1
Gram
Kadar lumpur W6 = W5/W1 x 100%
5.02
%
Perhitungan
JOB IX ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
TUJUAN
Pemeriksaan ini d.imaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
DASAR TEORI
Gradasi agregat adalah distribusi dari ukuran agregat. Distribusi ini bervariasidapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
Gradasi sela (gab grade), jika salah satu atau lebih dari ukuran butir atau fraksi dalam satu set ayakan tidak ada, maka gradasi ini menunjukkan satu garis harisontal dalam grafiknya. Keistimewaan gradasi ini antara lain :
Pada nilai factor air semen tertentu, kemudahan pekerjaan akan lebih tinggi bila kandungan pasir lebih sedikit.
Pada kondisi kelacakan yang tinggi lebih cederung mengalami segrigasi, oleh karena itu gradasi sela disarankan dipakai pada tingkat kemudahan pekerjaan yang rendah, yang pemadatannya dengan penggetaran.
Gradasi ini tidak berpengaruh buruk terhadap kekuatan beton
Gradasi menerus (continous grade) didefinisikan jika agregat yang semua ukuran butirnya ada dan terdistribusi dengan baik. Agregat ini lebih sering dipakai dalam campuran beton. Untuk mendapatkan angka pori yang kecil dan kemampatan yang tinggi sehingga terjadi interlucking yang baik, campuran beton membutuhkan variasi ukuran butir agregat. Dibandingkan dengan gradasi sela atau seragam, gradasi menerus adalah yang paling baik.
Gradasi seragam (uniform grade),didefinisikan sebagai agregat yang mempunyai ukuran yang sama. Agregat ini terdiri dari batas yang sempit dari ukuran fraksi, dalam diagram terlihat garis yang hamper tegak/vertical. Agregat dengan gradasi ini biasanya dipakai untuk beton ringan yaitu jenis beton tanpa pasir (nir-pasir), atau untuk mengisi agregat dengan gradasi sela atau untuk campuran agregat yang kurang baik atau tidak memenuhi syarat.
PERALATAN
Timbangan dan neraca dengan ketelitian 4,2% dari berat benda uji .
Satu set saringan ; 19,l mm (3/4") ;12,5 mm (1/2") ; 9,5 mm (3/8") no.4 ; no.8 ; no.16 ; no.30 ; no.50 ; no.80 ; no.200 (Standar ASTM)
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai F
(110 5) C
Alat pemisah contoh
Mesin pengguncang saringan
Talam-talam
Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya
LANGKAH KERJA.
Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110 5)C, sampai berat tetap
Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama l5 mernit.
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Tabel Data Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus
Berat Agregat Halus (A) = 1136,2 gram
Nomor Saringan
Berat Tertahan Komulatif (gr)
Tertahan Komulatif (%)
Lolos Komulatif (%)
ASTM
mm
B
C=B/A x 100%
D = 100% - C
¾
19
0
0
100
½
12.5
68.4
8.018
91.982
9.5
144.5
16.940
83.06
4
4.75
254.5
29.835
70.165
8
2.36
361.3
42.356
57.644
16
1.18
541.7
63.505
36.495
30
0.3
684.0
80.187
19.813
50
0.18
774.5
90.797
9.203
100
0.075
833.9
97.760
2.24
JOB X BERAT ISI AGREGAT HALUS
TUJUAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa akan dapat menyebutkan :
jenis-jenis peralatan, prosedur pelaksanaan, dan mempraktekkan pengujian berat isi agregat dengan benar.
Menerangkan prosedur pelaksanaan penemuan bobot isi agregat .
Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan bobot isi agregat sesuai dengan kenyataan , sekaligus dapat mengoreksinya jika tidak tepat .
Menggunakan peralatan yang dipakai.
DASAR TEORI
Berat isi adalah perbandingan berat dan isi agregat
PERALATAN
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
Tongkat pemadat diameter l5 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaik - nya terbuat dari baja tahan karat
Mistar perata (straight edge)
Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang.
LANGKAH KERJA
Berat isi lepas
Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir –butir, dari ketinggian maksimum 5 cm diatas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
Berat isi padat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1") dengan cara penusukan
Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapisan
dipadatkan dengan tongkat sebanyak 25 kali secara merata
Pada pemadatan tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
Berat isi padat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1") dengan cara penggoyangan
Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
Padatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang-goyangkan wadah sepeti berikut
Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan setiap lapisan sebanyak 25 kali untuk tiap sisi
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Tabel Data Pengujian Berat Isi Agregat Halus
Uraian
Gembur
Padat
Satuam
Volume Silinder (V)
5780.372
5780.372
cm3
Berat Silinder (A)
3720
3720
gram
Berat Silinder + Berat Benda Uji (B)
13905
14725
gram
Berat Benda Uji (C)
1085
11005
gram
Berat Isi D=C/V
17.61
1.903
gram/cm3
Berat Isi Rata-rata
1.832
gram/cm3
PENGUJIAN AGREGAT KASAR
JOB XI KEAUSAN AGREGAT KASAR
TUJUAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa akan dapat menyebutkan :
Jenis- jenis peralatan, prosedur pelaksanaan, dan mempraktekkan pengujian keausan agregat kasar dengan benar.
Menerangkan prosedur pelaksanaan pengujian keausan agregat kasar .
Menentukan sifat keausan dari agregat kasar.
Menggunakan peralatan yang diperlukan.
DASAR TEORI
Semua agregat yang digunakan harus kuat, mampu menahan abrasi dan degradasi selama proses produksi dan operasionalnya dilapangan. Uji kekuatan agregat di laboratorium biasanya dilakukan dengan uji abrasi dengen mesin Los Angeles (Los Angeles Abration Test). Keausan tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no. 12 terhadap berat semula, dalam persen.
PERALATAN
Mesin Los Angeles
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedtra sisi:rva dengan diameter 71cm (28") panjang dalam 50 cm (20").silinder bertumpupada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros'mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uj Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tid.ak terqanggu. Di .bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintanq penuh setinogi 8,9 cm (3,56")
\Saringan no. l2 dan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalam daftar Timbangan, dengan ketelitian 5 gram
Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (17 /8") dan berat masing-masing antara 390 gram sampai 445 gram'
Oven,yang dilenqkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi. Sanlpai (1005)C
Mesin Los Angeles
LANGKAH KERJA.
Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk gradasi A, B, C, dan D ; 1000 putaran untuk E, F, G
Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan no.12. Butiran diatasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu (110 50)C sampai berat tetap.
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Tabel Data Pengujian Keausan Agregat Kasar
Gradasi Pemeriksaan
Simbol
Berat
Satuan
Tertahan Saringan ½
a1
2500
Gram
Tertahan Saringan
a2
2500
Gram
Berat Benda Uji Sebelum Dimasukan Ke Mesin LE
A=a1+a2
5000
Gram
Berat Benda Uji Setelah Dikeluarkan Dari Mesin LE Tertahan Saringan No.12
B
3642.9
Gram
Keausan
C=(A-B)/A x 100
27.142
%
JOB XII PENGUJIAN KEKERASAN AGREGAT KASAR
TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat :
Menentukan nilai persen kekerasan agregat kasar.
Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian kekerasan agregat kasar.
Menggunakan peralatan dengan terampil.
DASAR TEORI
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kekerasan agregat kasar terhadap pembebanan. Kekerasan agregat adalah daya tahan agregat terhadap kerusakan akinat penggunaan dalam konstruksi. Sifat – sifat kekerasan dari agregat, penting untuk diketahui bilamana agregat akan digunakan sebagai material bahan bangunan dan jalan.
Nilai kekerasan agregat dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan 2,36 mm terhadap berat semula dalam persen.
PERALATAN.
Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
Satu set alat uji yang terdiri dari :
Silinder dengan diameter 115 mm dan tinggi 180 mm
Alas terbuat dari plat baja
Plunyer/ pengarah beban
Saringan dengan ukuran 12,7 mm, 9,5 mm, dan 2,36 mm.
Talam/ nampan.
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai dengan (110 ± 5)oC.
Alat pemadat dengan diameter 9,5 mm dan tinggi 610 mm.
Mesin penekan dengan daya beban 40 ton, kecepatan tekan 4 ton/ menit.
BAHAN
Menyiapkan benda uji seberat ± 10 kg yang lolos saringan 12,7 mm dan tertahan pada saringan 9,5 mm.
Benda uji agregat dalam keadaan kering yang didapat setelah dimasukan
oven selama 4 (empat) jam dengan suhu (110 ± 5)oC.
LANGKAH KERJA
Menimbang berat silinder dan plat alas (C).
Benda uji dimasukan ke dalam silinder sebanyak 3 (tiga) lapis.
Benda uji dipadatkan pada tiap lapis dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali.
Permukaan benda uji diratakan dan ditimbang berat silinder berisi benda uji dan plat alas (D).
Menghitung berat benda uji semula (A = D – C)
Plunyer diletakkan di atas permukaan benda uji, harus diperhatikan agar plunyer tidak mendesak silinder.
Kemudian dimasukan ke dalam mesin tekan yang mempunyai daya tekan 40 ton dengan kecepatan tekan 4 ton/ menit.
Benda uji dikeluarkan dari silinder, kemudian disaring dengan saringan ukuran 2,36 mm, dan timbang berat material yang tertahan pada saringan tersebut.
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Pemeriksaan
Benda uji (kg)
BeratCawan
C
12691
Berat Cawanr + benda uji
D
16265
Berat benda uji semula
A=D-C
3574
x 100100100%Berat benda uji tertahan saringan 2.63 mm
x 100100100%
B
2632.7
Kekerasan agregat
35.763%
JOB XIII NALISA SARINGAN AGREGAT KASAR
TUJUAN
Pemeriksaan ini di maksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
DASAR TEORI
Gradasi agregat adalah distribusi dari ukuran agregat. Distribusi ini bervariasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
Gradasi sela (gab grade), jika salah satu atau lebih dari ukuran butir atau fraksi dalam satu set ayakan tidak ada, maka gradasi ini menunjukkan satu garis harisontal dalam grafiknya. Keistimewaan gradasi ini antara lain :
Pada nilai factor air semen tertentu, kemudahan pekerjaan akan lebih tinggi bila kandungan pasir lebih sedikit.
Pada kondisi kelacakan yang tinggi lebih cederung mengalami segrigasi, oleh karena itu gradasi sela disarankan dipakai pada tingkat kemudahan pekerjaan yang rendah, yang pemadatannya dengan penggetaran.
Gradasi ini tidak berpengaruh buruk terhadap kekuatan beton.
Gradasi menerus (continous grade) didefinisikan jika agregat yang semua ukuran butirnya ada dan terdistribusi dengan baik. Agregat ini lebih sering dipakai dalam campuran beton. Untuk mendapatkan angka pori yang kecil dan kemampatan yang tinggi sehingga terjadi interlucking yang baik, campuran beton membutuhkan variasi ukuran butir agregat. Dibandingkan dengan gradasi sela atau seragam, gradasi menerus adalah yang paling baik.
Gradasi seragam (uniform grade),didefinisikan sebagai agregat yang mempunyai ukuran yang sama. Agregat ini terdiri dari batas yang sempit dari ukuran fraksi, dalam diagram terlihat garis yang hamper tegak/vertical. Agregat dengan gradasi ini biasanya dipakai untuk beton ringan yaitu jenis beton tanpa pasir (nir-pasir), atau untuk mengisi agregat dengan gradasi sela atau untuk campuran agregat yang kurang baik atau tidak memenuhi syarat.
PERALATAN
Timbangan dan neraca dengan ketelitian 4,2% dari berat benda uji
Satu set saringan ; 19,l mm (3/4") ;12,5 mm (1/2") ; 9,5 mm (3/8") ; no.4 ; no.8 ; no.16 ; no.30 ; no.50 ; no.80 ; no.200 (Standar ASTM)
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai F
(110 5) C.
Alat pemisah contoh
Mesin pengguncang saringan
Talam-talam
Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya
LANGKAH KERJA.
Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110 5)C, sampai berat tetap
Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama l5 mernit.
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Tabel Data Pengujian Analisa Saringan
Agregat Kasar (A) = 1635 gram
Nomor Saringan
Berat Tertahan komulatif (gr)
Tertahan Komulatif (gr)
Lolos Komulatif (%)
E=100-D
ASTM
mm
B
D=B/Ax100%
¾
19.0
15.1
0.923
99.077
½
12.5
283.8
17.357
82.643
9.5
1228.3
75.125
24.875
4
4.75
1577.9
96.507
3.493
8
2.36
1596.4
97.639
2.361
16
1.82
1602.8
98.030
1.97
30
0.6
1610.3
98.489
1.511
50
0.3
1618.1
98.966
1.034
100
0.2
1623.1
99.272
0.728
JOB XIV BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk rnenentukan berat jenis (Bulk) berat jenis kering-permukaan jenuh (Saturated Surface Dry = SSD), berat jenis semu (Apparent) dan penyerapan dari agreget halus.
DASAR TEORI.
Berat jenis (bulk specific gavity) iaiah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh
pada suhu tertentu Berat jenis (Bulk Specific Gravity) =
Berat jenis kering-permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat agregat kering-permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada zuhu tertentu. Berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry) =
Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agnegat dalam keadaan kering pada zuhu tenentu Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity)=
Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering Penyerapan =
Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis beton sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton. Hubungan antara berat jenis dengan daya serap adalah jika semakin tingi nilai berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air agregat tersebut.
PERALATAN.
Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8) dengan Kapasitaskira-kira 5 kg.
Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan
Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permuhaan air selalu tetap
Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang
Oven,yang dilengkapi dengan pengatrrr suhu untuk memanasi sampai(110 ) C
AIat Pemisah contoh Saringano.4
4 LANGKAH KERJA
Cuci benda uji untuk menghilangkan debu-debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada permukaan.
Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105oC sampai berat tetap
Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian timbang
dengan ketelitian 0.5 gram (Bk)
Redam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 4 jam
Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu
persatu
Timbang berat benda uji kering permukaan jenuh (Bj)Letakkan benda uji
didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang
tersekap dan tentukan beratnya didalam air (Ba), Ukur suhu air untuk
penyesuaian perhitungan pada suhu standar
2.14.5 DATA DAN HASIL PERCOBAAN
1. Berat cawan + berat Kering Permukaan = 1252.1 gram
2. Berat keranjang = 598.3 gram.
3. Berat keranjang + agregat kasar di dalam air = 555. 9 gram
4. Berat Kering Oven + cawan = 1244.4 gram
5. Berat cawan = 353.7 gram
Tabel Data Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar
Uraian
Simbol
Hasil
Berat Benda Uji Berat Kering Permukaan (SSD)
BJ
898.4 gram
Berat Benda Uji Dalam Air
BA
555.9 gram
Berat Benda Uji Kering Oven
BK
890.7 gram
Berat Jenis Bulk
BK/(BJ-BA)
2.600
Berat Jenis SSD
BJ/(BJ-BA)
2.623
Berat Jenis ASG
BK/(BK-BA)
2.660
Absorbsi
(BJ-BK)/(BKx 100%)
0.8 %
JOB XV BERAT ISI AGREGAT KASAR
TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar atau campuran.
DASAR TEORI
Berat isi adalah perbandingan berat dan isi agregat.
PERALATAN
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.
Tongkat pemadat diameter l5 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaik – nya
terbuat dari baja tahan karat.
Mistar perata (straight edge).
Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang.
LANGKAH KERJA
Berat isi lepas
Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir –butir, dari ketinggian maksimum 5 cm diatas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
Berat isi padat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1") dengan cara penusukan
Timbang dan catatlah berat wadah (W1).
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapisan
dipadatkan dengan tongkat sebanyak 25 kali secara merata.
Pada pemadatan tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-
tiap lapisan.
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
Berat isi padat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1") dengan cara penggoyangan
Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
Padatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang-goyangkan wadah sepeti
berikut
Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu
Sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan setiap lapisan sebanyak 25
kali untuk tiap sisi.
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).
Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Tabel Data Pengujian Berat Isi Agregat Kasar
Uraian
Gembur
Padat
Satuam
Volume Silinder (V)
9990.032
9990.032
cm3
Berat Silinder (A)
7966
7966
gram
Berat Silinder + Berat Benda Uji (B)
21145
22820
gram
Berat Benda Uji (C)
13179
14854
gram
Berat Isi D=C/V
1.319
1.486
gram/cm3
Berat Isi Rata-rata
1.402
gram/cm3
JOB XVI KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR
TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan jumlah bahan yang terdapat dalam agregat lewat saringan No. 200 dengan cara pencucian.
DASAR TEORI
Apabila agregat alam mengandung bahan-bahan organic maka proses hidrasi akan terganggu, sehingga bahan agregat tersebut tidak dapat dipergunakan dalam campuran beton.
Bahan bahan halus yang dapat merusak beton tidak boleh lebih besar dari yang
diisyaratkan sebagai berikut:
Uraian
Prosentase Max. dalam berat
Lempung dan partikel
Butiran halus lolos ayakan No.200 (0.075 mm)
3.0
3.0
PERALATAN
Saringan no. 16 dan no. 200.
Wadah pencuci benda uji berkapasitas cukup besar sehingga pada waktu diguncang-guncangkan benda uji dan/atau air pencuci tidak tumpah.
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110t 5)oC.
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
Talam
LANGKAH KERJA
Timbang wadah tanpa benda uji (W2).
Masukkan benda uji ke dalam wadah kemudian timbanglah (W1).
Beri air pencuci secukupnya sehingga benda uji terendam
Guncang-guncangkan wadah dan tuangkan air cucian kedalam susunan saringan
no. 16 dan no. 200.
Masukkan air pencuci baru, dan ulanglah pekerjaan (4) sampai air cucian menjadi
Jernih
Semua bahan yang tertahan saringan no. 16 dan no. 20dikembalikan ke dalam wadah, kemudian masukkan seluruh bahan tersebut ke dalam talam yang telah diketahui beratnya (W2) dan keringkan dalam oven, dengan suhu (110 ± 5°) C sampai berat tetap
Setelah kering timbang dan catatlah beratnya (W3).
Hitunglah berat bahan kering tersebut ( W4 = W3-W2 )
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
PENGUJIAN KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR
U r a i a n
berat
Satuan
Berat cawan ( a)
540.5
Gram
Berat cawan+benda uji sebelum (b)
1550.1
Gram
Berat cawan+b.uji sesudah ( c)
1490
Gram
Berat uji setelah (d) = c- a
949.5
Gram
Berat lumpur (e) = b-c
60.1
Gram
Kadar lumpur (f) = e/d x 100%
5.952
%
KADAR AIR AGREGAT KASAR
TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air agregat dengan cara pengeringan.
DASAR TEORI
Kadar air agregat adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat.
Kadar air agregat dapat dibedakan menjadi :
Kadar air kering tungku yaitu keadaan yang benar – benar tidak berair
Kadar air kering udara yaitu, yaitu kondisi agregat yang permukaannya kering
tetapi sedikit mengandung air dalam porinya dan masih dapat menyerap air.
Jenuh kering permukaan yaitu, keadaan dimana tidak ada air dipermukaan
agregat, tetapi agregat tersebut tidak mampu mmenyerap air. Pada kondisi ini, air dalam agregat tidak akan menambah atau mengurangi air pada campuran beton.
Kondisi basah yaitu, kondisi dimana butir-butir agregat banyak mengandung air,
sehingga akan menyebabkan penambahan kadar air campuran beton.
PERALATAN
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (1105)
C.
Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan benda uji.
LANGKAH KERJA
Timbang dan catatlah berat talam (Wl).
Masukkan benda uji kedalam talam kemudian timbang dan catatlah beratnya (W2)
Hitunglah berat benda uji (W3= W2- W1)
Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu (110 5)C sampai beratnya tetap.
Setelah kering, timbang dan catatlah berat benda uji beserta talam (W4).
Hitunglah berat air (W5= W2 -.W4 ).
Hitung berat conyoh kering
Hitung kadar air
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Tabel Data Pengujian Kadar Air Agregat Kasar
Uraian
Simbol
berat
Satuan
Berat Kontainer
(W1)
546.2
Gram
Berat Kontainer + Benda Uji Basah
(W2)
3324.4
Gram
Berat Benda Uji Basah
2778.2
Gram
Berat Kontainer + Benda Uji Kering
(W4)
3320.3
Gram
Berat Air
4.1
Gram
Berat Benda Uji Kering
2774.1
Gram
Kadar Air
0.147
%
PENGUJIAN BETON
SLUMP TEST
TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan slump beton.
DASAR TEORI
Slump merupakan ukuran kekentalan beton muda. Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan agar diperoleh beton yang mudah dituangkan dan dipadatkan atau dapat memenuhi ayarat workability.
PERALATAN
Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 Cm
bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm. Bagian'bawah dan atas cetakan terbuka
Tongkat pemadat dengan diameter 16 cm, panjang 60 cm, ujung dibulatkan dan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat'
Plat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap air.
Sendok cekung.
PERSIAPAN PENGUJIAN
Contoh beton muda sebanyak-banyaknya sama dengan isi cetakan.
LANGKAH KERJA
Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah
Letakkan cetakan diatas pelat.
Isilah cetakan sampai penuh dengan beton muda dalam 3 lapis ; tiap lapis berisi kira-tira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata. Pada pemadatan, tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap'tiap lapisan. Pada lapisan pertama penusukan bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.
Segera setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uii dengan tongkat tunggu selama setengah menit, dan dalam jangka waktu ini semua benda uji yang jatuh disekitar cetakan harus disingkirkan.
Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus keatas.
Balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan disamping benda uji, ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.
DATA PENGUJIAN
T=30 cm T=20cm
Keadaan Campuran Beton Setelah Cetakan DolepasKeadaan Campuran Beton Dalam Cetakan
Keadaan Campuran Beton Setelah Cetakan Dolepas
Keadaan Campuran Beton Dalam Cetakan
Besar Slump = Tinggi Cetakan - Penurunan Benda Uji
= 30 cm - 20 cm
= 10 cm
PENGUJIAN KOTORAN ORGANIK DALAM PASIR UNTUK CAMPURAN MORTAR ATAU BETON
PENGUJIAN KADAR ORGANIK
TUJUAN
Pengujian ini adalah untuk mendapatkan angka dengan petunjuk larutan standar atau standar warna yang telah ditentukan terhadap larutan benda uji pasir.Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan pengendalian mutu agregat.
DASAR TEORI
Yang dimaksud dengan kotoran organik adalah bahan-bahan organik yang terdapat di dalam pasir dan menimbulkan efek yang merugikan terhadap mutu mortar atau beton.
PERSYARATAN PENGUJIAN
Ikhwal persyaratan pengujian adalah sebagai berikut :
sebagai pembanding, supaya dilakukan dua atau lebih pengujian
petugas pengujian harus bebas dari penyakit buta warna
KETENTUAN-KETENTUAN
Ikhwal ketentuan adalah sebagai berikut :
Pengambilan benda uji pasir harus lolos saringan No. 4, berat minimum 500 gram dan dalam keadaan kering, kalau perlu di keringkan di udara terbuka;
Botol gelas yang mempuyai skala, tidak berwarna mempunyai tutup dari karet, gabus atau lainnya yang tidak larut dalam larutan NaOH, dengan isi sekitar 350 ml;
Larutan standar terdiri dari larutan 0,,250 gram K2Cr2O7 di dalam 100 ml H2So4 (kerapatan 1,84) atau menggunakan warna standar organik plate.
CARA UJI
Urutan proses pengujian ini adalah sebagai berikut :
Masukkan benda uji kedalam botol gelas sampai mencapai garis skala 130 ml;
Tambahkan larutan (3% NaOH+97% air) dan dikocok sampai volume
mencapaii 200 ml;
Tutup botol; kocok kuat-kuat, kemudian di diamkan selama 24 jam;
Warna standar dapat menggunakan larutan standar atau organik place No. 3;
Jika warna larutan benda uji lebih gelap dari warna larutan standar atau menunjukkan warna standar lebih besar dari No. 3, maka kemungkinan mengandung bahan organik yang tidak di izinkan untuk bahan campuran mortar atau beton.
Hasil
Pada pengujian kadar organik agregat halus, terdapat pada warna no 2. Yang artinya kadar organik tersebut layak untuk digunakan dalam proyek pembangunan kecuali warna larutan benda uji lebih gelap dari warna standar atau menunjukan warna standar lebih besar dari no.3, maka kemungkinan mengandung bahan organik yang tidak di izinkan untuk bahan campuran mortar atau beton.
METODE PENGUJIAN AGREGAT HALUS ATAU PASIR YANG MENGANDUNG BAHAN PLASTIK DENGAN CARA SETARA PASIR
PENGUJIAN KESETARAAN PASIR
TUJUAN
Tujuan metode ini adalah untuk menyeragamkan cara pengujian pasir atau agregathalus yang plastis dengan cara setara pasir.
DASAR TEORI
pengujian setara pasir adalah suatu metode pengujian agregat halus atau pasir lolos
saringan nomor 4 (4,76 mm), menggunakan suatu alat uji cara setara pasir dan
larutan kerja tertentu.
nilai setara pasir adalah perbandingan antara skala pembacaan pasir terhadap skala
pembacaan lumpur pada alat uji setara pasir yang dinyatakan dalam persen;
bahan plastis adalah bahan yang mengandung lempung atau lanau atau yang
menyerupai lempung atau lanau.
PERALATAN
peralatan yang memerlukan penerapan harus dikalibarasi sebelum digunakan,
sesuai ketentuan yang berlaku;
bila digunakan tabung palstik alatuji setara pasir harus dihindarkan dari sinar
matahari langsung dan dihindarkan dari pengaruh bahan atau uap pelarut seperti
Methylene Tetra Chloride (MTC) atau Trichloroethylene (TCE);
BAHAN
Benda uji adalah pasir alam atau agregat halus hasil pemecah batu lolos saringan
nomor 4 (4,76 mm).
LANGKAH KERJA
ambil benda uji sebanyak 85 ml, keringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C
sampai berat tetap kemudian dinginkan pada suhu ruang;
isi tabung plastik dengan larutan kerja sampai skala 5;
masukkan benda uji yang sudah dikeringkan dan lolos saringan nomor 4 (4,76
mm) ke dalam tabung plastik, ketuk-ketukan untuk beberapa saat kemudian
diamkan selama 10 menit;
tutup tabung dengan penutup karet atau kayu gabus, kemudian miringkan sampai
hampir mendat dun kocok dengan salah satu alat pengocok sesuai uraian pada butir
2.2.1.11);
tambahkan larutan kerja dengan cara mengalirkan larutan melalui pipa pengalir,
mulai dari bagian bawah pasir bergerak ke atas, sehingga lumpur yang terdapat di
bawah permukaan pasir naik ke atas lapisan pasir; tambahkan larutan kerja sampai
skala 15, kemudian biarkan selama (20 menit ± 15 detik);
baca dan catat skala pembacaan permukaan koloid (A) sampai satu angka di
belakang koma;
masukkan beban perlahan-lahan sampai permukaan lapisan pasir; baca skala
pembacaan pasir (B) yang ditunjukkan oleh keping skala pembacaan pasir
dikurangi dengan tinggi tangkai penunjuk (pada umumnya 10 skala), sampai satu
angka di belakang koma.
2.20.6 DATA DAN HASIL PENGUJIAN
Perhitungan :
Skala lumpur = 4 +(12 x 0,0625)
= 4,75
Skala pasir = 12 +(12x 0,0625) – 8
= 4.125
Nilai setara pasir (sp) = (skala pasir: skala lumpur) x100%
= (4.125 : 4.75) x 100%
= 86.84%
MIX DESIGN BETON
PERENCANAN PERHITUNGAN
Kuat tekan beton yang di rencanakan adalah 25Mpa
Data devisisasi tidak ada
m =12 Mpa
kuat tekan rata- rata di targetkan =25 Mpa +12Mpa= 37 Mpa
jenis semen adalah semen PCC ( Portland Composite Cement)
agregat yang di gunakan adalah agregat halus alami dan agregat kasar pecah
nilai FAS yang di gunakan adalah= 0.58
nilai FAS maksimum yang di gunakan adalah= 0.58
nilai slump 0-10
ukuran butiran agregat maksium 0-10
nilai kadar air bebas adalah 205 liter + 20 liter =225liter
jumlah semen yang di gunakan = 388.8 kg
jumlahsemen maksimum di abaikan
jumlahsemen minimum dari table 3
bebas memilih jenis semen yang kita gunakan
jumlah susunan butiran berada pada zona 1
presentasi agregat halus 57%
berat jenis relative agregat adalah = 2.623
jenis beton basah adalah 2337 kg/cm3
kadaragregatgabungan = 1724.068
kadar agregathalus = 913.756
kadar agregatkasar = 810.312
KOREKSI
1 jumlah air
*agregat halus = -5.345 liter
*agregat kasar = -5.291 liter
2 porsi jumlah agregat
*agregat halus = 908.411 kg
*agregat kasar = 805.021 kg
3 kebutuhan air = 235.636 kg
PERBANDINGAN BAHAN
= 908.411 : 805.021: 235.636 : 387.391
PERBANDINGAN BAHAN TERHADAP SEMEN
= 2.341 : 2.075 : 0.607 :1
PERBANDINGAN BAHAN JIKA SEMEN 40 KG
= 93.64 : 83 : 24.28 : 40
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN.
Tujuan pengendalian mutu beton adalah untuk menjamin bahwa pelaksanaan pembetonan yang dilakukan, sesuai dengan rencana, spesifikasi dan cara pelaksanaan yang benar serta terhindar dari kesalahan-kesalahan
3.2 SARAN
Beberapa hal berikut harus diperhatikan dalam pemeriksaan bahan campuran beton :
Pemeriksaan bahan harus dilakukan agar bahan-bahan yang digunakan memenuhi standard spesifikasi yang telah ditetapkan.
Pemeriksaan bahan harus dilakukan untuk menjamin mutu beton sesuai dengan yang direncanakan.
Pemeriksaan bahan-bahan untuk campuran beton harus dilakukan di lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
Keseragaman campuran sangat bergantung pada komposisi dan mutu bahan.
Keseragaman campuran sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton.
Bahan campuran beton yang dipakai untuk pembuatan beton, harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan, sehingga dapat diperoleh campuran beton yang memenuhi kriteria antara lain :
Mudah dikerjakan tanpa kehilangan keseragaman campuran
Kuat menahan beban yang direncanakan
Awet mempertahankan kekuatan
Kedap air (impermeable)
Attractive
Ekonomis
KONSISTENSI NORMAL SEMEN
konsistensi air (%)
penetrasi semen
waktu pengikatan awal semen
percobaan