LAPORAN PENDAHULUAN PHLEGMON DI RUANG OBSERVASI INTENSIF(ROI) RSUD DR SOETOMO SURABAYA SURABAYA
Oleh: NANANG EKO PRASETYO, Amd.Kep RSUD BHAKTI DHARMA HUSADA - SURABAYA
PELATIHAN PERAWAT ANESTESI SMF ANESTESI DAN REANIMASI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA !"#
LEMBAR PERSETU$UAN
Laporan Pendahuluan Phlegmon di Ruang Observasi Intensif(ROI) RSUD Dr. Soetomo Surabaa.
Surabaa! "aret #$%& Penulis
'anang o Praseto! *md!+ep.
Pembimbing *ademi
Pembimbing +lini
,eti Rohalina
'urul
"engetahui! +epala Ruangan
'urul
BAB I
PENDAHULUAN
"." LATAR BELAKANG
Ruang submandibular dan sublingual! mesipun berbeda se-ara anatomis! harus dianggap sebagai suatu unit arena edeatan dan eterlibatan ganda infesi ang sering odontogeni. Ruang ini terleta di antara superior muosa mulut dan otot mlohiod inferior. Infesi gigi molar dan premolar pertama sering mengalir e ruang ini arena *pes aarna berada di superior otot mlohiod. *ngina Ludig adalah sebuah peradangan aut! selulitis dari ruang submandibula dan sublingual bilateral dan ruang submental.Sebuah sensasi terseda dan sesa napas (angina) sering diombinasian dengan nama penulis (/ilhelm 0riedri-h von Ludig) ang sepenuhna menggambaran ondisi ang berpotensi fatal pada tahun %123. *ngina Ludig atau dienal sebagai *ngina Ludovi-i! pertama ali di4elasan oleh /ilheim 0rederi-von Ludig pada tahun %123 sebagai suatu selulitis atau infesi 4aringan iat leher dan dasar mulut ang -epat menebar. Ia mengamati baha ondisi ini aan memburu se-ara progesif bahan dapat berahir pada ematian dalam atu %$ 5 %# hari . *ngina Ludig merupaan peradangan selulitis atau flegmon dari bagian superior ruang suprahioid. Ruang potensial ini berada antara otot6otot ang meleatan lidah pada tulang hiod dan milohiodeus.# *ngina Ludig 4uga salah satu bentu abses leher dalam. *bses leher dalam terbentu di dalam ruang potensial di antara fas-ia leher sebagai aibat per4alanan infesi dari berbagai sumber seperti gigi! mulut! tenggoro! sinus paranasal! telinga tengah dan leher. 7ergantung ruang mana ang terlibat! ge4ala dan tanda linis setempat berupa neri dan pembengaan aan menun4uan loasi infesi. /alaupun
biasana
penebaran
ang
luas
ter4adi
pada
pasien
imunoompromise! angina Ludig 4uga bisa berembang pada orang ang sehat. 0ator predisposisina berupa aries dentis! peraatan gigi terahir! si-le -ell
anemia! trauma! dan tindian pada frenulum lidah. Selain itu penait sistemi seperti diabetes melitus! neutropenia! aplasti anemia! glomerulositis! dermatomiositis dan lupus eritematosus dapat mempengaruhi ter4adina angina Ludig. Penderita terbana berisar antara umur #$63$ tahun! alaupun pernah dilaporan ter4adi pada usia %# hari 518 tahun. +asus ini dominan ter4adi pada lai6lai (2:% sampai 8:%). *nga ematian aibat angina Ludig sebelum dienalna antibioti men-apai anga &$9 dari seluruh asus ang dilaporan! se4alan dengan perembangan antibiotia! peraatan bedah ang bai! serta tindaan ang -epat dan tepat! maa saat ini anga ematianna hana 19. ". TU$UAN ".." TU$UAN UMUM Untu mengetahui apa ang dimasud dengan phlegmon serta bagaimana -ara
penangananna ".. TU$UAN KHUSUS ") "emahami tentang pengertian phlegmon ) "emahami tentang penebab phlegmon %) "emahami tentang tanda ge4ala phlegmon &) "emahami tentang /O phlegmon #) "emahami tentang pemerisaan diagnosti phlegmon ') "emahami tentang pelasanaan phlegmon ) "emahami *suhan +eperaatan dengan diagnosa phlegmon
BAB II TIN$AUAN TEORI
.". PENGERTIAN
Phlegmon merupaan infesi dan peradangan serius 4aringan iat (selulitis) pada area di baah lidah dan dagu. Penait ini termasu dalam grup penait infesi odontogen! di mana infesi bateri berasal dari rongga mulut seperti gigi! lidah! gusi! tenggoroan! dan leher. +arater spesifi ang membedaan angina Ludig dari infesi oral lainna ialah infesi ini harus melibatan dasar mulut serta edua ruang submandibularis (sublingualis dan submasilaris) pada edua sisi (bilateral). Pengetahuan tentang ruang6ruang di leher dan hubunganna dengan fas-ia penting untu mendiagnosis dan mengobati infesi. Ruang ang dibentu oleh berbagai fas-ia pada leher ini merupaan area ang berpotensi untu ter4adina infesi. Invasi dari bateri aan menghasilan selulitis atau abses! dan menebar melalui berbagai 4alan termasu melalui saluran limfe. Ruang submandibular merupaan ruang di atas os hyoid (suprahoid) dan m. mylohyoid . Di bagian anterior! m. mylohyoid memisahan ruang ini men4adi dua aitu ruang sublingual di superior dan ruang submasilar di inferior. *dapula ang membagina men4adi tiga diantarana aitu ruang sublingual! ruang submental dan ruang submasillar.
Gambar 1. Ruang sublingual di bagian superior dari m. mylohyoid. Ruang submandibular di inferior dari m. mylohyoid. Ruang submasilar dipisahan dengan ruang sublingual di bagian
superiorna oleh m. mylohyoid dan m. hyoglossus! di bagian medialna oleh m. styloglossus dan di bagian lateralna oleh corpus mandibula. ;atas lateralna berupa ulit! fas-ia superfisial dan m. platysma superficialis pada fas-ia servial bagian dalam. Di bagian inferiorna dibentu oleh m.
digastricus. Di bagian anteriorna! ruang ini berhubungan se-ara bebas dengan ruang submental! dan di bagian posteriorna terhubung dengan ruang pharngeal.
Gambar 2. Ruang submaksilar dibatasi oleh m. mylohyoid, m. hyoglossus, dan m. styloglossus.
Ruang submandibular ini mengandung elen4ar subma
Gambar 3. Segitiga ruang submental. Infesi pada ruang submandibular ini menebar hingga bagian
superior dan posterior! mengaibatan peninggian dasar mulut dan lidah. Os
hyoid membatasi penebaran e inferior! sedangan pembengaan dapat menebar hingga bagian anterior leher! menebaban distorsi dan gambaran bull neck . .. PENYEBAB Dilaporan seitar =$9 asus Phlegmon disebaban oleh odontogen
bai melalui infesi dental primer! postestrasi gigi maupun oral hygiene ang
urang. Selain
itu!
=&9
asus
Phlegmon melibatan ruang
submandibular bilateral dan gangguan 4alan nafas merupaan ompliasi paling berbahaa ang seringali merenggut naa. Rute infesi pada ebanaan asus ialah dari terinfesina molar etiga rahang baah atau dari perioronitis! ang merupaan infesi dari gusi seitar gigi molar etiga ang erupsi sebagian. >al ini mengaibatan pentingna mendapatan onsultasi gigi untu molar baah etiga pada tanda pertama sait! perdarahan dari gusi! epeaan terhadap panas?dingin atau adana benga d i sudut rahang. Selain gigi molar etiga! gigi molar edua baah 4uga men4adi penebab odontogeni dari Phlegmon. @igi6gigi ini mempunai aar ang terleta pada tingat m. myohyloid ! dan abses seperti perimandibular abses aan menebar e ruang submandibular. Di samping itu! peraatan gigi terahir 4uga dapat menebaban Phlegmon! antara lain: penebaran organisme dari gangren pulpa e 4aringan periapial saat dilauan terapi endodonti! serta inoulasi Strepto-o--us ang berasal dari mulut dan tenggoroan e lidah dan 4aringan submandibular oleh manipulasi instrumen saat peraatan gigi. *da 4uga penebab lain ang sediit dilaporan antara lain sialadenitis elen4ar submandibula! fratur mandibula terbua! infesi seunder aibat eganasan mulut! abses peritonsilar!
infesi ista ductus thyroglossus!
epiglotitis! in4esi obat intravena melalui leher! trauma oleh arena bronosopi! intubasi endotraeal! laserasi oral! lua tembus di lidah! infesi saluran pernafasan atas! dan trauma pada dasar mulut.
Organisme ang paling bana ditemuan pada penderita Phlegmon melalui isolasi adalah Streptococcus viridians dan Staphylococcus aureus. ;ateri
anaerob
ang
diisolasi
seringali
berupa
ba-teroides!
peptostrepto-o--i! dan pepto-o--i. ;ateri gram positif ang telah diisolasi adalah Fusobacterium nucleatum, Aerobacter aeruginosa! spiro-hetes! Veillonella, Candida, Eubacteria! dan spesies Clostridium. ;ateri @ram negatif ang diisolasi antara lain spesies eisseria, Escherichia coli, spesies !seudomonas! "aemophillus influen#a dan spesies $lebsiella. .%. TANDA DAN GE$ALA @e4ala linis umum phlegmon meliputi malaise! lemah! lesu!
malnutrisi! dan dalam asus ang parah dapat menebaban stridor atau esulitan bernapas. @e4ala linis estra oral meliputi eritema! pembengaan! perabaan ang eras seperti papan (board6lie) serta peninggian suhu pada leher dan 4aringan ruang submandibula6sublingual ang terinfesiA disfonia (hot potato voi-e) aibat edema pada organ voal. @e4ala linis intra oral meliputi pembengaan! neri dan peninggian lidahA neri menelan (disfagia)A hipersalivasi
(drooling)A esulitan
dalam artiulasi
bi-ara
(disarthria). Pemerisaan fisi dapat memperlihatan adana demam dan taiardi dengan arateristi dasar mulut ang tegang dan eras. +aries pada gigi molar baah dapat di4umpai. ;iasana ditemui pula indurasi dan pembengaan ruang submandibular ang dapat disertai dengan lidah ang terdorong e atas. 7rismus dapat ter4adi dan menun4uan adana iritasi pada m. masticator . 7anda6tanda penting seperti pasien tida mampu menelan air liurna sendiri! dispneu! taipneu! stridor inspirasi dan sianosis menun4uan adana hambatan pada 4alan napas ang perlu mendapat penanganan segera.
4. 5. Gambar 4. Pembengkakkan berat dari submandibula bilateral dan regio cerikal anterior pada anak usia 4 bulan dengan angina !ud"ig. Gambar 5. #dema dan indurasi dari dasar mulut mengakibatkan peninggian lidah pada anak usia 5 tahun dengan angina !ud"ig.
.&. WO (WEB OF$uman AUTION) % mikroorganisme &nasi ke dalam tubuh lokal Respon inamasi 'engeluarkan mediator kimia ( bradikinin, serotinin, prostaglandin, dll ) -asodilatasi Peningkatan permeabilitas
Proses fagositosis 'erangsan g s/araf
'ereda Sembuh
*erlan+ut
Peningatan fagositosis
/eri Sel darah putih rusak 0erbentuk
#udasi
Peningatan debris ? pus
edema
0ertampung pada % dalam rongga
Gangguan perfusi lokal
bses
Daa tahan tubuh rendah ? menurun
&skemia ekrosis +aringan
Penebaran hematogen
emas
Pecah
Sepsis $risis situasi
$erusakan epitel lkus
'erangsang pusat suhu % hipotalamus
Stress
"RS ? Gangguan hospitalisasi integritas kulit .#. PEMERIKSAAN PENUN$ANG "esipun diagnosis phlegmon
6ipertermi
dapat
dietahui
berdasaran
anamnesa dan pemerisaan fisi! beberapa metode pemerisaan penun4ang seperti laboratorium maupun pen-itraan dapat berguna untu menegaan diagnosis. Laboratorium: %) Pemerisaan darah a) Leuosit
: adana peningatan 4umlah leoosit sebagai indiasi
infesi b) >
: meningat pada hipovolemi pada hemoonsentrasi
-) letrolit : untu mengetahui etidaseimbangan eletrolit d) LD
: meningat sebagai indiasi infesi
e) 7rombosit : penurunan oleh arena agregasi trombosit f) @ula
Darah
:
hipergliemi
menun4uan
gluoneogenesis
meningat 2) Pemerisaan ultur dan sensitivitas: untu menentuan bateri ang
menginfesi (aerob dan?atau anaerob) serta menentuan pemilihan antibioti dalam terapi. Pen-itraan: 1) RÖ: alaupun radiografi foto polos dari leher urang berperan dalam mendiagnosis atau menilai dalamna abses leher! foto polos ini dapat menun4uan luasna pembengaan 4aringan luna. Radiografi dada dapat menun4uan perluasan proses infesi e mediastinum dan paru6 paru. 0oto panorami rahang dapat membantu menentuan leta foal infesi atau abses! serta strutur tulang rahang ang terinfesi. 2) USG : US@ dapat menun4uan loasi dan uuran pus! serta metastasis dari abses. US@ dapat membantu diagnosis pada ana arena bersifat non6invasif dan non6radiasi. US@ 4uga membantu pengarahan aspirasi 4arum untu menentuan leta abses. 3) CT-scan: 76s-an merupaan metode pen-itraan terpilih arena dapat memberian evaluasi radiologi terbai pada abses leher dalam. 76 s-an dapat mendetesi aumulasi -airan! penebaran infesi serta dera4at obstrusi 4alan napas sehingga dapat sangat membantu dalam memutusan apan dibutuhanna pernapasan buatan. 4) MRI : "RI menediaan resolusi lebih bai untu 4aringan luna dibandingan dengan 76s-an. 'amun! "RI memilii eurangan dalam lebih pan4angna atu ang diperluan untu pen-itraan sehingga sangat berbahaa bagi pasien ang mengalami esulitan bernapas.
.'. PENATALAKSANAAN Penatalasaan phlegmon memerluan tiga fous utama! aitu:
• •
•
pertama dan paling utama! men4aga patensi 4alan napas. edua! terapi antibioti se-ara progesif! dibutuhan untu mengobati dan membatasi penebaran infesi. etiga! deompresi ruang submandibular! sublingual! dan submental. 7raeostomi aalna dilauan pada ebanaan pasien! namun
dengan adana teni intubasi serta penempatan fiber%optic Endotracheal &ube ang lebih bai! maa ebutuhan aan traeostomi berurang. Intubasi dilauan melalui hidung dengan menggunaan telesop ang flesibel saat pasien masih sadar dan dalam posisi tega. Bia tida memunginan! dapat dilauan riotiroidotomi atau traheotomi dengan anestesi loal. Pemberian de
ondisi
ang
lebih
terontrol!
menghindari
ebutuhan
aan
traheotomi?riotiroidotomi! serta mengurangi atu pemulihan di rumah sait. Diaali dengan dosis %$mg! lalu diiuti dengan pemberian dosis 8 mg tiap 3 4am selama 81 4am. Setelah patensi 4alan napas telah teratasi maa antibioti IC segera diberian. *alna pemberian Peni-illin @ dosis tinggi (#68 4uta unit IC terbagi setiap 8 4am) merupaan lini pertama pengobatan angina Ludig. 'amun! dengan meningatna prevalensi produsi beta6latamase terutama pada 'acteroides sp! penambahan metronidaole! -lindam-in! -efo
amo
harus
dipertimbangan.
+ultur darah dapat membantu mengoptimalan regimen terapi. Selain itu! dilauan pula esplorasi dengan tu4uan deompresi (mengurangi etegangan) dan evaluasi pus! di mana pada umumna angina Ludig 4arang terdapat pus atau 4aringan nerosis. splorasi lebih dalam dapat dilauan memaai -unam tumpul. Bia terbentu nanah! dilauan insisi dan drainase. Insisi dilauan di garis tengah se-ara horisontal setinggi os hyoid (268 4ari di baah mandibula). Insisi dilauan di baah dan paralel dengan corpus mandibula melalui fas-ia dalam sampai edalaman elen4ar submasila. Insisi vertial tambahan dapat dibuat di atas os hyoid sampai batas baah dagu. Bia gigi ang terinfesi merupaan foal infesi dari
penait ini! maa gigi tersebut harus diestrasi untu men-egah eambuhan. Pasien di raat inap sampai infesi reda.
3. E. Gambar 7. $ondisi pasien post8trakeostomi namun masih membutuhkan drainase abses. 0ampak depan dan samping menun+ukkan pembengkakkan submandibular dan sublingual. Gambar 9. $ondisi pasien 3 hari post8 operasi, memperlihatkan drainase submandibula bilateral dan occluded tracheostomy tube. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN %." PENGKA$IAN %."." IDENTITAS
Identitas pasien meliputi: nama! 4enis elamin! umur! peer4aan! pendidian! status perainan! agama! ebangsaan! suu! alamat! tanggal dan 4am "RS! no register! serta identitas ang bertanggung 4aab. %.". KELUHAN UTAMA Pada pasien phlegmon sering mun-ul eluhan neri dan gangguan 4alan nafas
bahan hingga mun-ul eluhan sesa nafas. %.".% RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Perlu dia4i se4a apan eluhan mun-ul!ada rasa neri atau tida.*da gangguan bernafas atau tida. %.".& RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Dia4i ada riaat penait6penait lain sebelumna!seperti D"! hipertensi maupun asma. %.".# RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Dia4i adana eturunan penait phlegmon pada eluarga untu mendetesi adana fator geneti.
%.".' PEMERIKSAAN FISIK
+eadaan umum *daah anemia!iterus! perisa tanda6tanda vital. Peme*+/ pe*+0em B" BREATH +eadaan umum tampa lemah! tampa peningatan freuensi nafas sampai ter4adi gagal nafas. Dapat ter4adi sumbatan 4alan nafas aibat penumpuan seret arena operasi di daerah deat saluran nafas. B BLOOD +emunginan ter4adi gangguan hemodinami 4ia ter4adi bana perdarahan. B% BRAIN +esadaran omposmentis sampai oma B& BLADDER Produsi urine bisa normal! tetapi 4ia pasien sudah dehidrasi berat bisa ter4adi anuria. B# BOWEL Inspesi : tampa normal *usultasi : terdengar suara bising usus normal Palpasi : turgor ulit menurun 4ia ter4adi eurangan -airan aibat puasa lama dan perdarahan. Perusi : tida ada distensi abdomen B' BONE Pada asus phlegmon tida ditemuan elainan tulang! ter4adi elemahan gera estremitas 4ia terganggu eseimbangan eletrolit tubuh. %.". PEMERIKSAAN PENUN$ANG a. Pemerisaan Laboratorium a) Darah lengap b) +ultur pus b. Rontgen: dapat menun4uan luasna pembengaan 4aringan luna -. US@: dapat menun4uan loasi dan uuran pus! serta metastasis dari abses. d. 76S-an: dapat mendetesi aumulasi -airan! penebaran infesi serta dera4at obstrusi 4alan napas e. "RI: menediaan resolusi lebih bai untu 4aringan luna dibandingan dengan 76s-an %. DIAGNOSA KEPERAWATAN %. @angguan rasa naman neri berhubungan dengan proses inflamasi #. >ipertermia berhubungan dengan peningatan tingat metabolisme penait 2. +erusaan integritas ulit ? 4aringan berhubungan dengan invasi pada tubuh 8. *nsietas berhubungan dengan fator fisiologis
%.% RENANA KEPERAWATAN ". Diagnosa +eperaatan: @angguan rasa naman neri berhubungan dengan
proses inflamasi 7u4uan : 'eri berurang atau hilang dalam atu % < #8 4am +riteria >asil : a)
Laporan neri hilang ? terontrol
b)
"enun4uan penggunaan etrampilan relasasi! metode lain untu meningatan enamanan
Intervensi dan Rasional : %) +a4i intensitas dan loasi neri R? "enentuan ebutuhan intervensi selan4utna #) *4aran mene4emen neri dengan nafas pan4angdan distrasi R? "embuat relasasi otot dan mengarahaan perhatian 2) ;erian lingungan ang naman da suasana tenang R? "eningatan relasasi dan oping 8) "otivasi untu istirahat dan tida melauan ativitas R? *tivitas merupaan stimulus ter4adi neri &) Raat lua dan drainase R? "enurunan peradangan lua sebagai proses ter4adina infesi 3) +olaborasi *nalgesi R? "eningatan ambang neri sehingga neri turun . Diagnosa eperaatan: >ipertermia berhubungan dengan peningatan
tingat metabolisme penait! ang ditandai dengan pasien mengataan alau tubuhna terasa panas! ulit emerahan! tubuh atu disentuh hangat! S : 21o! P : #8 < ? menit! ' : =# < ? menit 7u4uan : a) Suhu tubuh normal 23$ 5 2E3$ b) +ulit emerahan hilang -) 7ubuh di sentuh tida hangat lagi
+riteria >asil :
a) "engidentifiasi fator 5 fator resio terhadap hipertermia b) "enghubungan metode pen-egahan hipertermia -) "empertahanan suhu tubuh normal Intervensi dan Rasional : %)
Pantau suhu pasien R? Suhu 213$ 5 8%%$ menun4uan proses penait infesius aut
#)
Pantau suhu lingungan! batasi ? tambahan linen ditempat tidur sesuai indiasi R? Suhu ruangan ? 4umlah selimut harus diubah untu mempertahanan suhu mendeati normal
2)
;erian ompres mandi hangatA hindari penggunaan alohol R? Dapat membantu mengurangi demam
8)
+olaborasi : brian antisepti R? Digunaan untu mengurangi demam dengan asi sentralna pada hipotalamus
%. Diagnosa eperaatan: +erusaan integritas ulit ? 4aringan berhubungan
dengan invasi pada tubuh! ang ditandai dengan pasien mengataan apaah luana insisi dapat sembuh! terdapat insisi pada mandibula! terpasang drain pada insisi 7u4uan : lua dapat sembuh tepat atu ompliasi +riteria >asil : a) "enun4uan periau untu meningatan penembuhan ? men-egah eusaan ulit. b) "engidentifiasi rasional untu pen-egahan dan pengobatan. Intervensi dan Rasional %)
Perisa selang 7 5 dan drainase insisi! ainan aliran bebas R? Drain sisi insisi di gunaan untu membuang -airan ang terumpul
#)
Pertahanan drain pada sistem penampungan tertutup R? "en-egah iritasi ulit dan memudahan penguuran haluaran. "enurunan resio ontaminasi
2)
Observasi arna dan arater drainase. @unaan antong seali paai untu menampung drain lua R? +antong di gunaan untu penampungan drainase untu penguuran lebih aurat tentang haluaran dan melindungi ulit
8)
;enaman selang drainase! biaran selang bebas bergera! dan hindari lipatan dan terpelintir R ? "enghindari terlepas dan ? atau hambatan
&)
+olaborasi : berian antibioti sesuai indiasi R? Perlu untu pengobatan abses ? infesi
&. Diagnosa eperaatan: *nsietas berhubungan dengan fator fisiologis! ang
ditandai dengan pasien bertana apaah panaitna bisa sembuh! pasien terlihat -emas 7u4uan : Pasien tampa lebih riles +riteria >asil : %. "enggambaran ansietas dan pola opingna #. "enghubungan peningatan enamanan psiologi dan fisiologi 2. "enggunaan meanisme oping ang efetif dalam menangani ansietas Intervensi dan Rasional : 1) valuasi tingat esehatan! -atat respon verbal dan non verbal pasien.
Dorong espresi bebas aan emosi R? +etautan dapat ter4adi arena neri hebat! meningatan perasaan sait! penting pada prosedur diagnosti dan emunginan pembedahan #) ;erian informasi tentang proses penait dan antisipasi tindaan R? "engetahui apa ang diharapan dapat menurunan ansietas 2) Badalan istirahat adeuat dan periode menghentian tidur R? "embatasi elemahan! menghambat energi! dan dapat meningatan emampuan oping %.&
IMPLEMENTASI
Pelasanaan asuhan eperaatan merupaan realisasi dari pada ren-ana tindaan ang telah ditetapan meliputi tindaan independent! depedent! interdependent. Pada pelasanaan terdiri dari beberapa egiatan! validasi! ren-an eperaatan! mendoumentasian ren-ana eperaatan! memberian asuhan eperaatan dan pengumpulan data (Susan "artin! %==1)
%.# EVALUASI
7ahap evaluasi dalam proses eperaatan menangut pengumpulan data subetif dan obetif ang aan menun4uan apaah tu4uan pelaanan eperaatan sudah di-apai atau belum. ;ila perlu langah evaluasi ini merupaan langah aal dari identifiasi dan analisa masalah selan4utna ( Santosa.'I! %=1=A%3#). 'o. %.
Diagnosa? "asalah @angguan rasa naman neri berhubungan dengan proses inflamasi >ipertermia berhubungan dengan peningatan tingat metabolisme penait +erusaan integritas ulit ? 4aringan berhubungan dengan invasi pada tubuh *nsietas berhubungan dengan fator fisiologis
valuasi 'eri berurang atau hilang
DAFTAR PUSTAKA