LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN “KEHAMILAN DENGAN FEBRIS, ISK, DHF”
DI RUANG KAMAR BERSALIN RS UMM
Untuk Memenuhi Tugas Individu DIII Keperawatan Departemen Maternitas
Oleh : Putri Lailin Nisak 201510300511013
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018
LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN DENGAN FEBRIS A. Definisi
Demam merupakan kenaikan Suhu tubuh diatas normal. Demam dapat merupakan manifestasi penyakit neoplastik, gangguan-gangguan peradangan noninfeksi atau katabolisme berlebihan pada keadaan-keadaan metabolik tertentu (Guyton, 2010). Demam pada saat kehamilan sebetulnya sama seperti demam pada keadaan biasa. Namun demam yang terjadi pada masa kehamilan bisa menjadi masalah serius karena dapat menyebabkan kelainan bawaan, kelahiran prematur, hingga kematian ibu dan janin. Karena itu, calon ibu harus mengerti jenis demam yang dialamin ya supaya bisa melakukan penanganan yang tepat. Demam pada masa kehamilan merupakan salah satu tanda bahaya dalam kehamilan. Dikatakan demam apabila pana suhu tubuh ibu melebihi 38 derajat C. Demam tinggi dapat merupakan tanda gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Karena merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan, maka demam pada ibu harus segera mendapatkan penanganan.
B. Klasifikasi Febris
1. Fever : Keabnormalan elevasi dari suhu suhu tubuh, biasanya biasanya karena proses patologis 2. Hipertermia : Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada makhluk hidup sebagian atau secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound atau obat – obat – obatan obatan 3. Malignant Hipertermia : Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang menyertai kekakuan otot karena anestesi total Tipe – Tipe – tipe tipe demam menurut Manuaba, 2009 : 1. Demam septik : Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik 2. Demam remiten : Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercata t dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik
LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN DENGAN FEBRIS A. Definisi
Demam merupakan kenaikan Suhu tubuh diatas normal. Demam dapat merupakan manifestasi penyakit neoplastik, gangguan-gangguan peradangan noninfeksi atau katabolisme berlebihan pada keadaan-keadaan metabolik tertentu (Guyton, 2010). Demam pada saat kehamilan sebetulnya sama seperti demam pada keadaan biasa. Namun demam yang terjadi pada masa kehamilan bisa menjadi masalah serius karena dapat menyebabkan kelainan bawaan, kelahiran prematur, hingga kematian ibu dan janin. Karena itu, calon ibu harus mengerti jenis demam yang dialamin ya supaya bisa melakukan penanganan yang tepat. Demam pada masa kehamilan merupakan salah satu tanda bahaya dalam kehamilan. Dikatakan demam apabila pana suhu tubuh ibu melebihi 38 derajat C. Demam tinggi dapat merupakan tanda gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Karena merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan, maka demam pada ibu harus segera mendapatkan penanganan.
B. Klasifikasi Febris
1. Fever : Keabnormalan elevasi dari suhu suhu tubuh, biasanya biasanya karena proses patologis 2. Hipertermia : Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada makhluk hidup sebagian atau secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound atau obat – obat – obatan obatan 3. Malignant Hipertermia : Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang menyertai kekakuan otot karena anestesi total Tipe – Tipe – tipe tipe demam menurut Manuaba, 2009 : 1. Demam septik : Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik 2. Demam remiten : Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercata t dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik
3. Demam intermitten : Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana 4. Demam continue : Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia 5. Demam siklik : Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula
C. Etiologi
Penyebab demam pada saat kehamilan yang paling umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah infeksi virus dan bakteri. Meski keduanya sama-sama berbahaya, namun infeksi virus memiliki tingkat kecacatan dan kematian janin yang lebih tinggi. Namun infeksi akibat bakteri maupun parasit tidak boleh diabaikan. Seperti pada kasus infeksi (Parvovirus, TORCH, yang terdiri dari entitas parasit dan virus Toxoplasma, Others (Parvovirus, Varicella, Morbili, dsb), Rubella, Cytomegalovirus(CMV), Cytomegalovirus(CMV), dan Herpes, akan
menyebabkan kelainan otak, jantung, pendengaran, penglihatan, dan kelainan struktur tubuh. Selain itu, infeksi saluran kencing dan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan bakteri dapat pula menyebar naik ke kandungan secara la ngsung maupun lewat sirkulasi darah. Bakteri-bakteri tersering penyebab infeksi saluran kencing antara lain, E.coli, P.mirabilis, Streptococcus grup B, spesies Enterobacter dan Klebsiella, Staphylococcus saprophyticus. Adapun Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, Gardnerella vaginalis merupakan bakteri penyebab tersering timbulnya IMS pada ibu hamil. Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kelahiran prematur atau bahkan keguguran. Penyebab demam yang jarang terduga, Human Immunodeficiency Virus (HIV) juga mendapatkan perhatian khusus dewasa ini karena jumlah kasusnya yang semakin banyak. Oleh karena itu, penyebab demam pada kehamilan harus dicari hingga tuntas sehingga dapat ditatalaksana dengan baik. Hindari penyebab-penyebab tersebut dengan selalu menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan, li ngkungan, serta selalu menyediakan obat penurun demam, yaitu golongan parasetamol agar komplikasi yang bisa diakibatkan oleh demam tersebut dapat dihindari. Berikut beberapa penyebab umum timbulnya demam/febris :
1. Adanya infeksi seperti infeksi saluran kemih (sering buang air kecil atau buang air kecil disertai rasa pedih), infeksi streptokokus pada tenggorokan (sering kali disertai dengan radang tenggorokan), infeksi sinus (rasa sakit di atas atau di bawah kedua mata), dan abses gigi (bengkak di bagian mulut). 2. Infeksi mononucleosis yang disertai rasa lelah. 3. Tertular suatu penyakit saat Anda berada di luar negeri. 4. Kelelahan karena kepanasan atau terbakar sinar matahari hebat
D. Manifestasi Klinis
Febris yang terjadi pada ibu hamil biasanya menunjukkan beberapa gejala. Diantaranya adalah : 1.
Nafas tersengal-sengal
2.
Sakit punggung
3.
Kedinginan
4.
Sakit perut
5.
Leher kaku
6.
Berkeringat
7.
Sakit kepala
8.
Nyeri otot
9.
Kehilangan nafsu makan
10.
Mudah marah
11.
Dehidrasi
12.
Lemas di seluruh tubuh
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes darah Contoh pada Demam Dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang, dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,IX, dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT, serum glutamit piruvat(SGPT), ureum, dan pH darah mungkin meningkat, reverse alkali menurun. 2. Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan.
3. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi. 4. Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
F. Penatalaksanaan Umum
1. Pemberian obat antipiretik (ex: paracetamol) 2. Perbanyak minum agar mencegah terjadinya dehidrasi 3. Jangan terlalu sering menggunakan pakaian atau kain yang tebal-tebal. 4. Kompres dengan air hangat kuku, jangan menggunakan air dingin karena dapat membuat pasien kedinginan. 5. Konsumsi makanan yang adekuat serta cukup istirahat Tips Hadapi Demam saat Hamil :
1. Hindari dehidrasi dan cukupi hidrasi tubuh dengan cukup minum air putih karena peningkatan suhu tubuh 0.1 o akan meningkatkan kebutuhan carian tubuh. 2. Bila hendak mengkonsumsi obat penurun demam, bisa menggunakan golongan parasetamol yang aman untuk ibu hamil namun dosis harap dikonsultasikan kepada dokter anda 3. Bila demam terus berlanjut lebih dari 24 jam atau lebih dari 39 o Celsius maka sebaiknya diperiksakan ke dokter. 4. Tetaplah untuk didalam ruangan karena suasana lebih nyaman dan sejuk
G. Pencegahan
1. Rutin memeriksa kehamilan Pemeriksaan kehamilan paling sedikit dilakukan 4 kali selama masa kehamilan yakni 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. Apabila menemukan tanda atau masalah, ibu hamil harus segera menghubungi dokter kandungan maupun bidan. Rajin memeriksakan kandungan merupakan langkah yang tepat untuk mencegah dan mengetahui secara cepat kemungkinan bahaya kehamilan. Serta bisa segera dilakukan penanganan secara tepat. 2. Menjaga daya tahan tubuh Daripada mengkonsumsi obat – obatan yang kemungkinan bisa berdampak buruk pada janin, ibu lebih dianjurkan untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh agar tidak mudah terkena penyakit seperti demam. Vitamin C yang kaya akan kandungan antioksidan membantu melindungi sel – sel sehingga menjaga tubuh tetap sehat.
Konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah yang mengandung banyak vitamin dapat memperkuat daya tahan tubuh. 3. Menjaga kebersihan Membersihkan tangan merupakan langkah paling dasar dari mencegah infeksi virus maupun bakteri. Rajin membersihkan tangan akan menghambat perkembangan dan penyebaran virus. Mandi minimal 2 kali sehari dan jika banyak berkeringat ibu harus rajin ganti pakaian terutama pakaian dalam. Pakaian dalam yang bagus untuk ibu hamil adalah pakaian dalam yang longgar dan yang dapat menyerap keringat. 4. Istirahat yang cukup Ibu hamil memang mudah kelelahan, oleh sebab itu ibu hamil harus pandai mengatur waktu, perbanyak istirahat dan jangan terlalu memaksakan diri. 5. Hindari dehidarasi dan cukupi hidrasi tubuh dengan minum air putih karena peningkatan suhu tubuh 0,1 derajat celcius akan meningkatkan kebutuhan cairan tubuh 6. Bila hendak mengonsumsu obat penurun demam, dapat menggunakan paracetamol yang aman untuk ibu hamil namun dosis harus dikonsultasikan oleh dokter ataupun tenaga medis lainnya. 7. Bila demam terus berlanjut lebih dari 24 jam dengan suhu 39 derajat celcius maka sebaiknya diperiksakan oleh dokter
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian a) Identitas Pasien Identitas : Meliputi nama, umur, pendidikan, susku bangsa, pekerjaan, agama, alamat. b) Riwayat kesehatan - Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas. - Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah. -
Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
- Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak) 2. Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi b) Pemeriksaan persistem - Sistem persepsi sensori -
Sistem persyarafan : kesadaran
- Sistem pernafasan -
Sistem kardiovaskuler
- Sistem gastrointestinal - Sistem integument - Sistem perkemihan 3. Pada fungsi kesehatan a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan b) Pola nutrisi dan metabolism c) Pola eliminasi d) Pola aktivitas dan latihan e) Pola tidur dan istirahat f) Pola kognitif dan perceptual g) Pola toleransi dan koping stress h) Pola nilai dan keyakinan i) Pola hubungan dan peran
I. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit 2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporesisi 3. Hambatan Mobilitas fisik b/d kelemahan 4. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kurang nafsu makan
J. Intervensi No
1
Diagnosa
NOC
Keperawatan
NIC
Nutrisi kurang dari
Setelah dilakukan tindakan
kebutuhan tubuh
keperawatan selama 3 x24 jam
pada pasien dan
berhubungan
Kebutuhan nutrisi klien dapat
keluarganya.
dengan intake
terpenuhi dengan
yang tidak adekuat
Kriteria Hasil :
( mual, muntah)
1. Lakukan pendekatan
2. Jelaskan pada pasien dan keluarga
No.
NOC
Skala
penyebabnya dari
1.
BB
5
rasa sakit dan cara mengurangi rasa
Meningkat 2.
Nafsu
5
3. Jelaskan pada pasien
makan
tentang penyakitnya
meningkat 3.
Gangguan
sakit.
5
dan akibatnya jika ia
penelanan
tidak makan.
berkurang
4. Anjurkan pada kelurga untuk memberikan makanan tambahan yang ringan untuk dicerna 5. Obervasi TTV 6. Kolaborasi dengan tim kesehatan dan ahli gizi
2
Hipertermi
Setelah dilakukan tindakan
1. Observasi suhu tubuh
berhubungan
keperawatan selama 1x24 jam
dengan tak
diharapkan suhu tubuh klien
efektifnya
menurun dengan Kriteria
banyak minum
termoregulasi
Hasil :
(sesuai kebutuhan
pasien 2. Anjurkan dan berikan
sekunder terhadap
No.
NOC
Skala
cairan anak menurut
inflamasi
1.
TD Normal
5
umur)
2.
Suhu
3. Berikan kompres
5
hangat pada dahi,
normal 3.
Nadi
aksila, perut dan
5
lipatan paha.
normal 4.
RR normal
4. Anjurkan untuk
5
memakaikan pasien pakaian tipis, longgar dan mudah menyerap keringat. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik 3
Hambatan
Setelah dilakukan tindakan
mobilitas fisik b/d
keperawatan diharapkan
dengan
kelemahan
pasien dapat melakukan
menginstruksikan
ambulasi berjalan dengan
pasien untuk
Kriteria hasil:
gerakan
No. NOC
Skala
1.
5
Berjalan
1.
2.
Berjalan dg
saat intra partus pada waktu pasien
5
sadar
jarak sedang 3.
(keliling
Keseimbangan
Bantu /lakukan latihan ROM pada
kamar) 3.
Catat tipe anastesi yang diberikan pada
lambat 2.
Kaji fungsi motorik
semua ektremitas
5
dan sendi, gunakan
tubuh 4.
Posisi tubuh
5
gerakan perlahan
5.
Gerakan otot
5
dan lembut 4.
Ajarkan pasien istirahat
5.
Tingkatkan aktifitas secara bertahap
4
Resiko
Setelah dilakukan tindakan
Fluid management:
kekurangan
keperawatan selama, fluid
1. Pertahankan catatan
volume cairan
balance dengan kriteria hasil :
dengan faktor
No.
NOC
Skala
resiko faktor yang
1.
Intake
5
intake dan output yang akurat 2. Monitor status
mempengaruhi
output
dehidrasi( kelembaban
kebutuhan cairan
adequat
membrane mukosa,
(hipermetabolik)
2.
TTV
nadi adekuat, tekanan
5
darah ortostatik)
normal 3.
Turgor kulit
5
3. Monitor vital sign
4.
Mukosa
5
4.
lembab
Monitor asupan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
5. Berika terapi cairan 6. Monitor status nutrisi 7. Dorong masukan oral 8. Anjurkan minum kurang lebih 7-8 gelas belimbing perhari 9. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. 2010. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC Julia
Klaartje.
2010.
Metode
Tepat
Mengatasi
Demam.
(Online).
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-bab2.pdf (Diakses 6 Mei 2018) Ngastiah. 2009. Buku Keperawatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC Manuaba.
2009.
Pengantar
Kuliah
Obstetri.
(online).
https://books.google.co.id/books (Diakses 6 Mei 2018)
Jakarta
:
EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN DENGAN ISK A. Definisi
Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih yang umumnya steril (Arif mansjoer, 2001). Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih (Agus Tessy, 2001). Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus/mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih sering terjadi pada wanita. Salah sa tu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Kehamilan berpengaruh secara mekanis dan hormonal dengan fungsi traktus urinarius yang secara embriologis berasal dari traktus genitalis. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada kehamila n dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu. ISK telah diketahui berhubungan dengan kesudahan kehamilan yang buruk, seperti persalinan preterm, pertumbuhan janin terhambat, bahkan janin lahir mati (stillbirth). Komplikasi ini bukan hanya akibat ISK bergejala, tetapi bakteriuria asimtomatik juga dapat menyebabkan komplikasi tersebut. Bakteri patogen dari vesika dapat membentuk koloni pada saluran genitalia bagian bawah, dan menyebabkan korioamnionitis. 2 Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang dokter dapat melakukan upaya skrining, diagnosis, serta pemberian terapi yang sesuai pada ibu hamil dengan ISK.
B. Klasifikasi ISK Pada Ibu Hamil
1. Infeksi saluran kemih tanpa gejala (Bakteriuria asimptomatik). Dimana terdapat bakteri dalam urine lebih dari 100.000 /ml urine. Urine diambil porsi tengah dengan cara vulva dan meatus urethra eksternus dibersihkan terlebih dahulu dengan bahan antiseptik. Atau jumlah bakteri antara 10.000 sampai dengan 100.000
bila urine diambil dengan cara kateter urethra. Pada urinalisis dapat ditemukan adanya leukosit. 2. Infeksi saluran kemih dengan gejala (simptomatik). Dapat dibagi menjadi : a) Infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis) Dengan gejala dapat berupa disuria, terkadang didapatkan hematuria, nyeri daerah suprasimpisis, terdesak kencing (urgency), stranguria, tenesmus dan nokturia. Tetapi jarang sampai menyebabkan demam dan menggigil. Pada urinalisis dapat dijumpai leukosit dan eritrosit. b) Infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis) Dengan gejala berupa nyeri dan tegang pada daerah sudut “costovertebral” atau daerah pinggang, demam, mual dan muntah. Dapat juga disertai keluhan seperti pada infeksi saluran kemih bagian bawah seperti disuria, urgensi dan polakisuria, stranguria, tenesmus, nokturia. Pada pemeriksaan darah dapat dijumpai kadar ureum dan kreatinin yang meningkat dan pada pemeriksaan urinalisis ditemukan leukosit. Atau pada pemeriksaan imunologi didapatkan bakteriuria yang diselubungi antibodi
C. Etiologi ISK Pada Kehamilan
1. Tekanan janin dalam rahim Kondisi infeksi saluran kemih pada ibu hamil memang sangat wajar dan sering terjadi. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan janin bisa menyebabkan tekanan yang kuat pada saluran kemih dan kandung kemih. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan bakteri sering terperangkap dan menjadi infeksi. Bahkan beberapa ibu hamil sering tidak bisa mengendalikan urin yang bocor sehingga mudah terkena infeksi. Tekanan janin sudah terjadi sejak ada berbagai tanda kehamilan yang muncukl sejak awal. 2. Pelebaran Saluran Ureter Ketika ibu hamil masuk ke trimester kedua maka perubahan fisik akan terjadi sesuai dengan perkembangan janin. Kondisi ini juga menyebabkan perubahan saluran ureter yang bisa terjadi hingga ibu siap untuk melahirkan. Perubahan ukuran inilah yang akan menyebabkan bakteri mudah masuk kemudian menyebabkan infeksi. Perubahan saluran ureter ini akan mendukung proses persalinan normal saat janin sudah berkembang sempurna. 3. Volume kantung kemih semakin besar Ibu hamil memiliki janin yang berkembang dalam bagian rahim. Kemudian ini bisa menyebabkan ukuran volume dari kantung kemih meningkat. Kondisi ini membuat
beberapa struktur dalam kantung kemih berubah. Semakin banyak urin yang terus tertahan dalam bagian kantung kemih. Kondisi ini menyebabkan bakteri mudah tubuh dan terjadilah infeksi saluran kemih pada ibu hamil. 4. Perubahan hormon Perubahan hormon dalam tubuh ibu hamil bisa menyebabkan pengaruh untuk semua sistem dalam tubuh. Ini juga bisa membuat kesehatan i bu hamil menurun dengan cepat. Kemudian bagian urin pada ibu hamil sering memiliki kandungan hormon dan gula yang lebih tinggi. Lingkungan seperti ini yang akan menyebabkan bakteri bisa mudah tumbuh dengan baik. Jika seperti ini maka tubuh ibu hamil mudah terserang bakteri, termasuk penyebab infeksi saluran kemih.
D. Tanda dan Gejala
1. Ibu merasa sakit atau panas atau sensasi terbakar terutama saat buang air kecil. 2. Ibu akan merasa lebih sering buang air kecil, namun berbeda daripada kondisi yang normal. 3. Volume air seni yang dikeluarkan akan lebih kecil namun sering sehingga seperti tidak tuntas. 4. Ibu sama sekali tidak bisa menahan ketika ingin buang air kecil. 5. Ada darah atau lendir yang ditemukan pada urin. 6. Sakit perut pada bagian bawah atau kram atau nyeri perut seperti perut melilit saat hamil. 7. Rasa sakit saat berhubungan seksual. (sangat tidak disarankan karena bisa menyebabkan abortus imminens) 8. Sering merasa buang air kecil tanpa disadari. 9. Ibu akan terkena demam saat hamil, menggigil atau berkeringat. 10. Ibu hamil tidak bisa tidur tenang karena selalu ingin buang air kecil. (baca: bahaya begadang bagi ibu hamil) 11. Beberapa kali buang air kecil tapi dalam volume yang sangat banyak. 12. Urin berwarna lebih keruh, memiliki aroma yang sangat kuat atau berbau tidak enak. 13. Perasaan tertekan pada bagian kantung kemih, nyeri yang sangat kuat dibawah perut. 14. Sakit punggung yang sangat berat sebagai pertanda ketika bakteri telah menyebar ke bagian ginjal. 15. Mual dan muntah jika kondisi infeksi sudah semakin berat termasuk penyebaran bakteri ke ginjal dan organ lain.
E. Tipe Infeksi Saluran Kemih Pada Ibu Hamil
1. Cystitis Cystitis adalah sebuah kondisi yang menggambarkan infeksi saluran kemih yang disebabkan karena bakteri benar-benar berkembang pada saluran kemih. Kemudian bakteri menyebabkan infeksi sehingga muncul peradangan yang ditandai dengan gejala awal. Kondisi ini sering pada ibu hamil akibat berbagai perubahan pada tubuh ibu hamil. 2. Infeksi Ginjal Infeksi ginjal adalah sebuah kondisi ketika bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih sudah berkembang hingga ke bagian ginjal. Bakteri berjalan melalui ureter hingga mencapai ginjal baik itu salah satu ginjal atau keduanya. Ibu hamil juga bisa terkena pielonefritis yang menjadi komplikasi akibat infeksi saluran kemih yang sangat serius. Jika infeksi sudah berjalan ke aliran darah maka bisa menyebabkan kematian untuk ibu dan janin. Atau jika terjadi pada trimester ketiga maka akan meningkatkan resiko kelahiran bayi prematur dengan berat badan yang rendah. Dan biasanya sulit untuk mendapatkan bayi yang sehat. 3. Bakteri Asimtomatik Bakteri asimtomatik adalah sebuah kondisi ketika ada bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran kemih namun sering tidak menyebabkan gejala. Sulit untuk mengetahui jika infeksi saluran kemih dengan tipe ini pada ibu hamil. Jika infeksi tidak segera diketahui dan mendapatkan perawatan yang tepat maka infeksi bisa menyebar sampai ke ginjal dan meningkatkan resiko kematian ibu dan janin. Karena itu pemeriksaan urin sangat penting dilakukan secara rutin untuk ibu hamil. Bukan saja diawal kehamilan untuk mencari tanda kehamilan.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sampel dari urin. Analisis di bagian laboratorium akan mencoba menemukan aktifitas dari sel darah putih, sel dan merah atau memang mengandung bakteri. 2. Dokter bisa memeriksa bagian kandung kemih dengan menggunakan USG. Tindakan MRI atau scan pada ibu hamil tidak dilakukan karena radiasi dari alat ini bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan resiko besar pada janin dan i bu hamil.
G. Penatalaksanaan Umum
1. Keperawatan a) Mengobservasi TTV pasien tiap 6 jam. b) Menganjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra. c) Mengkaji skala nyeri pasien dengan metode PQRST. d) Mengajarkan teknik manajemen nyeri distraksi (menonton TV, mengobrol) dan relaksasi (nafas dalam). e) Memberikan HE. f) Mengukur dan catat pengeluaran urine setiap kali berkemih. 2. Medis Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina. Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) pada usia lanjut dapat dibedakan atas: a) Terapi antibodika dosis tunggal b) Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari c) Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu d) Terapi dosis rendah untuk supresi Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi.penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (tpm,smz, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan,tetapi E.Coli telah resisten terhadap bakteri ini. pyridium, suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak nyamanan akibat infeksi. Dan dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai k ebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra,untuk wanita harus membilas dari depan kebelakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feces.
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Pengkajian focus yang biasa dilakukan untuk mengkaji keluhan pasien dengan ISK antara lain: a) Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe dan sistem tubuh.
b) Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko: - Adakah riwayat infeksi sebelumnya? - Adakah obstruksi pada saluran kemih? c) Adanya faktor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial. - Bagaimana dengan pemasangan kateter? - Imobilisasi dalam waktu yang lama. - Apakah terjadi inkontinensia urine? d) Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih - Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi faktor predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah) - Adakah disuria? - Adakah urgensi? - Adakah darah sewaktu berkemih? - Adakah hesitancy? - Adakah bau urine yang menyengat? - Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu- abuan) dan konsentrasi urine? - Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah - Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas - Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas. e) Pengkajian psikologi pasien: - Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan? - Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya?
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis 2. Gangguan eliminasi urinarius berhubungan dengan obstruksi anatomik, infeksi saluran kemih 3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. 4. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik, nyeri
J. Intervensi No
1
Diagnosa
NOC
Keperawatan
NIC
Nyeri akut
Tujuan :
Mandiri :
berhubungan
Setelah dilakukan
1. Berikan tindakan nyaman,
dengan agens
asuhan keperawatan ...x
seperti pijatan punggung,
cidera biologis
24 jam diharapkan
lingkungan istirahat
masalah nyeri dapat teratasi dengan kriteria
2. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus
hasil :
3. Berikan perawatan perineal
- Tidak nyeri waktu
4. Jika dipasang kateter
berkemih - Tidak nyeri pada perkusi panggul
indwelling, berikan perawatan kateter 2 kali per hari 5. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri. 6. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang Kolaborasi :
1. Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gadingurine kuning, jingga gelap, berkabut atau keruh. Plak berkemih berubah, sering berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah
berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit 2. Berikan analgesic sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya
2
Gangguan
Tujuan :
Mandiri :
eliminasi urinarius
Setelah dilakukan
1. Dorong meningkatkan
berhubungan
asuhan keperawatan …
dengan obstruksi
x 24 jam diharapkan
anatomik, infeksi
masalah gangguan
saluran kemih
eliminasi urinarius
pemasukan cairan 2. Kaji keluhan kandung kemih penuh 3. Observasi perubahan status
dapat teratasi dengan
mental, perilaku atau tingkat
kriteria hasil :
kesadaran
- Pola eliminasi membaik - Tidak terjadi tandatanda gangguan
4. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urin 5. Kecuali dikontraindikasikan:
berkemih (urgensi,
ubah posisi pasien setiap dua
oliguri, disuria)
jam Kolaborasi :
1. Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan masukan sari buah berry dan berikan obatobat untuk meningkatkan aamurin.
3
Hipertermia
Tujuan :
Mandiri
berhubungan
Setelah dilakukan
1. Jelaskan pada keluarga
dengan proses
asuhan keperawatan ...
tindakan perawatan yang
penyakit.
x 24 jam diharapkan
akan dilakukan.
masalahhipertermia
2. Berikan kompres.
pasien dapat teratasi
3. Anjurkan kepada pasien
dengan kriteria hasil :
untuk memakai baju yang
- Suhu tubuh dalam
tipis dan menyerap keringat
batas normal (360C – 370C)
untuk klien 4. Anjurkan kepada klien untuk minum lebih banyak. Kolaborasi
1. Kolaborasi dalam pemberin antipiretik
4
Insomnia
Tujuan : Setelah
Mandiri
berhubungan
dilakukan asuhan
1. Ajarkan teknik distraksi dan
dengan
keperawatan ... x 24
ketidaknyamanan
jam diharapkan masalah 2. Libatkan keluarga untuk
fisik, nyeri
insomnia pasien dapat
menemani pasien mengobrol
teratasi dengan kriteria
atau pun pada saat tidur
hasil : - Istirahat dan tidur adekuat - Tidak terbangun pada malam hari
relaksasi
3. Atur tata ruangan agar senyaman mungkin dan terjaga kebersihannya
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC . Jakarta: EGC
LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN DENGAN DHF A. Definisi DHF adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengan cirri demam dan
manifestasi perdarahan ( Pusdiknakes. Dep Kes RI, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1992). Dengue Haemoragic Fever adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus dan
ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti (Ngastiyah, 1997). Dengue adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 2 FKUI, 1982). Dari beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa DHF adalah suatu penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti) dan Arbovirus (Anthropoda virus) yang ditandai dengan adanya demam 5-7 hari dan tidak atau disertai perdarahan atau renjatan, sehingga dapat meimbulkan kematian jika tidak ditanggulangi sedini mungkin.
B. Klasifikasi
1. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi. 2. Derajat II : Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat. 3. Derajat III : Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah. 4. Derajat IV : Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak te raba.
C. Etiologi
Virus Dengue tergolong dalam family Flavivirida dan di kenal dengan 4 type. Ke-4 type tersebut ditularkan melalui vector nyamuk seperti Aedes Ae gypti, Aedes Albopictus, Aedes polines siensis dan beberapa species lainnya. Virus dengan jenis Arbovirus dan virus berbentuk batang, bersifat termolabil dan stabil pada suhu 70 derajat celcius. Demam dengue ini bisa terjadi apabila nyamuk Aedes betina yang mengandung virus tersebut menggigit seseorang, dan memindahkan virus ini pada host yang baru ( tidak terjadi penularan dari satu orang ke orang lainnya secara langsung). Begitu virus masuk kedalam tubuh, virus akan menyebar ke berbagai kelenjar, terutama yang dekat dimana mereka mengadakan pembelahan. Virus-virus tersebut kemudian masuk ke sirkulasi darah. Terdapatnya virus didalam pembuluh darah terutama yang memvaskularisasi kulit, akan menyebabkan perubahan pada pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah akan menjadi bengkak dan bocor. Limpa membesar dan jaringan hepar mengalami kematian. Terjadilah proses yang disebut Disseminated Intravaskuler Coagulation (DIC), kemudian bahan-bahan kimia yang bertanggung jawab terhadap pembekuan darah digunakan berlebih, dan akan beresiko terhadap terjadinya perdarahan yang berat. Selain virus menghinggapi seorang host, akan terjadi periode inkubasi. Selama masa ini (5-8 hari) virus mengadakan penggandaan diri.
D. Tanda Dan Gejala
1. demam tinggi selama 5 – 7 hari 2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi 3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma. 4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. 5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. 6. Nyeri belakang mata 7. Sakit kepala. 8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. 9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah) 10. Masa inkubasi DHF yaitu antara 35 hari. Rata – rata 5 – 8 hari penderita biasanya mendadak demam akut (suhu tubuh meningkat tiba – tiba) sering disertai menggigil, saat menggigil kesadaran pasien sampai composmentis
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan Laboratorium didapat : Haemokonsentrasi (Hematokrit meningkat 20 % atau lebih). 1. Trombositoperia (100.000 / mm atau kurang) 2. HB meningkat > 20 % 3. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan hypoproteinemia dan hipokloremia 4. Lekosit 5. Serologi : uji HI (Hemaglurination inhibita Test) 6. Pada pemeriksaan USG didapat Hepatomegali dan splenomegali 7. Rongent Thorax terdapat Effusi pleura 8. Uji Torniquet (+) Cara melakukan Uji Torniquet -
Pasang manset pada lengan atas, ukur tekanan dar ah, tentukan systole dan diastole. Usahakan menetap selama percobaan. Selanjutnya hasil systole dan diastole dijumlahkan, kemudian dibagi 2 ( S 2+ D ) = X
-
Pompa manset sampai tekanan X tahan selama 5 menit
-
Perhatikan adanya bintik-bintik merah pada kulit di tengan bawah bagian media pada ½ bagian proximal
-
Hasil uji tourniquet positif bila pada 7,84 Cm didapat lebih dari 20 bintik (WHO 1975 dalam Christantie 1995)
1+
Sedikit
2+
bintik- Banyak
3+
bintik-
Banyak
4+
bintik-
Penut
dengan
bintik Merah pada bintik pada daerah bintik pada daerah bintik- bintik merah daerah
lengan
Anterior
lengan Anterior
lengan dan tangan
pada seluruh lengan dan tangan
F. Komplikasi
Komplikasi yang sering timbul adalah DDS ( Dengue Syok Sindrome) yang disebabkan oleh karena kebocoran dinding pembuluh darah sehingga cairran atau serum ele ktrolit serta ke luar dari pembuluh darah sampai menimbulkan hypovolemia syok 1. Efulsi pleura 2. Asikes 3. Sepsis
4. Kematian
G. Penatalaksanaan Umum
Penderita DHF memerlukan perawatan yang serius dan bisa berakibat fatal atau kematian jika terlambat diatasi. Oleh karena itu seharusnya penderita dirawat di RS terutama penderita DHF derajat II, III, IV penderita sebaiknya dipisahkan dari pasien penyakit lain dan dirungan yang bebas nyamuk (berkelambu). Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan DHF bersifat simptomatik dan suportif diantaranya : 1. Tirai baring yaitu klien tidak melakukan aktivitas seperti biasan ya, aktivitas terbatas 2. Diet makanan lunak 3. 3. Berikan minum yang banyak, 2 liter perhari dapat berupa susu, teh manis, syrup 4. 4. Pemberian cairan intravena Dengan indikasi : -
pasien sering muntah
-
Haematokrit terus meningkat
5. Pemberian antipiretik sebaiknya dari golongan antipiretik dan kompres dingin. 6. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam, jika KU memburuk observasi ketat per jam 7. Pemberian Antibiotik bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi dengan dokter) 8. Pemeriksaan HB, HT dan trombosit setiap hari
H. Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan : 1. Identitas pasien Nama, umur, jenis kelamin, no RM, alamat, pendidikan, dan pekerjaan 2. Keluhan utama Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk data ng ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan lemah. 3. Riwayat penyakit sekarang Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan ibu hamil semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri tel an, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita 5. Riwayat gizi 6. Kondisi lingkungan Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar) 7. Pola kebiasaan a) Nutrisi dan metabolism : frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan berkurang, napsu makan menurun. b) Eliminasi atau buang air besar. Kadang-kadang mengalami diare atau konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa terjadi melena. c) Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah seri ng kencing sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering terjadi hematuria. d) Tidur dan istirihat. Ibu hamil sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang. e) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes Aegypti. f) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan. 8. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai berikut: 1) Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah. 2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur. 3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun. 4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru. 9. Sistem integument
1) Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab. 2) Kuku sianosis/tidak 3) Kepala dan leher Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV). 4) Dada : Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa ses ak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan IV. 5) Abdomen : Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites. 6) Ekstremitas : Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue dalam darah 2. resiko tinggi kurang volume cairan berhubungan dengan anorexia, muntah 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia, muntah
J. Intervensi No
1
Diagnosa Keperawatan
NOC
Hipertermi
Setelah
berhubungan
tindakan
NIC
dilakukan 1) Observasi tanda-tanda vital keperawatan
terutama
dengan
proses selama 3 x24 jam suhu
sampai
infeksi
virus pasien kembali normal
stabil.
dengue darah
dalam
2) Berikan
suhu
tubuh
keadaan
cukup
kompres
dingin
(air biasa) pada daerah dahi dan ketiak 3) Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
4) Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun. 5) Anjurkan keluarga untuk memberikan
minum
banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari 6) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas 2
resiko
tinggi Setelah
kurang
volume
dilakukan 1) Kaji KU dan kondisi pasien
tindakan
keperawatan 2) Observasi tanda-tanda vital
cairan
selama
berhubungan
diharapkan
dengan
volume
anorexia,
muntah
1x24
jam
(S,N,RR )
Gangguan 3) Observasi
cairan
tubuh
dapat teratasi
tanda-tanda
dehidrasi 4) Observasi tetesan infus dan lokasi
penusukan
jarum
infuse 5) Balance cairan (input dan out put cairan) 6) Beri pasien dan anjurkan keluarga
pasien
untuk
memberi minum banyak 3
Perubahan nutrisi
Setelah
kurang
tindakan
dari
kebutuhan
tubuh
diharapkan
berhubungan
pemenuhan
dengan
teratasi
muntah
anorexia,
dilakukan 1) Kaji intake nutrisi klien dan keperawatan
perubahan yang terjadi
Gangguan 2) Timbang berat badan klien nutrisi
tiap hari 3) Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering 4) Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
5) Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen
(auskultasi,
perkusi, dan palpasi). 6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik. 7) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.