ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. B DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI DI RUANG FAMILI BEDAH RSUD R. S**
Makalah Diajukan untuk memenuhi tugas early exposure I dalam mata kuliah KDK II
Disusun Oleh: Alifya Sasmi
C1AA14011
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di Ruang Famili Bedah RSUD R. Makalah ini ditulis untuk memenuhi salahsatu tugas early exposure I pada mata kuliah KDK II. Dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Mayasyanti Dewi Amir, SKp.,MKes selaku dosen pembimbing akademik. 2. Ibu Rani Nurawal selaku pembimbing lahan 3. Seluruh dosen mata ajar KDDK II yang telah memberikan materi serta masukan. 4. Seluruh TIM Ruang Famili Bedah yang telah memberikan arahan dan masukan Tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dalam penulisan makalah ini yang sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tersusunnya makalah ini menjadi lebih baik lagi. Besar harapan penulis sekiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Sukabumi,
Mei 2016
Hormat saya
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1 TUJUAN PENULISAN .................................................................................... 3 MANFAAT PENULISAN ................................................................................ 3 METODE PENULISAN ................................................................................... 3 SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5 DEFINISI KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI ............................................. 5 ETIOLOGI ........................................................................................................ 7 PATOFISIOLOGI ............................................................................................. 8 MANIFESTASI KLINIS .................................................................................. 8 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ............................................................ 9 PEMERIKSAAN FISIK ................................................................................... 9 PENATALAKSANAAN ................................................................................ 10 BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 12 PENGKAJIAN ................................................................................................ 12 DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................................... 16 INTERVENSI KEPERAWATAN .................................................................. 17 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ........................................................... 18
EVALUASI ..................................................................................................... 20 BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 22 KESIMPULAN ............................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spriritual memiliki banyak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan yang paling dasar seperti mandi, makan, minum, bernapas, elimininasi, reproduksi dan istirahat Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Berdasarkan teori Virginia Henderson ada 14 kebutuhan dasar manusia dalam melakukan asuhan keperawatan yaitu: 1. Bernapas secara normal 2. Makan dan minum yang cukup 3. Eliminasi (buang air besar dan kecil) 4. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan 5. Tidur dan istirahat 6. Memilih pakaian yang tepat 7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan modifikasi lingkungan 8. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan 9. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari yang membahayakan orang lain 10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan opini 11. Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan 12. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup 13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi 14. Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Departemen Kesehatan, 2000). Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto & Wartonah 2006). Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter, 2005). Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Tn. B (57 tahun) merupakan salah satu klien yang berada di Ruang Family Bedah RSUD R S** . Kronologis masuk rumah sakit karena mengalami penurunan tingkat kesadaran dan terkadang terdengar suara snoring (mendengkur). Diagnosa Medis Tn. B yaitu Post Op Vp Shunt. Klien sempat di rawat di ruang perawatan ICU lalu pindah ke ruang Family bedah, pada saat pengkajian klien sudah dirawat selama 3 hari. Saat dilakukan pengkajian, penampilan umum klien tampak kotor,dan keluarga klien mengatakan sudah 2 hari klien hanya di lap tanpa menggunakan sabun terdapat ada luka decubitus, terpasang kateter urine, infus RL (20) TPM, bekas luka operasi di kepala dan tingkat kesaadarannya 1(koma) Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat kasus kebutuhan dasar manusia sebagai sebuah laporan dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan Gangguan Kebutuhan Pemenuhan Personal Hygiene di Ruang Famili Bedah RSUD R. S***
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Sebagai salahsatu tugas early exposure I dalam mata kuliah KDK II. 2. Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut: 1) Mampu melakukan pengkajian pada Tn. B. 2) Mampu membuat Diagnosa keperawatan menurut prioritas pada Tn. B. 3) Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien Tn. B. 4) Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien Tn. B. 5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah di laksanakan sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan. C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Kelompok Penulis a. Mengetahui labih jauh lagi tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar, khususnya kebutuhan perawatan diri. b. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar secara baik dan benar. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai koleksi tambahan buku-buku diperpustakaan dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan. D. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas makalah ini adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
Wawancara Observasi Studi Dokumentasi Studi Kepustakaan.
E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan tugas makalah ini adalah sebagai berikut: BAB I BAB II
BAB III
BAB IV
: Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan : Tinjauan Pustaka Meliputi Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Fisik, Penatalaksanaan. : Tinjauan Kasus meliputi Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi : Penutup meliputi Kesimpulan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi kebutuhan Personal Hygiene Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2004) Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005). Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan tujuannya adalah: 1. Perawatan kulit Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit. 2. Mandi memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total.
3. Hygiene mulut pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar. 4. Perawatan Rambut penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut. 5. Kuku Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar. 6. Genitalia perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.
B. Etiologi Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah: 1. Faktor Predisposisi a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. b. Biologis penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. c. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri. 2. Faktor presipitasi Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. antara lain: a. Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktik sosial Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. c. Status sosial-ekonomi. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
C. Patofisiologi Penurunan tingkat keadaran
Keterbatasan untuk menggerakan tubuh
Kelemahan sendi dan otot
Gangguan pemenuhan perawatan diri
D. Manifestasi klinis Menurut Depkes (2000), manifestasi klien dengan gangguan perawatan diri adalah: 1. Fisik a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan. b. Hidung kotor dan telinga juga kotor. c. Gigi kotor disertai mulut bau. d. Kulit kusam dan tidak terawatt. e. Kuku panjang dan tidak terawatt. f. Badan kotor,bau dan pakaian kotor. g. Penampilan tidak rapi. 2. Psikologi a. Malas, tidak ada inisiatif. b. Menarik diri, isolasi diri. c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina. 3. Sosial a. Interaksi kurang. b. Kegiatan kurang. c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma. d. Cara makan tidak teratur. e. BAB/BAK disembarangan tempat.
E. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan a. Budaya : sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa jika sedang sakit tidak boleh mandi karenba dapat memperparah penyakitnya. b. Status Sosial-Ekonomi : untuk melakukan personal hygiene yang baik dibituhkan sarana dan prasarana yang memadai, serta perlengkapan mandi yang memadai. c. Agama : juga berpengaruh terhadap keyakinan individu dalam melakukan kebiasaan sehari-hari. d. Tingkat pegetahuan dan perkembangan individu : kedewasaan seseorang akan berpengaruh terhadap kualitas diri orang tersebut, salah satun ya adalah pengetahuan yang lebih baik. e. Status kesehatan : kondisi sakit/ cedera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri. f. Kebiasaan : ini ada kaitannya dengan kebiasaan tiap individu dalam menggunnakan produk-produk tertentu untuk mmelakukan perawatan diri. g. Cacat jasmani/ mental bawaan : kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuian individu untuk melakukan perawatan diri srcara maksimal. F. Pemeriksaan fisik a. Rambut 1) Amati kondisi rambut. 2) Keadan rambut yang mudah rontok. 3) Keadaan rambut yang kusam. 4) Tekstur rambut. b. Kepala 1) Amati dengan benar kebersihan kulit kepala. 2) Normosepal. 3) Ketombe. 4) Berkutu. 5) Kebersihan. 6) Apakah ada nyeri tekan. c. Mata 1) Apakah mata kanan dan kiri simetri. 2) Konjungtiva ananemis. 3) Sclera aninterik. 4) Seklera pada kelopak mata.
d. Hidung 1) Apakah pilek. 2) Apakah ada perubahan penciuman. 3) Kebersihan hidung. 4) Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi. e. Mulut 1) Keadaan mukosa mulut. 2) Kelembapan. 3) Adanya lesi. 4) Kebersihan. f. Gigi 1) Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut. 2) Apakah ada karang gigi. 3) Apakah ada carries. 4) Kebersihan. g. Telinga 1) Amati telinga kanan kiri apa simetris. 2) Apakah ada lesi. 3) Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga. h. Kulit 1) Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban). 2) Apakah ada lesi. 3) Apakah ada luka. i. Kuku, Tangan, dan Kaki 1) Amati kebersihan kuku. 2) Perhatikan adanya luka. j. Tubuh secara umum 1) Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum. 2) Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien. H. Penatalaksanaan Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. B DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE DI RUANG FAMILI BEDAHRSUD R. SYAMSUDIN, SH
A. Pengkajian Tanggal Pengkajian Jam Pengkajian Pengkaji 1. Data Demografi a. Data Klien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku/Bangsa Pekerjaan Alamat No. RM Diagnosa Medik Tanggal MRS
: Senin, 23 Mei 2016 : 12. 30 : Alifya
: Tn. B : 57 Tahun : Laki-laki : Islam : Sunda/ Indonesia : pedagang : Kp.**, Cidahu : A47** : Post Op Vp Shunt : 17 Mei 2016
b. Data Penanggung Jawab Nama : Tn. H Umur : 30 Tahun Jenis Kelamin : Laki- laki Agama : Islam Suku/Bangsa : Sunda/ Indonesia Pekerjaan : Pedagang Alamat : Kp. ** Cidahu Hubungan Dengan Klien : Anak 2. Anamnesa Riwayat Kesehatan 1) Alasan Masuk Rumah Sakit Klien di bawa oleh keluarga ke RSUD R S** dalam keadaan sudah mengalami penurunan kesadaran dan terkadang terdengar suara snoring (mendengkur).
2) Keluhan Utama. Badan tampak kotor 3) Riwayat Kesehatan Sekarang Seluruh badan terlihat kotor dan lengket karena mengalami penurunan tingkat kesadaran dengan glasgow coma scale (GCS) 1 sehingga pemenuhan perawatan dirinya tidak terpenuhi 4) Riwayat Kesehatan Masa Lalu Sebulan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh nyeri pada bagian mata dan sering mengeluh pusing klien sempat menjalani pengobatan alternatif 5) Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit menular. 3. Pemeriksaan Fisik 1. Penampilan Umum : klien tampak lemah, terpasang oksigen 3 lpm, terpasang infus 20 tpm, terpasang NGT dan Kateter Urin. 2. Tingkat kesadaran GCS E : 0 ; M: 1 ; V: 0 = Coma 3. TTV TD: 90/70 mmHg N : 98x/Menit S : 37oC R : 26x/menit 4. Pemeriksaan Fisik Head to Toe a. Kepala : ada benjolan, ada luka jahit operasi, kulit kepala tampak kotor b. Wajah : tampak pucat, kusam dan berminyak c. Mata : konjungtiva anemis d. Hidung : tampak kotor,terpasang oksigen nasal kanul (3Lpm) dan terpasang NGT e. Mulut : mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah f. Telinga : kotor g. Dada :tampak kotor h. Ekstermitas atas: kulit tangan tampak kering dan kotor terpasang Infus, kuku tangan terlihat panjang dan kotor i. Ekstermitas Bawah: kulit kaki tampak kering dan kusam, kuku kaki terlihat panjang dan kotor j. Genetalia : Terpasang popok
4. Data Biologis
No
Pola Aktivitas
1 Nutrisi a. Makanan: Frekuensi Porsi Jenis b. Minuman: Frekuensi Jenis
Sebelum Masuk RS
3 x 1 hari 1 porsi habis Nasi+ lauk pauk
2 x 1 hari 1gelas Sonde
8 gelas Air Mineral
Tidak tentu Air Mineral
2 Eliminasi a. BAK Frekuensi 5 x 1 hari Warna Kuning jernih b. BAB Frekuensi 1 x 1 hari Konsentrasi Lembek 3 Pola istirahat dan tidur Lamanya Kualitas 4
Setelah Masuk RS
8 jam Nyenyak
Keluhan & Kemandirian
Menggunakan NGT
-
700cc/ hari Kuning jernih
Terpasang popok
1 x 1 hari Cair
Terpasang popok
Koma
Klien mengalami penurunan tingkat kesadaran
Sudah dilakukan di bantu keluarga dan perawat
Klien mengalami penurunan tingkat kesadaran sehingga tidak bias memenuhi perawatan dinya sendiri
Dibantu total oleh keluarga dan perawat
-
Personal Hygine 2x1 hari Mandi 4x seminggu Keramas 3x 1 hari Sikat gigi Jika tampak Gunting kuku kotor dan panjang
5 Aktivitas
Mandiri
5. Keadaan Psikososial 1) Konsep diri a. Gambaran diri : klien sedang mengalami penurunan kesadaran dan badan kotor mengeluarkan bau yang tidak sedap. b. Peran : keluarga mengatakan peran klien sebagai kepala keluarga. 2) Social a. Daya konsentrasi : klien tidak dapat menjawab pertanyaan karena mengalami penurunan tingkat kesadaran b. Sosialisasi : tidak bersosialisasi karena mengalami penurunan tingkat kesadaran 6. Data Spiritual Klien beragama islam, klien tidak melaksanakan ibadah, dengan alasan klien mengalami penurunan tingkat kesadaran. 7. Manajemen Medik 1. Farmakologi Tanggal : 23 Mei 2016 No 1
Nama Obat Ceftriaxone
Rute
Dosis
IV
1x2 gr
2
Ketorolac
IV
3x30 mg
3
Ranitidine
IV
2X50 mg
4
Manitole
IV
4x150 cc
5
Phenytoin capsul
NGT
3x100 mg
6
Infus RL (500 ml)
IV
20 Tpm
2. Data Laboratorium Tanggal : 23 Mei 2016 No
Jenis pemeriksaan
1
Hasil
Nilai Normal
12.0
p. 12-14
Hemoglobin
Satuan
g/dl L. 14-16 8500.
4000 - 11.000
Trombosit
381.000
150 - 400.000
4
Hematokrit
35
40 - 45 %
5
Eritrosit
4.1
3.8 - 5.2
2
Leukosit
3
B. Diagnosa Keperawatan a. Analisa Data No Data 1
Etiologi
Ds : keluarga klien mengatakan belum mandi selama 2 hari Penurunan Tingkat kesadaran Do : -
Badan klien tampak kotor
-
Lengket
-
Penurunan tingkat kesadaran
TTV : N
: 98x/menit
RR :26x/menit TD :90/70 mmHg
Keterbatasan untuk menggerakan tubuh
Kelemahan sendi dan otot
Gangguan pemenuhan perawatan diri
Juta/
Masalah
Gangguan pemenuhan perawatan diri
:37o C
S
b. Diagnosa Keperawatan Gangguan pemenuhan perawatan diri b.d penurunan tingkat kesadaran ditandai dengan tidak mampunya melakukan perawatan diri. C. Intervensi Keperawatan No Tujuan Dx 1
Tupan: Dalam masa perawatan 2 x 24 jam kebutuhan perawatan diri klien dapat terpenuhi.
Tupen : Dalam masa perawatan 1 x 24 jam kebutuhan perawatan diri klien dapat terpenuhi dengan kriteria: -
Klien tampak bersih Kulit tidak lengket Rambut, kuku dan gigi bersih
Intervensi 1. Observasi TTV
2. Kaji kebersihan klien
3. Bantu klien untuk melakukan perawatan diri: mandi, perawatan rambut, gigi dan mulut, gunting kuku 4. Berikan penkes tentang personal hygine kepada keluarga 5. Jaga kebersihan lingkungan, tempat tidur dan selimbut
Rasional 1. Untuk mengetahui keadaan umum klien 2. Untuk mengetahui tingkat kebersihan klien secara umum dan menentukan tindakan yang harus diberikan 3. Memberikan rasa segar dan mencegah berkembangnya mikroorganisme
4. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya perawatan diri
5. Untuk memberikan rasa nyaman pada klien
D. Implementasi Keperawatan Tanggal : 24 Mei 2016 Diagnosa No Implementasi Keperawatan 1 Gangguan Pukul 08.30 WIB pemenuhan 1. Mengganti laken perawatan diri dengan laken berhubungan yang baru dengan penurunan Pukul 09.00 tingkat 2. Observasi TTV kesadaran ditandai dengan tidak mampunya melakukan 3. Kaji kebersihan perawatan diri. klien Pukul 09.20 WIB 4. Kontrak waktu pada keluarga klien, persiapan kolaborasi dengan perawat untuk memandikan klien. Pukul 09.35 WIB 5. Melakukan perawatan oral hygiene. 6. Memandikan klien, dan
Respon
TD : 90/70 mmHg S : 38o C N : 98 X/ Menit R : 26 X/ Menit Seluruh badan tampak kotor
Keluarga menyanggupi untuk kolaborasi dengan perawat untuk perawatan diri klien.
mulut klien terlihat bersih dan mukosa bibir lembab. Badan klien tampak
mengarahkan keluarga dalam melakukan perawatan diri yang baik dan benar. 7. Melakukan massage kepada klien 8. Ganti baju klien dengan yang baru. 9. Perawatan genitalia. 10. Mengganti popok dan memakaikan pakaian bawah klien. 11. Membantu klien untuk perawatan rambut 12. Memberikan bedak dan lotion kepada klien. Pukul 10.15 WIB 13. Melakukan perawatan kuku. 14. Jaga kebersihan lingkungan, tempat tidur dan selimbut Pukul 13.00 WIB 15. Memantau kebersihan dan kerapihan klien, serta lingkungan, 16. Menganjurkan kepada keluarga agar tetap
bersih, dank lien tampak nyaman.
Agar aliran darah lancar
Terlihat bersih
Terlihat bersih Terlihat lebih nyaman
Terlihat lebih nyaman dengan rambutnya yang bersih. Kulit cerah dan tidak lengket
kuku pendek dan bersih Terlihat lebih nyaman dengan keadaan lingkungan yang bersih
Lingkungan tetap terjaga kebersihannya.
menjaga kebersihan diri klien. Lingkungan tetap terjaga kebersihannya. Pukul 14.00 WIB 17. Berikan penkes tentang perawatan diri kepada keluarga klien Pukul 16.00 WIB 18. Memantau dan mengawasi respon.
Pengetahuan keluarga klien meningkat tentang perawatan diri.
Lingkungan tetap terjaga kebersihannya.
E. Evaluasi No Tanggal DX 24 Mei 1 2016
Catatan Perkembangan Pukul 08.00 WIB S = tidak ada respon verbal karena klien mengalami penurunan tingkat kesadaran Pukul 10.15 WIB O = Klien tampak lebih bersih dan nyaman namun kuku masih tampak panjang dan kotor. A = masalah belum teratasi P = Lanjutkan tindakan 3, 13, 14, 16, 17.
TTD
I = 3. Kaji kebersihan klien 13.Melakukan perawatan kuku. 14. Jaga kebersihan lingkungan, tempat tidur dan selimbut. 16. Menganjurkan kepada keluarga agar tetap menjaga kebersihan diri klien 17. Berikan penkes tentang perawatan diri kepada keluarga klien
Pukul 16.00 WIB S = tidak ada respon verbal karena klien mengalami penurunan tingkat kesadaran. O = Klien tampak bersih dan nyaman namun. A = masalah teratasi P = tindakan dihentikan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang mencakup seluruh bagian tubuh. Jenisjenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini hari. Dari mulai mandi, perawatan rambut, mulut dan gigi serta perawatan kuku. B. Saran Demikian makalah yang telah saya susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Alih bahasa Resthil Widyaningrum. Jakarta : Salemba Medika. Doengoes, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC Mubarok, Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori dan aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC. Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC Perry, Potter (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, alih bahasa Yasmin Asih, Jakarta: EGC. Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika