LAPORAN PENDAHULUAN (LP) “CORPUS ALIENUM ”
Disusun Oleh: ARIS 113116008
PROGRA S!UDI PRO"ESI NERS S!I#ES AL$IRS%AD AL$IRS%AD AL$ISLAI%%AH AL$ISLAI%%AH &ILA&AP !AHUN A#ADEI# '016'01
A* Pen+ Pen+e, e,-i -i.n .n
Corpus alienum pada jalan nafas adalah benda asing yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada saluran nafas tersebut. Corpus Alienum adalah benda, baik tajam atau tumpul, atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaj ( Kapita Selekta Editor Mansjoer Arif Edisi , !""" #. Corpus Alienum adalah terdapatnya suatu benda asing di dalam rongga mulut baik tajam maupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja ( $uku Ajar %lmu Kesehatan &'&, &'&, ))) #. /* #l.s #l.si ii i.s .sii
$enda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen sedangkan yang berasal dari dalam tubuh disebut benda asing endogen. $enda asing eksogen biasanya masuk melalui hidung atau mulut. $enda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. $enda asing eksogen padat dapat berupa *at organik seperti kacang+kacangan dan tulang, ataupun *at anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu dan lain sebagainya. $enda asing eksogen cair dapat berupa benda cair yang bersifat iritatif, yaitu cairan dengan p' ,-. $enda asing endogen endogen dapat berupa secret kental, kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, cairan amnion, atau mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran nafas bayi pada saat persalinan. &* ".-2,$ ".-2,$".".-2, 2, P,eis42 P,eis42sisi sisi
!. akt aktor or indi indi/i /idu dual0 al0 um umur ur,, jenis jenis kelam kelamin in,, peke pekerja rjaan an,, kond kondis isii sosi sosial, al, tempa tempatt tinggal. . Kega Kegaga galan lan meka mekani nism smee prot protek eksi si yang yang norm normal al,, anta antara ra lain lain00 kead keadaan aan tidu tidur, r, kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi. . aktor aktor fisik0 fisik0 kelainan kelainan dan dan penyakit penyakit neurologik neurologik.. -. 1roses 1roses mene menelan lan yang yang belum belum sempur sempurna na pada pada anak. anak.
2. aktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang dari - tahun. 3. aktor keji4aan, antara lain, emosi, gangguan psikis. . 5kuran, bentuk dan sifat benda asing. 6. aktor kecerobohan, antara lain0 meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa+gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum tumbuh. D* 5enis Su7.-.n •
By pass valve obstruction atau partial bronchial obstruction atau obstruksi
bentuk katup terbuka. 1ada bentuk ini udara pernapasan masih dapat keluar masuk pada saat inspirasi dan ekspirasi meskipun tidak adekuat. •
Inspiratory check valve obstruction atau
obstruksi bentuk katup pengatur
inspirasi. Karena udara tidak dapat masuk pada saat inspirasi, tetapi dapat keluar pada saat ekspirasi, maka udara di bagian distal sumbatan akan habis, sehingga paru akan kolaps atau atelektasis. •
Expiratory check valve obstruction
atau obstruksi bentuk katup pengatur
ekspirasi. Kebalikan dari bentuk yang kedua, pada bentuk ini udara dapat masuk pada saat inspirasi, tetapi tidak dapat keluar pada saat ekspirasi. Sehingga di bagian distal sumbatan akan mengalami emfisema. •
Stop valve obstruction atau obstruksi bentuk katup tertutup.
1ada obstruksi bentuk ini benda asing menutup seluruh lumen saluran respiratorik, baik pada saat inspirasi maupun pada saat ekspirasi, sehingga seluruh udara paru di bagian distal sumbatan akan mengalami absorpsi dan dalam 4aktu - jam akan mengalami kolaps atau atelektasis.
PA!HA% &ORPUS ALINEU 5ALAN NA"AS (!ERSEDA#) + + + + ANSIE!AS + #EA!IAN ENDADA#
+
&ersedak makanan Muntahan Adanya bekun darah Sekret yang kental Epiglotitis Karsinoma larin
&idak dapat berfanas spontan Menyumbat jalan nafas Apnea dan sianosis
$atuk hebat secara tiba+tiba, rasa tercekik, rasa tersumbat di tenggorokan
Spasme laring &otal Kerusakan sel epitel al/eolar Kehilangan surfactan akibat rusaknya sel epitel 1ernafasan cepat dan dangkal 1eningkatan usaha nafas
Edema al/eolar
&ORPUS ALINENIU 5ALAN NA "AS (!ERSEDA#)
1eningkatan permeabilitas membran kapiler
Al/eolar rusak, kolaps al/eoli akibat tidak ada udara
'ipoksemia akibat kekurangan oksigen di perifer
'ipoksemia akibat kekurangan oksigen di perifer 1eningkatan tahanan jalan nafas dan penurunan komplinasi paru
#E!IDA#E"E#!I"AN /ERSIHAN 5ALAN NA"AS
#E!IDA#E"E#!I"AN PER"USI
1erubahan di jalan nafas yang mengecil
1arsial
Sumbatan jalan nafas sebagian $atuk disertai sesak nafas
POLA NA"AS !IDA# E"E#!I"
1ernafasan menjadi cepat dan dangkal &erbentuknya al/eolar dead space
Membran al/eolar rusak
1enurunan cardiac output
PENURUNAN &URAH 5AN!UNG
1eningkatan aliran /entrikel kanan
Menempel dan merusak endothelium mikro/askuler paru
'ipertensi pulmonal (tekanan dara meningkat di arteri pulmonal# 7asokonstriksi pulmonal dan pembentukan mikroemboli
;ranulosit terakti/asi
Kerusakan /askularisasi pulmonal
1ermeabilitas kapiler meningkat
ARDS (A&U!E RESPIRA!OR% S!RESS S%NDORE)
:espon inflamasi Akti/asi neutrofil 8 makrofag, pelepasan endoto9in 1elepasan mediator histamin, serotonin dan bradikinin
E* Ge9.l. #linis
;ejala dari masuknya benda asing ke dalam saluran pernafasan ditunjukkan dengan penderita batuk+batuk hebat secara tiba+tiba, rasa tersumbat di tenggorok, bicara gagap, dan obstruksi jalan napas segera. =ika benda asing di laring dapat menimbulkan kematian akibat penderita tak bisa bernapas. ;ejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian#, sifat, bentuk dan ukuran benda asing. $enda asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut di hidung, nasofaring, laring, trakea dan bronkus. $enda yang masuk melalui mulut dapat tersangkut di orofaring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinus piriformis, esofagus atau dapat juga tersedak masuk ke dalam laring, trakea dan bronkus. ;e+ jala yang timbul ber/ariasi, dari tanpa gejala hingga kematian sebelum diberikan pertolongan akibat sumbatan total. Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing saluran napas akan mengalami stadium, yaitu> !.
Stadium pertama merupakan gejala permulaan yaitu batuk+batuk hebat secara tiba+tiba (violent paroxysms of coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan napas yang terjadi dengan segera.
.
Stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh inter/al asimtomatis. 'al ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks+refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis atau cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena gejala dan tanda yang tidak jelas.
.
Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk+ batuk, hemoptisis, pneumonia dan abses paru. $enda asing di laring dapat menutup laring, tersangkut di antara pita suara atau berada di subglotis. ;ejala sumbatan laring tergantung pada besar, bentuk dan letak (posisi# benda asing. Sumbatan total di laring akan menimbulkan keadaan yang ga4at biasanya kematian mendadak karena terjadi asfiksia dalam
4aktu singkat. 'al ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan gejala antara lain disfonia sampai afonia, apnea dan sianosis. Sumbatan tidak total di laring dapat menyebabkan disfonia sampai afonia, batuk yang disertai serak (croupy cough), odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis, dan rasa subjektif dari benda asing (penderita akan menunjuk lehernya sesuai dengan letak benda asing tersebut tersangkut# dan dispnea dengan derajat ber/ariasi. ;ejala ini jelas bila benda asing masih tersangkut di laring, dapat juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih menyisakan reaksi laring oleh karena adanya edema. "* Pee,is..n Penun9.n+
1ada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan radiologis dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. $enda asing yang bersifat radioopak dapat dibuat rongent foto segera setelah kejadian, benda asing radiolusen dibuatkan rongent foto setelah - jam kejadian, karena sebelum - jam kejadian belum menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. $iasanya setelah - jam baru tampak tanda+tanda atelektasis atau emfisema. 7ideo fluoroskopi merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara keseluruhan, dapat menge/aluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi parsial. 1emeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa, serta tanda+tanda infeksi saluran napas G* Pen.-.l.s.n..n
1ersiapan ekstraksi benda asing harus dilakukan sebaik+baiknya dengan tenaga medis?operator, kesiapan alat yang lengkap. $esar dan bentuk benda asing harus diketahui dan mengusahakan duplikat benda asing serta cunam yang sesuai benda asing yang akan dikeluarkan. $enda asing yang tajam harus dilindungi dengan memasukkan benda tersebut ke dalam lumen bronkoskop. $ila benda asing tidak dapat masuk ke lumen alat maka benda asing kita tarik secara bersamaan dengan bronkoskop.
/,2n2s24i
1rinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah mengeluarkan benda asing tersebut dengan segera dalam kondisi paling maksimal dan trauma paling minimal. 1enentuan cara pengambilan benda asing dipengaruhi oleh faktor misalnya umur penderita, keadaan umum, lokasi dan jenis benda asing, tajam atau tidaknya benda asing dan lamanya benda asing berada di saluran napas. Sebenarnya tidak ada kontraindikasi absolut untuk tindakan bronkoskopi, selama hal itu merupakan tindakan untuk menyelamatkan nya4a ( life saving #. 1ada keadaan tertentu dimana telah terjadi komplikasi radang saluran napas akut, tindakan dapat ditunda sementara dilakukan pengobatan medikamentosa untuk mengatasi infeksi. 1ada aspirasi benda asing organik yang dalam 4aktu singkat dapat menyebabkan sumbatan total, maka harus segera dilakukan bronkoskopi, bahkan jika perlu tanpa anestesi umum. $enda asing di bronkus dapat dikeluarkan dengan bronkoskopi kaku maupun bronkoskopi serat optik. 1ada bayi dan anak+anak sebaiknya digunakan
bronkoskopi kaku untuk mempertahankan jalan napas dan pemberian oksigen yang adekuat, karena diameter jalan napas pada bayi dan anak+anak sempit. 1ada orang de4asa dapat dipergunakan bronkoskop kaku atau serat optik, tergantung kasus yang dihadapi. 5kuran alat yang dipakai juga menentukan keberhasilan tindakan. Keterampilan operator dalam bidang endoskopi juga berperan dalam penentuan pelaksanaan tindakan bronkoskopi. $ronkoskop kaku mempunyai keuntungan antara lain ukurannya lebih besar /ariasi cunam lebih banyak, mempunyai kemampuan untuk mengekstraksi benda asing tajam dan kemampuan untuk dilakukan /entilasi yang adekuat. Selain keuntungan di atas, penggunaan bronkoskop kaku juga mempunyai kendala yaitu tidak bisa untuk mengambil benda asing di distal, dapat menyebabkan patahnya gigi geligi, edema subglotik, trauma mukosa, perforasi bronkus dan perdarahan. 1ada pemakaian teleskop maupun cunam penting diperhatikan bah4a ruang untuk pernapasan menjadi sangat berkurang, sehingga lama penggunaan alat+alat ini harus dibatasi sesingkat mungkin. $ronkoskop serat optik dapat digunakan untuk orang de4asa dengan benda asing kecil yang terletak di distal, penderita dengan /entilasi mekanik, trauma kepala, trauma ser/ikal dan rahang. $eberapa faktor penyulit mungkin dijumpai dan dapat menimbulkan kegagalan bronkoskopi antara lain adalah faktor penderita, saat dan 4aktu melakukan bronkoskopi, alat, cara mengeluarkan benda asing, kemampuan tenaga medis dan para medis, dan jenis anestesia. Sering bronkoskopi pada bayi dan anak kecil terdapat beberapa kesulitan yang jarang dijumpai pada orang de4asa, karena lapisan submukosa yang longgar di daerah subglotik menyebabkan lebih mudah terjadi edema akibat trauma. Keadaan umum anak cepat menurun, dan cepat terjadi dehidrasi dan renjatan.
terlebih dahulu, misalnya> rehidrasi, memperbaiki gangguan keseimbangan asam basa, dan pemberian antibiotika. Keterlambatan diagnosis dapat terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan ke4aspadaan penderita maupun orang tua mengenai ri4ayat tersedak sehingga menimbulkan keterlambatan penanganan. Kesulitan mengeluarkan benda asing saluran napas meningkat sebanding dengan lama kejadian sejak aspirasi benda asing. 1ada benda asing yang telah lama berada di dalam saluran napas atau benda asing organik, maka mukosa yang menjadi edema dapat menutupi benda asing dan lumen bronkus, selain itu bila telah terjadi pembentukkan jaringan granulasi dan striktur maka benda asing menjadi susah terlihat. Cara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara total ialah dengan cara perasat dari 'eimlich ('eimlich maneu/er#, dapat dilakukan pada anak maupun de4asa. Menurut teori 'eimlich, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah pada saat inspirasi. 1ada penderita sadar>
!.
1enderita disuruh membatukkan keluar benda asing tersebut. $ila dalam beberapa detik tindakan tersebut gagal, suruh penderita membuka mulut, dan bila penderita tidak sadar, buka mulutnya secara paksa, dan segera bersihkan mulut dan faringnya dengan jari. Kalau keadaan memungkinkan kita menggunakan laringoskop dan forsep Magill untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
.
$ila cara no.! gagal, maka pada penderita sadar> akukan tiga sampai empat kali pukulan punggung diikuti tiga sampai lima kali hentakan abdomen atau dada dan ulangi usaha+usaha pembersihan. 1ada penderita tidak sadar> 1enderita diletakkan pada posisi hori*ontal dan usahakan /entilasi paru. =ika tindakan ini gagal, maka lakukan pukulan punggung sebanyak +2 kali, diikuti +2 kali hentakan abdomen atau hentakan dada. 5langi usaha pembersihan dan /entilasi. =ika tindakan tersebut juga mengalami kegagalan, maka ulangi urutan /entilasi, pukulan punggung, hentakan dada, penyapuan dengan jari sampai
penolong berhasil memberi /entilasi atau sampai perlengkapan untuk mengeluarkan benda asing dari jalan nafas secara langsung tiba. Selama melakukan tindakan+tindakan tersebut diatas periksa denyut nadi pembuluh darah besar, bila tidak teraba, segera lakukan :esusitasi =antung 1aru. .
&indakan terakhir yang masih dapat kita lakukan adalah, krikotirotomi, dan ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih. # CA:A+CA:A
MEAK5KAB
1EM5K5AB
15B;;5B;
'EB&AKAB A$<@MEB 5ntuk pukulan punggung (A# lakukan sampai 2 kali pukulan dengan pangkal telapak tangan diatas tulang belakang korban diantara kedua tulang belikatnya. =ika mungkin rendahkan kepala diba4ah dadanya untuk memanfaatkan gra/itasi. 5ntuk hentakan abdomen ($# berdirilah di belakang penderita, lingkarkan kedua lengan penolong mengitari pinggang penderita, pergelangan atau kepalan tangan penolong berpegangan satu sama lain, letakkan kedua tangan penolong pada abdomen antara pusat dan prosesus sifoideus penderita dan kepalan tangan penolong menekan ke arah abdomen dengan hentakan cepat. 5langi sampai 2
kali. 'indari prosesus sofoideus. 'entakan dada diatas sternum ba4ah kurang menimbulkan bahaya, lebih+lebih pada 4anita hamil atau gemuk. # CA:A+CA:A
15K5AB
15B;;5B;
(A#
'EB&AKAB
A$<@MEB ($# 5B&5K S5M$A&AB $EB a.
b.
1enghisapan benda asing dari jalan anfas ada dua cara>
!.
1enghisapan benda asing dari daerah faring, hendaknya menggunakan penghisapan dengan tekanan negatif yang besar.
.
1enghisapan benda asing dari daerah trakheobronkus, hendaknya menggunakan penghisap dengan tekanan negatif yang lebih kecil, karena kalau terlalu besar dapat menyebabkan paru kolaps, sehingga paru dapat cedera dan penderita dapat mengalami asfiksi.
5ntuk penghisapan di daerah trakheobronkus dan nasofaring sebaiknya menggunakan kateter dengan ujung lengkung dan lunak yang diberi jelly mulai dari ujung kateter sampai hampir seluruh kateter. 5jung yang lengkung tersebut memungkinkan kateter dapat dimasukkan ke dalam salah satu bronkus utama, sedangkan kalau kita menggunakan kateter yang lurus biasanya masuk ke bronkus kanan. Kalau kita ingin memasukkan kateter kedalam bronkus utama kiri sebaiknya kepala penderita dimiringkan ke kanan.
ASUHAN #EPERAA!AN A*
PENG#A5IAN
P,ie, su,;e
Primary survey dilakukan
melalui beberapa tahapan, antara lain (;ilbert.,
.) Gene,.l I4,essi2ns
Memeriksa kondisi yang mengancam nya4a secara umum.
Menentukan keluhan utama atau mekanisme cedera
Menentukan status mental dan orientasi (4aktu, tempat, orang# 7) Pen+.9i.n Airway
&indakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa responsi/itas pasien dengan mengajak pasien berbicara untuk memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas. Seorang pasien yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan nafas pasien terbuka (&hygerson, )!!#. 1asien yang tidak sadar mungkin memerlukan bantuan airway dan /entilasi. &ulang belakang leher harus dilindungi selama intubasi endotrakeal jika dicurigai terjadi cedera pada kepala, leher atau dada. @bstruksi jalan nafas paling sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada kondisi pasien tidak sadar (Filkinson 8 Skinner, )))#. ang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain >
Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas dengan bebasG
&anda+tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain> − − − − −
Aanya snoring atau gurgling
Stridor atau suara napas tidak normal Agitasi (hipoksia# 1enggunaan otot bantu pernafasan ? paraoxical chest movements Sianosis !ook dan listen bukti
adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan
potensial penyebab obstruksi > − − − −
Muntahan 1erdarahan ;igi lepas atau hilang ;igi palsu
−
&rauma 4ajah
=ika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien terbuka.
indungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
;unakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien sesuai indikasi > − − − −
"hin lift ? #aw thrust
akukan suction (jika tersedia# @ropharyngeal airway?nasopharyngeal airway , !aryngeal $ask Airway akukan intubasi
c) Pen+.9i.n Breathing (Pe,n..s.n)
1engkajian pada pernafasan dilakukan untuk menilai kepatenan jalan nafas dan keadekuatan pernafasan pada pasien. =ika pernafasan pada pasien tidak memadai, maka langkah+langkah yang harus dipertimbangkan adalah> dekompresi dan drainase tension pneumothora9?haemothora9, closure of open chest in#ury dan /entilasi buatan (Filkinson 8 Skinner, )))#. ang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain >
!ook , listen dan feel 0
lakukan penilaian terhadap /entilasi dan oksigenasi
pasien. −
%nspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda+tanda sebagai berikut > cyanosis, penetrating in#ury, flail chest , sucking chest wouns , dan penggunaan otot bantu pernafasan.
−
1alpasi untuk adanya > pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis haemothorax dan pneumotoraks.
−
Auskultasi untuk adanya > suara abnormal pada dada.
$uka dada pasien dan obser/asi pergerakan dinding dada pasien jika perlu.
&entukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien0 kaji lebih lanjut mengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien.
1enilaian kembali status mental pasien.
1emberian inter/ensi untuk /entilasi yang tidak adekuat dan ? atau oksigenasi> −
1emberian terapi oksigen
− −
−
$ag+7al/e Masker %ntubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan yang benar#, jika diindikasikan Catatan> defibrilasi tidak boleh ditunda untuk ad/anced air4ay procedures Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam ji4a lainnya dan berikan
terapi sesuai kebutuhan. ) Pen+.9i.n Circulation
Shock didefinisikan sebagai tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. 'ipo/olemia adalah penyebab syok paling umum pada trauma. hipotensi, takikardia, takipnea, hipotermia, pucat, ekstremitas dingin, penurunan capillary refill , dan penurunan produksi urin. @leh karena itu, dengan adanya tanda+tanda hipotensi merupakan salah satu alasan yang cukup aman untuk mengasumsikan telah terjadi perdarahan dan langsung mengarahkan tim untuk melakukan upaya menghentikan pendarahan. 1enyebab lain yang mungkin membutuhkan perhatian segera adalah> tension
pneumothorax%
shock dan anaphylaxis.
Semua
cariac
perdarahan
tamponae%
eksternal
cariac , spinal
yang nyata
harus
diidentifikasi melalui paparan pada pasien secara memadai dan dikelola dengan baik (Filkinson 8 Skinner, )))#.. angkah+langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain >
Cek nadi dan mulai lakukan C1: jika diperlukan.
C1: harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan secara langsung.
1alpasi nadi radial jika diperlukan> − − − −
Menentukan ada atau tidaknya Menilai kualitas secara umum (kuat?lemah# %dentifikasi rate (lambat, normal, atau cepat# &egularity
Kaji kulit untuk melihat adanya tanda+tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary refill #.
akukan treatment terhadap hipoperfusi e) Pen+.9i.n Level of Concioune .n !ia"ilitie
1ada primary survey, isability dikaji dengan menggunakan skala A715 > −
A + alert , yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi perintah
−
yang diberikan 7 + vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak
−
bisa dimengerti 1 + respons to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika
−
ekstremitas a4al yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon# 5 + unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus nyeri maupun stimulus /erbal.
f) E#$oe< E#a%ine .n Evaluate
Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien. =ika pasien diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang, imobilisasi in+line penting untuk dilakukan. akukan log roll ketika melakukan pemeriksaan pada punggung pasien. ang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan pada pasien adalah mengekspos pasien hanya selama pemeriksaan eksternal. Setelah semua pemeriksaan telah selesai dilakukan, tutup pasien dengan selimut hangat dan jaga pri/asi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan ulang (&hygerson, )!!#.
− −
akukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien 1erlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam nya4a pasien luka dan mulai melakukan transportasi pada pasien yang berpotensi tidak stabil atau kritis.
Se=2n., Su,;e
!. %dentitas pasien. . :i4ayat kesehatan yang lalu> a. Kaji ri4ayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
b. Kaji ri4ayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap *at? faktor lingkungan. c. Kaji ri4ayat pekerjaan pasien. . 1engkajian kepera4atan pasien yang mempunyai masalah pernapasan difokuskan pada /entilasi, perfusi, kognisi, dan eliminasi. a. 7entilasi !# $unyi napas :onki basah atau mengi dapat terdengar pada banyak masalah pernapasan. 'ilangnya atau berkurangnya bunyi napas merupakan temuan yang signifikan dan mungkin mengindikasikan pneumotoraks atau beberapa bentuk konsolidasi al/eolar. $unyi napas dapat saja hilang atau berkurang sebagai akibat konstriksi bronkus kanan yang disebabkan oleh aspirasi benda asing # 1ernapasan &entukan
karakter
pernapasan.
rekuensi
pernapasan
H
2)
pernapsan?menit pada bayi atau H-) pernapsan?menit pada anak+anak usiaI tahun merupakan kondisi sensiti/e dan spesifik adanya infeksi saluran pernapasan ba4ah. # ajua aliran ekspirasi =ika apsien 11@K atau asma, periksa laju aliran ekspirasi puncak dengan menggunakan peak flo4meter.=ika nilainya kurang dari )) l?menit, triase segera ke ruang tindakan. -# Saturasi oksigen &entukan tingkat Sp@ dengan oksimetri nadi kontinu.=ika tingkat Sp@ "! J atau kurang, diperkirakan pasien harus dira4at di rumah sakit. 2# Sputum =elaskan produksi sputum.Sputum merah muda yang berbusa merupakan tanda edema al/eoli paru kardiogenik. 3#
$unyi jantung ketiga sering kali terdengar pada kasus+kasus gagal jantung. # &itik impuls maksimal 1alpasi titik impuls maksimal. $agian apeks jantung biasanya sampai pada dinding anterior dada atau dekat dengan ruang interkosta lima kiri di garis midkla/ikula. #
pernapasan, ketidakmampuan batuk, adanya benda asing (E&&, Corpus alienum#. d. 1ola nafas tidak efektif berhubungan dengan tidak adekuatnya /entilasi e. :esiko terhadap aspirasi berhubungan dengan masuknya sekret, benda padat, atau cairan ke dalam saluran nafas. f. Cemas pada orang tua dan anak b.d penyakit yang dialami anak.
C. %B&E:7EBS% KE1E:AFA&AB N2
!
Di.+n2s. #e4e,.>.-.n
!u9u.n .n #,i-e,i. H.sil
$ersihan jalan napas NOC: Respiratory tidak efektif berhubungan status : dengan bronkospasm Ventilation e Respiratory status : Airway patency Aspiration Control
In-e,;ensi
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, e9> mengi b. Kaji?pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi?ekspirasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …………..pasien menunjukkan keefektifan jalan nafas diuktikan den!an kriteria hasil : "endemonstras ika n atuk efektif dan suara nafas yan! ersih# tidak ada sianosis dan dyspneu $mampu men!eluarkan sputum# ernafas den!an mudah# tidak ada pursed lips% "enunjukkan jalan nafas yan! paten $klien tidak merasa tercekik# irama nafas# frekuensi pernafasan dalam rentan! normal# tidak ada suara nafas anormal% "ampu men!identi&kasika n dan mence!ah faktor yan! penyea. Saturasi O' dalam atas normal
c. Catat adanya derajat dispnea, ansietas, distress pernafasan, penggunaan obat d. &empatkan klien pada posisi yang nyaman. Contoh> meninggikan kepala &&, duduk pada sandaran &&. e. 1ertahankan polusi lingkungan minimum. Contoh> debu, asap,dll. f. &ingkatkan masukan cairan sampai dengan ))) ml?hari sesuai toleransi jantung, memberikan air hangat. g. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi.
1ola Bafas tidak efektif 1ertukaran udara inspirasi dan?atau ekspirasi tidak adekuat aktor yang berhubungan > + 'iper/entilasi + 1enurunan energi?kelelahan + 1erusakan?pele mahan muskuloskletal + @besitas + Kelelahan otot pernafasan + 'ipo/entilasi sindrom + Byeri + Kecemasan +
B@C B%C :espiratory status > 7entilation 1osisikan :espiratory status > pasien untuk Air4ay patency memaksimalkan 7ital sign Status /entilasi 1asang mayo Setelah dilakukan bila perlu tindakan kepera4atan akukan selama. 1asien fisioterapi dada jika menunjukan perlu keefektifan pola napas, Keluarkan dibuktikan dengan > sekret dengan batuk atau suction Kriteria 'asil > Auskultasi Mendemonstrasikan suara nafas, catat batuk efektif dan suara adanya suara nafas yang bersih, tidak tambahan ada sianosis dan $erikan dyspneu (mampu bronkodilator . mengeluarkan sputum, $erikan mampu bernafas pelembab udara Kassa dengan mudah, tidak basah BaCl embab ada pursed lips# Atur intake Menunjukkan jalan untuk cairan nafas yang paten (klien mengoptimalkan tidak merasa tercekik, keseimbangan. irama nafas, frekuensi Monitor pernafasan dalam respirasi dan status @ rentang normal, tidak $ersihkan ada suara nafas mulut, hidung dan abnormal# secret trakea &anda &anda /ital 1ertahankan dalam rentang normal jalan nafas yang paten (tekanan darah, nadi, @bser/asi pernafasan# adanya tanda tanda hipo/entilasi Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi Monitor /ital sign %nformasikan pada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk
-9?menit
memperbaiki pola nafas Ajarkan bagaimana batuk secara efektif Monitor pola nafas
;angguan pertukaran gas b?d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
B%C > Air4ay Management $uka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau ja4 thrust bila perlu 1osisikan pasien untuk memaksimalkan /entilasi %dentifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan 1asang mayo bila perlu akukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan akukan suction pada mayo $erika bronkodilator bial perlu $arikan pelembab udara Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor
B@C > :espiratory Status > ;as e9change :espiratory Status > /entilation 7ital Sign Status Kriteria 'asil > Mendemonstrasikan peningkatan /entilasi Kelebihan dan oksigenasi yang atau kekurangan adekuat dalam oksigenasi dan Memelihara atau pengeluaran kebersihan paru paru karbondioksida di dan bebas dari tanda dalam membran tanda distress kapiler al/eoli pernafasan Mendemonstrasikan $atasan batuk efektif dan suara karakteristik > nafas yang bersih, tidak + ;angguan ada sianosis dan penglihatan dyspneu (mampu + 1enurunan mengeluarkan sputum, C@ mampu bernafas + &akikardi dengan mudah, tidak + 'iperkapnia ada pursed lips# &anda tanda /ital + Keletihan + somnolen dalam rentang normal + %ritabilitas + 'ypo9ia + kebingungan +
respirasi dan status @
-
Kelebihan /olume cairan b?d berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal :etensi cairan isotomik meningkat $atasan karakteristik > + $erat badan meningkat pada 4aktu yang singkat + Asupan berlebihan dibanding output + &ekanan darah berubah, tekanan arteri pulmonalis berubah, peningkatan C71 +
B@C > Electrolit and acid base balance luid balance
luid management 1ertahankan catatan intake dan output yang akurat 1asang urin Kriteria 'asil> kateter jika diperlukan Monitor hasil lAb &erbebas dari edema, efusi, anaskara yang sesuai dengan $unyi nafas retensi cairan ($5B , bersih, tidak ada 'mt , osmolalitas dyspneu?ortopneu urin # Monitor status &erbebas dari distensi /ena jugularis, hemodinamik reflek hepatojugular (L# termasuk C71, MA1, Memelihara 1A1, dan 1CF1 Monitor /ital sign tekanan /ena sentral, Monitor indikasi tekanan kapiler paru, output jantung dan /ital retensi ? kelebihan sign dalam batas cairan (cracles, C71 , normal edema, distensi /ena &erbebas dari leher, asites# Kaji lokasi dan kelelahan, kecemasan atau kebingungan luas edema Menjelaskanind Monitor masukan ikator kelebihan cairan makanan ? cairan dan hitung intake kalori harian Monitor status nutrisi $erikan diuretik sesuai interuksi $atasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Ba I !) mE?l Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk luid Monitoring &entukan ri4ayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminaSi
+ @liguria, a*otemia + 1erubahan status mental, kegelisahan, kecemasan aktor+faktor yang berhubungan > + Mekanisme pengaturan melemah + Asupan cairan berlebihan + Asupan natrium berlebihan
2
Cemas b?d penyakit B@C > kritis, takut kematian An9iety control Coping atau kecacatan, %mpulse control perubahan peran dalam lingkungan Kriteria 'asil > social atau Klien mampu ketidakmampuan mengidentifikasi dan yang permanen. mengungkapkan gejala cemas Mengidentifika 1erasaan gelisah yang si, mengungkapkan dan tak jelas dari menunjukkan tehnik ketidaknyamanan untuk mengontol cemas atau ketakutan yang 7ital sign disertai respon dalam batas normal autonom (sumner 1ostur tubuh, tidak spesifik atau ekspresi 4ajah, bahasa tidak diketahui oleh tubuh dan tingkat
&entukan
kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan ('ipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll # Monitor serum dan elektrolit urine Monitor serum dan osmilalitas urine Monitor $1, ':, dan :: Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung Monitor parameter hemodinamik infasif Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan $$ Monitor tanda dan gejala dari odema
B%C > An9iety :eduction (penurunan kecemasan# ;unakan pendekatan yang menenangkan Byatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien =elaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur 1ahami prespektif pasien terhdap situasi stres &emani pasien
indi/idu#0 perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan indi/idu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan
3
Kurang pengetahuan b?d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin muncul dan perubahan gaya hidup
akti/itas menunjukkan berkurangnya kecemasan
B@C > Ko4l4dge > disease process Ko4ledge > health $eha/ior Kriteria 'asil > 1asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan &idak adanya atau 1asien dan kurangnya informasi keluarga mampu kognitif sehubungan melaksanakan prosedur dengan topic spesifik. yang dijelaskan secara benar
untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut $erikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis &eaching > disease 1rocess $erikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik =elaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. ;ambarkan tanda
$atasan 1asien dan karakteristik > keluarga mampu mem/erbalisasikan menjelaskan kembali adanya masalah, apa yang dijelaskan ketidakakuratan pera4at?tim kesehatan mengikuti instruksi, lainnya. perilaku tidak sesuai.
aktor yang berhubungan > keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber+ sumber informasi.
dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat ;ambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat %dentifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
DA"!AR PUS!A#A
Bastiti B. :aharjoe, dkk. Aspirasi $enda Asing dalam Saluran :espiratori0 $uku Ajar :espirologi, Edisi ke+, %katan