f
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (Individu) KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2017 SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI
: KENAYAN : 17T-JTG64 (BANYUROTO) : SAWANGAN : MAGELANG : JAWA TENGAH
Disusun oleh: Nama Mahasiswa : Daniel Christianto Setyo Prihangkoso Nomor Mahasiswa : 14/363234/TK/41412
SUBDIREKTORAT KKN DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2017 1
I.
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Pendahuluan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang bertujuan untuk menerapkan setiap ilmu yang diperoleh dari kegiatan perkuliahan di lingkungan kampus, demi kepentingan masyarakat. Kegiatan KKN-PPM UGM ini bersifat wajib bagi mahasiswa jenjang Strata-1. Kegiatan KKN-PPM UGM ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juni – 4 Agustus 2017 di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Desa Banyuroto memiliki luas total sebesar 742,19 hektar (ha). Desa ini memiliki lima dusun, yakni Dusun Banyuroto (144,51 ha), Dusun Kenayan (72,96 ha), Dusun Garon (28,39 ha) dan Grintingan (26,37 ha), Dusun Suwanting (86,63 ha), dan Dusun Sobleman (68,73 ha). Selain itu, kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (314,6 ha) juga termasuk dalam daerah Desa Banyuroto secara administratif. Kawasan tersebut tidak boleh dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga daerah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat hanya 5 dusun yang telah disebutkan di atas. Minggu pertama KKN merupakan waktu di mana saya beserta rekan-rekan KKN melakukan observasi permasalahan yang ada di masyarakat dusun Kenayan. Beberapa masalah yang kami jumpai pada masyarakat dusun Kenayan adalah pengelolaan sampah yang kurang baik, kebersihan yang kurang terjaga mengingat kotoran ayam di mana-mana, kesehatan ternak yang kurang terjamin, penguasaan teknologi yang kurang, dan keinginan warga untuk tidak bergantung pada obat nonherbal dalam menyembuhkan sakitnya. Menurut saya, Desa Banyuroto adalah desa yang memiliki kekayaan budaya khususnya pada bidang kesenian. Berbagai pertunjukan kesenian khas Jawa dapat ditemukan di sini, contohnya Jathilan, Topeng Ireng, Kobro Dangdut (Brondut), Soreng, wayang orang, dan lain-lain. Saya dapat menyaksikan berbagai pertunjukan kesenian ini tanpa dipungut biaya sepeser pun. Hampir setiap pertunjukan dimulai setelah sholat ashar hingga magrib tiba, kemudian dilanjutkan setelah sholat isya hingga dini hari. Warga-warga lokal beserta pemuda sangat antusias melihat setiap pertunjukan yang diadakan di desa ini. Desa Banyuroto dikenal dengan komoditas utama sayur-mayur, sehingga tidak heran jika saya menemui tanaman sayur-mayur yang ditanam di kiri kanan jalan. Menurut pengakuan Kepala Desa Banyuroto (Pak Yanto), sekitar 90% warga desa ini berprofesi sebagai petani atau pekebun. Makanan yang saya makan sehari-hari selalu saja ada sayur mayur. Bahkan di saat kami bertemu seorang warga yang hasil panennya berlimpah ruah, beliau tidak segan-segan memberikan beberapa tongkol
2
selada secara gratis. Sayur-mayur dari desa ini biasanya dijual di luar kota, seperti Kota Magelang, Kabupaten Sleman, hingga Kota Yogyakarta. Masyarakat Desa Banyuroto secara umum dikenal sebagai masyarakat yang sangat ramah kepada masyarakat non-Banyuroto, bahkan bisa digambarkan seperti keluarga yang sudah sangat lama tidak bertemu. Hal ini terbukti ketika saya beserta rekan-rekan KKN dalam satu sub unit bersilaturahmi ke rumah warga. Kalimat bahasa Jawa “monggo, pinarak rumiyin” (arti dalam bahasa Indonesia: mari, silakan mampir) selalu saja kami dengar ketika kami berkeliling dusun Kenayan dan menjumpai warga sedang beraktivitas di luar rumah. Ketika kami bersilaturahmi ke rumah warga, entah karena hanya sekedar mampir atau sembari mengerjakan program, hampir seluruh warga yang kami kunjungi menyediakan minuman teh panas beserta beragam camilan ataupun jajan pasar. Tidak jarang juga warga menyediakan makan besar bagi setiap kami. Selain itu, ada beberapa pengalaman yang saya ingat benar, yang menunjukkan hospitality warga dusun Kenayan yang sangat baik: 1. Pada tanggal 17 Juli 2017, ketika saya dan beberapa rekan KKN saya memutuskan untuk ikut menonton pertunjukan Jathilan dari kelompok seni Sekar Gedhroex Merbabu (SGM) Kenayan pukul 19.30 WIB di Desa Sengi yang jaraknya memakan waktu perjalanan hingga 1 jam dari dusun Kenayan, mereka yang ada di sana (warga dusun Kenayan) langsung begitu mudah mengenali setiap kami dan menyuruh kami masuk ke ruangan penari untuk berkumpul bersama para penari Jathilan yang sedang beristirahat. 2. Pada tanggal 12 Juli 2017, seluruh mahasiswa KKN sub unit Kenayan diajak oleh kader-kader Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) Dusun Kenayan untuk berlibur bersama ke Candi Gedong Songo dan Umbul Sidomukti di Bandungan. Alat transportasi yang kami gunakan pun antimainstream, yakni pick-up, yang mau tidak mau membuat kami harus berinteraksi dengan warga. Tidak hanya sebatas percakapan biasa, bahkan sambung menyambung lagu dari berbagai genre musik pun kami lakukan dengan penuh canda tawa dan leluasa bersama warga. 3. Saya diundang untuk ikut berpartisipasi dalam pertunjukan drumblack ibu-ibu PKK Dusun Kenayan, yang rencananya akan tampil pada tanggal 19 Agustus 2017. Instrumen yang saya mainkan adalah piano. Tentu di dalam suatu masyarakat, ada kebiasaan baik dan kebiasaan buruk. Begitu pula dengan masyarakat Desa Banyuroto ini. Budaya merokok di setiap perkumpulan warga sudah menjadi hal biasa, bahkan merokok di usia dini pun sudah biasa. Herannya lagi, orang tua justru bersikap biasa saja melihat anaknya memiliki kebiasaan merokok di usia dini. Di samping masalah merokok, ada juga kebiasaan buruk yang lain, yaitu membuang sampah di aliran sungai dan jurang. 3
B. Pembahasan 1. Perencanaan dan Perancangan Sistem Irigasi Tetes pada Bumdes “Agro Makmur” Kluster
: Saintek
Nomor sektor
: 1.2.03
Sifat program
: Interdisipliner (Agro-Saintek)
Lokasi
: Bumdes “Agro Makmur” dekat jalan masuk Banyuroto dan Bumdes “Agro Makmur” samping Balai Desa Banyuroto
Status program
: Terlaksana dengan baik
Waktu pelaksanaan : 16, 21, 22, 23, 25, 26 Juni 2017 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 20, 21, 24, 31 Juli 2017 1, 2, 3 Agustus 2017 Dana
: Rp 240.000 untuk membeli peralatan sistem irigasi tetes
Kegiatan ini merupakan keinginan dari Kepala Desa Banyuroto, Pak Yanto, di mana mahasiswa KKN diminta bantuan untuk membuat rancangan sistem irigasi tetes. Semua alat difasilitasi oleh beliau. Dengan adanya irigasi tetes, diharapkan manajemen pengairan dan tingkat kesuburan menjadi lebih baik, dan mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit. Penggunaan air pun dapat dikurangi sehingga langsung tepat sasaran ke setiap tanaman. Pada rencana awal, sistem irigasi tetes akan diterapkan di greenhouse Desa Banyuroto, tetapi setelah melihat bahwa tidak ada instalasi listrik di greenhouse dan Pak Yanto sudah menyediakan pompa di kebun Bumdes dekat jalan masuk Banyuroto, maka praktik perancangan irigasi tetes rencananya dilakukan di kebun Bumdes dekat jalan masuk Banyuroto. Beberapa kegiatan observasi langsung ke kebun Bumdes dekat jalan masuk Banyuroto sudah dilakukan untuk mengumpulkan data-data perancangan irigasi tetes. Data-data yang diperoleh meliputi luasan kebun, jumlah tanaman stroberi yang ditanam pada polybag/karung berisi media tanah dalam satu baris, jumlah barisan tanaman stroberi, dan lain-lain. Selain itu, data kebutuhan air tanaman stroberi per harinya diperoleh dari jurnal yang berkaitan. Dengan data-data yang didapat, dapat dihitung kebutuhan selang irigasi tetes, panjang pipa PVC dengan berbagai ukuran, jumlah peralatan irigasi tetes, serta kebutuhan pemompaan air. Analisis kebutuhan peralatan untuk perancangan sistem irigasi tetes dilakukan dengan bantuan software Microsoft® Excel untuk mempermudah perhitungan. Pembuatan skema gambar perancangan sistem irigasi tetes dikerjakan di dalam Microsoft® Visio Professional 2016. Waktu demi waktu terus berlalu hingga akhir Juli 2017, namun praktik perancangannya belum terlaksana. Hal ini disebabkan sulitnya mencocokkan jadwal dengan Pak Yanto sebagai kepala desa. Saya dan rekan-rekan KKN hanya 4
bisa mengerjakan praktik perancangan sistem irigasi tetes bila Pak Yanto bersedia hadir dan membantu, mengingat seluruh peralatan ada di tempat Pak Yanto. Tepat pada tanggal 2 Agustus 2017, saya bertemu dengan Pak Yanto di Balai Desa Banyuroto, menanyakan kepastian praktik perancangan. Alhasil, lokasi praktik perancangan irigasi tetes dipindah lagi ke kebun Bumdes samping Balai Desa Banyuroto. Pak Yanto sengaja memindah lokasi praktik perancangan supaya tidak perlu jauh-jauh dari kantor Balai Desa Banyuroto, dan supaya bisa langsung membantu bila sedang tidak ada tamu atau urusan penting lainnya. Praktik perancangan irigasi tetes dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2017. Beberapa perangkat desa (Pak Yanto, Pak Maryoto, Pak Rohmad, Pak Sumi dan lain-lain) beserta beberapa warga juga turut berpartisipasi memasang peralatan irigasi tetes. Program ini terlaksana dengan baik. Tujuan dari praktik perancangan ini adalah untuk mengetahui seberapa kuat pemompaan sistem irigasi. Semua alat yang kami perlukan dibelikan oleh warga, walau tidak banyak jumlahnya. Kegiatan yang dilakukan adalah: a. memasang rangkaian pipa PVC sepanjang kurang lebih 12 meter lengkap dengan kap penutup dan penyambungnya; b. memasang ujung stik drip ke dalam selang irigasi tetes; c. memasang selang irigasi tetes ke lubang pipa PVC yang sebagian besar sudah dipasangi oleh nepel (beberapa lubang yang belum dipasang nepel ditambal dengan lem tembak); d. menempatkan pipa PVC yang sudah dipasangi selang irigasi tetes pada bambu penyangga polybag stroberi; e. menancapkan stik drip yang sudah dirangkai ke setiap polybag stroberi; dan f. memasang rangkaian pompa. Setelah semuanya selesai lakukan, listrik dinyalakan. Pemompaan berhasil, sehingga air mengalir ke tiap tanaman stroberi dengan tekanan yang sangat kuat. Namun demikian, ada beberapa selang irigasi tetes dan stik drip yang lepas dari tancapan polybag stroberi, sehingga muncul pancuran air ke arah atap kebun Bumdes. Saya berterima kasih kepada Radhika Pingky Meilani, Mona Fioni, Nadhifa Nurlaila Khoirunisa, Qonitiin Khuluqinazhiim, Ikhwan Arbi Kurniawan, Prabu Farhan Noor Java, Mia Eka Marinda, dan Difitri Nazula Mirwani, yang turut membantu saya dalam praktik perancangan irigasi tetes. Walaupun permasalahan irigasi tetes adalah permasalahan yang semestinya ditangani oleh mahasiswa-mahasiswi kluster Agro, namun perancangannya irigasi merupakan program mahasiswa-mahasiswi kluster Saintek (berdasarkan Buku Panduan KKN-PPM UGM 2017). Hal ini justru menjadi tantangan bagi saya untuk 5
mempelajari lebih dalam mengenai konsep sistem irigasi tetes berdasarkan jurnal dan buku yang tersedia. Hambatan yang saya alami adalah praktik pelaksanaan yang sangat mendekati hari penarikan mahasiswa KKN-PPM UGM, sehingga saya tidak punya waktu yang cukup untuk membuat rancangan sistem irigasi tetes untuk kebun Bumdes samping Balai Desa Banyuroto. Akan tetapi, rancangan sistem irigasi tetes untuk kebun Bumdes dekat jalan masuk Banyuroto sudah dibuat, lengkap dengan analisis kebutuhan peralatan. 2. Pengadaan Penerangan Jalan Listrik untuk Dusun Kenayan Kluster
: Saintek
Nomor sektor
: 1.5.08
Sifat program
: Monodisipliner
Lokasi
: Kuburan di Dusun Kenayan
Status program
: Terlaksana dengan baik
Waktu pelaksanaan : 10, 19 Juli 2017 Dana
: Rp 444.000 untuk membeli peralatan penerangan jalan
Jalan masuk dusun Kenayan merupakan jalan transportasi yang sangat sering dilalui. Sayangnya, jalan tersebut sangat minim pembatas jalan serta tidak ada lampu penerangan, sehingga hanya bergantung pada cahaya lampu motor saat melewati jalan tersebut di malam hari. Maka dari itu, pengadaan penerangan jalan perlu dilakukan supaya meningkatkan keamanan dalam berkendara. Kegiatan pembelian peralatan penerangan dilakukan pada tanggal 10 Juli 2017 di Toko Besi Berkah Baru Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan. Saya membeli peralatan penerangan bersama salah satu rekan KKN saya, Nur Afifah Widyaningrum, untuk membantu saya dalam membawa peralatan penerangan. Alat-alat yang dibeli meliputi lampu LED spiral merek Philips sejumlah 4 unit beserta kap lampu dan tempat pemasangan lampunya, kawat seling seberat 1 kg, dan kabel telepon sepanjang 50 meter. Pengerjaan pemasangan lampu dilakukan oleh salah satu warga dusun Kenayan yang dari dulu merupakan ‘spesialis’ penerangan listrik. Kepala Dusun Kenayan, Pak Waluyo, memberikan amanah kepada beliau untuk memasang lampu. Pemasangan penerangan dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2017. Program ini sudah terlaksana, namun kurang tepat sasaran. Pemikiran awal yang sudah saya sampaikan kepada Pak Waluyo adalah penerangan dipasang di jalan masuk dusun Kenayan. Namun, beliau memutuskan untuk dipasang di sekitar kuburan dusun Kenayan. Berdasarkan informasi yang saya dapat, kuburan di dusun Kenayan sering dikunjungi warga pada malam Jumat atau Kamis sore, dan sebelum memasuki bulan puasa. Kunjungan warga ke kuburan dilakukan dalam rangka 6
ziarah, serta memanjatkan doa-doa. Sehingga, dengan adanya pemasangan penerangan ini, warga dapat lebih leluasa untuk melakukan ziarah dan doa. Hambatan yang dialami dalam pemasangan lampu adalah: • Saklar otomatis yang terbatas jumlahnya. Saklar otomatis yang dimaksud adalah saklar yang dapat on ketika tidak menerima sinar matahari, dan off ketika menerima sinar matahari. Karena saklar otomatisnya hanya berjumlah satu, maka saklar otomatisnya dihubungkan untuk beberapa lampu sekaligus (idealnya satu saklar otomatis untuk satu lampu). • Kurangnya jumlah lampu. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari Pak Waluyo, dusun Sobleman bersedia untuk membelikan lampu yang kurang, mengingat kuburan tersebut milik 3 dusun, yaitu Kenayan, Sobleman, Garon & Grintingan. Tantangan yang dihadapi dalam program ini adalah pemasangan lampu yang dilakukan di kuburan yang tanahnya bertingkat-tingkat seperti tangga, serta jarak antarlampu yang tidak saling berdekatan, sehingga dalam pemasangan lampunya diperlukan kabel telepon yang panjang. Pengalaman bertemu tenaga pemasang lampu memberikan sesuatu nilai yang berarti bagi saya, meskipun saya belum bisa melakukan sepenuhnya. Kira-kira di era 90-an, Universitas Gadjah Mada pernah mengadakan program KKN di Desa Banyuroto. Beliau pada usia yang cukup muda (sekitar umur siswa SD kelas 6) selalu aktif dalam membantu kegiatan mahasiswa KKN, bahkan selalu ikut dalam pendataan monografi tingkat desa. Sampai pada suatu saat, ada seorang mahasiswa KKN asal Yogyakarta yang menawarkan beliau untuk melanjutkan jenjang pendidikan SMP di kota Yogyakarta, dengan catatan seluruh biaya ditanggung mahasiswa tersebut. Tetapi, setelah beliau berbincang dengan orang tuanya, beliau memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Hal semacam ini mengajarkan saya supaya memiliki passion untuk membantu orang lain apapun kondisinya, sekalipun dirinya sendiri juga berjuang pada masalah penghidupan pribadinya (studi akademik, kesibukan organisasi, dan lain sebagainya). 3. Pemasangan Talang Air Hujan pada Greenhouse Desa Banyuroto Kluster
: Saintek
Nomor sektor
: 1.5.31
Sifat program
: Monodisipliner
Lokasi
: Greenhouse Desa Banyuroto
Status program
: Terlaksana dengan baik
Waktu pelaksanaan : 16, 25, 28 Juli 2017 Uraian dana
: Rp 364.000 untuk membeli peralatan talang air hujan
7
Program ini tidak tertulis di Laporan Rencana Kegiatan (LRK) dan Kartu U-1 yang lama karena program ini baru direncanakan di pertengahan masa KKN. Melihat kondisi greenhouse yang talang air hujannya sudah usang dan berlumut, maka saya memutuskan untuk mengganti talang air hujan yang lama dengan yang baru, dengan persetujuan dari Pak Kaka selaku pekebun greenhouse. Talang air hujan yang baru ini lebih panjang, yakni 8 meter di sisi kanan-kiri greenhouse dan memiliki kapasitas yang lebih besar, sehingga mampu mengunduh air hujan dengan jumlah banyak dalam satu kali hujan. Air hujan tersebut disimpan di dalam reservoir air, yang nantinya dipakai untuk keperluan pertanian. Program pemasangan talang air hujan ini sudah terlaksana. Pembelian peralatan talang air hujan dilakukan bersama dengan Pak Kaka pada tanggal 16 Juli 2017 di Toko Bangunan JOSS, sedangkan pemasangan talang air hujan dilakukan pada tanggal 25 Juli 2017 dan 28 Juli 2017. Kegiatan ini melibatkan Pak Kaka sendiri, dibantu oleh saya dan rekan-rekan KKN saya, yaitu Adhera Sukmawijaya dan Prabu Farhan Noor Java. Hambatan yang dialami dalam pemasangan talang air hujan adalah kesibukan Pak Kaka dalam menetapkan tanggal pelaksanaan, mengingat banyak acara mendadak yang diurus oleh beliau (misal: berita sripah dari warga dusun Banyuroto, kehadiran tamu, dan lain sebagainya). Selain itu, sulitnya mengarahkan unduhan air hujan ke reservoir dengan peralatan seadanya, yang mau tidak mau harus ditambah dengan pipa paralon sepanjang 4 meter sejumlah 2 unit supaya unduhan air hujannya dapat masuk ke reservoir. Tindakan uji coba kebocoran dilakukan dengan menyiramkan air ke atas atap. Tantangan yang harus dihadapi dalam pemasangan talang air hujan adalah adanya kebocoran pada sambungan talang, yang membuat air rembesannya harus ditampung dengan drum besar yang tersedia. Menurut pemikiran saya, sambungan tersebut akan tersumbat oleh debu atap dan debu yang dibawa air hujan seiring berjalannya waktu. Tantangan yang lainnya adalah lebar tanah di sisi barat greenhouse cukup sempit (lebarnya tidak lebih dari 1 meter), sehingga proses penyambungan dua talang sepanjang 4 meter harus dilakukan di bawah (bukan langsung dipasang di atap), dan pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati supaya tidak terperosok ke kebun sebelah milik warga. 4. Pelatihan Software Microsoft® Office untuk Siswa-siswi SD Kluster
: Saintek
Nomor sektor
: 1.6.06
Sifat program
: Monodisipliner
Lokasi
: TPA As-Sakinah Kenayan dan MI Al-Kautsar
Status program
: Terlaksana dengan baik 8
Waktu pelaksanaan : 17, 19 Juli 2017 Dana
:-
Sebagian besar anak SD di Desa Banyuroto belum memiliki penguasaan teknologi komputer yang baik (misalnya untuk mengetik, menggambar, membuat presentasi). Padahal, penguasaan teknologi komputer sangat penting, setidaknya sebagai modal awal untuk mengerjakan tugas yang memang harus diketik. Atas dasar hal tersebut, maka saya mengadakan pelatihan software Microsoft® Office untuk anak-anak di dusun Kenayan dan siswa-siswi MI Al-Kautsar. Bahan pelatihan yang saya siapkan hanyalah tulisan berisi beberapa paragraf deskripsi wilayah Desa Banyuroto, yang merupakan luaran program Pemetaan Batas Administrasi yang dikerjakan oleh rekan KKN saya, Adhera Sukmawijaya. Sebagian bahasan yang berat sengaja saya hilangkan dari deskripsi wilayah Desa Banyuroto supaya dapat dipahami oleh anak-anak. Program pelatihan di dua sasaran ini sudah terlaksana. Pertama, pelatihan Microsoft® Word untuk anak-anak di dusun Kenayan sudah dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2017 pukul 15.30 – 17.30 WIB di TPA As-Sakinah Dusun Kenayan. Saya melakukan pelatihan ini bersama dengan rekan-rekan KKN saya, Nur Afifah Widyaningrum dan Desiana Afifah. Anak-anak khususnya perempuan sangat antusias dalam mengetik, namun ada beberapa anak laki-laki yang meninggalkan begitu saja karena bermain. Hambatan yang dialami adalah masalah colokan listrik. Saya sudah membawa kabel rol untuk memperlancar kegiatan, namun ternyata kurang panjang. Di samping itu, stekernya tidak bisa dicabut dari stopkontak masjid begitu saja, sehingga saya harus meminjam obeng minus dari warga sebelah masjid untuk mencabut kabel rol. Hambatan lainnya adalah keterbatasan waktu; mengingat program lain yang harus saya jalankan masih banyak, maka pelatihan Microsoft® Word untuk anak-anak dusun Kenayan hanya dapat dilakukan satu kali saja. Kedua, pelatihan Microsoft® Word untuk siswa-siswi kelas VI di MI Al-Kautsar sudah dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2017 pukul 08.30 – 09.30 WIB. Saya mengerjakan program ini bersama dengan rekan-rekan KKN saya, Nadhifa Nurlaila Khoirunisa dan Prabu Farhan Noor Java. Kami mengajarkan Microsoft® Word dengan cara menjadi asisten anak-anak, bukan menjadi guru. Dengan pendekatan ini, diharapkan anak-anak lebih fokus dan lebih terbantu. Anak-anak khususnya perempuan sangat antusias dalam mengetik, bahkan mereka lebih cepat selesai daripada anak laki-laki. Hambatan yang dialami adalah kurangnya laptop untuk pelatihan (hanya 2 laptop yang tersedia), sehingga satu laptop dipakai bergantian sebanyak 5-6 anak. Selain itu, hambatan yang dialami adalah masalah keterbatasan waktu. Kami hanya diberi waktu kurang lebih 1 jam untuk memberikan pelatihan Microsoft® Word. 9
Saya berterima kasih kepada pihak MI Al-Kautsar karena telah diberi kesempatan untuk membagikan ilmu yang saya punya kepada anak-anak, walau memang pada kenyataannya dibatasi oleh waktu. Program semacam ini layak untuk terus dilanjutkan, mengingat pelajaran SD/MI di Desa Banyuroto tidak memuat pelajaran komputer (entah pelajaran tersebut bersifat intrakurikuler atau ekstrakurikuler), dan rata-rata masyarakat Desa Banyuroto tidak memiliki sarana prasarana komputer PC atau laptop. Saya juga melihat hasrat anak-anak yang sangat tinggi untuk terus belajar menuntut ilmu demi masa depan yang lebih baik. Menurut saya, materi yang disampaikan untuk program berikutnya tetap sama, yaitu Microsoft® Office, ditambah keterampilan manajemen file sederhana. 5. Pembuatan Dokumentasi Video Profil KKN Banyuroto 2017 Kluster
: Saintek
Nomor sektor
: 1.8.02
Sifat program
: Interdisipliner (Agro-Medika-Saintek-Soshum)
Lokasi
: Desa Banyuroto
Status program
: Masih dalam kemajuan
Waktu pelaksanaan : 10 Juni – 4 Agustus 2017 Dana
: Rp 189.000 untuk membeli tripod kamera, Rp 49.000 untuk membeli kartu perdana internet, dan Rp 38.000 untuk membeli keping CD beserta wadahnya
Informasi dan promosi Desa Banyuroto di internet masih kurang, sehingga semisal ada pun biasanya hanya sebatas cerita wisatawan yang pernah ke Banyuroto. Padahal, Desa Banyuroto memiliki potensi wisata yang mampu menunjang perekonomian masyarakat setempat, seperti bumi perkemahan Sobleman, jalur pendakian Gunung Merbabu via Suwanting, wisata petik stroberi, dan lain-lain. Keseniannya pun beragam, namun tidak banyak yang dipublikasikan di internet. Melihat kenyataan seperti ini, maka saya mendapat amanah dari tim KKN-PPM UGM 17T-JTG64 untuk membuat dokumentasi video profil yang nantinya diunggah ke YouTube. Program dokumentasi ini masih dalam kemajuan. Alasannya adalah sebagian program mahasiswa ada yang hanya bisa dijalankan di minggu terakhir masa KKN, sehingga perlu adanya dokumentasi. Namun demikian, pengumpulan materi tutorial edit video dokumenter sudah saya persiapkan bahkan sebelum berangkat ke lokasi KKN. Tutorial tersebut saya perlukan mengingat saya masih pemula dalam hal edit video. Background music untuk video profil KKN dan software edit video seperti Adobe® Premiere Pro CC 2017 dan Adobe® After Effects CC 2017 sudah saya siapkan dan sudah saya pasang di laptop pribadi. Tidak lupa juga, berbagai 10
dokumentasi program yang dijalankan mahasiswa sudah disimpan untuk nantinya diolah menjadi satu video berdurasi kurang lebih 4 menit. Hambatan yang saya alami dalam menjalankan program ini adalah keterbatasan sarana prasarana seperti kamera dan handycam. Dalam satu unit KKN, tidak ada yang memiliki handycam, sedangkan kamera yang dapat dipakai untuk merekam video hanyalah kamera milik Leonard Andy Tukan dan Xin Yi Tan. Selain itu, saya hanya mengandalkan kamera handphone pribadi. Tantangan yang saya alami adalah mendalami pembuatan skenario video profil serta pembuatan video secara teknis di dalam Adobe® Premiere Pro CC 2017 dan Adobe® After Effects CC 2017. Banyak trik-trik dan teknik animasi video yang ‘kekinian’ yang harus saya pelajari. Di samping dokumentasi program mahasiswa, saya juga melakukan dokumentasi berbagai kesenian di Desa Banyuroto. Dengan kata lain, saya otomatis ikut menyaksikan berbagai pertunjukan seni yang ada di Desa Banyuroto, entah yang mengadakan dari warga desa sendiri maupun warga luar desa. Warga yang terlibat menjadi penari atau penabuh gamelan bahkan mempersilahkan saya untuk mengambil gambar atau video pertunjukan. Setiap kesenian yang ada di desa ini layak untuk terus dijaga dan dilestarikan. Selain berfungsi sebagai hiburan rakyat, di tarian tertentu, ada pesan dakwah Islam dan pesan moral yang disampaikan. Saya melihat regenerasi penari dan pemeran pertunjukan seni yang terus berlangsung. Semua penari dan pemeran kesenian, dari umur tua sampai umur muda (umur anak SD-SMP), semuanya sama-sama berperan dalam menjaga kelestarian seni tradisional ini. 6. Permohonan Nomor P-IRT Makanan Olahan Getuk Jagung (Gemplong) Kluster
: Saintek
Nomor sektor
: 1.8.03
Sifat program
: Monodisipliner
Lokasi
: Desa Banyuroto, Rumah Makan Dalem Sari Magelang
Status program
: Masih dalam kemajuan
Waktu pelaksanaan : 11, 12, 14, 15, 17, 18, 25, 26 Juli 2017 1 Agustus 2017 Dana
:-
Sejak awal sebelum KKN dimulai, saya sangat berminat mendampingi kelompok pengolahan pangan di Desa Banyuroto. Alasannya adalah saya mengambil konsentrasi Pangan dan Bioproses di perkuliahan saya. Pada Laporan Rencana Kegiatan (LRK) dan Kartu U-1 tertulis “Pengemasan Makanan Olahan Getuk Jagung (Gemplong)”, namun pada laporan ini berbeda. Hal ini disebabkan karena ada rekan KKN saya, Nadhifa Nurlaila Khoirunisa yang sudah mengurus 11
bagian packaging, dan masalah permohonan nomor P-IRT juga menempati prioritas permasalahan Desa Berdikari yang harus segera dituntaskan. Ketika tim KKN-PPM UGM Banyuroto 2016 masih di lokasi KKN, mereka juga mengajukan permohonan nomor P-IRT ke Dinas Kesehatan dengan kelompok usaha yang sama. Namun sayangnya, kegiatan follow up mahasiswa KKN-PPM UGM 2016 kurang berjalan dengan baik, sehingga ada berkas administrasi yang belum diserahkan ke Dinas Kesehatan. Selain itu, setelah rekan KKN saya melakukan crosscheck ke Dinas, tidak tercantum nama peserta penyuluhan yang berasal dari Banyuroto, sehingga membuat kami harus mengajukan permohonan nomor P-IRT ulang ke Dinas Kesehatan. Harapan saya, sebisa mungkin masalah administrasi ke Dinas Kesehatan mengenai permohonan nomor P-IRT sudah selesai sebelum penarikan. Permohonan nomor P-IRT ke Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang ini merupakan kegiatan pendampingan program Desa Berdikari, yang berstatus masih dalam kemajuan. Pasalnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang belum melakukan inspeksi ke rumah pengolahan pangan. Kegiatan pengurusan nomor P-IRT baru dimulai sejak Senin, 17 Juli 2017, di mana pada hari itu ada perwakilan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pedesaan Provinsi Jawa Tengah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Desa Berdikari di Balai Desa Banyuroto. Adalah hal yang patut disyukuri, ketika tahun ini Provinsi Jawa Tengah berkenan untuk memberikan bantuan dana Desa Berdikari kepada Desa Banyuroto. Bantuan dana tersebut digunakan untuk mengembangkan 2 kelompok usaha di Desa Banyuroto, yaitu kelompok pengolahan makanan Puasto serta kelompok konveksi dan sablon Khasanah. Berdasarkan FGD Desa Berdikari 17 Juli 2017, ada beberapa permasalahan yang dihadapi kelompok pengolahan pangan Puasto di Desa Banyuroto, yaitu: a. Belum mampu bersaing di pasaran, mengingat tanggal kadaluwarsanya tergolong cepat. Dalam waktu kurang dari seminggu, makanan olahan getuk jagung (gemplong) sudah berjamur. b. Perlunya peningkatan SDM, contohnya dengan mengadakan pelatihan. c. Belum adanya label nomor P-IRT. Dengan adanya nomor P-IRT yang tercantum pada kemasan, makanan yang dikonsumsi oleh konsumen lebih aman dan terjamin. d. Kurangnya perencanaan yang matang sebelum proses produksi. Menyikapi berbagai permasalahan tersebut, kelompok pengolahan pangan Puasto mengadakan pertemuan sehari setelah dilaksanakannya FGD Desa Berdikari, yaitu Selasa, 18 Juli 2017 di pondokan Suwanting. Berdasarkan pertemuan tersebut, berkas-berkas untuk permohonan nomor P-IRT mulai dilengkapi untuk didaftarkan ke Dinas Kesehatan. 12
Seminggu lamanya proses melengkapi berkas-berkas sekaligus mempersiapkan sampel makanan, pada tanggal 25 Juli 2017, rekan KKN saya, Nadhifa, membawa semua berkas yang diperlukan dan sampel makanan gemplong ke Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Permohonan nomor P-IRT pun diterima, kemudian pada hari Rabu, 26 Juli 2017, saya mendampingi salah satu perwakilan kelompok pengolahan pangan Puasto, Bu Sulikah, untuk mengikuti Pelatihan Penjamah Makanan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan di Rumah Makan Dalem Sari yang bertempat di Jalan Soekarno-Hatta, Banar, Mungkid, Kabupaten Magelang. Adapun materi yang diperoleh antara lain: a. Bahan tambahan pangan b. Cara produksi pangan yang baik untuk industri rumah tangga c. Higiene dan sanitasi sarana industri rumah tangga pangan d. Keamanan pangan e. Menerapkan etika bisnis dan jejaring bisnis industri rumah tangga pangan f. Pedoman pemberian Sertifikat Produksi Pangan – Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) g. Pengemasan, penyimpanan, dan pelabelan pangan h. Peraturan perundang-undangan untuk industri rumah tangga pangan i. Teknologi pengolahan dan pengawetan pangan tepat guna di industri rumah tangga pangan. Setelah
mengikuti
pelatihan
ini,
hal
yang
harus
dilakukan
adalah
mempersiapkan rumah pengolahan pangan supaya lolos bila diinspeksi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Kegiatan mempersiapkan rumah pengolahan pangan untuk inspeksi hingga saat ini (2 Agustus 2017) belum dilakukan. Namun demikian, checklist kesiapan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yang saya ringkas dari materi pelatihan sudah saya berikan. Beberapa kegiatan sudah dilakukan oleh rekan-rekan KKN saya pada tanggal 1 Agustus 2017 di rumah produksi, yaitu: • Muhammad Iqbal Amri yang menyampaikan penyuluhan cara menggunakan vacuum sealer untuk mengemas makanan dalam keadaan vakum (hampir tidak ada udara di dalam kemasan plastik); • Radhika Pingky Meilani yang menyampaikan penyuluhan bahan pengawet pada makanan; • Ovan Alfredo Handoyo yang menyampaikan hasil percobaannya mengenai tingkat keawetan gemplong dalam berbagai variabel, seperti jumlah pengawet natrium benzoat, perbandingan air-gula-minyak, serta kerapatan pengemasan. Selain itu, ia menyampaikan penyuluhan tentang jenis-jenis plastik yang aman untuk digunakan sebagai pengemas makanan; dan 13
• Nadhifa Nurlaila Khoirunisa yang menyampaikan progress permohonan PIRT dan komunikasi dengan Puskesmas Kecamatan Sawangan untuk keperluan inspeksi IRTP. Hambatan yang saya alami selama pengurusan nomor P-IRT ke Dinas Kesehatan sekaligus pelatihan adalah masalah waktu, di mana masa pengurusan nomor P-IRT tersebut dilakukan H-10 menjelang hari penarikan mahasiswa KKN, dan pengambilan hasil uji sampel dilakukan pada hari penarikan mahasiswa KKN. Agenda pertemuan kelompok Puasto yang sering berubah-ubah tanggal dan jamnya tanpa konfirmasi juga menjadi hambatan bagi saya. Tantangan yang saya hadapi adalah saya harus belajar lebih dalam mengenai materi Keamanan Pangan serta materi Teknologi Pengemasan dan Pengawetan. Kedua materi tersebut saya unduh dari Google Drive mahasiswa Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP) UGM angkatan 2014, atas seizin adik kelas SMA saya yang berkuliah di sana, Laurentia Oktaviani Palupi. Saya sangat berterima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, yang sudah memberikan pelayanan yang terbaik dan ramah bagi saya dan Nadhifa dalam mengurus permohonan nomor P-IRT gemplong untuk kelompok pengolahan pangan Puasto. Tidak lupa ungkapan terima kasih saya sampaikan kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pedesaan Provinsi Jawa Tengah yang masih berkenan memberikan bantuan dana bagi pengembangan program berdikari di desa ini. Saya merasa sangat bersyukur bisa mendampingi kegiatan kelompok berdikari yang satu ini. Alasannya sederhana: seluruh anggota kelompok pengolahan pangan Puasto begitu bersemangat dalam mengembangkan kelompok usaha mereka. Meskipun dengan kemampuan SDM yang terbatas, mereka terus bergerak menjalankan usahanya. Sehingga, jika saya boleh jujur, selelah apapun saya dalam mengurus permohonan nomor P-IRT ini, rasa capek saya terbayar dengan setiap semangat mereka. Program pengembangan kelompok usaha semacam Puasto ini layak untuk terus dikembangkan, baik dalam segi kualitas produk, pemasaran, manajemen produksi, dan yang tidak kalah penting adalah kualitas SDM. Dengan demikian, maka produk Puasto siap bersaing di pasaran dan mampu meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok usaha.
14
II. KESIMPULAN Adanya Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM 17T-JTG64 di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan masyarakat di tempat ini. Namun, saya justru merasa lebih banyak belajar dari kehidupan masyarakat di desa ini dibandingkan menerapkan ilmu-ilmu yang saya dapat di bangku kuliah. Masyarakat Desa Banyuroto sangat terbuka terhadap mahasiswa-mahasiswi KKNPPM UGM 2017. Segala potensi yang ada di Desa Banyuroto sangat layak untuk terus dikembangkan, supaya nantinya siap untuk ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa), dan siap untuk menjadi Desa Berdikari.
III. SARAN A. Saran untuk Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM • Lebih baik bila penyelenggaraan KKN-PPM dilakukan setelah bulan puasa, karena semasa bulan puasa, pada praktiknya tidak banyak program yang bisa dijalankan, yang mengakibatkan jumlah waktu untuk menjalankan program secara efektif hanya 3-4 minggu saja. • Lebih baik bila diadakan KKN-PPM UGM di Desa Banyuroto pada periode berikutnya. Alasannya adalah supaya masyarakat benar-benar siap bila Desa Banyuroto ditetapkan menjadi Desa Wisata. B. Saran untuk Desa Banyuroto • Lebih baik ada beberapa orang atau satu tim khusus yang bertugas menangani permasalahan sampah di lingkup desa dan dusun. Dengan hal ini, diharapkan kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di jurang atau sungai dapat berkurang. • Lebih baik bila pihak Desa Banyuroto dapat membantu pengembangan dua kelompok berdikari, yaitu kelompok konveksi dan sablon Khasanah serta kelompok pengolahan pangan Puasto, dengan cara meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan, penyuluhan, dan lain-lain. C. Saran untuk Mahasiswa-mahasiswi KKN-PPM UGM Periode Selanjutnya • Lebih baik bila follow up berkaitan dengan pengembangan kelompok berdikari Desa Banyuroto gencar dilakukan, mengingat KKN-PPM UGM tahun lalu kurang dalam hal follow up pengajuan nomor P-IRT ke Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. • Lebih baik bila alokasi dana program tidak terduga dibuat lebih banyak. Pasalnya, ada saja permasalahan atau kebutuhan masyarakat yang sifatnya mendadak.
15
IV. LAMPIRAN
Gambar 1. Rancangan sistem irigasi tetes untuk Bumdes “Agro Makmur” Rancangan ini dipakai sebagai dasar untuk menerapkan sistem irigasi tetes di kebun Bumdes “Agro Makmur” dekat jalan masuk Banyuroto. Pada intinya, satu luasan kebun dibagi menjadi 4 bagian yang dilengkapi dengan stop valve, supaya kinerja pompa tidak menjadi berat.
Gambar 2. Pemasangan selang irigasi tetes ke nepel yang terpasang di pipa PVC Terlihat Pak Yanto (Kepala Desa Banyuroto) serta beberapa mahasiswa KKN tengah memasang selang irigasi tetes ke setiap nepel.
16
Gambar 3. Pemasangan alat-alat penerangan oleh warga dusun Kenayan Alat-alat penerangan dipasang di daerah kuburan Dusun Kenayan. Hal ini bertujuan sebagai penerang bagi orang-orang yang melakukan ziarah atau doa di kuburan dusun Kenayan di setiap malam Jumat (Kamis sore) atau menjelang bulan puasa.
Gambar 4. Pemasangan talang air hujan pada greenhouse Desa Banyuroto Talang air hujan ini dipasang pada tanggal 25 Juli 2017 di greenhouse Desa Banyuroto. Talang ini berfungsi mengalirkan air hujan menuju reservoir air yang sudah tersedia. Terlihat Pak Kaka sedang membenahi talang air hujan.
17
Gambar 5. Pelatihan Microsoft® Word siswa kelas VI di MI Al-Kautsar Siswa-siswi diminta untuk menyalin ulang deskripsi wilayah Desa Banyuroto ke dalam Microsoft® Word. Terlihat pada gambar bahwa mereka sedang belajar mengetik.
Gambar 6. Pelatihan Penjamah Makanan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang di Rumah Makan Dalem Sari, 26 Juli 2017 Sejumlah 45 peserta, termasuk Bu Sulikah selaku perwakilan dari kelompok pengolahan pangan Puasto Desa Banyuroto, mengikuti pelatihan penjamah makanan. Pembicara yang didatangkan berasal dari Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian Kabupaten Magelang.
18