Praktek Pengawatan dan Teknologi PCB
Disusun Oleh : Nama : Sinar Monika NIM : 061340351630 Kelas : 1 TE B Teknik Telekomunikasi D4
Dosen Pembimbing : Sopian Soim,ST., M.T. NIP 197103142001121001
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2013
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK PENGAWATAN DAN TEKNOLOGI PCB
Disetujui Untuk Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Sriwijaya
Oleh: Dosen Pembimbing
(Sopian Soim,ST., M.T.) NIP.197103142001121001 NIP.197103142001121001
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK PENGAWATAN DAN TEKNOLOGI PCB
Disetujui Untuk Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Sriwijaya
Oleh: Dosen Pembimbing
(Sopian Soim,ST., M.T.) NIP.197103142001121001 NIP.197103142001121001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya yang melimpah, sehingga kami dapat menyusun laporan ini. Laporan ini disusun untuk syarat pemenuhan nilai akhir penulis pada semester gasal ini. Tugas akhir ini memuat tentang hasil dari setiap job – job – job job yang telah penulis selesaikan pada semester gasal ini. Laporan yang dibuat penulis ini berjudul “Laporan “Laporan Praktek Pengawatan dan Teklnologi PCB ”. Penulis berharap dengan adanya laporan ini akan dapat menambah wawasan bagi adik-adik tingkat. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak, penulis tidak mungkin dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerja sama semua pihak selama proses pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini terdapat kekurangan. Karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Palembang,5 Februari 2014
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1. Teori Dasar 1. Praktek Bengkel Elektronika
Merupakan praktek yang dilakukan mahasiswa di bengkel elektronika yang sudah merupakan mata kuliah dan telah disesuaikan dengan jurusannya. 2. Keselamatan Kerja Merupakan modal utama agar mahasiswa dapat melakukan praktek dengan baik dan dituntut untuk tidak lengah agar kecelakaan dapat dihindari. 3. Penanggung Jawab Keselamatan Yang menjadi penanggung jawab keselamatan di bengkel pengawatan dan tekhnik PCB adalah :
Instruktur Adalah dosen pembimbing yang bertugas memberikan instruksi cara kerja yang baik dan benar, pada setiap tugas bengkel yang akan dikerjakan. Menyelidiki sebab-sebab bila terjadi kecelakaan kerja atau kerusakan pada alat kerja dan mencatat serta memberi penilaian mahasiswa dan hasil kerjanya.
Stroreman Adalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap alat-alat dan mesin-mesin yang ada di bengkel. Memberi pinjaman alat dan memeriksa alat-alat yang dipinjam dan melaporkan hal itu kepada instruktur.
Praktikan Adalah mahasiswa yang melaksanakan praktek dimana mereka harus dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada dan menjaga peralatan yang dipinjam dan mesin-mesin yang digunakan dari segala kemungkinan yang dapat menyebabkan kerusakan. 4. Mengutamakan Keselamatan Sebelum memulai kegiatan di bengkel pengawatan dan teknik PCB mahasiswa
oleh ketua kelasnya,mahasiswa berdoa terlebih dahulu sebelum melakukan jobnya agar terhindar dari bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan pada saat melakukan kerja. Kecelakaan yang sering terjadi pada saat melakukan kerja di bengkel Pengawatan dan teknik PCB adalah :
Terkena ujung benda praktek yang tajam Terkena solder yang panas Tersetrum oleh aliran listrik Terluka karena benda-benda yang berputar, misalnya bor Hal-hal yang tidak terduga yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan itu maka mahasiswa harus disiplin, teliti dan berhati-hati pada saat melakukan kerja sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam kerja dapat dihindari. 5. Kebersihan Kebersihan dari bengkel pengawatan dan teknik PCB harus senantiasa dijaga dan juga kenyamanan pada saat melakukan praktek perlu diperhatikan, karena bila ruangan bengkel selalu bersih maka akan menambah kenyamanan dalam melaksanakan praktek. Dalam bengkel yang berkewajiban menjaga kebersihan ruangan bengkel adalah seluruh mahasiswa yang melakukan praktek, untuk itulah setiap selesai melakukan praktek, mahasiswa harus membersihkan peralatan yang telah dipinjam dan membersihkan ruangan tempat melakuan praktek. Selain dari itu mahasiswa juga harus membersihkan diri apabila selesai melakukan praktek.
2. Pengenalan Peralatan Bengkel Elektronika
Peralatan bengkel elektronika sangat banyak dan sangat membantu para siswa dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh instruktur. Adapun alat-alat ters ebut adalah : 1. Mistar Baja
Alat ini digunakan untuk mengukur dengan menunjukkan perbandingan langsung benda kerja dengan skala asli. Sifat alat ini adalah keras, tipis dan lentur serta mempunyai ketelitian di bawah jangka sorong.
2. Obeng Alat ini digunakan untuk memasang ataupu : Terkena ujung benda praktek yang tajam Terkena solder yang panas Tersetrum oleh aliran listrik Terluka karena benda-benda yang berputar, misalnya bor Hal-hal yang tidak terduga yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan itu maka mahasiswa harus disiplin, teliti dan berhati-hati pada saat melakukan kerja sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam kerja dapat dihindari.
5.Kebersihan n melepaskan baut. Obeng yang digunakan ada dua macam yaitu obeng plus dan obeng minus
3.Tang Penggunaan alat ini tergantung dari bentuknya : 1.Tang Potong Tang Potong berfungsi untuk memotong kabel atau kawat email dan melepas karet pelapis kabel
2.Tang Jepit Tang Jepit berfungsi untuk menjepit atau membengkokkan elemen kawat.
3.Tang Kombinasi Tang Kombinasi berfungsi untuk menjepit,membengkokkan dan memotong elemen kawat atau kabel.
4.Landasan Solder Landasan Solder merupakan landasan atau sandaran solder yang dipakai saat solder dalam keadaan panas
5.Pinset Kegunaan pinset ini adalah untuk : -Pengamanan transistor pada saat di solder -Mengambil baut atau komponen/sekrup yang jatuh ke dalam tempat yang sempit sekali.
7.Solder Alat ini digunakan untuk melekatkan komponenkomponen elektronika pada papan pcb dengan bantuan timah.
9.Multitester Multimeter atau multitester merupakan alat yang digunakan untuk mengukur arus,tegangan dan hambatan listrik. Alat ini juga sering di sebut dengan AVO-meter.
Gambar Multitester
Bahan-bahan khusus elektronika, antara lain : -
Berbagai jenis kabel Komponen-komponen Papan PCB Timah solder Ampelas Lotfett, dan lain-lain
3.Tujuan Latihan dan Bengkel Elektronika
Adapun yang menjadi tujuan latihan bengkel elektronika adalah : -
Memantapkan dan meningkatkan skill dan keterampilan siswa sebagai bekal untuk job-job membuat rangkaian elektronik selanjutnya. Meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap peralatan bengkel yang dipinjam pada saat di bengkel. Menumbuhkan sikap profesional yang diperlukan untuk job-job selanjutnya Menumbuhkan rasa disiplin pada mahasiswa khususnya dibengkel. Melatih ketelitian dan kesabaran mahasiswa, merupakan hal yang terpenting untuk bekal mahasiswa nantinya.
BAB II JOB I Menyolder Dan Mempertin Kawat Email 2.1. Tujuan Tujuan dari latihan ini adalah mahasiswa dapat :
-
Menyolder dengan baik dan benar
-
Membedakan hasil solderan dari bebagai jenis kawat
-
Menyolder dengan baik dan benar
-
Membedakan hasil solderan dari berbagai jenis kawat
-
Melapisi kawat email dengan timah
-
Melakukan penyolderan dengan teliti dan rapi
-
Dapat menjadi terampil dalam menyolder
2.2. Dasar Teori Seperti yang telah diketahui dalam bidang elektronika computer, kegiatan menyolder adalah sangat penting seperti halnya yang sering terdapat pada rangkaian kendali, robot, tape recorder, televise, dan sebagainya. Menyolder adalah proses menyatukan dua buah logam yang tanpa mencairkan dahulu kedua logam tersebut. Mempertin artinya melapisi suatu logam dengan cara memanaskannya menggunakan solder. Pada saat akan menyolder hal yang perlu diperhatikan adalah titik cair dari timahnya, sebab timah mempunyai campuran dengan bahan lain dimana persentase dari perbandingannya bias dilihat dari RH-nya. Yang sering digunakan yaitu 60/40 dan 40/60. Angka pertama menunjukan persentase dari bahan timah/ bahan campuran. Pada RH 40/60 timah akan mencair pada suhu 218 derajat, sedangkan RH 60/40 akan mencair pada suhu 188 derajat. Mempertin adalah proses pelapisan suatu logam dengan timah yang dipanaskan dengan alat solder. Tujuan mempertin adalah agar bagian logam yang dilapisi tidak mudah berkarat.
2.3. Persiapan Latihan ini dilakukan oleh mahasiswa, dalam mengerjakan latihan ini dilampirkan daftar bahan dan daftar alat. Sebelum siswa mengerjakan praktek ini, segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan ketentuan sebagai berikut : - Instruksi diberikan oleh instruktur - Daftar bahan dan alat yang digunakan - Susunan langkah kerja
2.4. Daftar Alat dan Bahan
-
Daftar Bahan Kawat Tembaga Kawat Tembaga Timah RH 60/40 Timah RH 40/60 Lotfet (Pasta) Amplas Alat Cutter Tang Potong Mistar Solder Sandaran Solder
Diameter 1,0 mm (panjang 160 mm) Diameter 0,8 mm (panjang 160 mm)
1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah
2.5. Gambar Rangkaian
A. Kawat Email Berdiameter 1 mm
80 mm Tanpa Menggunakan Pasta
1/3 Dikerik
80 mm
1/3
1/3 Diamplas
1/3
1/3 Diamplas
Menggunakan Pasta
1/3 Dikerik
B. Kawat Email Berdiameter 0,8 mm
Tanpa Menggunakan Pasta
1/3
1/3 Dikerik
1/3 Diamplas
Menggunakan Pasta
1/3 Dikerik
1/3
1/3 Diamplas
2.6. Langkah Kerja
1. Persiapan alat yang digunakan, letakkan pada posisi yang benar. 2. Ukurlah kawat tembagaa tersebut menjadi empat bagian dengan panjang 80 mm tiap bagiannya 3. Ukur dan bagilah masing-masing kawat menjadi tiga bagian, kemudian berilah tanda setiap kawat tersebut 4. Kawat yang pertama adalah kawat dengan diameter 1,0 mm sebagian dikerik dan dipertin dengan timah RH 60 – 40 (menggunakan lotfet) 5. Kawat yang kedua adalah kawat dengan diameter 1,0 mm sebagian diamplas dan dipertin dengan timah RH 60-40, dan sebagian lagi dikerik dan dipertin dengan timah RH 60-40 (tanpa lotfet) 6. Kawat yang ketiga adalah kawat dengan diameter 0,8 mm sebagian dikerik dan dipertin dengan timah RH 40-60, dan sebagian lagi dikerik dan dipertin dengan timah 60-40 ( menggunakan lotfet) 7. Kawat yang keempat adalah kawat dengan diameter 0,8 mm sebagian diampla s dan dipertin dengan timah RH 40-60, dan sebagian lagi diamplas dan dipertin dengan timah RH 60-40 (tanpa lotfet) 8. Laporkan pada instruktur jika sudah selesai 9. Simpan kembali semua alat yang telah digunakan pada tempatnya dalam keadaan baik dan bersih 10. Lakukan pembersihan bengkel.
2.7. Kontrol - Periksa alat sebelum digunakan - Lakukan penyolderan seefektif mungkin - Hasil solderan harus matang - Gunakan pasta secukupnya, agar penjalaran panas cepat dan merata - Gunakan peralatan sebagaimana fungsinya - Pakailah alat bantu jika merasa kurang aman.
2.8. Analisa
Analisa job praktek yang pertama adalah job menyolder dan mempertin kawat email. Sebelum melakukan praktek menyolder dan mempertin kawat email.terlebi h dahulu kita harus mengetahui bagaimana cara menyolder dan mempertin pada kawat email. Menyolder adalah merupakan proses menyatukan dua buah logam tanpa mencairkan kedua logam yang disatukan tersebut. Adapun yang menyatukan kedua logam tersebut adalah timah yang dicampur dengan bahan lainnya. Mempertin adalah sebuah proses pelapisan suatu logam dengan timah yang dipanasakan dengan alat solder. Untuk mendukung penyolderan digunakan alat untuk menyoldir yaitu solder. Pertama kita memerlukan kawat email atau kawat tembaga yang panjangnya 320 mm kemudian dipotong menjadi empat bagian yang masing – masing panjangnya 80 mm dan memakai timah jenis 40/60 dan juga ampelas untuk membersihkan emailnya. Keempat potongan kawat tersebut diperlakukan berbeda. Yang pertama 1/3 bagian dikupas tidak dilapisi timah 1/3 tidak dikupas,1/3 dikupas dan dilapisi timah. Yang kedua 1/3 dikupas tidak dilapisi timah, 1/3 tidak dikupas, 1/3 dikupas tidak dilapisi timah. Yang ketiga 1/3 dikerik dan dipertin, 1/3 tidak dikerik dan dipertin, 1/3 dikerik dan dipertin. Untuk kawat yang keempat semua bagian dikerik dan dilapisi timah. Setelah semua dilakukan akan terlihat perbedaan diantara keempat kawat tersebut. Hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Pada kawat email pertama ,bagian yang hanya dikupas hasilnya tidak baik sehingga hasil dari pelapisan timah tidak baik, selain itu juga kawat yang dilapisi timah juga kurang mengkilat malahan terlihat kusam. 2. Pada kawat email kedua, tidak ada bagian kawat email yang dilapisi dengan timah hanya terdapat 2/3 bagian kawat yang dikupas dan diamplas. 3. Pada kawat email ketiga, bagian yang dikupas, dan diampelas dilapisi timah, hasilnya paling baik, hal ini karena sangat bersihnya bagian kawat tersebut dari email sehingga timah dapat dengan mudah melekat pada kawat 4. Pada kawat email keempat, seluruh bagian yang diberi timah mempunyai hasil yang bagus.
2.9 Kesimpulan
Pada latihan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Dalam setiap melakukan pekerjaan diharapkan agar selalu teliti dan sabar. 2. Kawat terlebih dahulu dikerik dengan bersih agar pada saat penyolderan mudah dalam mempertin pada kawat dan permukaan kawat terlihat rapi. 3. Pada saat menyolder diusahakan tidak terlalu banyak memakai lotfet dan tidak terlalu panas karena hasilnya akan menjadi hitam pada permukaan kawat. 4. Dalam melakukan penyolderan kita harus memperhatikan batas panas atau titik cair timah yang kita gunakan, dan juga kita harus berhati – hati dengan asap timah karena asap tersebut mengandung racun. 2.10
Saran
1. Sebaiknya sebelum menyoder kawat tersebut diamplas terlebih dahulu agar timah yang kita solder mudah menyatu 2. Sebaiknya ketika menyolder pastikan suhu solder yang kita pakai dahulu,jangan terlalu panas agar pertinan kita rapi dan mengkilap 3. Ketika menyolder sebaiknya menggunakan masker agar kita tidak terhirup asap dari timah yang beracun.
BAB III JOB II Membuat Kubus
3.1. Tujuan
Setelah latihan membuat kubus dari kawat email mahasis wa dapat : 1. Menyolder kawat email dengan benar. 2. Membuat lilitan dari kawat email. 3. Merakit kawat email menjadi sebuah kubus sama bidang.
3.2. Dasar Teori
Membuat lilitan(membundel) adalah menggulung kabel atau kawat menjadi gulungan yang simetris dan rapih. Dalam lilitan ini gulungan kawat digunakan untuk menyatukan ujung kawat email agar membentuk sudut-sudut kubus yang benar dan rapih. Dalam bidang elektronika, fungsi pengawatan sering menjadi masalah. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu latihan untuk melakukan penyolderan dan pembundelan. Penyolderan dan pembundelan sering dijumpai pada pesawat-pesawat pemancar, penerima, computer, amplifier, dan lain-lain. Fungsi pembundelan adalah untuk menghindari kerumitan kabel penghubung, memudahkan dalam troubleshooting, mengurangi crosstalk dan memudahkan dalam perakitan(assembling).
3.3. Keselamatan Kerja
1. Ikuti instruksi dari instruktur. 2. Gunakan tang potong dan cutter dengan hati-hati. 3. Perhatikan cara menggunakan solder dengan baik. 4. Letakkan solder yang panas pada landasan solder. 5. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung racun
3.4. Daftar Alat dan Bahan
Daftar Alat No
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
30 watt/ 220 volt
1
1
Solder
2
Tang Potong
1
3
Tang Lancip
1
4
Cutter
1
5 6
Pinset Mistar Baja
1 1
7
Landasan Solder
1
Daftar Bahan No Nama Alat 1 Kawat Email 2 Kawat Email 3 4
Koker Timah
5 6
Lotfet Amplas Halus
Spesifikasi Diameter 1 mm Diameter 0,4 mm
Jumlah 1200 mm 400 mm
Diameter 3,5 mm RH 60/40
75 mm Secukupnya Secukupnya Secukupnya
3.5. Langkah Kerja
1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dan letakkan pada posisi yang benar 2. Ukur masing-masing kawat email menggunakan mistar baja 3. Potong kawat email tersebut menjadi 12 bagian(berdiameter 1 mm berukuran 100 mm dan 8 potong kawat, berdiameter 0,4 mm berukuran 50 mm) 4. Buatlah gulungan dari kawat email berdiameter 0,4 mm dengan menggunakan koker sebagai inti 5. Usahakan lilitan kawat tegak lurus terhadap inti dan rapat 6. Kawat yang telah dililit disisikan dengan baik 7. Ambil kawat email berdiameter 1 mm dan kupas ujung-ujungnya sepanjang 10 mm menggunakan cutter 8. Pertin kedua ujung kawat yang telah dikupas dengna menggunakan timah
9. Tekuk ujung kawat tersebut dengan sudut 45 derajat pada arah yang sama 10. Lakukanlah hal yang sama pada semua kawat lain 11. Satukan ujung-ujungnya sehingga membentuk kubus, dimana setiap sudut kubus dibentuk oleh tiga kawat dengan arah xyz 12. Masukkan ujung-ujung kawat tersebut kedalam lilitan kawat yang telah dibentuk sebelumnya 13. Satukan kawat yang dipertin dan lilitan tersebut dengan solder 14. Lakukan penyolderan yang rapih pada setiap kubus 15. Laporkan pada intruktur bisa semua pekerjaan telah selesai dikerjakan 16. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan 17. Simpan semua peralatan pada tempatnya dalam kondisi baik 18. Lakukan pembersihan bengkel. 3.6 .Data Pengawatan
Sisi Kubus
Panjang (cm)
Kondisi Kawat (Lurus/ Kurang Lurus/ Tidak lurus)
Sudut Yang Dibentuk (Siku/ Tidak Siku)
A B C
8 cm 8 cm 8 cm
Lurus Lurus Lurus
180○ 180○ 180○
D E
8 cm 8 cm
Lurus Lurus
180○ 180○
F G H
8 cm 8 cm 8 cm
Lurus Lurus Lurus
180○ 180○ 180○
I J
8 cm 8 cm
Lurus Lurus
180○ 180○
K L M
8 cm 8 cm 8 cm
Lurus Lurus Lurus
180○ 180○ 180○
N O
1 cm 1 cm
Lurus Lurus
45○ 45○
P Q R
1 cm 1 cm 1 cm
Lurus Lurus Lurus
45○ 45○ 45○
S
1 cm
Lurus
45○
3.7.1. Pertanyaan
1. Jelaskan tujuan menyolder! 2. Sebutkan langkah-langkah untuk menghasilkan solderan yang baik! 3.7.2. Jawaban Pertanyaan
1.a. Untuk menyatukan kawat agar tidak mudah lepas dan mudah dibentuk menjadi kubus b. Untuk menutupi kawat lilitan c. Untuk mencegah karat d. Mencegah masuknya air, udara, minyak pada hasil penyolderan 2. a. Pilih solder yang berdaya 60-80 watt untuk menghasilkan yang sempurna b. Gunakan timah yang bagus untuk hasil yang sempurna(RH 60/40) c. Sebelum kawat(kaki) komponen disolder, lebih baik dibersihkan atau dikerik dulu dengan cutter untuk memudahkan menempelnya timah pada kawat/ kaki komponen tersebut d. Pastikan solder sudah panas untuk memulai solderan e. Jangan memberikan timah terlalu banyak f. Solder setelah dililit kawat lilitan kawat pembentuk kubus lilit kawat tersebut tiga-tiga terlebih dahulu. g. Lalu gabungkan ujung kawat yang belum disolder dengan yang lain.
3.8. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan menyolder dan mempertin! 2. Jelaskan kegunaak koker dalam lilitan kawat! 3. Jelaskan kegunaan pembundelan dalam rangkaian-rangkaian elektronika! Jawaban Evaluasi
1. Menyolder adalah proses menyatunya 2 buah logam yang tanpa mencairkannya terlebih dahulu kedua logam tersebut. Sedangkan mempertin adalah melapisi suatu logam dengan timah dengan cara memanaskan dengan solder. 2. Koker berfungsi untuk membuat gulungan dari kawat email. 3. Pembundelan dilakukan untuk menghindari kerumitan kabel penghubung, memudahkan dalam troubleshooting, mengurangi crosstalk dan memudahkan dalam perakitan(assembling).
3.9. Analisa
Dalam latihan membuat kubus ini sama saja dengan latihan sebelumnya sebab pada latihan sebelumnya hanya menyolder dan mempertin timah terhadap kawat email akan dapat dibuat kubus sama bidang dengan variasi tertentu. Pertama – tama diperlukan juga kawat email 12 potongan, masing – masing panjang ukurannya 8 cm. Dan juga kawat email 0,4 mm yang panjangnya 5 cm. Pertama kita ambil kawat email dengan ukuran 8 cmdan kupas ujung – ujungnya dengan ukuran 7,5 cm. Sesudah dikupas kemudian dikerik dengan menggunakan cutter dan diampelas kemudian juga dilapisi dengan timah barulah kemudian ujung kawat email ditekuk dengan tang, dengan sudut 450 begitu juga halnya pada kawat email yang lainnya. Kemudian kita satukan kawat pada ujung – ujungnya dan membentuk suatu kubus dimana setiap sudut kubus dibentuk oleh tiga kawat dan lilit kawat tersebut dengan kawat email ukuran 0,4 mm yang telah diapisi timah. Satukanlah kawat tersebut dengan cara melilitkannya lakukanlah penyolderan dengan rapih agar sudut – sudut kubus tersebut kuat dan tidak goyang atau renggang. Pada latihan ini pada dasarnya hanya merupakan pengembangan dari latihan pertama dan ada sedikit penambahan faktor kesulitan dan kreasi yaitu kita harus dapat menentukan titik tolak dari pengerjaan latihan praktek membuat kubus.
3.10. Kesimpulan
Pada latihan membuat kubus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa : -
-
Dalam melakukan tugas ini di butuhkan ketelitian serta kesabaran, karena tiap sudut yang rentan lepas karena permukaan timah yang mudah meleleh apabila terkena solder. Saat memesang kawat penyanbung, kawat tersebut harus tergulung secara rapih, dan kuat agar tidak terjadi pergeseran pada tiap-tiap sudut Penyolderan harus rapi dan sebaik mungkin agar kawat tidak renggang dan tidak goyang, bila semua solderan dilakukan dengan baik dan rapi maka akan menghasilkan kubus yang bagus.
3.11. Saran
-
Sebaiknya sebelum menyolder pastikan terlebih dahulu kaki-kaki yang akan direkatkan dengan timah agar kubusnya nanti rapid an dapat tegak Saat melilit kaki kubus dengan kawat sebaiknya kawatnya jangan terlalu banyak lilitan agar tidak menggumpal dan terlihat rapi Saat menyoldernya pastikan timahnya tipis dan mengkilap agar lebih terlihat bagus dan rapi Sebaiknya saat ingin menggunakan solder pastikan solder tidak terlalu panas Gunakan masker saat menyolder agar tidak terhirup asap dari t imah
BAB IV JOB III Latihan Menyolder Dengan PCB Matrik
4.1. Pendahuluan
Pada bidang elektronika terutama bidang komunikasi, fungsi pengawatan sering terjadi masalah. Untuk itu, latihan mengenai penyolderan pada PCB Matrix secara sederhana perlu diberikan kepada siswa sebagai taraf latihan permulaan. 4.2. Tujuan
- Membaca gambar teknik dengan baik dan benar - Mentrasferkan bentuk gambar ke bentuk sebenarnya - Melakukan pengawatan dengan baik dan benar - Menyolder dengan baik dan benar - Mempergunakan alat bantu sesuai dengan fungsinya 4.3. Dasar Teori
Papan rangkaian tercetak atau yang sering disebut dengan PCB(Printed Circuit Board) merupakan suatu rangkaian jalur penghubung kaki-kaki komponen elektronika yang tercetak pada suatu kepingan. Jalur penghubung tersebut berupa lapisan tembaga yang sangat tipis yang menempel pada kepingan bahan pertinaks atau mika. Jalur tembaga tersebut berfungsi sebagai penghantar seperti halnya kawat/ kabel pada rangkaian elektronika. Kepingan pertinaks atau mika tersebut cukup keras untuk dijadikan sebagai alas bagi komponenkomponen elektronika yang direkatkan(disolderkan) pada jalur tembaga yang ada padanya. Papan PCB maktrik adalah papan rangkaian yang sudah tercetak pola bulatan dan atau jalur tembaganya, dapat digunakan untuk merangkai rangkaian apa saja dengan cara menyambungkan kaki komponen yang satu dengan yang lainnya dengan tambahan kabel. Papan rangkaian khusus dibuat untuk rangkaian tertentu saja, terdiri atas jalur-jalur tembaga yang merupakan pola rangkaian tertentu dan tidak dapat digunakan untuk rangkaian lainnya. Pada latihan ini praktikan akan melakukan latihan menyolder pada PCB matriks. Penyolderan pada PCB matriks sering dijumpai dalam merakit suatu rangkaian sederhana dalam bidang elektronika. Hal ini dilakukan karena dalam merancang rangkaian dapat mudah dilakukan, dengan cara menghubungkan dari empat buah titik yang terhubung pada empat titik lainnya. PCB matriks ini dibuat dari bahan expoxi/ pertinak yang dilapisi tembaga salah satu permukaannya.
Gambar 3.2.1 PCB Matriks
4.4. Persiapan Pengerjaan latihan ini dilakukan oleh setiap mahasiswa. Sebagai alat pembantu dalam pekerjaan ini dilampirkan daftar bahan, gambar dan langkah kerja
agar dalam proses pengerjaan latihan berjalan dengan baik. Sebelum praktikkan melakukan praktek, segala sesuatunya disiapkan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : - Intruksi yang diberikan oleh instruktur - Daftar perakitan dengan gambar bentuk sebelumnya Susunan langkah kerja dan control selama praktek. 4.5. Daftar Alat dan Bahan
A. Daftar Alat No
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
1.
Solder
30 watt / 220
1 buah
2.
Tang Potong
volt
1 buah
3.
Tang Lancip
1 buah
4.
Cutter
1 buah
5.
Pinset
1 buah
6.
Mistar baja
1 buah
7.
Landasan solder
1buah
B. Daftar Bahan No.
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
1.
PCB matriks
18 baris x
1 buah
2.
Kabel warna merah
20
45 cm
3.
Kabel warna coklat
kolo
70 cm
4.
Kabel warna hijau
m
20 cm
5.
Kabel warna kuning
Ф 0,6mm
40 cm
6.
Kawat
Ф 0,6mm
25 cm
7.
Timah
Ф 0,6mm
secukupnya
8.
Lotfet
Ф 0,6mm
secukupnya
9.
Amplas halus
Ф 0,8mm
secukupnya
RH 60/40
4.6. Langkah Kerja - Persiapan peralatan yang digunakan dan letakkan pada posisi yang benar. - Periksa PCB matrik, PCB matrik harus dalam keadaan bersih (PCB matrik bagian tembaganya diamplas dengan halus) - Potong kabel-kabel yang digunakan sesuai dengan warna dan panjangnya (liat gambar dan tata letaknya) - Kupas setiap ujung kabel kurang ± lebih dari 7 mm kemudian amplas kedua ujung kabel tersebut - Rencanakan pengawatan (hubungan) pada PCB dan lakukan penyolderan - Periksa kembali hasil pekerjaan tersebut, kemudian laporkan kepada instruktur - Simpan kembali semua peralatan yang dipakai ke tempat penyimpanan semula dalam keadaan bersih - Lakukan pembersihan bengkel 4.7. Kontrol - Periksa semua peralatan sebelum dimulai - Jarak isolasi kabel ke solderan sama dengan diameter kabel - Gunakan fasilitas peralatan sebagaimana fungsinya - Isolasi kabel jangan sampai meleleh - Semua kabel harus dalam keadaan lurus dan saling tegak lurus.
4.8 Gambar menyolder pada PCB matriks
Gambar. 4.8.1 Pandangan bawah PCB matriks
Gambar. 4.8.2 Pandangan Atas PCB matriks
Gambar. 4.8.3 Sketsa Instruksi Pengerjaan
Gambar Rangkaian Hijau
Kuning
Merah
5E-K 6E-J 7E-I 8E-H 9E-G
14A-O 13A-N 12A-M 11A-L 10A-K
IA-O 2A-N 3A-M 4A-L
Kawat Email A5-9 B5-9 C5-9 D5-9
Hitam
O2-13 N3-12 M4-11 L5-10 K6-9 J7-9 I8-9
Gambar 4.8.4 Gambar Rangkaian
4.8. Analisa
Pada praktek job III kali ini kami melakukan praktek latihan menyolder pada PCB matriks. Pertama – tama diperlukan papan PCB matriks yang memilki 18 baris dan 20 kolom dan kabel warna yang dibutuhkan warna putih, merah, kuning, pink dan kawat sisa yang telah dipertin yang berbeda – beda ukuran panjangnya. Papan PCB matrik terlebih dahulu diampelas agar timah lebih melekat, kemudian potong kabel yang berwarna dengan ukurannya masing – masing, dan ujung – ujungnya dikupas lalu ampelas dan terakhir barulah lakukan penyolderan masing – masing kabel dan kawat yang telah diperin, dan kemudian solderlah pada PCB matrik dengan cara potong kabel tersebut kemudian masukkan pada baris dan kolom yang telah ditentukan dengan benar dan teliti barulah disolder dengan rapih dan bagus. Perlu diketahui juga jangan terlalu lama menyoldir pada kabel sebab isolasi pada kabel akan meleleh dan pada kabel lainnya dilakuan seperti itu juga. Latihan ini juga merupakan suatu dasar yang harus dikuasai.
4.9. Kesimpulan
Pada latihan menyolder pada PCB matrik dapat diatrik kesimpulan : 1. Ketelitian sangat diperlukan dalam menyolderanPCB matrik ini, karena kawat yang dipakai sangat rentan apabila terkena panas yang berlebih. 2. Menyolder PCB matrik ini juga harus membutuhkan kesabaran mulai dari ketelitian saat penyusunan kabel, hingga pnyolderan pada papan PCB matrik karena ini membutuhkan waktu yang lumayan lama.
4.10. Saran
1.Sebaiknya jangan memotong kawatnya terlalu kecil agar kita mudah menyoldernya 2.pastikan solder tidak terlalu panas 3.Jangan terlalu lama menempelkan solder agar papan solder dan kawatnya tidak gosong 4.Gunakan masker pada saat menyolder agar tidak terhirup asap dari timah yang beracun.
BAB V JOB IV MERANCANG TATA LETAK (LAY-OUT)
5.1. Tujuan Pada akhir pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat:
Merubah dari rangkaian sistematik diagram menjadi gambar lay-out
Mahasiswa dapat membuat lay-out
Mahasiswa mengetahui tata urutan yang diperbolehkan dalam membuat lay-out
Mahasiswa dapat membuat tata letak komponen dengan ukuran standar yang diperbolehkan
Membaca gambar skematik rangkaian elektronika dengan benar
Menggambar rangkaian elektronika pada kertas millimeter
Mentransfer gambar ke bentuk yang sebenarnya (tata letak PCB dan komponen)
Memasang komponen rangkaian elektronika dengan benar pada PCB
Menyolder komponen pada papan rangkaian tercetak (PCB)
Merakit rangkaian elektronika dengan baik dan benar
5.2. Dasar Teori Tata letak (layout) jalur adalah susunan jalur-jalur pengganti kawat dari gambar diagram skematik pada permukaan tembaga suatu papan rangkaian tercetak (PCB). Jalur tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling tumpang tindih dengan memperhitungkan jarak antar kaki komponen dan juga besarnya komponen yang akan dipakai. Dengan perancangan yang tepat akan didapatkan layout jalur yang tersusun rapid an mudah digunakan. Lebar dan jarak antar jalur juga harus diperhitungkan agar tidak terjadi kesalahan atau hubungan singkat (short circuit) akibat jalur yang terlalu rap at dan sempit. Tata letak (layout) komponen adalah sususan komponen-komponen elektronika dari gambar skematik yang akan dipasangkan (disolderkan) pada permukaan PCB yang berkebalikan dengan jalur PCB. Susunan komponen elektronika tersebut harus bersesuaian dengan jalur PCB yang telah dibuat. Posisi kaki-kaki komponennya akan tetap sama, baik letak maupun jaraknya, terhadap jalur PCB. Setiap komponen yang akan dipasang harus mempunyai ukuran yang tepat dan ruang yang cukup pada permukaan PCB. Perancangan tata letak (layout) jalur dan komponen sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pada kertas. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan penggambaran dan pemasangan komponen, dimana kita dapat mengoreksi dengan cara menghapus dan membetulkan terlebih dahulu gambar yang salah sebelum dipindahkan ke permukaan tembaga. Kertas yang digunakan adalah kertas millimeter karena telah memiliki skala millimeter yang dapat mempermudahkan kita menentukan jarak, ukuran bahkan sudut dari rancangan yang akan dibuat.
Untuk mendapatkan kemudahan dalam mengoreksi hasil rancangan, sebaiknya gambar yang telah dibuat pada kertas millimeter dipindahkan lagi ke kertas kalkir. Dengan adanya gambar rancangan pada kertas kalkir, praktikan dapat dengan mudah menemukan titik maupun jalur yang keliru dalam perancangan maupun setelah pemasangan komponennya. Latihan ini bertujuan untuk melatih praktikan agar terampil dalam membuat lay-out, sebuah rangkaian. Agar praktikan terampil dalam membuat lay-out serta menggunakan peralatannya. Dibanding dengan pengawatan langsung maka, lay-out dapat mengatasi kesulitan pengawatan yang rumit. Memperkecilkan daya yang hilang pada pengawatan serta praktis. 5.3. Persiapan Sebelum latihan dilakukan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat/ bahan yang diperlukan untuk latihan tersebut. Proses pengerjaan latihan ini harus dilakukan oleh setiap praktikan dengan baik dan benar. Untuk itu sebelum melaksanakan praktek perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Instruksi yang diberikan oleh instruktur.
Langkah kerja dan petunjuk.
Gambar blok diagram proses PCB dan gambar rangkaian.
Control selama praktek.
5.4. Daftar Alat dan Bahan
A. Daftar Alat No
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
1.
Solder
30 watt / 220
1 buah
2.
Tang Potong
volt
1 buah
3.
Tang Lancip
1 buah
4.
Cutter
1 buah
5.
Pinset
1 buah
6.
Mistar Baja
1 buah
7.
Landasan Solder
1 buah
B. Daftar Bahan No. Nama Barang
Spesifikasi
Jumlah
1.
PCB
50 x 100 mm
1 buah
2.
Ferry Clorida
Secukupnya
3.
Resistor 1
270 Ω
1 buah
4.
Resistor 2
1,2 KΩ
1 buah
5.
Kapasitor
4700 μF/ 25 Volt
1 buah
6.
Transistor
BC 107
1 buah
7.
Dioda bridge
8.
Dioda Zener
9.
LED
1 buah
10.
Kabel penghubung
Secukupnya
11.
Timah
12.
Loftet
Secukupnya
13.
Amplas Halus
Secukupnya
1 buah 9,1 V / 400 mA
Rh 60/40
1 buah
Secukupnya
5.5. Langkah Kerja 1. Gunakan fasilitas peralatan sebagaimana fungsinya1. Persiapkan peralatan yang akan digunakan dan letakkan pada posisi yang benar agar mempermudah penggunaan 2. Siapkan gambar diagram skematik yang akan dirancang layoutnya 3. Tentukan ukuran PCB yang akan digunakan 4. Tentukan ukuran dan spesifikasi komponen yang akan dipakai 5. Mulailah merancang tata letak komponenya baru kemudian tata letak jalur 6. Buatlah bulatan kaki komponen pada garis-garis millimeter yang telah tersedia 7. Bulatan-blatan pada tata letak komponen harus sama letak dan jaraknya dengan tata letak jalur 8. Hindari membuat jalur yang melewati badan komponen 9. Buatlah jalur dengan ketebalan (lebar) minimal 1 mm dan jarak antar jalur minimal 1 mm 10. Buatlah pembelokan jalur dengan sudut belok > 90 ○ 11. Usahakan membuat jalur yang singkat, tidak berkelok-kelok 12. Buatlah salinan gambar rancangan dari kertas millimeter ke kertas kalkir 13. Periksa kembali hasil rancangan, bandingkan dengan gambar diagram skematik aslinya 14. Hasil rancangan yang telah diperiksa, siap dipindahkan ke papan PCB 15. Periksa kembali hasil pekerjaan tersebut bila telah benar laporkan kepada instruktur 16. Bila telah selesai kembalikan semua peralatan pada tempatnya dalam keadaan bersih 17. Lakukan pembersihan bengkel
5.6 Kntrol Kerja
J = P8K Dimana, J = Jarak Lubang Komponen P = Panjang Komponen K = Tebal Kawat
Perhatikan jalur harus hitam dan rata
Pembelokan jalur harus 45 derajat
Hindari pembelokan yang terlalu tajam dan melebihi 45 derajat
Jarak jalur satu dengan yang lainnya minimal 1 mm
5.7 Evaluasi
1. Rangkaian ini berfungsi sebagai rangkaian pembangkit sinyal searah (DC). Rangkaian ini banyak dipakai sebagai sumber penyearah pada rangkaian – rangkaian elektronika sederhana. 2. Fungsi diode bridge adalah sebagai penyearah arus bolak – balik (AC), menjadi searah (DC) 1. Dioda bridge digunakan sebagai penyearah pada power s upply 4. LED berfungsi sebagai indikator. Tapi beberapa LED mempunyai fungsi khusus seperti LED inframerah yang dipakai untuk transmisi pada sistem remote control dan opto sensor juga laser diode yang dipakaiuntuk optical pick-up pada sistem CD.
5.8 Gambar rangkaian power supply regulator.
Gambar 5.8.1 Rangkaian power supply regulator Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
R1 R2 Dioda Bridge T1 LED Capasitor
7. DZENER 8. Kabel
= 270 = 1,2 K = 2 ampere = BC 107 = 1 Buah = 4700 f 25Volt = 9,1 Volt 400 mA = Secukupnya
5.7. Analisa
Pada praktek job kali ini kami melakukan praktek menyoldir dan merakit rangkaian power supply regulator pada . Pertama diperlukan papan dengan ukuran 5x10 mm 1buah dan papan tersebut dilapisi dengan kertas milimeter blok, kemudian digambar rangkaian power supply pada kertas milimeter blok yang telah ditempel pada papan. Dengan tegangan 220 volt, frekuensi 50 herz, akan diturunkan melalui transformator penurun tegangan menjadi tegangan AC yang lebih rendah yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi dari tegangan listrik yang diharapkan. Trafo berfungsi sebagai pengubah tegangan dengan cara menaikan dan menurunkan tegangan yang dibutuhkan rangkaian
elektronika. Trafo terbagi 2 yaitu CT dan Engkel, dan masing-masing trafo mempunyai fungsi tersendiri. Kemudian ambillah komponen – komponennya yaitu dioda bridge, dioda zener, elco, kabel penghubung, resistor 270 ohm dan 1,2 K ohm, transistor BC 107, led ( lampu indikator ). Pertama pasang paku payung sesuai dengan gambar rangkaian pada papan. Lalu ampelaslah agar timah lebih melekat dan pasang kabel serta komponen – komponen yang telah disediakan tersebut. Pada saat menyolder usahakan jangan terlalu panas karena akan dapat menyebabakan komponen rusak, lalu saat memasang komponen jangan sampai terbalik, jika terbalik maka rangkaian akan short, apabila rangkaian benar maka lampu led akan menyala. Pada rangkaian power supply regulator apabila digambarkan secara blok diagram adalah sebagai berikut : Jala – Jala PLN
Penurun Tes / Transformeter
Penyearah (Rectifier) Full wave Rectifier (Bridge System)
Capasitor Filter
Surrewt Booster
Load
TR BC 107
Resistor + LED
Gambar 5.8.2 Diagram Blok Power Supply Regulator Cara kerja dari rangkaian tersebut adalah bila tegangan input dari jala – jala listrik PLN dengan besar tegangan 220 volt dan frekuensi 50 Hz, akan diturunkan oleh transfarmator penurunan tegangan, sehingga tegangan AC tersebut diperkecil menjadi 12 volt AC. Untuk kemudian tegangan AC tersebut, akan disearahkan oleh dioda D1 ; D2 ; D3 ; dan D4 dalam hal ini digunakan dioda jembatan / dioda bridge sebagai penyearah gelombang penuh ( Full Wave Rectifier).
Gambar 5.8.3 Proses Penyearah Gelombang Penuh Pada Rangkaian Power Supply Setelah disearahkan , maka tegangan tersebut akan di fil ter oleh capasitor 4700 f 35 Volt , untuk memproses keluaran tegangan DC yang lebih baik ( lebih stabil ), sebagai stabilitas tegangan keluaran ( Vout), maka digunakan dioda zener 9,1 volt, sehingga tegangan output rangakaian tersebut akan menjadi sebesar 9,1 volt (DC). Tabel Data Titik Uji Pengukuran : NO.
Titik Uji (TU)
Vout (volt)
Hitungan
Pengukuran 1.
Titik Uji 1
15,83
Akar 2 x ( 12) V = 16,9 V
2.
Titik Uji 2
9,05
9,1 V (~~ V Zener)
3.
Titik Uji 3
8,98
(9,1 – 0,1 = 9 V)
5.12 Grafik Untuk Tegangan (Volt) , Vbasis (DC) Terhadap Vin (AC) Tabel tegangan (volt) pada Transistor
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
V in (AC) 3,2 4 6 7 9 12
VBasis (DC) 3,1 5,0 7,1 8,9 8,9 8,9
Vcolector (DC) 3,1 5,2 7,2 9,3 11,5 15,8
Vemitter (DC) 2,4 4,3 6,3 8,1 8,2 8,2
KET Redup Redup Terang Terang Terang Sekali Terang Sekali
Grafik Untuk tegangan (Volt) Vc, Vb, Ve (DC) Terhadap V in 35 30 25 20
Ve(DC) Vc(DC)
15
Vb(DC) 10 5 0 3.2
4
6
7
9
12
Tabel tegangan (volt) pada Transistor
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
V in (AC)
VBasis (DC)
Vcolector (DC)
3,2 4 6 7 9 12
3,32 4,46 7,25 11,52 15,23 8,9
2,63 3,77 6,59 8,07 10,83 15,08
Vemitter (DC) 2,37 3,51 6,3 7,75 10,57 14,28
KET Redup Redup Terang Terang Terang Sekali Terang Sekali
Grafik Untuk tegangan (Volt) Vc, Vb, Ve 50 45 40 35 30
Ve (DC)
25
Vc (DC)
20
Vb (DC)
15 10 5 0 3.2
4
6
7
9
12
5.9 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan : 1. Dioda Bridge berfungsi mengubah arus AC ke DC. 2. Kapasitor berfungsi sebagai pelurus arus yang sebelumnya keluar dari dioda dan arus yang keluar dari kapasitor dialirkan ke komponen yang lain. Selain itu, kapasitor berfungsi sebagai arus penyimpan energi yang sudah melewatinya. 3. Transistor berfungsi sebagai penguat arus yang mengalir dari kapasitor. 4. Dioda Zener berfungsi sebagai penyetabil tegangan yang tidak stabil. 5. Dioda LED berfungsi sebagai indikator cahaya. 6. Trafo terbagi 2 yaitu CT dan Engkel, dan masing-masing trafo mempunyai fungsi tersendiri. 7. Trafo berfungsi sebagai pengubah tegangan dengan cara menaikan dan menurunkan tegangan yang dibutuhkan rangkaian elektronika. 8. Menguji komponen-komponen yang layak pakai atau tidak menggunakan multitester Peletakan komponen pada papan PCB harus benar, karna jika slah letak, LED tidakakan nyala. Sering LED tidak nyala di karenakan Dioda Zener salah letak atau terbalik. Pertinan yang menyatu juga dapat mengakibatkan rangkaian konslet, uji coba yang terlalu sering digunakan dapat mengakibat kan rangkaian mati total. Perlu di perhatikan juga jalur, karna jalur tidak boleh ada yang terputus.
5.10 Saran
1. Sebaiknya sebelum disolder pastikan komponen yang akan dipasang sesuai(tidak terbaik katub + dan -) 2. Solder yang digunakan pastikan tidak terlalu panas agar papannya tidak gosong dan hitam 3. Pastikan sebelum mempertin jalurnya benar sehingga lednya menyala 4. Jika ada jalur yang terputus dapat dijumper atau pertinnya agak ditebalkan agar arusnya tetap menjalar
BAB VI JOB V PERANCANGAN & PEMBUATAN LAYOUT PADA PCB DENGAN METODE SETRIKA
6.1. Tujuan
Setelah merancang dan membuat PCB, mahasiswa dapat : 1. Membaca gambar diagram skeamtik dengan baik dan benar 2. Membuat tata letak jalur PCB dan komponen elektronika sesuai denga tata aturan yang di perbolehkan 3. Membersihkan PCB dengan baik dan benar 4. Mentransfer gambar Layout ke PCB dengan metode setrika 5. Menghasilkan PCB sesuai dengan yang di inginkan 6. Merancang rangkaian sesuai dengan gambar diagram skematik 6.2. Dasar Teori
Papan rangkaian tercetak atau sering yang disebut dengan PCB (printed Circuit Board) merupakan suatu rangkaina jalur penghubung kaki – kai komponen elektronika yang tercetakpada suatu kepingan. Jalur penghubung tersebut berupa lapisan tembaga yang sangat tipisyang menempel pada kepingan bahan pertinaks atau mika. Jalur tembaga tersebut berfungsi sebagai penghantar seperti halnya kawat / kabelpada rangkaian elektronika. Kepingan pertinaks atau mika tersebut cukup keras untuk dijadiak sebagai alas bagi komponen komponen elektronika yang direkatkan (disolderkan ) pada jalur tembaga yang ada padanya. Biasanya rangkaian yang sudah jadi, di pasangkan pada sasis (chasisi) atau kotak ( box) sehingga menjadi lebih rapid an menarik. Pada PCB yang tersedia di pasaran kebanyakan merupakan produksi pabrik elektronika da n biasanya jenis rangkaiannya juga adalah rangkaian-rangkaian yang umum digunakan dalam proyek – proyek elektronika. Untuk mendapatkan pola rangkaian sesuai dengam keinginan, harus merancang dengan membuat sendiri pola PCB sesuai dengan keingina dan kebutuhan. salah satu metode yang dapat digunakan untuk memindahkan gambar rancangan tata letak jalu ke PCB adalah dengan metode setrika. Selama proses pengerjaan ini diperlukan kesabaran dan keteliatian yang tinggi. Agar proses menggambar menjadi lebih mudah, buatlah gambar bulatan-bulatan lebih dahuku barulah kemudian menghubungkan jalur-jalurnya. Dengan demikian gambar yang
dubuat pada PCB akan sama dengan gambar pola yang telah di gambar pada kertas kalender. 6.3. Persiapan
1. Ikuti instrksi dari instrukstur 2. Siapkan peralatan dan letakan dalam jangkauan tangan pada meja gambar 3. Kumpulkan data sebnyak-banyaknya mengenai ukuran dan spesifikasi komponen yang akan di pakai dalam rancangan agar rancangan tetpat sama dengan komponen yang di pasang. 4. Gambarlah tata letak komponen lebih dahulu baru kemudian tata letak jalurnya 5. Untuk komponen yang memiliki 3 kaki atau lebih, pastikan spesifikasi atau letak kaki sesuai denga fungsinya 6.4. Daftar Alat dan Bahan
1. Printer Laser Jet (harus Tinta Toner) jika tidak ada bisa pakai mesin foto copy 2. Kertas bekas kalender dinding yang masih baik (tidak kusut/ lecek ) 3. Papan PCB 4. Kertas ampelas (Abrasive paper0 No. P500 atau P600 5. Setrika Listrik 6. H20, H202, dan HCL 7. Bor PCB 8. kikir (halus) 9. Pisau (Cutter) 10. Penggaris (stainless steel ) 11. Spidol kecil permanent (for OHP) produk SNOWMAN 12. computer + software PCB, tentunya
Gambar 5.1 Rangkaian Regulator 6.5. Langkah Kerja
1. Buat gambar dengan software 2. Simpan gambar dengan type file MODIF/TIF 3. Cetak gambar dengan kertas kalender (tentunya disisi yang masih kosong, usahakan kertas kalender dipilih yang masih bersih ) dengan menggunakan printer laser jet atau di foto copy 4. Jika ragu ngeprint langsung ke kertas kalender, bias dicoba dulu ke kertas biasa 5. Jika printer Toner tidak ada, maka hasil print diatas kertas biasa yang tadi lalu di foto copy, tapi hasil foto copynya (target) harus diatas kertas kalende r 6. Setelah ter-print ke kertas bagian alender dan memastikan tidak ada trace yang putus, guntinglah gambar PCB tersebut kira-kira 2-3mm diluar garis gambar 7. Potong PCB dengan pisau Cutter seukuran gambar PCB yang baru saja diprint, lalu kikir bagian pi PCB agar tidak menonjol..sampai permukaannya rata dan tidak tajam 8. Ampelas seluruh permukaan PCB sambil dibasahi dengan air, lakukan proses pengampelasan dengan cara memutar searah jarum jam sampai bersih, lalu keringkan 9. Panaskan setrika, jangan putar sampai penuh, kira-kira arah di jam 12- 2 10. Posisikan gambar PCB diatas papan PCB, trace PCB (tinta Toner) menghadap ke papan PCB (tembaga) 11. Posisi gambar menghadap ke PCB dan usahakan permukaan meja setrika rata, diatas kertas kalender lapisi dengan kertas biasa, agar Text yang ada di kalender tidak menempel ke permukaan setrika
12. Tekan setrika agar kuat diatas kertas kalender yang sudahg dilapisi dengan kertas biasa tadi sampai kira-kira 30 detik sampai gambar menempel ke papan PCB dan lakukan penggosokan secara merata ke permukaan lainnya 13. Waktu yang diperlukan selama proses setrika +/- 3 menit, jangan sampai lebih dari 4 menit karena jika terlalu lama biasanya gambar akan melebar/pudar 14. Setelah kertas kalender menempel ke papan PCB lalu dinginkan papan PCB dengan c ara di angina-anginkan, jangan sekali-kali langsung direndam ke air atau diblow dengan udara dingin / AC gambar (toner) bias terkelupas sewaktu masuk pada proses selanjutnya 15. Jika sudah benar-benar dingin, rendam papan PCB ke dalam air selama +/- 15 s/d 30menit, tergantung dari tebal/tipisnya kertas kalender, hingga kertas kalender Nampak basah pada permukaan bagian dalam, biasanya jika menggunakan kertas kalender yang tipis akan terkelupas dengan sendirinya….(terapung) 16. Kupas kertas kalender pelan-pelan dengan tangan sampai gambar/trace Nampak, lalu sedikir demi sedikit bersihkan sisa-sisa kertas yang masih nempel dengan bantuan sikat gigi bekas, terutama kertas yang nempel pada bagian lubang/pads komponen dan diantara traces sampai bersih 17. Jika terdapat trace yang terkelupas/ putus, gunakan spidol permanent untuk membantu menyambungnya 18. Masukkan air, H202 dan HCL dengan perbandingan 330 ml : 165 ml : 80 ml ke dalam “nampan plastic” yang tidak dipakai atau beli baru, jangan lupa penutup hidung (masker) dan sarung tangan plastic/karet 19. Masukkan papan PCB kedalam larutan tadi, dan agar prosesnya lebih cepat, bantu dengan cara menggoyang-goyang nampan 20. Sambil diamati jika papan PCB sudah seluruhnya lebur, maksudnya tembaga yang tidak tertutup oleh gambar/toner, maka angkat papan PCB dan bersihkan dengan air yang m,engalir (air kran) 21. Untuk membersihkan gambar/toner, gunakan kai perca yang sudah diberi tiner gosokan pelan-pelan sampai benar-benar bersih 22. Periksa kembali apakah terdapat trace yang putus 23. Bor papan PCB dengan mata bor ukuran 0,8mm s/d 1mm 24. Bersihkan papan PCB, lalu mulailah menyolder 25. Setelah komponen tersolder seluruhnya, lakukan pengetesan, pasikan semuanya sudah berfungsi dengan baik 26. Laporkan pada instruktur bila semua pekerjaan telah selesai dikerjakan 27. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan 28. Simpan kembali semua peralatan ke tempat penyimpanan dalam kondisi baik 29. Lakukan pembersihan bengkel 6.6 Kontrol
Periksa semua peralatan sebelum dimulai
Gunakan fasilitas peralatan sebagaimana fungsinya
Perhatikan jalur harus hitam dan rata
Pembelokkan jalur harus 45 derajat
Hindari pembelokkan yang terlalu tajam dan melebihi 45 derajat
Jarak jalur satu dengan yang lainnya minimal 1mm
6.7 Tabel Perhitungan
6.8 Analisa
Di awal, praktikan mendesain rangkaian power supply pada kertas kemudian menunjukkannya pada assisten untuk dicheck kebenarannya. Setelah di check didapat suatu rangkaian sebagai berikut : Setelah rangkaian disusun di kertas kemudian praktikkan dibantu assisten merangkai di PCB sesuai dengan desain yang telah disetujui. Kemudian praktikkan membuat papan dudukan dari akrilik untuk menempatkan rangkaian tersebut agar lebih indah. Desain bentuk tempat dudukan dan rangkaian disepakati bersama. Rangkaian disusun dengan menggunakan alat dan bahan yang ada. Pertama, praktikan mensolder alat dan bahan agar tersambung pada PCB. Kemudian mencheck dengan menggunakan multimeter. Setelah itu check tegangan dengan menggunakan multimeter pada trafo, rangkaian dioda, kapasitor, dan output (diode zener). Setelah itu sambungkan menggunakan osiloskop untuk mengetahui grafik yang didapat. Setelah semua rangkaian tidak ada koneksi yang salah simpan di papan akrilik sehingga sempurna. Setelah semua
nilai tegangan didapat bandingkan dengan menggunakan teori, simulasi multisim, dan ekseperimen.
Gambar 6.6.1 Rangkaian Regulator
Gambar 6.6.2 Rangkaian Osilator Pada rangkaian regulator, sering sekali terjadi bahwa jalur pada papan PCB tidak menyambung, terputus, sehingga mengakibat kan LED tidak menyala. Begitu juga peletakan komponen yang salah, terbalik, hal ini juga dapat mengakibatkan LED tidak menyala. Jalur harus menyambung ke kaki komponen. Dalam rangkaian ini IC 7812 berfungsi untuk menaikan tegangan menjadi +12 volt, sedangkan IC 7912 berfungsi untuk menurunkan tegangan menjadi -12 volt, sehingga tegangan stabil. Kapasitor dalam rangkaian ini berfungsi untuk menjadi penyaring tegangan AC yang disearahkan dari dioda. Cara kerja rangkaian Regulator ketika switch (S1) ditutup (On), arus dari sumber DC 12 Volt akan mengalir menuju fuse (F1) yang berfungsi sebagai pengaman hubungsingkat, kemudian akan mengalir melalui dioda (D1) yang berfungsi sebagai pengaman polaritas. Condensator C1 yang berfungsi sebagai filter dapat dihilangkan jika tegangan input merupakan tegangan DC stabil misalnya dari sumber battery (accu/aki).
Setelah melalui IC 7825, tegangan akan diturunkan menjadi 12 Volt stabil. Fungsi C2 adalah sebagai filter terakhir yang berfungsi mengurangi noice (ripple tegangan) sedangkan LED1 yang dipasang seri dengan resistor (R1) berfungsi sebagai indikator. Fungsi rangkaian regulator ini dapat dipakai untuk menurunkan tegangan 12 Volt aki (accu) pada sebuah perangkat elektronika atau pada sebuah kendaran menjadi 12 Volt stabil. Perangkat elektronika dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang besarnya adalah : Vr = VM -VL dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr /2 Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki tegangan ripple (Vr) paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor C, sehingga dapat ditulis : VL = VM e
-T/RC
Jika persamaan (3) disubsitusi ke rumus (1), maka diperoleh: Vr = VM (1 – e
-T/RC
)
Jika T << RC, dapat ditulis : e
-T/RC
1 – T/RC
Sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang lebih sederhana : Vr = VM(T/RC) VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr . Perhitungan ini efektif untuk mendapatkan nilai tegangan ripple yang diinginkan. Vr = I T/C Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik
50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh, tentu saja frekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det.
Rangkaian ini bekerja bebas pada frekuensi yang ditentukan oleh R1/R4, R2/R3 dan C1/C2. Selang waktu keadaan tinggi adalah : TH= 0,693 (R1+R2) C Selang waktu keadaan rendah adalah: TL= 0,693 .R2. C Dan frekunsinya adalah: f
()
Frekuensi osilasi osilator Colpitts ini ditentukan oleh rumus berikut ini, f =
dimana,
1
1
2
LC t
( Hz )
..................................
L
= induktansi tank-circuit , henry
Ct
= kapasitansi tank-circuit , farad
(7.8)
= C1 seri C2 dan penguatan transistor yang dibutuhkan oleh osilator untuk memelihara osilasi adalah
Dasar dari sebuah osilator yaitu sebuah rangkaian penguat dengan feedback. Adapun beberapa bagian yang menjadi syarat untuk sebuah osilator agar terjadi osilasi yaituadanya rangkaian penguat, rangkaianfeedback, dan rangkaian tank circuit. Rangkaian feedback yaitu suatu rangkaian umpan balik yang sebagian sinyal keluarannya dikembalikan lagi ke masukan, hal ini salah satu sistem agar terjadinya tegangan dan phase
yang sama antara inputdan output, juga menjadi satu syarat penting terjadinya osilasi pada sebuah rangkaian osilator. Pada umumnya rangkaian feedback menggunakan komponen pasif yaitu R dan C. (Malvino, 1993). Tank circuit adalah rangkaian yangmenentukan frekuensi kerja dari osilator frekuensi pembawa (carrier), denganmenggunakan komponen L dan C semakintinggi frekuensi maka makin kecil hargakomponen yang digunakan. Menggunakan R dan C frekuensi yang dihasilkan tidak akan bisa mencapai harga yang paling tinggi karenaterbatasnya harga resistor. Osilator colpitts menggunakan rangkaiantertala LC dan umpanbalik positif melalui suatu pembagi tegangan kapasitif darirangkaian tertala. Umpanbalik ini bisadiserikan maupun diparalel. Osilator Colpitts pada dasarnya mirip dengan osilator Hartley.Perbedaan yang mendasar terletak pada bagianrangkaian tangki (tank circuit). Pada osilator Colpitts, digunakan dua kapasitor sebagai pengganti induktor yang terbagi. Rangkaianumpan balik dibuat dengan menggunakan “medan elektrostatik” melalui jaringan pembagi kapasitor. Frekuensi osilasi rangkaian osilator Colpitts ditentukan oleh dua kapasitor terhubung seri induktor. Osilator Colpitts menggunakan panggung bipolar transistor penguat tunggal sebagai elemen gain yang menghasilkan output sinusoidal. V2(puncak)
=
= 8,48 volt Vout(p)
= (v2(p))
= (8,48)
= 4,24 volt Vdc = Vc
= 0,636 (Vout (p)) =0,636 (4,24) =2,7 Volt
V2(puncak) = Vout (p)
= 12,72 volt
= (12,72)
= 6,36 Volt VDC
= 0,636 (6,36)
= 4,04 Volt
V2(p)
=
= 16,97 Volt
Vout
= (16,97)
= 8,48 Volt VDC = VC
= 0,636 (8,48) = 5,39 Volt
Grafik untuk Tegangan (Volt) Vcolector Terhadap Vin 6
5
4 Series 3 3
Series 2 Series 1
2
1
0 6
9
12
Tabel Data Titik Uji Rangkaian Gambar 6.6.1 Rangkaian Regulator
No.
1.
Titik Uji (TU)
Titik Uji 1
Vout (volt)
Vout (volt)
Pengukuran
Perhitungan
12 Volt
12 Volt
(AC) 2.
Titik Uji 2
12 Volt
(AC) 12 Volt
(AC)
(AC)
3.
Titik Uji 3
15,83 Volt
16,9 Volt
4.
Titik Uji 4
(-) 15,83
16,9 Volt
Volt 5.
Titik Uji 5
12 Volt
12 Volt
6.
Titik Uji 6
(-) 12 Volt
(-) 12 Volt
7.
Titik Uji 7
12 Volt
12 Volt
8.
Titik Uji 8
(-) 12 Volt
(-)12 Volt
Analisa hasil pengukuran adalah sebagai berikut : Pda rangkaian tersebut diperoleh 8 (delapan) Titik Uji (TU) Pengukuran, dimana Titik Uji 1 hingga Titik Uji 8 akan memberikan besaran keluaran tegangan positif (+) dan negatif (-). Setelah tegangan listrik diturunkan melalui transformator penurun tegangan dari 220 volt (AC) menjadi 12 volt (AC) yaitu pada Titik Uji 1 dan Titik Uji 2. Untuk selanjutnya hasil penurunan tegangan tersebut disearahkan dengan melalui rectifier ( dioda bridge) dengan prinsip penyearah gelombang penuh (full wave rectifier bridge system). Tegangan output dari rectifier tersebut diperoleh sebagaimana pada Titik Uji 3 dan Titik Uji 4. Tegangan pada Titij Uji 3 sebagai input bagi regulator tegangan positif (+), yaitu dengan menggunakan IC Regulator 7812 sedangkan Titik Uji 4 diperuntukkan bagi input regulator negatif (-) dengan menggunakan IC Regulator negatif (-) 7912. Tegangan output yang dikeluarkan tersebut akan selalu stabil tegangannya sebesar tegangan IC Regulator tersebut. Baik pada saat tanpa beban maupun menggunakan beban LED dan Resistor, Bahkan Rangkaian Osilator (Flip – Flop), sebagaimana pada Titik Uji 5 , Titik Uji 6 , Titik Uji 7 dan Titik Uji 8.
Pada saat pembebanan dengan menggunakan Rangkaian Osilator (Flip – Flop) rangkaian tersebut bekerja sebagai berikut : Arus listrik mengalir hingga mengisi 2 kapasitor. Kapasitor yang terisi penuh duluan yang akan mengeluarkan muatannya pertama kali. Kapasitor 1 mengeluarkan
muatannya hingga mengenai basis pada transistor 1. Jika muatan yang dikeluarkan kapasitor 1 sesuai yang diperlukan basis dalam mengaktifkan transistor 1. Maka transistor 1 dalam keadaan on, sehingga arus diperbolehkan melewati kolektor ke emitor. Akibatnya LED 1 yang berhubungan dengan transistor 1 ini akan menyala. Sedangkan kapasitor 2 dalam keadaan off, karena muatan dalam kapasitor 2 belum bisa dikeluarkan. Sehingga LED 2 tidak menyala. Walau ada muatan yang mengalir dari kolektor ke emitor transistor 2, namun masih belum cukup untuk membuat LED 2 menyala. Ketika kapasitor 1 kehabisan muatan, secara otomatis kapasitor 2 mengeluarkan muatan, sehingga mengaktifkan transistor 2, dan LED 2 menyala. Sedangkan kapasitor 1 masih mengisi muatan, sehingga transistor 1 off, mengakibatkan LED 1 juga off. Rangkaian Osilator (Flip – Flop) bekerja berdasarkan prinsip kerja transistor sebagai saklar. Transistor ini memiliki 2 kondisi saling bergantian antara cut – off dan saturasi (on). Untuk mengatur interval atau jarak lampu hidup dan mati antara LED 1 dan LED 2 dapat diatur dengan cara mengubah nialai kapasitor C1 dan C2 dan mengubah nilai resistor R1 , R2 , R3 dan R4, dimana R1=R4 dan R2=R3. Dan LED 2 dapat diatur dengan cara mengubah nilai kapasitor C1 dan C2 dan mengubah nilai resistor R1 , R2 . R3 dan R4, dimana R1=R4 dan R2=R3.
Hasil dan Pembahasan Hasil Tegangan Output pada eksperimen
No
Trafo Step Down
1
12,10 V
Penyearah Filter dioda Kapasitor 10,36 V
10,46 V
Regulator Dioda Zener 4,90 V
Tegangan pada multisim No
Trafo Step Down
1
18,33 V
Penyearah Filter dioda Kapasitor 8,39 V
8,3 V
Regulator Dioda Zener 4,9 V
Dioda mampu menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus pada tegangan mundur. Sehingga pada arus akan masuk ketika pada saat forward bias saja dikarenakan arus listrik dapat mengalir tanpa hambatan apapun pada diode. Arus listrik sangat mudah mengalir dari anoda ke katoda pada diode sebagai Forward Bias, sebaliknya yakni dari katoda ke anoda pada diode arus listrik akan tertahan atau tersumbat hal ini sebagai Reverse Bias. Sehingga diode berfungsi sebagai penyearah. Kemudian ketika arus masuk melalui kapasitor akan mengalami penurunan ripple dikarenakan arus yang masuk akan disimpan pada kapasitor sehingga ripple akan berkurang selain itu pula adanya kapasitor sebagai filter dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Setelah itu mengapa saat proses pada system power supply tegangan akan menurun dibandingkan dengan dengan tegangan sumber ? Hal ini dikarenakan adanya perbandingan . Selain itu karena masing-masing karakteristik dan fungsi dari komponen sistem yang ada pada power supply itu sendiri. Tegangan akan berkurang saat di dioda karena adanya perubahan yang awalnya tegangan itu bolak balik pada saat di diode tegangan itu akan dijadikan searah sehingga proses itu berlangsung yang mengakibatkan tegangan ada yang di ambil pada dioda dan keluarannya itu berkurang. Seperti halnya pula pada kapasitor yang berfungsi sebagai filter,resistor. Pada saat diode zener akan terjadi penurunan tegangan yang cukup tinggi dikarenakan banyaknya tegangan breakdown pada diode zener kemudian diode zener pula berfungsi sebagai regulator agar tegangan tersebut tidak merusak system pada output yang begitu besar maka diode zener lebih kepada mengamankan tegangan output.
Tegangan pada trafo itu berbentuk sinusoidal ketika amplitudo maksimum maka akan menyala kalau dipasang LED ketika turun atau belum maksimum(puncak) maka akan mati. Pada diode grafik akan lebih berkurang dan terjadi ripple. Kemudian pada kapasitor ripple yang dihasilkan pada system sebelumnya akan berkurang. Perbedaan grafik tersebut karena adanya cara kerja dari masing-masing komponen pada system power supply berbeda.
Gambar 6.6.2 Rangkaian Osilator
Gambar 6.6.1 Blok Diagram Power Supply Regulator (+) dan (-) V 12 0
Vout Reg (+) 7812 t
- 12
Vout Reg (-) 7912
Gambar 6.6.2 Tegangan Keluaran Power Supply Regulator Positif (+) IC 7812 dan Regulator Negatif (-) IC 7912
6.9 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari job-job ini antara lain : 1. Timah yang dapat menempel pada kawat yang telah dikupas enamelnya pada saat penyolderan 2. Pada saat penyolderan jangan terlalu banyak menggunakan lotfet hasilnya akan tidak bagus (menghitam)
3. Dapat membuat sebuah benda dari kawat-kawat yang dibentuk dengan cara menyolder 4. Power supply regulator merupakan perangkat elektronika yang berfungsi merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) 5. Flip-flop merupakan rangkaian elektronika yang mempunyai dua keadaan yaitu hidup dan mati 6. Kita dapat mengaplikasikan gambar-gambar job ke dalam bentuk benda yang sesungguhnya 6.10
Saran
Diharapkan agar hendaknya instruktur dapat mengawasi, memberikan bimbingan dan membantu siswa dalam mengerjakan latihan pada bengkel elektronika karena terkadang siswa bingung dalam menentukan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu. Pada saat praktek diharapkan kepada instruktur agar selalu hadir untuk memberikan petunjuk kepada mahasiswa agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam melakukan pekerjaan. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa harus selalu menanyakan hal-hal yang tidak diketahui atau tidak di mengerti kepada instruktur. Hendaknya bila terjadi kehilangan peralatan kerja, jangan terus menerus menyalahkan mahasiswa yang melakukan praktek pada saat yang bersangkutan akan tetapi seluruh mahasiswa yang praktek kelas lain yang meminjam tersebut jangan lupa di kembalikan Hendaknya peralatan yang di gunakan untuk melakukan pekerjaan bengkel dalam kondisi baik dan layak pakai. Diharapkan juga agar mencukupi dan sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak menghambat pekerjaan bisa selesai pada waktunya. Untuk percobaan ini, diharapkan agar praktikkan dan assisten lebih koordinasi lagi sehingga tidak adanya kesalahpahaman dalam pembuatan power supply
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN AKHIR 7.1. Kesimpulan
Secara keseluruhan dalam praktikum-praktikum yang telah dijalani, dan laporanlaporan yang telah dibuat, saya sebagai praktikan dan yang membuat laporan menyimpulkan, masing-masing praktikum yang telah dibuat punya hasil tersendiri buat saya, semua praktikum saling berkaitan, dengan kata lain apa yang kita dapat pada praktikum sebelumnya sangat berguna pada saat kita melakukan praktikum selanjutnya baik itu skil atau pun pengetauan yang ada dan kita dapat. Dalam praktikum pertama kita diajak untuk belajar menyolder, dengan menyolder ujung-ujung kawat email dengan tahap tahap yang berbeda satu dengan yang lain. Dalam praktikum tersebut dapat disimpulkan menyolder yang baik kawat harus dikerik agar permukaan kasar, memakai lotfet agar terlihat bersih dan mengkilat. Saat melakukan praktikum kedua kita diajak membuat kubus, dalam praktikum ini apa yang kita dapat dalam praktikum sebelumnya sangat berguna, ujung kawat yang disolder harus dikerik dan diolesi lotfet agar terlihat baik. Dalam praktikum ini kita diajak untuk sabar dalam menggabungkan sisi-sisinya dan harus kuat dalam melilit kawatnya agar kawat yang besar tidak mudah lepas. Dalam praktikum ketiga kita diajak untuk menyolder kabel-kabel ke papan pcb, dalam praktikum ini kita sudah menyetahui cara menyolder yang benar dari praktikum praktikum sebelumnya dan itu berguna saat melakukan praktikum ini. Dalam praktikum ini kita harus teliti menyolder kabel sepanjang apa sesuai dengan aturan yang ada, dalam hal ini pcb juga harus diamplas terlebih dahulu agar timah menempel saat disolder, saat itu kita tahu bahwa permukaan yang akan ditempeli timah harus kasar agar timah mau menempel.pada ujung kabel yang dipotong pun tembaganya harus dikerik dahulu. Dalam praktikum ini kita belajar jika menyolder jangan terlalu lama karena kabel yang akan di tempel lama-lama akan terkikis. Saat praktikum ke-empat kita diajak untuk merangcang tata letak lay out, dan memasangnya ke pcb menggunakan rugos, dengan membuat jalur sendiri sama seperti sebelumnya hasil praktikum-praktikum sebelumnya sangat berguna saat ini. Mulai dari cara menyolder sampai memasang kabel sama halnya seperti memasang komponen, dalam praktikum ini kita harus memperhatikan kutub-kutub komponen jangan ada yang terbalik dan harus hati-hati dalam membuat jalur karena jika salah hubung dapat menyebabkan konslet. Saat praktikum ke-lima dan ke-enam kita diajak membuat rangkaian pada masingmasing praktikum dan menggabungkannya yaitu rangkaian regulator dan osilator, pada papan pcb dalam praktikum ini skil dan pengetahuan praktikum sebelumnya sangat dibutuhkan, kita merancang jalur sendiri sesuai aturan yang ada, sama seperti praktikum sebelumnya memasang komponen tidak boleh terbalik harus memperhatikan kutubkutubnya agar tidak konslet, dalam menyolder juga harus tipis papan sebelumnya harus diamplas. Dalam praktikum ini kita belajar lebih lagi, digunakan lebih banyak komponen dak ada dua versi rangkaian yang digabungkan, dan ada komponen yang baru lagi kita gunakan.