Elektronika Dasar Laporan OP-AMP
Dosen Pengajar: MOCHAMMAD TAUFIK, ST.MT. NIP. 131864296 / 196403041989031003
Disusun Oleh Kelompok 5 : Adith Ismail Saleh (JTD-1B / 01) Ahmad Nur Siswanto (JTD-1B / 03) Basuki Rahmat Hakim (JTD-1B / 07) Dian Adi Prakasa (JTD - 1B / 11)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG Jalan Soekarno Hatta 9 Malang 65141 Telp (0341) 404424 – 404425 Fax (0341) 404420 http://www.poltek-malang.ac.id
2013
BAB I DASAR TEORI
Opearational Amplifier (Op-Amp) Op-Amp merupakan rangkaian penguat tegangan dengan elemen tahanan, kapasitor, dan transistor yang dibuat secara integrated circuit (IC). OpAmp mempunyai lima terminal dasar yaitu, dua terminal untuk mensuplai daya, dua teminal untuk masukan (masukan pembalik/ inverting input dan masukan tak membalik/ non-inverting input), dan satu terminal untuk keluaran (output).
Gambar Operational Amplifier (Op-Amp)
Op-Amp mempunyai beberapa fungsi, diantara nya sebagai amplifier ( inverting amplifier dan non-inverting amplifier ) dan sebagai buffer.
Karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh Op-Amp sebagai amplifier ideal, yaitu:
Impedansi input yang tinggi (Vi)
Impedansi output yang rendah (Vo)
Mempunyai penguatan tegangan yang tinggi
Tegangan output = 0, jika input = 0
Jenis rangkaian op-amp : A. Inverting Amplifier Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang berkebalikan 180o dengan phase sinyal input. Pada dasarnya penguat operasional (OpAmp) memiliki faktor penguatan yang sangat tinggi (100.000 kali) pada kondisi tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting amplifier salah satu fungsi pamasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor input adalah untuk mengatur faktor penguatan inverting amplifier (penguat membalik) tersebut. Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka faktor penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai 100.000 kali. Untuk mengetahui atau menguji dari penguat membalik (inverting amplifier) dapat menggunakan rangkaian dasar penguat membalik menggunakan penguat operasional (Op-Amp) seperti pada gambar berikut.
Rumus :
Contoh gambar Sinyal Output Dan Sinyal Input Inverting Amplifier :
A. Non-Inverting Amplifier Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik. Rangkain penguat takmembalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm. Contoh rangkaian dasar penguat tak-membalik menggunakan operasional amplifier (Op-Amp) dapat dilihat pada gambar berikut.
Rumus :
Contoh gambar Sinyal Output Dan Sinyal Input Non-Inverting Amplifier :
BAB II PERENCANAAN OP AMP 1. RANGKAIAN INVERTING 1 Pada percobaan kali ini, kami membuat perbesaran 2x Kami mengunakan 2kΩ untuk Rf dan 1kΩ untuk Rin. Tegangan VCC 12 v dan VEE -12 v Pada Generator Fungsi, kita set frekuensi 6 kHz, dan amplitudo 2 Vp. Pada Osiloscop, kita set Time/Div = 200 µs, dan Volt/Div = 2 V/div Perhitungan : vout
x2 =
Ω Ω
= 4 volt Gambar Rangkaian :
Dan menghasilkan perbesaran gelombang pada output sebesar 2x dari Vin.
2. RANGKAIAN INVERTING 2 Pada percobaan kali ini, kami membuat perbesaran 4x Kami mengunakan 4k7Ω untuk Rf dan 1k2Ω untuk Rin. Tegangan VCC 12 v dan VEE -12 v Pada Generator Fungsi, kita set frekuensi 6 kHz, dan amplitudo 2 Vp. Pada Osiloscop, kita set Time/Div = 200 µs, dan Volt/Div = 5 V/div Perhitungan : vout
x2 =
Ω Ω
= 7,8 volt
Gambar Rangkaian :
Dan menghasilkan perbesaran gelombang pada output sebesar 4x dari Vin
3. RANGKAIAN NON INVERTING 1 Pada percobaan kali ini, kami membuat perbesaran 4x Kami mengunakan 2k7Ω untuk Rf dan 2kΩ untuk Rin. Tegangan VCC 6 v dan VEE -6 v Pada Generator Fungsi, kita set frekuensi 6 kHz, dan amplitudo 2 Vp. Pada Osiloscop, kita set Time/Div = 100 µs/div, dan Volt/Div = 2 V/div Perhitungan : vout
x2 =
Ω Ω
= 3.7 volt Gambar Rangkaian :
Dan menghasilkan perbesaran gelombang pada output sebesar 2x dari Vin.
4. RANGKAIAN NON INVERTING 1 Pada percobaan kali ini, kami membuat perbesaran 4x Kami mengunakan 2k7Ω untuk Rf dan 2kΩ untuk Rin. Tegangan VCC 6 v dan VEE -6 v Pada Generator Fungsi, kita set frekuensi 6 kHz, dan amplitudo 2 Vp. Pada Osiloscop, kita set Time/Div = 100 µs/div, dan Volt/Div = 2 V/div Perhitungan : vout
x2 Ω
=
Ω
= 4,5 volt Gambar Rangkaian :
XSC1
2 3K9Ω VCC 6V 2
1 2K2Ω XFG1
Ext Trig + _
U2A
4
+
1
C1
3 5
-6V
LM747AH VEE
B
A
1µF
_
+
_
Dan menghasilkan perbesaran gelombang pada output sebesar 2.25x dari Vin