Menumbuhkan akar bawang merah.
Menyediakan gelas plastik dan lidi.
Menusuk bagian tengah bawang secara horizontal dengan lidi.
Meletakkan bawang merah yang telah ditusuk dengan lidi di atas gelas plastik.
Proses merendam akar bawang dilakukan kurang lebih 7 hari
Mengambil potongan ujung akar bawang merah (Allium cepa) dari botol vial
Memindahkan potongan ujung akar bawang merah (Allium cepa) ke dalam gelas arloji
Menambahkan alkohol 70% dan dibiarkan terendam selama 2 menit
Menghisap alkohol 70% dengan tissu.
Menambahkan larutan HCL 1 N dan merendamnya selama 7 menit.
Mengambil potongan akar dari gelas arloji dan memotong bagian ujung (tudung akar) dan meletakkannya pada kaca benda
Memasukkan larutan FAA ke botol vial yang berisi potongan akar bawang merah
Memotong akar bawang sepanjang 1 cm pada pukul 00.00 satu hari sebelum praktikum dan memasukkan potongannya ke botol ampul
Menetesi dengan larutan acetocarmin, lalu dicacah dengan silet berkarat sampai lembut.
Melewatkan preparat di atas lampu spiritus, lalu menutupnya dengan kaca penutup. Kemudian menggilasnya dengan pensil
Mengamati preparat potongan ujung akar bawang merah (Allium cepa) di bawah mikroskop
Mengamati apa saja yang tampak pada tampilan bayangan preparat di bawah mikroskop
Menggambar hasil pengamatan
Menetesi dengan larutan acetocarmin, lalu dicacah dengan silet berkarat sampai lembut.
Melewatkan preparat di atas lampu spiritus, lalu menutupnya dengan kaca penutup. Kemudian menggilasnya dengan pensil
Mengamati preparat potongan ujung akar bawang merah (Allium cepa) di bawah mikroskop
Mengamati apa saja yang tampak pada tampilan bayangan preparat di bawah mikroskop
Menggambar hasil pengamatan
A. TOPIK : PENGAMATAN MITOSIS PADA AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa)
B. TUJUAN : Untuk mengetahui dan menjelaskan tahapan siklus sel, terutama tahapan siklus sel dalam pembelahan mitosis
C. RUMUSAN MASALAH : Bagaimana tahapan siklus sel dalam pembelahan mitosis?
D. DASAR TEORI
Setiap makhluk hidup mempunyai siklus dalam hidupnya. Siklus sel adalah kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel kepembelahan berikutnya. Siklus sel sendiri meliputi pertambahan massa, duplikasi bahn genetis yang dikenal sebagai interfase dan pembelahan sel. Apabila sel sedang tidak dalam proses membelah diri, kromosom-kromosom tidak tampak dengan bantuan mikroskop cahaya (Sumadi dan Aditya, 2007). Pada banyak sel, termasuk bawang, satu atau lebih dari kromosom itu mempunyai nukleolus. Hal ini dapat diamati dengan mikroskop biasa. Keadaan yang amat lembut ini pada kromosom selama masa antara pembelahan sel tidak seharusnya menggambarkannya. Mereka justru aktif dalam sintesis RNA dan sejenak sebelum pembelahan sel berikutnya, juga sistesis DNA. Sebenarnya kandungan DNA menjadi dua kali diantara pembelahan- pembelahan sel. (Kimball, 1998).
Siklus sel meliputi pertambahan massa, duplikasi bahan genetis yang dikenal sebagai interfase dan pembelahan sel. Interfase meliputi 3 tahap, yaitu G1 (periode pertumbuhan), S (sintesis), dan G2 (persiapan pembelahan). Sedangkan pembelahan sel sendiri terdiri dari dua tahap, yaitu mitosis dan kariokinesis. Tahap kariokinesis disebut juga siklus kromosom dan sitokinesis disebut juga siklus sitoplasma.
1. Interfase
Interfase ada kalanya disebut juga sebagai fase istirahat, tetapi bukan berarti tidak ada aktivitas apapun. Istirahat yang dimaksudkan adalah sel berhenti membelah tetapi tetap melakukan aktivitas non pembelahan. Dalam bidang genetika, interfase ini merupakan tahap yang paling penting dari mitosis karena terjadinya sintesis ADN, menuju pada replikasi kromosom dan sintesis protein. Interfase merupakan periode diantara dua mitosis yang berurutan dan terdiri atas tiga fase yaitu G1, S, dan G2.
a. Tahap G1 (Periode Pertumbuhan)
Tahap pertama adalah G1. Pada tahap G1 sel anakan akan tumbuh menjadi dewasa. Pada tahap ini terjadi sintesis protein, karbohidrat. Lipid, inisiasi replikasi DNA, duplikasi organela. Tahap G1 ini berlangsung paling lama. Tahap kedua adalah fase S dimana terjadi replikasi DNA dan sintesis satu set lengkap protein kromosomal histon dan non histon. Selain itu, juga terjadi diplikasi kromosom. Fase ini terjadi selama 9 jam. Tahap ketiga adalah fase G2 dimana sel mulai mempersiapkan diri untk membelah. Fase ini terjadi sekitar 2 jam (Sumadi dan Aditya Marianti, 2007).
b. Tahap S (Sintesis)
Pada tahap S (sintesis) sel akan mengalami replikasi DNA dan akan terjadi duplikasi kromosom, serta terjadi sintesis satu sel lengkap protein kromosomal kiston dan non kiston.
c. Tahap G2 (Persiapan Pembelahan)
Pada tahap ini sel sudah mempersiapkan diri untuk melakukan pembelahan.
2. Mitosis
Mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk (Crowder, 1986: 15). Fase mitosis diawali dengan aktivasi MPF (Mitosis Promoting Factor) yang memicu proses fosforilasi protein dan diakhiri dengan fosforilasi. Fosforilasi ini akan menyebabkan perubahan-perubahan morfologi sel misalnya kondensasi kromatin berubah menjadi kromosom dan menghilangnya selubung nukkleus. Mikrotubulla sama artinya dengan gelendong pembelahan. Mikrotubula berperan dalam mengatur letak kromosom selama proses pembelahan.
Fase kariokinesis (mitosis) meliputi 4 tahap, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
a. Profase
Profase ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Terjadinya perubahan sentosoma dan benang- benang kromatin menduplikasikan diri dan berkondensasi menjadi kromatid yang terikat pada sentromer.
2) Sentrosoma membelah menjadi mikrotubula aster yang terpisah. Ujungnya memanjang, dan sentrosoma menjauh.
3) Sentromer diikat konektor.
4) Kromosom mengerut dan menjadi lebih tebal. Pemendekan ini akibat dari berpilinnya kromosom sehingga tampak nyata.
5) Nukleolus menjadi kabur dan hilang pada akhir profase.
6) Selaput inti mulai menghilang
7) Benang gelondong mulai terbentuk.
8) Kromosom mulai bergerak ketengah atau equator dari sel.
b. Metafase
Metafase ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Pengaturan letak dan arah kromosom oleh mikrotubula kinetokhor.
2) Kromosom tertata di bidang ekuator karena adanya gaya tarik yang sama kuat dari masing-masing kutub pembelahan.
3) Sentromer melekat pada benang gelendong, namun ada juga beberapa benang gelendong yang mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer.
4) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal.
5) Benang-benang gelendong menjadi lebih jelas pada permulaan metafase dan teratur seperti kumparan . benang-benang ini terdiri dari serabut protein halus yang terbuat dari mikrotubul yang sangat kecil. Benang gelendong dibentuk dalam hubungannya dengan sentriol (badan yang menandai kutub dari mekanisme banang gelendong). Benang gelendong ini berperan penting dalam penyebaran kromosom secara teratur. (James, R.Wilsh, 1991).
c. Anafase
Anafase ditandai dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut:
1) Terbelahnya kromosom menjadi dua kromatid, masing-masing dengan sebuah kinetokor
2) Kromatid bergerak ke arah kutub pembelahan masing-masing (bergerak ke kutub yang berlawanan)
3) Kromatid berkumpul di kutub pembelahan tersebut
4) Sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan kromatid mulai bergerak pada serabut gelendong menuju kekutub-kutub sel terdekatnya, dengan sentromer yang memimpin pergerakan itu
5) Terjadi penyebaran kromosom dan ADN yang seragam didalam sel
6) Merupakan fase terpendek dari fase-fase mitosis
7) Pada akhir anafase, sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator.
d. Telofase
Telofase ditandai dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut:
1) Benang-benang gelendong menghilang
2) Terakitnya kembali selubung nukleus di sekeliling tiap kelompok kromosom baru
3) Mikrotubuls kinektekor sudah menghilang, tetapi mikrotuul kutub masih ada
4) Mikrotubula kutub masih panjang
5) Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anakan
6) Struktur kromosom itu istirahat dan dianggap proses selesai
3. Sitokinesis
Sitokinesis adalah proses pembelahan sitoplasma yang ditandai dengan pelekukan pada sel. Pelekukan terjadi di tengah bidang pembelahan sel karena aktivitas cincin kontraktil. Pelekukan itu menyebabkan mikrotubula kutub menjadi timpang tindih tersebut membentuk mid body yang berfungsi sebagai tambahan dua sel anakan. Selanjutnya cincin kontraktil akhirnya menghilang dengan terurai menjadi komponen-komponen penyusunnya. Dan akhirnya selubung inti dan nukleolus terbentuk lengkap. Hal ini menandakan selesainya proses pembelahan sel (Sumardi dan Aditya Marianti, 2007). Pada sel hewan, proses sitokinesis berlangsung degan sitoplasma sel hewan yang terbagi menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil. Cincin ini menyebabkan terbentuknya kar pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anakan. Sedangkan pada sel tumbuhan terjadi sintesis keping sel diantara dua anak sel untuk membentuk dinding sel. Materi dinding sel yang dibawa oleh vesikula berkumpul membentuk pelat sel yang nantinya akan membesar hingga membran disekelilingnya bergabung dengan membran plasma disekeliling sel. Dua sel anak terbentuk dengan membran plasmanya masing-masing. Sementara itu dinding sel baru telah terbentuk diantranya (Neil. A Champbell, 2000: 227).
E. ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Mikroskop cahaya
2. Mikroskop stereo
3. Kaca benda
4. Kaca penutup
5.Tisu
6. Pinset
7. Silet berkarat
8. Pembakar spiritus dan korek api
9. Gelas arloji
10. Botol ampul
Bahan
1. Ujung akar bawang merah (Allium cepa)
2. HCL 1 N
3. Alkohol 70%
4. Acetokarmin
5. Larutan FAA
6. Air
F. LANGKAH KERJA
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
G. DATA HASIL PENGAMATAN
No
Tahap Mitosis
Gambar
Keterangan
1.
Profase
aa
a
a
a. Dinding sel
2.
Telofase
aa
a
a
a. Dinding sel
H. ANALISIS DATA
Praktikum kali bertujuan mengetahui mitosis yang terjadi pada ujung akar bawang merah. Ujung akar terdiri dari sel – sel yang bersifat meristematik, artinya sel – selnya sangat aktif membelah. Oleh karena itu penggunaan ujung akar pada praktikum ini diharapkan agar fase – fase mitosis daat diamati secara lengkap.
Akar bawang merah yang digunakan telah terlebih dahulu ditumbuhan akarnya. Setelah tumbuh lalu bagian tengah bawang merah ditusuk dengan lidi. Lalu menyiapkan botol plastik yang telah diisi air secukupnya. Kemudian bawang merah diletakkan di atas gelas plastik. Dibiarkan selama 1 minggu. Pemotongan akar bawang dilakukan pukul 00.00 WIB satu hari sebelum dilakukan praktikum. Ketika pemotongan akar, praktikan memilih akar yang tidak terlalu panjang, karena akar yang panjang akan mempunyai ukuran sel yang semakin kecil sehingga sulit untuk diamati. Setelah akar dipotong, akar dimasukkan ke dalam botol vial yang berisi larutan FAA.
Pada pelaksanaan praktikum, hal pertama yang dilakukan yaitu mengambil ujung akar kemudian direndam di alkohol 70% selama 2 menit. Selanjutnya akar bawang diambil lalu ditiriskan dan sisa alkohol di akar dihisap dengan tissu. Lalu akar dirandam dengan HCL 1 N selama 7 menit. Selanjutnya akar bawang ditiriskan dan sisa HCL 1 N dihisap dengan tissu. Setelah itu, akar bawang diletakkan di preparat lalu dipotong di bagian ujung akar yang berwarna putih tebal. Setelah akar dipotong, ujung akar ditetesi dengan acetocarmin. Jika kelebihan larutan acetocarmin dihisap dengan tissu. Lalu akar bawang dicacah dengan silet berkarat sampai lembut. Ketika ujung akar sudah diperkirakan lembut lalu diberi acetocarmin. Setelah itu, preparat difiksasi kemudian ditutup dengan kaca penutup dan digilas dengan pensil. Selanjutnya preparat bisa diamati di bawah mikroskop. Pada saat pengamatan tahapan mitosis pada ujung akar bawang merah, kelompok kami menemukan fase profase dan telofase.
I. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilaksanakan kali ini untuk mengetahui tahapan mitosis pada akar bawang merah. Pada saat pengamatan tahapan mitosis pada ujung akar bawang merah, kelompok kami menemukan fase profase dan telofase.
Fase Profase Fase Telofase
Pada sel yang sedang dalam fase profase terlihat nukleolus menjadi kabur. Hal ini sesuai dengan teori yaitu pemulaan mitosis ditandai dengan perubahan beberapa nukleolus mulai menghilang sedangkan kromosomnya mulai timbul. Untaian kromosom yang semula tebal meluas menjadi pilinan (helix). Dengan demikian untaian itu lebih pendek dan lebih tebal (Kimball,1994). Selanjutnya adalah terjadinya kondensasi benang-benang kromatin yang sangat halus dan mengalami penebalan menjadi kromosom dan mulai menduplikasi menjadi kromatid atau sering disebut dengan sister kromatid.
Kromatid-kromatid tersebut dihubungkan oleh suatu bentukan padat yang biasanya dalam diagram dilukiskan sebagai suatu titik yang disebut sentromer yang merupakan titik pertautan pasangan kromatid. Sentromer sendiri diikat oleh kinetokor dan kinetokor diikat oleh mikrotubula. Kinetokor atau tempat melekatnya benang-benang gelendong (spindle fiber). Elemen-elemen ini berfungsi untuk menggerakkan kromosom sewaktu pembelahan sel. Ciri-ciri lain dari fase profase ini adalah nukleus dan selaput inti mulai menghilang pada akhir profase. Pada akhir profase juga mulai terbentuk benang-benang spindle mikrotubule atau gelendong inti pada masing-masing kutub sel yang letaknya berlawanan (Suryo,1997).
Fase Metafase
Fase metafase terlihat ciri yang menonjol yaitu kromosom berkumpul pada bidang ekuator dengan barisan kromosomnya yang amat rapi. Sentromer suatu daerah vital pada kromosom ini melekat pada serabut gelendong yang bertanggungjawab terhadap arah pergerakan kromosom selama pembelahan.
Adanya pergerakan tersebut oleh mikrotubula kinetokor terjadi pengaturan letak dan arah kromosom sehingga setiap kromosom menghadap kutub masing-masing. Selanjutnya mikrotubula kinetokor menggerakkan kinetokor ke bidang ekuator. Ujung lepas kromosom dapat secara acak arahnya tetapi semua sentromer terletak persis dalam satu bidang di ekuator. Pada tahap metafase ini terjadi penyebaran kromosom secara teratur yang dilakukan benang-benang gelendon yang merupakan ciri pertama munculnya tahap metafase. Pada banyak tanaman benang gelendong ini terbentuk dalam hubungan sentral (badan yang menandai kutub dan mekanisme benang gelendong). Benang-benang gelendong tersusun secara teratur membentuk seperti kumparan yang terdiri dari serabut protein halus yang terbuat dan mikrotubula yang sangat kecil.
Kromosom dapat tertata pada bidang ekuator karena adanya gaya tarik yang sama-sama kuat dari masing-masing kutub pembelahan sebagai ciri utama pada metafase ini yaitu kromosom terlihat sejajar di tengah-tengah kromosom. Hal ini akan membantu terhadap kariotipe. Analisis kariotipe ini dimanfaatkan untuk analisis taksonomi yang berhubungan dengan klasifikasi makhluk hidup dan untuk menganalisis jalur substitusi dan monosomik atau polisomik serta untuk studi organisasi kromosom. Sehingga proses ini sangat penting dalam mekanisme pembelahan sel dan penyusunan kromosom yang baru.
Dalam pengamatan kelompok kami tidak menemukan fase metafase. Hal ini dapat disebabkan kurang telitinya praktikan dalam pengamatan dan keterbatasannya waktu.
Fase Anafase
Pada tahap anafase menunjukkan bahwa kromosom bergerak menuju kutub masing-masing. Hal ini terjadi karena adanya kontraksi dari benang gelendong, sebagai jalur penuntun gerakan kromosom ke kutub oleh karena benang-benang tersebut bersifat kontraktil.
Fried (2006), menyatakan bahwa pada awal anafase sentromer-sentromer masing-masing kromosom berpisah sehingga masing-masing kromatid berupa kromosom yang terpisah. Kromatid tersebut akan bergerak ke arah kutub pembelahan masing-masing karena memendeknya mikrotubula kinetokor secara tiba-tiba. Sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan kromatid mulai ikut bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-kutub sel terpendeknya dengan sentromer yang meminpi pergerakan tersebut. Sentromer tertarik dimungkinkan adanya gaya tolak menolak dari belahan sentromer itu. Sehingga terdapat dua pandangan bahwa pada awal anafase sentromer-sentromer masing-masing kromosom berpisah dan dikarenakan adanya pembelahan sentromer.
Ciri khusus yang terlihat pada saat anafase adalah kromosom terlihat seperti huruf v atau j dengan ujung yang bersentromer mengarah ke arah kutub. Pada saat ini, jumlah kromosom menjadi dua kali lipat lebih banyak karena paada tahap anafase ini terjadi penyebaran kromosom dan ADH yang seragam di dalam sel. Pada tahap anafase ini merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotik karena hanya membutuhkan waktu 3-15 menit sehingga hanya dibutuhkan sedikit waktu untuk terjadinya fase ini. Hal ini juga dibuktikan dalam pengamatan pada preparat yang teramati di bawah mikroskop hanya terdapat beberapa sel yang menunjukkan tahap anafase tersebut dan jumlah selnya hanya sedikit. Setelah kromatid-kromatid tersebut berkumpul di kutub pembelahan masing-masing kariokinesis akan memasuki tahap telofase. Hal ini terjadi pada akhir anafase yaitu sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator.
Dalam pengamatan kelompok kami tidak menemukan fase metafase. Hal ini dapat disebabkan kurang telitinya praktikan dalam pengamatan dan keterbatasannya waktu.
Pada sel berikutnya yang kami amati terlihat sel dengan sekat yang belum sempurna, dan kromosom terlihat mengumpul di tengah sehingga kami simpulkan sel tersebut berada dalam fase telofase. Hal sesuai dengan teori pada tahap telofase, nukleus mulai terlihat kembali di sekeliling tiap kromosom baru dan pada telofase terdapat 2 nukleolus yang dipisahkan oleh membran tipis.
TelofaseTelofase
Telofase
Telofase
Pada tahap telofase terdapat dua tahap yaitu telofase awal dan telofase akhir. Pada telofase awal akan terlihat sekat yang memisahkan dua sel anakan. Sedangkan pada tahap telofase akhir, 2 sel anakan benar-benar terpisah sehingga sudah tidak terlihat kembali sekat sel. Selain sekat sel yang hilang, benang-benang gelendong yang berperan dalan penyebaran kromosom juga hilang, namun mikrotubula kutub masih panjang. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedangkan pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah. Karakteristik dari telofase adalah suatu sel dimana terdapat dua kelompok kromosom, dimana tiap kelompok mengandung kromosom-kromosom yang sama besar satu dengan yang lain. Bersamaan dengan terpisahnya sel-sel anak mulailah proses sitokinesis.
Berdasarkan literatur, begitu sampai ke kutub, maka kromosom mulai membuka gulungannya. Nukleus timbul kembali. Membran nukleus mulai membentuk di sekitar kromosom. Akhirnya struktur yang disebut lempengan sel muncul di ekuator (Kimball, 1994). Pada tahap telofase ini, saat sel membela menjadi dua dengan diikuti terbentuknya dinding sel baru yang berasal dari bahan dinding sel yang lama, retikulum endoplasma atau bahan baru lainnya. Pembelahan ini membagi sitoplasma menjadi dua. Pada akhir fase ini,terbentuk dua sel anakan yang identik dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan induknya.
Selanjutnya akan terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma) dimana semua benda- benda dalam sitoplasma membelah dan pindah keaadaan sel anak. Pembelahan sitoplasma tersebut ditandai dengan pelekukan pada sel. Pelekukan terjadi di tengah bidang pembelahan karena aktivitas umum kontraktil. Pelekukan itu menyebabkan mikrotubula kutub saling tumpang tindih dan membentuk midbody yang berfungsi sebagai tambatan dua sel anakan. Midbody atau badan pembelah merupakan serabut berlanjut yang masih tersisa dalam bagian tengah yang mengecil. Pengecilan bagian tengah sebagai daerah pemisah diduga karena pemendekan unsur-unsur fibriler yang terdapat di bawah membran sel. Setelah pelekukan, maka umum kontraktil menghilang dengan terurai menjadi komponen-komponen penyusunnya, akhirnya selubung inti dan nukleolus terbentuk lengkap. Kejadiaan ini menandakan selesainya proses pembelahan sel.
Berdasarkan penjelasan di atas dari berbagai tahapan di atas dari profase, metafase, anafase, dan telofase. Proses mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung (Susetyoadi, 2004). Proses mitosis ini mengungkapkan dna peristiwa penting. Pertama kromosom (dengan demikian juga gen) berproduksi dan membelah sehingga sel anak mengandung informasi genetik yang tepat sama dengan induk (Crowder, 1986). Hal tersebut bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut. Proses mitosis ini terjadi pada sel somatik atau pada sel tubuh, dimana sel somatik ini bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup, terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Kedua, mitosis berperan penting dalam proses-proses biologis, seperti pertumbuhan, pergantian sel-sel yang rusak, dan perbaikan jaringan.
J. HASIL DISKUSI
1. a. Jelaskan fungsi kemikalin yang digunakan pada praktikum mitosis !
Acetokarmin: untuk memberikan pigmen pada sel – sel akar bawang sehinggga mudah untuk diamati di bawah mikroskop.
Alkohol 70%: untuk menghilangkan sisa-sisa FAA yang masih terdapat di dalam sel-sel akar bawang merah dan menyegarkan kembali sel-sel akar bawang yang sudah semalaman dimasukkan kedalam botol fial berisi FAA.
HCL 1 N: untuk memudahkan dalam memotong tudung akar bawang merah (Allium cepa) dan melunakkan dinding sel atau jaringan.
FAA: untuk menghentikan aktivitas mitosis dan mempertahankan kondisi sel-sel akar bawang sebagaimana saat kami memotongnya.
b. Bagaimana proses biologis kerja dari kemikalia di atas sehingga dapat menjelaskan fungsi tersebut?
Jawaban : Mekanisme kerja secara biologis kemikalia yang digunakan antara lain :
Larutan FAA: Pada saat pemotongan dilakukan pada jam 00.00 WIB, larutan FAA akan menghambat atau menahan sel membelah lagi sehingga pembelahan sel akan terhenti.
Alkohol 70%: Pada saat akar bawang merah direndam dalam alkohol 70% selama 4 menit, alkohol akan menetralkan kandungan FAA yang terdapat dalam akar serta mengembalikan kesegaran sel, selain itu selama perendaman, alkohol juga mensterilkan mikroba yang mungkin ada dalam akar bawang merah.
HCl 1 N: Pada saat akar bawang merah direndam dengan HCl selama 4 menit, HCl akan memperjelas bagian putih pada tudung akar dan akar bawang yang direndam dengan HCl akan menjadi lunak.
Acetocarmine: warna merah pada acetocarmine akan diserap oleh sel-sel akar bawang merah sehingga sel-sel akar bawang merah yang semula putih akan menjadi berwarna.
c. Mengapa konsentrasi alkohol yang dipakai adalah 70%? Jelaskan!
Jawaban : Dalam melakukan praktikum mitosis akar bawang merah digunakan alkohol 70% karena alkohol dalam konsentrasi ini merupakan larutan desinfektan terbaik atau sebagai larutan yang berfungsi membunuh bakteri/ mikroba yang mungkin ada di dalam akar bawang sehingga nantinya didapatkan bahan amatan yang steril.
2 a. Mengapa pada praktikum mitosis akar bawang merah bagian akar yang dipakai adalah tudung akar ? Kemukakan pendapat saudara?
Jawaban : Karena akar merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah sel-sel somatik, khususnya pada ujung akar terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu aktif membelah, sehingga diharapkan fase-fase mitosis dapat diamati secara lengkap.
b. Apabila bagian akar yang dipakai adalah selain tudung akar, bagaimana hasilnya?
Jawaban : Apabila bagian yang dipakai dalam pengamatan selain tudung akar, maka kemungkinan untuk menemukan fase mitosis akan sulit karena tidak semua jaringan tumbuhan bersifat meristematis dan apabila suatu jaringan telah menjadi jaringan dewasa, maka yang teramati hanyalah susunan selnya saja secara anatomi.
3. Jika ditemukan permasalahan-permasalahan berikut, jelaskan kemungkinan penyebabnya dan berikan solusi yang tepat!
pada pengamatan dibawah mikroskop, sel-sel penyebarannya banyak yang bertumpuk-tumpuk!
warna sel terlalu pucat setelah diwarnai dengan acetocarmine!
warna sel terlalu pekat setelah diwarnai dengan acetocarmine!
pada preparat hanya ditemukan beberapa fase saja dari keseluruhan fase mitosis!
Jawaban :
a. Pada pengamatan di bawah mikroskop, sel kelihatan bertumpuk-tumpuk karena pada waktu pencacahan, cacahan bawang kurang halus atau kurang lembut sehingga sel yang diamati di bawah mikroskop masih terlalu besar sehingga kelihatan bertumpuk.
b. Setelah pemberian acetocarmine warna sel menjadi terlalu pucat karena pada saat penggerusan, kaca penutup ditekan terlalu kuat sehingga acetocarmine banyak yang keluar dari kaca penutup, akibatnya hanya sedikit acetocarmine yang diserap oleh sel akar bawang merah.
c. Setelah pemberian acetocarmine warna sel menjadi terlalu pekat karena pada saat penggerusan, kaca penutup ditekan terlalu lemah sehingga acetocarmine banyak terkumpul di preparat, bisa juga karena pemberian acetocarmine yang terlalu banyak sehingga warna merah yang diserap sel akar bawang merah juga menjadi banyak.
d. Pada preparat hanya ditemukan beberapa fase dari semua fase yang ada karena pemotongan tidak dilakukan tepat pada jam 00.00 WIB karena jika dilakukan pemotongan lebih dari pukul 00.00 WIB, maka akan sulit menemukan keempat fase mitosis. Selain itu, dipengaruhi oleh waktu praktikum yang kurang karena pengamatan bawang memerlukan waktu lama dan ketelitian yang tinggi, serta keterbatasan alat seperti mikroskop juga dapat mengganggu proses menemukan fase mitosis karena konsentrasi akan terganggu akibat banyak mahasiswa yang menunggu mikroskop.
4. Jelaskan alasan dilakukan pemotongan tudung akar pada pukul 00.00!
Jawaban : Pemotongan akar bawang merah dilakukan pada pukul 00.00 WIB, karena pada waktu ini sel-sel pada daerah meristem titik tumbuh akar sedang aktif membelah. Menurut Margono (1973) hal ini dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel yang mengalami aktivitas pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan sesudah pukul 00.00 WIB.
5. Bila anda harus memilih menggunakan silet baru dan silet berkarat untuk mencacah preparat akar bawang merah, silet manakah yang akan anda gunakan? Apa alasannya? Jelaskan!
Jawaban : Silet berkarat. Tujuan penggunaan silet berkarat pada saat pencacahan adalah untuk mengefektifan proses penyerapan warna. Seperti kita ketahui dalam karat besi terdapat Fe Cl2 yang mampu mengoksidasi sehingga mampu menyerap air pada saat pencacahan dan acetocarmine dapat akan mudah diserap oleh sel-sel akar bawang merah.
6. Terkait dengan ilmu genetika, jelaskan tujuan peristiwa mitosis pada makhluk hidup!
Jawaban : Tujuan mitosis terkait pada penggadaan jumlah sel yang berguna dalam pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Karena dalam proses mitosis terjadi proses pembelahan inti yang berupa gen, kromosom, nuklei dan sentromer yang memperbanyak diri, serta tidak ada perubahan jumlah kromosom maupun perubahan sifat dari sel induk ke sel anak.
K. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan penjelasan di atasdapat disimpulkan bahwa tahap-tahap pembelahan mitosis meliputi :
1. Profase, ditandai dengan penebalan dan pemendekaan kromosom, kromosom membelah menjadi dua sister kromatid, nukleolus, dan selpaut inti menghilang.
2. Metafase, ditandai dengan terbentuknya benang-benang gelendong, dan bergeraknya kromosom menuju bidang ekuator dan berkumpul pada bidang ekuator.
3. Anafase, ditandai dengan membelahnya sentromer dan kromosom yang berasal dari dua sister kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan sehingga benang-benang spindel memendek, fase terpendek dari fase-fase mitotik.
4. Telofase, ditandai dengan benang-benang gelendong itu hilang, selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali, terbentuknya sekat sel dan sel membelah menjadi dua sel anak.
DAFTAR RUJUKAN
Crowder, LV. 1986. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Fried, George H, dkk. 2006. Schaum's Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
James, R. Welsh. 1991. Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga.
Kimbal, John W. 1994. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Campbell, Neil A. 2004. Biologi Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Sumadi dan Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel .Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suryo. 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: UGM Press.
Susetyoadi, Setjo. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: JICA.
LAMPIRAN
Pengambilan akar bawang merah dari botol vial dan diletakkan pada gelas arloji
Perendaman akar bawang merah dengan alkohol 70% selama 2 menit
Perendaman akar bawang dengan HCL 1 N selama 7 menit
Pemotongan akar bawang untuk mendapatkan bagian tudung akar
Pemberian acetokarmin
Proses pencacahan
PENGAMATAN FASE MITOSIS
PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa)
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Matakuliah Genetika I
Yang Dibina Oleh Prof. Dr. Duran Corebima Aloysius, M.Si
Oleh:
Kelompok 3 / Offering B
Ika Airin Nur Rohmadhani (140341606536)
Nisrina Deti Nur Afifah M. (140341606721)
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
APRIL 2016
Mengambil potongan ujung akar bawang merah (Allium cepa) dari botol vial
Memindahkan potongan ujung akar bawang merah (Allium cepa) ke dalam gelas arloji
Menambahkan alkohol 70% dan dibiarkan terendam selama 2 menit
Menghisap alkohol 70% dengan tissu.
Menambahkan larutan HCL 1 N dan merendamnya selama 7 menit.
Mengambil potongan akar dari gelas arloji dan memotong bagian ujung (tudung akar) dan meletakkannya pada kaca benda
Menumbuhkan akar bawang merah.
Menyediakan gelas plastik dan lidi.
Menusuk bagian tengah bawang secara horizontal dengan lidi.
Meletakkan bawang merah yang telah ditusuk dengan lidi di atas gelas plastik.
Proses merendam akar bawang dilakukan kurang lebih 7 hari
Memotong akar bawang sepanjang 1 cm pada pukul 00.00 satu hari sebelum praktikum dan memasukkan potongannya ke botol ampul
Memasukkan larutan FAA ke botol vial yang berisi potongan akar bawang merah