I.PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Wilayah pesisir yang merupakan sumber daya potensial di Indonesia, yang merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km (Dahuri et al. 2001). Garis pantai yang panjang ini menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar. Potensi itu diantaranya potensi hayati dan non hayati. Potensi hayati misalnya: perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang ,
sedangkan potensi nonhayati misalnya: mineral dan bahan tambang serta pariwisata. Lautan Indonesia yang terletak di garis katulistiwa juga merupakan suatu kelebihan karena banyak jenis-jenis sumber daya laut yang mendiami di sekitarmya. Di dorong dengan mempunyai iklim tropis. Sumber daya laut yang sangat potensial mendorong untuk melakukan suatu pemanfaatn dan pengolahan yang efektif. Munculnya alat penangkapan ikan merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumber daya laut yang digunakan. Alat penangkapan ikan banyak ragam dan jenis-jenisnya, seperti jaring, perangkap, gillnet, sero, pancing, payang, dan sebagainya. Alat penangkapan ikan mempunyai kegunaan masing-masing disesuaikan dengan tingkah laku dan sifat-sifat ikan. Ada berbagai karakteristik hidup ikan. Seperti yang biassa hidup dipermukaan air(pelagis), kolom perairan, dan di dasar perairan (domersal). Dalam perkembangannya jenis alat penangkapan bertambah banyak dan semakin maju dengan munculnya berbagai teknologi yang terbaru. Alat penangkapan ikan juga merupakan faktor utama dalam memanfaatkan sumberdaya ikan yang ada. Mesin kapal adalah mesin yang dipergunakan sebagai sumber penggerak kapal dan dinamakan mesin utama atau mesin induk (motor pokok). Pengoperasian alat tangkap ini dibutuhkan unit penangkapan yaitu berupa kapal. Kapal ini berfungsi ketika pengoperasian yaitu untuk melingkarkan jaring pada gerombolan ikan. Kapal yang digunakan yaitu jenis kapal purse seine yang biasanya kapal ini terbuat dari bahan kayu. Untuk ukuran kapal ini cukup relatif tergantung dari skala penangkapan
mulai dari yang ukurannya kecil antara 10-30 GT dengan kekuatan mesin 20 HP, ukuran sedang antara 30-50 GT dengan kekuatan mesin 120 HP, hingga ukuran yang besar 50-100 GT dengan kekuatan mesin 300-360 HP (Ayodyoa, 1975).
I.2 . Tujuan 1. Mengetahui spesifikasi dan klassifikasi mesin kapal perikanan 2. Menganalisis kesesuaian penggunaan mesin kapal bagi masing-masing jenis kapal perikanan.
II.TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Deskripsi Alat Tangkap a. Purse Seine Pukat cincin atau lazim disebut dengan “purse seine” adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari lembaran jaring berbentuk segi empat pada bagian atas dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat dan tali kerut (purse line) yang berguna untuk menyatukan bagian bawah jaring sehingga ikan tidak dapat Meloloskan dari bawah (vertikal) dan samping (horizontal), biasanya besar mata jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Ukuran benang dan mata jaring tiap-tiap bagian biasanya tidak sama. Disebut dengan pukat cincin sebab pada jaring bagian bawah dipasangi cincin (ring) yang berguna untuk memasang tali kerut (purse line) atau biasa juga disebut juga tali kolor. Purse seine dinamakan demikian karena sifat alat tangkap yang menggurung gerombolan kemudian tali kerut (purse line) ditarik sehingga jaring membentuk kantong yang besar, sehingga ikan-ikan terkurung. Purse seine memiliki bentuk umum dan bagian-bagian yang sama walaupun ada bermacam-macam purse seine.
Bentuk umum purse seine beserta bagian-baiannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar. Bentuk umum pukat cincin (purse seine) Menurut Ayodhyoa (1972 – 1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapandari purse seine adalah ikan –ikan “pelagis shoaling spesies” yang berarti ikan–ikan tersebut harus membentuk (gerombolan), berada dekat permukaan air (seasurface) dan sangatlah diharapkan pula densitas tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan dengan ikan yang lainnya haruslah sedekat mungkin. Dimana, prinsippenangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine ini ialah melingkarigerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dindingvertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelahitu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari lari ke arahbawah jaring.Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan jenis ikan yang akan di tangkap. Purse seine yang ditujukan pada operasipenangkapan ikan pada siang hari adalah lebih panjang dari purse seine ditujukanpada operasi penangkapan ikan pada malam hari. Begitu pula dengan jenis ikan,untuk menangkap ikan tuna purse seine harus lebih panjang karena jenis ikan initermasuk perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang berhasil dalammendapatkan hasil tangkapan dan sebaliknya penambahan jaring yang berlebih – lebihan tidak akan menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perluditentukan panjang optimum dari jaring yang dapat menghasilkan hasil tangkapanpaling banyak dalam waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi teknis maupun ekonomis
III.METODE PENGAMBILAN DATA
III.1. Waktu dan Tempat Praktikum Mesin Kapal Perikanan dilaksanakan pada tanggal 27-28 April 2012, bertempat di Desa Siddo Kec.Watang Soppeng, Kab. Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.
III.2. Metode Pengambilan Data Dalam
pelaksanaan
praktikum
Pelabuhan
Perikanan
kali
ini,
kami
menggunakan metode sebagai berikut ini: a)
Wawancara
Wawancara disini adalah kami menanyakan secara langsung kepada pegawai dan juga staf PPI Campae tentang profil dan semua fasilitas yang ada di PPI Campae. Selain itu juga diambil data tentang kegiatan yang dilakukan di PPI ini. b)
Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan mengambil gambar atau obyek yang digunakan, yaitu seluruh fasilitas dan segala kegiatan yang ada di PPI Campae ini. c) Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan melihat berbagai referensi yang berkaitan dengan pelabuhan perikan, berupa buku, jurnal, serta undang-undang.
III.3. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam Praktikum Pelabuhan Perikanan sebagai berikut: No
Nama
Keterangan
1
Kamera digital
Untuk mendokumentasikan Praktikum Pelabuhan Perikanan
2
Alat tulis
Untuk menulis
3
Bus
Sebagai kendaraan menuju lokasi praktikum
Bahan Bahan yang digunakan dalam Praktikum Pelabuhan Perikanan tersaji pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam Praktikum Pelabuhan Perikanan No
Nama
Keterangan
1
Kuesioner
Berisi tentang sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan pelabuhan perikanan
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri R., Rais Y., Putra S.,G., Sitepu, M.J., 2001. Pengelolaan Sumber daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta : Balai Penelitian Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Ayodyoa, 1972. Kapal Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nedelec. 2000. FISH LAMPS. Japanese Fishing Gear and Methods Textbook for Marine Fisheries Research Course. Japan. (terhubung berkala) http:// fisheries.com/index.html (18 Oktober 2010) Diposkan oleh samsudin di 03:02