LAPORAN MAGANG PROSES OLAH KERING (DRY PROCCE PROCCE S) KARET REMAH MENJADI BANDELA DI PT SRITRANG LINGGA INDONESIA THE DRY PRODUCTI PRODUCTI ON PROCCE PROCCE S OF CRUMB R UB U B B E R I N TO TO B A N D E L A AT A T PT SR I TR A N G LI L I N G G A I N D ONE SI A
YOGI DELA ARYUDA 05011381320020
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
SUMMARY
YOGI DELA ARYUDA. THE DRY PRODUCTION PROCCES OF CRUMB
RUBBER INTO BANDELA at PT Sritrang Lingga Indonesia (supervised by lecturer supervisor IDHAM ALAMSYAH and field supervisor M. JUNAIDI). This apprentice activity had been held since 23 Mei 2016 until 23 Mei 2016 which was located at TPA 2 Street RT.26 RW. 29 29 Kelurahan Keramasan Kec . Kertapati 1230 Palembang South Sumatera. The purpose to be achieved from this volunteer activity is to qualify in obtaining the Agricultural Bachelor Degree. The other purpose is to learn the proccesing of crumb rubber to ready for export. The procces of production is divided into two of the wet and dry procces. The purpose of wet procces is for the rubber people (Bokar) are still in the form of slabs of a sheet was called blangket. And while the dry procces to cook balngket be bandela. In activities PT Sri Trang Lingga Indonesia is company that processes wet rubber into crumb rubber ( SIR/ Standard Indonesian Rubber ) for needs export abroad (USA, Japan, Europe, and so forth ), and increase the revenue of the country. As the country’s second largest rubber producer in the world today , indonesia has great potential to become a major producer in the decade coming. coming. This is possible potential because indonesia has an adequate resource potential highly to increase production and productivity, either through the development of new areas as well as through rejuvenation of the old rubber plant area using the latest clones
SUMMARY
YOGI DELA ARYUDA. THE DRY PRODUCTION PROCCES OF CRUMB
RUBBER INTO BANDELA at PT Sritrang Lingga Indonesia (supervised by lecturer supervisor IDHAM ALAMSYAH and field supervisor M. JUNAIDI). This apprentice activity had been held since 23 Mei 2016 until 23 Mei 2016 which was located at TPA 2 Street RT.26 RW. 29 29 Kelurahan Keramasan Kec . Kertapati 1230 Palembang South Sumatera. The purpose to be achieved from this volunteer activity is to qualify in obtaining the Agricultural Bachelor Degree. The other purpose is to learn the proccesing of crumb rubber to ready for export. The procces of production is divided into two of the wet and dry procces. The purpose of wet procces is for the rubber people (Bokar) are still in the form of slabs of a sheet was called blangket. And while the dry procces to cook balngket be bandela. In activities PT Sri Trang Lingga Indonesia is company that processes wet rubber into crumb rubber ( SIR/ Standard Indonesian Rubber ) for needs export abroad (USA, Japan, Europe, and so forth ), and increase the revenue of the country. As the country’s second largest rubber producer in the world today , indonesia has great potential to become a major producer in the decade coming. coming. This is possible potential because indonesia has an adequate resource potential highly to increase production and productivity, either through the development of new areas as well as through rejuvenation of the old rubber plant area using the latest clones
RINGKASAN
( DRY PROCCES ) YOGI DELA ARYUDA. PROSES OLAH KERING ( DRY KARET REMAH MENJADI BANDELA DI PT SRITRANG LINGGA INDONESIA (Dibimbing oleh Dosen pembimbing IDHAM ALAMSYAH dan pembimbing lapangan M. JUNAIDI) . Kegiatan magang ini dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2016 sampai 23 Juni 2016 yang berlokasi di Jalan TPA 2 RT. 26 RW. 29 Kelurahan Keramasan , Kec . Kertapati 1230 Palembang Sumatera Selatan. Selatan . Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan magang ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian. Tujuan lainnya yaitu mempelajari proses pengolahan karet remah hingga siap ekspor. Proses produksi dibagi menjadi dua yaitu proses olah basah (Wet (Wet Procces) Procces) dan proses olah kering ( Dry Procces). Procces). Tujuan dari proses olah basah adalah mengolah bahan olah karet rakyat (Bokar) yang masih berupa bongkahan menjadi lembaran yang disebut blangket . Sedangkan proses olah kering bertujuan untuk memasak blangket menjadi bandela. Dalam aktivitasnya, PT. Sri Trang Lingga Indonesia adalah perusahaan yang memproses karet basah menjadi karet remah ( SIR/ Standard Indonesian Rubber ) untuk kebutuhan ekspor ke luar negeri ( Amerika Serikat, Jepang, Eropa dan lain sebagainya ), dan meningkatkan penerimaan devisa Negara. Sebagai negara produsen karet kedua terbesar di dunia pada saat ini, Indonesia berpotensi besa r untuk menjadi produsen utama dalam dekade-dekade mendatang. Potensi ini dimungkinkan karena Indonesia mempunyai meningkatkan
potensi
sumberdaya
produksi
yang
sangat
dan produktivitas,
memadai baik
untuk melalui
pe ngem ng em ba ng an ar e al ba ru m au pu n me l al ui pe re ma ja an ar ea l t an am an karet tua dengan menggunakan klon unggul terbaru.
LAPORAN MAGANG PROSES OLAH KERING (DRY PROCCE PROCCE S) KARET REMAH MENJADI BANDELA DI PT SRITRANG LINGGA INDONESIA THE DRY PRODUCTI PRODUCTI ON PROCCE PROCCE S OF CRUMB R UB U B B E R I N TO TO B A N D E L A AT A T PT SR I TR A N G LI L I N G G A I N D ONE SI A
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
YOGI DELA ARYUDA 05011381320020
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh data dan informasi yang disajikan dalam Laporan Magang ini, kecuali yang disebutkan dengan jelas sumbernya adalah hasil pengamatan saya sendiri dan belum pernah atau tidak sedang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang sama di tempat lain.
Palembang,
Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,
Yogi Dela Aryuda
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Yogi Dela Aryuda, sebagai anak kedua dari 2 bersaudara, putra dari Damiri, S.Pd., M.Si dan Lili Suryani, S.Pd. Lahir pada tanggal 14 Januari 1995 di Kota Batu OKU Selatan. Dan sekarang tinggal di komp. Megah asri II Blok Gb no. 8 kec. Talang kelapa kab. Bayuasin. Pendidikan sekolah dasar penulis selesaikan pada tahun 2007 di SD Negeri 2 Sukajadi. Tahun 2010 menyelesaikan pendidikan menengah pertamanya di SMPN 51 Palembang. Kemudian di tahun 2013 berhasil me nyelesaikan pendidikan menengah kejuruan berbasis pertanian dari SPPN Sembawa Palembang. Sejak agustus 2013 hingga kini penulis tercatat sebagai mahasiswa di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan judul “Proses Olah Kering ( Dry Procces ) Karet Remah Menjadi Bandela Di PT. Sritrang Lingga Indonesia ”. Laporan magang ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan akademis dalam menempuh semester akhir pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Bila dalam penulisan laporan magang ini terdapat kekurangan, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih terhadap kritik dan saran yang diberikan. Demi penulisan yang lebih baik di masa akan datang. Penulis berharap semoga laporan magang ini bermanfaat bagi kita semua. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis atas terselesaikannya laporan magang ini, khususnya kepada : (1) Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang ini. (2) Keluarga tercinta, untuk bapak, ibu dan kakak serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, nasihat dan doanya selama ini. (3) Bapak Dr. Erizal Sodikin, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya yang telah membantu dalam proses pelaksanaan magang. (4) Bapak Dr. Ir. Maryadi, M.Si selaku ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian yang telah memberikan dukungan sehingga dapat terlaksananya magang ini. (5) Bapak Dr. Ir. Idham Alamsyah, M.Si selaku pembimbing magang yang telah meluangkan waktu serta memberi bimbingan dan motivasi selama ini. (6) Bapak M. Junaidi selaku pembimbing lapangan di Divisi Produksi yang meluangkan waktu serta memberi bimbingan dan motivasi selama ini. (7) Teman seperjuangan magang di PT. Sri Trang Lingga Indonesia yaitu Eka Sepriyanti, Ridho Aldho, Shopan Ageng, M. Harry Fatriansyah, dan Wendy Arta Wirawan. (8) Semua pihak yang membantu penulis selama kegiatan magang dan penyusunan laporan yang tidak bisa disebutkan satu per satu. i
Kiranya masih banyak lagi yang membantu penulis dan namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kata pengantar ini, namun penulis mengucapkan terima kasih banyak semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang setimpal. Dan penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekhilafan baik yang disengaja ataupun yang tidak sengaja. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini belumlah sempurna, baik penulisan maupun isi karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk penyempurnaan isi laporan magang ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini akan membawa manfaat bagi kita semua dan bagi penulis khususnya.
Palembang,
Agustus 2016
Penulis
Yogi Dela Aryuda
ii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
vii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................
1
1.2. Tujuan dan Manfaat ............................................................................
4
BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................
5
2.1. Tempat dan Waktu ..............................................................................
5
2.2. Metode Pelaksanaan ............................................................................
5
2.3. Jadwal Kegiataan. ...............................................................................
5
2.4. Uraian Kegiatan Magang ....................................................................
7
BAB 3. PROFIL DAN KEGIATAN PRODUKSI PERUSAHAAN ........
9
3.1. Profil Perusahaan ................................................................................
9
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan .........................................................
9
3.1.2. Lokasi Dan Tata Letak Perusahaan ..............................................
10
3.1.3. Visi Dan Misi Perusahaan ............................................................
10
3.1.4. Struktur Organisasi Pt Sritrang Lingga Indonesia .......................
10
3.1.5. Sekilas Tentang Divisi Produksi ..................................................
15
3.2. Kegiatan Produksi Perusahaan ............................................................
17
BAB 4. PROSES OLAH KERING ( DRY PROCCES ) ..............................
19
4.1. Sekilas tentang Proses Produksi ..........................................................
19
4.2. Proses Olah Kering .............................................................................
21
4.2.1 Penggilingan I Dan II Pada Proses Olah Kering ...........................
21
4.2.2 Pembutiran Pada Proses Olah Kering ...........................................
22
4.2.3 Pengeringan...................................................................................
23
4.2.4 Penimbangan Bandela Hasil Olah Kering ....................................
24
4.2.5 Press Ball Bandela ........................................................................
25
iii
4.2.6 Pengambilan Sampel Hasil Olah Kering ......................................
25
4.2.7 Pengecekkan Bandela Melalui Metal Detector .............................
26
4.2.8. Packing .........................................................................................
26
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
27
5.1. Kesimpulan .........................................................................................
27
5.2. Saran....................................................................................................
28
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
29
LAMPIRAN.................................................................................................
31
iv Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang .........................................
6
Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan Harian .......................................................
7
v Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Struktur Organisasi PT SLI...... .............................................
10
Gambar 2. Struktur Organisasi Divisi Produksi .....................................
15
Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi...............................................
17
Gambar 4. Hasil Produk PT SLI .............................................................
18
Gambar 5. Craper IV dan Craper V pada olah kering .............................
21
Gambar 6. Mesin Shredder olah kering ...................................................
22
Gambar 7. Crumb Pump ..........................................................................
22
Gambar 8. Pengisian trolly ......................................................................
22
Gambar 9. Dryer ......................................................................................
23
Gambar 10. Penimbangan .........................................................................
24
Gambar 11. Balling Press .........................................................................
25
Gambar 12. Proses Pengambilan Sampel .................................................
25
Gambar 13. Metal detector........................................................................
26
Gambar 14. Packing/Proses Pengemasan .................................................
26
vi Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kartu Konsultasi Magang Lampiran 2. Surat Balasan Dari Perusahaan Lampiran 3. Absensi Selama Kegiatan Magang Lampiran 4. Sertifikat ISO PT. Sritrang Lingga Indonesia Lampiran 5. Tahapan Proses Pengolahan Basah Lampiran 6. Tahapan Proses Pengolahan Kering Lampiran 7. Foto Bersama Staf dan HRD Perusahaan Saat Pelepasaan Magang Lampiran 8. Kegiatan di PT. Sritrang Lingga Indonesia
vii
Universitas Sriwijaya
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka mencukupi persyaratan akademik di bangku perkuliahan, mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar langsung ke lapangan guna menerapkan teori yang sudah dipelajari. Kegiatan ini sekaligus upaya agar terbentuknya manusia yang memiliki kecakapan dalam ilmu pengetahuan, mengabdi kepada masyarakat sehinga dapat berperan serta dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut, berbagai bentuk usaha atau kegiatan ilmiah dilakukan oleh Perguruan Tinggi maupun masyarakat. Salah satunya dalam kegiatan ilmiah yang diterapkan dalam dunia industri yaitu melakukan kegiatan magang. Magang adalah kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dengan melakukan praktek kerja pada lembagalembaga yang relevan dalam bidang agribisnis atau industri pengolahan hasil pertanian. Bentuk bagian yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti semua aktivitas atau kegiatan di lokasi magang. Magang di perusahaan atau lembaga-lembaga pemerintahan merupakan salah satu bagian kurikulum Program Sarjana Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan magang di di perusahaan atau lembaga-lembaga pemerintahan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Agriculture (S.Agr). Magang di perusahaan atau lembaga-lembaga pemerintahan yang dilakukan digunakan untuk melengkapi pengetahuan mengenai dunia industri yang sebenarnya merupakan bentuk nyata dari teoriteori yang didapat selama mengikuti perkuliahan. Dalam melaksanakan magang sering dijumpai kesenjangan antara teori dan praktek. Hal tersebut merupakan permasalahan yang harus diselesaikan dan dicari jalan keluar. Penyelesaian masalah tersebut berdasarkan adanya kemampuan dalam menerapkan teori yang telah dikuasai. Kemampuan ini hanya dapat dicapai bila mahasiswa telah cukup menguasai teori, mendapatkan pengalaman dan pelatihan. Disisi lain permasalahan yang timbul dalam praktek justru menjadi pendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasi teori yang telah ada.
1 Universitas Sriwijaya
2
Sebagai negara dengan iklim tropis, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar pada bidang agricultural atau hasil kebun. Perkembangan produksi karet Indonesia setiap tahun terus mengalami kenaikan. Adanya peningkatan produksi karet setiap tahunnya menunjukkan bahwa karet Indonesia cukup diperhitungkan dan berpeluang untuk menguasai pasar global. Dengan melihat perkembangan produksi karet Indonesia dan meningkatnya permintaan dunia terhadap karet menjadikan peluang bagi Indonesia untuk menempatkan diri sebagai negara produsen utama karet di dunia. Kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus meningkat sejalan dengan meningkatnya standar hidup manusia. Karet merupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet. Harga karet alam yang membaik saat ini harus dijadikan momentum yang mampu mendorong percepatan pembenahan dan peremajaan karet yang kurang produktif dengan menggunakan klon-klon unggul dan perbaikan teknologi budidaya lainnya. Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton per tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet yang saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon karet unggul (Anwar, 2001). Menurut IRSG 2014, Indonesia masih menduduki peringkat kedua terbesar produksi karet alam dunia setelah Thailand. Namun, dari total produksi karet alam secara keseluruhan, produksi karet alam dunia mengalami penurunan pada kuartal kedua tahun 2014 sebesar 2,3%. Hal ini disebabkan karena turunnya produktivitas karet alam di beberapa kawasan Asia Pasifik, seperti Thailand, Malaysia, dan India sehingga
berimplikasi
pada
produksi
karet
alam
dunia.
Salah satu faktor penyebab terjadinya kelesuhan produktivitas karet alam dunia adalah pengaruh perubahan politik di beberapa kawasan Asia Tenggara dan juga rendahnya harga karet alam yang terus merosot. Saat ini harga karet alam dibandrol 1,77 USD/kg untuk jenis karet spesifikasi teknis dan 172,3 USD/kg untuk jenis RSS 3 (Harian Analisa, 4 Nov 2014).
Universitas Sriwijaya
3
Konsumsi karet dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik konsumsi karet alam maupun karet sintetis. Pada kuartal kedua tahun 2014, konsumsi karet alam dunia mengalami peningkatan 4,2% atau sebesar 13,9 juta ton. Konsumsi karet alam dunia berhubungan langsung oleh permintaan (demand) negara-negara industri seperti China dan Amerika, namun laju permintaan di negara asia pasifik termasuk China, berjalan lambat. Kondisi ini menggambarkan adanya persaingan antara penggunaan karet alam dan karet sintetis yang semakin meningkat. Kebutuhan industri terhadap karet dari waktu ke waktu akan terus berkembang dan meningkat seiring pertumbuhan industri otomotif, alat kesehatan, kebutuhan rumah sakit, keperluan rumah tangga dan lainnya. Saat ini industri karet memiliki pasar dengan kondisi yang sudah dewasa dan tidak akan terlepas dari kondisi – kondisi perekonomian negara di dunia. Karena itu, pasar karet masih akan tetap bertumbuh dan membutuhkan kontribusi dari produk, teknologi serta inovasi proses – proses pengolahan yang baru. Pada dunia Industri dan perusahaan pengolahan dialakukan dengan berbagai macam memiliki alat-alat dan mesin pengolahan yang sangat beraneka ragam, seperti pada perusahaan PT. Sritrang Lingga Indonesia, pengolahan karet menjadi karet remah SIR 20 & 10 dilakukan melalui beberapa tahapan proses dengan menggunakan mesin-mesin dan peralatan khusus, dimana terdapat standar mutu berdasarkan Standard Indonesian Rubber (SIR) yang harus dipenuhi dalam proses pembuatan bahan baku menjadi produk setengah jadi. Dengan beberapa alasan di atas, maka kegiatan magang dipilih untuk dilakukan di PT Sri Trang Lingga Indonesia karena sesuai dengan bidang yang ingin dipelajari lebih lanjut. Salah satu mata kuliah yang diambil di Jurusan Agribisnis adalah Manajemen Produksi sehingga sangat relevan jika magang dilaksanakan di pabrik yang melakukan proses produksi seperti PT Sri Trang Lingga Indonesia.
Universitas Sriwijaya
4
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari kegiatan magang ini antara lain untuk : (1) Mendapatkan pengalaman kerja mengenai pengolahan karet di PT. Sritrang Lingga Indonesia. (2) Mengetahui dan memahami proses produksi olah kering ( dry procces) karet yang bahan bakunya dari petani dan diolah oleh PT. Sritrang Lingga Indonesia hingga siap ekspor.
Sejalan dengan tujuan kegiatan magang tersebut, maka hasil dari kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : (1) Menambah soft skill setelah pelaksanaan magang. (2) Mendapatkan pengetahuan dan pemahamanan mengenai alur proses produksi karet remah menjadi bandela khususnya dalam proses produksi olah kering (dry procces). (3) Sebagai sumber informasi dan reverensi untuk lebih memahami perkembangan teknologi pengolahan karet khususnya di Sumatera Selatan.
Universitas Sriwijaya
BAB 2 PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. Sri Trang Lingga Indonesia tepatnya di Divisi Produksi. Penentuan divisi magang ini berdasarkan kebutuhan dari pihak perusahaan. Berdasarkan hasil kesepakatan dengan pihak perusahaan maka waktu pelaksanaan magang ini adalah selama 30 hari, yaitu pada tanggal 23 Mei 2016 sampai dengan 23 Juni 2016.
2.2. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah dengan observasi langsung dan partisipatif aktif. Metode observasi langsung adalah metode dengan melakukan pengamatan langsung kegiatan yang dilakukan oleh karyawan PT Sritrang Lingga Indonesia di Divisi Produksi. Sedangkan partisipatif aktif dilakukan dengan ikut turun langsung melihat pengolahan karet khususnya proses olah kering (dry procces) di PT. Sritrang Lingga Indonesia dengan dibimbing HD (Head Divisi) Produksi.
2.3. Jadwal Kegiatan
Kegiatan magang ini dilakukan selama 1 bulan terhitung mulai dari peninjauan lapangan sampai ke laporan akhir, sedangkan pelaksanaan magang di laksanakan tanggal 23 mei sampai dengan 23 juni 2016. Kegiatan selengkapnya dapat di lihat pada Tabel 2.1
5 Universitas Sriwijaya
6
Tabel 2.1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Magang
Bulan No
Kegiatan
Februari 2
1
3
Mei 4
Juni
Juli
4
1
2
3
4
x
x
x
x
x
1
2
x
x
Pengajuan Proposal Magang dari Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis Kepada PT Sri Trang Lingga Indonesia
2
x
Menerima Surat Balsan dari PT Sri Trang Lingga Indonesia
3
Pelaksanaan Magang
4
Kunjungan Dosen
x
Pembimbing ke PT Sri Trang Lingga Indonesia 5
x
Penyusunan Laporan dan Konsultasi
x
Keterangan X= mewakili 1 minggu
Universitas Sriwijaya
7
2.4. Uraian Kegiatan Magang
Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. Sritrang Lingga Indonesia yang berlokasi di jalan TPA 2 RT 26 dan 29 kelurahan keramasan kecamatan kertapati kota Palembang. Terhitung satu bulan dari tanggal 23 Mei-23 Juni 2016. Dalam melaksanakan kegiatan magang dikantor, penulis mengambil topik mengenai proses produksi, sehingga penulis ditempatkan di divisi produksi Selain itu, penulis mendapatkan pengetahuan mengenai tahapan pengolahan karet hingga di ekspor ke luar negeri, dan juga Standar Indonesian Rubber (SIR). Kegiatan magang ini dibimbing langsung oleh Head Divisi Wet proses yakni M. Junaidi serta para supervisor bidang produksi yang sangat membantu dalam memberikan pengarahan dan penjelasan mengenai kegiatan operasional, menambah pengetahuan dan wawasan bagaimana mekanisme pengolahan karet mentah hingga ekspor di PT. Sritrang Lingga Indonesia. Kegiatan dilapangan banyak di fokuskan pada pengawasan proses produksi, karena perusahaan ini sangat memperhatikan mutu dan juga kebersihaan sesuai sertifikat ISO yang mereka dapatakan. Selain itu kegiatan dilapangan adalah mengontrol para worker agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam seharinya. Kegiatan yang dilakukan selama magang terhitung dari tanggal 23 Mei – 23 Juni 2016 seperti Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2.2 Uraian Kegiatan Magang No
Tanggal
Kegiatan
1
23-05-2016
Registrasi magang manual
2
24-05-2016
Pengarahan magang
3
25-05-2016
Perkenalan wilayah kantor
4
26-05-2016
Materi mengenai profil perusahaan
5
27-05-2016
Pembagian divisi kerja
6
28-05-2016
Perkenalan karyawan divisi produksi
7
30-05-2016
Pengenalan wilayah divisi produksi
8
31-05-2016
Penjelasan mengenai proses produksi di PT. SLI
9
01-06-2016
Penjelasan mengenai proses produksi di PT. SLI
10
02-06-2016
Penjelasan mengenai proses produksi di PT. SLI
Universitas Sriwijaya
8
11
03-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI terkait proses produksi di PT. SLI
12
04-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
13
06-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
14
07-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
15
08-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
16
09-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
17
10-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
18
11-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
19
13-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
20
14-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
21
15-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
22
16-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
23
17-06-2016
Kontrol lapangan terkait proses produksi di PT. SLI
24
18-06-2016
Ambil data produksi di adm divisi produksi PT. SLI
25
20-06-2016
Ambil data produksi di adm divisi produksi PT. SLI
26
21-06-2016
Mengerjakan laporan
27
22-06-2016
Mengerjakan laporan
28
23-06-2016
Pelepasan magang
Universitas Sriwijaya
BAB 3 PROFIL DAN KEGIATAN PRODUKSI PERUSAHAAN
3.1. Profil Perusahaan 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sri Trang Lingga Indonesia ( SLI ) didirikan pada tanggal 23 oktober 2004 dengan tujuan utama untuk mengembangkan industri karet Indonesia. Sri Trang Lingga Indonesia adalah proyek join venture yang pertama antara Sri Trang Agro-Industry Plc Thailand (STA) dan PT. Lingga Djaja dari Indonesia (LD) untuk memproduksi Crumb Rubber untuk komoditas eksport. Join Venture ini melibatkan pengalaman yang luas dari STA Group dalam industri pengolahan karet, ditambah dengan pengetahuan lokal dari Lingga Djaja Group yang oleh partner join venture diharapkan dapat membangun pabrik yang modern dan canggih yang berada di wilayah Palembang. Total investasi sejauh ini berjumlah 10 juta US Dollar. Mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 600 orang, dan memproduski karet SIR 20 & 10 standar ekspor. Dalam aktivitasnya, PT. Sri Trang Lingga Indonesia adalah perusahaan yang memproses karet basah ( slabs tebal dan lumb mangkok ) menjadi karet remah ( SIR/ Standard Indonesian Rubber ) untuk kebutuhan ekspor ke luar negeri ( Amerika Serikat, Jepang, Eropa dan lain sebagainya ), dan meningkatkan penerimaan devisa Negara. Sri Trang Group terkenal dan terpandang di Thailand dan diseluruh komunitas karet internasional karena kepemimpinan dan komitmennya atas peningkatan
yang
berkesinambungan
terhadap
kualitas,
kepercayaan
dan
pengejaran kesempurnaan dalam industri karet . Produk Sri Trang Group dikemas dalam berbagai tipe kemasan untuk memenuhi permintaan konsumen dan standar. Diantaranya : (1)
35 kg per bandela loose bale
(2)
35 kg per bandela in SWP
(3)
35 kg per bandela in WP
(4) 35 kg per bandela in/on MC/B
9 Universitas Sriwijaya
10
3.1.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
Lokasi pabrik berhadapan dengan Sungai Musi dan memiliki total area seluas 40ha. Pabrik di desain dengan konsep efisien dengan tujuan utama sebisa mungkin memproduksi SIR20 terbaik dan juga memberikan kesejahteraan bagi karyawan di pabrik. Pabrik ini berlokasi di Jalan TPA 2 RT.26 RW. 29 Kelurahan Keramasan , Kec . Kertapati 1230 Palembang Sumatera Selatan.
3.1.3 Visi Dan Misi Perusahaan
(1) Visi : “Passionately,
We Drive Possibilities”.
(2) Misi : Misi utama dari Sri Trang Group adalah menjadi yang terdepan dalam industri karet internasional. Misi di tahun 2016 ini adalah Standarisasi, dimana semua pekerjaan ditujukan pada satu standarisasi.
3.1.4 Struktur Organisasi PT Sri Trang Lingga Indonesia
Gambar 1. Struktur Organisasi PT SLI
Universitas Sriwijaya
11
Pembagian tugas dan wewenang masing-masing bagian yang ada di dalam struktur organisasi PT. Sri Trang Lingga Indonesia (SLI) adalah : (1) Manager Director Tugas dan tanggung jawab Manager Director adalah sebagai berikut: a. Menentukan kebijaksanaan mutu dan mengarah seca ra umum tentang mutu. b. Meningkatkan
mutu
dan
konsep
perbaikan
secara
terus-menerus
dan
pengembangan mutu pekerja. c. Penguasa tertinggi dan penanggung-jawab umum atas sistem mutu perusahaan. d. Memenuhi penilaian manajemen terhadap mutu produksi. e. Mengawasi dan menilai pelayanan terhadap costumer (pelanggan). f. Mengesahkan tanggung jawab dan wewenang kepala-kepala bagian ( department head ) dan penilaian personil.
(2) Director Tugas dan tanggung jawab Director adalah sebagai berikut : a. Bertanggung-jawab
terhadap
operasi
bagian
kebun
(bagian
tanaman),
pengolahan, teknik QCD ( Quality Control Departement ) dan transportasi atau bengkel pengangkutan. b. Memenuhi permintaan pembeli dan pesanan-pesanan. c. Bertanggung-jawab atas kegiatan pemeriksaan QCD sama dengan bagian produksi atau kendali mutu. d. Bertanggung-jawab atas mutu bahan mentah sampai dengan hasil jadi produksi. e. Bertanggung-jawab secara menyeluruh atas perbaikan alat. f. Mengesahkan program pengembangan tenaga kerja.
(3) Finance Director Tugas dan tanggung jawab Finance Director adalah sebagai berikut : a. Bertanggung-jawab secara menyeluruh atas masalah keuangan dan operasi GMMC (General Merchandiser and Material Controls ). b. Bertanggung-jawab secara menyeluruh atas kegiatan pembelian bahan baku dan bahan tambahan serta barang-barang lainnya.
Universitas Sriwijaya
12
c. Bertanggung-jawab secara menyeluruh atas penyimpangan barang-barang (gudang penerimaan barang). d. Merencanakan, mengawasi dan melaksanakan program internal audit mutu (pemeriksaan internal atas mutu). e. Berpartisipasi dalam penilaian mutu oleh manajemen.
(4) Production Director Tugas dan tanggung jawab Production Director adalah sebagai berikut : a. Bertanggung-jawab secara menyeluruh atas manajemen-manajemen pengolahan teknik mutu (QCD). b. Bertanggung-jawab atas mutu produksi pabrik dan pengepakan/ pengemasan baik crumb rubber (karet remah) atau concentrate latex (getah cair yang dikonsentrasi/ lateks pekat). c. Mengkoordinasikan rencana perbaikan dan pelaksanaan pekerjaan pengolahan. d. Turut berpartisipasi dalam masalah pemeriksaan mutu dan penilaian mutu oleh manajemen. e. Mengawasi pelaksanaan perbaikan dan pengawasan terhadap barang-barang yang rusak pada waktu produksi dan penyimpanan.
(5) Manager of Field Operation Tugas dan tanggung jawab Manager of Field Operation adalah : a. Bertanggung-jawab secara menyeluruh atas operasi divisi tanaman (kebun). b. Memimpin penanaman pertumbuhan, pemeliharaan dan pengutipan hasil pohon karet, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. c. Menjaga mutu getah/ karet untuk crumb rubber maupun lateks. d. Mengawasi
pelaksanaan
dan
memperbaharui Effield Standart Practice
(pedoman kerja bagian tanaman). e. Bertanggung-jawab atas efisiensi pengawasan kerja dan pelaksanaan dari Divisi latihan kebun (field training division).
Universitas Sriwijaya
13
(6) Quality Control Departement (QCD) Tugas dan tanggung jawab Quality Control Departement (QCD) adalah : a. Bertanggung-jawab penuh atas operasi di laboratorium. b. Bertanggung-jawab penuh atas pemeriksaan mutu bahan mentah dan hasil jadi. c. Bertanggung-jawab untuk mendapat sertifikat SIR ( Standart Indonesia Rubber ) secara terus-menerus. d. Memperbaiki spesifikasi bahan mentah dan hasil jadi ( fished product ) , prosedur penelitian dan perintah-perintah kerja.
(7) Processing Manager Tugas dan tanggung jawab Processing Manager adalah sebagai berikut : a. Bertanggung-jawab penuh atas operasi pabrik pengolahan crumb rubber (karet remah) dengan concentrate latex (getah cair pekat). b. Bertanggung-jawab atas pengawasan mutu pada pengolahan. c. Bertanggung-jawab atas kebenaran pengiriman dan penyimpanan bahan mentah dan hasil jadi (finished product). d. Mengawasi pengemasan hasil produksi.
(8) Project Manager Tugas dan tanggung jawab Project Manager adalah sebagai berikut : a. Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan semua proyek yang diusahakan. b. Bertanggung-jawab atas pelaksanaan ISO-9001. c. Bertindak sebagai pemimpin quality system. d. Merencanakan, mengawasi dan melaksanakan pemeriksaan mutu.
(9) Field Inspector Tugas dan tanggung jawab Field Inspector adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan pelaksanaan Field Standart Practice (Pedoman Pelaksanaan Perkebunan). b. Mengawasi dan melaporkan hasil produksi kebun setiap hari. c. Memeriksa dan membuat laporan tentang operasi tanaman yang dihasilkan
Universitas Sriwijaya
14
setiap hari. (10) Medical Super Intendent Director Tugas dan tanggung jawab Medical Super Intendent Director adalah: a. Bertanggung-jawab kepada Manager Director. b. Mengawasi dokter pada saat melakukan pengobatan. c. Menganalisis tentang pemeriksaan pasien.
(11) Human Resources Manager Tugas dan tanggung jawab Human Resources Manager adalah : a. Bertanggung-jawab secara menyeluruh dan mengkoordinasi, mengawasi dan mengadministrasikan sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. b. Dokumen personil bertanggung jawab secara menyeluruh dan mengkoordinasi, mengawasi dan mengadministrasikan sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. c. Menyimpan manual termasuk mengenai training. d. Membuat dokumen Organization Chart (Struktur Organisasi) dan catatan pembagian tugas. e. Ikut dalam pemeriksaan intern mutu.
(12) Manager Transport Manager Transport
memiliki tanggung jawab atas administrasi dan
pemeliharaan angkutan perusahaan.
Universitas Sriwijaya
15
3.1.5 Sekilas Tentang Divisi Produksi
Divisi Produksi di PT. Sritrang Lingga Indonesia dipimpin oleh manager produksi yang membawahi dua Head Divisi yaitu bagian produksi basah dan kering. Masing-masing Head Divisi mempunyai satu supervisor dimana dia membawahi dua asisten supervisor ditiap bagian. Dan asisten supervisor mengawasi langsung kerja para buruh. Penjelasan lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini. Manager3.produksi
HD Wet Produksi
HD Dry Produksi
SPV Wet. Proses
Ast spv wet
SPV Dry Proses
Ast spv hanger
Ast Dryer
Worker
Ast S v Dr er
Worker
Gambar 2. Struktur Organisasi Divisi Produksi Untuk mengetahui tugas dan wewang dari tiap bagian akan dijelaskan lebih rinci dibawah ini : (1) Manager Produksi : a. mengatur waktu pekerjaan agar sesuai dengan waktu pengiriman b. mengatur posisi pengawas kualitas di masing-masing titik pekerjaan. c. memberikan harga produksi untuk kepentingan marketing dalam membuat harga jual.
Universitas Sriwijaya
16
(2) Supervisor : a. menyampaikan kebijakan yang disampaikan oleh jabatan di atasnya kepada seluruh bawahan dan groupnya. b. mengatur kelompok kerja pada group yang dipegangnya. c. memberikan tugas pada asistennya. d. mengontrol dan mengevaluasi kinerja bawahan. e. memberikan info pada manjemen mengenai kondisi bawahan, atau menjadi perantara antara pekerja dengan manjemen. f. memberikan training pada bawahan. g. memberi motivasi.
(3) Asisten supervisor : a. membantu kerja supervisor. b. memberikan tugas pada para pekerja sesuai perintah atasan. c. memberikan brifing pada pekerja. d. melaporkan hasil kerja harian maupun bulanan.
(4) Worker : a. bekerja sesuai target perusahaan. b. mematuhi peraturan yang dibuat perusahaan. c. bekerja dengan baik dan terampil.
Universitas Sriwijaya
17
3.2 Kegiatan Produksi Pada Perusahaan 3.2.1 Proses Produksi Karet
Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi
3.2.2 Produksi Yang Dilakukan Perusahaan
Produksi Pabrik PT Sri Trang Lingga Indonesia terdiri dari Produk SIR 10 SIR 20 dan Compound . Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam Standar Indonesia Rubber (SIR). SIR adalah Karet bongkah (karet remah) yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Menurut SNI 06-1903-2000, Standard Indonesian Rubber adalah karet alam yang diperoleh dengan pengolahan bahan olah karet yang berasal dari getah batang pohon Hevea Brasiliensis secara mekanis dengan atau tanpa kimia, serta mutunya ditentukan secara spesifikasi teknis.
Universitas Sriwijaya
18
SIR (Standard Indonesian Rubber) digolongkan dalam 6 jenis mutu yaitu: (1) SIR 3 CV ( Constant Viscosity )
(4) SIR 5
(2) SIR 3 L ( Light )
(5) SIR 10
(3) SIR 3 WF ( Whole Field )
(6) SIR 20
Perbedaan dari ke enam jenis SIR diatas adalah pada tingkat kadar kotoran dan bahan olahan yang dipakai. SIR 3CV, SIR 3 L dan SIR 3 WF merupakan bahan olahan yang dibuat dari lateks, sedangkan jenis SIR 5, SIR 10 dan SIR 20 merupakan bahan olahan yang dibuat dari koagulum lateks da jenis SIR yang terbuat dari koagulum lateks ini adalah jenis SIR yang di produksi oleh PT.Sri Trang Lingga Indonesia. Untuk memilih jenis bahan olah yang sesuai dengan rencana produksi, produsen SIR dapat berpedoman kepada SNI 06-2047 revisi terakhir (Standar Bahan Olah Karat ). Syarat Ukuran Standard Indonesian Rubber disajikan dalam bentuk bandela yang dikempa dengan berat dan ukuran tertentu, Ukuran bandela SIR yang diperdagangkan adalah panjang 675 ± 25 mm Iebar 355 ± 10 mm, dapat mempunyai berat sebesar 33 1/3 kg atau 35 kg atau sesuai permintaan pembeli (ptm.bppt).
SIR 20
SIR 10
Gambar 4. Hasil Produk PT Sri Trang Lingga Indonesia
Universitas Sriwijaya
BAB 4 PROSES OLAH KERING KARET REMAH MENJADI BANDELA
4.1. Sekilas Tentang Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995). Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan ( Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor -faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus ( Intermettent processes). Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
19 Universitas Sriwijaya
20
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002) : (1) Proses produksi terus-menerus Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
(2) Proses produksi terputus-putus Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terusmenerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses. (3) Proses produksi campuran Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
Universitas Sriwijaya
21
4.2. Proses Olah Kering ( Dry Procces) di PT. Sritrang Lingga Indonesia
Proses produksi pengolahan karet remah terbagi menjadi dua proses yaitu proses olah basah ( wet procces) dan proses olah kering ( dry procces). Proses basah merupakan proses pengolahan Bokar menjadi lembaran yang biasa disebut blanket. Inti dari proses ini adalah pencucian, sehingga didapatkan Bokar dengan sedikit kontaminasi. Hal ini berpengaruh dalam kualitas Bokar itu sendiri. Runtutan utama dari proses basah adalah: pencacahan, penggilingan, dan penyadaian. Sedangkan Proses olah kering adalah proses lanjutan blanket menjadi SIR, melalui proses dryer, press sampai pengepakan dan menjadi bahan setengah jadi (SIR) siap ekspor. Namun pada bab ini penulis hanya membahas mengenai proses olah kering saja. Proses olah kering dibagi beberapa stasiun seperti berikut ini : Craper IV, Craper V, Mesin Shredder II,Crumb Pump, Tempat pengisian trolly, Dryer , penimbangan, Balling Press, Metal Derector, Packing.
4.2.1 Pengilingan I dan II Pada Proses Olah Kering
Setelah maturasi kemudian blanket tadi dimasukkan kedalam mesin Craper IV dimana blanket di buka gulungannya dan dibentuk lembaran kemudian melalui Belt Conveyor blanket berjalan menuju mesin Craper V setelah itu di bawa
kembali dengan menggunakan Belt Conveyor menuju mesin Shredder II. Craper berfungsi untuk menggiling dan memperkecil ukuran ketebalan karet sampai ukuran ketebalan 6 mm, Roll Craper berfungsi untuk menggiling dan memperkecil ketebalan karet dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Craper IV dan Craper V pada olah kering
Universitas Sriwijaya
22
4.2.2 Pembutiran I Pada Proses Olah Kering
Blanket dimasukkan ke dalam mesin shredder II untuk merajang blanket menjadi butiran karet dengan ukuran 1 cm yang kemudian di jatuhkan ke dalam bak shredder II. Didalam bak ini cacahan kembali bercampur dan dilanjutkan oleh Crumb Pump yang berfungsi sebagai pompa untuk menghisap butiran karet ke trolly, dimana crumb pump terdapat saringan untuk menyaring kotoran-kotoran
yang masih tersisa. Gambar Mesin Shredder II dan Crumb Pump dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.
Gbr 6. Mesin Shredder olah kering
Gbr 7. Crumb Pump
Dari Crumb Pump karet dimasukkan ke dalam trolly yang mempunyai bak berjumlah 28 kemudian trolly dimasukkan ke dalam dryer dengan rel yang fungsinya sebagai tempat mengurangi kadar air, dalam selang waktu 15 menit tiaptiap trolly dimasukkan kedalam dryer , jumlah trolly yang dimasukkan ke dalam dryer sebanyak 20 trolly, diantaranya 16 trolly diruang pemanasan dan 2 trolly
diruang pendingin dan 2 trolly lagi disisi paling depan dryer . Ada 3 kejadian yang terjadi dalam dryer yaitu penirisan, pemanasan dan pendinginan.
Gambar 8. Pengisisan trolly
Universitas Sriwijaya
23
4.2.3. Pengeringan ( Drying)
Proses pengeringan didalam dryer menggunakan system pembakaran dengan uap panas yang di hasilkan melalui dapur TO ( Thermal Oil) dan berbahan bakar cangkang sawit, arang kayu dan berlandasan pasir api. Pengeringan di lakukan dengan temperatur 115-130°C didalam dryer. Dryer ini juga mengurangi kadar air pada bahan karet, kadar air yang belum dimasukan dryer max 1,50 % dan setelah dimasukan dryer berkisaran max 0,80% dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Dryer Total waktu pengeringan yang dilakukan adalah selama kurang lebih 4 jam. Operator dryer bertugas menjaga agar remahan benar-benar kering optimal. Kondisi remahan yang kurang kering biasanya memberikan akibat white spot ataupun virgin rubber pada produk akhir (bandela). Sedangkan bila suhu pengeringan terlalu tinggi atau waktu pengeringan terlalu lama maka hasil yang keluar dari dryer menjadi berlendir dan lengket-lengket. Kondisi karet berlendir dan lengket ini merupakan gambaran awal bahwa parameter mutu PRI (Plasticity Retention Index) gagal didapatkan. Proses pengeringan di dalam Dryer menggunakan udara panas. Udara panas ini dihasilkan oleh Heat Echanger . Komponen pemanas yang terdapat pa da Heat Exchager adalah susunan pipa yang berisi oli panas. Udara yang melewati pipa
berisi oli panas inilah kemudian yang berubah menjadi udara panas dan kemudian diteruskan ke dalam dryer untuk mengeringkan remahan karet didalam box dryer. Udara tersebut selanjutnya disirkulasikan lagi ke Heat Exchanger sehingga dengan proses
sirkulasi
ini
didapatkan
suhu
dryer
yang
stabil.
Universitas Sriwijaya
24
Setelah Box yang berisi remahan keluar dari dryer , maka selanjutnya box dryer akan didinginkan sampai 40°C, pendinginan ini dibutuhkan untuk menghindari: (1) Tumbuhnya jamur pada hasil akhir. Hasil akhir akan dibungkus dengan plastik. Suhu yang panas akan berakibat mengembunnya udara yang ada di dalam plastik. Embun ini dapat memicu timbulnya penjamuran. (2) Plastik pembungkus produk dapat meleleh sehingga produk akan menjadi lengket satu sama lain. (3) Nilai Plasticity Retention Index (PRI) akan turun akibat panas yang tertahan dalam kemasan. Sebelum dibawa ke proses packing, box dryer terlebih dahulu dikeluarkan isinya (berupa remahan berbentuk bantalan yang telah kering) dan diletakkan ke meja sortasi.
4.2.4. Penimbangan Bandela Hasil Olah Kering
Keluar dari Dryer , pembentukan ball diangkat dengan menggunakan pengait untuk memudahkan pengambilan ball dari trolly, kemudian ball di timbang terlebih dahulu dengan berat 35 kg kemudian dipress di mesin balling press selama 8 detik untuk pemadatan dan bentuk yang standar sebelum di kemas dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Penimbangan
Universitas Sriwijaya
25
4.2.5. Press Ball Bandela
Sebelum di Packing bandela terlebih dahulu di press menggunakan press ball tujuannya adalah untuk memadatkan butiran karet yang sudah kering menjadi
berbentuk persegi panjang dan juga mengurangi kadar air pada bandela dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Balling Press
4.2.6. Pengambilan Sampel Produk Hasil Olah Kering
Sebelum dikemas bandela terlebih dahulu diambil sampelnya di teliti dilaboratorium, seperti penetapan PRI, penetapan AC, dan penetapan DC oleh laboratorium. Dengan cara mengambil 4 sampel tiap pallet kelipatan 9, dengan cara pengambilannya pada sisi diagonal bandela. Tujuan pengambilan sampel ini adalah untuk melihat apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar dan ISO yang dimiliki perusahaan. Pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Proses Pengambilan Sampel
Universitas Sriwijaya
26
4.2.7. Pengecekan Bandela Hasil Olah Kering Melalui Metal Detector
Ball/Bandela yang sudah di press selanjutnya akan melewati mesin pendeteksi logam yang berfungsi untuk mendeteksi apakah ada logam di dalam ball karet tersebut. Apabila ball terdeteksi terkontaminasi logam, maka harus dilakukan pemeriksaan lab sebelum diolah lagi. Mesin metal detector dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Metal Detector
4.2.8. Packing
Ball yang sudah berbentuk persegi panjang dipacking. Kemudian dikemas dengan menggunakan plastik poly dengan ketebalan 0,003-0,005 mm dan titik leleh 108 C,selanjutnya disusun dalam pallet yang berisikan 35 ball dengan berat ͦ
1260 kg/pallet. Berikut adalah Gambar Packing dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Packing/Proses Pengemasan Setelah bahan sudah di packing bahan yang sudah jadi bisa dipanggil dengan SIR, SIR tersebut di diamkan terlebih dahulu selama 5 jam yang berfungsi sebagai pemadatan SIR yang tersusun secara system batu bata didalam pallet agar lebih rapi dan padat. Setelah ditimpa selama 5 jam kemudian SIR tersebut disimpan digudang penyimpanan, yang sudah lulus uji bisa langsung di ekspor.
Universitas Sriwijaya
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Magang yang telah dilakukan di Divisi Produksi PT Sri Trang Lingga Indonesia Palembang, maka kesimpulan penulis atas penulisan laporan ini yaitu : (1)
Proses Produksi di PT. Sritrang Lingga Indonesia adalah proses produksi terus menerus, dimana setiap proses/tahapan saling berkaitan dari proses olah basah hingga packing.
(2)
Proses Olah Kering terdiri dari beberapa tahap yaitu : penggilingan, pembutiran,
pengeringan
dengan
dryer, penimbangan,
press
ball,
pengambilan sampel, metal detector, dan packing. (3)
Pengggilingan, pada tahap ini blangket yang sudah di jemur pada hanging dimasukan ke mesin craper yang berfungsi memperkecil ketebalan blangket hingga berukuran 6mm.
(4)
Pembutiran, pada tahap ini blangket kembali di cacah hingga mendapatkan ketebalan 1 cm, setelah itu masuk pada tempat pengisiaan trolly sebelum akhirnya masuk pada mesin pengeringan (dryer).
(5)
Dryer, berfungsi untuk memasak bandela dan mengurangi kadar air pada bandela hingga kadar air menjadi 0,80% dengan temperatur dryer 115-130°c.
(6)
Penimbangan, pada tahap ini bandela yang telah masak lalu ditimbang dengan berat masing-masing 35 kg.
(7)
Press ball, berfungsi untuk membentuk dan memadatkan bandela.
(8)
Pengambilan sampel, pada tahap ini bandela diambil sampel untuk uji keseragaman dan mutu. Cara pengambilan sampelnya adalah tiap enam bandela yang berjalan diambil satu lalu di potong sedikit pada sudutnya.
(9)
Metal detector, fungsinya adalah sebagai alat pendeteksi logam. Apabila pada bandela terdeteksi terkontaminasi benda logam maka bandela tersebut harus dipisahkan untuk di cek kembali.
(10) Packing, merupakan tahap akhir sebelum di ekspor.
Universitas Sriwijaya 27
28
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk PT Sritrang Lingga Indonesia yakni sebagai berikut : (1)
Koordinasi dan yang telah dilakukan selama ini diharapkan lebih ditingkatkan lagi untuk menambah pengetahuan seluruh karyawan tentang aktivitas di perusahaan terutama terkait kondisi-kondisi di lapangan.
(2)
Perlu dilakukan transfer ilmu kepada pekerja lokal mengingat di perusahaan ini memiliki banyak tenaga kerja asing.
(3)
Perlu adanya tambahan alat produksi agar dapat menambah kapasitas produksi.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2009.
Pengolahan
Bahan
Olahan
Karet
Rakyat
(Bokar).
http://www.antakowisena.com/artikel/pengolahan-bahan-olahan-karetrakyat-bokar.html. diakses pada tanggal 26 Juli 2016 , 2010. Bahan olah karet.
http://www.tekno-perta.com/doc /2010/
ketentuan-bahan-olah-karet.html diakses 26 Juli 2016 ,
2013.
Teknologi
Pengolahan
Karet
Crumb
Rubber.
Jakarta
(http://elnuhacenter.yolasite.com/resources/karet/TEKNOLOGI%20PEN GOLAHAN%20KARET%20CRUMB%20RUBBER.pptx.)
Diakses
Jumat 29 Juli 2016. Kaban, J. 2002. Diklat teknologi pengolahan karet, universitas sumatera utara. FMIPA. Medan. Panca,
W.A
.2010.
Teknologi
Pengolahan
Karet.
Ketapang.(https://apwardhanu.wordpress.com/politeknikketapang/teknolo gi-pengolahan-karet/) Diakses Jumat 29 Juli 2016 PT. Sri Trang Lingga Indonesia.2015. Revisi UKL & UPL Industri Crumb Rubber. Jakarta. Rahmawati,
I.
2011.
Industri
Karet
dan
Pengolahannya.
Jakarta.( http://irizlovely.blogspot.co.id/2011/08/industri-karet-dan pengolahannya.html). Diakses tanggal 4 Agustus 2016 Sunarti, 2008. http://nhart-sunarti-php-yahoo.com.blogspot./doc/2010/16/ mutu bahan-olah-karet.
dan
http://www.kdei-taipei.org/banner/karet.htm.
html diakses 9 Agustus 2016.
29 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kartu Konsultasi Magang
Lampiran 2. Surat Balasan Dari Perusahaan
Lampiran 3. Absensi Selama Kegiatan Magang
Lampiran 4. Sertifikat ISO PT. Sritrang Lingga Indonesia
Lampiran 5. Tahapan Proses Pengolahan Basah
Pencacahan 1
Bak Pencucian 1 Bucket 1 Pencacahan 2
Bak Pencucian 2 Bucket 2 Bak Pencucian 3 Bucket 4 Penggilingan 1 Conveyor Pembutiran 1
Bak Pencucian 4 Bucket 4 Penggilingan I,II dan III Conveyor Gudang Maturasi
Lampiran 6. Tahapan Proses Pengolahan Kering
Penggilingan 4 dan 5 Conveyor Pembutiran 1
Pemanasan dengan Dreyer
Penimbangan dengan Timbangan Digital
Press dengan Baling Press
Pengambilan Sampel
Metal Detector
Packing
Lampiran 7. Foto Bersama Staf dan HRD Perusahaan Saat Pelepasaan Magang
Lampiran 8. Kegiatan di PT. Sritrang Lingga Indonesia
Perbaikan motor
Pengelasan rak-rak maturasi
Pengisian trolly
Pengolahan karet