LAPORAN LENGKAP
(Mengamati larutan elektrolit dan non-elektrolit)
OLEH:
NAMA: ANNISATUL MUJAHIDAH
KELAS: X1
SMA NEGERI 6 BULUKUMBA
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat Inayah serta Magfirah kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata - mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak - pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Tanuntung, Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Judul Percobaan 1
Rumusan masalah 1
Tujuan 1
Manfaat 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
Kajian Teori 5
Hipotesis 9
BAB III METODE PERCOBAAN11
Waktu & Tempat Percobaan 11
Jenis Percobaan 11
Alat & Bahan 11
Cara Kerja 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13
Data Hasil Pengamatan 13
Analisis Data & Pembahasan 13
BAB V PENETUP 4
Kesimpulan 15
Saran 15
Daftar Pustaka
lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
Judul Percobaan
"Mengamati larutan elektrolit dan non-elektrolit"
Rumusan Masalah
Bagaimana mengidentifikasi larutan elektrolit dan non-elektrolit?
Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Manfaat Penelian
Menfaat praktis
Manfaat untuk siswa yaitu, pengalaman belajar yang lebih baik dan menyenangkan ya ng dapat membantu siswa dalam memahami konsep konsep yang ada pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit
Manfaat untuk guru yaitu, di harapkan dapat memberikan masukan dalam pemilihan metode pembelajaran yang diharapakan lebih memberikan efektivitas pembelajaran
Maanfaat bagi sekolah yaitu, dihaprapkan dapat memberikan masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar kimia
Manfaat teoritis
Memperkuat teori yang sudah ada dalam bidang pendidikan khususnya teori tentang pembelajaran kimia dengan metode scientific inquiry yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori
Pengertian larutan
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau sovulasi.
Pengertia larutan elektrolit dan nonelektrolit
Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun 1884. Menurut Arrhenius, ''larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral'' Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar).
Awal mula larutan elektrolit
Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non elektrolit.Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik melalui larutan dapat dtunjukkan dengan alat uji elektrolit . Jika larutan menghantarkan arus listrik, maka lampu dalam rangkaian tersebut akan menyala dan timbul gas atau endapan pada salah satu atau kedua elektroda.
pada tahun 1884, svante arrhennius mengajukan teorinya, bahwa dalam larutan elektrolik yang berperan menghantar listrik adalah pertikel partikel bermuatan (ion) yang bergerak bebas di dalam larutan. Biala kristal NaCL akan terurai menjadi ion positif Na+( kation) dan ion negatif CL- (anion) yang bebas bergerak .ion ion inilah yang bergerak sambil membawa muatan listrik dan kedua ujung kawat ( kutub elektrode) alat uji elektrolit.Peristiwa pergerakan ion negatif dan positif ke kutub elektrode dapat diperagakan dengan percobaan sederhana. Kertas saring yang di basahi dengan larutan CuCrO4 dijepit dengan jepit buaya yang dihubungkan dengan sumber arus. Pada kutub yang bermuatan positif akan berwarna kuning ( warna ion CrO2-4 ) dan kutub negatif kertas saring menjadi warna biru ( warna ion Cu2+)
Dari pengamatan itu dapat disimpulkan bahwa ion ion positif bergerak menuju ke kutub negatif dan ion ion negatif akan bergerak ke kutub positif.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu zat dapat menjadi elektrolit bila di dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion ion yang bergerak.
Zat elektrolit dapat berasal dari senyawa ion atau beberapa senyawa kovalen yang di dalam larutan dapat terurai menjadi ion ion.
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat.
Contohnya: NaCl
Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit
Senyawa ion
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau kering. Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang terikat dengan kuat, sehingga ion-ion tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik akan menjadi elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar, dengan air sebagai medium untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang dapat larut dalam pelarut polar seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit. Lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya. Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial.
Senyawa kovalen
Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion. Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air sehingga dapat menghantar arus listrik. HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa kovalen polar.
Jenis jenis larutan elektrolit
Larutan elektrolit kuat
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat.
Contohnya: NaCl
Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
Menghasilkan banyak ion
Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu menyala
Penghantar listrik yang baik
Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HClO4); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl
Larutan elektrolit lemah
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya: air biasa, dan NH3
Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik. (derajat ionisasi = 0) Contohnya: Larutan urea, dan glukosa
Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
Menghasilkan sedikit ion
Molekul netral dalam larutan banyak
Terionisasi hanya sebagian kecil
Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak menyala
Penghantar listrik yang buruk
Derajat ionisasi mendekati 0
Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah [Al(OH)3, NH4OH, Mg(OH)2, Be(OH)2]; garam NH4CN
Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion ( tidak mengion ). Yang tergolong jenis larutan ini adalah larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan lain – lain.
Hipotesis
Larutan cuka,garam ,HCl merupakan larutan elektrolit kuat dan larutan gula dan kapur merupakan larutan non-elektrolit.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Waktu Dan Tempat Percobaan
Percobaan ini di lakukan pada tanggal 14 januari 2016 dan dilaksanakan di sma negeri 6 bulukumba
Jenis Percobaan
Ekperimen
Alat Dan Bahan
Alat
Balon
Gunitng
Gelas neraca
Pipet pengaduk
Kabel
Latban
Gelas aqua bekas
Tissue
Bahan
Larutan HCL
Larutan garam
Larutan gulalarutan kapur
Cuka
Air murni aquades
Elektroda karbon
baterai
Cara kerja
menyiaapkan alat dan bahan
Membuat rangkaian uji elektrolit dengan elektroda yang di pasang di masing masing ujung kabel
Melarutkan garam, gula, kapur, dengan aquades di wadah yang berberda
menyimpan jenis larutan di wadah yang berbeda
Kemudian mulai menguji larutan satu persatu
Larutan di uji dengan cara mengcelupkan ujung elekttroda ke dalam larutan, dan pastikan jangan sampai elektroda bersebtuhan
Sebelum pindah untuk mencoba larutan lain elektroda harus di cuci dengan aquades dan dilap dengan tissue, dan tissue yang di gunakan harus baru atau jangan dipakai berulang, karena apabila di[ppakai berulang maka larutan sebelumnya akan menempel pada elektroda dan akan bercampur dengan larutan berikutnya apabila hal ini terjadi maka akan membuat percobaan akan gagal.
Terakhir mencatat hasil percobaan kedalam tabel pengamatan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Data hasil pengamatan
No.
Larutan uji
Hasil pengamatan
Nyala lampu
Gelembung
Terang
Redup
Tidak menyala
Ada
Tidak ada
1.
Garam
2.
Cuka
3.
HCL
4.
Gula
5.
Kapur
Hasil Pengamatan yang Benar :
No.
Larutan uji
Hasil pengamatan
Nyala lampu
Gelembung
Terang
Redup
Tidak menyala
Ada
Tidak ada
1.
Garam
2.
Cuka
3.
HCL
4.
Gula
5.
Kapur/aporo
Analisis Data Dan Pembahasan
Dari percobaan diatas di peroleh dat sebagai berikut:
Larutan garam seharusnya dapat menyalakan lampu dengan terang dan memiliki banyak gelembung di sekitarnya juga merupakan larutan elektolit kuat. Namun, pada percobaan kelompok kami garam mrupakan larutan elektrolit lemah hanya dapat memiliki gelembung dan tidak dapat menyalakan lampu hal ini mungkin terjadi karena kesalahan dalam rangkaian ataupun percobaan kami.
Larutan cuka seharusnya lampu menyala dengan redup dan memiliki gelembung .namun, pada percobaan kelompok kami larutan ini hanya memiliki gelembung dan tidak dapat menyalakan lampu hal ini mungkin terjadi karena kesalahan dari percobaan kami
Larutan HCL seharusnya menyalakan lampun dengan terang dan memiliki gelembung .namun, pada percobaan kami larutan HCL hanya memiliki gelembung dan tidak dapat menyalakan lampu hal ini mungkin terjadi karena kesalahan darp percobaan kami
Larutan gula merupakan larutan elektrolit lemah di mana larutan ini tidak dapat menyalakan lampu dan hanya memiliki gelembung, hal ini terbukti dalam percobaan kelompok kami.
Larutan kapur/ aporo merupakan larutan elektrolit lemah karena tidak dapat menyalakan lampu dan hanya memiliki gelembung hal ini terbukti dari percobaan kelompok kami
Dari hasil diatas kita dapat mengetahui apa saja perbedaan antara larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit sebagai berikut :
1. larutan elektrolit kuat ialah larutan elektrolit yang terionisasi sempurna sehingga larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik dengan baik yang ditandai dengan munculnya banyak gelembung disekitar elektroda dan lampu indikator menyala terang
2. larutan elektrolit lemah ialah larutan elektrolit yang terionisasi tidak sempurna sehingga larutan tersebut hanya dapat menimbulkan sedikit gelembung disekitar elektroda namun lampu indikator tidak menyala
3. larutan non elektrolit ialah laritan yang tidak dapat terionisasi sehingga tidak terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik hal ini ditandai dengan tidak menyalanya lampu dan tidak terdapat gelembung disekitar elektroda
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari analisis dan pembahasan data dapat disimpulakan bahwa larutan garam dan HCL merupakan larutan dengan tingkat hantaran listrik kuat karena memiliki gelembung yang banyak disekitar elektroda dan bisa menyalakan indikator lampu dengan sangat terang. Selain itu larutan cuka, gula, dan aporo merupakan larutan dengan tingkat hantaran listrik rendah yang hanya menampilkan gelembung yang sedikit di sekitar elektroda.
Saran
Adapun saran dari kami yaitu kepada pembaca agar memanfaatkan laporan ini sebagai media penambah wawasan dalam pelajaran kimia tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit, selain itu kami juga berharap kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga laporan percobaan atau hasil percobaan berikutnya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Utami, Budi.dkk. 2009. Kimia untuk SMA dan Ma Kelas X. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sudramo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA dan Ma Kelas X. Jakarta : Erlangga .
Sudramo, Unggul. 2006. Kimia untuk SMA dan Ma Kelas X. Jakarta : pHiβETA .