LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI I ACARA I KONVERSI SATUAN
OLEH : RABIATUL ADAWIYAH J1A013104 KELOMPOK X
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini dibuat sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Satuan Operasi I.
Mataram, 12 Desember 2014
Mengetahui, Co. Assisten Praktikum Satuan Operasi
Praktikan,
Dwi Machfuji Wijaya NIM. C1J011019
Rabiatul Adawiyah NIM. J1A013104
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan lepas dengan yang namanya menghitung, baik itu jarak, harga, volume, dan sebagainya. Dalam melakukan perhitungan, tentu kita akan berurusan dengan satuan. Satuan adalah pembanding di dalam pengukuran (Prasodjo, 2008). Tiap-tiap Negara menggunakan satuan yang belum tentu sama dengan Negara yang lain. Sebagai contoh, jarak suatu jalan di Amerika disebutkan dalam mil sedangkan jarak di Indonesia menggunakan kilometer. Karena perbedaan penggunaan satuan tersebut, kita harus mengetahui bagaimana mengubah satuan mil menjadi kilometer atau sebaliknya. Tidak hanya mil dan kilometer, tapi masih banyak lagi satuan-satuan lainnya, seperti ft, BTU, inch, dan lain sebagainya. Mengubah bentuk suatu satuan disebut dengan konversi satuan. Mengkonversi satuan tidaklah sulit, hanya perlu melihat ketetapan-ketetapan dalam mengkonversi satuan sehingga hasil yang diperoleh sesuai. Oleh karena itu, perlu dilakukannya praktikum konversi satuan. 1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam massa, panjang, gaya dan lain-lainnya, serta untuk menjumlahkan, mengurangi, membagikan dan mengalikan satuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Besaran, Pengukuran, dan Satuan
Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka atau nilai dan memiliki satuan. Misalnya, panjang meja 80cm, panjang merupakan besaran dengan 80 sebagai nilai dan sentimeter (cm) sebagai satuan. Pengukuran didefinisikan sebagai proses membandingkan suatu besaran dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah pembanding didalam pengukuran (Prasodjo, 2008). 2.2. Penggunaan Satuan
Penggunaan satuan yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa kesulitan. Kesulitan pertama yaitu, kesulitan dalam menentukan faktor konversi apabila ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua adalah memerlukan banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Oleh karena itu, pada tahun 1960 suatu perjanjian internasional menerapkan sistem metrik sebagai sistem satuan internasional (SI). Sistem metrik menggunakan meter untuk satuan panjang, kilogram untuk satuan massa, dan sekon untuk satuan waktu (Halliday, 1977). 2.3. Pengukuran
Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal yakni : kuantitas atau nilai dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis, karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa (Kanginan, 2002). 2.4. Konversi Satuan
Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan SI atau sebaliknya. Konversi satuan perlu dilakukan karena disetiap negara
biasanya memiliki sistem satuan sendiri-sendiri. Untuk mencari kesesuaiannya diperlukan konversi satuaan. Pengubahan satuan sering kita hadapidalam persoalan fisika. Pengubahan satuan pada dasar nya adalah mengubah nilai besaran darib satuan yg satu ke satuan yang lain. Kadang kadang besaran yang di berikan menggunakan sistem satuan yang berbeda dengan sistem satuan yang kita inginkan. Sebelum melakukan perhitungan kita harus menyesuaikan sistem satuan ke dalam sistem satuan yang kita kehendaki. Untuk memudahkan dalam mengubah dari awalan yang satu ke awalan yang lain, kita menggunakan tangga konversi satuan (Soedojo, 1999). 2.5. Acuan Dalam Perbedan Satuan
Setiap besaran (fisika) selalu memiliki satuan dan sebuah besaran dapat memiliki lebih dari 1 sistem satuan. Misalnya, satuan massa dapat berupa kg (dalam sistem Satuan Internasional=SI) atau slug (dalam sistem British). Satuan merupakan ukuran pembanding yang telah diperjanjikan terlebih dahulu sehingga setiap satuan pasti telah memiliki acuan pembanding yang bernilai tetap. Acuan itu disebut satuan standar (Murdaka, 2008). 2.6. Sistem Satuan Internasional
Dikarenakan banyaknya variasi sistem pengukuran yang tersebar diseluruh dunia, dan untuk menggantikan sistem pengukuran tradisional, maka pada tahun 1954 konferensi ke 10 Conférence générale des poids et mesures (CGPM) atau Konferensi Umum Bobot dan Ukuran memutuskan bahwa sistem internasional harus di turunkan dari enam satuan dasar untuk membantu pengukuran temperatur dan radiasi optik sebagai tambahan dalam kuantitas mekanik dan elektromagnetik. Ke-enam satuan dasar tersebut adalah metre, kilogram, second , ampere, degree Kelvin (selanjutnya akan diubah menjadi kelvin) dan candela. Pada tahun 1960 konferensi CGPM ke 11 sistem tersebut diberi nama Sistem Satuan Internasional, dalam bahasa Perancis, yaitu Système I nternational
d’Unités
atau disingkat
menjadi SI. Satuan dasar ke tujuh adalah mol e ditambahkan pada konferensi CGPM ke 14 pada tahun 1971 (Fried, 2005)
Sistem Satuan Internasional (nama aslinya dalam bahasa Perancis yaitu Système International d'Unités atau SI) adalah sistem satuan atau besaran yang paling umum digunakan. Pada awalnya sistem ini merupakan sistem MKS, yaitu panjang (meter), massa (kilogram), dan waktu (detik /sekon). Sistem SI ini secara resmi digunakan di semua negara di dunia kecuali Amerika Serikat (yang menggunakan Sistem Imperial), Liberia, dan Myanmar. Dalam sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa dimensi. Selain itu, dalam sistem SI terdapat standar awalan-awalan ( prefix) yang dapat digunakan untuk penggandaan atau menurunkan satuan-satuan yang lain (Anonim, 2013).
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 7 Desember 2014 di Ruang 2.2 Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram. 3.2. Alat dan Bahan Praktikum
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum konversi satuan adalah kalkulator. 3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Setiap kelompok praktikan diberikan soal-soal konversi satuan oleh para Co. Asisten. 2. Praktikan diharapkan dapat mengerjakan soal-soal tersebut dengan mengetahui satuan-satuan yang telah dijelaskan oleh Co. Asisten sebelumnya.
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Hasi Pengamatan
1.
Sebuah mobil dengan massa 0,5 ton. Berapakah gaya yang bekerja untuk memberhentikan mobil jika percepatan yang bekerja seharga 20 m/s 2?
2.
Sebuah benda bermassa 5 kg. Berapa usaha yang dibutuhkan untuk memindahkan benda tersebut sejauh 4 m?
3.
Suatu benda diketahui memiliki koefisien transfer massa 1,12
x jam.
Hitung koefisien transfer massa dalam x menit
4.
Koefisien transfer panas aluminium adalah 120 konduktivitas termal dalam
x jam. Hitung
!
5.
Diketahui densitas 0,775 gr/cm 3 ,konversi satuan dalam bentuk kg/m 3!
6.
Difusivitas alkohol – udara pada suhu 0 0C dalam padatan diketahui sebesar 0,012 cm2/s. Hitung difusivitas dalam bentuk m 2/jam!
7.
Sebuah benda berbentuk kubus dengan sisi sebesar 80 cm. Hitunglah volume benda tersebut!
8.
Berapakah massa dari 5 molOksigen ?
9.
Sebuah bus berangkatdarikota Bandung pukul 08.40 WIB menuju Jakarta. Jarakantaraa Bandung - Jakarta 320 km. Jika bus tiba di Jakarta pukul 11.10 WIB, kecepatan rata-rata bus adalah....km/jam?
10. Benda yang bekerja dengan daya 500 kg.m 2/ s 3, tentukan besarnya usaha jika benda tersebut bekerja selama 1 menit! 11. Analisis dimensi soal nomor 10! 12. Analisis dimensi soal nomor 1! 13. Analisis dimensi soal nomor 9!
4.2. Hasil Perhitungan
1. Diketahui: m = 0,5 ton = 500 kg a = 20 m/s2 Ditanyakan: F =....? Jawab: F = m.a = 500 kg. 20 m/s 2 = 10.000 kg.m/s 2 2.
Diketahui : m = 5 kg S
=4m
Ditanyakan: W =...? Jawab: W = F.s = (m.g). s = (5.10).4 = 200 kg.m 2/s2 3. Diketahui: Koefisien transfer massa = 1,12
Ditanyakan: 1,12
=…
Jawab: 1,12
=…
= 1,12
x
x
⁄
x
x
= 0,0374269
4. Diketahui: 1 BTU = 1055 J, 1 ft = 0,3048 m, 1 = (⁄). Ditanyakan: 120
=…
Jawab: 120
=…
=120
= 681,3265
x
x
5. Diketahui: Densitas= 0,775 gr/cm 3 Ditanyakan: 0,775 gr/cm3 = … /3 Jawab: 0,775 gr/cm3 = … /3 = 0,775 x x
= 775 kg/m 3 6. Diketahui: Difisuvitas= 0,012 cm2/s Ditanyakan: 0,012 cm2/s =… 2/jam Jawab: 0,012 cm2/s =… 2/jam
= 0,012 x x 2
= 4,32 x 10-3 m /jam
x
x
⁄
7. Diketahui: s
= 80 cm = 0,8 m
Ditanyakan : V
=....?
Jawab: V
= s3 = (0,8)3 = 0,512 m 3
8. Diketahui: Massa atom relative O
= 16
Maka 1 mol O 2
= (2 x 16) g O2 = 32 g O 2
Ditanyakan: M =…? Jawab: 5mol O2
= 5 x 32 g O 2 = 160 g O 2
9. Diketahui : Waktu
= 11.10 - 08.40 = 2,5 jam (02.30)
Jarak
= 320 km
Ditanyakan: p=…? Jawab: Kecepatan = Jarak / Waktu = 320 / 2,5 = 128 km /jam =128000 m /3600 s = 35,56 m/s
10. Diketahui : Daya
= 500 kg.m2/ s3
t
= 1 menit = 60 sekon
Ditanyakan: Usaha
=...?
Jawab: W
= daya. t = 500.60 = 30.000 joule = 30.103 joule
11. Analisis dimensi W
= daya. t
[M.L.T -3] = [M.L2.T-3] [T] [M.L.T -3] = [M.L.T-3] 12. Analisis dimensi F
= m.a
[M.L.T -2] = [M] [L] [T-2] [M.L.T -2] = [M.L.T-2] 13. Analisis dimensi V
= s/t
[L.T-1]
= [L]/ [T]
[L.T-1]
= [L.T-1]
BAB V PEMBAHASAN
Dimensi suatu besaran menggambarkan bagaimana suatu besaran tersusun dari besaran pokok. Besaran pokok dengan dimensinya yaitu panjang (L), massa M w h θ I hy d h z (N). Dimensi besaran turunan dapat disusun dari dimensi besaran pokok pembentuknya. Sebagai contoh, dimensi kecepatan merupakan hasil bagi dimensi panjang (jarak) dengan dimensi waktu, sehingga dapat dituliskan bahwa dimensi kecepatan adalah LT-1. Salah satu manfaat dimensi adalah sebagai petunjuk awal untuk memeriksa benar-tidaknya suatu persamaan fisika. Hal ini karena salah satu syarat kebenaran persamaan fisika adalah kesamaan dimensi pada kedua ruas persamaan (Purwanto, 2009). Dimensi adalah suatu yang dinyatakan secara umum dalam besaran primer. Dalam penggunaan umum, dimensi berarti parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objek yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau ukuran dan bentuk. Dalam matematika dan fisika, dimensi adalah parameter yang dibutuhkan untuk menggambarkan posisi dan sifat-sifat objek dalam suatu ruang. Dalam konteks khusus, satuan ukur dapat pula disebut dimensi meter atau inch. Dimensi mempunyai beberapa kegunaan antara lain : 1.
Untuk menentukan kesetaraan dua buah besaran. Kesetaraan dua besaran dapat dilihat dari dimensi masing-masing, jika dimensinya sama maka dinyatakan kedua besaran itu setara
2.
Untuk menentukan ketepatan suatu persamaan. Benar tidaknya sebuah persamaan dapat dilihat secara cepat dengan melihat dimensinya. Jika dimensi dikedua ruas sama maka persamaan tersebut benar
3.
Untuk menentukan satuan besaran turunan dalam besaran dasar.
4.
Untuk mengonversi satuan dari sistem cgs ke MKS atau sebaliknya. Faktor konversi adalah angka tidak berdimensi yang merupakan ekivalensi
satuan yang bersambutan. Pada operasi, penambahan dan pengurangan dimensi
dari bilangan yang dioperasikan harus sama, sedangkan dalam perkalian atau pembagian tidak ada syarat dalam pengoperasiannya. Konversi satuan adalah perpindahan satuan satu ke satuan yang lain, contohnya 1cm ke meter adalah 1000 meter. Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni kuantitas atau nilai dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis, karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa. Penggunaan satuan yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa kesulitan. Kesulitan pertama yaitu, kesulitan dalam menentukan faktor konversi apabila ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua adalah memerlukan banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Oleh karena itu, pada tahun 1960 suatu perjanjian internasional menerapkan sistem metrik sebagai sistem Satuan Internasional (SI). Sistem metrik menggunakan meter untuk satuan panjang, kilogram untuk satuan massa, dan sekon untuk satuan waktu (Setiabudidaya, 2008 ). Dalam kehidupan kita terdapat 4 sistem satuan yaitu : 1. Absolute Dynamic System (cgs) 2. English Absolute System (fps) 3. Sistem Internasional (mks) 4. Gravitational System a. British
: ft, Sec, slug
b. American
: ft, sec, lbm, lbf
Kita dapat mengubah atau mengkonversi satuan dalam suatu sistem satuan tertentu menjadi sistem satuan lain, misalnya dari Sistem Inggris menjadi Sistem Internasional atau sebaliknya. Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem
Internasional disebut sebagai Metre Kilogram Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Pada umumnya besaran dibagi menjadi yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan dahulu sedangkan besaran turunan adalah turunan dari besaran pokok. Didalam fisika kita mengenal tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela. Dari hasil pengamatan, suatu satuan hanya dapat dikonversi ke dalam satuan yang memiliki fungsi yang sama. Maksudnya adalah, satuan yang menunjukkan nilai waktu hanua dapat dikonversi ke dalam satuan waktu yang lain. Satuan waktu tidak dapat dikonversi ke dalam satuan yang menyatakan massa ataupun panjang.
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka atau nilai dan memiliki satuan.
2.
Pengukuran didefinisikan sebagai proses membandingkan suatu besaran dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai sat uan.
3.
Satuan adalah pembanding didalam pengukuran.
4.
Konversi satuan dilakukan untuk mengubah satuan menjadi sat uan yang lain.
5.
Penggunaan satuan yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa kesulitan, yaitu kesulitan dalam menentukan faktor konversi apabila ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain dan memerlukan banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan.
6.
Sistem Internasional ( International Sistem of Units) atau biasa disebut SI adalah sistem satuan yang diakui secara internasional sebagai tolak ukur dalam mengkonversi satuan.
6.2 Saran
Adapun saran-saran pada praktikum kali ini adalah diharapkan agar praktikan saling bekerja sama dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan secara berkelompok agar hasil yang diperoleh tidak terdapat kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Sistem Satuan Internasional . http://id.Wikipedia.org/wiki/SistemSatuan-Internasional. (Diakses pada tanggal 8 Desember 2014) Fried, H., 2005. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta Halliday, David., 1977. Fisika. Erlangga. Jakarta Kanginan , M., 2002 . Fisika. Grafindo. Jakarta Murdaka, Bambang, 2008. Fisika Dasar . Andi Yogyakarta. Yogyakarta Prasodjo, dkk., 2008. Physics. Yudhistira. Jakarta Purwanto, B., 2009. Fisika Dasar 1. Liberty. Yogyakarta Setiabudidaya, Dedi. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I . Laboratorium Dasar Bersama. Unsri Indralaya Soedojo, Peter, 1999. Fisika Dasar. Penerbit Andi. Yogyakarta