Walk Through Survey di Perusahaan Suryamas Gemilang Lubricant Kamis, 25 Agustus 2016
Kelompok 1
HIGIENE INDUSTRI
Oleh: dr. Adil Makmur dr. Alyda Hanoum Aulia dr. Andi Suryajaya dr. Anggia Cinta Ayu dr. Ani Yustiani dr. Arina Syarifa Fadlilah dr. Asri Paramytha dr. Asri Syafilla Nur Lestari dr. Cisyana dr. Clara Petrisiela Indah Atmaja dr. Daisy Ratnasari Haryono dr. Dinda Valupi NurFitriani dr. Difa Adliah Nurandi dr. Edwin Kasmun dr. Elviri Ngedihu
1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi saat ini perkembangan di sektor industri semakin pesat sejalan dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi ini telah mendorong meningkatnya penggunaan mesin-mesin,
peralatan
kerja
dengan
teknologi
ini
telah
mendorong
meningkatnya penggunaan mesin-mesin, peralatan kerja dengan teknologi modern dan bahan-bahan kimia dalam proses produksi. Perkembangan industri ini mendatangkan keuntungan bagi pembangunan ekonomi, namun di sisi lain juga dapat memperbesar potensi bahaya. Faktor bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja diantaranya faktor bahaya fisik, faktor bahaya kimia, faktor bahaya biologi, faktor ergonomis/fisiologis, dan faktor mental/psikologis. Apabila faktor-faktor tersebut tidak dikelola dengan benar, maka dapat menimbulkan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja. Untuk memenuhi tuntutan industri global, sangat dibutuhkan peranan tenaga kerja yang selamat, sehat, produktif, dan kompetitif yang dapat diwujudkan dengan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja. Kondisi Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan masih rendah. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional juga rendah. Untuk mengurangi resiko terjadinya masalah kesehatan dan keselamatan kerja perlu diterapkan higiene industri. Upaya pengenalan, penilaian, dan pengendalian potensi bahaya diperlukan agar angka kecelakaan kerja dan PAK dapat diminimalkan. Lingkungan kerja harus dipelihara bersih dan sehat sesuai syarat sanitasi umum. Di samping itu perlu juga dilaksanakan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan, dengan demikian diharapkan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk perlindungan tenaga kerja dapat diterapkan dengan baik. Apabila program keselamatan dan kesehatan kerja dapat diterapkan dengan baik diharapkan tercipta lingkungan kerja yang bersih, sehat, dan nyaman sehingga angka
2
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi saat ini perkembangan di sektor industri semakin pesat sejalan dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi ini telah mendorong meningkatnya penggunaan mesin-mesin,
peralatan
kerja
dengan
teknologi
ini
telah
mendorong
meningkatnya penggunaan mesin-mesin, peralatan kerja dengan teknologi modern dan bahan-bahan kimia dalam proses produksi. Perkembangan industri ini mendatangkan keuntungan bagi pembangunan ekonomi, namun di sisi lain juga dapat memperbesar potensi bahaya. Faktor bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja diantaranya faktor bahaya fisik, faktor bahaya kimia, faktor bahaya biologi, faktor ergonomis/fisiologis, dan faktor mental/psikologis. Apabila faktor-faktor tersebut tidak dikelola dengan benar, maka dapat menimbulkan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja. Untuk memenuhi tuntutan industri global, sangat dibutuhkan peranan tenaga kerja yang selamat, sehat, produktif, dan kompetitif yang dapat diwujudkan dengan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja. Kondisi Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan masih rendah. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional juga rendah. Untuk mengurangi resiko terjadinya masalah kesehatan dan keselamatan kerja perlu diterapkan higiene industri. Upaya pengenalan, penilaian, dan pengendalian potensi bahaya diperlukan agar angka kecelakaan kerja dan PAK dapat diminimalkan. Lingkungan kerja harus dipelihara bersih dan sehat sesuai syarat sanitasi umum. Di samping itu perlu juga dilaksanakan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan, dengan demikian diharapkan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk perlindungan tenaga kerja dapat diterapkan dengan baik. Apabila program keselamatan dan kesehatan kerja dapat diterapkan dengan baik diharapkan tercipta lingkungan kerja yang bersih, sehat, dan nyaman sehingga angka
2
kecelakaan kerja dan PAK dapat diminimalkan. Dengan demikian produktivitas kerja dapat meningkat.
II.2 DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 2. Undang-undang nomor 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO no. 120 Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor 3. UU No 13 tahun t ahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
4. Peraturan Menteri Perburuhan nomor 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam tempat kerja 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja 6. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2009 tentang Lingkungan Lingkungan Hidup 7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI R I No. Kep.187/MEN/1999 8. PP nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
I.3 PROFIL PERUSAHAAN PT. Suryamas Gemilang Lubricant
Jl. Raya Pegangsaan Dua KM-3 Kelapa Gading Jakarta Utara - Indonesia Telepon
: (021) 440 4403
Fax
: (021) 440 4392
Website
: suryamasgemilang.com
Email
:
[email protected]
3
LATAR BELAKANG Semakin pesatnya perkembangan sektor otomotif di tanah air mendorong semakin meningkatnya kebutuhan akan pelumas yang bermutu dan berkualitas. Hal ini yang mendorong PT. Suryamas Gemilang Lubricant untuk terpacu dan turut andil dalam memenuhi kebutuhan akan pelumas dalam negeri yang memiliki mutu dan kualitas yang terbaik. Meskipun terbilang masih sangat muda, PT. Suryamas Gemilang Lubricant yang resmi didirikan dan beroperasi sejak 15 Juni 2006 memiliki tekad dan semangat yang tinggi untuk memberikan solusi terbaik di bidang pelumas. Seluruh upaya tersebut telah dilakukan dengan sungguh - sungguh sejak awal sehingga berhasil mendapatkan pengakuan international dengan diraihnya ISO 9001 : 2008, sertifikat atas standar mutu yang diberikan sebagai akreditasi terhadap manajemen mutu. Peningkatan layanan dan fasilitas produksi terus dilakukan mengikuti perkembangan teknologi dengan berbagai macam kebutuhan dan berkembang secara konsisten di masa mendatang.
Visi
Pilihan Utama Penyedia Solusi Energi.
Misi
Dengan Semangat PEDULI PT. SURYAMAS GEMILANG LUBRICANT memberikan Solusi Terbaik di bidang Pelumas.
Misi ini mencerminkan bahwa :
PT. Suryamas Gemilang Lubricant adalah sebuah perusahaan yang memiliki dedikasi di bidang pelumas, sebagai langkah awal untuk masuk pada bisnis yang lebih besar sesuai dengan Visi besar perusahaan.
4
PT. Suryamas Gemilang Lubricant berkomitmen untuk memberikan produk dan pelayanan terbaik yang merupakan kunci sukses kerjasama dengan pelanggan dan prinsipal dalam jangka panjang.
PT. Suryamas Gemilang Lubricant adalah perusahaan yang dinamis, yang memiliki kemampuan untuk terus berkembang dengan melakukan inovasi dan memberikan solusi terbaik meliputi produk dan kepuasan pelanggan.
Pencapaian
5
FASILITAS PRODUKSI
PT. Suryamas Gemilang Lubricant saat ini telah memiliki 2 site fasilitas pabrik yang modern yaitu berada di Jakarta, Jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 3 Kelapa Gading Jakarta Utara dan Surabaya, Platinum East Road Blok E15 – E19 Sidoarjo.
Fasilitas Pabrik PT. Suryamas Gemilang Lubricant Jakarta
Fasilitas Pabrik PT. Suryamas Gemilang Lubricant Surabaya
Didukung dengan performa dan teknologi modern fasilitas pabrik PT. Suryamas Gemilang Lubricant selalu mengutamakan dan menjaga kualitasnya, Mesin filling oli (liquid) dan juga gemuk lumas (grease) dengan beberapa kapasitas produksi siap melayani permintaan pelanggan untuk produksi dalam beberapa kemasan botol, galon, pail, drum dan IBC serta sachet, pot dan cup untuk grease.
6
Proses feeding kemasan botol
Proses pengisian pelumas dalam kemasan botol
Proses pengisian pelumas dalam kemasan drum
Tangki penyimpanan pelumas dan instalasi pipa-pipa yang telah dilakukan kalibrasi serta dilengkapi dengan Electrical Pump, Switch Level dan Panel Control.
7
Tangki penyimpanan pelumas dalam beberapa kapasitas
LABORATORIUM Dilengkapi dengan fasilitas tekhnologi modern dan dukungan serta dedikasi tinggi para ahli yang kami miliki, kami berusaha semaksimal mungkin dan yakin menghasilkan produk pelumas dengan mutu dan kualitas yang terbaik. Uji laboratorium adalah hal mutlak yang harus dilakukan dan memiliki fungsi yang sangat penting. Mengenali karakteristik beberapa type pelumas, mengukur tingkat kekentalan pelumas yang disebut juga dengan Viscosity Grade, memastikan dan memonitor perubahan nilai kekentalan pelumas dan angka basa/ angka asam (TBN/TAN) sebagai langkah pencegahan gangguan dari kemungkinan terjadinya kerusakan pada mesin, peralatan industri serta pemalsuan adalah fokus dari para ahli laboratorium kami.
Proses uji pengukuran tingkat kekentalan pelumas (Viscosity Grade)
8
Proses uji densitas produk pelumas
Proses uji Water Contain untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi air pada produk pelumas
Proses uji total base number/ total acid number produk pelumas
9
LOGISTIK
PT. Suryamas Gemilang Lubricant telah memiliki latar belakang dan dedikasi yang tinggi dibidang pelumas. Dengan didukung oleh para tenaga ahli dibidangnya untuk memenuhi kebutuhan pelumas resmi ATPM (After Market dan Factory Filling). Seiring berjalannya waktu PT. Suryamas Gemilang Lubricant telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu pilihan utama penyedia produk pelumas berkualitas di Indonesia. Melihat kebutuhan tersebut PT. Suryamas Gemilang Lubricant bekerja sama dengan PT. Pertamina Lubricant menawarkan komitmen untuk memberikan jasa-jasa dan layanan sebagai berikut :
Sebagai pabrikan pengemas pelumas cair (Oli) maupun pelumas semi-padat (Grease) untuk kebutuhan after market yang meliputi pengembangan produk dan spesifikasi pelumas cair (Oli) maupun pelumas semi-padat (Grease) yang sesuai dengan kebutuhan mesin motor maupun mobil dan juga untuk keperluan pelumas lainnya, pengembangan desain botol maupun kemasan, standarisasi produk dan kualitas produk.
Penyimpanan produk ke dalam gudang barang jadi
Tugas-tugas dibidang logistik yang meliputi pergudangan untuk penyimpanan produk jadi yang siap dikirim ke seluruh jaringan main dealer di Indonesia sesuai dengan permintaan prinsipal, distribusi maupun pengiriman ke seluruh main dealer secara nasional sesuai dengan permintaan prinsipal dan membantu mengurangi beban logistik dari prinsipal serta mampu memberikan informasi stock maupun posisi pengiriman secara online.
10
Support program-program marketing. Armada pengiriman PT. Suryamas Gemilang Lubricant
Seiring dengan waktu PT. Suryamas Gemilang Lubricant telah tumbuh dan berkembang menjadi sebuah perusahaan yang terpercaya dan ter baik dalam bidang jasa pengiriman barang di Indonesia. Dalam menjalankan usaha di bidang pengiriman barang melalui moda darat, laut dan udara, PT. Suryamas Gemilang Lubricant selain memiliki armada sendiri juga bekerjasama dengan rekanan perusahaan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Proses trucking gudang Jakarta
Beberapa layanan pengiriman barang seperti LCL, FCL, Trucking, Packing & Moving dll.
11
Proses trucking gudang Surabaya
Untuk menjaga kualitas dari hasil produksi PT. Suryamas Gemilang Lubricant sangat konsen terhadap gudang penyimpanan barang jadi. Gudang-gudang barang jadi dilengkapi dengan alat-alat pendukung yang memadai, penerapan yang baik t erhadap warehouse management system untuk tata kelola inventory guna meminimalisir terjadinya kesalahan dan bad stock pada produk-produk pelanggan. Dengan kapasitas gudang seluas 4.500 m² (Jakarta, Surabaya dan Medan) PT. Suryamas Gemilang Lubricant siap untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Proses penyimpanan produk ke dalam gudang barang jadi Jakarta
12
Penyimpanan ke dalam gudang racking Surabaya
PT. Suryamas Gemilang Lubricant
Jl. Raya Pegangsaan Dua KM-3 Kelapa Gading Jakarta Utara - Indonesia Telepon
: (021) 440 4403
Fax
: (021) 440 4392
Website
: suryamasgemilang.com
Email
:
[email protected]
13
I.4 ALUR PRODUKSI
Purchase Order dari konsumen
Tim Markerting PT. SGL
Info ke Bagian Logistik Barang ready stock
Barang pre-order
Purchasing
Serah terima ke Bagian Storage Schedulling
Confirmed Bagian Produksi
Informasi ke bagian Purchasing bahwa roduk telah read
Truk bahan baku datang Produk dikirimkan
Dilakukan sampling di Area loadin
Quality Control disesuaikan dengan sertifikat. Jika sesuai bahan baku masuk te tangki. 14 Pengemasan produk sesuai esanan customer.
III.5 LANDASAN TEORI A. Definisi
Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif & kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih lanjut pencegahan agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat bahaya kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Soeripto, Ir., DIH., 1992).
B. Faktor Bahaya di Lingkungan Kerja
Faktor-faktor bahaya yang terdapat di lingkungan kerja, antara lain: 1.
Faktor Fisik a.
Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki. Menurut Permenakertrans No. 13 tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja, pemaparan maksimum kebisingan yang diperbolehkan yaitu 85 dB untuk 8 jam sehari tanpa alat pelindung pendengaran. Pada kebisingan yang lebih tinggi, waktu pemaparan berkurang, diaman setiap kenaikan 3 dB maka waktu pemaparan menjadi setengahnya.
1) Jenis-jenis kebisingan : a.
Kebisingan terus menerus (continue/ steady noise) Misalnya:
kebisingan
mensin-mesin
yang
berputar
(rotary
equipment) b.
Kebisingan terputus-putus (intermittent noise) Misalnya: lalu lintas pesawat terbang.
c.
Kebisingan menghentak (impact noise) Misalnya: pukulan, tembakan bedil atau meriam dan ledakan.
15
2) Akibat paparan kebisingan a. Gangguan fungsi pendengaran - Kehilangan pendengaran sementara - Kehilangan pendengaran permanen - Tinnitus - Trauma Akustik b. Gangguan dalam berkomunikasi c. Mengganggu konsentrasi d. Gangguan psikologi
3) Pengukuran kebisingan Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan alat sound level meter.
b. Getaran
Getaran (vibrasi) adalah gerakan bolak balik linear yang berlangsung dengan cepat dari suatu objek terhadap suatu titik. 1) Jenis-jenis getaran a. Hand Arm Vibration atau Vibrasi Segmental Misalnya pada penggunaan mesin bor, mesin gergaji, dan martil pneumatik b. Whole Body Vibration (Getaran Seluruh Tubuh) Misalnya pada penggunaan kendaran bermotor seperti forklift , traktor, dan lain-lain
2) Efek getaran 16
a. Pemaparan Hand Arm Vibration dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan Raynaud’s syndrome dan Carpal Tunnel Syndrome. b. Whole Body Vibration dapat menimbulkan efek fisiologis dan psikologis mulai dari kelelahan hingga iritasi pada motion sickness (kinetosis) dan kerusakan jaringan tubuh.
3) Pengukuran getaran Pengukuran getaran dilakukan perlu dilakukan secara berkala dengan menggunakan Vibrasimeter.
c. Penerangan
Penerangan di tempat kerja adalah suatu sumber cahaya yang menerangi benda benda di tempat kerja yang dapat berasal dari cahaya alami dan cahaya buatan, hal ini dapat berupa penerangan setempat dan penerangan umum.
1) Sifat penerangan a. Pembagian
iluminasi
pada
lapangan
penglihatan
sesuai
jenis
pekerjaan. b. Pencegahan kesilauan c. Arah sinar d. Warna e. Tidak mengakibatkan panas
2) Pengaruh pencahayaan yang kurang terhadap kesehatan a. Iritasi, mata berair dan mata merah b. Penglihatan ganda c. Sakit kepala 17
d. Ketajaman mata menurun e. Akomodasi dan konvergensi menurun
3) Pengukuran pencahayaan Penerangan diukur secara berkala dengan alat Luxmeter.
d.
Iklim kerja panas
Iklim kerja panas adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, dan kecepatan derakan udara dari panas radiasi.
1) Efek Iklim Kerja Panas Terhadap Kesehatan a. Heat Rash, timbulnya ruam-ruam pada kulit b. Heat Cramps, terjadi karena pengeluaran keringat berlebihan sehingga tubuh kehilangan natrium c. Heat Exhaustion, terjadi karena kehilangan banyak cairan d. Heat Stroke e. Heat Syncope, merupakan keadaan pingsan atau hamper pingsan yang disebabkan oleh berdiri terlalu lama pada posisi tetap di bawah sinar matahari langsung atau lingkungan panas
2) Pengukuran Iklim Kerja Panas Standar yang digunakan di Indonesia berdasarkan Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011 adalah Indeks Suhu Bola Basah (ISBB). NAB menurut pasal 2 KEP-51/MEN/1999 untuk suhu di tempat kerja sebagai berikut: - Jika perbandingan kerja 75% dan istirahat 25% untuk pekerja ringan dalam 8 jam sehari adalah 30 derajat celcius., sedang 26,7 derajat celsius dan berat 25 derajat celsius. 18
- Jika perbandingan kerja 50% dan istirahat 50% untuk pekerja ringan dalam 8 jam sehari adalah 31,4 derajat celcius., sedang 29,4 derajat celsius dan berat 27,9 derajat celsius. - Jika perbandingan kerja 25% dan istirahat 75% untuk pekerja ringan dalam 8 jam sehari adalah 32,2 derajat celcius., sedang 31,1 derajat celsius dan berat 30 derajat celsius.
f. Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. 1) Jenis radiasi a. Radiasi pengion Radiasi pengion adalah memeancaranya energi yang besar dengan energi photon lebih dari 12,4 eV yang disebabkan oleh disintregasi atom membentuk ion. Misalnya, sinar alpha, beta, gamma, sinar X dan neutron. b. Radiasi non pengion: UV, IR, ultrasound dan mikorowave.
2) Pengaruh radiasi terhadap kesehatan: a. Efek stokastik: tergantung frekuensi tingkat keparahan tidak tergantung dosis. Contoh : karsinogen, teratogen, mutagen. b. Efek nonstokastik: tegrantung frekuensi dan dosis. Cth: katarak, kerusakan nonmalignan kulit.
2. Faktor Kimia
Bahaya Kimia (chemical hazard) adalah bahan kimia yang digolongkan ke dalam bahan-bahan berbahaya atau memiliki informasi yang menyatakan bahwa bahan tersebut berbahaya. Kontaminan kimia dapat masuk ke dalam tubuh melalui 3 jalur, yaitu saluran pernapasan, kulit, dan mulut. 19
1) Klasifikasi kontaminan kimia berdasarkan bentuknya: a. Bentuk partikel/partikulat, diantaranya:
Debu
Fume
Kabut
Asap
Smog
b. Non partikel atau non partikulat
Gas
Uap
2) Klasifikasi kontaminan kimia berdasarkan pengaruh fisiologis dan patologis a. Iritatif b. Asfiksian c. Zat pembius d. Bahan kimia beracun/ toksin e. Bahan kimia fibrotic f. Bahan kimia karsinogenik
3) Pengukuran dan Analisis Faktor Kimia Pengukuran faktor kimia yang memapari tempat kerja dilakukan dengan cara pengambilan sampel laboratorium.
yang selanjutnya
dianalisa
melalui
pemeriksaan
Hasil pengukuran kemudain dibandingkan dengan Nilai
Ambang Batas (NAB).
4) Nilai Ambang Batas.
20
Nilai
Ambang
Batas
ditetapkan
dalam
Permenakertrans
No.
13/MEN/X/2011. Ada 3 kategori NAB, yaitu: a. NAB tertimbang waktu (TLV-TWA) Kadar rata-rata faktor kimia yang diperkenankan memapari pekerja selama 8 jam per hari atau 40 jam seminggu. b. NAB pemaparan singkat (TLV-STEL) Kadar faktor kimia yang diperbolehkan memapari pekerja dalam jangka waktu 15 menit tanpa menyebabkan gangguan. c. NAB tertinggi (TLV-Ceiling) Kadar faktor kimia yang tidak boleh dilampaui setiap saat.
3.
Faktor Biologis
Faktor biologi (biological hazards) adalah semua bentuk kehidupan atau makhluk hidup dan produknya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Faktor biologis dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, pencernaan, kulit, dan infeksi. Klasifikasi Faktor Biologi: a. Mikroorganisme dan toksinnya (virus, bakteri, jamur, parasit dan produknya) b. Arthropoda (crustacea, arachnid, insect ) c. Alergen dan toksik tanaman d. Protein alergen dari hewan invertebrate dan tumbuhan tingkat rendah
4. Faktor Ergonomis
Interaksi antara faal kerja manusia dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
5. Faktor Psikologis
Reaksi mental dan kejiwaan terhadap suasana kerja, hubungan antara pengusaha dan tenaga kerja, struktur dan prosedur organisasi pelaksanaan kerja, dan lain-lain. 21
Pengendalian faktor-faktor bahaya tersebut diatas dapat dilakukan dengan cara: 1) Pengendalian secara teknik a. Teknik eliminasi b. Teknik substitusi c. Teknik isolasi d. Teknk ventilasi 2) Pengendalian administrative, misalnya rotasi pekerjaan, pemeriksaan kesehatan, pemahaman MSDS ( Material Safety Data Sheet ),dsb. 3) Alat pelindung Diri (APD)
C. Sanitasi Industri dan Pengelolaan Limbah
Sanitasi industri adalah usaha yang dilakukan untuk memelihara, meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan industry termasuk cara-cara pengendalian faktor-faktor lingkungan kerja serta pengendalian terhadap penyebaran penyakit menular, sehingga aktivitas produksi diharapkan tidak memberikan dampak negatif terhadap tenaga kerja, lingkungan kerja, serta masyarakat sekitar. Ruang lingkup sanitasi industri meliputi: 1. Kebersihan umum 2. Penyediaan air 3. Sanitasi makanan 4. Pemeliharaan fasilitas industri 5. Pencegahan dan Pembasmian Vektor Penyakit 6. Pembuangan Limbah Domestik dan Industri 7. Perlengkapan Fasilitas Higiene Perseorangan (WC, tempat cuci tangan, ruang ganti)
22
8. Ketatarumah-tanggan Perusahaan
Limbah industri adalah buangan yang keberadaannya di tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Pengelolaan limbah industri dpat dilakuakn dengan 3 proses yaitu: 1) Pengelolaan secara fisika (sedimentasi, flotasi, separasi minyak-air) 2) Pengolahan secara kimiawi (koagulasi-presipitasi, netralisasi) 3) Pengolahan secara biologi (aerobic suspended growth process, aerobic attached growth process, aerobic lagoons, anaerobic lagoons)
23
BAB II PELAKSANAAN
II.1
Tanggal dan Waktu Pengamatan
Kegiatan walk through survey di PT. Suryamas Gemilang Lubricant ini dilakukan pada hari Kamis, tanggal 25 Agustus 2016 pukul 13.30 hingga pukul 16.00.
II.2
Lokasi Pengamatan
Walk through survey dilakukan di site fasilitas pabrik PT. Suryamas Gemilang Lubricant yang berlokasi di Jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 3 Kelapa Gading, Jakarta Uta ra.
24
III.3 Dokumentasi Kegiatan
25
26
BAB III HASIL PENGAMATAN
III.1 Analisis Faktor Bahaya
1
UNIT
Kegiatan
Hasil Pengamatan Faktor Bahaya
Pengendalian yang sudah
Keterangan
dilaksanakan PRODUKSI Filling
1. Faktor Fisik a. Vibrasi
Penggunaan gloves
Mesin yang digunakan menimbulkan vibrasi,
Tidak
semua
pekerja
menggunakan APD.
namun vibrasi yang ditimbulkan rendah b. Bising Mesin yang digunakan menimbulkan vibrasi,
- Pengukuran rutin bising - Penggunaan earplug
namun masih kurang dari 85 dB. c. Iklim kerja : cukup panas
- Ventilasi langsung - Ada exhaust
Exhaust
tidak
semua
dinyalakan
sehingga
masih
terasa panas. d. Penerangan
Penerangan agak kurang.
Penerangan didapat dari cahaya alami melalui bagian atap yang sebagian dibuat transparan. Tidak ada jendela. e. Radiasi : 2.Faktor Kimia
2
UNIT
Kegiatan
Hasil Pengamatan Faktor Bahaya
Pengendalian yang sudah
Keterangan
dilaksanakan PRODUKSI Filling
1. Faktor Fisik a. Vibrasi
Penggunaan gloves
Tidak
Mesin yang digunakan menimbulkan vibrasi,
semua
pekerja
menggunakan APD.
namun vibrasi yang ditimbulkan rendah b. Bising Mesin yang digunakan menimbulkan vibrasi,
- Pengukuran rutin bising - Penggunaan earplug
namun masih kurang dari 85 dB. c. Iklim kerja : cukup panas
- Ventilasi langsung - Ada exhaust
Exhaust
tidak
semua
dinyalakan
sehingga
masih
terasa panas. d. Penerangan
Penerangan agak kurang.
Penerangan didapat dari cahaya alami melalui bagian atap yang sebagian dibuat transparan. Tidak ada jendela. e. Radiasi : 2.Faktor Kimia
2
a. Bahan Kimia Cair Bahan kimia cair dari oli yang dikemas.
-Penggunaan APD (gloves) -Terdapat antisipasi risiko jika terjadi tumpahan oli (investigasi jumlah dan lokasi tumpahan, pembersihan tumpahan dengan menggunakan absorbent, serbuk gergaji, dan oil trap)
b. Bahan kimia fume Terdapat sedikit bau. 3.Faktor Biologi
Pengukuran
kadar
kimia
di
udara setiap 3 bulan
Perkerja tidak menggunakan masker.
Pest control rutin 3 bulan sekali.
Tidak ditemukan faktor biologi. STORAGE
memasu
1. Faktor Fisik
kkan, menyim pan, dan mengelu arkan
a. Vibrasi Di ruang warehouse terdapat mesin forklift yang
Penggunaan forklift tidak sering dan terus menerus.
dapat menimbulkan vibrasi b. Bising: -
3
a. Bahan Kimia Cair Bahan kimia cair dari oli yang dikemas.
-Penggunaan APD (gloves) -Terdapat antisipasi risiko jika terjadi tumpahan oli (investigasi jumlah dan lokasi tumpahan, pembersihan tumpahan dengan menggunakan absorbent, serbuk gergaji, dan oil trap)
b. Bahan kimia fume Terdapat sedikit bau. 3.Faktor Biologi
Pengukuran
kadar
kimia
di
udara setiap 3 bulan
Perkerja tidak menggunakan masker.
Pest control rutin 3 bulan sekali.
Tidak ditemukan faktor biologi. STORAGE
memasu
1. Faktor Fisik
kkan, menyim pan, dan mengelu arkan
a. Vibrasi Di ruang warehouse terdapat mesin forklift yang
Penggunaan forklift tidak sering dan terus menerus.
dapat menimbulkan vibrasi b. Bising: -
3
barang
c. Iklim kerja : cukup d. Penerangan : Terdapat penerangan alami melalui sebagian atap yang tembus cahaya dan juga lampu. e. Radiasi: 2.Faktor Kimia : 3.Faktor Biologi: -
Pest control 3 bulan sekali
4
barang
c. Iklim kerja : cukup d. Penerangan : Terdapat penerangan alami melalui sebagian atap yang tembus cahaya dan juga lampu. e. Radiasi: 2.Faktor Kimia : 3.Faktor Biologi: -
Pest control 3 bulan sekali
4
III.2 Sanitasi dan Pengelolaan Limbah 1. Kebersihan Umum
Pada saat kunjungan ke PT. Suryamas Gemilang Lubricant, tampak bahwa secara umum kebersihan lingkungan perusahaan tersebut cukup baik. Kebersihan lingkungan di dalam perusahaan seperti lantai, tampak bersih dan tidak tampak adanya genangan air yang dapat menyebabkan lantai menjadi licin. Dinding, atap, peralatan dan perkakas, gudang penyimpanan produk kerja juga tampak bersih. Sedangkan kebersihan di luar perusahaan meliputi kebersihan halaman, jalanan pun tampak bersi h. Perusahaan mempekerjakan 3 orang petugas kebersihan yang bekerja setiap hari kerja.
2. Penyediaan Air Sumber air untuk kebutuhan domestik dan proses produksi dibedakan. Sumber air untuk kebutuhan domestik seperti air minum pekerja/pegawai menggunakan air mineral. Sedangkan untuk kegiatan higienitas perorangan seperti aktivitas di WC, mencuci tangan didapat dari air PAM. Kualitas air yang tersedia sudah baik. Proses produksi pada pabrik ini tidak
III.2 Sanitasi dan Pengelolaan Limbah 1. Kebersihan Umum
Pada saat kunjungan ke PT. Suryamas Gemilang Lubricant, tampak bahwa secara umum kebersihan lingkungan perusahaan tersebut cukup baik. Kebersihan lingkungan di dalam perusahaan seperti lantai, tampak bersih dan tidak tampak adanya genangan air yang dapat menyebabkan lantai menjadi licin. Dinding, atap, peralatan dan perkakas, gudang penyimpanan produk kerja juga tampak bersih. Sedangkan kebersihan di luar perusahaan meliputi kebersihan halaman, jalanan pun tampak bersi h. Perusahaan mempekerjakan 3 orang petugas kebersihan yang bekerja setiap hari kerja.
2. Penyediaan Air Sumber air untuk kebutuhan domestik dan proses produksi dibedakan. Sumber air untuk kebutuhan domestik seperti air minum pekerja/pegawai menggunakan air mineral. Sedangkan untuk kegiatan higienitas perorangan seperti aktivitas di WC, mencuci tangan didapat dari air PAM. Kualitas air yang tersedia sudah baik. Proses produksi pada pabrik ini tidak menggunakan sumber air. Proses sanitasi air pada pabrik ini dikelola mandiri dengan menggunakan prinsip penyaringan sebelum dikembalikan ke lingkungan sehingga air yang terbuang dapat dimanfaatkan kembali. Air hasil penyaringan tersebut sudah teruji kebersihannya.
3. Sanitasi Makanan Pada PT Suryamas Gemilang Lubricant tidak terdapat kantin dan ruang makan yang dapat memfasilitasi karyawan untuk melakukan makan siang. Perusahaan hanya memberikan uang makan yang penggunaannya diserahkan pada karyawan masing-masing. Dengan demikian, sanitasi makanan dan asupan gizi pekerja tidak benar-benar ter jamin.
4. Fasilitas Industri Ruang kerja cukup luas sehingga kebutuhan ruang udara untuk setiap pekerja terpenuhi. Secara umum, fasilitas industri cukup terawat. Pada lingkungan perusahaan terdapat mushola.
5. Pembasmian Vektor 1
Pembasmian vector dilakukan dengan cara pest control secara teratur setiap 3 bulan.
6. Fasilitas Higiene Perseorangan a. WC :
no
Nama Ruangan
Jumlah WC
Keterangan
1
Ruang Produksi
1
Bersih, Jumlah pengguna 25 orang karyawan
2
Office
2
Bersih,
Tidak terpisah
laki – laki dan perempuan 3
Logistik
1
Cukup bersih
4
Security
1
Cukup bersih
5
Ruang Sopir dan kenek
2
Cukup bersih
b. Wastafel Terdapat wastafel, namun beberapa wastafel tidak disediakan sabun khusus cuci tangan.
c. Ruang ganti Terdapat ruang ganti disertai loker.
d. Tempat sampah Pada lingkungan perusahaan, terdapat beberapa tempat sampah namun belum dibedakan antara tempat sampah organic dan non organik. Jumlah tempat sampah juga masih kurang (tidak dapat dijumpai di setiap area).
7. Pengelolaan Limbah Limbah yang dihasilkan PT Suryamas Gemilang Lubricant antara lain: A. Limbah non B3
Organik, seperti sisa makanan Non organic, berupa scrap
Limbah ini dikumpulkan pada tempat khusus limbah non B3 yang selanjutnya akan diambil secara rutin dan dikelola oleh pihak ketiga dari PT. PPLI/ PT. TTLI.
2
B. Limbah B3 -Majun/Sarung Tangan Kontaminasi Oli -Plastik Kontaminasi Oli -Kardus Kontaminasi Oli -Used Oli -Lampu Bekas Limbah ini dikumpulkan pada tempat penyimpanan sementara non B3 yang selanjutnya akan diambil secara rutin dan dikelola oleh pihak ketiga dari PT. PPLI/ PT. TTLI.
(Lampiran gambar tempat penyimpanan dan SOP
dr
ANi)
3
BAB IV PEMECAHAN MASALAH No
Masalah
Rekomendasi Pemecahan Masalah
1
Di bagian produksi belum semua
Sosialisasi dan monitoring penggunaan APD yang
tenaga kerja memakai APD
lebih ketat
Iklim kerja di ruang produksi
Menambah jumlah ventilasi, mengoptimalkan semua
masih terasa cukup panas karena
exhaust fan termasuk memperbaiki exhaust fan yang
ventilasi masih kurang dan
rusak.
2
penggunaan exhaust fan yang tidak semua menyala. 3
Penerangan di ruang produksi dan
Menambah penerangan dengan penerangan alami
storage, menurut pengamatan
pada atap yang tembus cahaya atau penambahan
mata, masih dirasa kurang
lampu.
memadai. 4
Tempat sampah belum terpilah
Pemilahan sampah organic dan non organic serta
antara sampah organic dan non
penambahan jumlah tempat sampah tersebut.
organic 5
WC di ruang produksi masih
Penambahan jumlah WC di ruang produksi.
kurang (1 WC untuk 25 orang tenaga kerja) 6
WC di office tidak dipisah antara
Memisahkan WC laki-laki dan perempuan.
laki-laki dan perempuan 7
Tidak terdapat ruang makan atau
Perusahaan menyediakan ruang makan untuk para
katering untuk tenaga kerja
tenaga kerja.
sehingga asupan gizi tidak terjamin.
4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.I KESIMPULAN
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap perusahaan. Secara umum penatalaksanaan sistem K3 dan Sanitasi lingkungan & Pengolahan Limbah di PT Suryamas Gemilang Lubricant dari penilaian higiene industri sudah berjalan cukup baik. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di evaluasi lebih lanjut dikarenakan kurangnya data yang diperoleh dari beberapa faktor dibawah ini: a. Faktor Fisik 1. Bising Tidak ada permasalahan 2. Penerangan Perlu penambahan penerangan 3. Iklim Kerja Pada produksi masih cukup panas 4. Getaran Tidak ditemukan masalah 5. Radiasi Tidak ditemukan masalah b. Faktor Kimia Tidak ditemukan masalah c. Faktor Biologi Pada saat dilakukan pengamatan, tidak ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan faktor biologi. namun terdapat faktor resiko pada perusahaan ini terkait bahaya faktor biologi. d. Kebersihan Tidak ditemukan masalah e. Petugas Higiene Industri Sudah terdapat 2 ahli K3 di perusahaan. f.
Pengolahan Limbah
5
Tidak ditemukan adanya permasalahan
V.II SARAN
Perlu adanya perbaikan dari beberapa aspek hygiene pada perusahaan tersebut.
Kesadaran penggunaan APD perlu ditingkatkan.
Pennyediaan tempat makan bagi tenaga kerja.
6