BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bijih merupakan bahan galian mengandung sejumlah mineral yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis e konomis dengan menggunakan teknologi yang ada pada saat itu dalam waktu tertentu. Pengecilan ukuran ( size ( size reduction) reduction) dapat membagi bagi suatu bahan padat menjadi bagian-bagian yang yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanis atau menekan. Size reduction merupakan reduction merupakan salah satu operasi dalam dunia industri pertambangan dimana bahan galian dikecilkan ukurannya untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai mutu dan nilai tambah yang tinggi. Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran kecil menjadi ukuran yang lebih halus. halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari bola-bola baja atau keramik ( steel or ceramic balls), balls), batang-batang baja ( steel rods), rods), dan campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi disebut semi autagenous mill (S!). (S!). "anpa "anpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan disebut autogenous mill . "erkadang juga media penggerusan berupa plat baja yang sangat keras. Peralatan penggerusan yang yang dipergunakan adalah #isk $ill dan %od $ill sebagai alat penggerus ( grinding grinding ). ). &ntuk memperbaiki karakteristik atau meningkatkan kadar mineral berharga dalam bijih, maka dilakukan pengolahan bahan galian yang disebut proses benefisiasi bijih. %od $ill merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam proses benefisiasi bijih, yaitu pada proses penggerusan ( grinding grinding ). ). #engan menggunakan %od $ill, akan diperoleh bijih dengan ukuran yang lebih kecil dan halus, sehingga kadar mineral berharga dalam bijih akan meningkat. Selain itu, juga digunakan alat #isk $ill yang mempunyai mempunyai kemampuan untuk melakukan melakukan pengecilan ukuran bahan galian atau bijih menjadi ukuran ukuran yang kecil dan halus hingga menjadi tepung bahan galian tersebut. 1.2.
Tujuan
1
2
"ujuan dilakukannya praktikum pengolahan bahan galian tentang percobaan menggunakan alat #isk $ill ini adalah sebagai berikut ' . $emahami tentang alat #isk $ill secara mendetail. . $engetahui tahapan*cara pengoperasian alat #isk $ill dengan benar. 1.3.
Manfaat $anfaat dilakukannya praktikum pengolahan bahan galian te ntang
percobaan menggunakan alat #isk $ill ini adalah sebagai berikut ' . Praktikan dapat memahami tentang alat #isk $ill secara mendetail. . Praktikan mampu mengetahui tahapan*cara pengoperasian alat #isk $ill dengan benar. BAB II DASAR TEORI
2.1. ran!t !ranit adalah salah satu jenis batuan beku bersifat asam yang terbentuk dari
proses intrusi magma. +nstrusi magma adalah proses naiknya magma ke permukaan bumi, dan menyusup diantara celah- celah batuan. "etapi karena tenaga yang kecil, magma tidak pernah sempat keluar dari dalam bumi, dan mengalami pendinginan di dalam bumi. Batu granit terbentuk melalui pendinginan magma yang terjadi di dalam bumi, dengan tempo yang lama. arena terbentuk di dalam bumi, maka batu granit merupakan batu intrusif (Plutonik). kibat pendinginan*pembekuan magma yang lama, tekstur batu granit cenderung kasar. $agma yang mengalami pendinginan membentuk butiran mineral yang besar. Butiran mineral yang besar ini kemudian bersatu dan menjadi batu granit. Batu granit juga dapat ditemukan di permukaan bumi. al ini dapat terjadi jika lelehan laa yang merayap di permukaan bumi mengandung unsur batu granit. Struktur dari batu granit adalah /-0/1 batu granit yang terdiri dari kuarsa dan fieldspar, dengan rincian /1 kuarsa, 2/-0/1 fieldsparkalium, /-231 plagioklas natrium dan mineral mafik 2/- 231. ata !ranit berasal dari bahasa latin yaitu Granum yang artinya butir padi. Batu !ranit umumnya berwarna putih, abu-abu, atau campuran keduanya, namun terkadang juga berwarna merah muda atau jingga. Batuan ini kasar, keras, dan kuat, serta sering ditemukanpada daerah
3
pinggir pantai, pinggir sungai, atau di dasar sungai. Batu granit umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Batu granit sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. egunaan batu granit sebagai bahan bangunan dapat digunakan untuk membangun rumah dan gedung, untuk bangunan monumen, jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi), sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll), selain itu dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan aksesoris rumah seperti lantai, wastafel dan meja.
!ambar .. !ranit epadatan batu granit adalah .43 gr* cm2, dengan jangkauan ,45 dan ,6/. Batu granit adalah salah satu batu yang mudah dan umum dijumpai. Batu granit dapat dijumpai disekitar gunung api. Batu granit memiliki ciri- ciri antara lain terbentuk melalui mineral kuarsa dan filedspar. edua meniral ini membentuk granit menjadi besar, karena mineral yang membentuk granit adalah mineral dengan ukuran yang besar. Selain itu, batu granit ter masuk dalam batuan beku dalam atau batuan plutonik. Batu granit yang meleleh akibat panas dari magma berubah menjadi batu riolit. Batu riolit memiliki tekstur hampir sama dengan granit. 7ang membedakan adalah riolit memiliki tekstur lebih halus, terang, dan terbentuk di permukaan bumi, sehingga termasuk batuan beku luar atau batu ulkanik. 2.2. Penggeru"an Penggerusan merupakan salah satu tahap awal proses pengecilan ukuran
(penghalusan) bijih atau batuan. Penggerusan dilakukan sebelum bahan galian memasuki proses pengolahan. Penggerusan ini bisa merupakan tahap akhir sebelum bahan galian dimanfaatkan untuk keperluan tertentu. Penggerusan yang
4
sering juga disebut penggilingan, dilakukan terhadap agregat-agregat berukuran kecil agar menjadi butiran yang sangat halus. gregat ini diperoleh sebagai hasil proses pemecahan batuan. Pada bahan galian industri, penggerusan dilakukan untuk menjadikan butiran-butiran batuan yang berukuran kecil menjadi serbuk sangat halus berukuran beberapa milimeter. Pada bijih logam, penggerusan dilakukan sampai dicapai ukuran yang sesuai dengan ukuran yang diperlukan untuk proses selanjutnya. $isalnya, agar terjadi pemisahan fisik antara mineral berharga dan mineral pengotornya. Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. &kuran partikel atau ukuran butiran dapat menentukan tingkat homogenitas 8at aktif dan tingkat kerja optimal. Penggerusan juga dilakukan untuk menjamin perolehan kandungan 8at aktif yang diinginkan sekuantitatif mungkin. Suatu proses penggerusan meningkatkatkan gaya tekan, gaya bentur, gaya gesek dan gaya geser. Penggerusan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penggerusan kering dan penggerusan basah. Pada penggerusan basah, kedalam bahan yang digerus diberi cairan dimana bahan tidak melarut didalamnya. Proses penggerusan yang paling sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan mortir dan stemper. lat ini terutama untuk penggerusan sediaan farmasi yang berbentuk serbuk. Peralatan yang digunakan untuk menghaluskan dipilih sesuai dengan tujuan yang dikehendaki tergantung dari jumlah material dan sifat fisikanya, ukuran partikel awal bahan yang digerus, dan ukuran partikel akhir produk yang diinginkan. Penggerusan dapat diklsifikasikan menjadi 2 kelompok sesuai dengan tingkat kehalusan yang dicapai, yaitu ' . $esin penggerus butir kasar. . $esin penggerus butir sedang. 2. $esin penggerus butir halus. Sifat fisik alamiah dari bahan menentukan proses penghalusan, misalnya bahan berserat tidak dapat digerus dengan tekanan atau tumbukan tetapi bahan tersebut harus diiris. #alam proses penggerusan adanya air lebih dari 31 dapat menghalangi penghalusan. 9fek ini lebih nyata dampaknya pada bahan yang
5
memiliki partikel halus daripada partikel yang lebih besar. Penggerusan juga dapat mengubah struktur kristal dan menyebabkan perubahan struktur kimiawi pada 8at8at tertentu. 2.2.1 R#ll $ru"%er %oll :rusher adalah tipe crusher dengan sistem gilas rotary dengan
kecepatan rpm yang realatif lebih rendah dari impact crusher yaitu sekitar 2// rpm dan memiliki kapasitas produksi yang jauh lebih besar. &njuk kerja dari mesin %oll :rusher ini bergantung pada jenis * kualiatas material gigi gilasnya, ukuran shaft dan ukuran %oda nya, yang semuanya harus disesuaikan dengan raw material dan target kapasitas produksi. %oll :rusher biasa banyak digunakan didunia pertambangan, yaitu untuk menghancurkan batuan dengan tingkat kekerasan ; keuletan yang relatif rendah, seperti batu bara, batu kapur, bahan semen, batu tembaga, belerang, dsb. %oll crusher memiliki rasio $S+$&$ pengurangan teoritis 5'.
Batu bara =ime stone aolin Phospat "ersier crusher
6
pada batu split*andesit. #engan kecepatan 2//-23/ rpm double roll crusher memiliki kecepatan dalam menghancurkan berbagai jenis batuan.
!ambar . #ouble %oll rusher (#omas,/2) :ara kerjanya sendiri ialah #ouble roll crusher melakukan peremukan dengan cara menjepit benda yang hendak diremukkan diantara satu buah roller yang dikenal dengan sebutan crushing roll. lat ini terdiri dari silinder (roller) dengan sumbu yang sejajar pada bidang hori8ontal yang sama kedua roller berdekatan lalu berputar dengan arah putaran berlawanan kemudian batubara mentah diumpan masuk akan dijepit diantara dua roller, akibat tekanan yang kuat akhirnya batubara mentah remuk dan jatuh kedalam roller truk ke penampungan. euntungan dari #ouble %oll rusher ini, yaitu '
7
"abel . euntungan double roll crusher (#omas,/2) 2.3 Pengg!l!ngan Proses penggilingan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar
didapatkan bahan yang siap untuk diolah. Penggilingan memiliki tujuan yang sangat penting, hal ini dilakukan untuk mengurangi ukuran partikel suatu bahan.penggilingan dikatakan optimal jika mampu menggiling bahan dengan konsumsi yang rendah.penggilingan juga harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan factor-faktor yang berkontribusi agar proses pengilingan tersebut dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang sempurna pula. "ahap grinding terdiri dari beberapa alat, yaitu ' . Ball mill . %od mill 2. #isc mill 5. Semi utogenous $ill (S!) 3. utogenous $ill Berfokus pada disc mill, disk mill merupakan jenis alat pengecil bahan yang dapat menghasilkan produk dalam ukuran sedang maupun halus, seperti kedelai, jagung kentang dan lainnya. lat ini digunakan untuk mengupas kulit ari, pembelah dan penghancur biji kedelai dalam keadaan kering maupun basah.
!ambar .2 #isc $ill (<>S$+?+?!) #isk mill merupakan alat yang memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang sama seperti dengan stone mill. eduanya sama-sama memiliki dua piringan yang dipasangkan pada sebuah shaft. "erdapat dua macam disk mill yaitu' () #isk mill yang bergerak pada satu roda dan roda lainnya stasioner. &2' #isk mill dimana kedua rodanya bergerak.
8
Pada keadaan pertama, satu piringan terpasang permanen (stasioner) pada badan mesin. Sedangkan pada keadaan kedua, piringan berputar bersamaan dalam arah putaran yang berlawanan satu dengan lainnya. Bahan yang akan diproses dimasukkan melalui bagian atas alat (corong pemasukan) yang mempunyai penampung bahan. Selama proses, bahan akan mengalami gesekan diantara kedua piringan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan halus. Bagian-bagian dari disk mill adalah sebagai berikut ' . :orong pemasukan :orong ini berfungsi untuk memasukkan biji yang akan dikupas kulit arinya dan dihancurkan. Bagian ini dilengkapi dengan katup pe masukkan untuk mengatur jumlah biji yang akan dikupas oleh cakram sehingga pengupasan akan berjalan lancar. . Penyemprot air Penyemprot air berfungsi untuk membantu kelancaran turun dan keluarnya biji ke ruang pengupasan. ir akan mendorong biji agar jatuh ke ruang pengupasan. Pada praktikum ini tidak dilakukan penyemprotan air. 2. %uang pengupasan dan penghancuran %uang pengupasan berfungsi sebagai tempat mengupas dan menghancurkan sekaligus sebagai rangka dudukan bagi landasan gesek. %uangan ini diberi penutup dan dibuat agak rapat agar kedelai tidak lolos keluar sebelum mengalami pengupasan dan penghancuran. 5. #inding penutup dan cakram #inding penutup dan cakram berfungsi sebagai pengupas dan penghancur biji karena adanaya gerak putar dari cakram terhadap diniding penutup yang diam. Biji yang terkupas dan hancur itu merupakan akibat dari efek atrisi dan kompresi dari cakram. 3. Poros penggerak Poros penggerak berfungsi untuk memutar silinder pengupas yang digerakkan oleh motor listrik dengan menggunakan puli dan belt sebagai penyalur daya. Pada poros penggerak terdapat pengunci untuk mengatur jarak antar cakram. Semakin kecil jarak antar cakram maka ukuran hasil pengolahan akan semakin halus. 0. :orong pengeluaran
9
:orong pengeluaran berfungsi untuk mengeluarkan biji yang t elah dikupas dan dihancurkan yang terletak di bagian bawah silinder pengupas. Biji yang akan pecah dan keluar dari corong ini masih bercampur dengan kulit arinya.
!ambar .5 #isk $ill 2.( S%!e)e S%aker Shiee Shaker merupakan suatu alat yang berfungsi dalam memilah
berdasarkan ukuran partikelnya. Pada shiee shaker terdapat saringan atau ayakan-ayakan yang pada dasarnya diberikan lubang yang disebut dengan mesh. Mesh menggunakan jumlah lubang persatuan panjang yang apabila ?egara yang menggunakan sistem satuan +nggris menggunakan satuan inch yang dihitung dari pusat kawat. &kuran partikel adalah dimensi suatu partikel yang dinyatakan dalam istilah lubang terkecil dimana partikel tersebut dapat melewatinya.
10
!ambar .3 Shiee Shaker (indiamart)
•
• •
:ara Penggunaan Shiee Shaker ' &rutkan*susun ayakan bertingkat dari atas ke bawah dengan diawali ayakan yang memiliki diameter paling besar hingga terkecil. $asukkan partikel kedalam ayakan paling atas (diameternya paling besar) =etakkan di atas Shiee Shaker (mesin pemisah partikel), dan tutup dengan menggunakan tutup pemberat yang sudah tersedia di shaker guna untuk
• •
menekan ayakan bertingkat agar tidak goyang dan tumpah. ?yalakan mesin dengan menekan tombol start/resume. "ekan set/display untuk mengatur waktu yang diperlukan selama pengadukan, lalu pilih mode increase (menambahkan waktu*detik) decrease
•
(mengurangi waktu*detik). Setelah mesin berhenti, ambil ayakan dari mesin dan lihat hasil dari setiap ayakan. &ntuk hasil ayakan yang paling kecil dimasukkan kedalam cawan dan dimuat di open. nalisis ayakan dari sebuah conto tanah melibatkan penentuan persentase
berat partikel dalam rentan ukuran yang berbeda. #istribusi ukuran partikel tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan metode pengayakan ( sieving ) conto tersebut dilewatkan melalui satu set saringan standar yang memiliki lubang makin kecil ukurannya dari atas ke bawah. Berat tanah yang tertahan ditiap saringan ditentukan dan persentase kumulatif dari berat tanah yang melewati tiap saringan dihitung beratnya.
11
BAB III METODELOI 3.1. *aktu +an Te,-at Pelak"anaan Praktikum pengolahan bahan galian mengenai alat #isk $ill dilaksanakan
pada ' ari Aaktu "empat
'
3.2. Alat +an Ba%an lat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengolahan bahan galian
mengenai alat #isk $ill ini adalah sebagai berikut ' . lat tulis (kertas, penggaris, pulpen) . #isk $ill 2. Shiee Shaker 5. #ouble %oll :rusher 3. Feed (batu granit) 0. Screen (ayakan) 4. amera 6. P# (lat Pelindung #iri) . "imbangan /. Plastik Sampel . Timer 3.3. Langka%Langka% Prakt!ku, Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum
pengolahan bahan galian mengenai alat #isk $ill' . "erlebih dahulu gunakan P# (lat Pelindung #iri) dengan benar sesuai standar. . Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. 2. Pertama, lakukan pengayakan terhadap feed yang berupa batu granit dengan menggunakan screen. Screen yang digunakan pada percobaan kali ini adalah screen manual, dimana pada penggunannya membutuhkan orang untuk melakukan pengayakannya. 5. Setelah feed tersebut habis diayak, maka selanjutnya adalah menimbang feed yang berukuran oversize dan undersize. Feed yang berukuran oversize adalah feed yang tidak lolos saringan atau ukurannya lebih besar dibandingkan dengan ukuran celah-celah pada screen. Sedangkan feed yang
12
undersize adalah feed yang lolos saringan atau ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran celah-celah pada screen. Penimbangan feed yang berukuran oversize dan undersize ini ditimbang seberat kg per masing-masing ukurannya, yaitu kg untuk oversize dan kg untuk undersize. 3. Selanjutnya, feed yang telah ditimbang tadi akan dimasukkan ke alat #isk $ill. ?amun sebelum dimasukkan, lakukan pengukuran terhadap diameter screen serta jarak antara screen dan hammer yang ada pada alat #isk $ill. 0. idupkan alat #isk $ill, baru kemudian masukkan feed yang berukuran undersize terlebih dahulu ke dalam alat #isk $ill secara perlahan. Setelah feed-nya selesai dimasukkan, matikan alat #isk $ill. eluarkan feed yang dihasilkan oleh #isk $ill ini. arena feed yang berukuran oversize tidak dapat masuk ke alat #isk $ill ini, maka feed oversize ini dihancurkan terlebih dahulu dengan menggunakan alat #ouble %oll :rusher. Setelah dihancurkan dengan #ouble %oll :rusher, barulah feed tersebut dimasukkan ke dalam alat #isk $ill. Selanjutnya, masukkan feed oversize yang telah dihancurkan tadi secara perlahan dan tunggu sampai feed -nya habis. Setelah habis, keluarkan feed yang dihasilkan tadi dari alat #isk $ill. 4. Selanjutnya, hasil feed yang berukuran oversize dan undersize yang telah melewati alat #isk $ill tadi dimasukkan ke alat Shiee Shaker. &ntuk pertama, masukkan feed yang berukuran undersize dahulu. Sebelumnya atur waktu menggunakan timer selama 2 menit sembari menghidupkan alat Shiee Shaker. Feed yang dimsukkan ke Shiee Shaker ini diratakan dengan menggunakan kuas agar feed -nya tidak berhamburan keluar akibat dari getaran yang dihasilkan oleh alat Shiee Shaker ini. pabila waktu 2 menitnya telah berakhir, matikan alat Shiee Shaker. asil pengayakan dengan menggunakan alat Shiee Shaker ini kemudian dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam plastik sampel sesuai dengan ukuran mesh yang sudah tertera pada plastik sampel tersebut. "imbang feed yang telah dimasukkan ke dalam plastik sampel tadi sesuai dengan ukuran yang tertera pada plastik sampelnya. Selanjutnya adalah melakukan perlakuan yang sama untuk feed yang berukuran oversize.
13
6. Selanjutnya adalah merapikan alat dan bahan yang telah digunakan selama praktikum berlangsung seperti semula. BAB I/ HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 D!"0 M!ll #isc mill yang digunakan pada percobaan kali ini merupakan disc mill skala lab yang mana kapasitas yang mampu ditampungnya cukup terbatas. Sebelum memasuki proses penghalusan pada disc mill terlebih dahulu material batuan telah melalui proses penyaringan dan peremukan menggunakan alat screening dan double roll crusher, sehingga ukuran yang nantinya akan dimasukkan kedalam hopper sudah memenuhi standart.
!ambar 5. screening dan double roll crusher (.2 Bag!anBag!an D!"k M!ll . opper ' tempat memasukkan feed*penampungan produk yang akan digiling
14
. 2. 5. 3. ! 4.
Palu*ammer %otor Disk impact Thooth impact Screener "ayakan# $assing
' pemukul untuk menghaluskan feed ' bagian alat yang berputar untuk pengolahan ' tempat kedudukan gigi pemukul ' pemukul produk menjadi tepung ' menyaring tepung sebelum keluar melalui outlet. ' tempat kedudukan mesin
(.3 Mekan!",e erja D!"0 M!ll
Prinsip kerja dari mekanisme disc mill itu sendiri adalah sama dengan stone mill. eduanya sama-sama memiliki dua piringan yang dipasangkan pada sebuah shaft. edua piringan tersebut akan berputar secara bersamaan dengan arah berlawanan sehingga akan dapat menghancurkan bahan yang digiling. Pada bagian piringan ini terdapat tonjolan-tonjolan yang berfungsi untuk menjepit bahan. $esin ini merupakan mesin yang memiliki tipe gaya dengan penekanan. Selama proses, bahan akan mengalami gesekan diantara kedua piringan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan halus sampai dapat keluar melalui mesh atau saringan.
(.( Ha"!l Prakt!ku,
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan kali percobaa, yang mana percobaan pertama dilakukan dengan mangambil sampel output yang berhasil melewati tahap screening dengan ukuran C inch. Sedangkan percobaan kedua merupakan output material yang telah melewati secondary crushing (double roll crusher) dikarena kan material tidak lolos pada saat melewati screening . &ntuk megetahui persentase ukuran butir dari pada output yang dihasilkan melalui proses penghalusan menggunakan disc mill, maka perlu dilakukan screening kembali menggunakan shiee shaker mulai dari ukuran 0/ mesh, 6/ mesh, / mesh dan // mesh.
15
!ambar 5. Shiee Shaker
(.(.1
Ha"!l Per0#aan
Setelah melakukan percobaan sebanyak kali, maka didapatkan hasil sebagai berikut ' . Percobaan Pertama Produk 1 (gr) 1000 Persen# ase
Ukuran Screen (gr) 60 mesh 430 43.0 0$
80 120 200 (-) 200 mesh mesh mesh mesh 320 1!0 !0 0.0 32.00 1!.00 !.00$ $ $ $ "abel 5. %utput percobaan pertama
Jumla h
Loose
"" "".0 $
0.0 $
16
Persentase Percobaan Pertama
6%
9% 10% 10%
63%
3%
60 mesh
80 mesh
120 mesh
200 mesh
(-) 200 mesh
Loose
!ambar 5.2 Persentase percobaan pertama
B. Percobaan edua Produk 2 (gr) 1000 Persen# ase
Ukuran Screen (gr) 60 mesh 630 63.0 0$
80 120 200 (-) 200 mesh mesh mesh mesh 30 " 100 "0 3.00 10.00 ".0$ ".00$ $ $ "abel 5. %utput percobaan kedua
Persentase Percobaan Kedua
7% 1% 17%
43%
32%
1%
60 mesh
80 mesh
120 mesh
200 mesh
(-) 200 mesh
Loose
Jumla h
Loose
"4 "4.0 $
.0 $
17
!ambar 5.5 Persentase percobaan kedua (. Anal!"!" Data
#ari hasil percobaan yang telah kita dapatkan terjadi terdapat beberapa kejanggalan dalam setiap hasil percobaan, antara lain ' . Pada percobaan pertama dapat kita lihat pada tabel 5. yang telah diilustrasikan pada gambar 5.2 dimana tedapat kejanggalan pada jumlah material yang tertampung pada screen dengan ukuran 6/ mesh dan / mesh. #apat kita lihat bahwa jumlah yang tertampung pada screen 6/ mesh hanya sebanyak 3 gr saja sedangkan pada ukuran / mesh mencapai 2/ gr. al tersebut dikarenakan kurangnya ketelitian praktikan dala m penyusunan shiee shaker ketika akan digunakan sehingga meyebabkan penempatan susunan screening dengan ukuran 6/ mesh dan / mesh menjadi terbalik yang pada akhir berakibat pada hasil percobaan yang kurang akurat. . #apat kita lihat dari hasil percobaan pada tabel 5. dan 5. yang telah diilustrasikan dalam bentuk persentase pada gambar 5.2 dan 5.5, dimana terjadi penurunan tonase/loose pada hasil akhir dari setiap percobaan, yaitu /.31 pada percobaan pertama dan 3,31 pada percobaan kedua. al ini dapat terjadi dikarenakan beberapa factor, antara lain ' Dactor angin • &uman eror • urangnya konsentrasi • Penglihata*ketelitian saat menimbanga • "ertinggalnya sebagian material didalam alat saat pengoprasian, dll. • BAB / PENUTUP
.1. e"!,-ulan
Setelah melakukan percobaan pada praktikum kali ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa ' . "erjadi penurunan jumlah tonase pada setiap hasil percobaan
18
. "erjadi kekeliruan ketikan penyusunan wadah shiee shaker sehingga menyebabkan ketidak akuratannya data yang dihasilkan pada akhir percobaan. 2.
dapun saran yang saya berikan untuk praktikum pengolahan bahan galian mengenai alat #isk $ill ini, yaitu ' . langkah lebih baiknya, ketika dilakukan suatu percobaan menggunakan suatu alat yang sama, perlunya dilakukan cleaning terlebih dahulu sebelu alat tersebut digunakan untuk kedua kalinya guna mengurangi kemungkinan penambahan tonase yang terjadi pada saat praktikum berlangsung. . =ebih ditingkatkannya keefektifitasan waktu ketika melakukan praktikum, agar tidak terburu-buru sehingga diharapkan para praktikan mampu mengerti dan memahami segala macam kegunaan dari alat tersebut secara menyeluruh.
DA4TAR PUSTAA
jie, $. A, 6, Diktat 'etun(uk 'raktikum 'engolahan )ahan Galian, =aboraturium Dakultas "ambang &P? EFeteranG,7ogyakarta, 4p
$?Butt./5. DiscMill . https'**www.slideshare.net*$?Butt*disc-mill
?ursanto, 9di, /3, 'engolahan )ahan Galian,
Sudarsono, rief, 6, 'engolahan )ahan Galian *mum, Bandung '
19
"ambang&?S.//. pengolahanbahangalian.https'**tambangunhas.wordpress. com *tag*pengolahan-bahan-galian*
7unianto, Bambang, //6, Teknologi Mineral dan )atubara, Pusat Penelitian dan Pengembangan "eknologi $ineral dan Batubara, Folume 3, al -0