LAPORAN KUNJUNGAN BISNIS INTERNATIONAL PADA SANGGAR PENI, KREBET - BANTUL
Disusun Oleh : Dian Mutiara Kusuma Pratiwi (152140053)
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" YOGYAKARTA 2017
A. Sejarah Sanggar Peni Desa Wisata Krebet merupakan salah satu alternatif wisata desa yang sangat menarik yang berada di kawasan Bantul. Sebuah kabupaten yang terletak bagian selatan kota Jogja. Desa ini dapat diakses melalui Jalan Bantul. Tepat setelah menemukan gapura selamat datang di Desa Wisata Kasongan ambil arah barat. Salah satu jalan alternatif menuju Krebet memang melewati Desa Wisata Kasongan, sebuah desa wisata yang dikenal dunia dengan beragam kerajinan yang terbuat dari gerabah. Dulu kala, dusun Krebet merupakan hutan belantara yang terletak di atas bukit Slarong yang bahkan belum memungkinkan untuk dijadikan kawasan tempat tinggal. Seiring dengan berjalannya waktu, lama-kelamaan hutan ini dibuka untuk lahan pertanian. Nama Krebet sendiri diambil dari nama tumbuhan terbesar yang mudah dilihat yang berada di kawasan hutan tersebut. Dulu kawasan ini juga dikenal sebagai penghasil kantong tenun yang dinamakan bagor. Namun seiring dengan berkembangnya waktu, penggunaan bagor mulai bergeser menggunakan plastik. Karena hal inilah industri pembuatan kantong tradisional ini akhirnya punah. Karena hasil pertanian sifatnya musiman dan di Krebet hanya mengandalkan pengairan dengan sistem tadah hujan, maka sebagian warga Krebet mengembangkan industri kerajinan berupa pembuatan beragam peralatan rumah tangga. Ada siwur, sebutan untuk gayung air yang terbuat dari paduan antara kayu dengan tempurung kelapa, irus, sendok sayur yang terbuat dari kayu, beruk atau takaran beras hingga cawik, tempat minum jamu. Menariknya lagi, industri kerajinan kayu ini masih lestari hingga kini. Berkembang pesatnya industri kerajinan kayu di kawasan ini juga dikarenakan kesuburan tanah yang semakin menurun. Tak hanya memproduksi beragam peralatan rumah tangga ataupun melayani pembuatan souvenir pernikahan saja, Krebet kini dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan beragam benda seni yang terbuat dari kayu. Topeng kayu, bolpoint kayu, dan beragam bentuk kerajinan lainnya kini menjadi andalan puluhan pengrajin di Krebet. Salah satu keunikan kerajinan di tempat ini adalah hasil akhir yang dibatik dengan cat wana-warni. Kini Desa Wisata Krebet pun dikenal sebagai sentra kayu batik di Bantul. Sanggar Peni didirikan oleh Bapak Kemiskidi pada tahun 1989. Sebelum mendirikan sanggar ini, Bapak Kemiskidi belajar membuat topeng pada tahun 1977 saat masih duduk dibangku sekolah. Kemudian pada tahun 1988 membuat topeng sendiri dirumah bersama-sama dengan adik dan teman-teman yang juga masih belajar. Pada tahun 1993 Bapak Kemiskidi mencoba
untuk memproduksi produknya dengan teknik Finishing membatik. Sampai saat ini Sanggar Peni terus memproduksi batik kayu dimana persentase batik kayu lebih besar dibandingkan dengan produk yang dicat. B. Lokasi Sanggar Peni Perusahaan Sanggar Peni merupakan sebuah perusahaan penghasil kerajinan tangan batik kayu yang terletak didusun Krebet, Desa Sengdangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Daerah ini terletak cukup jauh dari kota dengan jalan yang tidak terlalu besar dan menanjak, karena daerah ini terletak dikawasan pegunungan. Perjalanan dari Yogyakarta menuju dusun krebet memakan waktu ±30 menit dengan jarak tempuh ±15 KM. untuk masuk kelokasi perusahaan Sanggar Peni ini tidak mengalami kesulitan karena letak sanggar yang berada di pinggir jalan dan jalannyapun sudah di Aspal dan dapat dilewati oleh mobil besar. C. Profil Sanggar Peni Sanggar Peni merupakan sebuah sanggar yang bergerak di bidang kayu yang di ukir batik. Sanggar peni sendiri memiliki pegawai sebanyak 15 orang. Sanggar peni memiliki omzet diatas 100 juta pertahun. Barang yang ditawarkan berkisar Rp 15.000 hingga mencapai Rp 5.000.000. Ciri khas dari produk sanggar peni adalah klasik seperti truntum, kawun, dan parang. D.
Visi dan Misi Sanggar Peni •
Visi:
Pada musim kemarau, masyarakat Krebet tidak bisa mendapatkan penghasilan melaui pertanian, oleh karena itu kerajnan membatik menjadi jalan keluarnya. Dengan adanya kerajinan membatik ini, masyarakat tetap bisa mendapatkan nafkah untuk bertahan hidup pada musim kemarau. Oleh karena itu pekerjaan masyarakat mengalami perubahan dari pertanian ke kerajinan tangan. •
Misi:
Usaha kerajinan batik kayu di sanggar Peni ini memiliki sejumlah misi, diantaranya adalah: 1) Melestarikan budaya membatik sehingga tidak menghilang dari kehidupan kita. 2) Sebagai sumber nafkah bagi masyarakat yang bekerja sebagai pengrajin batik kayu. Dari itu, kita dapat simpulkan bahwa budaya dapat menghidupi kita. 3) Karena budaya telah menghidupi masyarakat, maka masyarakat memiliki misi untuk menghidupi budaya. 4) Memperkenalkan budaya batik pada masyarakat dunia.
E. Manfaat Sanggar Peni Usaha batik kayu di sanggar Peni ini dirintis oleh Bpk. Kemiskidi. Dirintisnya sanggar kerajinan batik kayu memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah: 1) Memberikan nafkah/ penghasilan bagi bapak yang merintis sanggar ini dan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. 2) Mengembangkan daerah pariwisata. Daerah Krebet tadinya bukan merupakan daerah pariwisata, namun dengan berdirinya sanggar ini, maka tempat ini menjadi salah satu daerah wisata. 3) Melestarikan kebudayaan batik kayu agar kebudayaan ini tidak hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia. 4) Memperkenalkan kebudayaan batik kayu ini kepada dunia internasional. F. Produk Kerajinan Sanggar Peni Bahan dasar kayu dan bahan- bahan lain di atas akan menghasilkan berbagai kerajinan tangan. Hasil utamanya adalah berupa batik kayu, namun tidak hanya itu. Di sanggar ini, selain menghasilkan batik kayu, ada barang- barang lain yang merupakan hasil dari kerajinan tangan di sanggar ini, diantaranya adalah wayang, tissue box, poster, topeng, mangkok kayu batik, nampan kayu batik, gelang karet kayu batik, kalung batik, tatakan gelas batik kayu, plate daun, recall, ,bingkai foto, miniatur patung, dan tidak terlupakan pula vas bunga. Produk yang paling banyak di pesan adalah topeng yang kadang ada pelanggan yang memesan hingga 500 pcs. G. Proses Produksi Kerajinan Karena kerjainan ini merupakan batik kayu, maka bahan yang selalu menjadi bahan utama adalah kayu. Pada umumnya semua jenis kayu dapat digunakan namun ada satu jenis kayu yang tidak dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar yaitu kayu pinus. Jenis kayu yang paling sering digunakan dalam kerajinan ini adalah kayu sengon dan kayu mahoni. Selain kayu, tentu saja ada bahan lain yang digunakan dalam proses pembuatan batik kayu ini diantaranya adalah lilin (malam) yang digunakan untuk membuat pola batik pada kayu, pewarna yang digunakan untuk memberikan warna pada kayu, obat- obatan khusus batik, minyak, dan yang terakhir adalah bahan finishing untuk kayu berupa melamin. Dalam pembuatan batik kayu, paling sedikitnya terdapat 5 tahap dalam pembuatannya. Proses situ dimulai dari diukirnya kayu hingga proses pengeringannya. Berikut adalah urutan proses pembuatan batik kayu:
1) Kayu yang telah dipotong diukir sesuai bentuk yang diinginkan. 2) Kayu yang telah selesai diukir kemudian dihaluskan dengan menghilangkan serabutserabut kayunya sehingga tidak merusak batik. 3) Setelah kayu menjadi halus, kayu memasuki tahap pembatikan. Kayu dibatik oleh para pengrajin dengan malam cair. 4) Tahap berikutnya adalah proses pewarnaan dengan memberikan warna pada kayu yang sudah selesai dibatik. 5) Pada tahap terakhir, kayu yang telah diberi warna dikeringkan. Setelah kayu benar- benar kering, dilakukan tahap finishing yaitu memberikan olesan melamin agar produk terlihat mengkilat. 6) Produk siap untuk dijual.
(1)
(2)
(5)
(3)
(4)
H. Kiat Menembus Pasar Ekspor Dengan membuka toko (showroom/sanggar) di dusun Krebet, mereka pengrajin juga pernah mengikuti pameran di Bali, Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) pameran produk kerajinan Internasional terbesar di Indonesia, hingga pameran diluar negeri. Selain itu Sanggar Peni dalam menebus pasar ekspor juga memasarkan produk kerajinannya dengan melakukan Online Shop yang memiliki situs www.qlapa.com. I. Kesulitan dan Kendala Sanggar Peni Berikut adalah kendala dan kesulitan yang dialami oleh sanggar peni : 1) Menurut syarat izin dan tidak semua negara bebas menerima ekspor kayu. 2) Jumlah bahan baku yaitu kayu yang semakin naik setiap tahunnya. J. Manfaat Pasar Ekspor Kemiskidi pemilik galeri kerajinan batik kayu Sanggar Peni , mengatakan bahwa kerajinan batik kayu ini sumber ekonomi yang menjanjikan bagi warganya. Dari kerajinan ini rata-rata warga mendapat pemasukan dengan omset bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Pasar dari batik tulis ini antara lain dalam negeri seperti Bali, Jakarta, dan Surabaya namun telah menembus pasar mancanegara di Asia, Eropa dan timur tengah. Untuk pasar lokal, beberapa sanggar yang ada di dusun Krebet sendiri hanya memproduksi jika ada yang memesan, seperti dari Bali, Jakarta, Bandung, dan Batam. Sedangkan untuk yang ekspor, produk batik buatan ini sudah masuk ke Australia, Amerika, Jepang dan Belanda. Atau melalui para turis asing yang datang sendiri ke sanggar pada saat berlibur, lalu kemudian memesannya. Lalu ada juga yang menerapkan pemasaran hasil kerajinan batik kayu ini dengan sistem konsinyasi atau menitipkan barang pada counter-counter di mal-mal di daerah Jogjakarta, untuk pengembangan pemasarannya sudah sampai ke mancanegara, itu terbukti dengan adanya buyer tetap yang sudah menembus, meliputi negara Jepang, Spanyol, Amerika, dan beberapa negaranegara Asia.
LAMPIRAN
PRODUK KERAJINAN SANGGAR PENI
TOKO ONLINE SANGGAR PENI