LAPORAN PRAKTIKUM PERBENGKELAN PERTANIAN Baut Dan Mur Oleh :
Nama : Oky Susantio Wibowo Npm : 240110080089
Hari,Tanggal : Rabu,24 Maret 2010 pukul :13.00-15.00 :13.00-15.00 Tempat : Lab.Perbengkelan Lab.Perbengkelan Gd.PEDCA Asisten : •
Asep Diaudin
•
Fidel Harmanda Prima
•
Diki Maulana
•
Ginanjar Purnama Alam
•
Angga Fajar
LABORATORIUM ALAT MESIN PERTANIAN JURUSAN TEKNIK DAN MANAGEMENT INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2010
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketelitian Ketelitian dalam pengepasan pengepasan suatu properti properti dalam dunia perbengkel perbengkelan an sangat diperhatikan. Satiap sambungan memerlukan berbagai bentuk mur, baut atau pun paku keling yang mempunyai ukuran yang berbeda sesuai dengan tebal plat yang akan disambungkna. Mur dan baut merupakan peralatan yang penting dalam pembuatan suatu alat. Mur dan baut memiliki fungsi sebagai pemersatu bag bagia ian n atau atau komp kompon onen en dari dari suat suatu u alat alat atau ataupu pun n mesi mesin. n. Seti Setiap ap mur mur dan dan baut baut memiliki memiliki spesifikasi spesifikasi yang telah ditentukan. ditentukan. Jadi dalam pembuatann pembuatannya, ya, ukuran haru haruss sesu sesuai ai deng dengan an atur aturan an yang yang suda sudah h berl berlak aku u seca secara ra umum umum di duni duniaa perbengkelan. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dalam pembuatannya agar mur dan baut yang dihasilkan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Untuk mencapai semuanya itu diperlukan pengetahuan mengenai alat-alat dan mesin yang digunakan dalam proses pembuatannya sehingga tidak terdapat kekeliruan dalam pelaksaannya yang dapat mengakibatkan kesalahan pada hasil akhirnya. Pembuatan mur dan baut merupakan pekerjaan dasar yang biasa dilakukan di bengkel. Oleh karena itu, praktikum ini dilaksanakan agar para mahasiswa mamp mampu u memb membua uatt komp kompon onen en dasa dasar, r, yait yaitu u baut baut dan dan mur, mur, dan dan juga juga mamp mampu u menguasai teknik dasar dalam pengerjaannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah : 1. Memaha Memahami mi prinsip prinsip kerja dan cara menggun menggunaka akan n gergaj gergaji, i, kikir, kikir, bor, bor, tap, dan snai. 2. Mampu menggergaji menggergaji dan mengikir mengikir dengan dengan baik dan benar 3. Mampu Mampu mege megebor bor degan degan baik baik dan benar benar 4. Mampu Mampu menm menmget getap ap denga dengan n baik baik dan dan benar benar 5. Mampu Mampu meny menyena enaii dengan dengan baik baik dan dan benar benar 6. Mamp Mampu u memb membua uatt mur mur dan dan baut baut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baut dan Mur
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pada setiap alat dan mesin yang dibuat dengan cara mengkombinasikan beberapa bagian (komponen), peranan baut dan mur sangat dibutuhkan untuk menyatukan konponen-komponen tersebut. Baut dan mur terbagi dalam beberapa macam sesuai dengan kegunaanya masingmasing. Baut dapat digolongkan menurut bentu kepalanya yaitu segi enam, soket segienam, dan kepala persegi. Baut dan mur dapat dibagi sebagai berikut: Baut penjepit dapat terbentuk : •
Baut tembus, untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus, dimana jepitan diketatkan dengan mur.
•
Baut tap, untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan dengan ulir yang ditapkan pada salah satu bagian
•
Baut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua ujungnya. Untuk dapat menjepit dua bagian, baut tanam pada salah satu bagian yang mrmpunyai lubang berulir, dan jepitan diketatkan dengan sebuah mur.
2.2 Membubut
Mesin bubut adalah suatu mesin yang biasa digunakan untuk pekerjaan pengolahan logam yang kerja utamanya berputar. Prinsip kerjanya adalah menyayat benda yang kerja utamanya berputar degan pahat secara mendatar atau melitang. Bentuk dan ukuran mesin ini bermacam-macam, yang berukuran kecil dan bentuk sederhana pemasangannya di atas bangku, sedangkan yang berukuran sedang danbesar dipasang dilantai dengan diikat menggunakan baut. Ukuran mesin bubut ditentukan oleh 1. Panjang jarak kedua senter dalam inchi 2. Tinginya, diukur ujung snter terhadap atasnya Adapun jenis mesin bubut adalah:
a. Mesin Bubut Horizontal (Standar) b. Mesin Bubut Senter c. Mesin Bubut Tugas Berat d. Mesin Bubut Turet Horizontal Otomatis e. Mesin Bubut Turet Vertikal f. Mesin bubut Pencekam Vertikal Stasiun Majemuk g. Mesin Bubut Revolver h. Mesin Bubut Otomat i.
Mesin Bubut Kepala
j.
Mesin Bubut Korsel
k. Mesin Bubut Penyalin Bagian utama dari mesin bubut adalah: 1. Alas mesin Meja mesin merupakan tempat kedudukan kepala lepas, kepala tetap supor beserta eratan-eretannya. 2. Kepala tetap Bagian mesin bubut yang letaknya sebelah kiri mesin, dikatakan tetap karena bagian ini tidak dapat dipindahkan. Pada bagian ini terdapat bagian yang berputar (chuck) tempat menjepit benda. 3. Kepala lepas Bagian mesin bubut yang letaknya sebelah kanan mesin dan dipasang di atas alas. Kepala lepas berfungsi untuk mendukung benda kerja yang akan dipasang diantara dua senter yang terletak pada kepala tetap dan lepas. Selain itu kepala lepas juga merupakan tempat kedudukan rotari senter, mata bor dan chuck bor, sehingga dapat menempatkannya sesuai dengan yang dikehendaki. Kepala lepas terdiri dari dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah, yang keduanya dapat bergeser satu sama lainnya. Bagian bawah dapat bergeser sepanjang alas mesin bubut, sedangkan bagian atasnya dapat bergerak dengan arah melintang di atas bagian bawah. 4. Supor Supor adalah suatu alat yang berfungsi untuk menggerakan dan menghantarkan pahat. Alat ini bergerak melalui bed (meja mesin) dengan
perantara sebuah sumbu pembawa atau sumbu transporteur dan batang bergerigi yang dipasang pada bed mesin. Supor ini terdiri dari eretan, eretan lintang dan eretan atas yang dilengkapi dengan penjepit pahat. 5. Eretan •
Eretan alas (memanjang)
Eretan yang kedudukannya pada alas mesin dan dapat bergerak ke kiri dan ke kana sesuai sepanjang alas. Dapat bergerak secara manual dan otomatis. Berfungsi untuk menggerakan pahat dengan arah memanjang. •
Eretan melintang
Eretan yang kedudukannya melintang terhadap alas. Dapat bergerak secara manual dan otomatis. Fungsinya adalah memberikan ketebalan pemakanan pahat atau menggerakan pemakanan pahat. Pada kedua eretan in terdapat skala untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat •
Eretan atas
Terletak di atas eretan melintang dan diikat oleh kedua baut. Pada eretan ini terpasang rumah pahat. Kedudukan eretan ini dapat diubah-ubah atau diputar 360o sesuai dengan yang kita kehendaki. Pada bagian atasnya terdapat sekala derajat. Fungsinya adalah untuk membubut tirus dengan sudut yang besar pada jarak yang pendek. Tidak dapat bergerak otomatis. Alat pelengkap dari mesin bubut terdiri dari: 1.
Senter bubut
2.
Cekam (chuck)
3.
Rumah pahat
4.
Pahat Bubut
5.
Pembawa
6.
Pelat pembawa
7.
Kolet
8.
Penyangga jalan dan penyangga tetap
Jenis pisau pemotong: 1. Side tool adalah pisau pemotong yang paling umum dipakai pada pekerjaan bubut. Biasa dipakai untuk membubut permukaan luar dari benda kerja.
2. Cutting off tool adalah jenis pisau yang dipakai untuk memotong benda kerja, dan untuk membuat lekukan pada benda kerja.
3. Boring bar adalah jenis pisau yang dipakai untuk permukaan dalam dari benda keja, terutama untuk membuat lubang.
Gambar di bawah ini menjelaskan bagaimana pisau dan benda kerja pada mesin bubut berkerja, dimana benda kerja berputar dan disayat atau dipahat oleh mata pisau. Dapat dilihat bahwa benda kerja dijepit oleh chuck dan berputar
sedangkan pisaunya (blade) diam dan mulai mengikis bagian dari benda kerja tersebut sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Gambar di bawah ini menjelaskan bagaimana posisi mata pisau yang baik pada proses pembubutan. Penempatan posisi mata pisau yang kurang baik akan mengakibatkan kerusakan pada benda kerja ataupun pada mata pisaunya itu sendiri.
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam pengoperasian mesin bubut: 1. Mengecek perlengkapan dan alat yang akan digunakan. 2. Memasang pahat bubut setinggi senter dengan jenis pahat bubut sesuai dengan pekerjaan yang akan dikerjakan. 3. Memasang benda kerja pada chuck sampai kencang. 4. Menahan benda kerja dengan kepala lepas jika benda kerja tersebut panjang. 5. Mengatur posisi pisau penyayat. 6. Menghidupkan mesin bubut. 7. Menentukan kedalaman atau ketebalan benda yang akan dibubut.
8. Melakukan proses penyayatan secara bertahap sampai ukuran yang diinginkan tercapai. 9. Menghaluskan benda kerja dengan penyayatan putaran tinggi. 10. Mengeluarkan benda kerja dari chuck. Perlu diperhatikan bahwa pada saat melakukan pekerjaan bubut prosedur keselamatan kerja harus dilaksanakan agar tidak terjadi kecelakaan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, diantaranya: 1. Pergunakan kaca mata sewaktu bekerja. 2. Dilarang menyimpan kunci chuck pada saat selesai bekerja pada chuck. 3. Mesin selalu dalam keadaan bersih setelah digunakan.
2.3 Mengebor
Mesin adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien, sebagai pisau penyayat pada mesin bor ini dinamakan mata bor yang mempunyai ukuran diameter bermacam-macam. Mesin bor termasuk perkakas dengan gerak utama berputar, fungsi pokok mesin ini ialah membentuk lubang pada benda kerja dengan mempergunakan bor sebagai alatnya. Pada dasarnya pengerjaan mengebor dengan menggunakan mata bor terdiri dari dua gerakan untuk melubangi benda kerja, yaitu gerakan rotasi atau putaran dan gerakan ingsutan yang lurus mendorong menembus benda kerja.Untuk mengebor lubang-lubang selalu dipakai bor spiral. 2.4 Mengetap
Alat pengetap berfungsi untuk membuat alur pada benda kerja, berfungsi untuk membuat ulir sekrup dalam. Untuk membuat ulir sekrup dalam, dengan tangan dipakai tap ulir sekrup. Pada pelaksanaan pengetapan, tap dipegang denga kunci pemegang dan sedikit dilumasi, tap dimasukan secara tepat den diputar searah jarum jam dengan sedikit tekanan untuk memulai pemakanan. Tidak lama akan terasa agak keras, dan ini harus diputar balik kira-kira setengah putaran untuk memperlancar pemakanan. Demikian selanjutnya, sedikit demi sedikit sampai tuntas seluruhnya.
Selama pengetapan harus dipakai minyak potong untuk
mempermudah pemakanan.
Bentuk ulir bias terbentuk bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga digulung pada sebuah silinder. Dalam penggunaannya, ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam. Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk segi tiga sama kaki. Jarak antara satu puncak dengan puncak berikutnya dari profil ulir disebut jari bagi. Tap adalah alat untuk membuat ulir dalam dengan tangan, tap tangan terdiri dari 3 buah dalam 1 set Tap no.1 (Tap Konis), tap urutan pertama pada penggunaannya, dengan
bentuk tirus di ujungnya untuk mempermudah pemotongan. Bentuk ulir yang dihasilkan dari tap pertama 25% dari bentuk ulir yang sesungguhnya. Tap no.2 (Tap Antara), dipakai setelah no.1. Bentuk tirus pada ujungnya
lebih pendek dari pada no.1 Tap no.3 (Tap Rata), adalah tap yang terakhir dan yang membentuk
profil ulir yang penuh. Bagian tirus pada ujungnya sangat pendek sehingga dapat mencapai dasar untuk lubang yang tak tembus.
Gambar 23. Satu Set Tap Sedangkan sebagai alat pemegang dan pemutar pada waktu pelaksanaan mengulir, dipergunakan tangkai tap (batang pemutar
Gambar 24. Tangkai Tap
2.5 Menyenai
Ulir luar biasa dibuat dengan tangan dengan sebuah mur yang didesain khusus, yang disebut pemotong ulir dan terbuat dari baja karbon atau baja sayat cepat. Pemotong ulir tersebut dijepit dengan bantuan rumah tap (stock) dan keduanya
mempunyai bentuk yang bervariasi. Seperti juga tap, senai (pemotong ulir) diberi alur untuk membetuk sisi penyayat dan ruang kotoran/serpihan logam. Cara-cara pembuatan ulir luar sama denga pembuatan ulir dalam, memerlukan pelumas, sewaktu-waktu pemotong ulir diputar balik untuk menjaga kerusakan ulir dan menghindari kemacetan.
Langkah menyenei a. Mengatur posisi snei dan tangan Kedudukan gigi snei harus diatur agar bagian tirusnya menghadap ke bawah, dengan demikian snei akan cepat mengulir pada benda kerja. Dengan menempatkan snei pada batang benda kerja dan kedudukan kedua tangan dekat dengan rumah snie (Gambar 119). Tekanlah snei itu sambil diputar perlahan-lahan dengan posisi tegak lurus terhadap benda kerja.
Gambar 119. Posisi tangan pada awal menyenei
b. Mengatur posisi tangan setelah pemakananApabila snei sudah terasa memakan benda kerja, maka pindahkanlah kedudukan tangan kita pada ujung gagang snei supaya pemutarannya lebih ringan (Gambar 120), dalam hal ini tidak perlu lagi
Gambar 120. Pemegangan penuh pada posisi jauh dari rumah snei
c. Pemutaran snei Apabila bahan yang akan disnei memiliki sifat liat, pemutaran snei harus bolak balik arah jarum jam (Gambar 121). Pemutaran searah jarum jam merupakan langkah penguliran, sedangkan pemutaran berlawanan arah jarum jam untuk memutuskan bram (pendekatan besarnya sudut sama dengan pada saat mengetap). Selain itu, dengan membolak-balik arah, snei akan berperan menahan batang yang diulir tersebut tidak bengkok akibat panas dan jangan lupa selama menyenai pakailah oli pelumas bila diperlukan.
Gambar 121. Penggunaan snei
2.6 Mengergaji
Menggergaji merupakan pekerjaan memotong bahan/benda kerja dengan menggunakan gergaji. Menggergaji dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama menggunakan gergaji tangan dan yang ke dua dengan gergaji mesin. Menggergaji biasanya dengan gerakan menarik karena mata pisaunya menghadap ke depan apabila gerakanya bolak balik mengakibatkan gergaji gampang tumpul. Bagian-bagian dari gergaji besi:
a.Tuas pemegang (Handle) b.Rangka yang dapat diatur (Adjustable Frame) c.Mur Kupu-kupu (Wing Nut) d.Lubang pengait pada bilah gergaji(Prongs) e.Bila gergaji (Blade)
Gbr gergaji tangan Gergaji besi dapat dipakai untuk memotong logam batangan, baja profil, lembaran logam dan lain-lain yang terlalu tebal untuk digunting. Gergaji terbagi dalam beberapa tipe sesuai dengan fungsinya yaitu 1. Gergai balok : gergaji besar yang ditarik oleh dua orang untuk membuat papan 2. Gergaji belah : gergaji khusus untuk membelah 3. Gergaji potong : gergaji khusus untuk memotong 4. Gergaji tangan : Gegaji kecil terbuat dari bahan baja. Bilah gergaji harus terpasang kuat pada rangka. Terdapat berbagai ukuran lebar bilah gergaji untuk memotong benda dengan berbeda ukuran.Terdapat juga bilah gergaji yang dapat memotong dengan cepat dan bilah yang standar. Kebanyakan rangka gergaji dapat diubah hingga 10-12 inci mata gergaji.Ukuran mata gergaji hanya tersedia dalam ukuran inchi yaitu 14,18,24 dan 32 per inchi.Mata gergaji dengan ukuran 14 gigi per inchi digunakan untuk logam dengan tebal 1 inchi atau kurang.Ukuran 24 gigi per inchi untuk jeruju besi,untuk memotong kuningan dan tembaga ¼-1 inchi,dan ukuran 32 gigi per inchi untuk plat diatas 1/8 inchi.
2.7 Mengikir
Mengikir adalah termasuk satu macam pengerjaan pada praktek pengepasan dan penyetelan di bengkel kerja bangku. Alat yang digunakan adalah kikir. Adapun alat pemegang atau penjepit benda kerja yang bisa digunakan adalah ragum.
Pada saat pemakaian, tangan kanan memegang gagang kikir sedangkan tangan kiri memegang bagian dari ujung kikir. Kikir ditekan dan memakan pada saat didorong ke dapan dengan tekanan dari tanngan kiri dan kanan harus seimbang. Dan pada saat ditarik ke belakang, kikir bebas dari tekanan.
Gambar kikir Fungsi utama dari kikir diantaranya: 1. Menghilangkan bekas tanda pola dan jepitan ragum pada benda kerja 2. Membuat bentuk benda kerja sesuai pola yang dirancang 3. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja 4. Membentuk siku bidang satu dengan bidang lainnya Bagian – bagian yang terdapat pada kikir : 1. Ujung gagang kikir(Tang) 2. Bagian pangkal yang tidak bergerigi (Heel) 3. Panjang kikir (Length) 4. Bagian permukaan yang kasar,penuh dengan gigi(Face) 5. Bagian sudut kikir (Edge) 6. Bagian ujung yang lain (Point) Cara merawat kikir: 1. Jangan terlalu kuat mengikir dengan kikir baru akan merusak gigi pada sisi pemotongan. 2. Gunakan kertas ampelas (file card) untuk menjaga kebersihan alur pada permukaan kikir 3. Jangan memakai kikir sebagai alat pemukul (bias tersepih) 4. Jangan dpukulkan pada ragum untuk membersihkannya 5. Jangan menyimpan kikir saling bergesekan
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah: •
Gergaji tangan
•
Gergaji mesin
•
Kikir
•
Mesin bor
•
Mesin bubut
•
Tap
•
Snai
•
Jangka sorong
•
Siku-siku
•
Ragum
3.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan: •
Poros berdiameter 20 mm, panjang 25 cm
3.3 Prosedur Praktikum
1.
Menyiapkan benda kerja yang akan dipakai (besi poros)
2.
Memotong bahan untuk membuat mur
3.
Memotong bahan untuk membuat baut
4.
Mengikir permukaan benda kerja sampai rata
5.
Membuat pola dengan ukuran seperti pada gambar
6.
Membuat mur: a.
Membentuk bahan menjadi segi enam dengan cara dikikir
b.
Membuat tanda pada benda kerja yang akan dilubangi
(mur), biasanya dengan menggunakan punch. c.
Memilih jenis mata bor yang akan digunakan
d.
Memasang
mata
bor
pada
mesin
bor
den
mengencangkannya dengan bantuan kunci gear e.
Membor dengan perlahan-lahan dan j angan dipaksakan
karena akan merusak mata bor f.
Selama proses membor sekali-kali dilakukan pemberian
pendingin (cooler ) pada mata bor untuk menjaga supaya mata bor tidak cepat rusak g.
Lakukan proses pengeboran dengan hati-hati dan utamakan
keselamatan kerja h.
Mengetap benda kerja hasil pengeboran secara bertahap
i.
Selama proses megetap harus selalu diberi pelumas
7.
Membuat baut: a.
Membubut bagian yang akan disnai sesuai ukuran pada
gambar b.
Membentuk kepala baut menjadi segi enam dengan cara
dikikir
8.
c.
Menyenai ulir luar pada poros
d.
Selama proses senai harus selalu diberi pelumas Prosese finishing: membersihkan dan mengikir bagian permukaan
yang masih tajam 9.
Pemberian pelumas pada mur dan baut agar tidak mudah berkarat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini telah menghasilkan barang yang diinginkan, dimana benda kerja telah mencapai bentuk yang telah ditentukan yaitu mur dan baut. Hasil akhir tidak sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan dikarenakan terdapat beberapa kekeliruan dalam pelaksanaan prosedur kerja. Akan tetapi mur dan baut yang dihasilkan mempunyai kesesuaian, dengan kata lain mur yang telah dibuat dapat dipasangkan pada baut yang telah dibuat.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pembuatan Mur 1. Pemotongan
Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Dua buah silinder untuk mur dengan ketebalan 10 mm. 2. Pengikiran (Penghalusan)
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, yaitu 10 mm. 3. Pembentukan
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, benda kerja ditempel kertas ukuran segi enam yang sudah dipersiapkan, kertas yang sudah digunting ditempel pada kedua ujung silinder. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada setiap sisi dari silinder tersebut dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segi enam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan dengan
sangat hati – hati, usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu dengan sisi yang lain sama luas permukaannya.
4. Pengeboran
Setelah benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka benda kerja diletakan pada mesin bubut untuk dilakukan pengeboran pada benda kerja. Benda kerja (mur) di bor dengan bor ukuran 9,5 mm, mur di bor sampai tembus ke sisi sebelahnya. 5. Pengetapan
Pekerjaan selanjutnya adalah pengetapan. Mur yang telah dibor, diambil dan dipindahkan ke ragum untuk ditap dengan ukuran tap 9,5 mm. Posisi pada saat peletakan pada ragum di usahakan vertikal dengan lubang yang akan ditap, pada saat melakukan pengencangan benda kerja diragum jangan terlalu kencang, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan benda kerja. Lakukan pengetapan secara bertahap agar hasil akhir yang diperoleh baik. Pengetapan dilakukan terus sampai tembus pada satu sisinya.
4.2.2 Pembuatan Baut 1. Pemotongan
Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Satu buah silinder untuk mur dengan panjang 100 mm. 2. Pengikiran
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai dengan panjang yang diinginkan, yaitu 100 mm 3. Pembubutan
Benda kerja hasil pemotongan dibubut dengan menggunakan mesin bubut sampai mencapai diameter 9,8 mm. Pembubutan dilakukan secara bertahap agar benda kerja tidak mengalami kerusakan (patah) dan juga tidak merusak mata pisau bubut. Pada proses ini dibutuhkan air pendingin ( cooler ) agar suhu benda kerja dan mata pisau tidak terlalu tinggi. Bubut sampai batas ukuran diameter 9,8 cm dengan batasan panjang yang dibubut yaitu 8,5 cm. 4. Pembentukan kepala baut
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, kepala baut ditempel kertas ukuran segi enam yang sudah dipersiapkan. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada setiap sisi dari silinder kepala baut tersebut dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segi enam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan dengan sangat hati – hati, usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu dengan sisi yang lain sama luas permukaannya. 5. Penyenaian
Pekerjaan selanjutnya adalah penyenaian. Benda kerja dijepit dengan ragum. Jika sudah diatur posisinya maka ujung benda kerja (yang permukaan yang dibubut) di snai (di buat alur) sampai panjang 4,5 cm. Lakukan penyenaian secara bertahap.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1Kesimpulan
Pekerjaan membubut merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Ketelitian dan kesabaran dibutuhkan agar hasil akhir sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Ketepatan ukuran sangat diperhatikan agar sesuai dengan standar yang berlaku secara umum. Pada pembuatan mur dan baut dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Salain itu penguasaan alat-alat dan mesin pembuatannya sangat diperlukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam proses pembuatannya sehingga memberikan hasil yang baik.
V.2 Saran
Sebaiknya jumlah alat yang disediakan lebih banyak mengingat jumlah mahasiswa yang banyak. Dengan demikian akan mengefisiensikaan waktu dan memudahkan dalam pengerjaan Selain itu, penyediaan alat pengaman dan petunjuk penggunaan serta pengawasan dari pengajar akan lebih memudahkan dan menghindari resiko saat melakukan pekerjaan bengkel baik pada mahsiswa, benda kerja, ataupun alat yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
•
Sodjana,Abo.R.Suasdik.1978.PetunjukKerja.Bangku.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
•
Modul Praktikum Perbengkelan.2008.Fakutas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran
•
L.George.Harun.A.R.1983.Teori
dan
Praktek
Kerja
Logam.Erlangga •
Modul
Praktikum
Perbengkelan.Fakultas
Teknologi
Industri
Pertanian;TMIP.2008. Universitas Padjadjaran •
http://www.docstoc.com/docs/20978986/Bab-V-Proses-Produksilar-manehpmd/
•
http://okeita-oke.blogspot.com/2009/12/elemen-mesin.html
•
http://marine-notes.blogspot.com/2009/11/macam-macamulir_1046.html
•
http://www.steelindonesia.com/article/08-GalvanizingThreadedParts.htm