Kurva kemungkinan produksi Dalam ekonomi, kurva kemungkinan produksi (Inggris: production–possibility frontier (PPF), production–possibility curve, production-possibility boundary atau product transformation curve) adalah grafik yang menunjukkan kemungkinan produksi dua komoditas yang dihasilkan dengan menggunakan faktor produksi yang sama dan tetap. Dalam kurva ini, konsep biaya peluang dan diminishing return dapat diterapkan. Misalnya, di gambar di sebelah kanan, untuk memproduksi 10 mentega (butter) lagi (dari A ke B), hanya 5 senapan (gun) yang menjadi biaya peluang. Akan tetapi, bila ingin menghasilkan 10 mentega terakhir (dari C ke D), biaya peluangnya jauh lebih besar yaitu 50 senapan (http://id.wikipedia.org/wiki/Kurva_kemungkinan_produksi)
Masalah ekonomi yang menggentayangi pada setiap individu membuat individu harus bijak dalam bersikap. Keterbatasan sumber daya membuat individu maupun kelompok membuat pilihan atas apa yang akan dipenuhi. Ekses dari pilihan-pilihan tersebut yaitu harus ada yang dikorbankan atu lebih dikenal opportunity cost. Terkait dengan opportunity cost, dalam ekonomi dikenal Kurva Kemungkinan Produksi (production Possibilities Frontier). Makanan Apa pula itu? Kurva Kemungkinan Produksi menunjukkan kemungkinan produksi dari dua jenis brang atau lebih bila sumber daya digunakan secara maksimal (efektif dan efisien). Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier
Sumber:netmba.com Mungkinkan diproduksi 6 bushels of grain dan 6 bottles of wine? Jawabanya mungkin untuk diproduksi tetapi tidak efisien karena seluruh sumber daya tidak digunakan secara maksimal dan efisien. Bagaimana bila diproduksi 15 bushels of grain dan 12 bottles of wine? Nah ini baru tidak mungkin karena sumber daya yang dimiliki tidak mencukupi untuk melakukan produksi sebanyak itu. Nah dari kurva di atas kita bisa menyimpulkan bahwa untuk memproduksi lebih banyak banyak barang
maka
harus
mengurangi
atau
mengorbankan
barang
yang
lain.
http://ekonomi161.blogspot.com/2008/08/kurva-kemungkinan-produksi.html Teori Opportunity Cost Analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori opurtinity cost adalah dengan menggunakan pendekatan kurva kemungkinan produksi (production possibility curve, PPC) dan
kurva indiferen (indifference curve, IC). Pendekatan ini dikemukakan oleh G. Harberlel. Kurva kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang digunakan sepenuhnya (full employment). Bentuk kurva kemungkinan produksi tergantung pada anggapan (asumption) yang digunakan, apakah dengan biaya konstan (PPC constant cost) atau biaya meningkat (increasing cost). Sedangkan kurva indiferen (IC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan sama. -
Kurva indiferen dan PPC constant cost
Analisis manfaat perdagangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan gambar dibawah ini
Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost yaitu NT, menghasilkan dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas keuntungan perdagangan (gain from trade) dapat dijelaskan sebagai berikut : �
Sebelum perdagangan Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-seimbangan terjadi dititik A
dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Kurva PPC bersinggungan dengan kurva IC �
Setelah perdagangan
Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis putus-putus yang ditunjukkan oleh NT�, maka ini berarti melakukan perdagangan dengan negara lain akan menguntungkan, hal ini tercermin dari pergeseran kurva indiferen kekanan atas yaitu IC�. Keseimbangan akan terjadi dititik B Jadi dengan melakukaan perdagangan internasional maka kesejahteraan masyarakatnya akan meningkat, hal ini dapat dicerminkan dari pergeseran kurva indiferen ke kanan. Seperti kita ketahui, semakin jauh kurva indiferen dari titik O (origin) mengindikasikan bahwa kesejahteraan meningkat b. Kurva indiferen dengan PPC increasing cost (biaya menaik) Analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dengan IC dan PPC increasing cost dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan, yaitu; (a) PPC increasing cost yang sama dan IC berbeda; (b) PPC increasing cost dengan IC yang sama; dan (3) PPC Increasing cost dan IC yang berbeda Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga
dalam kesempatan yang ini akan
dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan dua kemungkinan lain merupakan tugas Anda menganalisisnya. Yang akan dibahas adalah PPC increasing cost yang sama dan IC yang berbeda. Persamaan PPC menunjukkan kesamaan faktor-faktor produksi serta teknik produksi yang sama antar negara. Perbedaan pada kurva Indiferen disebabkan oleh perbedaan dalam pendapatan, rasa atau preferensi konsumen di masing-masing negara. diilustrasikan dengan memperhatikan gambar berikut ini :
Analisis ini dapat
Keterangan:
PP
X
: barang X
Y
: barang Y
: kurva kemungkinan Produksi ICa
: kurva indiferen negara A
ICb
: kurva indiferen negara B
DTI : Dasar Tukar Internasional Analisis perdagangan adalah sebagai berikut : � a.
Sebelum perdagangan Negara A Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara A akan menghasilkan barang X sebesar X1
dan menghasilkan barang Y sebesar Y1.
Keseimbangan produksi dan konsumsi negara A
sebelum perdagangan akan terjadi di titik C, yaitu pada persinggungan PP dan ICa b.
Negara B Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara B akan menghasilkan barang X sebesar
sebesar X3 dan Y sebesar Y3. Keseimbangan produksi dan konsumsi tercapai di titik E, yaitu persinggungan antara PP dan ICb � Setelah
Setelah perdagangan kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan dasar tukar
Internasional yang terjadi adalah DTI maka : kedua negara akan berpoduksi pada titik yang sama, yaitu dititik A, yaitu menghasilkan barang X sebesar X5 dan barang Y sebesar dan barang Y sebesar Y5.
Manfaat perdagangan (gain from trade) internasional dapat dilihat dari
peningkatan kesehteraan yang dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen masing-masing
negara (kurva IC negara A bergeser dari ICa menjadi ICa� dan kurva IC negara B bergeser dari ICb menjadi ICb�) Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar X2 dan Y sebesar Y2 pada kurva ICa�, kekurangan barang Y akan dipenuhi dengan melakukan impor (sebesar Y2Y4), sedangkan kelebihan produksi X akan diekspor (sebesar X2X5)
Sedangkan negara B
akan mengkonsumsi di titik D, yaitu mengkonsumsi X sebesar X4 dan Y sebesar Y4. Kelebihan produksi barang Y akan diekspor (sebesar Y5Y4), dan Kekurangan barang X akan dipenuhi dengan mengimpor (sebesar X5X4) Dengan demikian perdagangan internasional akan dapat meningkatkan kesejahteraan dimasingmasing negara. Dari gambar diatas kita hanya ada menganggap dua negara yang berdagang, yaitu negara A dan negara B. Ekspor bagi negara A merupakan impor bagi negara B, demikian sebaliknya.
Prinsip ini juga dapat diterapkan pada banyak negara. Penggunaan grafik hanya
terbatas pada dua negara saja, sedangkan untuk banyak barang dan banyak negara dapat dillakukan analisis secara matematis, seperti penggunaan persamaan simultan dan sebagainya. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4216/5.htm Kurva kemungkinan produksi Batas kemampuan suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa dapat dengan lebih jelas lagi ditunjukkan dengan menggunakan grafik yang menunjukkan kurva kemungkinan produksi. Dalam melukiskan kurva tersebut akan digunakan pemisalan-pemisalan dan angkaangka produksi barang industri dan barang pertanian. Langkah pertama yang harus dibuat dalam usaha untuk melukiskan kurva kemungkinan produksi adalah menentukan keadaan-keadaan yang ditunjukkan dalam suatu grafik. Membentuk Kurva Kemungkinan Produksi
Dalam Gambar, sumbu tegak menunjukkan nilai produksi barang pertanian dan sumbu dasar menunjukkan nilai produksi barang industri. Setiap titik pada kurva ABCDE menggambarkan gabungan produksi barang pertanian dan barang industri yang akan diproduksi apabila faktorfaktor produksi sepenuhnya digunakan. Sebagai contoh, titik C menggambarkan perekonomian itu hanya mampu menghasilkan 9 barang industri dan 3 barang pertanian apabila faktor-faktor produksi sepenuhnya digunakan. Titik A, B, C dan titik-titik lainnya menggambarkan gabungan produksi barang industri dan barang pertanian seperti yang ditunjukkan. Kurva yang digambarkan melalui titik A,B,C,D dan E dinamakan kurva kemungkinan produksi atau batas kemungkinan produksi. Kurva ini menggambarkan batas produksi yang paling maksimum yang dapat diproduksi dalam perekonomian. Setiap titik dalam kurva itu menggambarkan gabungan produksi maksimum barang industri dan barang pertanian yang dapat diproduksi. Sekiranya perekonomian itu menginginkan lebih banyak barang industri maka untuk memnuhinya produksi barang pertanian harus dikurangi. Dan sebaliknya, sekiranya diinginkan lebih banyak barang pertanian, produksi barang industri harus dikurangi. http://rinton.blogdetik.com/kurva-kemungkinan-produksi/ Biaya Peluang (Opportunity Cost) Walaupun biaya peluang (opportunity cost) kadang-kadang sulit untuk dihitung, efek dari biaya peluang sangatlah universal dan nyata pada tingkat perorangan. Bahkan, prinsip ini dapat diaplikasikan kepada semua keputusan, dan bukan hanya bidang ekonomi. Sejak kemunculannya
dalam karya seorang ekonom Jerman bernama Freidrich von Wieser, sekarang biaya peluang dilihat sebagai dasar dari teori nilai marjinal. Biaya peluang merupakan salah satu cara untuk melakukan perhitungan dari sesuatu biaya. Bukan saja untuk mengenali dan menambahkan biaya ke proyek, tetapi juga mengenali cara alternatif lainnya untuk menghabiskan suatu jumlah uang yang sama. Keuntungan yang akan hilang sebagai akibat dari alternatif terbaik lainnya; adalah merupakan biaya peluang dari pilihan pertama. Sebuah contoh umum adalah seorang petani yang memilih mengolah pertaniannya dibandingkan dengan menyewakannya ke tetangga. Maka, biaya peluangnya adalah keuntungan yang hilang dari menyewakan lahan tersebut. Dalam kasus ini, sang petani mungkin mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Begitu juga dengan memasuki universitas dan mengabaikan upah yang akan diterima jika memilih menjadi pekerja, yang dibanding dengan biaya pendidikan, buku, dan barang lain yang diperlukan (sebagai biaya total dari kehadirannya di universitas). Contoh lainnya ialah biaya peluang dari melancong ke Bahamas, yang mungkin merupakan uang untuk pembayarancicilan rumah. Perlu diingat bahwa biaya peluang bukanlah jumlah dari alternatif yang ada, melainkan lebih kepada keuntungan dari suatu pilihan alternatif yang terbaik. Biaya peluang yang mungkin dari keputusan sebuah kota membangun rumah sakit di lahan kosong, merupakan kerugian dari lahan untuk gelanggang olahraga, atau ketidakmampuan untuk menggunakan lahan menjadi sebuah tempat parkir, atau uang yang bisa didapat dari menjual lahan tersebut, atau kerugian dari penggunaan-pengguaan lainnya yang beragam - tapi bukan merupakan agregat dari semuanya (ditotalkan). Biaya peluang yang sebenarnya, merupakan keuntungan yang akan hilang dalam jumlah terbesar di antara alternatif-alternatif yang telah disebutkan tadi. Satu pertanyaan yang muncul dari ini ialah bagaimana menghitung keuntungan dari alternatif yang tidak sama. Kita harus menentukan sebuah nilai uang yang dihubungkan dengan tiap alternatif untuk memfasilitasi pembandingan dan penghitungan biaya peluang, yang hasilnya lebih-kurang akan menyulitkan untuk dihitung, tergantung dari benda yang akan kita bandingkan. Contohnya, untuk keputusan-keputusan yang melibatkan dampak lingkungan, nilai uangnya sangat sulit untuk dihitung karena ketidakpastian ilmiah. Menilai kehidupan seorang
manusia atau dampak ekonomi dari tumpahnya minyak di Alaska, akan melibatkan banyak pilihan subyektif dengan implikasi etisnya. Akibat terbatasnya sumber daya yang dimiliki, dalam mengambil suatu tindakan alternatif seseorang akan mengorbankan apapun untuk memperoleh atau memproduksi jasa tertentu. Pengorbanan inilah dalam ilmu ekonomi disebut sebagai biaya peluang ( opportunity cost). Biaya peluang dapat ditemukan dalam setiap kondisi dimana harus diambil keputusan akibat adanya kelangkaan untuk memperoleh kepuasan atau hasil maksimal. Perhatikan contoh berikut!. Seorang lulusan SMK mendaftarkan diri ke Universitas Indonesia dan diterima setelah melalui beberapa tes, disaat bersamaan dia diterima bekerja di perusahaan tekstil dengan gaji Rp 1.500.000,00 per bulan. Apabila ia memutuskan untuk kuliah dan bukan bekerja, maka biaya peluangnya adalah Rp 1.500.000,00 per bulan. Dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya peluang (opportunity cost) adalah biaya kesempatan yang hilang akibat keterbatasan sumber daya.Oleh karena manusia ingin memperoleh kepuasan atau hasil maksimal maka sumber daya ekonomi yang dimiliki harus diberdayakan secara optimal. Biaya peluang tidak hanya terjadi pada individu, tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat terjadi pada rumah tangga produsen maupun rumah tangga pemerintah. Di dalam rumah tangga produsen yang menghasilkan lebih dari satu komoditas sering dihadapkan pada kemungkinan kombinasi sumber daya untuk menghasilkan output yang maksimal. Sebuah kurva yang menggambarkan berbagai kemungkinan kombinasi maksimum out put (barang dan jasa) yang dapat dihasilkan pada suatu waktu ketika sumber daya dan teknologi digunakan sepenuhnya disebut dengan Kurva Kemungkinan Produksi (Production Posibility Curve). Bentuk kurva berikut menggambarkan keterkaitan biaya peluang dengan kemungkinan produksi.
Kurva P menunjukkan batas kemungkinan produksi. Ketika batas kemungkinan produksi berada di titik E, maka produksi obat dapat ditingkatkan dari 7.000 menjadi 12.000 botol dengan menurunkan produksi beras. Pergerakan alternatif produksi di titik E (30.000 ton beras dan 7.000 botol obat) ke titik F (8.000 ton beras dan 12.000 botol obat) menggunakan biaya oportunitas (untuk menambah produksi 5.000 botol obat) sebesar 22.000 ton beras. Titik yang terletak di kurva PPC (titik D, E, dan F) merupakan kemungkinan kombinasi produksi yang dianggap efisien, sedangkan bila terletak di dalam kurva (titik A, B dan C) dianggap tidak efisien karena tidak menggunakan sumber daya sepenuhnya. Apabila di luar kurva (titik E’) maka tidak mungkin tercapai dan hanya akan tercapai seiring dengan bertambahnya sumber daya atau meningkatnya teknologi.
Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah Fungsi produksi jangka pendek apabila ada 2 macam input yang dipakai yaitu input tetap & input variabel Fungsi Produksi Jangka Pendek a. - Produksi Rata-rata (average product) Produksi yg secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja AP= TP/L
b.- Produksi marginal (marginal product) Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan MP = ∆TP / ∆L Fungsi produksi jangka panjang apabila semua input adalah variabel. The Law of Diminishing Marginal Return. yaitu hukum tambahan yang semakin berkurang yang menjelaskan sifat pokok dari hubungan di antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa, “apabila satu macam faktor produksi ( konstan , misalnya tanah ) ditambah kan dengan satu faktor produksi yang lain ( variable ; berubah-ubah, misalnya tenaga kerja secara terus menerus maka ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif”. Seperti diunkapkan pada table berikut : perhatikanlah tabel berikut ini. Tabel Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah
Pada hakikatnya hukum hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan di antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu: -Tahap I; produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat. -Tahap II; produksi total pertambahannya semakin lambat. -Tahap III; produksi total semakin lama semakin berkurang.
Dari tabel dan kurva tersebut, dapat ditulis rumus matematis sebagai Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi Marginal Produksi Marginal *
tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan.
MP : produksi marginal DTP : pertambahan produksi total DL : pertambahan tenaga kerja
Produksi Rata-rata
*
produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja.
AP : produksi rata-rata TP : produksi total L : tenaga kerja Dimana: TP : total production (produksi total) MP : marginal production (produksi marjinal) AP : average production (produksi rata-rata) L : labour (tenaga kerja)
Hukum yang menyatakan berkurangnya tambahan output dari penambahan satu unit input variabel, pada saat output telah mencapai maksimum. Asumsi yang berlaku: 1. Hanya ada satu unit input variabel, input yang lain tetap. 2. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah. 3. Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.
Sumber : http://dhani2009.wordpress.com/2011/04/14/produsen-dan-fungsi-produksi/ http://rinton.blogdetik.com/kurva-kemungkinan-produksi/ http://behindus.wordpress.com/category/ekonomi/page/2/ http://devieafriani.blogspot.com/2010/03/tugas-bab-4-fungsi-produksi.html http://wiswi.wordpress.com/2011/03/05/ekonomi-mikro/ http://en.wikipedia.org/wiki/Isoquant http://en.wikipedia.org/wiki/Isocost http://en.wikipedia.org/wiki/Economies_of_scale http://en.wikipedia.org/wiki/Returns_to_scale http://namakuagussuhendi.blogspot.com/2011/11/teori-produksi-3.html