BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Penyakit Saluran Cerna Atas
Gambar 1
2.1.1. Penyakit gastritis (maag) 2.1.1.1. Definisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik, karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi. Pada sebagian besar kasus inflamasi mukosa gaster tidak berkorelasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien. Sebaliknya keluhan dan gejala klinis pasien berkorelasi positif dengan komplikasi gastritis.
Gambar 2 2.1.1.2. Etiologi
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa gastritis yang amat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H.pylori pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi H.Pylori lebih tinggi lagi. Hal
4
ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H.Pylori yang dinilai dengan urea breath test pada pasien dispepsi dewasa , menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju, prevalensi infeksi kuman ini pada anak sangat rendah. Diantara orang dewasa prevalensi infeksi kuman ini lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada negara berkembang yakni sekitar 30%. Terdapat beberapa jenis virus yang dapat menginfeksi mukosa lambung misalnya enteric rotavirus dan calicivirus. Kedua jenis virus tersebut dapat menimbulkan gastroenteritis, tetapi secara histopatologi tidak spesifik. Hanya cytomegalovirus yang dapat menimbulkan gambaran histopatologi yang khas infeksi cytomegalovirus pada gaster biasanya merupakan bagian dari infeksi pada banyak organ lain, terutama pada organ muda dan immunocompromized. Jamur candida species, Histoplasma capsulatum dan mukonaceae dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien immuno compromized. Pasien yang sistem imunnya baik biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur, mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasit. Obat anti inflamasi nonsteroid merupakan penyebab gastropati yang amat penting. Gastropati akibat OAINS bervariasi sangat luas, dari hanya keluhan berupa nyeri uluhati sampai pada tukak peptik dengan komplikasi perdarahan saluran cerna bagian atas. 2.1.1.3. Patogenesis
Gastritis erosif akut dapat berkembang tanpa penjelasan yang nyata tetapi lebih mungkin terjadi pada beberapa keadaan klinis yang spesifik. Gastritis erodsif biasanya berhubungan dengan penyakit yang serius atau berbagai obat. Gastritis erosif deiperkirakan terdapat pada 80 sampai 90 persen pasien dalam unit0unti perawatan. Penyakit ini ditemukan paling sering pada apsien yang dirawat di unit perawatan intensif medis (pembedahan dengan trauma berat; pembedahan utama; gagal napas; hati, atau ginjal, renjatan luka bakar masif, atau infeksi, berat dengan septisemia). Gastritis erosif akut yang berhubungan dengan penyakit berat sering disebut sebagai gastritis akut akibat stress. Tunjangan semua mekanisme yang menyebabkan gastritis erosif pada pasien yang sakit kritis telah ditentukan dengan lengkap. Namun, faktor penting tampaknya mencakup iskemia mukosa lambung, difusi asam dari lumen ke dalam jaringan mukosa lambung, difusi asam dari lumen ke dalam jaringan mukosa lambung, dan barangkali dalam bentuk sekresi, asam empedu dan atau sekresi duodeni
5
pankreatik lain mengalir balik ke dalam lumen lambung. Iskemia mukosa dan asam dalam lumen lambung adalah elemen yang jelas penting sekali dalam etiopatogenesis gastritis akibat stres. Renjatan septik dengan yang menyebabkan iskemia mukosa menimbulkan erosi lambung pada hewan percobaan. Selama renjatan yang ditimbulkan secara eksperimental, PH intramural mukosa lambung jauh secara curam jika lumen lambung diirigasi dengan HCL; hal ini menyebabkan lesi hemoragik yang hebat. Penurunan PH intramural amat kurang dan lesi lambung minimal. Tindakan menghalangi efek asam oleh pengobatan yang kuat dan terus menerus dengan antasida atau melalui penghambatan sekresi dengan antagonis reseptor H2 efektif dalam menguangi komplikasi hemoragik dari gastritis erosif akut pada pasien yang sakit kritis . Selain itu, infeksi kuman Helicobacter Pylori merupakan kausa gastritis yang amat penting. Di begara berkembang berkembang prevalensi infeksi H.Pilory pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak lebih tinggi lagi. Ini menunjukkan bahwa pentingnya mencurigai adanya penyebab penyebab lain yang bisa menyebabkan gastritis.
2.1.1.4. Gejala Klinis Dan Diagnosis
Kebanyakan gastritis tanpa gejala. Mereka yang mempunyai keluhan biasanya berupa keluhan yang tidak khas. Keluhan yang sering dihubung-dihubungkan dihubung-dihubungkan dengan gastritis adalah nyeri panas dan pedih di ulu hati disertai mual kadang-kadang sampai muntah. Keluhan-keluhan tersebut sebenarnya tidak berkorelasi baik dengan gastritis. Keluhan tersebut juga tidak dapat digunakan sebagai alat evaluasi keberhasilan pengobatan. Pemeriksaan fisis juga tidak ti dak dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengeakkan diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan histopatologi. Sebaiknya biopsi dilakukan dengan sistematis sesuai dengan update sydney system yang mengharuskan mencantumkan topografi. Gambaran endoskopi yang dapat dijumpai adalah eritema, eksudatif, flat erosion, raised erosion, prdarahan, edematous rugae. Perubahan-perubahan histopatologi selain menggambarkan perubahan morfologi sering juga dapat menggambarkan proses yang mendasari, misalnya auto imun atau respon adaptif mukosa lambung. Perubahan-perubahan yang terjadi berupa degradasi epitel, hyperplasi aerolar, infiltrasi neutrofil infiltrasi sel mononuklear, folikel limfoid, atropi, intestinal metaplasia, hyperplasia sel endokrin, kerusakan sel parietal. Pemeriksaan histopatologi sebaiknya juga menyertakan pemeriksaan kuman H.Pylori.
6
2.1.1.5. Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H.Pylori bertujuan untuk melakukan radikasi kuman tersebut. Eradikasi dilakukan dengan kombinasi antara berbagai antibiotik dan proton pump inhibitor (PPI).
2.1.2. Penyakit GERD (Gastro Esofagal Reflux Desease) 2.1.2.1. Definisi
Penyakit reflux gastroesogageal (GERD) adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refleks kandungan lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan esofagus, faring, laring dan saluran nafas. Telah diketahui bahwa refluks kandungan lambung ke esofagus dapat menimbulkan berbagai gejala di esofagus maupun ekstra esofagus, dapat menyebabkan komplikasi yang berat seperti striktur, Barret’s esophagus bahkan adenokarsinoma di kardia dan esofagus. Banyak ahli yang menggunakan istilah esofagitis refluks, yang merupakan keadaan terbanyak dari penyakit refluks, yang merupakan keadaan terbanyak dari penyakit refluks gastroesofagal. Keadaan ini umumnya ditemukan pada populasi di negara-negara barat, namun dilaporkan relatif rendah insidennya di negara-negara Asia Afrika. Di Amerika dilaporkan bahwa satu dari lima orang dewasa mengalami gejala refluks (Heartburn dan/atau regurgitasi) sekali dalam seminggu serta lebih dari 40% mengalami gejala tersebut sekali dalam sebulan. Prevalensi esofagitis di Amerika Serikat mendekati 7% sementara di negara-negara non western prevalensinya lebih rendah (1,5% di China dan 2,7% di Korea). Di Indonesia belum ada data epidemiologi mengenai penyakit ini, namun di divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta didapatkan kasusu esofagitis sebanyak 22,8% dari semua pasien yang mnejalani pemeriksaan endoskopi atas indikasi dispepsia (Syaifuddin, 1998). Tingginya gejala refluks pada populasi di negara-negara Barat diduga disebabkan karena faktor diet dan meningkatnya obesitas.
2.1.2.2. Etiologi Dan Patogenesis Patogenesis
Penyakit refluks gastroesofageal bersifat multifaktorial. Esofagitis dapat terjadi sebagai akibat dari refluks gastroesofageal apabila : 1). Terjadi kontak dalam waktu
7
yang cukup lama antara bahan refluksat dengan mukosa esofagus. 2). Terjadi penurunan resistensi jaringan mukosa esofagus, walaupun walau kontak antara bahan refluksat dengan esofagus tidak cukup lama.
Gambar 3
Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi yang dihasilkan oleh kontraksi lower esophageal sphincter (LES). Pada individu normal, pemisah ini akan dipertahankan kecuali pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan, atau aliran retrograd yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik dari gaster ke esofagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES tidak ada atau sangat rendah (<3 mmHg). Refluks gastroesofagal pada pasien GERD terjadi melalui 3 mekanisme : 1). Refluks spontan pada saat relaksasi LES yang tidak adekuat. 2). Aliran retrograd yang mendahului kembalinya tonus LES setelah menelan. 3). Meningkatnya tekanan intra abdomen. Dengan demikian dapat diterangkan bahwa patogenesis terjadinya GERD menyangkut keseimbangan antara faktor defensif dari esofagus dan faktor ofensif dari bahan refluksat. Yang termasuk faktor defensif esofagus adalah :
Pemisah Antirefluks
Pemeran terbesar pemisah antirefluks adalah tonus LES. Menurunnya tonus LES dapat menyebabkan timbulnya refluks retrograd pada saat terjadinya peningkatan tekanan intrabdominal. Sebagian besar pasien GERD ternyata mempunyai tonus LES yang normal. Faktor-faktor yang dapat menurunkan tonus LES : 1). Adanya hiatus hernia, 2).
8
Panjang LES (makin pendek LES, makin rendah tonusnya, 3). Obat-obatan seperti antikolinergik, beta andrenergik, theofilin, opiat dan lain-lain, 4). Faktor hormonal. Selama kehamilan, peningkatan kadar progesteron dapat menurunkan tonus LES. Nmaun dengan berkembangnya tekhnik pemeriksaan manometri, tampak bahwa pada kasus-kasus GERD dengan tonus LES yang normal yang berperan dalam terjadinya proses refluks ini adalah transient LES relaxation (TLESR), yaitu relaksasi LES yang bnersifat spontan dan berlangsung lebih kurang 5 detik tanpa didahului proses menelan. Belum diketahui bagaimana terjadinya TLESR ini, tetapi pada beberapa individu diketahui ada hubungannya dengan pengosongan lambung yang lambat (delayed gastric emptying) dan dilatasi lambung. Peranan hiatus hernia pada patogenesis terjadinya GERD masih kontroversial. Banyak pasien GERD yang pada pemeriksaan endoskopi ditemukan hiatus hernia, namun hanya sedikit yang memperlihatkan gejala GERD yang signifikan. Hiatus hernia dapat memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk bersihan asam dari esofagus serta menurunkan tonus LES.
Bersihan Asam Dari Lumen Esofagus
Faktor-faktor yng berperan pada bersihan asam dari esofagus adalah gravitasi, peristaltik, ekresi air dan bikarbonat. Setelah terjadi refluks, sebagian besar bahan refluksat akan kembali ke lambung dengan dorongan peristaltik yang dirangsang oleh proses menelan. Sisanya akan dinetralisir oleh bikarbonat yang disekresi oleh kelenjar saliva dan kelenja r esofagus. Mekanisme bersihan ini sangat penting, karena makin lama kontak antara bahan refluksat dengan esofagus (waktu transit esofagus) makin besar kemungkinan terjadinya esofagitis. Pada sebagian pasien GERD ternyata memiliki waktu transit esofagus yang normal sehingga kelainan yang timbul disebabkan karena peristaltik esofagus yang minimal. Refluks malam hari (nocturnal reflux) lebih besar berpotensi menimbulkan kerusakan esofagus karena selama tidur sebagian besar mekanisme bersihan esofagus tidak aktif.
Ketahanan Epitelial Esofagus
Berbeda dengan lambung dan duodenum, esofagus tidak memiliki lapisan mukus yang melindungi mukosa esofagus.
9
Mekanisme ketahanan epitelial esofagus terdiri dari :
Membran sel
Batas intraseluler yang membatasi difusi H+ ke jaringan esofagus
Aliran darah esofagus yang mensuplai nutrien, oksigen, dan bikarbonat, serta mengeluarkan ion H- dan CO2.
Sel-sel esofagus mempunyai kemampuan untuk mentransport ion H- dan Clintraseluler dengan Na+ dan bikarbonat ekstraseluler. Nikotin dapat menghambat transport Na+ melalui epitel esofagus, sedngkan
alkohol dan aspirin meningkatkan permeabilitas epitel terhadap ion H. Yang dimaksud dengan faktor ofensif adalah potensi daya rusak refluksat. Kandungan lambung yang menambah potensi daya rusak refluksat. Kandungan lambung yang menambah potensi daya rusak refluksat terdiri dari HCL, pepsin, garam emepdu, enzim pankreas. Faktor ofensif dari bahan refluksat bergantung pada bahan yang dikandungnya. Derajat kerusakan mukosa esofagus makin meningkat pada PH <2, atau adanya pepsin atau garam empedu. Namun dari kesemuanya itu yang memiliki potensi daya rusak paling tinggi adalah asam. Peranan infeksi H.pylori dalam patogenesis GERD relatif kecil dan kurang didukung oleh data yang ada. Namun demikian ada hubungan terbalik antara infeksi H.Pylori dengan strain yang virulens dengan kejadian esofagitis, Barretts esophagus dan adenokarsinoma esofagus. Pengaruh dari infeksi H.Pylori terhadap GERD merupakan konsekuensi logis dari gastritis serta pengaruhnya terhadap sekresi asam lambung. Pengaruh eradikasi infeksi H.Pylori sangat tergantung kepada distribusi dan lokasi gastritis. Pada kasus ini dikenal juga non acid refluks yang turut berperan dalam patogenesis timbulnya gejala GERD. Yang dimaksud dengan non acid refluks antara lain berupa bahan refluksat yang tidak bersifat asam atau refluks gas. Dalam keadaan ini, timbulnya gejala GERD diduga karena hipersensitivitas viseral.
2.1.2.3. Gejala Klinis
Gejala klinis yang khas dari GERD adalah nyeri/rasa yang tidak enak di epigastrium atau retrosternal bagian bawah. Rasa nyeri biasanya dideskripsikan sebagai rasa terbakar (heartburn), kadang-kadang bercampur dengan gejala disfagia (kesulitan menelan makanan), mual atau regurgitasi dan rasa pahit di lidah. Walau demikian
10
derajat berat ringannya keluhan heartburn ternyata tidak berkorelasi dengan temuan endoskopik. Kadang-kadang timbul rasa tidak enak retrosternal yang mirip dengan keluhan pada serangan angina pektoris. Disfagia yang timbul saat makan makanan padat mungkin terjadi karena striktur atau keganasan yang berkembang dari Barrets Esophagus. Odinofagia (rasa sakit pada waktu menelan makanan) bisa timbul jika sudah terjadi ulserasi esofagus yang berat. GERD dapat juga menimbulkan manifestasi gejala ekstra esofageal yang atipik dan sangat bervariasi mulai dari nyeri dada non kardiak, suara serak, laringitis, batuk karena aspirasi sampai timbulnya bronkiektasis atau asma. Di lain pihak, beberapa penyakit paru dapat menjadi faktor predisposisi untuk timbulnya GERD karena timbulnya perubahan anatomis di daerah gastroesophageal higih pressures zone akibat penggunaan obat-obatan yang menurunkan tonus LES. Gejala GERD biasanya berjalan perlahan-lahan, sangat jarang terjadi episode akut atau keadaan yang bersifat mengancam nyawa. Oleh sebab itu, umumnya pasien dengan GERD memerlukan penatalaksanaan secara medik.
2.1.2.4. Diagnosa
Di samping anamnesis dan pemeriksan fisik yang seksama, ada beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis GERD, yaitu endoskopi saluran cerna bagian atas, esofagografi dengan barium, pamantauan PH 24 jam, tes bernstein, manometri esofagus, sintigrafi gastroesofageal dan tes penghambat pompa proton.
2.1.2.5. Prognosa dan Penatalaksanaan
Walaupun keadaan ini jarang sebagai penyebab kematian, mengingat kemungkinan timbulnya komplikasi jangka panjang berupa ulserasi, striktur esofagus ataupun esofagus barrett yang merupakan keadaan premaligna, maka seyogyanya penyakit ini mendapat penatalaksanaan yang adekuat. Pada prinsipnya, penatalaksanaan GERD terdiri dari modifikasi gaya hidup, terapi medikamentosa (Antasid, Antagonis Reseptor H2, obat-obatan prokinetik, sukralfat, Penghambat Pompa Proton/PPI) terapi bedah serta akhir-akhir ini mulai dilaksanakan terapi endoskopik.
11
2.1.3. Penyakait Ulkus (tukak) Peptikum 2.1.3.1. Definisi
Ulkus peptikum adalah suatu istilah untuk menunjukan kepada suatu kelompok penyakit ulserativa saluran makanan bagian atas yang melibatkan terutama bagian proksimal duodenum dan lambung. Yang mempunyai patogenesis yang sama-sama melibatkan asam-pepsin.
Bentuk utama ulkus peptikum yang umum adalah ulkus
duodeni dan ulkus lambung, keduanya merupakan penyakit kronik . Ulkus yang berhubungan dengan sindrom Zollinger-Ellison, disebabkan oleh tumor sel pulau yang melepaskan gastrin, ialah juga dianggap suatu bentuk ulkus peptikum. Istilah itu juga telah digunakan berkenaan dengan ulkus lambung atau ulkus duodeni yang berhubungan dengan stress atau makan obat.
Gambar 4
Timbulnya
ulkus
atau
resistensi
terhadap
ulserasi
bergantung
pada
keseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin yang disekresikan) dan faktor yang terdiri dari pertahanan mukosa atau resistensi mukosa terhadap ulserasi. Ulkus peptikum terjadi jika efek agresif asam – pepsin lebih banyak daripada efek protektif pertahanan mukosa lambung atau mukosa duodenum. Mengingat sifat yang luar biasa korosif dari asam-pepsin mengapa ulkus peptikum tidak berkembang pada semua orang? Kemampuan/kapasitas normal mukosa lambung dan mukosa duodenum bagian proksimal untuk menahan efek-efek korosif asam dan pepsin ialah unik dalam tubuh. Hal itu tidak sama dengan yang dimiliki oleh jaringan lai n, karena itu kerentanan mukosa esofagus terhadap cedera karena karena getah lambung yang mengalir kembali,
12
ulserasi usus halus yang sering jika dikaitkan secara operatif kepada mukosa lambung yang mensekresi secara aktif, dan korosi kulit dapat diramalkan menyebabkan fistula gastrokutaneus. Banyak yang telah dipelajari mengenai mekanisme yang mengatur sekresi asam lambung dan faktor yang tampaknya penting dalam perkembangan ulkus peptikum. Perhatian fisiologi lambung memberikan suatu pengertian mengenai beberapa elemen etiologik dan juga suatu dasar yang rasional untuk pengobatan dan pencegahan ulkus peptikum.
2.1.3.2. Etiologi Dan Patogenesis A. Ulkus Duodeni
Sekarang
yang banyak diketahui mengenai faktor yang memperbesar
perkembangan ulkus duodeni, tetapi kami tidak mengerti sepenuhnya semua aspek patogenesisnya. Adalah jelas bahwa sekresi asam oleh lambung diperlukan untuk produksi ulkus duodeni. Akan tetapi, semua faktor yang menjadikan subjek pensekresi asam rentan terhadap ulserasi duodenum belum ditentukan secara lengkap. Walaupun sebagai suatu kelompok para pasien ulkus duodeni mensekresi lebih banyak asam daripada normal , dari setengah sampai dua pertiga dari mereka mempunyai laju sekresi (PAB dan PAM) dalam batas normal. Pasien ulkus duodeni mempunyai kira-kira 1,9 juta sel parietal, dengan kapasitas maksimum kira-kira 42 nmol asam lambung yang disekresi tiap jam; ini berlawanan dengan 1 juta sel parietal dan laju sekresi 22 mmol/jam bagi subjek yang bukan ulkus duodeni (nilai kurang lebih rata-rata). Namun variasi pada kedua kelompok demikian besarnya sehingga kebanyakan pasien ulkus duodeni masuk dalam jangkauan normal. Ulkus peptikum berkembang jika terdapat keseimbangan yang tidak menguntungkan antara sekresi asam pepsin dan ketahanan mukosa ; pada patogenesis ulkus duodeni, atau pada kebanyakan kejadian, bukti menyokong pentingnya hipersekresi yang relatif. Sebaiknya, untuk ulkus lambung pertahanan mukosa yang detektif tampaknya adalah faktor penambah yang penting. Konsentrasi gastrin serum puasa normal pada pasien pada ulkus duodenum. Akan tetapi, pada banyak pasien ulkus duodeni lebih banyak gastrin dilepaskan ke dalam sirkulasi sebagai respons terhadap suatu makanan yang mengandung protein daripada oleh pasien yang normal. Pasien ulkus duodeni juga mempunyai respons sekretoris asam lambung yang lebih besar terhadap gastrin yang diberikan dibanding dengan subjek yang bukan ulkus. Pada pasien ulkus duodeni, asam intragastrik
13
mungkin kurang efektif dalam menghambat pelepasan gastrin dan sekresi asam lambung yang lebih lanjut. Faktor-faktor agresif yang dapat menyebabkan ulkus duodenum adalah Helicobacter Pylori, Obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Selain itu juga ada faktor-faktor defensif. Apabila terjadi gangguan satu atau beberapa dari faktor pertahanan mukosa, maka daya tahan mukosa akan menurun sehingga mudah dirusak oleh faktor agresif yang menyebabkan terjadinya TD/TP. Ada 3 faktor pertahanan yang berfungsi memelihara daya tahan mukosa gastroduodenal, yaitu : a.
Faktor pre epitel, terdiri dari :
Mukus dan bikarbonat yang berguna untuk menahan pengaruh asam lambung/pepsin
Mucoid cap, yaitu suatu struktur yang terdiri dari mukus dan fibrin, yang terbentuk sebagai respons terhadap rangsangan inflamasi.
Active surface phospolipid yang berperan untuk meningkatkan hidrofobisitas membran sel dan meningkatkan viskositas mukus.
b.
Faktor epitel
Kecepatan perbaikan mukosa yang rusak, di mana terjadi migrasi sel-sel yang sehat ke daerah yang rusak untuk perbaikan.
Pertahanan seluler, yaitu kemampuan untuk memelihara electrial gradient dan mencegah pengasaman sel.
Kemampuan transporter asam basa untuk mengangkut bikarbonat ke dalam lapisan mukus dan jaringan sub epitel dan untuk mendorong asam keluar jaringan.
c.
Faktor pertumbuhan, prostaglandin dan nitrit oksida.
Faktor Subepitel
Aliran darah (mikrosirkulasi) yang berperan mengangkut nutrisi, oksigen dan bikarbonat ke epitel sel.
Prostaglandin endogen menekan perlekatan dan ekstravasasi leukosit yang merangsang reaksi inflamasi jaringan. Faktor genetik tampaknya menjadi penting. Ulkus duodeni adalah kira-kira tiga
dari yang terjadi secara umum dalam anggota keluarga derajat pertama pasien ulkus duodeni pada populasi umum. Pasien dengan ulkus duodeni mempunyai suatu
14
peningkatan dari golongan darah O dan dari status nonsekretor (mereka yang tidak mensekresi antigen golongan darah AB dalam getah lambungnya), namun hubungan ini lemah. Peningkatan insidensi dari antigen HLA-B5 telah dilaporkan pada subjek lakilaki kulit putih dengan ulkus duodeni. Merokok sigaret telah dikaitkan dengan meningkatnya frekuensi ulkus duodeni, menurunnya respon terhadap terapi dan meningkatnya mortalitas ulkus duodeni. Merokok cigaret tidak meningktakan sekresi asam lambung. Keadaan ini memberikan kesan bahwa peningkatan insidensi ulkus duodeni di antara perokok sigaret mungkin disebabkan oleh hambatan sekresi bikarbonat pankreatik oleh nikotin atau merokok sigaret dan/atau oleh percepatan pengosongan asam lambung ke dalam duodenum. Insidensi ulkus duodenum juga telah dilaporkan meningkat pada pasien dengan gagal ginjal kronik, sirosis alkoholik, transplantasi ginjal, hiperparatiroidisme, mastositosis sistemik dan penyakit paru obstruktif kronik. Antibodi terhadap herpes simpleks telah dilaporkan mempunyai titer yang lebih tinggi dan lebihs sering dalam serum pasien dengan ulkus duodeni dibandinkan yang normal. Pentingnya
faktor
psikologis
dalam
patogenesis
ulkus
duodeni
tetap
kontroversial. Berlawanan dengan pandangan dahulu, tidak terdapat satu pun kepribadian ulkus duodeni yang karakteristik. Akan tetapi, kecemasan kronik dan stres psikologik dapat merupakan faktor dalam memperburuk aktivitas ulkus. Terdapat beberapa bukti bahwa pasien dengan ulkus duodeni dapat memandang stres lebih secara negatif dibanding subjek bukan ulkus. Tidak pernah diteliti dan diketahui frekuensi ulkus duodeni diantara kelas sosioekonomik atau kelompok pekerjaan yang berlainan.
B. Ulkus Gaster Faktor Asam Lambung “No Acid No Ulcer” Schwarst 1910; Pengaturan Sekresi Asam Lambung Pada Sel Parietal
Sel parietal/oxyntic mengeluarkan asam lambung HCL, sel peptik/zimogen mengeluarkan pepsinogen yang oleh HCL dirubah jadi pepsin dimana HCL dan pepsin adalah faktor agresif terutama pepsin dengan mileu pH < 4 (sangat agresif terhadap mukosa lambung). Bahan iritan akan menimbulkan defek barier mukosa dan terjadi difusi balik ion H+. Histamin terangsang untuk lebih banyak mengeluarkan asam lambung, timbul dilatasi dan peningkatan/permeabilitas pembuluh kapiler, kerusakan mukosa lambung, gastritis akut/kronik dan tukak gaster.
15
Membran plasma epitel lambung terdiri dari lapisan-lapisan lipid bersifat pendukung barier mukosa. Sel parietal dipengaruhi faktor genetik, yaitu seseorang dapat mempunyai masa sel parietal yang besar/sekresi lebih banyak. Tukak gaster yang letaknya dekat pilorus atau dijumpai bersamaan dengan tukak duodeni/antral gastritis biasanya disertai hipersekresi asam, sedangkan bila lokasinya pada tempat lain di lambung biasanya disertai hiposekresi asam. Shay and Sun : Balance Theory 1974 :
Tukak terjadi bila terjadi gangguan keseimbangan antara faktor agresif/asam & pepsin dengan defensif (mukus, bikarbonat, aliran darah, PG), bisa faktor agresif meningkat atau faktor defensif menurun. Helicobacter pylori (Hp), “No HP No Ulcer” Warren and Mars hall 1983
HP adalah kuman patogen gram negatif berbentuk batang/spiral, mikoaerofilik berflagela hidup pada permukaan epitel, mengandung urease (Vac A, Cag A, PAI dapatmentrans lokasi cag A kedalam sel host), hidup di antrum, migrasi ke proksimal lambung dapat berubah menjadi kokoid usatu bentuk dorman bakteri. Infeksi kuman HP sel mukosa korpus dan kelenjar, metaplasia intestinal dan hipoasiditas. Proses ini dipengaruhi oleh faktor host, lamanya infeksi (lokasi, respon inflamasi, genetik), bakteri (virulensi, struktur, adhesin, porins, enzim (urease vac A, cag A, dll) dan lingkungan (asam lambung, OAINS, empedu dan faktor iritan lainnya) dan terbentuklah gastritis kronik tukak gaster, mucosal Associated
lymphoid tissue
(MALT) limfoma dan kanker lambung. Kebanyakan kuman patogen memasuki barrier dari mukosa gaster, tetapi HP sendiri jarang sekali memasuki epitel mukosa gaster ataupun bagian yang lebih dalam dari mukosa tersebut. Biasanya infeksi HP yang terjadi bersifat asimtomatik dimana diperkirakan terdapat dua miliar penduduk penduduk menderita infeksi HP. Terjadinya oenyakit ataupun asimtomatik tergantung kepada dua hal, yaitu faktor host dan adanya perbedaan genetik dari strain HP yang ada.
2.1.3.3. Gejala Klinis A. Ulkus Duodenum Anamnesis
Gejala-gejala TD (Tukak Duodenum) memiliki periode remisi dan eksaserbsi, menjadi tenang berminggu-minggu – berbulan-bulan dan kemudian terjadi eksaserbasi beberapa minggu merupakan gejala khas.
16
Nyeri epigastrium
merupakan gejala
yang paling dominan, walaupun
sensitivitas dan spesifitasnya sebagai marker adanya ulserasi mukosa rendah. Nyeri seperti terbakar, nyeri rasa lapar, rasa sakit/tidak nyaman yang mengganggu dan tidak terlokalisasi; biasanya terjadi setelah 90 menit-3 jam post parandial dan nyeri dapat berkurang sementara sesudah makan, minum susu atau minum antasida. Hal ini menunjukkan adanya peranan asam lambung/ pepsin dalam patogenesis TD. Nyeri spesifik pada 75% pasien TD adalah nyeri yang timbul dini hari, antara tengah malam dan jam 3 dini hari yang dapat membangunkan pasien. Pada TD, nyeri yang muncul tiba-tiba dan menjalar ke punggung perlu diwaspadai adanya penetrasi tukak ke pankreas, sedangkan nyeri yang muncul dan menetap mengenai seluruh perut perlu dicurigai suatu profesi. Pada TP (Tukak Peptikum) umum, apabila gejala mual dan muntah timbul secara perlahan tetapi menetap, maka kemungkinan terjadi komplikasi obstruksi pada outlet. Sepuluh persen dari TP, khususnya yang disebabkan oleh OAINS menimbulkan komplikasi (perdarahan/perforasi) tanpa adanya keluhan nyeri sebelumnya sehingga anamnesis mengenai penggunaan OAINS perlu ditanyakan pada pasien. Tinja berwarna seperti ter (melena) harus diwaspadai sebagai suatu perdarahan tukak. Pada dispepsia kronik, sebagai pedoman untuk membedakan antara dispepsia fungsional dan dispepsia organik seperti TD, yaitu pada TD dapat ditemukan gejala peringatan (alarm symptom) antara lain berupa :
Umur>45-50% tahun keluhan muncul pertama kali.
Adanya perdarahan hematemesis/ melena
BB menurun > 10%
Anoreksia/ rasa cepat kenyang
Riwayat tukak peptik sebelumnya
Riwayat tukak peptik sebelumnya
Muntah yang presisten
Anemia yang tidak diketahui sebabnya
Pemeriksaan Fisik
Tidak banyak tanda fisik yang dapat ditemukan selain kemungkinan adanya nyeri palpasi epigastrium, kecuali bila sudah terjadi komplikasi.
17
B. Ulkus Gaster
Secara umum pasien tukak gaster biasanya mengeluh dispepsia. Dispepsia adalah suatu sindroma klinik / kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cerna seperti mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa/, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati dan cepat merasa kenyang. Dispepsia secara klinis dibagi atas : 1). Dispepsia akibat gangguan motilitas; 2) Dispepsia akibat tukak; 3) Dispepsia akibat refluks ; 4) Dispepsia tidak spesifik. Pada dispepsia akibat gangguan motilitas keluhan yang paling menonjol adalah perasaan kembung, rasa penuh ulu hati setelah makan, cepat merasa kenyang disertai sendawa. Pada dispepsia akibat refluks keluhan yang menonjol berupa perasaan nyeri ulu hati dan rasa seperti terbakar, harus disingkirkan adanya pasien kardiologis. Pasien tukak peptik memberikan ciri-ciri keluhan seperti nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman disertai muntah. Pada tukak duodeni rasa sakit itmbul waktu pasien merasa lapar, rasa sakit bisa membangunkan pasien tengah malam, rasa sakit hilang setelah makan dan minum obat antasida. Rasa sakit tukak gaster timbul setelah makan, rasa sakit tukak gaster sebelah kiri dan rasa sakit utkak duodeni sebelah kanan garis tengah perut. Rasa sakit bermula pada satu titik (pointing sign) akhirnya difus bisa menjalar ke punggung. Ini kemungkinan disebabkan penyakit bertambah berat atau mengalami komplikasi berupa penetrasi tukak ke organ pankreas. Walaupun demikian rasa sakit saja tidak dapat menegakkan diagnosis tukak gaster karena dispepsia nonulkus juga bisa menimbulkan rasa sakit yang sama, juga tidak dapat digunakan lokasi sakit sebelah kiri atau kanan tengah perut. Adapun tukak akibat OAINS dan tukak pada usia lanjut/manula biasanya tidak meimbulkan keluhan, hanya diketahui melalui komplikasi berupa perdarahan dan perforasi. Muntah kadang timbul pada tukak peptik disebabkan edema dan spasme seperti tukak kanal pilorik. Tukak prepilorik dan duodeni bisa menimbulkan gastric outlet obstruction melalui terbentuknya fibrosis/udem dan spasme.
2.1.3.4. Diagnosa
Diagnosis Ulkus peptikum ditegakkan berdasarkan : 1) Pengamatan Klinis, dispepsia (sakit dan discomfort), kelainan fisik yang dijumpai, sugesti pasien tukak. 2) Hasil pemeriksaan penunjang (radiologi dan endoskopi), 3) Hasil biopsi untuk pemeriksaan tes CLO, histopatologi kuman Hp.
18
2.1.3.5. Pencegahan Dan Penatalaksanaan Istirahat Secara umum pasien tukak dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila kurang
berhasil atau ada komplikasi baru dianjurkan rawat inap di rumah sakit. D i inggris 25% pasien tukak peptik dengan keluhan tanpa pengobatan bisa bekerja normal, 50% pasien tukak dengan keluhan, disertai pengobatan bisa bekerja normal, sedang 25% dengan komplikasi harus rawat inap/rumah sakit. Penyembuhan akan lebih cepat dengan rawat inap walaupun belum tahu mekanismenya, kemungkinan oleh bertambahnya jam istirahat berkurangnya refluks empedu, stress dan penggunaan analgetik. Stress dan kecemasan memegang peran dalam peningkatan asam almbung dan penyakit tukak. Walaupun masih ada silang pendapat mengenai hubungan stres dengan asam lambung, sebaiknya pasien hidup tenang dan menerima stress dengan wajar.
Diet
Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang mengandung susu tidak lebih baik daripada makanan biasa, karena makanan halus dapat merangsang pengeluaran asam lambung. Cabai, makanan merangsang, makanan mengandung asam dapat menimbulkan rasa sakit pada beberapa pasien tukak dan dispepsia non tukak, walaupun belum didapat bukti keterkaitannya. Pasien kemungkinan mengalami intoleransi terhadap beberapa jenis makanan tersebut. Pandangan masa kini makanan tidak mempengaruhi kesmebuhan tukak. Beberapa peneliti menganjurkan makanan biasa, lunak, tidak merangsang dan diet seimbang. Merokok menghalangi penyembuhan tukak gaster kronik, menghambat sekresi bikarbonat pankreas, menambah keasaman bulbus duodeni, menambah refluks duodenogastrik akibat relaksasi sfingter pilorus sekaligus meningkatkan kekambuhan tukak. Merokok sebenarnya tidak mempengaruhi sekresi asam lambung tetapi dapat memperlmbat kesembuhan luka tukak serta meningkatkan angka kematian karena efek peningkatan kekambuhan penyakit saluran pernapasan, penyakit paru obstruksi menahun (PPOM) dan penyakit jantung koroner.
19
2.2. Obat tradisional (OT) 2.2.1. Definisi
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turuntemurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional dan belum diuji khasiatnya secara klinis. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
2.2.2. Keuntungan Dan Manfaat OT
Dibandingkan
obat-obat
modern,
obat
tradisional
memiliki
beberapa
kelebihan, antara lain : efek sampingnya relatif rendah, dalam suatu ramuan dengan komponen berbeda memiliki efeksaling mendukung, pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif.
1. Efek samping obat herbal relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat
Obat herbal akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan tepat, baik takaran, waktu dan cara penggunaan, pemilihan bahan serta penyesuai dengan indikasi tertentu. a. Ketepatan takaran/dosis Daun sledri (Apium graviolens) telah diteliti dan terbukti mampu menurunkan tekanan darah, tetapi pada penggunaannya harus berhati-hati karena pada dosis berlebih (over dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan syok. Oleh karena itu dianjurkan agar jangan mengkonsumsi lebih dari 1 gelas perasan sledri untuk sekali minum. Demikian pula mentimun, takaran yang diperbolehkan tidak lebih dari 2 biji besar untuk sekali makan.
20
Untuk menghentikan diare memang bisa digunakan gambir, tetapi penggunaan lebih dari 1 ibu jari, bukan sekedar menghentikan diare bahkan akan menimbulkan kesulitan buang air besar selama berhari-hari (kebebelen). Sebaliknya penggunaan minyak jarak (Oleum recini) untuk usus-usus yang tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Demikian juga dengan pemakaian keji beling (Strobilantus crispus) untuk batu ginjal melebihi 2 gram serbuk (sekali minum) bisa menimbulkan iritasi saluran kemih. b. Ketepatan waktu penggunaan Sekitar tahun 1980-an terdapat suatu kasus di salah satu rumah sakit bersalin, beberapa pasien mengalami kesulitan persalinan akibat mengkonsumsi jamu cabe puyang sepanjang masa (termasuk selama masa kehamilan). Setelah dilakukan penelitian, ternyata jamu cabe puyangmempunyai efek menghambat kontraksi otot pada binatang percobaan. Oleh karena itu kesulitan melahirkan pada ibu-ibu yang mengkonsumsi cabe puyang mendekati masa persalinan karena kontraksi otot uterus dihambat terus-menerus sehingga memperkokoh otot tersebut dalam menjaga janin didalamnya. Sebaliknya jamu kunir asem bersifat abortivum sehingga mungkin dapat menyebabkan keguguran bila dikonsumsi pada awal kehamilan. Sehubungan dengan hal itu, seyogyanya bagi wanita hamil minum jamu cabe-puyang di awal kehamilan (antara 1-5 bulan) untuk menghindari resiko keguguran dan minum jamu kunirasemsaat menjelang persalinan untuk mempermudah proses persalinan. Kasus lain adalah penggunaan jamu sari rapet terus menerus sejak gadis hingga berumah tangga dapat menyebabkan kesulitan memperoleh keturunan bagi wanita yang kurang subur karena ada kemungkinan dapat memperkecil peranakan. c. Ketepatan cara penggunaan Daun kecubung (Datura metel L.) telah diketahui mengandung alkaloid turunan tropan yang bersifat bronkodilator (dapat memperlebar saluran pernafasan) sehingga dapat digunakan untuk pengobatan penderita asma. Penggunaannya dengan cara dikeringkan lalu digulung dan dibuat rokok serta dihisap (seperti merokok). Akibat kesalahan informasi yang diperoleh atau kesalah fahaman bahwasanya secara umum penggunaan obat herbal secara tradisional adalah direbus lalu diminum air seduhannya; maka jika hal itu diperlakukan terhadap daun kecubung, akan terjadi keracunan karena tingginya kadar alkaloid dalam darah. Orang Jawa menyebutnya ‘mendem kecubung’ dengan salah satu tandanya midriasis, yaitu mata membesar. d. Ketepatan pemilihan bahan secara benar
21
Berdasarkan pustaka, tanaman lempuyang ada 3 jenis, yaitu lempuyang emprit (Zingiber amaricans L) lempuyang gajah (Zingiber zerumbert L.) dan lempuyang wangi (Zingiber aromaticum L.). Lempuyang emprit dan lempuyang gajah berwarna kuning berasa pahit dan secara empiris digunakan untuk menambah nafsu makan; sedangkan lempuyang wangi berwarna lebih putih (kuning pucat) rasa tidak pahit dan berbau lebih harum, banyak digunakan sebagai komponen jamu pelangsing. Kenyataannya banyak penjual simplisia yang kurang memperhatikan hal tersebut, sehingga kalau ditanya jenisnya hanya mengatakan yang dijual lempuyang tanpa mengetahui apakah lempuyang wangi atau yang lain. Kerancauan serupa juga sering terjadi antara tanaman ngokilo yang di’anggap sama’ dengan keji beling, daun sambung nyawa dengan daun dewa, bahkan akhir-akhir ini terhadap tanaman kunir putih, dimana 3 jenis tanaman yang berbeda (Curcuma mangga, Curcuma zedoaria dan Kaempferiarotunda) seringkali sama-sama disebut sebagai ‘kunir putih’ yang sempat mencuat kepermukaan kar ena dinyatakan bisa digunakan untuk pengobatan penyakit kanker. e. Ketepatan pemilihan ramuan herbal untuk indikasi tertentu Kenyataan di lapangan ada beberapa herbal yang memiliki khasiat empiris serupa bahkan dinyatakan sama (efek sinergis). Sebaliknya untuk indikasi tertentu diperlukan beberapa jenis herbal yang memiliki efek farmakologis saling mendukung satu sama lain (efek komplementer). Walaupun demikian karena sesuatu hal, pada berbagai kasus ditemui penggunaan herbal tunggal untuk tujuan pengobatan tertentu. Misalnya seperti yang terjadi sekitar tahun 1985, terdapat banyak pasien di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah yang sebelumnya mengkonsumsi daun keji beling. Pada pemeriksaan laboratorium dalam urine-nya ditemukan adanya sel-sel darah merah (dalam jumlah) melebihi normal. Hal ini sangat dimungkinkan karena daun keji beling merupakan diuretik kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Akan lebih tepat bagi mereka jika menggunakan daun kumis kucing (Ortosiphon stamineus) yang efek diuretiknya lebih ringan dan dikombinasi dengan daun tempuyung (Sonchus arvensis) yang tidak mempunyai efek diuretik kuat tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium.
Penggunaan
daun
tapak
dara
(Vinca
rosea)
untuk mengobati
diabetes bukan merupakan pilihan yang tepat, sebab daun tapak dara mengandung alkaloid vinkristin danvinblastin yang dapat menurunkan jumlah sel darah putih (leukosit). Jika digunakan untuk penderita diabetes yang mempunyai jumlah leukosit normal akan membuat penderita rentan terhadap serangan penyakit karena terjadi penurunan jumlah leukosit yang berguna sebagai pertahanan tubuh.
22
2). Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat herbal/komponen bioaktif tanaman obat
Dalam suatu ramuan herbal umumnya terdiri dari beberapa jenis herbal yang memiliki efek saling mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan. Formulasi dan komposisi ramuan tersebut dibuat setepat mungkin agar tidak menimbulkan kontra indikasi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling menunjang terhadap suatu efek yang dikehendaki. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan bahwa suatu formulasi terdiri dari komponenutama sebagai unsur pokok dalam tujuan pengobatan, asisten sebagai unsur pendukung atau penunjang, ajudan untuk membantu menguatkan efek serta pesuruh sebagai pelengkap atau penyeimbang dalam formulasi. Setiap unsur bisa terdiri lebih dari 1 jenis herbal sehingga komposisi obat herbal lazimnya cukup komplek. Misalnya suatu formulasi yang ditujukan untuk menurunkan tekanan darah, komponennya terdiri dari : daun sledri (sebagai vasodilator), daun apokat atau akar teki (sebagai diuretika), daun murbei atau besaren (sebagai Caantagonis) serta biji pala (sebagai sedatif ringan). Formulasi lain dimaksudkan untuk pelangsing, komponennya terdiri dari : kulit kayu rapet dan daun jati belanda (sebagai pengelat), daun jungrahap (sebagai diuretik), rimpang kunyit dan temu lawak (sebagai stomakik sekaligus bersifat pencahar). Dari formulasi ini walaupun nafsu makan ditingkatkan oleh temu lawak dan kunyit, tetapi penyerapan sari makanan dapat ditahan oleh kulit kayu rapet dan jati belanda. Pengaruh kurangnya defakasi dinetralisir oleh temulawak dan kunyit sebagai pencahar, sehingga terjadi proses pelangsingan sedangkan proses defakasi dan diuresis tetap berjalan sebagaimana biasa. Terhadap ramuan tersebut seringkali masih diberi bahan-bahan tambahan (untuk memperbaiki warna, aroma dan rasa) dan bahan pengisi (untuk memenuhi jumlah/volume tertentu). Bahan tambahan sering disebut sebagai Coringen, yaitu c.saporis(sebagai penyedap rasa, misalnya menta atau kayu legi), c.odoris (penyedap aroma/bau, misalnya biji kedawung atau buah adas) dan c.coloris (memperbaiki warna agar lebih menarik, misalnya kayu secang, kunyit atau pandan). Untuk bahan pengisi bisa digunakan pulosari atau adas, sekaligus ada ramuan yang disebut ‘adas- pulowaras’ atau ‘adas pulosari’. Untuk sediaan yang berbentuk cairan atau larutan, seringkali masih diperlukan zat-zat atau bahan yang berfungsi sebagai Stabilisat or dan Solubilizer. Stabilisator adalah bahan yang berfungsi menstabilkan komponen aktif dalam unsur utama, sedangkan solubilizer untuk menambah kelarutan zat aktif. Sebagai
23
contoh, kurkuminoid, yaitu zat aktif dalam kunyit yang bersifat labil (tidak stabil) pada suasana alkalis atau netral, tetapi stabil dalam suasana asam, sehingga muncul ramuan ‘kunir -asem’. Demikian juga dengan etil metoksi sinamat, suatu zat aktif pada kencur yang agak sukar larut dalam air; untuk menambah kelarutan diperlukan adanya ‘suspending agent’ yang berperan sebagai solubilizer yaitu beras, sehingga dibuat ramuan ‘beras-kencur’. Selain itu beberapa contoh herbal yang memiliki efek sejenis (sinergis), misalnya untuk diuretik bisa digunakan daun keji beling, daun kumis kucing, akar teki, daun apokat, rambut jagung dan lain sebagainya. Sedangkan efek komplementer (saling mendukung) beberapa zat aktif dalam satu tanaman, contohnya seperti pada herba timi (Tymus serpyllum atau T.vulgaris) sebagai salah satu ramuan obat batuk. Herba timi diketahui mengandung minyak atsiri (yang antara lain terdiri dari : tymol dan kalvakrol) serta flavon polimetoksi. Tymol dalam timi berfungsi sebagai ekspektoran (mencairkan dahak) dan kalvakrol sebagai anti bakteri penyebab batuk; sedangkan flavon polimetoksi sebagai penekan batuk non narkotik, sehingga pada tanaman tersebut sekurang-kurangnya ada 3 komponen aktif yang saling mendukung sebagai anti tusif. Demikian pula efek diuretik pada daun kumis kucing karena adanya senyawa flavonoid, saponin dan kali um.
3). Pada satu tanaman herbal bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi
Zat aktif pada tanaman obat umunya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan satu tanaman bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder; sehingga memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek tersebut adakalanya saling mendukung (seperti pada herba timi dan daun kumis kucing), tetapi ada juga yang seakan-akan saling berlawanan atau kontradiksi (sperti pada akar kelembak). Sebagai contoh misalnya pada rimpang temu lawak (Curcuma xanthoriza) yang disebutkan memiliki beberapa efek farmakologi, antara lain : sebagai anti inflamasi (anti radang), anti hiperlipidemia (penurun lipida darah), cholagogum (merangsang pengeluaran produksi cairan empedu), hepatoprotektor (mencegah peradangan hati) dan juga stomakikum (memacu nafsu makan). Jika diperhatikan setidak-tidaknya ada 2 efek yang kontradiksi,
yaitu antara anti
hiperlipidemia dan stomakikum. Bagaimana mungkin bisa terjadi pada satu tanaman, terdapat zat aktif yang dapat menurunkan kadar lemak/kolesterol darah sekaligus dapat bersifat memacu nafsu makan. Hal serupa juga terdapat pada tanaman kelembak (Rheum officinale) yang telah diketahui mengandung senyawa antrakinon bersifat non
24
polar dan berfungsi sebagai laksansia (urus-urus/pencahar); tetapi juga mengandung senyawa tanin yang bersifat polar dan berfungsi sebagai astringent/pengelat dan bisa menyebabkan konstipasi untuk menghentikan diare.
4). Obat herbal lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif
Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di Indonesia (bahkan di dunia) telah mengalami pergeseran dari penyakit infeksi (yang terjadi sekitar tahun 1970 ke bawah) ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif (sesudah tahun 1970 hingga sekarang). Hal ini seiring dengan laju perkembangan tingkat ekonomi dan peradaban manusia yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi dengan berbagai penemuan baru yang bermanfaat dalam pengobatan dan peningkatan kesejahteraan umat manusia. Pada periode sebelum tahun 1970-an banyak terjangkit penyakit infeksi yang memerlukan penanggulangan secara cepat dengan mengunakan antibiotika (obat modern). Pada saat itu jika hanya mengunakan herbal atau Jamu yang efeknya lambat, tentu kurang bermakna dan pengobatannya tidak efektif. Sebaliknya pada periode berikutnya hinga sekarang sudah cukup banyak ditemukan turunan antibiotika baru yang potensinnya lebih tinggi sehingga mampu membasmi berbagai penyebab penyakit infeksi. Akan tetapi timbul penyakit baru yang bukan disebabkan oleh jasad renik, melainkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Penyakit ini dikenal dengan sebutan penyakit metabolik dan degeneratif. Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes (kecing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), asam urat, batu ginjal dan hepatitis; sedangkan penyakit degeneratif diantaranya
: rematik (radang
persendian), asma (sesak
lambung), haemorrhoid (ambaien/wasir)
dan pikun (Lost
of
nafas),ulser (tukak memory).
Untuk
menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakain obat dalam waktu lama sehinga jika mengunakan obat modern dikawatirkan adanya efek samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan herbal (obat alam), walaupun penggunaanya relatif lebih lama namun efek samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga lebih aman.
25
2.2.3. Kunyit
Gambar 5 Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan ( perenial ) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia (Jawa), dan Filipina (Kementrian Ristek, 2003). Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset ) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuningkuningan (Kementrian Ristek, 2003). Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah (Kementrian Ristek, 2005).
26
Daun kunyit dapat digunakan sebagai obat borok karena memiliki sifat sebagai antiseptik dan antibakteri. Rimpang kunyit digunakan sebagai obat luar untuk mengobati eksim, bengkak dan rematik, bengkak karena digigit serangga atau gatalgatal karena ulat bulu. Juga dapat digunakan untuk memperlancar air susu ibu. Sebagai obat dalam, kunyit digunakan untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan, seperti panas dalam, demam, diare, sesak nafas, gusi bengkak, kencing manis, kencing batu, hepatitis dan untuk membersihkan rahim baik pada wanita yang baru melahirkan maupun setelah mendapat haid (Triani, 2007). Beberapa penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan, kunyit memunyai aktivitas sebagai antiinflamasi (antiperadangan), aktivitas terhadap peptic ulcer, antitoksik, antihiperlipidemia, dan aktivitas antikanker (Triani, 2007).
2.2.4. Kandungan Pada Kunyit
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang
terdiri
dari
kurkumin
,
desmetoksikumin
sebanyak
10%
dan
bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneoldan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garamgaram mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium. Kurkumin (bahasa
Inggris: diferuloylmethane) adalah senyawa aktif
yang
ditemukan pada kunir, berupa polifenol dengan rumus kimia C 21H20O6. Kurkumin memiliki dua bentuk tautomer: keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. Kurkumin merupakan senyawa yang berinteraksi
dengan asam
borat menghasilkan senyawa
berwarna merah yang disebut rososiania. Senyawa turunan kurkumin disebut kurkuminoid, yang hanya terdapat dua macam, yaitu desmetoksikurkumin dan bis-desmetoksikurkumin, sedangkan in vivo, kurkumin akan berubah menjadi senyawa metabolit berupa dihidrokurkumin atau tetrahidrokurkumin sebelum kemudian dikonversi menjadi senyawa konjugasi monoglusuronida. Kurkumin dikenal karena sifat antitumor dan antioksidan yang dimilikinya, selain banyak kegunaan medis seperti;
Melindungi saraf, mengurangi risiko radang otak vasospasma dan mengembalikan homeostasis energi pada sistem otak yang terganggu akibat terluka atau trauma.
27
menghambat
dan
mengurangi
penumpukan
plak
amiloid-beta
pada
penderita Alzheimer.
Melindungi hati, antara lain dari hemangioendotelioma, hepatokarsinoma, Hepatitis B.
Melindungi pankreas dari
akibat
rasio sitokina yang
berlebihan,
bahkan
setelah transplantasi, serta menurunkan resistansi terhadap insulin dan leptin
Melindungi sel Leydig dari pengaruh alkohol.
Menurunkan peradangan pada jaringan adiposa.
Selain itu kurkumin juga:
Menghambat indoleamina 2,3-dioksigenase, sebuah enzim yang berperan dalam degradasi triptofan pada sel dendritik yang distimulasi oleh LPS atau interferon, dan menghambat matangnya sel dendritik. Ekspresi siklo oksigenase-2 yang diinduksi oleh LPS dan produksi prostaglandin E2 akan meningkat, dan mengakibatkan de-ekspresimolekul CD80, CD86 dan MHC I dan menghambat produksi sitokina IL-12 p70 dan TNF-α. Menghambat angiogenesis.
Menghambat lintasan COX dan LO pada metabolisme eikosanoid. Kurkumin sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, seperti kanker payudara, namun menunjukkan sifat toksik terhadap kultur sel punca. Defisiensi COX dapat mengakibatkan sindrom Leigh, SCO2 (hypertrophic
cardiomyopathy),
SCO1
(gagal
hati, koma
ketoasidosis),
and
COX10
(encephalopathy, tubulopathy). Dalam penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Arizona tersebut mereka menemukan kunyit mengandung unsur kunci protein yang disebut NFkappa B yang mengendalikan aktifitas senyawa yang menimbulkan peradangan dibagian persendian (Funk, 2006).
2.2.5. Manfaat Dan Kerja Kunyit Pada Penyakit Saluran Cerna Atas
Ketika lapisan perut (lambung) terkikis, meradang atau terjadi iritasi, kita dikatakan menderita gastritis akut atau kronis. Hal ini disebabkan karena stres, konsumsi alkohol berlebihan, sering muntah dan penggunaan jangka panjang obat antiinflamasi seperti aspirin. Gastritis juga disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori yang menginfeksi perut, refluks empedu, infeksi virus dan bakteri atau anemia pernisiosa.
28
Dokter mengidentifikasi gastritis melalui gejala, berbagai tes atau endoskopi. Gejala umumnya dapat berupa perut kembung, gangguan pencernaan, mual, diare kronis, cegukan, kehilangan nafsu makan, rasa terbakar di perut, tinja berwarna hitam atau muntah darah. Gastritis harus segera diobati, jika terlambat dapat menyebabkan tukak dan meningkatkan risiko kanker perut. Gastritis diobati dengan kombinasi obat tergantung pada penyebab dan diet yang tepat.
Kunyit dan Gastritis
Kunyit mengandung kurkumin yang merupakan polifenol dengan antiinflamasi, antioksidan, antibakteri dan antijamur. Hal ini dapat menurunkan kadar enzim inflamasi dalam tubuh dan bahkan meningkatkan sistem pencernaan dengan membantu produksi empedu oleh kandung empedu. Karena kurkumin mengandung antioksidan, ianya dapat melindungi tubuh dari kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Tanaman ini telah digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan di Ayurvedic dan Cina untuk mengobati gastritis karena dapat mengurangi asam lambung dan mencegah peradangan pada dinding usus. Dalam sebuah studi tahun 2001 tentang efek kurkumin pada gastritis dan tukak lambung, ditemukan bahwa hal itu bisa meringankan gejala gastritis dalam beberapa minggu. Penelitian ini dilakukan pada 24 pasien laki-laki dan 21 pasien perempuan dalam kelompok usia 16-60 dengan tukak lambung. 7 perempuan dan 18 pasien lakilaki menjalani endoskopi untuk menemukan tukak, menentukan ukuran dll pasien dengan diberi 300mg kapsul penuh bubuk kunyit lima kali sehari. Hasil ini dipelajari setelah 4 minggu pengobatan. Pada 12 kasus, ulkus menghilang setelah 4 minggu, pada 18 pasien setelah 8 minggu. 20 orang pasien tidak memiliki ulkus tapi tampaknya menderita gastritis, erosi lambung dan dispepsia. Pasien-pasien ini diberi kursus 4 minggu kapsul kunyit. Perut mereka yang tidak nyaman dan nyeri menjadi mereda dan mereka bisa makan makanan biasa. Tidak ada efek samping setelah mengonsumsi kunyit pada semua pasien yang memiliki fungsi ginjal dan hati yang normal. Bakteri Helicobacter pylori dapat menyebabkan tukak lambung, gastritis dan kanker lambung. Kurkumin diferuloylmethane tampaknya menghambat pertumbuhan H.pylori. Sebuah studi in vivo dari 65 H.pylori yang diisolasi klinis dipelajari dengan sebelumnya diobati dengan kurkumin. Kurkumin menghentikan pertumbuhan semua strain H.pylori. Ketika tikus yang terinfeksi H.pylori diberi kurkumin. kurkumin efektif dalam membasmi bakteri dan melindungi tikus dari kerusakan lambung. Studi ini
29
menunjukkan sebuah potensi bahwa kunyit mungkin dapat mengobati infeksi H.pylori dan penyakit lain seperti gastritis. Bakteri H.pylori diketahui menyebabkan sebagian besar infeksi pada saluran cerna yang dapat mempengaruhi sebuah populasi. Oleh karena itu, ada banyak studi tentang berbagai terapi yang dapat melindungi kita terhadap infeksi dari bakteri ini. Pemberantasan H.pylori terutama dapat membantu mencegah gastritis disebabkan oleh tukak lambung duodenum. Karena banyak strain bakteri ini resisten terhadap pengobatan konvensional, sehingga diperlukan metodologi baru. Oleh karena itu studi in vitro dilakukan pada penggunaan air dan ekstrak eter kayu manis dan kunyit pada 5 H.pylori strain. Ekstrak air dari tanaman kunyit menunjukkan efek antibakteri yang paling ampuh. Sebuah studi internasional dilakukan pada 6 strain H.pylori pada pasien dengan tukak lambung. 25 tanaman obat yang dipilih dan ekstrak air masing-masing diperoleh. Kunyit adalah yang paling efektif, menewaskan 100% dari H.pylori dalam waktu 15 menit. Sebuah studi 2004 menemukan bahwa curcumin dapat mencegah proses seluler penting untuk pertumbuhan bakteri H.pylori. Bakteri gram negatif ini dapat menyebabkan gastritis, ulkus dan bahkan adenokarsinoma lambung. H.pylori menyebabkan hamburan sel atau respon motogenic yang dapat mengaktifkan sitokin pro-inflamasi dan faktor transkripsi dan mengakibatkan kematian sel epitel. Studi ini menemukan bahwa kunyit mampu memblokir respon motogenic ini dan bisa efektif dalam mengobati H.pylori. Berbagai produk alami seperti asam lemak omega-3, kurkuminoid, minyak biji hitam dan omeprazole - obat sintetik - diuji pada gastritis. Sementara omeprazole membantu dengan gastritis, ada efek samping tertentu. Namun, kombinasi dari tiga produk alami yang dikonsumsi selama 3 minggu dapat menormalkan mukosa lambung dan mungkin digunakan di masa depan untuk mengobati gastritis.
Kunyit Menekan Asam Lambung
Perut adalah organ yang berguna, tetapi tidak benar-benar penting. Orang bisa bertahan hidup dengan baik tanpa perut sama sekali-dan beberapa orang dapat melakukannya, karena perut mereka yang sakit atau terluka telah diangkat melalui pembedahan (mereka memiliki kebutuhan gizi khusus, sehingga usus mereka dapat
30
menangani tugas pencernaan). Sedangkan ada juga yang dilakukan pembedahan pada lambungnya, sehingga mengurangi ukuran untuk membantu mereka makan lebih sedikit dan dengan demikian menurunkan berat badan. Satu hal yang tidak pernah terjadi, meskipun, adalah memiliki perut yang diikat di dasar, mencegah apa pun dari keluar ke duodenum. Bagaimanapun, ini adalah teknik eksperimental klasik yang digunakan pada tikus untuk mempelajari efek dari obat atau nutrisi pada kasus asam lambung yang tinggi, atau sekresi asam berlebih. Ketika pilorus (sphincter di dasar perut) yang diikat, asam lambung berkembang dengan cepat dan menyebabkan ulserasi lapisan mukosa lambung. Di Korea Selatan baru-baru ini, para ilmuwan menggunakan tekhnik ini untuk mempelajari efek dari ekstrak kunyit dibandingkan dengan ranitidin, obat yang mengurangi sekresi lambung asam klorida. Ranitidin umumnya diresepkan untuk ulkus lambung dan duodenum dan refluks gastroesofagus (rasa terbakar di dada) Tikus yang telah diberi makan, tapi bukan air, selama 18-24 jam diberi ekstrak air kunyit (Curcuma longa), ranitidine cair, atau larutan garam polos secara oral. Satu jam kemudian, mereka dibius ringan dan pylorus mereka diikat melalui sayatan perut kecil. Delapan jam setelah itu, mereka dibunuh, dan perut mereka dengan hati-hati dipindahkan, kemudian dibuka, dan diperiksa dengan mikroskop untuk membuktikan adanya ulserasi atau tidak. Seperti yang diharapkan, larutan garam tidak melindungi perut tikus dari ligasi yang menginduksi asam lambung, ditemukan adanya ulserasi luas dari mukosa lambung. Sedangkan kedua terapi kunyit dan ranitidin dapat meminimalisir ulkus. Ulserasi nyata berkurang: kedua agen ini sangat dapat menekan peningkatan asam lambung, melalui efek penghambatan terhadap reseptor histamin tertentu yang disebut H2R, yang terlibat dalam sekresi asam lambung. Kurkumin, komponen aktif utama kunyit, tidak aktif dalam hal ini, sedangkan komponen kunyit lainnya tidak begitu jelas. Selektif inhibisi oleh C. longa dari H2R (H2 Reseptor) dan sekresi asam lambung menunjukkan bahwa ekstrak C. longa atau komponen aktif dapat menjanjikan kandidat terapi untuk pengobatan ulkus lambung dan penyakit H2R terkait lainnya.
2.2.6. Dosis Terapi
Untuk keasaman lambung yang rendah, gangguan pencernaan, dispepsia atau sakit maag, dosis yang dianjurkan kunyit 500mg empat kali sehari. Hal ini disimpulkan setelah penelitian yang menemukan kunyit adalah agen karminatif yang dapat
31
meredakan gangguan pencernaan. Dosis standar bubuk kunyit adalah 400-600mg tiga kali sehari, potongan akar - 1.5-3g perhari, bubuk kering dari akar kunyit - 1-3g tiap hari dan ekstrak cairan - 30-90 tetes perhari. Menurut University of Maryland Medical Center, dosis yang diijinkan berbagai bentuk kunyit (untuk orang dewasa): • Potongan Umbi (cut root) 1,5-3 g per hari • Bubuk Kunyit Kering: 1-3 g per hari • Bubuk Standar (kurkumin): 400-600 mg, 3 kali per hari • Ekstrak Cairan (1: 1) 30 - 90 tetes sehari • Tingtur (1: 2): 15 - 30 tetes, 4 kali per hari Potongan Umbi ini pada dasarnya adalah kunyit segar dan masih memeiliki kelembaban yang baik. Potongan Umbi sangat baik untuk membuat acar dan menambah salad. Bubuk Kunyit Kering adalah cara yang paling umum dalam memanfaatkan kunyit. Dibuat dengan mengeringkan potongan umbi dan selanjutnya membuat bubuk. Pengeringan akan menyebabkan hilangnya kelembaban dan mungkin dari beberapa aspek menguntungkan dari kunyit, namun tidak ada kerusakan serius yang terjadi. Sedangkan bubuk standar (kurkumin) pada dasarnya disebut juga sebagai suplemen. Produsen suplemen ekstrak kurkumin dari kunyit dan kemudian mengolahnya menjadi bubuk standar. Ini kemudian dijual sebagai suplemen kunyit di pasar. Konsentrasi kurkumin tergantung oleh jenis produsen yang mengolahnya. Sedangkan berdasarkan WebMD (penyedia dan pusat informasi kesehatan) adalah :
Untuk sakit perut (dispepsia): 500 mg kunyit empat kali sehari.
Untuk osteoarthritis: 500 mg dua kali sehari dari ekstrak kunyit tertentu (Meriva, INDENA); 500 mg empat kali sehari dari produk non-komersial juga telah digunakan.
Untuk rheumatoid arthritis (RA): 500mg dua kali sehari dari formulasi khusus dari konstituen kunyit, kurkumin (BCM-95®, Arjuna Alam Ekstrak, India), telah digunakan. Dua yang pertama terkait dengan bubuk kunyit normal dan yang ketiga - BCM-
95®, Arjuna Alam Ekstrak - dengan bubuk standar 95%. Semuanya berada dalam jangkauan 2g. Berdasarkan Dr. Weil , kita dapat mengambil dan mengonsumsi 400-600 mg ekstrak tiga kali sehari. Disini tentu saja yang dimasksu adalah suplemen (Bubuk yang terstandarisasi)
32
Dari uraian di atas, WebMD dan Dr Weil berada di bawah kisaran tertentu dari University of Maryland Medical Center, sehingga takaran yang dibuat oleh University of Maryland Medical Center mewakili kesemuanya.
Perbedaan dosis dalam beberpa studi penelitian
Ketika meneliti tentang dosis kunyit yang berlebih, Keshav menemukan hal yang sangat menarik dan melihat ke belakang dan berpikir tentang hal itu. Banyak peneliti memberikan dosis 8 gr per hari untuk pasien. Ini sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh University of Maryland Medical Center. Keshav menyimpulkan ada dua jenis dosis kunyit yang dapat digunakan, yaitu preventif dan kuratif. Preventif digunakan dengan dosis yang rendah dan dapat digunakan seumur hidup. Kuratif dibutuhkan ketika menghadapi masalah lain, seperti beberapa penelitian menyarankan memberikan dosis tinggi pada penderita kanker dan juga dibutuhkan tindakan terapi yang cepat. Jadi ketika ada yang menderita karena nyeri karena radang sendi, maka pemberisan dosis tinggi diperbolehkan.
Sari Kunyit
Gambar 6
33
Komposisi : Setiap kapsul terdiri dari 500 mg dari ekstrak kunyit, se tara dengan 100 mg kurkuminoid standar atau 40 g kunyit segar
Manfaat :
Membantu menjaga kesehatan saluran cerna
Keuntungan dari SidoMuncul sari kunyit :
Pengujian toksik subkronik oleh Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranata di Bandung, menunjukan Sari Kunyit aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Untuk pengobatan gastritis, kurkumin tidak hanya menetralisir asam lambung tapi juga mengurangi jumlah produksi asam lambung, dan menyembuhkan luka pada lambung.
Diproses dengan standar GMP (Good Manufacturing Practice) pada temperatur dibawah 60 °C untuk menjaga stabilitas kurkumin sebagai zat yang aktifAnalyzed at professionally-accredited laboratories.
Tiap kapsul terdiri dari 100 mg dari kurkumin yang terstandarisasi.
Terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan, TR. 092 301 711
Dosis : Untuk Perawatan : 3 x 1 kapsul sehari. Untuk Pengobatan : 3 x 2 kapsul sehari. baik dimakan sebelum makan. Tidak direkomendasikan untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Kewaspadaan
Suplemen Kunyit yang diambil lebih dapat menyebabkan gangguan pencernaan, diare, mual atau pusing. Rempah-rempah kunyit digunakan dalam makanan adalah aman bagi siapa saja untuk mengkonsumsi. Mereka yang memiliki masalah kandung empedu, ibu hamil dan menyusui, siapa pun yang membutuhkan operasi dan pasien diabetes harus menghindari suplemen kunyit.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam membuat karya tulis ilmiah ini penulis memanfaatkan perpustakaan fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah dan internet untuk mencari sumbersumber pustaka yang terkait. Dalam pencarian sumber, penulis berusaha mencari jurnal dan hasil penelitian empiris terkait judul karya tulis ilmiah ini. Penelitian yang pernah dilakukakan baik di dalam negeri dan juga luar negeri.
35
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Aktivitas Farmakologi 4.1.1. Peran Kurkumin Pada Gastritis
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebutkurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, demestoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat bermanfaat
lainnya.
R1=R2=OCH3
Kunyit
memilikikandungan
zat
10%,Demetoksikurkumin
Bisdemetoksikurkumin:R1=R2
=H,
Sisanya
minyak
antara
lain;
Kurkumin:
:R1=OCH3,R2=H1-5%, asiri/Volatil
oil
(keton
sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil) lemak 1-3%, karbonhidrat3%, protein 30%, pati8%, vitamin C 45-55%, garamgaram mineral (zat besi,fosfor, dan kalsium) (www.iptek.net.id).
Gambar 7
Kurkumin
merupakan
komponen
terbesar.
Sering
kadar
total
kurkuminoiddihitung sebagai % kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkuminyang merupakan kandungan aktif kunyit.(I Ketut Adnyana.2004)
36
Kunyit dapat menyembuhkan luka sudah diketahui melalui penelitian yang dilaporkan sejak 1953. Hasil penelitian menunjukkan,dengan kunyit laju penyembuhan meningkat 23,3% pada kelinci dan 24,4% pada tikus. Penemuan ini, dan penggunaannya secara tradisional untuk dyspepsia, merangsang penelitian lebih lanjut. Pemberian ekstrak air atau ekstrak etanol kunyit secara oral pada kelinci secara nyata menurunkan sekresi asam lambung dan meningkatkan produksi mucus pada mukosa lambung. Hasil ini memperlihatkan efek terapeutik kunyit untuk penyakit lambung dimungkinkan akibat efek stimulasi mucus. Jusdan bubuk kunyit juga memperlihatkan aktivitas antiulcer yang diakibatkan oleh pemberian dosis tinggi HCL, aspirin, dan tekanan pada tikus. Dosisnya masing-masing 165 mg/kg bobot badan untuk jus kunyit dan 10g/kg bobot badan untuk bubuk kunyit (Lucie Widowati.2003). Kandungan aktif kurkumin secara eksperimental efektif dalam mencegah dan memperbaiki luka lambung yang diinduksi oleh phenylbutazone dan aspirin.Kurkumin meningkatkan mucus lambung sehingga aktivitas tukak lambung dapat dijelaskan melalui stimulasi produksi mucus. Percobaan klinis efek kunyit pada tukak lambung dilakukan terhadap 10 pasien. Obat diberikan secara oral dengan dosis 2 kapsul 250 mg, 4 kali sehari, setengah sampai satu jam sebelum makandan sebelum tidur. Pemeriksaan endoskopik dijalankan periodik sebelum pengobatan dan 4, 8, 12 minggu setelah pengobatan. Tukak sepenuhnya tersembuhkan pada 5 pasien dalam 4 minggu atau 7 pasien dalam 4-12 minggu (LucieWidowati.2003). Dalam sebuah studi tahun 2001 tentang efek kurkumin pada gastritis dan tukak lambung, ditemukan bahwa kurkumin bisa meringankan gejala gastritis dalam beberapa minggu. Penelitian ini dilakukan pada 24 pasien laki-laki dan 21 pasien perempuan dalam kelompok usia 16-60 dengan tukak lambung. 7 perempuan dan 18 pasien lakilaki menjalani endoskopi untuk menemukan tukak dan juga menentukan ukuran tukak pada pasien tersebut, kemudian diberi 300mg kapsul penuh bubuk kunyit lima kali sehari. Hasil ini dipelajari setelah 4 minggu pengobatan. Pada 12 kasus, ulkus menghilang setelah 4 minggu, pada 18 pasien setelah 8 minggu. 20 orang pasien tidak memiliki ulkus tapi tampaknya menderita gastritis, erosi lambung dan dispepsia. Pasien-pasien ini diberi terapi 4 minggu kapsul kunyit. Perut mereka
yang tidak
nyaman dan nyeri menjadi mereda dan mereka bisa makan makanan biasa. Tidak ada efek samping setelah mengonsumsi kunyit pada semua pasien yang memiliki fungsi ginjal dan hati yang normal.
37
Bakteri Helicobacter pylori dapat menyebabkan tukak lambung, gastritis dan kanker lambung. Kurkumin diferuloylmethane tampaknya menghambat pertumbuhan H.pylori. Sebuah studi in vivo dari 65 H.pylori yang diisolasi klinis dipelajari dengan sebelumnya diobati dengan kurkumin. Kurkumin menghentikan pertumbuhan semua strain H.pylori. Ketika tikus yang terinfeksi H.pylori diberi kurkumin. kurkumin efektif dalam membasmi bakteri dan melindungi tikus dari kerusakan lambung. Studi ini menunjukkan sebuah potensi bahwa kunyit mungkin dapat mengobati infeksi H.pylori dan penyakit lain seperti gastritis. Sebuah studi internasional dilakukan pada 6 strain H.pylori pada pasien dengan tukak lambung. 25 tanaman obat yang dipilih dan ekstrak air masing-masing diperoleh. Kunyit adalah yang paling efektif, menewaskan 100% dari H.pylori dalam waktu 15 menit. Sebuah studi 2004 menemukan bahwa curcumin dapat mencegah proses seluler penting untuk pertumbuhan bakteri H.pylori. Bakteri gram negatif ini dapat menyebabkan gastritis, ulkus dan bahkan adenokarsinoma lambung. H.pylori menyebabkan hamburan sel atau respon motogenic yang dapat mengaktifkan sitokin pro-inflamasi dan faktor transkripsi dan mengakibatkan kematian sel epitel. Studi ini menemukan bahwa kunyit mampu memblokir respon motogenic ini dan bisa efektif dalam mengobati H.pylori.
4.1.2. Kunyit Sebagai Anti Inflamasi (peradangan)
Obat yang diberikan secara intraperitoneal pada tikus efektif untuk mengurangi inflamasi (peradangan) akut dan kronik. Efektivitas obat terhadap tikus yang dilaporkan sama dengan hidrokortison asetat atau indometasin untuk anti-inflamasi. Jus kunyit atau serbuk yang diberikan secara oral tidak menghasilkan efek antiinflamasi, hanya injeksi intraperitoneal (ke organ dalam perut) yang efektif. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil, kurkumin hanya dapat dideteksi pada feces, namun tidak pada sel darah, plasma atau urine. Hal ini dise babkan kurkumin memunyai ketersediaan hayati yang rendah dan kurkumin merupakan senyawa yang sangat lipofil. Minyak atsiri dari rimpang kunyit menunjukkan aktivitas antiinflamasi pada tikus yang menekan arthritis, udem tangan/kaki yang diinduksi dengan karagenan dan inflamasi yang diinduksi dengan hialuronidase. Aktivitas antiinflamasi, tampaknya melalui penghambatan enzim tripsin dan hialuronidase. Kurkumin dan turunannya yaitu
38
natrium-kurkuminat yang diberikan secara intraperitoneal (ke organ dalam perut) dan oral menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang kuat yaitu dengan menekan udem yang diinduksi dengan karagenan pada tikus. Khasiat anti inflamasi kunyit sebanding dengan hydrokortison asetat yang menyembuhkan
inflamasi
akibat
induksi
karagenin.
Ekstrak
air(hasil
ekstraksimenggunakan air) 40 mg/kg berkhasiat sama dengan indomentasin 5 mg/kg bobot badan. Khasiat inflamasi ini akibat adanya minyak asiri. Untuk menggunakannya sebagai obat gastritis diperlukan 2 jari tangan kunyit. Bahan ini dikupas dan dibersihkan, diparut, dan ditambah air matang. Setelah itu, diperas melalui kain bersih. Hasilnya didiamkan dan diambil air beningnya. Dalam sehari diminum 2 kali, masingmasing satu ramuan. Meminumnya pagi sebelum makan dan malamsebelum tidur (Lucie Widowati.2003). Suatu kajian telah dilakukan oleh saintis penyelidik dari Universiti Tel Aviv, Israel yang mendapati kunyit mempunyai sejenis bahan aktif dikenali kurcumin. Dalam dosis yang tinggi, unsur itu mampu memberikan kesan terapeutik untuk menentang keradangan. Menurut Dr. Shahar Lev-Ari dari Fakultas Kesehatan Umum, Univeristi Tel Aviv, kajian yang dilakukan bersama para penyelidik lain mendapati kurkumin mampu melawan kanker apabila digabungkan dengan sejenis obat anti radang yang lain. kurkumin bertindak menetralkan radikal bebas selain mampu menjadi antioksidan untuk memusnahkan radikal bebas sebagai faktor penyebab utama munculnya sel kanker. (Kosmo.2011 ). Beberapa penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan, kunyit memunyai aktivitas sebagai antiinflamasi (antiperadangan), aktivitas terhadap peptic ulcer, antitoksik, antihiperlipidemia, dan aktivitas antikanker (Triani, 2007).
4.1.3. Kunyit Menekan Asam Lambung
Di Korea Selatan, para ilmuwan menggunakan tekhnik eksperimental klasik yang digunakan pada tikus untuk mempelajari efek dari obat atau nutrisi pada kasus asam lambung yang tinggi, atau sekresi asam berlebih. Ketika pilorus (sphincter di dasar perut) yang diikat, asam lambung berkembang dengan cepat dan menyebabkan ulserasi lapisan mukosa lambung. Kemudian dari tekhnik tersebut, mereka mempelajari dan menguji efek dari ekstrak kunyit yang dibandingkan dengan ranitidin, obat yang
39
mengurangi sekresi lambung asam klorida. Ranitidin umumnya diresepkan untuk ulkus lambung dan duodenum dan refluks gastroesofagus (rasa terbakar di dada) Tikus yang telah diberi makan, tapi bukan air, selama 18-24 jam diberi ekstrak air kunyit (Curcuma longa), ranitidine cair, atau larutan garam polos secara oral. Satu jam kemudian, mereka dibius ringan dan pylorus mereka diikat melalui sayatan perut kecil. Delapan jam setelah itu, mereka dibunuh, dan perut mereka dengan hati-hati dipindahkan, kemudian dibuka, dan diperiksa dengan mikroskop untuk membuktikan adanya ulserasi atau tidak. Seperti yang diharapkan, larutan garam tidak melindungi perut tikus dari ligasi yang menginduksi asam lambung, ditemukan adanya ulserasi luas dari mukosa lambung. Sedangkan kedua terapi kunyit dan ranitidin dapat meminimalisir ulkus. Ulserasi nyata berkurang: kedua agen ini sangat dapat menekan peningkatan asam lambung, melalui efek penghambatan terhadap reseptor histamin tertentu yang disebut H2R, yang terlibat dalam sekresi asam lambung. Kurkumin, komponen aktif utama kunyit, tidak aktif dalam hal ini, sedangkan komponen kunyit lainnya tidak begitu jelas. Selektif inhibisi oleh C. longa dari H2R (H2 Reseptor) dan sekresi asam lambung menunjukkan bahwa ekstrak C. longa atau komponen aktif dapat menjanjikan kandidat terapi untuk pengobatan ulkus lambung dan penyakit H2R terkait lainnya.
4.1.4. Uji Toksisitas Kunyit
Studi keamanan (uji toksisitas) terhadap rimpang kunyit menunjukkan,ekstrak kunyit aman digunakan dalam dosis terapi. Rimpang kunyit yang diberikan secara oral tidak memberikan efek teratogenik(dampak padaembrio/janin) pada tikus. Keamanan ekstrak kunyit selama kehamilan belum terbukti, penggunaan selama kehamilan harus di bawah pengawasan medis . Selain itu orang dengan penyakit batu empedu atau hambatan pada saluran empedu sebaiknya bicara dengan dokter sebelum memakai kurkuma. Ekskresi ekstrak kunyit melalui ASI dan efeknya pada bayi belum terbukti, sebaiknya penggunaanselama menyusui di bawah pengawasan medis. Dari uji toksisitas yang telah dilakukan selama 90 hari untuk konsumsi kunyit diperoleh hasil bahwa efek toksik terjadi pada 50 kali dosis yang biasa digunakan manusia setiap harinya (Yayasan Spiritiaet al .2005) Pengujian toksik subkronik oleh Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranata di Bandung, menunjukan Sari Kunyit aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
40
Suplemen kunyit yang dikonsumsi lebih dapat menyebabkan gangguan pencernaan, diare, mual atau pusing. Rempah-rempah kunyit digunakan dalam makanan adalah aman bagi siapa saja untuk mengkonsumsi. Mereka yang memiliki masalah kandung empedu, ibu hamil dan menyusui, siapa pun yang membutuhkan operasi dan pasien diabetes harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi suplemen kunyit.
41
BAB V PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan hasil penelitian yang penulis dapatkan. Penulis berpendapat bahwa kunyit tidak hanya dapat mengobati gastritis saja, namun juga penyakit saluran cerna atas lainnya yang timbul oleh pengaruh peningkatan asam lambung dan kerusakan mukosa saluran cerna. Pada penyakit GERD, salah satu faktor predisposisinya adalah paparan asam lambung yang terus menerus pada mukosa esofagus/kerongkongan, karena lemahnya sfingter atas lambung atau peningkatan tekanan intra abdominal. Pada penyakit tukak lambung dan usus halus juga demikian. Karena asam lambung yang berlebihan keluar dari lambung atau terjadinya sumbatan pada saluran empedu sehingga peningkatan asam ini merusak lapisan mukosa usus halus. Dalam salah satu penelitian yang sudah diuraikan di atas, bila peningkatan asam lambung ditekan maka gejala-gejala dari penyakit saluran cerna atas ini akan berkurang dan kunyit juga bisa menyembuhkan luka pada saluran cerna. Jika dengan hanya kunyit saja bisa mencegah dan mengobati 3 jenis penyakit ini, maka pengobatan akan semakin murah, efektif dan efisien. Dalam pengobatan gastritis, penyakit GERD dan tukak peptikum ini. Dokter biasanya memberikan jenis obat kimia yang sama, namun berbeda dosisnya. Jenis obat seperti antasida, penghambat pompa proton (omeparozol, lansopalzol, dan lainnya) dan antaganois reseptor H-2 (famotidin, ranitidin dan lainnya) adalah obat khas dari saluran cerna atas ini. Bila dibandingkan efek samping obat-obat ini dengan obat tradisional seperti kunyit maka obat kimia lebih banyak efek sampingnya. Namun, diperlukan banyak banyak simplisia kunyit untuk membuat sebuah kapsul kunyit karena proses ektraksi.
42
BAB VI PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kunyit adalah salah satu jenis obat tradisional yang memiliki khasiat dan manfaat yang baik, efisien, serta efektif untuk mengobati gastritis (maag), penyakit GERD dan tukak lambung. Kunyit memiliki efek samping yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan obat kimia dan dapat ditolerir oleh tubuh memalui proses ekskresi tubuh (Miksi). Dalam menjadikannya sebagai obat diperlukan simplisia kunyit yang cukup banyak karena proses ekstraksi zat aktif kunyit untuk menunjang khasiatnya. 5.2. Saran
Dalam mencari sumber kepustakaan, penulis mengalami sedikit kesulitan. Ini dikarenakan kurangnya buku terkait obat tradisional yang berhubungan dengan penyakit atau klinis. Penulis menyarankan untuk karya tulis ilmiah tahun depan dapat dilakukan pengujian dengan metodologi penelitian yang sebenarnya. Bisa dilakukan dengan metode pengujian terhadap pasien yang ada di RSI Siti Rahmah atau juga pada keluarga terdekat.
43