Pengecoran logam Dr. Ir. Koswara MSc
ﻗﺴﻮر 1
Bab. 1. Pendahuluan •
Pengecoran adalah proses pembuatan produk dari logam cair, langsung menjadi produk jadi. – Dalam bahasa Inggris proses ini disebut Foundry
•
Syarat agar logam mampu dicor dengan baik – Ditunjukkan dengan mampu alir atau fluiditas yang tinggi
•
Logam yang umum dicor adalah: – – – – –
Besi cor Aluminium Tembaga Magnesium Zinc
2
Bab. 1. Pendahuluan •
Jenis jenis engecoran: – – – – – –
Sand casting Permanent mold gravity casting Investment casting Tixo forming High Pressure Die Casting Centrifugal casting
3
Bab. 1. Pendahuluan Logam cor yang paling banyak dipakai adalah: • Besi cor ductile • Besi cor kelabu: – – – – – – – – –
•
Construction castings Motor vehicles Farm equipment Engines Refrigeration and heating Construction machinery Valves Soil pipe Pumps and compressors
Besi cor maleable – – – – – –
Motor vehicles Valves and fittings Construction machinery Railroad equipment Engines Mining equipment
– – – – – – – –
•
Pressure pipe Motor vehicles Farm machinery Engines Pumps and compressors Valves and fittings Metalworking machinery Construction machinery
Baja – – – – –
Railroad equipment Construction equipment Mining machinery Valves and fittings General and special industrial machinery – Motor vehicles – Metalworking machinery
4
Bab. 1. Pendahuluan •
Aluminium: – – – – – – – – –
•
Auto and light truck Aircraft and aerospace Other transportation Engines Household appliances Office machinery Power tools Refrigeration, heating, air conditioning
Magnesium – – – –
Power tools Sporting goods Anodes Automotive
•
Tembaga: – – – – – – –
•
Valves and fittings Plumbing brass goods Electrical equipment Pumps and compressors Power transmission equipment General machinery Transportation equipment
Zinc – – – – –
Automotive Building hardware Electrical components Machinery Household appliances
5
Bab. 1. Pendahuluan
Turbin Pelton, stainless steel, 35 ton
Blok mesin, 12 silinder, besi cor kelabu
Transmision case, Die casting, aluminium
Clamp, ductile iron
Video Camera case,
Door handle,
Die casting, Magnesium
Die casting, Zinc
6
Bab. 1. Pendahuluan
Control Arm, Nodular cast iron
Control Arm, Nodular cast iron
housing, cmpacted graphite cast iron
7
Bab. 2. Pembekuan pada logam
Perubahan bentuk dari es menjadi air
Pembekuan pada logam murni dan pada logam paduan
Pembekuan dan pencairan pada logam murni
8
Bab. 2. Pembekuan pada logam
Diagram fasa pada logam yang saling melarutkan dan kurva pembekuan 9
Bab. 2. Pembekuan pada logam
Pembekuan dua tahap logam paduan
Penyusunan diagram fasa berdasarkan kurva pembekuan Titik 1 dan 5 adalah logam murni, Titik 4 adalah eutektik Titik 4 adalah titik dengan temperatur pembekuan paling rendah 10
Bab. 2. Pembekuan pada logam eutektik
Diagram fasa dua unsur yang memiliki eutektik
Diagram skematis terbektuknya struktur eutektik
Struktur eutektik Al-Al2Cu dg orientasi berbeda 11 ASM Metals handbook vol 15
Bab. 2. Pembekuan pada logam Bererapa struktur eutektik
Struktur eutektik besi cor kelabu
Struktur eutektik besi cor nodular
Struktur eutektik huruf cina (chinese script) Mg2Sn pada matrix Mg
12 ASM Metals handbook vol 15
Bab. 2. Pembekuan pada logam
Diagram Fe-Fe3C
Diagram Fe-Fe3C dengan pengaruh 2,5% Si CASTING ALUMINIUM ALLOY
13
Bab. 2. Pembekuan pada logam
Diagram fasa Al dengan beberapa unsur paduan
CASTING ALUMINIUM ALLOY
14
Bab. 2. Pembekuan pada logam
Pembentukan struktur kolumnar saat pembekuan pada logam murni
REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
15
Bab. 2. Pembekuan pada logam
Tiga jenis bentuk struktur bekuan logam
REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
16
Bab. 2. Pengaruh Kecepatan Pembekuan
Pengertian undercooling
TE = Temperatur equilibrium (pembekuan) pada komposisi tertentu T = Temperatur Logam pada jarak tertentu
REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
17
Bab. 2. Pengaruh Kecepatan Pembekuan
Perbedaan komposisi antara fasa padat dan fasa cair saat pembekuan
Akibat dari komposisi naik (point 2), maka, TE turun, makin jauh dari perbatasan solid-liquid, komposisi CL turun, dan TE naik REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
18
Bab. 2. Pengaruh Kecepatan Pembekuan
Pengertian zona undercooling dengan 2 cara melihat yg berbeda
REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
19
Bab. 2. Pengaruh Kecepatan Pembekuan
Pengaruh kecepatan pembekuan pada struktur G = Perbedaan temperatur R = Kecepatan pembekuan
Pengaruh perbedaan temperatur (Gradient) terhadap struktur bekuan (a) Planar interface, (b) Celullar interface, (c ) denditric growth (d) independent nucleation REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
20
Bab. 2. Pengaruh Kecepatan Pembekuan
Struktur eutektik bila satu fasa tidak stabil dan menjadi dendrit (a) dan bila kedua fasa tidak stabil (b)
REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
21
Bab. 2. Pengaruh Kecepatan Pembekuan
REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
22
Bab. 2. Fluiditas Fluiditas merupakan faktor penting dalam pengecoran
Alat ukur fluiditas
REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
23
Bab. 2. Fluiditas
Pengaruh superheat pada fluiditas logam. Superheat adalah perbedaan temperatur antara titik beku dan temperatur saat penuangan
Pengaruh komposisi terhadap fluiditas:
24
Bab. 2. Fluiditas
REF. FOUNDRY TECHNOLOGY
25
Bab. 3. Besi cor Besi cor adalah paduan Fe-C dengan C antara 3,5 dari 4,3%. Pendinginan pada besi cor mengikuti reaksi eutektik Persamaan umum reaksi eutektik adalah: L Æ α + β Ada 2 jenis eutektik: Cooperative growth: Kedua fasa dari eutektik tumbuh bersamaan sebagai pasangan difusi . Divorced growth: kedua fasa dari eutektik tumbuh secara terpisah. Tidak ada pertukaran langsung diantara kedua fasa padat
26 ASM Metals handbook vol 09
Bab. 3. Besi cor Cooperatitve eutectic ada dua jenis: 1.nonfacet/nonfacet (metal/metal) 2.Facet/nonfacet (nonmetal/metal) Jika perbandingan volume antara fasa α dan β hampir sama, maka pertumbuhan kedua fasa metal/metal lurus. Tapi bila perbandingan volume antara fasa α dan β berbeda jauh, maka fasa yang kecil tumbuh seperti serat. Apabila fasa terkecil adalah nonmetal (facet), maka fasa ini tumbuh secara tidak beraturan (irregullar) . Contohnya adalah paduan Besi cor dan aluminium silikon Besi cor tumbuh umumnya secara cooperative dan tidak beraturan. Sedangkan besi cor nudular tumbuh secara divorce, dimana fasa austenit dan grafit tumbuh masing masing. 27 ASM Metals handbook vol 09
Bab. 3. Besi cor Besi cor adalah paduan Fe-C dengan C antara 3,5 dari 4,3%. Pendinginan pada besi cor mengikuti reaksi eutektik Persamaan umum reaksi eutektik adalah: L Æγ+ Graphite
28 ASM Metals handbook vol 15
Bab. 3. Besi cor Pengaruh Si pada posisi eutektik
29 ASM Metals handbook vol 15
Bab. 3. Besi cor Perbedaan antara besi cor dengan baja adalah, pada besi cor terjadi grafitisasi sedangkan pada baja tidak terjadi grafitisasi. Unsur yang membentuk grafitisasi adalah unsur dengan ΔP negatif. ΔP positif menunjukkan logam bersifat carbide promoter, dan ΔP negatif bersifat Graphite promoter. Si merupakan Graphite Promoter paling tinggi. Ti, Al dan Si berada di luar garis karena ketiga unsur ini bisa mengikat nitrogen. Apabila kandungan nitrogen di logam cair tinggi, maka pembentukan grafit berubah. Namun, nitrida bersifat sebagai nuklei (awal pembentukan) grafit. Maka, khusus Ti, selain bersifat sebagai carbide promoter, juga sebagai graphite promoter, tergantung kandungan N di logam cair 30
Bab. 3. Besi cor Unsur yang ditambahkan ke dalam besi cair, bersifat carbide promotor atau graphite promotor. Unsur yang bersifat graphite promotor menurunkan kelarutan C di dalam besi dan memaksa C berkelompok sehingga memudahkan terbentuknya graphite.
31
Bab. 3. Besi cor kelabu Besi cor kelabu adalah besi cor dengan grafit berbentuk flake (serpih)
Standar bentuk flake (serpih) besi cor kelabu dengan distribusi uniform 32
Bab. 3. Besi cor kelabu Bentuk besi cor kelabu akibat berbagai macam proses pendinginan
33
Bab. 3. Besi cor kelabu
Struktur dan nilai kekerasan besi cor pada sampel piramida
Klasifikasi kekuatan tarik besi cor kelabu
Klasifikasi besi cor kelabu berdasarkan komposisi C dan Si 34
Bab. 3. Besi cor kelabu
Pengaruh inokulasi pada pembentukan serpih besi cor kelabu, dengan variasi S
Pengaruh inokulan terhadap chill depth
(ASM vol 15 hal 1368) Dengan inokulasi, jumlah cell count konstan dan chill depth menurun
35
Bab. 3. Besi cor nodular Besi cor nodular adalah besi cor dengan grafit berbentuk nodule (bulatan) Bahanbaku besi cor nodular: Pig iron dg komposisi sbb:
Pengaruh nodularity thd kekuatan tarik Nodularity besi cor nodular
36
Bab. 3. Besi cor nodular Besi cor nodular adalah besi cor dengan grafit berbentuk nodule (bulatan)
37
Bab. 3. Besi cor nodular Besi cor nodular adalah besi cor dengan grafit berbentuk nodule (bulatan)
38
Bab. 3. Besi cor nodular
Standar kekuatan tarik besi cor nodular Hal 1421
39
Bab. 3. Besi cor nodular Proses inokulasi belangsung 2 x 1.
Penambahan magnesium
2.
Penambahan silikon (after inoculation)
Pengaruh jumlah Mg terhadap nodulaity
Inokulan dengan silikon Proses inokulasi pd plat tebal 3 mm lebih baik 40
Bab. 3. Besi cor nodular Pengaruh after inoculation (inokulasi tahap II), terhadap waktu Inokulasi tahap kedua dilakukan dalam mold
41
Bab. 3. Besi cor nodular
Pengaruh nodularity dan pearlite thd sifat mekanik (tensile strength dan yield strength
42
Bab. 3. Compacted Graphite Iron
Struktur mikro CG dengan mikroskop optik dan SEM. Struktur mikro SEM diperoleh dengan cara selected etching
Korelasi antara Si dan C untuk memperoleh struktur compacted graphite
43
Bab. 3. Compacted Graphite Iron
Pengaruh Mg terhadap terbentuknya CG
Pengaruh Mg terhadap terbentuknya CG
Pengaruh Ni, Cu dan Sn terhadap fasa pearlit pada CG
44
Bab. 3. Compacted Graphite Iron
45
Bab. 3. Perbandingan fluiditas
Perbandingan fluiditas Flake Graphite, Compacted Graphite dan Nodular Graphite
46
Bab. 3. Besi cor malleable
Struktur besi cor malleable setelah proses perlakuan panas
Struktur besi cor malleable sebelum proses perlakuan panas, masih berbentuk besi cor putih 47
Bab. 3. Besi cor malleable
•
besi cor putih terbentuk bila produk berukuran tipis.
•
Produk ukuran tebal, akan membuat bagian tengah berbentuk besi cor kelabu
•
Proses annealing menentukan keberhasilan pembuatan besi cor malleable
Ada 2 tahap annealing 1.
Pemanasan pada temperatur 9400C selama 3 jam atau lebih, tergantung kandungan Si
2.
Pendinginan cepat ke 7400C – 7600C
3.
Pendinginan perlahan lahan dengan kecepatan 30C – 110C per jam
48
Bab. 3. Besi cor malleable
Struktur malleable cast iron dengan (a) pendinginan udara dan (b) dengan tiupan angin
Struktur malleable cast iron dengan pendinginan cepat pada medium oli setelah annealing tahap I dan penahanan pada 8400C selama 30 menit
49
Bab. 3. Besi cor malleable
Sifat mekanik, martensitic malleable cast iron
50
Bab. 4. Aluminium Aluminium adalah logam ringan yang banyak dipakai untuk kebutuhan manusia Aluminium cor memiliki klasifikasi berikut: 1xx.x: Controlled unalloyed compositions 2xx.x: Aluminum alloys containing copper as the major alloying element 3xx.x: Aluminum-silicon alloys also containing magnesium and/or copper 4xx.x: Binary aluminum-silicon alloys 5xx.x: Aluminum alloys containing magnesium as the major alloying element 6xx.x: Currently unused 7xx.x: Aluminum alloys containing zinc as the major alloying element, usually also containing additions of either copper, magnesium, chromium, manganese, or combinations of these elements 8xx.x: Aluminum alloys containing tin as the major alloying element 9xx.x: Currently unused
51
Bab. 4. Aluminium 1. Paduan dengan “solid solution type’’ (contoh, paduan Al–Cu dan Al–Mg). 2. Paduan Hypo-eutectic adalah paduan dengan komponen eutectic yang memiliki dua struktur, yaitu Al dan eutektik (contoh, paduan Al–Si dengan 7%Si). 3. Paduan Eutectic adalah paduan dengan struktur eutectic merupakan komponen utama (contoh, paduan Al–Si dengan 12%Si). 4. Paduan hyper eutektik adalah paduan yang memiliki kristal primer (constituent particles) (contoh, contoh, paduan Al–Si dengan > 12%Si).
52
Bab. 4. Aluminium Paduan Al-Si Paduan Al-Si adalah paduan antara dua unsur yang saling tidak melarutkan dan tidak membentuk senyawa Eutektik terbentuk pada komposisi Si 12,6% Di atas 12,6%Si terbentuk struktur Si berbentuk block (blocky structure)
53
Bab. 4. Aluminium Struktur mikro paduan Al-Si dengan pengaruh unsur lain
Paduan Al-Si dengan pengaruh Cu terbentuk struktur Al2Cu berbentuk chinese script
Paduan Al-Si dengan pengaruh Fe
Paduan Al-Si dengan pengaruh Ni terbentuk struktur Al3Ni (biru) dan Al2FeNi (gelap) berbentuk chinese script
54
Bab. 4. Aluminium Pengaruh kecepatan pendinginan terhadap struktur mikro paduan Al 7%Si (A 356) (a)Pendinginan cepat. (b)Pendinginan lambat . (c)Pendinginan dengan teknik semisolid casting (sangat cepat) Pada (b) terbentuk struktur dendrit
55
Bab. 4. Aluminium Modifikasi: Tujuan modifikasi adalah mengubah bentuk Si menjadi lebih kecil. Ada 2 jenis modifikasi, yaitu: a.Untuk Si dengan struktur hypoeutektik (dengan Sr) disebut modifikasi b.Untuk Si dengan struktur hypereutektik (dengan P) disebut refine
Struktur hyper eutektik Al-22%Si sesudah modifikasi dengan P dan sebelum modifikasi. Tampak Blocky silicon mengecil
Struktur hypo eutektik sebelum modifikasi dan sesudah modifikasi
56
Bab. 4. Aluminium Penngaruh modifikasi terhadap kurva pendinginan
57
Bab. 4. Aluminium Kelarutan hidrogen dalam aluminium
Kelarutan hidrogen dalam aluminium Hidrogen adalah gas yang terlarut pada aluminium cair Sumber hidrogen adalah 1.Kelembaban udara. Makin lembab udara, makin tinggi kemungkinan hidrogen larut ke dalam aluminium cair. 2.Api pembakaran saat peleburan
Tingkat porositas hidrogen
58
Bab. 4. Aluminium Alat pembuang hidrogen
rotary
Porous plug
59
Bab. 4. Aluminium Pengaruh gas dan alat terhadap pembuangan hidrogen
60
Bab. 4. Aluminium Paduan aluminium dengan 7%Si, Fe dan Mg
Paduan ini digunaan untuk komponen roda ban (wheel rim, velg) dengan unsur Fe sangat rendah. Dalam klasifikasi amerika, A356 Dalam klasifikasi Jepang AC4CH
β = Al5FeSi; π = Al8FeMg3Si6 Si abu-abu, βAlFeSi Merah
Si abu-abu, 61 αAl(FeMn)Si Merah
Bab. 4. Aluminium Paduan aluminium dengan 10%Si, Fe dan Cu
Paduan Al 10Si dengan Cu dan pengotor Fe digunakan untuk komponen umum Dalam klasifikasi Jepang disebut ADC12
Diagram fasa Al dengan 6% Si 1% Fe dan Cu variasi
Si biru Al2Cu merah coklat; αAl(FeMn)Si abu abu 62
Bab. 4. Aluminium
Struktur (a) modifikasi, (b) tidak dimodifikasi dan (c) struktur Al2CuNi 63
Bab. 5. Baja Baja dapat dikelompokkan pada dua bagian besar: 1. Baja (cast steel) 1.1 Baja karbon rendah 1.2 Baja karbon medium dan tinggi 1.3 Baja paduan 2. Baja tahan karat (cast stainless steel) 2.1 Baja tahan korosi 2.2 Baja tahan panas Baja cor atau cast steel adalah paduan Fe-C dengan C kurang dari 0,8%. Pendinginan pada baja mengikuti reaksi peritektik
64
Bab. 5. Baja Dasar pertitektik mengikuti persamaan reaksi sbb: L+αÆβ
65
Bab. 5. Baja Ada dua jenis pembekuan peritektik 1.
Peritectic reaction
2.
Pritectic transformation
66
Bab. 5. Baja
Perkembanagn pertumbuhan fasa δ yang kemudian berubah menjadi γ
Perkembangan pertumbuhan fasa δ
67
Bab. 5. Baja
Fraksi L, δ dan γ pada berbagai kecepatan pendinginan
Sifat mekanik pada berbagai fraksi pembekuan
68
Bab. 5. Baja Baja karbon Baja karbon adalah baja dengan C maksimum 0,8%
69
Bab. 5. Baja
Klasifikasi baja cor • Low-carbon steel castings • Low-carbon steels: 0.20% C or less • Medium-carbon steels: 0.20 to 0.50% C • High-carbon steels: 0.50% C or more • Medium-carbon steel castings • High-carbon steel castings • Low-alloy steel castings
Pengaruh C pada sifat mekanik baja karbon
70
Bab. 5. Baja
Pengaruh C dan proses perlakuan panas pada sifat mekanik baja karbon
71
Bab. 5. Baja
Ferrite
Pearlite
Pearlite dilihat dengan SEM
Ferrite dan pearlite 72
Bab. 5. Baja
Struktur mikro baja 1040
Struktur mikro baja 1040 setelah proses speroidisasi selama beberapa jam
73
Bab. 5. Baja
Martensit temper
Upper Bainit
Bainit dilihat dengan TEM
74
Bab. 5. Baja
Klasifikasi baca paduan Cr-Ni Cor berdasarkan ACI, Alloy Casting Institute
75
Bab. 5. Baja
76
Bab. 5. Baja
77
Bab. 5. Baja
78
Bab. 5. Baja
Creep rate vs temperatur pada stainless steel cor HP-50WZ
Sifat mekanik stainless steel cor HP-50WZ 79
Bab. 5. Baja
Struktur mikro CF-8M (a) as cast (b) setelah solution annealing
Struktur mikro martensitik CA-6NM dengan berbagai macam etsa 80
Bab. 6. Metal Matrix Composite Komposit adalah: material yang terbuat dari dua komponen atau lebih bertujuan menggabungkan kelebihan sifat dari masing masing komponen. Pada komposit ada unsur matrix dan unsur penguat. Antara matrix dengan penguatnya harus terjadi ikatan Agar kedua unsur tersebut dapat saling berinteraksi untuk memungkinkan penggabungan kekuatan dan menghilangkan kelemahan dari masing masing unsur komposit. Secara umum ada 3 jenis komposit, plastik komposit, logam komposit dan keramik komposit. Logam komposit adalah komposit dengan matrix logam dan penguat dari keramik.
81
Bab. 6. Metal Matrix Composite Komposit dibuat dengan cara: Metoda serbuk Metoda cair Metoda cair ada 2 cara: Insitu (terbentuk saat proses peleburan) Exsitu (partikel kedua ditambahkan dari luar)
Kompossit insitu
Kompossit exsitu 82
Bab. 6. Metal Matrix Composite Penguat Komposit adalah: Penguat komposit terdiri dari: Material berdimensi nol (partikel) Berdimensi satu (kawat dan whisker) Berdimensi dua (plate) Berdasarkan ukurannya: Penguat berdimensi mikron Penguat berdimensi nano
PARTIKEL NANO SiC
KAWAT NANO SiC
PARTIKEL MIKRO SiC KAWAT MICRO SiC
TABUNG NANO KARBON
83
Bab. 6. Metal Matrix Composite KEBASAHAN
Sudut kebasahan beberapa logam dengan keramik Me Si3N4 Θ Al 163 Mg 159 Ti 160
β ‐SiC Θ 167 164 165
B4C Θ 162 158 160
AlN Θ 164 161 162
α ‐BN Θ 165 161 162
β ‐BN Θ 163 160 161
84
Bab. 6. Metal Matrix Composite
Pengaruh media antara terhadap hubungan antara partikel dengan matrix logam Pengamatan dengan SEM dan difraksi sinar x Terbentuknya MgAl2O4 hanya dibolehkan untuk sistem Al-SiC
85
Bab. 6. Metal Matrix Composite Untuk sistem Al-Al2O3, spinel tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan debonding
86
Bab. 6. Metal Matrix Composite Proses pengadukan
87
Bab. 6. Metal Matrix Composite Pengaruh jumlah partikel alumina terhadap kekentalan Al-11,8%Si dan temperatur penuangan: (a)6800C (b)7000C (c)7400C
88