LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENGECORAN LOGAM
PEMBUATAN BENDA KERJA COR MANDREL BERTINGKAT DAN PULLY SERTA GAMBAR POLA BENDA KERJA PILIHAN FOOTSTEP
Oleh :
JUMHAN JUMHAN MUNIF MUNIF
NIM. NIM. 520! 520!20 20"" ""
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS FAKULTAS TEKNIK TE KNIK UNIVERSITAS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOVEMBER 20!
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan pratik pengecoran logam individu mandrel bertingkat dan pully. Laporan ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah praktik pengecoran logam yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin pada semester lima ini. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan selama penyusunan laporan ini. capan terima kasih kami tujukan kepada ! ".
#apak $idi $idayat% S.T% M.T dan Shohihatur &ohman% S.Pd Selaku 'osen Pengampu Mata (uliah Praktik Pengecoran Logam.
).
nit Perpustakaan Pusat **ES yang telah memberikan pinjaman buku re+erensi kepada penyusun.
,.
Teman-teman yang telah berperan dalam penulisan laporan ini. Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan dan
tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penyusun. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan% oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat berman+aat bagi kita semua
Semarang% *ovember )/"
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................
""
DAFTAR ISI ..............................................................................................
00
BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................
11
2. L2T2& #EL2(2*3 ............................................................... #. T52* ................................................................................... C. M2*722T ................................................................................
41 66 44
BAB II. LADASAN TEORI .....................................................................
66
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............................................
))
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................
//
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
/6
LAMPIRAN # LAMPIRAN .....................................................................
")
'8(ME* PEL2(S2*22* P&2(T9(M .........................................
1"
'8(ME*T2S9 PEL2(S2*22* P&2(T9(M ................................
:1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pengecoran merupakan suatu proses manu+aktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri produk jadi. (arena keunggulannya yang dapat menghasilkan produk dengan bentuk yang sederhana sampai rumit dengan berat bervariasi% mulai dari satuan gram hingga mencapai ton serta proses finishing-nya yang minimum sehingga dapat mengurangi biaya dan waktu proses% proses ini banyak digunakan di dunia industri. Paduan aluminium merupakan paduan yang banyak digunakan dalam industri pengecoran. ;al tersebut dikarenakan aluminium mempunyai si+at +luiditas yang tinggi% proses pengecorannya yang mudah% densitasnya yang rendah% ketahanan aus dan korosi yang baik% koe+isien ekspansi termal yang rendah serta mempunyai si+at mekanik yang baik. 'isamping itu% banyaknya penggunaan aluminium di dalam dunia industri disebabkan karena si+at aluminium yang ringan sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar. Salah satu produk yang dihasilkan melalui proses pengecoran paduan aluminium adalah mandrel bertingkat dan pully. Mandril adalah salah satu dari berbagai poros putar yang ber+ungsi sebagai sumbu untuk memutar poros yang lebih besar. Sedangkan pully adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai sabuk untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang ber+ungsi menghantarkan suatu daya. Proses Pengecoran <=asting> adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian di tuangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat 2da +aktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran% yaitu! ". 2danya aliran logam cair kedalam rongga cetak ). Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan ,. Pengaruh material cetakan . Pembekuan logam dari kondisi cair (lasi+ikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan% ada pengecoran dengan sekali pakai
dan ada pengecoran dengan cetakan
permanent < permanent Mold >. =etakan pasir termasuk dalam expendable mold . (arena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran saja% setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran. 'alam pembuatan cetakan% jenis jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika% pasir ?ircon atau pasir hijau. Sedangkan perekat antar butir-butir pasir dapat digunakan% bentonit% resin% +uran atau air gelas. B. TUJUAN
2dapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut! ". Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan dunia teknik tentang penggunaan proses-proses pengecoran logam yang ada. ). Mahasiswa dapat menganalisis benda kerja mulai dari awal pembuatan sketsa hingga akhir pengecoran dan finishing. ,. Mahasiswa dapat mengetahui dan mempraktikan teknik dan cara pengecoran logam menggunakan cetakan pasir.
C. MANFAAT Man+aat dari hasil praktikum ini diharapkan Mahasiswa dapat mengetahui tentang berbagai macam jenis pengecoran logam yang ada% terutama
pengecoran logam menggunakan pasir. Mahasiswa dapat menganalisis benda kerja yang akan dibuat mulai dari awal pembuatan sketsa hingga pengecoran dan terakhir finishing.
BAB II LANDASAN TEORI
Proses pengecoran pada dasarnya ialah penuangan logam cair kedalam cetakan yang telah terlebih dahulu dibuat pola% hingga logam cair tersebut membeku dan kemudian dipindahkan dari cetakan.
2.
5enis-jenis pengecoran yang ada yaitu! 1. Sand Casting, Yaitu jenis pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. 5enis pengecoran ini paling banyak dipakai karena ongkos produksinya murah dan dapat membuat benda coran yang berkapasitas berton@ton. Centrifugal Casting, Yaitu jenis pengecoran dimana cetakan diputar bersamaan dengan penuangan logam cair kedalam cetakan. Yang bertujuan agar logam cair tersebut terdorong oleh gaya sentri+ugal akibat berputarnya cetakan. =ontoh benda coran yang biasanya menggunakan jenis pengecoran ini ialah pelek dan benda
3.
coran lain yang berbentuk bulat atau silinder. Die Casting, Yaitu jenis pengecoran yang cetakannya terbuat dari logam. Sehingga cetakannya dapat dipakai berulang-ulang. #iasanya logam yang dicor
4.
ialah logam non +errous. Investment Casting % yaitu jenis pengecoran yang polanya terbuat dari lilin % dan cetakannya terbuat dari keramik. =ontoh benda coran yang biasa menggunakan jenis pengecoran ini ialah benda coran yang memiliki kepresisian yang tinggi misalnya rotor turbin. Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan logam dan menuangkan ke dalam rongga cetakan. Proses ini dapat digunakan untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit. #enda berlubang yang sangat besar yang sangat sulit atau sangat mahal jika dibuat dengan metode lain% dapat diproduksi masal secara ekonomis menggunakan teknik pengecoran yang tepat. Pengecoran logam dapat dilakukan untuk bermacam-macam logam seperti% besi% baja paduan tembaga % paduan ringan % serta paduan lain% semisal paduan seng% monel % hasteloy
silikon>% dan sebagainya.
3ambar ". Proses pembuatan benda coran
ntuk membuat coran harus dilakukan proses-proses seperti! pencairan logam% membuat cetakan% menuang% membongkar% membersihkan dan memeriksa coran . Pencairan logam dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara% misal dengan tanur induksi% kupola% atau lainnya. =etakan biasanya dibuat dengan memadatkan pasir yang diperoleh dari alam atau pasir buatan yang mengandung tanah lempung. =etakan pasir mudah dibuat dan tidak mahal asal dipakai pasir yang sesuai. =etakan dapat juga terbuat dari logam% biasanya besi dan digunakan untuk mengecor logam-logam yang titik leburnya di bawah titik lebur besi. Pada pengecoran logam% dibutuhkan pola yang merupakan tiruan dari benda yang hendak dibuat dengan pengecoran. Pola dapat terbuat dari logam% kayu% stereo+oam% lilin% dan sebagainya. Pola mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari
ukuran benda yang akan dibuat dengan maksud untuk mengantisipasi penyusutan selama pendinginan dan pengerjaan +inishing setelah pengecoran. Selain itu% pada pola juga dibuat kemiringan pada sisinya supaya memudahkan pengangkatan pola dari pasir cetak. =etakan adalah rongga atau ruang di dalam pasir cetak yang akan diisi dengan logam cair. Pembuatan cetakan dari pasir cetak dilakukan pada sebuah rangka cetak. =etakan terdiri dari kup dan drag. (up adalah cetakan yang terletak di atas dan drag adalah cetakan yang terletak di bawah. ;al yang perlu diperhatikan pada kup dan drag adalah penentuan permukaan pisah yang tepat.
3ambar ). Proses pembuatan cetakan &angka cetak yang dapat terbuat dari kayu ataupun logam adalah tempat untuk memadatkan pasir cetak yang yang sebelumnya telah diletakkan pola di dalamnya. Pada proses pengecoran dibutuhkan dua buah rangka cetak yaitu rangka cetak untuk kup dan rangka cetak untuk drag. Proses pembuatan cetakan dari pasir dengan tangan dapat dilihat pada gambar ).
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pelaksanaan praktikum pada mata kuliah ini di bagi menjadi! ". ). ,. . 0. :. 1. 4. 6.
8bservasi benda kerja 9denti+ikasi ukuran Sketch 3ambar benda kerja 3ambar pola sesuai dengan allowance yang diijinkan Pembuatan pola sesuai gambar pola Pembuatan rangka cetak Pelaksanaan pengecoran Evaluasi hasil cor-an . O$%e&'(%) Be*+( Ke&,( 'alam langkah ini yang dilakukan adalah mengobservasi benda kerja yang
bisa dan biasa di cor. #enda kerja yang dipilih adalah kebanyakan berasal dari benda-benda automoti+% kemudian dari benda kerja yang telah dipilih di laporkan kepada dosen pengampu baik bapak $idi $idayat% S.T% M.T atau bapak Shohihatur &ohman% S.Pd. Setelah melakukan observasi benda kerja akhirnya dipilih benda kerja +ootstep dan dua benda kerja wajib berupa mandrel bertingkat dan pully. 2. I+e*-))/(%) U/&(* 'alam mengidenti+ikasi ukuran ini% yaitu adalah melakukan pengukuran benda kerja baik benda kerja wajib maupun benda kerja pilihan. kuran yang di ukur pada benda kerja adalah keseluruhan ukuran sehingga dapat diperoleh ukuran yang valid atau benar% sehingga tidak terjadi kesulitan pada langkah selanjutnya. ,. S/e-1h Sketch merupakan salah satu langkah yang penting dalam proses pengecoran% karena dari hasil pengukuran yang telah dilakukan di masukkan kedalam sketch benda kerja. 5adi luaran sketch yang dikeluarkan adalah berupa gambar sederhana benda kerja beserta ukuran lengkapnya. 'alam sketch benda kerja ini juga nantinya dijadikan sebagai acuan dalam mengerjakan langkah selanjutnya yaitu menggambar benda kerja. . G($(& Be*+( Ke&,(
'alam langkah menggambar benda kerja adalah mencantumkan sketch dan ukuran kedalam gambar yang nantinya dijadikan landasan dalam mengidenti+ikasi benda lebih mendalam lagi. 3ambar kerja merupakan bahasa para teknisi karena didalam benda kerja sudah tercantum ukuran-ukuran pada benda kerja asli. 3ambar benda kerja yang dibuat adalah gambar keseluruhan benda kerja berupa baik gambar manual dan layout gambar menggunakan 2uto =2' baik dua dimensi dan tiga dimensi. 5. G($(& P3l( Se%() De*4(* Allowance Y(*4 D)),)*/(* 3ambar pola di gunakan sebagai gambar untuk membentuk pola cetakan benda kerja% karena didalam gambar pola juga sama dengan gambar kerja yaitu tercantum ukuran benda% bedanya antara gambar pola dan gambar kerja adalah pada gambar pola ukuran yang dimasukkan kedalam gambar berupa ukuran yang telah di tambahkan lebih atau allowance% sedangkan pada gambar kerja hanya tercantum ukuran benda kerja sebenarnya tanpa di tambah allowance. Table ". Shrinkage Allowance Material #esi cor abu-abu
#aja cor
2luminium
Magnesium
'imensi <+t> / sBd ) ) sBd Lebih dari sBd ) ) sBd : Lebih dari : sBd sBd : Lebih dari : sBd lebih dari :
Shrinkage Allowance /%")0 /%"/0 /%/4, /%)0" /%"6" /%"00 /%"00 /%", /%")0 /%"1, /%"00
. Pe$(-(* P3l( Se%() G($(& P3l( Pembuatan pola sesuai gambar pola merupakan alat penting pada
pengecoran. Pola diperlukan untuk menghasilkan coran yang sama dengan benda kerja yang dirancang. Sehubungan dengan hal tersebut% maka pola adalah tiruan benda kerja yang mengandung beberapa modi+ikasi. Modi+ikasi yang dilakukan antara lain penambahan kelebihan dan dudukan inti. Pembuatan pola mandrel bertingkat dan pully memiliki tingkat kesulitannya masing-masing% pembuatan mandrel bertingkat dengan menggunakan kayu memiliki tingkat kesulitan yaitu benda yang panjangnya "0/ mm membuat proses pembuatan pada mesin bubut lebih memakan waktu yang lama% karena benda sulit diatur untuk dapat berputar simetris dan juga pembuatan bubut tirus juga memakan waktu karena harus melakukan beberapa kali setting mesin pada bagian eretan lintang maupun bujur mesin% sedangkan pembuatan pola pully dengan menggunakan kayu memiliki tingkat kesukaran pembuatan berupa harus dibuatnya dudukan inti pada masing-masing ujung benda sehingga pada saat pengecoran dapat langsung menaruh inti yang telah di siaokan sebelumnya. 6. Pe$(-(* R(*4/( Ce-(/ &angka cetak dibuat untuk memudahkan dalam mencetak pola benda kerja di dalam pasir. &angka cetak berbentuk persegi dan berjumlah satu pasang . 'alam rangka cetak juga dibuat dua kuping yang juga nantinya berpasangan dengan rangka cetak yang satunya% maksud dari dibuatnya kuping pada pinggiran rangka cetak adalah sebagai pengunci yang nantinya dapat meminimalisir pergeseran rangka cetak sehingga akan berpengaruh pada benda yang akan di cor. &angka cetak di buat dengan memaku dua sisi kayu dan dua sisinya lagi di tempelkan menggunakan engsel. Pada engsel yang telah dibuat salah satu engselnya di buat mati dan yang satunya lagi dibuat sebagai kunci yang nantinya dapat membuka engsel pada saat cetakan sudah jadi% hal ini dilakukan guna memudahkan dalam pembuatan benda kerja% karena cetakan pasir nantinya tidak tersenggol dan rusak. 7. Pel(/%(*((* 8e*4e13&(*
'alam proses pengecoran% pola yang akan di cor di longgarkan dulu dari pen yang ada di dalamnya% hal ini di maksudkan untuk dapat memudahkan dalam pelepasan setelah nanti rangka cetak telah terisi pasir dengan penuh. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan rangka cetak% pasir cetak % bedak% pipa pelubang untuk jalur masuk dan jalur keluar% palu% papan. Pertama siapkan rangka cetak yang telah di alasi papan • kemudian pasang pola benda kerja di dalam rangka cetak dan taburi bedak • secukupnya% diberi bedak adalah supaya benda mudah dilepaskan pada saat •
rangka cetak telah selesai. Lalu tutupi dengan menggunakan pasir halus. Supaya bentuk kerataan
•
cetakan baik hasilnya. Tekan hingga dirasa cukup% kemudian masukkan pasir pengikat dan pasir halus lalu tumbuk menggunakan palu hingga pasir mengepres dengan cetakan. Setelah pasir mengepres dengan cetakan% maka cetakkan satu sisi
•
telah selesai. #alik cetakan tersebut dan letakan pasangan dari pola dan cetakan sesuai
•
pasangannya lalu kunci rangka cetak pada bagian kuping rangka cetak. Pada pola yang telah di gabung dalam cetakan taburkan kembali bedak diatas pola benda kerja% dimaksudkan sama dengan yang sebelumnya beri pipa untuk jalur masuk dan keluar aluminium cair% pipa yang berdiameter
•
kecil untuk jalur masuk dan pipa yang berdiameter besar untuk jalur keluar. Tutupi dengan pasir halus tekan kemudian diberi pasir basah dan pengikat lalu pukul-pukul menggunakan palu% prinsipnya sama seperti langkah
•
sebelumnya% setelah pasir padat cabut pipa jalur masuk dan jalur keluar. Setelah itu buka kunci yang terikat di kuping rangka cetak% buka dan keluarkan pola cetakan dari cetakan pasir. ntuk mengeluarkannya harus hati-hati% jika tidak maka cetakan akan rusak dan mengulang dari langkah
•
awal kembali. Setelah dikeluarkan pola dari cetakan pasir selanjutnya adalah menutup atau menyatukan kembali cetakan pasir tadi.
•
Setelah cetakan pasir telah menyatu% buka rangka cetak dari samping engsel pengunci tadi. #uka dengan hati-hati% jangan sampai merusak cetakan yang
•
sudah jadi. =etakan pasir pun jadi dan siap untuk di masukan. 2lumunium yang telah di cairkan dapat langsung di masukkan kedalam cetakan pasir dengan sistem dua orang% satu orang membawa alumunium
•
cair% dan yang satunya lagi mengarahkan pada lubang masuk. Masukkan alumunium cair pada lubang masuk hingga cairan alumunium tersebut keluar dari lubang keluar% setelah keluar maka pemberian
•
alumunium pun dihentikan. Selanjutnya tunggu hingga
alumunium
kembali
mengeras%
setelah
alumunium mengeras bongkar dengan cara merusak cetakan pasir. Tunggu hingga dingin dan setelah dingin bersihkan benda coran dari sisa-sisa pasir •
yang masih menempel kemudian sisihkan. Proses pengecoran pun telah selesai dan selanjutnya masuk pada proses +inishing.
9. E'(l(%) h(%)l 13&(* ;asil cor-an yang baik adalah cor-an yang sempuna dan menyerupai bentuk
pola aslinya. (esimetrisan hasil cor-an juga berpengaruh pada benda kerja yang akan dibuat karena dapat merubah ukuran yang sebenarnya. ;asil coran yang gagal terjadi karena beberapa sebab% mungkin dari pola bendanya% sampai kesalahan pada tahapan pengecoran cetakan pasir. #anyak kesalahan-kesalahan kecil yang sering diabaikan% contohnya adalah pada saat penuangan cairan alumunium% penuang panik sehingga sebelum cairan keluar lewat lubang keluar% cairan alumunium tersebut sudah kembali mengeras. 5umlah waktu antara cairan alumunium kembali mengeras adalah sangat singkat% tidak mencapai lima detik% oleh karena itu pada proses penuangan haruslah tenang dan tidak tergesa-gesa sehingga hasil yang diinginkan dapat terwujud.
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
;asil cor-an yang baik adalah hasil cor-an yang menyerupai pola aslinya dan tidak ada cacat suatu apapun. ;asil yang kurang memuaskan sering terjadi% dan lebih banyak dibanding hasil yang sempurna. ;al ini terjadi karena dalam proses pengecorannya masih banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi% baik yang di sengaja maupun tidak. #enda yang kurang sempurna diantaranya adalah! ". ). ,. . 0.
#anda tidak menyerupai bentuk asli pola Terdapat bintik-bintik pada benda (eropos pada benda #enda tidak simetris (osong pada bagian dalam benda
. Be*+( -)+(/ e*;e&8() $e*-/ (%l) 83l(
#enda tidak menyerupai bentuk asli pola dapat terjadi karena tidak terisinya cetakan secara penuh dan sesak. ;al ini dapat terjadi pada proses penuangan alumunium. (etidak siapan penuang alumunium cair kedalam cetakan menjadi +aktor utama% berkaitan dengan ketergesa-gesaan serta kepanikan yang dialami oleh penuang menjadi +aktor utama. 2. Te&+(8(- $)*-)/$)*-)/ 8(+( $e*+( Terdapatnya bintik-bintik pada benda disebabkan karena campuran
alumunium yang kurang baik % proses pencairan alumunium yang kurang% penuangan yang terhambat. ;al ini dapat diminimalisir dengan cara mambersihkan bahan alumunium sebelum dicairkan% mematangkan proses pencairan sampai alumunium meleleh dengan sempurna% dan ketenangan dalam proses penuangan. ".Ke&383% 8(+( $e*+( (eropos pada benda dapat terjadi karena +aktor udara dan pengisian cairan alumunium. ;al ini terjadi karena pada saat penuangan bahan cair alumunium kurang dan terlalu memaksakan untuk cairan segera keluar dari lubang keluar% serta sebab adanya selah pada cetakan sehingga udara yang masuk banyak dan menjadikan proses pengerasan cairan alumunium semakin cepat.
!.Be*+( -)+(/ %)e-&)%
(etidak simetrisan benda dapat terjadi karena kurang pasnya pemasangan rangka cetak pada saat membuat cetakan pola. ;al ini dapat terjadi karena pengunci cetakan berubah dan geser sehinggan cetakan pun ikut bergeser% dan peletakan kembali rangka cetak setelah pola benda kerja dikeluarkan yang mengakibatkan cetakan tidak pas. Sehingga pada saat penuangan cetakan miring dan tidak simetris dengan pola pasangannya. 5.K3%3*4 8(+( $(4)(* +(l( $e*+(
(ekosongan pada bagian dalam benda ini terjadi karena kurangnya bahan cairan alumunium sehingga di bagian dalam belum terisi dan bagian luar benda cairan alumunium sudah mengeras. ;al ini bisa terjadi karena kurangnya dalam pengambilan bahan cair alumunium% salah dalam teknik memasukkan cairan alumunium kedalam cetakan pasir% hingga pengerasan yang terlalu cepat karena udara yang masuk kedalam cetakkan terlalu besar.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Ke%)8l(* Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan
logam dan menuangkan ke dalam rongga cetakan. Proses ini dapat digunakan untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit. #enda berlubang yang sangat besar yang sangat sulit atau sangat mahal jika dibuat dengan metode lain% dapat diproduksi masal secara ekonomis menggunakan teknik pengecoran yang tepat. Pengecoran logam dapat dilakukan untuk bermacam-macam logam seperti% besi% baja paduan tembaga % paduan ringan % serta paduan lain% semisal paduan seng% monel % hasteloy % dan sebagainya. 'alam proses pengecoran logam banyak hal yang harus diperhatikan agar dapat meminimalisir kesalahan atau kegagalan yang mungkin terjadi% diantaranya adalah pada saat pembuatan pola dari mulai pola berbentuk kayu persegi% hingga pola bisa di gunakan sebagai dasar dalam membuat cetakan pasir% lalu pada saat penuangan cairan alumunium% pencairan benda alumunium hingga mencair% pembuatan cetakan menggunakan send casting B. S(&(* Saran untuk penyusun adalah dalam proses mata kuliah pengecoran logam memang harus di bentuk strategi agar tidak kesulitan pada akhir pertemuan dalam mata kuliah praktik pengecoran logam% kurangi kesalahan-kesalahan baik dalam mata kuliah umum maupun praktik di lapangannya. Saran untuk dosen adalah semoga setelah di adakan perkuliahan praktik pengecoran logam% dapat di evaluasi lagi kekurangan dan kesalahan yang terjadi hingga akhir pertemuan dari mata kuliah ini% sehingga dapat terjadi peningkatan mutu pembelajaran dalam mata kuliah praktik pengecoran logam.
DAFTAR PUSTAKA
Tata surdia.% Pro+. 9r% M.Sc.Met dan (enji =hijiiwa% Pro+. 'r% Teknik pengecoran logam% 5akarta% "64). &einal &achmavial%9r.%MT.Met% Skripsi Pengaruh Perubahan sistem Saluran Tuang Terhadap Produk =oran% Trisakti% 5akarta% "661. ;astono &eksotenejo.% 9r% M.Sc.Eng.Met% Teknologi =or 3ravity Teori 'asar dan 2plikasi% 5akarta% "66). 7oundry technology by #eeley% P.& =asting by 2SM ;andbook Col "0 =asting #y 5ohn =ampbell ;igh Per+ormance =asting by Elihu 7. #radley The Principle o+ Material Selection +or Engeneering 'esign by L. Pat mangonon 2lumunium =asting Technology by 2merican 7oundrymenDs Society%9nc Manu+acturing Engeneering 2nd Technology by Serope (alpakjian