1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang merupakan aktivitas manusia tidak lepas dari yang namanya lingkungan, artinya manusia sangat bergantung pada keadaan lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang bersih dan sehat tentu menjadi idaman setiap orang, lingkungan seperti itu akan menimbulkan rasa nyaman untuk melakukan aktivitas keseharian. Akan tetapi, mewujudkan lingkungan yang nyaman tentu tidak lepas dari hambatan berupa pencemaran lingkungan. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan adalah sampah. Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Potensi sampah di Indonesia berdasarkan survei pada tahun 2016 mencapai sekitar 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu ternyata setara dengan luas 65,7 hektar kantong plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola. Hal ini membuat pemerintah Indonesia harus memutar otak untuk mencari solusi dalam menangani tumpukan-tumpukan sampah tersebut. Pemerintah mengupayakan mengurangi permasalahan sampah di Indonesia melalui pemberlakuan UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Selain itu i tu ada pula rencana pemerintah dalam mengolah sampah menjadi energi listrik yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 18 tahun 2016 tentang percepatan pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah di provinsi DKI Jakarta, kota Tangerang, kota Bandung, kota Semarang, kota Surakarta, kota Surabaya dan kota Makassar. Di
lingkungan
sekolah,
pemerintah
mencanangkan
program
ADIWIYATA (sekolah peduli dan berbudaya lingkungan). Ada empat komponen dan standar ADIWIYATA yaitu: 1. kebijakan sekolah berwawasan lingkungan; 2. kurikulum berbasis lingkungan hidup; 3. kegiatan lingkungan berbasis partisipasif; 4. pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
2
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Ada tiga jenis sampah di sekolah: 1. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan sacara alamiah/biologis. Misalnya adalah sisa makanan; 2. Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai
secara
biologis
sehingga
penghancurannya
membutuhkan
penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah plastik dan styrofoam; styrofoam; 3. Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun. Misalnya adalah bahan kimia beracun. Melihat gambaran tersebut, dapat dibayangkan banyaknya sampah di Sekolah dalam sehari. Sebagai ukuran, jumlah siswa di SMAN 1 Sinjai Selatan ± 980 orang dengan produksi sampah sekitar satu jenis sampah per siswa. Apa yang terjadi apabila sampah-sampah tersebut tidak tertangani? tentunya tidak mustahil bila lingkungan sekolah kita dapat menjadi lumbung sampah. Apabila memperhatikan lingkungan sekolah kita, sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan jenis daun pembungkus makanan. Program ADIWIYATA diharapkan dapat meningkatkan upaya perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
berbasis
kegiatan
pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah. Dalam mendukung program ini, diinginkan usaha dari sekolah untuk mewujudkannya. Contoh usahanya yaitu, penanganan terhadap masalah sampah di sekolah karena masalah tersebut salah satu masalah yang sangat banyak solusinya tetapi belum dapat teratasai secara maksimal. Penanganan sampah tersebut salah satunya dilakukan dengan cara membuat lubang sampah agar dapat menampung sampah kemudian dibakar. Akan tetapi hal tersebut tentunya melanggar program ADIWIYATA yang
3
dicanangkan pemerintah dewasa ini. Selain itu dilakukan bakti sosial setiap hari jum’at, tetapi hal ini belum dianggap sebagai solusi kratif dan konsisten karena hanya dilakukan setiap hari jum,at saja. Berdasarkan dari uraian tersebut maka penulis merasa perlu memberikan suatu solusi yang bisa lebih menarik perhatian warga sekolah terhadap kesadaran pelestarian lingkungan, apalagi pengetahuan warga sekolah masih terbatas mengenai tata cara penanganan masalah sampah. Solusi tersebut penulis beri nama koperasi sampah. Koperasi adalah usaha bersama, merupakan badan hukum, anggota ialah pemilik dan yang menggunakan jasanya dan mengembalikan semua penerimaan diatas biayanya kepada anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan (Subandi, 2009:29). Jadi koperasi ialah organisasi yang terdiri dari kumpulan orang-orang yang dapat menjadi wadah yang baik untuk menanamkan dan memperkokoh kedudukan ekonomi seseorang. Di samping itu koperasi dapat pula dijadikan wadah untuk belajar dan bekerja secara bersama sehingga dapat diharapkan memperkuat mental dan meninggalkan moral para anggotanya. Koperasi berbasis sampah tersebut sistemnya yaitu melalui proses pengumpulan sampah oleh warga sekolah, di mana sampah tersebut sebagai penanaman modal di koperasi sampah. Solusi yang penulis berikan ini dituangkan dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Koperasi Sampah”. B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini antara lain: 1. Bagaimana peran koperasi sampah dalam meningkatkan kesadaran warga sekolah di SMAN 1 Sinjai Selatan dalam melestarikan lingkungan? 2. Bagaimana peran koperasi sampah dalam meningkatkan ekonomi warga sekolah di SMAN 1 Sinjai Selatan? C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan karya tulis ilmiah ini adalah: 1. Untuk mengetahui peran koperasi sampah dalam meningkatkan kesadaran warga sekolah di SMAN 1 Sinjai Selatan dalam melestarikan lingkungan.
4
2. Untuk mengetahui peran koperasi sampah dalam meningkatkan ekonomi warga sekolah di SMAN 1 Sinjai Selatan. D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis ini dapat dikemukakan dalam dua sisi, yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk pengembangan keilmuan di bidang pelestarian l ingkungan. b. Untuk menambah khasanah (pengetahuan) kajian ilmiah dalam pengembangan menanggulangi masalah sampah di lingkungan sekolah. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah keilmuan penulis dalam bidang pelestarian lingkungan sekolah dan ilmu sosial secara mendalam. b. Manfaat Bagi Siswa Manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh siswa dapat berupa adanya kesadaran yang timbul untuk melestarikan lingkungan melalui informasi mengenai peran koperasi sampah di sekolah. c. Manfaat Bagi Sekolah Melalui program koperasi sampah, dapat diambil manfaat bagi sekolah sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam usaha pelestarian lingkungan di sekolah terkhusus dalam hal penanganan sampah.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Koperasi 1. Definisi Koperasi
Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris “co” dan “operation”. Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja.
Dengan demikian, secara bahasa “koperasi” dapat diartikan sebagai kerja sama. Dalam hal ini, koperasi berarti suatu wadah ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang bersifat terbuka dan sukarela yang bertujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan anggota secara bersama-sama (kolektif). Pengertian koperasi menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 Pasal 1 angka 1 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatan pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1967 tentang pokok-pokok koperasi. Yang dimaksud dengan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan Subandi, (2009:29) mendefinisikan koperasi sebagai usaha bersama, merupakan badan hukum, anggota ialah pemilik dan yang menggunakan jasanya dan mengembalikan semua penerimaan diatas biayanya kepada anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan. 2. Jenis Koperasi di Indonesia
Jenis koperasi di Indonesia dapat dilihat dari dua pendapat,antara lain: a. Terdapat beberapa jenis koperasi, Subandi, (2009:35) mengelompokkan jenis koperasi berdasarkan bidang usahanya, sebagai berikut : 1) Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para
6
anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu koperasi konsumsi sangat tergantung pada ragam anggota dan daerah kerja tempat koperasi didirikan; 2) Koperasi
produksi
adalah
koperasi
yang
kegiatan
utamanya
memproses bahan baku menjadi barang jadi/setengah jadi. Tujuannya adalah untuk menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya guna meningkatkan barang-barang tertentu melalui proses yang meratakan pengelolaan dan memiliki sendiri. b. Jenis koperasi menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 16, jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Jenis koperasi terdiri dari lima jenis, yaitu: 1) Koperasi simpan pinjam; 2) Koperasi konsumen; 3) Koperasi produsen; 4) Koperasi pemasaran; 5) Koperasi jasa. 3. Landasan-Landasan Koperasi
Koperasi meiliki 3 landasan yaitu, sebagai berikut : a. Landasan idil Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan palsafah Negara dan bangsa Indonesia telah menjadi idil koperasinya (pasal 2 ayat (1) UU No. 12/1976); b. Landasan struktural dan landasan gerak Landasan struktural koperasi Indonesia adalah UUD 1945 dan landasan
geraknya
“ perekonomian
adalah
disusun
pasal
sebagai
33 usaha
ayat
(1)
bersama
yang
berbunyi:
atas
asas-asas
kekeluargaan’’. Dan penjelasannya berbunyi: dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat; c. Landasan Mental Agar koperasi Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dalam mencapai tujuannya, harus ditopang kuat oleh sifat mental para
7
anggotanya, yaitu setia kawan dan kesadaran pribadi ( solidarity and individual ). Rasa setia kawan sangat penting, karena tanpa ada rasa itu maka tidak mungkin ada kerja sama dalam koperasi sebagai usaha bersama dalam kesamaan hak dan kewajiban. 4. Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah pedoman bagi koperasi-koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktiknya, prinsip tersebut antara lain: a. Prinsip ke-1: Keanggotaan yang sukarela dan terbuka Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terrbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin (gender) latar belakang sosial, ras, politik atau agama. b. Prinsip ke-2: Pengawasan demokratis oleh anggota Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. c. Prinsip ke-3: Pertsipasi anggota dalam kegiatan ekonomi Para anggota memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis (terhadap modal tersebut). d. Prinsip ke-4: Otonomi dan kemandirian (independence) Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri serta diawasi oleh para anggotanya. e. Prinsip ke-5: Pendidikan, pelatihan, penerangan Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakil-wakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para menejer dan karyawan, agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasinya. f. Prinsip ke-6:Kerja sama antar koperasi
8
Koperasi melayani anggotanya secara kolektif dan memperkuat gerakan koperasi dengan bekerja sama melalui organisasi koperasi tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional. g. Prinsip ke-7: Kepedulian terhadap masyarakat Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarkat sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota. 5. Fungsi, Peran, dan Tujuan Koperasi
Pasal (3) UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, tentang tujuan koperasi Indonesia seperti berik ut : “Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang –Undang Dasar 1945”. Sedangk an di dalam pasal (4) UU No. 25 Tahun 1992, diuraikan fungsi dan peran koperasi Indonesia seperti berikut : a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social; b. Berperan serta secara aktif daam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakatan; c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya; d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. B. Sampah 1. Definisi Sampah
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor
9
18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainnya. Bahkan sampah bisa berasal dari puing-puing bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai (Nurhidayat, 2010). Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. 2. Sumber-Sumber Sampah
Sumber sampah dapat terbagi atas 7, antara lain : a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes) Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, daun-daunan dari kebun atau taman dan sebagainya. b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya. c. Sampah yang berasal dari perkantoran Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat anorganik, dan mudah terbakar (rubbish). d. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes) Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari
10
proses produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya. e. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan dan peternakan Sampah dari hasil perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya. Sedangkan yang berasal dari peternakan berupa: kotorankotoran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang dan sebagainya. f. Sampah yang berasal dari pertambangan Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya: batu batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya. 3. Jenis-Jenis Sampah
Jenis-jenis sampah dapat dibagi menjadi 9 bagian, yaitu : a. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya 1) Sampah anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya: logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya. 2) Sampah organik Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya: sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya. b. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar 1) Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas dan sebagainya. 2) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca dan sebagainya. c. Sampah berdasarkan karakteristiknya 1) Abu ( Ashes), merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik di rumah, di kantor maupun industri; 2) Sampah Jalanan (Street Sweeping ), berasal dari pembersihan jalan dan trotoar, terdiri dari kertas-kertas, kotoran dan daun-daunan;
11
3) Bangkai Binatang ( Dead Animal ), yaitu bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau kecelakaan; 4) Sampah pemukiman ( Household Refuse), yaitu sampah campuran yang berasal dari daerah perumahan. d. Bangkai Kendaraan ( Abandoned Vehicles), yang termasuk jenis sampah ini adalah bangkai mobil, truk, kereta api, satelit, kapal laut dan alat transportas lainnya. e. Sampah industri, terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri pengolahan hasil bumi, tumbuh-tumbuhan dan industri lainnya. f. Sampah dari daerah pembangunan, yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan gedung, perbaikan dan pembaharuan gedung. Sampah dari daerah ini mengandung tanah batu-batuan, potongan kayu, dan lain-l ain. g. Sampah padat pada air buangan (Sewage Solid ), yaitu sampah yang terdiri dari benda yang umumnya zat organic hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengolahan air buangan. h. Sampah khusus, yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus dalam pengelolaannya, misalnya kaleng cat, film bekas, zat radio aktif dan zat yang toksis. (Mukono, 2006). 4. Komposisi Sampah
Rahman, (2012) memaparkan secara umum komposisi dari sampah di setiap kota bahkan negara hampir sama, yaitu : No.
Komposisi Sampah
Persentase
1
Kertas dan Karton
± 35 %
2
Logam
±7%
3
Gelas
±5%
4
Sampah halaman dan dapur
± 37 %
5
Kayu
±3%
6
Plastik, karet, dan kulit
±7%
7
Lain-lain
±6%
Komposisi atau susunan bahan-bahan sampah merupakan hal yang perlu diketahui, hal ini penting kegunaannya untuk pemilahan sampah serta pemilihan alat atau sarana yang diperlukan untuk pengelolaan sampah.
12
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Sampah
Rahman, (2012) juga memaparkan bahwa sampah baik kualitas maupun kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain : a. Jumlah Penduduk Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah pun berpacu dengan laju pertambahan penduduk. b. Keadaan Sosial Ekonomi Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak dan bersifat tidak dapat membusuk. c. Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula. d. Tingkat pendidikan Untuk meningkatkan mutu lingkungan, pendidikan mempunyai peranan penting karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui dan sadar akan bahaya limbah rumah tangga terhadap lingkungan, terutama bahaya pencemaran terhadap kesehatan manusia dan dengan pendidikan dapat ditanamkan berpikir kritis, kreatif dan rasional. 6. Hubungan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Menurut Chandra, (2006) pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan juga ada yang negatif. Pengaruh positif dari pengelolaan sampah ini terhadap masyarakat dan lingkungan, antara lain : a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk; b. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah terhadap ternak;
13
c. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah; d. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat; Sedangkan pengaruh negatif dari sampah terhadap kesehatan, lingkungan maupun sosial ekonomi dan budaya masyarakat, antara lain : a. Pengaruh terhadap kesehatan, antara lain : 1) Pengolahan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan sektor penyakit seperti lalat atau tikus; 2) Terjadinya
kecelakaan
akibat
pembuangan
sampah
secara
sembarangan misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca dan sebagainya; 3) Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas, insomnia, stress dan lain-lain. b. Pengaruh terhadap lingkungan 1) Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata; 2) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk; 3) Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya kebakaran yang lebih luas; 4) Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat seperti jalan, jembatan dan saluran air. c. Pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat 1) Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial budaya masyarakat setempat; 2) Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan hasrat orang lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah tersebut; 3) Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja dan produktifitas masyarakat menurun;
14
4) Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar sehingga dana untuk sektor lain berkurang; 5) Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan tidak memiliki nilai ekonomis; C. Koperasi Sampah
Merujuk pada Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 tentang Koperasi, maka koperasi sampah diharapkan dapat sebagai tempat pemberdayaan sampah yang terhimpun dalam suatu organisasi, dimana sampah dijadikan sebagai modal dalam organisasi tersebut. Bentuk koperasi dipilih karna lebih menggambarkan bentuk kerjasama ekonomi rakyat yang telah dimiliki oleh Indonesia jauh sebelum sisitem perbankan ada. Kerja sama ini dilandaskan atas asas kekeluargaan dan modal koperasi sampah berasal dari modal sosial warga sekolah yaitu sampah-sampah yang dikumpulkan oleh siswa yang kemudian dibawa ke koperasi sampah. Jadi,
bentuk
koperasi
sampah
merupakan
kerja
sama
yang
menggabungkan modal sosial dan ekonomi. Pengelolaan program koperasi sampah ini merupakan pengendalian dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sekolah untuk mencapai tujuan dalam suatu wadah atau tempat tertentu.
Dimensi
pengelolaan
program
koperasi
sampah
meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Koperasi sampah sekolah adalah organisasi yang bertujuan meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengendalikan keadaan sosial ekonomi di sekolah dalam upaya menumbuhkan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan. Koperasi sampah ini diharapkan mampu memicu para siswa serta warga sekolah lainnya untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka miliki sehingga ilmu tersebut dapat terasa secara nyata oleh mereka sendiri dan masyarakat. Dengan kata lain pendirian koperasi ini merupakan suatu cara sekolah, untuk dapat menyadarkan siswa terhadap perkembangan sosial dan ekonomi dengan memanfaatkan potensi setempat berupa sampah, sehingga dapat menuju kemandirian dan mewujudkan lingkungan yang bersih, elok, rapi, sehat, aman, tekun dan unggul dalam mencanangkan program ADIWIATA.
15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Definisi operasional dapat memberikan kemudahan penjelasan secara spesifik tentang variabel yang akan diteliti. Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Koperasi (variabel X) adalah suatu wadah ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang bersifat terbuka dan sukarela yang bertujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan anggota secara bersamasama (kolektif). Dengan demikian, koperasi secara bahasa dapat diartikan sebagai kerja sama. b. Sampah (variabel Y) adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Dengan demikian sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya. B. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sebagai pandangan atau model atau pola pikir yang menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti, kemudian membuat hubungan antar satu variabel dengan variabel lain (Sugiyono, 2010:24). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan metode korelasional, antara lain: a. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono 2010:11). Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui perkembangan variabel-variabel yang diteliti, yaitu koperasi dan sampah. b. Metode korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk memengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328)
16
SMA Negeri 1 Sinjai Selatan
Koperasi Sampah
Rancangan Penelitian : 1. Waktu dan Tempat : pada hari jum’at 12 Agustus 2016 di ruang koperasi sampah sekolah SMAN 1 Sinjai Selatan; 2. Alat dan Bahan : timbangan, tali, karung, alat tulis, sampah dan barang jualan; 3. Prosedur Kerja : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
Teknik Pengumpulan Data : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Library research atau studi kepustakaan Teknik Analisis Data : 1. Menganalisis data 2. Mengedit data
Hasil dan Kesimpulan
Gambar 1 : Skema Desain Penelitian C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:61). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:62). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Sinjai Selatan. D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010:401). Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
17
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Studi observasi Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersususun dari berbagai proses biologis dan psikhologis, serta dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 2. Studi wawancara Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 3. Library research atau studi kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca, mempelajari, menelaah, dan mengutip dari berbagai literatur seperti buku, jurnal, karya ilmiah (skripsi maupun tesis yang telah dipublikasikan), artikel, maupun hasil penelitian sejenis, dan melalui media lainnya yang mengandung informasi terkait dengan masalah yang diteliti. E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
18
BAB IV PEMBAHASAN / ANALISIS DATA
A. Sejarah Singkat SMAN 1 Sinjai Selatan
SMA Negeri 1 Sinjai Selatan pada awalnya dikenal dengan nama SMA Negeri Bikeru, dirintis sebagai kelas jauh dari SMA Negeri 277 yang sekarang dikenal dengan nama SMA Negeri 1 Sinjai Utara pada tahun 1983. Perintisan SMAN 1 Sinjai Selatan di karenakan banyaknya peserta didik yang berasal dari wilayah ini bersekolah di SMA Negeri 277 yang jaraknya sekitar 24 kilometer dari kecamatan Sinjai Selatan. SMAN 1 Sinjai Selatan berada di kelurahan Bikeru, yang sekarang beralih menjadi desa Alenangka, kecamatan Sinjai Selatan. Pendirian sekolah ini dirintis oleh pemerintah kecamatan Sinjai Selatan bersama-sama dengan beberapa tokoh masyarakat yang pada waktu itu mengusulkan kepada Kanwil DEPDIKBUD provinsi Sulawesi Selatan untuk mendirikan satu unit sekolah baru. Berkat kegigihan perjuangan pemerintah tersebut dan tokoh-tokoh masyarakat, maka dibangunlah unit sekolah baru tersebut pada tanggal 4 November 1982 dan selesai pembangunannya pada tanggal 14 Mei 1983 dan berselang satu tahun kemudian berdirilah SMAN Bikeru pada tahun 1984. Namun baru pada tanggal 1 Juni 1987 diresmikan penggunaan gedung sekolah tersebut oleh kepala Kanwil DEPDIKBUD provinsi Sulawesi Selatan, Drs.Athaillah, berdasarkan SK MENDIKBUD RI No. 0473/0/1983 tertanggal 10 November 1983. Lahan yang dipergunakan sebagai lokasi pendirian SMAN 1 Sinjai Selatan seluas kurang lebih 3 hektar merupakan wilayah persawahan yang diwakafkan oleh masyarakat sekitar dan sebagian besar lahan lainnya dibeli oleh pemerintah kabupaten Sinjai yang pada waktu itu dipimpin oleh Bapak Andi Mattotorang. Fasilitas yang dimiliki oleh SMAN 1 Sinjai Selatan pada awalnya terdiri dari 1 unit laboratorium IPA, 1 unit ruangan kantor, 1 unit ruang belajar yang terdiri dari 3 buah ruang kelas, 1 unit gedung dan satu buah generator.
19
Pada perkembangan selanjutnya SMAN 1 Sinjai Selatan berbenah untuk melengkapi fasilitas belajar hingga sekarang. Kepala sekolah yang memimpin SMAN 1 Sinjai Selatan mulai dari berdirinya adalah sebagai berikut : 1. Halwin, BA sebagai pejabat kepala sekolah dari tahun 1983-1984; 2. Drs. Muhammad Hasyim dari tahun 1984 sampai dengan 1996; 3. Drs. Muhammad Azikin Hasan dari tahun 1996 sampai dengan 1998; 4. Drs. Andi Muhammad Basir dari tahun 1998 sampai dengan 2009; 5. Drs. Juanda dari tahun 2009 sampai dengan 2010; 6. Drs. Muhammad Ali Musa dari tahun 2010 sampai dengan 2014; 7. Drs. Muhammad Arifin Sakka MM dari tahun 2014 sampai sekarang. B. Pembahasan Hasil
1. Proses pengumpulan sampah
2. Proses penimbangan sampah
3. Proses perhitungan sampah hasil timbangan
20
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan
Dari serangkaian pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Masalah sampah yang cenderung dilematis ini sebetulnya dapat diatasi dan dikonversi menjadi sesuatu yang produktif, seperti yang sudah dilakukan beberapa sekolah di wilayah lain. Namun pada pelaksanananya tetap membutuhkan partisipasi dan kedisiplinan warga sekolah sebagai penghasil sampah. Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan perilaku atau kebiasaan pada warga sekolah. Salah satu cara mengubah perilaku ini adalah dengan mengganti kebiasaan buruk tersebut dengan kebiasaan baru yang secara umum lebih menyenangkan atau lebih bermanfaat. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan koperasi sampah, dimana warga sekolah dapat berpartisipasi menjaga lingkungan sambil mendapat keuntungan secara langsung. B. Saran
Dari hasil penelitian di atas, penulis memberikan saran dan masukan kepada pembaca agar dapat mengkampanyekan program koperasi sampah kepada warga sekolah sehingga diharapkan dapat mengundang mereka untuk bergabung dan berpartisipasi dalam kegiatan koperasi sampah. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi satu solusi di sekolah-sekolah untuk menyadarkan warga sekolah terhadap pelestarian lingkungan dan disisi lain bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian warga sekolah.
21
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman (2006) Pengantar Kesehatan Lingkungan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Nurhidayat, Setyo Purwendro (2010) Mengolah Sampah Untuk Pupuk dan Pestisida Organik, Penebar Swadaya,Jakarta. Subandi, (2009) Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung : Alfabeta. Mukono, (2006) Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press, Surabaya. Rahman, Haikal (2012) Model Lingkungan Pengelolaan Sampah Perkotaan (Studi Kasus Kota Medan) edisi , alamt URL tsnggsl ambil file:///C:/Users/RAHMATUL%20FURQAN/Videos/Jurnal/102411055_Bab2.pdf
file:///C:/Users/RAHMATUL%20FURQAN/Videos/Jurnal/bab%201%2005412144079.pdf
file:///C:/Users/RAHMATUL%20FURQAN/Videos/Jurnal/JURNAL.pdf
file:///C:/Users/RAHMATUL FURQAN/Videos/Jurnal/Bab 2.pdf
file:///C:/Users/RAHMATUL%20FURQAN/Videos/Jurnal/102411055_Bab2.pdf
file:///C:/Users/RAHMATUL%20FURQAN/Videos/Jurnal/Bab%202.pdf
file:///C:/Users/RAHMATUL%20FURQAN/Videos/Jurnal/Baru/Chapter%20II.p df