Tugas Toksikologi Lingkungan Industri
Kromium Pada Limbah Industri Tekstil
Oleh: Deli Syaputri Fitri Dian Nila Sari Halimah Fitriani Pane Iqbal Octari Purba
(117032163) (117032164) (117032165) (117032167)
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya, sehing sehingga ga penuli penuliss dapat dapat menyel menyelesa esaikan ikan makala makalah h ini dengan dengan judul judul ”Kromiu ”Kromium m Pada Limbah Limbah Industri Tekstil”. Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah masih terdapat kekurangan yang yang harus harus diperb diperbaik aiki. i. Untuk Untuk itu itu penuli penuliss menguca mengucapka pkan n banyak banyak terima terima kasih kasih kepada kepada Dr. dr. Wirsa Wirsall Hasan, Hasan, MPH. MPH. selaku selaku dosen dosen yang yang telah telah member memberika ikan n tugas tugas makala makalah h ini dan telah telah member memberika ikan n pengaj pengajara aran n dan ilmu ilmu sebelu sebelumny mnyaa kepada kepada penuli penuliss sebaga sebagaii bahan bahan penyus penyusunan unan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan materi ini. Amin.
Medan, 8 Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................. ................................................... . i DAFTAR ISI.......................................................... ............................. ................. ........ ......... ii BAB 1 PENDAH PENDAHULU ULUAN AN .............. .................... ............. .............. ............. ............. ..................... ............................... ................. 1 1.1. Latar Belakang..... Belakang............ .............. ............. ............. .............. .............. ............... .............................. ........................ 1 1.2. Perumusan Perumusan Masalah Masalah ............. .................... ............. ............. .............. .............. ............. ............. ............... ........ 3 1.3. Tujuan Penulisan Penulisan ........ ............... .............. .............. ............. ............. .............. .............. ....................... ................ 3 1.4. Manfaat Manfaat Penulisan Penulisan ............. .................... .............. ............. ............. .............. ............. ........................ .................. 3 BAB II PEMBAH PEMBAHASA ASAN.... N........... .............. ............. ............. .............. .............. ............. ............. .............. ........................ ................. 4 2.1. Pencemaran Pencemaran Logam Berat...... Berat............. .............. .............. ............. ............................ ........................... ..... 4 2.2. Kromium.... Kromium........... .............. .............. ............. ............. .............. ............. ............. ........................ ............................ ........... 4 2.3. Sumber Kromium............................................................. ............ ........ .... 7 2.4. Penggunaan Kromium.................................................................. 11 2.5. Kromium dalam Lingkungan.................................. ................ ........ ............. ..... 14 2.6. Pengaruh Kromium Terhadap Kesehatan.............. ................ ........ .............. ...... 14 2.7. Industri Tekstil...................................................... ................. ......... .............. ...... 14 2.8. Industri Tekstil Finishing (Penyempurnaan).......................... ...... 14 2.8.1. Industri Tekstil Finishing Pewarnaan ( Dyeing Dyeing )................. )................. 17 2.8.2. Industri Tekstil Finishing Bleaching (Pemutihan)............. 19 2.8.3. Industri Tekstil Finishing Printing (Pencapan).................. 19 2.9. Karakteristik Air Limbah Industri Tekstil .................................. 2.10. Metode Pengolahan Limbah Industri Tekstil ............................. 2.11. Degradasi Zat Warna .................................................................. 2.12. Mekanisme Perombakan Zat ...................................................... 2.13. Adsorpsi Adsorpsi Zat Warna Warna Tekstil Tekstil ...................................................... BAB III KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... ........... ........ ... 26 3.1. Kesimpulan.. Kesimpulan......... .............. ............. ............. .............. .............. ............. ............. .............. ............. ............. .............. ....... 26 3.2. Saran........ Saran.............. ............. .............. ............. ............. .............. .............. ............. ............. .............. ............. .................. ............ 27 DAFTAR DAFTAR PUSTAKA................................................................ PUSTAKA....................................................................................... ......................... .. 28
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pesatnya pembangunan dan penggunaan berbagai bahan baku logam bisa berdampak negati negatif, f, yaitu yaitu muncul munculnya nya kasus kasus pencema pencemaran ran yang melebi melebihi hi batas batas sehing sehingga ga mengak mengakiba ibatka tkan n kerugian kerugian dan meresahkan masyarakat masyarakat yang tinggal di sekitar sekitar daerah perindustria perindustrian n maupun masyarakat pengguna produk industri tersebut. Hal ini terjadi karena sangat besarnya risiko terpapar logam berat maupun logam transisi yang bersifat toksik dalam dosis atau konsentrasi tertentu. Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi lingkungan saat ini. Logam berat banyak ditemukan pada hampir semua jenis limbah industri. Semakin berkembangnya industri akan menyebabkan peningkatan pencemaran terhadap sumber-sumber air yang yang berasal dari limbah industri yang dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Keadaan ini berdampak buruk apabila perairan sudah tercemar tersebut dijadikan untuk irigasi lahan pertanian dan menjadi sumber air yang digunakan masyarakat. Pencema Pencemaran ran logam logam berat berat cenderu cenderung ng mening meningkat kat sejala sejalan n dengan dengan mening meningkat katnya nya proses proses indust industri riali alisas sasi. i. Pencem Pencemara aran n logam logam berat berat dalam dalam lingku lingkungan ngan (perai (perairan ran,, tanah, tanah, udara) udara) bisa bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim enzim sehing sehingga ga menggan mengganggu ggu metabo metabolis lisme me tubuh, tubuh, menyeba menyebabka bkan n alergi alergi,, bersif bersifat at mutage mutagen, n, teratogen, ataupun karsinogen. Beberapa logam berat yang sering ditemukan dalam limbah industri yaitu Kadmium (Cd), Krom Kromiu ium m (Cr) (Cr),, Besi Besi (Fe) (Fe),, Seng Seng (Zn) (Zn),, Kobal Kobaltt (Co) (Co) dan dan Timb Timbal al (Pb) (Pb) yang yang semu semula la dalam dalam konsentrasi keeil, namun selanjutnya akan mengalami pemekatan dan menimbulkan dampak negative khususnya terhadap kesehatan man usia. Kromium merupakan salah satu logam berat yang memiliki potensi besar sebagai polutan di lingkungan. Sumber utama pencemaran kromium di perairan berasal dari industri tekstil.
Industri tekstil lebih banyak memakai zat warna sintetik dibandingkan zat warna alam kare karena na zat zat warn warnaa sint sintet etik ik dapat dapat meme memenu nuhi hi kebut kebutuha uhan n skal skalaa besa besar, r, warn warnaa berv bervar aria iasi si dan pemakaiannya lebih praktis. Pada umumnya, zat warna tekstil menggunakan mengguna kan logam berat seperti kromiu kromium m pada zat warna warna mordan, mordan, tembaga tembaga dan kobalt pada bebera beberapa pa zat warna warna azo yang yang ditujukan ditujukan untuk memberikan memberikan warna dan meningkatkan meningkatkan kecemerlangan kecemerlangan penampakkan penampakkan warna. Padahal logam-logam tersebut berbahaya bagi lingkungan termasuk kesehatan manusia. Kromium atau Cr merupakan salah satu logam berat yang memiliki dayaracun yang tinggi. Sifat racun yang dibawa oleh logam ini dapat membahayakan organ vital seperti hati dan ginjal ginjal.. Daya Daya racun racun yang dimili dimiliki ki kromiu kromium m ditent ditentukan ukan oleh oleh bilanga bilangan n oksida oksidasin sinya, ya, dimana dimana senyawaan senyawaan kromium (III) yang berada dalam keadaan bilangan bilangan oksidasi oksidasi 3+ mempunyai mempunyai tingkat toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan kromium (VI). Kromium sebagai salah satu logam berat berpotensi berpotensi sebagai pencemar akibat kegiatan kegiatan pewarnaan pewarnaan kain pada industri industri tekstil, cat, penyamakan kulit, pelapisan logam, baterai atau industri kromium lainnya. Melalui rantai makanan kromium dapat terdeposit dalam bagian tubuh mahluk hidup yang pada suatu ukuran tertentu dapat menyebabkan keracunan. Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun. Meskipun kromium berbahaya, tetapi kromium banyak digunakan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa. Dalam bidang kimia, kromium Digunakan sebaga sebagaii katali katalis, s, sepert sepertii K 2Cr 2O7 merupa merupakan kan agen agen oksida oksidasi si dan diguna digunakan kan dalam dalam analisi analisiss kuantitatif. Dalam industri tekstil, kromium digunakan sebagai mordants. Kromium merupakan mikronutrien bagi mahluk hidup, tetapi bersifat toksik dalam dosis tinggi. tinggi. Kromium Kromium dibutuhkan dibutuhkan untuk metabolisme metabolisme hormon insulin insulin dan pengaturan pengaturan kadar glukosa glukosa darah. Defisiensi kromium bisa menyebabkan hiperglisemia, glikosoria, meningkatnya cadangan lemak tubuh, munculnya penyakit radiovaskuler, menurunnya jumlah sperma dan menyebabkan infertilitas. Kontaminasi logam krom dapat terjadi melalui makanan dan minuman yang tertumpuk di ginjal akan mengakibatkan keracunan akut yang akan ditandai dengan kecenderungan terjadinya pembengkakan pada hati dan dalam waktu yang cukup panjang akan mengendap dan menimbulkan kanker paru-paru. Tingkat karacunan krom pada manusia diukur melalui kadar atau kandungan krom dalam urine. Oleh karena itu, krom merupakan logam yang sangat beracun dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
Dampak Dampak kelebi kelebihan han kromiu kromium m pada pada tubuh tubuh akan terjad terjadii pada kulit, kulit, salura saluran n pernaf pernafasa asan, n, ginjal dan hati Pengaruh terhadap saluran pernafasan yaitu iritasi paru-paru akibat menghirup debu kromium dalam jangka panjang dan mempunyai efek juga terhadap iritasi kronis, polyp, kronis, polyp, tracheobronchitis dan pharingitis kronis kronis.. Reaksi Reaksi asma asma lebih lebih sering sering terjad terjadii akibat akibat Cr (VI) (VI) dari daripa pada da Cr (III (III). ). Krom Kromiu ium m triv trival alen en memp mempun unyai yai tingk tingkat at toks toksis isit itas as yang yang lebi lebih h rend rendah ah dibandingkan kromium heksavalen, namun dalam jangka panjang dapat mengakibatkan alergi serta kanker yang membahayakan manusia. Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga menghasilka menghasilkan n limbah limbah sebagai sebagai pencemar pencemar lingkungan. lingkungan. Limbah berbahaya berbahaya yang sering sering digunakan digunakan dalam industri tekstil adalah krom yang merupakan salah satu logam berat. Apabila limbah industri tekstil yang mengandung krom dibuang langsung ke dalam lingkungan tanpa melalui pengolahan
lebih dahulu, berakibat menambah jumlah ion logam pada air lingkungan. Air
lingkungan yang berlebihan jumlah ion logam pada umumnya tidak dapat dikonsumsi sebagai air minum. Kandungan krom dalam air dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia. Selain itu, para pekerja yang menggunakan krom pasti juga beresiko tinggi terkontaminasi oleh krom. Kulit yang yang bers bersen entu tuha han n krom krom maup maupun un hidun hidung g yang yang meng menghi hiru rup p krom krom seca secara ra berl berleb ebih ihan an akan akan mengganggu juga untuk metabolisme tubuh maupun nafas. 1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan sebagai permasalahannya yaitu bagaimanakah dampak kromium pada limbah industri tekstil terhadap kesehatan manusia. 1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain: 1. Untuk mengetahu mengetahuii sifat-sif sifat-sifat at logam kromium kromium 2. Untuk mengetahui mengetahui penggunaan penggunaan kromium kromium di industri industri tekstil tekstil 3. Untuk mengetahu mengetahuii dampak kromium kromium terhadap terhadap kesehatan kesehatan 1.4. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini antara lain: 1. Untuk mengetahu mengetahuii sifat-sif sifat-sifat at logam kromium kromium 2. Untuk mengetahui mengetahui penggunaan penggunaan kromium kromium di industri industri tekstil tekstil 3. Untuk mengetahu mengetahuii dampak kromium kromium terhadap terhadap kesehatan kesehatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Logam Berat
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terpisah dari benda-benda yang bersifat logam. Logam dapat kita gunakan sebagai perlengkapan rumah tangga dan juga sebagai bahan baku berbagai jenis industri. Penggunaan logam sebagai bahan baku industri guna memenuhi kebutuhan manusia akan mempengaruhi kesehatan manusia melalui dua jalur, yaitu : 1. Kegiatan Kegiatan industri industri akan akan menambah menambah polutan polutan logam dalam dalam lingkunga lingkungan n air, tanah, tanah, udara udara dan makanan. 2. Peru Peruba baha han n
biok biokiimia mia
loga logam m
sebag ebagai ai baha bahan n
baku baku ber berbaga bagaii
jeni enis
indu indust stri ri bis bisa
mempengaruhi kesehatan manusia. Pencemaran logam dapat terjadi di tanah, udara, dan perairan. Pada perairan pencemaran logam dapat terjadi terjadi karena adanya kegiatan industri, industri, kegiatan kegiatan domestik domestik , maupun sumber alami dari batuan akhirnya sampai ke sungai/laut dan selanjutnya mencemari manusia melalui ikan, air minum, minum, atau atau air sumber sumber irigas irigasii lahan lahan pertan pertanian ian sehing sehingga ga tanama tanaman n sebaga sebagaii sumber sumber pangan pangan manusia tercemar oleh logam. Pencema Pencemaran ran logam logam berat berat cenderu cenderung ng mening meningkat kat sejala sejalan n dengan dengan mening meningkat katnya nya proses proses indust industri riali alisas sasi. i. Pencem Pencemara aran n logam logam berat berat dalam dalam lingku lingkungan ngan (perai (perairan ran,, tanah, tanah, udara) udara) bisa bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Karena itu pencemaran logam berat dalam lingkungan (perairan, tanah, udara) perlu diperhatikan secara serius mengingat bahaya yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia maupun bagi keseimbangan lingkungan hidup. Logam berat dibagi ke dalam 2 jenis yaitu : 1. Logam berat berat esensial esensial ; yakni yakni logam dalam dalam jumlah jumlah tertentu tertentu yang sangat sangat dibutuhkan dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut bisa menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya.
2. Logam Logam berat tidak tidak esensial esensial ; yakni yakni logam yang yang keberad keberadaann aannya ya dalam tubuh tubuh manusia manusia masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik seperti Hg, Cr, Cd, Pb dan lain sebagainya.
2.2. Kromium
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium merupakan suatu logam yang bersifat keras, berwarna abu-abu dan sulit sulit dioksi dioksidas dasii walaupu walaupun n dalam dalam suhu suhu tinggi tinggi.. Kromi Kromium um sering sering diguna digunakan kan sebaga sebagaii pelapi pelapiss ornamen-ornamen bangunan, pelapis peralatan kendaraan bermotor, cat (dapat berwarna merah, kuning, kuning, orange dan hijau) serta sebagai pengikat warna dalam kegiatan pewarnaan kain pada industri tekstil. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam. Kromium ditemukan dalam bentuk bijih kromium, khususnya dalam senyawa PbCrO4 yang berwarna merah. PbCrO4 dapat digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak.Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun. Meskipun kromium berbahaya, tetapi kromium banyak digunakan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa. Dalam bidang kimia, kromium digunakan sebagai katalis, seperti K 2Cr 2O7 merupakan agen agen oksida oksidasi si dan diguna digunakan kan dalam dalam analis analisis is kuantit kuantitati atif. f. Dalam Dalam indust industri ri teksti tekstil, l, kromiu kromium m diguna digunakan kan sebaga sebagaii mordan mordants. ts. Kromiu Kromium m memili memiliki ki bebera beberapa pa isotop isotop.. Dianta Diantara ra isotop isotop-i -isot sotop op kromium, ada beberapa isotop kromium yang digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr 51 51 yang digunakan untuk mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah Kromiu Kromium m termas termasuk uk unsur unsur yang yang jarang jarang ditemu ditemukan kan pada perair perairan an alami. alami. Kerak Kerak bumi bumi mengan mengandung dung Kromi Kromium um sekita sekitarr 100 mg/kg. mg/kg. Kromiu Kromium m yang yang ditemu ditemukan kan di perair perairan an adalah adalah Kromium trivalen (Cr 3+) dan Kromium heksavalent (Cr 6+), namun pada perairan yang memiliki memiliki pH lebih dari 5, Kromium trivalen tidak ditemukan. Apabila masuk ke perairan, Kromium trivalen akan dioksidasi menjadi Kromium hexavalen (Cr 6+) yang lebih toksik. Efek racun akan timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang terkontaminasi,misalnya dalam dalam pengel pengelasa asan n stainl stainless ess steel, steel, kromat kromat atau atau produk produksi si pigmen pigmen krom, krom, pelapi pelapisan san krom,d krom,dan an penyamakan kulit. Selain itu, jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang mengandung krom kromiu ium m akan akan meni menimb mbul ulka kan n efek efek kera keracu cunan nan.. Efek Efek toks toksik ik krom kromiu ium m dapa dapatt meru merusa sak k dan dan
mengiritasi hidung, paru-paru, lambung, dan usus. Dampak jangka panjang yang tinggi dari kromium menyebabkan kerusakan pada hidung dan paru-paru. Mengonsumsi makanan berbahan kromium kromium dalam jumlah yang sangat besar, menyebabkan menyebabkan gangguan gangguan perut, perut, bisul, bisul, kejang, kejang, ginjal, ginjal, kerusakan hati, dan bahkan kematian
Sifat Fisika dan Kimia dari chromium antara lain: −
Titik didih 2672 oC
−
Titik lebur 1837 – 1877 oC
−
Berat jenis 7,20 pada 28 oC
−
Kromium tidak larut dalam air dan asam nitrat, larut dalam asam sulfat encer dan asam klorida.
−
Kromium tidak dapat bercampur dengan basa, oksidator, halogen, peroksida dan logam – logam.
−
Kromium dapat menyala atau mudah menyala, dapat terbakar secara spontan apabila terpapar di udara atau bila debu kromium bercampur dengan udara dapat terbakar atau meledak.
−
Hindarkan dari panas, nyala api, percikan api dan sumber – sumber kebakaran yang lain. Hindari terjadinya debu kronium.
2.3. Sumber Kromium
Di alam kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas. Selain ditemukan dalam bijih kromit, kromium juga dapat ditemukan dalam PbCrO4, yang merupakan mineral kromium dan banyak ditemukan di Rusia, Brazil, Amerika Serikat, dan Tasmania. Selain itu, kromium juga dapat ditemukan di matahari, meteorit, kerak batu dan air laut. Krom Kromiu ium m
juga juga
dapa dapatt
diha dihasi silk lkan an
dari dari pros proses es isol isolas asii
di
labo labola lato tori rium um,,
kare karena na
kromium kromium begitu begitu mudah tersedia secara komersial. komersial. Seperti telah disebutkan disebutkan sebelumnya, sebelumnya, bahwa sumber yang paling berguna dari komersial kromium adalah bijih kromit, FeCr 2O4. Oksidasi bijih ini melalui udara dalam cairan alkali memberikan natrium kromat, Na2CrO4 di mana kromium dalam oksidasi 6 negara. Ini dikonversi menjadi Cr (III) oksida, Cr 2O3 dengan ekstraksi ke dalam air, curah hujan, dan reduksi reduksi dengan karbon. Oksida kemudian dikurangi lagi dengan alumin aluminium ium atau atau silik silikon on untuk untuk memben membentuk tuk logam logam kromiu kromium. m. Isolas Isolasii jenis jenis lain lain yang dapat dapat
diguna digunakan kan untuk untuk mengha menghasil silkan kan krom krom adalah adalah dengan dengan proses proses elektr elektropl oplati ating. ng. Ini meliba melibatka tkan n pembubaran Cr 2O3 dalam asam sulfat untuk memberikan suatu elektrolit yang digunakan untuk elektro plating krom.
2.4. Penggunaan Kromium
Chromium banyak digunakan dalam perindustrian, antara lain: a. Cromium Cromium (0) digunakan dalam pembuatan pembuatan baja (stainles (stainlesss steel) untuk menaikkan menaikkan kekuatan, kekerasan dan resistensi logam. b. Cromium (VI) dan kromium (III) digunakan untuk menyepuh logam (electroplating), pencelupan dan pewarnaan (dyes and pigment), penyamakan kulit (leather tanning) dan pengawetan kayu (wood preserving) c. Proses pemurn pemurnian ian bahan kimia kimia dan pembuatan pembuatan katali kataliss d. Pembuat Pembuatan an zat zat warn warnaa Dalam industri kimia digunakan sebagai : a. Cat pigmen pigmen (dapat berwar berwarna na merah, merah, kuning, orange orange dan hijau) hijau) b. Chrome plating c. Penya Penyama maka kan n kulit kulit d. Trea Treatm tment ent Woo Wooll 2.5. Kromium dalam Lingkungan
Pada umumnya logam-logam di alam ditemukan dalam bentuk persenyawaan dengan unsur lain dan sangat jarang ditemukan dalam bentuk elemen tunggal demikian juga halnya dengan kromium. Logam kromium dapat masuk ke semua strata lingkungan baik udara air maupun maupun tanah. tanah. Kromi Kromium um yang yang masuk masuk ke lingkun lingkungan gan dapat dapat datang datang dari dari bermac bermacamam-mac macam am sumber. Sumber masuknya logam Cr ke dalam lingkungan yang umum dan diduga paling banyak adalah dari kegiatan industri, kegiatan rumah tangga dan dari pembakaran serta mobilisasi bahan-bahan bakar. Senyawa kromium di dalam udara ditemukan dalam bentuk dan atau partikulat. Dalam badan perairan kromium dapat masuk melalui dua cara, yaitu secara alamiah dan non alamiah. Masuknya kromium secara alamiah dapat disebabkan oleh beberapa faktor fisika, seperti erosi
yang yang terjad terjadii pada batuan batuan minera mineral. l. Masuka Masukan n kromiu kromium m yang yang terjad terjadii secara secara nonala nonalamia miah h lebih lebih merupakan merupakan dampak atau efek dari aktivitas aktivitas yang dilakukan dilakukan manusia. manusia. Sumber-sum Sumber-sumber ber kromium kromium yang berkaitan dengan aktivitas manusia dapat berupa limbah atau buangan industri sampai buangan rumah tangga.
2.6. Pengaruh Kromium Terhadap Kesehatan
a. Efek Klinis Efek dari chromium terhadap kesehatan yakni bisa mengalami gangguan pernapasan dan juga mengganggu alat pencernaan. Chromium (Vi) dikenal untuk menyebabkan berbagai kesehatan mempengaruhi. Ketika chromium merupakan suatu campuran di dalam produk kulit, itu itu dapat dapat menyeb menyebabka abkan n reaksi reaksi alergi alergi,, sepert sepertii ruam ruam kulit kulit.. Permas Permasala alahan han kesehat kesehatan an lain lain yang yang adalah disebabkan oleh chromium (VI) adalah: •
Ruam Kulit
•
Gangguan percernaan
•
Permasalahan berhubung pernapasan
•
Sistem kebal yang diperlemah
•
Ginjal Dan Kerusakan Hati
•
Pertumbuhan dan reproduksi
•
Kanker Paru-Paru
•
Kematian
b. Keracunan Akut •
Bila terhirup / inhalasi Bila debu atau uap kromium terhirup pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi.
•
Bila kontak dengan kulit Kontak langsung dengan debu atau serbuk kromium dapat menyebabkan iritasi pada
kulit. •
Bila kontak dengan mata Kontak langsung dengan debu atau serbuk kromium dapat menyebabkan iritasi pada
mata.
•
Bila tertelan Logam kromium sangat sulit diabsorbsi melalui saluran pencernaan. Absorbsi dalam
jumlah yang cukup dari beberapa senyawa kromium dapat menyebabkan pusing, haus berat, sakit perut, muntah, syok, oliguria atau anuria dan uremia yang mungkin bisa b isa fatal. c. Keracunan Kronis •
Bila terhirup / inhalasi Paparan Paparan berula berulang ng dalam dalam jangka jangka waktu waktu yang lama lama dari dari beberap beberapaa senyaw senyawaa kromiu kromium m
dilaporkan menyebabkan borok (ulcerasi) dan berlobang (perforasi) pada nasal septum, iritasi pada tenggorokan dan saluran pernafasan bagian bawah, gangguan pada saluran pencernaan, tapi hal ini jarang jarang terjadi, terjadi, gangguan pada darah, sensitisasi sensitisasi paru, pneumoconiosis pneumoconiosis atau fibrosis fibrosis paru dan efek pada hati hal ini jarang terjadi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan terjadi akibat paparan logam •
Bila kontak dengan kulit. Paparan Paparan berula berulang ng dalam dalam jangka jangka waktu waktu yang lama lama dari dari beberap beberapaa senyaw senyawaa kromiu kromium m
dilaporkan menyebabkan berbagai tipe dermatitis, termasuk eksim “Chrome holes” sensitisasi dan kerusakan kulit dan ginjal. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam. •
Bila kontak dengan mata Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa senyawa krom dapat
menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan lakrimasi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam. 2.7. Industri Tekstil
Industri tekstil dimulai dari industri pembuatan benang (pemintalan), industri pembuatan kain (pertenunan dan perajutan), industri penyempurnaan finishing) ( finishing) hingga industri pakaian jadi (garme (garmen). n). Bahan Bahan baku indust industri ri teksti tekstill dapat dapat menggun menggunaka akan n serat serat alam alam baik baik dari dari serat serat serat serat tumbuhan tumbuhan seperti seperti kapas, serat hewan seperti seperti wol, sutra, maupun dari bahan sintetik sintetik lain seperti nilon, polyester, akrilik dan lain-lain. Di Indonesia industri tekstil sangat bervariasi baik dalam hal skala produksi (skala kecil, menengah menengah sampai sampai skala besar) dengan teknologi dari padat karya sampai padat modal, maupun vari varias asii
pros proses es yang yang meli meliput putii
pros proses es pemi pemint ntal alan an,,
pros proses es pert perten enuna unan/ n/pe pera raju juta tan, n, pros proses es
penyempurnaan sampai proses pakaian jadi. Banyak pabrik yang hanya melakukan beberapa
proses tersebut, tetapi ada pula yang merupakan suatu pabrik yang terintegrasi dimulai dari pembuatan benang hingga proses penyempurnaan bahkan dilengkapi dengan proses pembuatan garmen. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi oleh suatu pabrik tekstil dan dampaknya terhadap terhadap lingkungan lingkungan sangat dipengaruhi dipengaruhi variasi variasi tersebut, tersebut, termasuk penggunaan bahan baku, teknologi proses dan jumlah produk yang dihasilkan. Dalam proses produksinya industri tekstil dapat menghasilkan limbah padat, cair, gas, maupun kebisingan. Limbah padat industri tekstil adalah berupa sisa serat, benang, kain, bahan bungkus seperti plastik, kertas, dan limbah padat yang berasal dari IPAL. Limbah padat dari IPAL adalah lumpur dari pengendapan pengendapan awal, dan pengendapan kimia dengan proses proses koagulasi, koagulasi, selain selain itu juga juga dari dari pengola pengolahan han biolog biologi. i. Lumpur Lumpur yang yang berasa berasall proses proses pengend pengendapan apan kimia kimia dimasukkan pada limbah B3. (PP No.18 dan 85 tahun 1999 tentang Pengolahan Limbah B3) Industri pemintalan yang mengolah serat menjadi benang termasuk proses kering dalam industri tekstil. Limbah yang dihasilkan dari tahapan proses pemintalan adalah debu dari serat pendek dan kebisingan k ebisingan yang ditimbulkan oleh mesin. Tingkat kebisingan serta konsentrasi debu yang dikeluarkan dari setiap tahapan proses ditentukan oleh jenis dan kualitas serat yang diolah serta serta jenis alat/ mesin yang digunakan. Pada industri pertenunan dan perajutan, benang dengan melalui beberapa tahapan pengerjaan pengerjaan diolah diolah menjadi menjadi kain tenun atau kain rajut. Benang yang ditenun/ dirajut berupa benang mentah ataupun benang yang telah dicelup. Industri pertenunan/ perajutan sebetulnya merupakan industri yang melakukan proses kering, limbah yang dikeluarkan adalah debu, potongan kain dan kebisingan. Akan tetapi pada proses penganjian benang lusi digunakan larutan kanji dalam air, sehingga akan dikeluarkan limbah cair berupa sisa larutan kanji. Industri penyempurnaan akan menghasilkan kain putih, kain celup atau kain cap. Tahapan Tahapan proses proses penyem penyempur purnaa naan n dapat dapat berbed berbeda, a, bergan bergantun tung g pada jenis jenis kain kain (serat (serat), ), kualitas produk yang ingin dihasilkan, alat mesin yang digunakan, kondisi proses serta jenis bahan kimia pembantu yang digunakan. Proses penyempurnaan tekstil adalah proses basah tekstil yang paling banyak menimbulkan pencemaran, karena mengerjakan tekstil dengan larutan zat kimia dalam medium air, dan merupakan penghasil limbah cair terbesar dari semua proses pada industri tekstil. Dari proses ini juga dihasilkan limbah udara dan uap senyawa kimia volatile, uap air dan debu serat. Selain itu juga dihasilkan limbah padat d an IPAL.
Indu Indust stri ri paka pakaia ian n jadi jadi (gar (garme men) n) yang yang hany hanyaa mela melaku kuka kan n pros proses es konf konfek eksi si tida tidak k menghasilkan limbah cair, tetapi hanya limbah padat yang dapat dimanfaatkan kembali, tetapi industri “jeans” yang melakukan proses pelusuhan dan pencucian akan menghasilkan limbah cair dan bahkan kebisingan dan limbah debu.
2.8. Industri Tekstil Finishing (Penyempurnaan)
Proses finishing/ penyempurnaan pada industri tekstil, merupakan proses basah karena banyak menggunakan bahan kimia dan air. Bahan bakunya adalah kain tenun dan produk akhirnya kain jadi. Sehingga proses finishing ini banyak dikeluarkan limbah cair. Berikut adalah proses finishing (penyempurnaan) pada industri tekstil yang dibedakan sebagai berikut : 2.8.1. Industri Tekstil Finishing Pewarnaan ( Dyeing )
Mula-mula bahan baku kain tenun dikenakan proses singeing proses singeing untuk untuk membakar bulu-bulu yang ada pada permukaan kain, kemudian dilakukan proses desizing untuk desizing untuk menghilangkan kanji. Setelah itu dilakukan proses pemasakan ( scouring) scouring) untuk menghilangkan menghilangkan minyak/ minyak/ lemak alam, dan diteruskan dengan proses bleaching (penggelantangan) (penggelantangan) untuk menghilangkan pigmen-pigmen alam dan dilanjutkan proses merserasi untuk menambah kekuatan dan daya serap kain terhadap zat zat warn warna, a, kemu kemudi dian an dila dilakuk kukan an pros proses es pence pencelu lupa pan n (dyei (dyeing ng)) untu untuk k mewa mewarn rnai ai kain, kain, dan selanjutnya dilakukan pengeringan kain (drying). Untuk penyempurnaan produk yang lain, maka dilakukan proses akhir yang terdiri dari calendering untuk calendering untuk meratakan kain. Pemeriksaan (inspecting) untuk memeriksa kualitas kain jadi dan terakhir packaging untuk pengepakan kain jadi (produk). Berikut adalah diagram alir proses finishing proses finishing pewarnaan (dyeing (dyeing ), ), lihat gambar 1.
2.8.2. Industri Tekstil Finishing Bleaching (Pemutihan)
Untuk proses finishing -bleaching (pemutihan) tahapannya hampir sama dengan proses pewarnaan, hanya setelah dilakukan mercerisasi, diteruskan ke proses drying dan proses akhir (penyempurnaan, calendering , inspecting dan packaging). Bahan bakunya kain tenun, produk akhirnya kain putihan. Berikut adalah diagram alir proses industri tekstil finishing -bleaching (pemutihan), bleaching (pemutihan), lihat gambar 2.
2.8.3. Industri Tekstil Finishing Printing (Pencapan)
Pada proses proses finishing - printing printing (penca (pencapan) pan) tahapan tahapan proses proses produks produksiny inyaa hampir hampir sama sama dengan proses pewarnaan dan proses pemutihan, hanya setelah mencapai mercerisasi dan drying dilanjutkan dilanjutkan dengan pencapan/ pencapan/ printing printing untuk memberi corak dan warna pada kain, setelah itu dilakukan steaming, untuk pengeringan kain dan dilanjutkan dengan washing / pencucian kain setelah dicap. Kemudian dilakukan penyempurnaan dengan menambahkan resin anti kusut, anti mengkerut, zat pelemas dan terakhir dilakukan inspecting untuk memeriksa kualitas kain jadi, kemudian dikemas dan jadilah produk kain cap jadi. Berikut adalah diagram alir proses industri tekstil finishing-printing tekstil finishing-printing (pencapan), (pencapan), lihat gambar 3.
2.9. Karakteristik Air Limbah Industri Tekstil
Karakteristik air limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Karakteristik Fisika Karakteristik fisika ini terdiri daribeberapa parameter, diantaranya : a. Total Solid (TS) Solid (TS) Merupakan padatan didalam air yangterdiri dari bahan organik maupunanorganik yang larut, mengendap,atau tersuspensi dalam air. b. Total Suspended Solid (TSS) Solid (TSS) Merupakan jumlah berat dalam mg/lkering lumpur yang ada didalam air
limbah setelah mengalamipenyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. c. Warna. Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan menigkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abu–abu menjadi kehitaman. d. Kekeruhan Kekeuhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik. e. Temperatur Merupakan Merupakan parameter parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi reaksi kimia, kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari. f. Bau Diseba Disebabkan bkan oleh oleh udara udara yang yang dihasi dihasilka lkan n pada proses proses dekompo dekomposis sisii materi materi atau atau penamb penambaha ahan n substansi pada limbah. Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan masalah estetika. 2. Karateristik Kimia a. Biological a. Biological Oxygen Demand (BOD) Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan – bahan buangan di dalam air b. Chemical Oxygen Demand (COD) Meru Merupak pakan an juml jumlah ah kebut kebutuha uhan n oksi oksigen gen dala dalam m air air untuk untuk pros proses es reaks reaksii seca secara ra kimi kimiaa guna guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm part (part per milion) milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts liter. (Alaerts dan Santika, 1984). 1984). c. Dissolved c. Dissolved Oxygen (DO) DO adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperature dan salinitas. d. Ammonia d. Ammonia (NH3) Ammonia Ammonia adalah penyebab iritasi iritasi dan korosi, korosi, meningkatkan meningkatkan pertumbuhan pertumbuhan mikroorgani mikroorganisme sme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor (Soemirat, (Soemirat, 1994). 1994). Ammonia terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion ammonium atau ammonia.tergantung pada pH larutan. e. Sulfida Sulf Sulfat at dire direduk duksi si menj menjadi adi sulf sulfid idaa dalam dalam sludge sludge digester da digester dan n dapa dapatt meng mengga gang nggu gu pros proses es pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi 200 mg/L. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa dan dapat merusak mesin.
f. Fenol Fenol mudah Fenol mudah masuk lewat kulit.Keracunan kronis menimbulkan gejala gastero gejala gastero intestinal , sulit menelan, dan hipersalivasi, hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, serta dapat menimbulkan kematian ). ). g. Derajat keasaman (pH) pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme.Ph normal untuk kehidupan air adalah 6–8. h. Logam Berat Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat.Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusi manusiaa yang dalam dalam skala skala terten tertentu tu membant membantu u kinerj kinerjaa metabol metabolism ismee tubuh tubuh dan mempun mempunyai yai potensi racun jika memiliki konsentrasi yang terlalu tinggi. Berdasarkan sifat racunnya logam berat dapat dibagi menjadi 3 golongan : 1) Sangat Sangat beracun, beracun, dapat dapat mengakiba mengakibatka tkan n kemati kematian an atau gangguan gangguan kesehat kesehatan an yang tidak pulih pulih dalam jangka waktu singkat, logam tersebut antara a ntara lain : Pb,Hg, Cd, Cr, As, Sb, Ti dan U. 2) Mode Modera rat, t, meng mengak akib ibat atkan kan gang ganggua guan n kese kesehat hatan an baik baik yang yang dapat dapat pulih pulih maupu maupun n yang yang tidak tidak dapat pulih dalam jangka waktu yang relatif lama, logam tersebut antara lain : Ba, Be, Au, Li, Mn, Sc, Te, Va, Co dan Rb. 3) Kurang Kurang beracun beracun,, namun dalam dalam jumlah jumlah yang besar besar logam ini dapat dapat menimbu menimbulka lkan n gangguan gangguan kesehatan antara lain :Bi, Fe, Mg, Ni, Ag, Ti dan Zn . 3. Karakteristik Biologi Kara Karakt kter eriisti stik
biol biolog ogii
digu diguna naka kan n
unt untuk
mengu enguku kurr
kual kualiitas tas
air air
terut erutam amaa
air air
yangdi yangdikons konsums umsii sebaga sebagaii air minum minum dan air bersih bersih.Par .Parame ameter ter yang yang biasa biasa diguna digunakan kan adalah adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Penentuan kualitas biologi ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme terlarut dalam air seperti seperti kandungan kandungan bakteri, bakteri, algae, algae, cacing, cacing, serta plankton.penentuan plankton.penentuan kualitas kualitas mikroorgani mikroorganisme sme dilatarbelakangi dasar pemikiran bahwa air tersebut tidak akan membahayakan kesehatan. Dalam kont kontek ekss ini ini maka maka pene penent ntua uan n kual kualit itas as biol biolog ogii air air dida didasa sark rkan an pada pada anal analis isis is keha kehadi dira ran n mikroorganisme indikator pencemaran. Menu Menuru rutt
Sunu unu
(2001 2001))
fakt faktor or-f -fak akttor
mikroorganisme yang terdapat di dalam air yaitu :
yang yang
mempe empeng ngar aruh uhii
jum jumlah lah
dan dan
jeni jeniss
1)
Sumber air Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi oleh sumber seperti air hujan, air permukaan, air tanah, air laut dan sebagainya.
2) Komp Kompon onen en nutri nutrien en dala dalam m air air Seca Secara ra
alam alamia iah h
air air
meng mengan andu dung ng
mine minera rall-mi mine nera rall
yang yang
cuku cukup p
untu untuk k
kehi kehidu dupa pan n
mikroorganisme yang dibutuhkan oleh spesies mikroorganisme tertentu. 3) Komp Kompon onen en ber beracun acun Terdapat Terdapat di dalam air akan mempengaruhi mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorgani mikroorganisme sme yang terdapat terdapat di dalam air. Sebagai contoh asam-asam organik dan anorganik, khlorin dapat membunuh mikroorganisme dan kehidupan lainnya di dalam air. 4)
Organi anisme air Adanya organisme di dalam air dapat mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme air, seperti protozoa dan plankton dapat membunuh bakteri.
5)
Faktor fi fisik Faktor fisik seperti suhu, pH, tekanan osmotik, tekanan hidrostatik, aerasi, dan penetrasi sinar matahari dapat mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme yang terapat di dalam air. Meningkatnya Meningkatnya jumlah industri industri tekstil tekstil selain selain dapat meningkatkan meningkatkan perekonomia perekonomian n akan
tetapi juga memiliki dampak negatif dan membahayakan lingkungan. Efek negative dari industri tekstil salah satu adalah air limbahnya yang mengandung zat organic yang tinggi dari hasil pencelupan dan apabila dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memperburuk kualitas badan air, karena zat warna ini akan sulit didegradasi secara alami di badan air. Kualitas air yang baik sangat mendukung kehidupan organisme air. Mikroorganisme air seperti plankton selain sebagai indikator pencemaran suatu perairan juga mempunyai peranan penting dalam lingkungan aquatik yaitu sebagai dasar piramida makanan bagi organisme lain yang hidup di perairan. Plankton merupakan makanan alami bagi organisme perairan seperti bentik dan ikan (Sachlan, 1982).Plankton dan ikan membentuk rantai penghubung pengh ubung yang penting antara produsen dan konsumen. Ikan dan organisme air lainnya akan hidup dengan baik bila kondisi perairan mendukung. Sebagai bioindikator dari limbah ini adalah adanya organisme biologi yaitu ikan lele, bawal, braskap, tanaman air, cacing, algae, dan bakteri.
Di sekitar pabrik pada umumya sungai digunakan untuk tempat pembuangan limbah, tanpa instalasi instalasi pengolahan pengolahan limbah limbah terlebih terlebih dahulu, selain selain itu kadang para penduduk membuang membuang sampahnya langsung ke sungai. Limbah dari industri tekstil yang dibuang ke sungai sudah mengal mengalami ami proses proses pengol pengolahan ahan limbah limbah terleb terlebih ih dahulu. dahulu. Dengan Dengan pengola pengolahan han terseb tersebut ut limbah limbah tekstil yang dibuang ke sungai di duga dapat mengurangi bahan pencemar. Pengoperasian unit pengolahan limbah memegang peranan yang penting. Pengoperasian yang kurang benar akan menyebabkan limbah yang terproses masih memiliki nilai parameter diatas ambang batas yang ditentukan.Pengoperasian yang tidak sistematis dan tidak berpedoman, akan akan cenderu cenderung ng menyeba menyebabka bkan n ketida ketidakef kefisi isien en yang pada pada akhirn akhirnya ya akan menyeba menyebabkan bkan biaya biaya pengolahan yang tinggi. Indikator bahwa air telah tercemar adalah adanya perubahan air yang dapat diamati, yaitu adanya perubahan suhu air, adanya perubahan pH, adanya perubahan warna, bau, rasa serta timbulnya endapan (Suriawiria, 1996). Menurut Odum (1993), pencemaran air merupakan suatu peristiwa penambahan suatu zat tertentu yang berasal dari limbah proses industri dan domestik yang dapat mengolah kualitas alami dari air tersebut yang juga akan mengganggu kehidupan hidrob hidrobiot iotaa sungai sungai.. Menuru Menurutt UndangUndang-Unda Undang ng RI No.4 Tahun Tahun 1982 1982 tentan tentang g ketent ketentuan uan pokok pokok pengelolaan lingkungan hidup Bab 1, pasal 1 pencemaran lingkungan adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, alam, sehing sehingga ga kualit kualitas as lingkun lingkungan gan turun turun sampai sampai keting ketingkat kat terten tertentu tu yang yang menyeb menyebabka abkan n lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pemeriksaan perairan yang menerima buangan air limbah, merupakan suatu keharusan. Hal ini berguna untuk mengevaluasi masalah kesehatan yang mungkin timbul misalnya bahan beracun ke dalam baku mutu air.
2.10. Metode Pengolahan Limbah Industri Tekstil
Sumber daya alam bagi makhluk hidup merupakan suatu sistem rangkaian kehidupan dalam arti setiap kondisi alam akan mempengaruhi petumbuhan atau perkembangan kehidupan. Apabila suatu ekosistem telah tercemar oleh suatu limbah yang tidak ramah lingkungan, akan menurunkan tingkat pertumbuhan. Begitupula pada suatu industri yang menghasilkan limbah dengan dengan membua membuang ng ke lingku lingkungan ngan sekit sekitar ar tanpa tanpa pengola pengolahan han khusus khusus terleb terlebih ih dahulu dahulu dengan dengan standart baku mutu yang aman bagi lingkungan.
Industri Industri batik merupakan industri penghasil penghasil cemaran cemaran yang dapat merusak ekosistem alam. Limbah cair industri batik dijadikan suatu penelitian dalam pengolahan limbah dengan proses aerob dan anaerob yang menggunakan koagulan tawas untuk menurunkan kadar COD agar ramah lingkungan. Berdasarkan Berdasarkan karakteris karakteristik tik limbah, limbah, proses proses pengolahan pengolahan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu proses fisik, kimia, dan biologi. Proses ini tidak dapat berjalan secara sendirisendiri, tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinatif. Pemisahan proses menurut karakteristik limbah sebenarnya untuk memudahkan pengidentifikasian peralatan. a. Pros Proses es Fisi Fisik k Perlakuan terhadap air limbah dengan cara fisika, yaitu proses pengolahan secara mekanis dengan atau tanpa penambahan bahan kimia. Proses-proses tersebut di antaranya adalah : penyaringan, penghancuran, perataan air, penggumpalan, sedimentasi, pengapungan, filtrasi. b. Proses Kimia Proses secara kimia menggunakan bahan kimia kimia untuk mengurangi konsentrasi konsentrasi zat pencemar pencemar di dala dalam m limb limbah ah.. Kegi Kegiat atan an yang yang term termas asuk uk dala dalam m pros proses es kimi kimiaa di antar antaran anya ya adala adalah h pengendapan, klorinasi, oksidasi dan reduksi, netralisasi, ion exchanger dan desinfektansia. c. Pros Proses es Biol Biologi ogi Proses pengolahan limbah secara biologi adalah memanfaatkan memanfaatkan mikroorgani mikroorganisme sme (ganggang, (ganggang, bakteri, protozoa) untuk mengurangi senyawa organik dalam air limbah menjadi senyawa yang sederhana dan dengan demikian mudah mengambilnya. Proses ini dilakukan jika proses fisika atau kimia atau gabungan kedua proses tersebut tidak memuaskan. Proses biologi membutuhkan zat organik sehingga kadar oksigen semakin lama semaki semakin n sediki sedikit. t. Pada Pada proses proses kimia kimia zatter zatterseb sebut ut diendap diendapkan kan dengan dengan menamb menambahka ahkan n bahan bahan koagulan dan kemudian endapannya diambil. Pengoperasian proses biologis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu operasi tanpa udara dan operasi dengan udara. Digunakannya mikroorganisme untuk menguraikan atau mengubah senyawa organik, maka dibutu dibutuhka hkan n suatu suatu kondisi kondisi lingku lingkungan ngan yang baik.P baik.Pert ertumb umbuha uhan n dan perkem perkembang bangan an harus harus memenuhi persyaratan hidup, misalnya penyebaran, suhu, pH air limbah dan sebagainya. Adany Adanyaa peruba perubaha han n dala dalam m ling lingkun kunga gan n hidu hidupny pnyaa akan akan menga mengaki kibat batka kan n peru peruba baha han n sifa sifatt morfol morfologi ogi dan fisio fisiolog logi. i. Ada golonga golongan n mikroo mikroorga rganis nisme me terten tertentu tu yang yang rentan rentan terhad terhadap ap perubahan komponen lingkungan, dan d an ada pula yang y ang dapat dap at dengan cepat melakukan adaptasi
dengan kondisi yang baru.Oleh karena itu kondisi lingkungan amat penting artinya dalam pengendalian kegiatan mikroorganisme dalam air limbah. Pada umumny umumnyaa pengola pengolahan han limba limbah h teksti tekstill ini dilaku dilakukan kan dengan dengan cara cara koagul koagulasi asi dan filtrasi. Adsorpsi memiliki pengertian sebagai peristiwa penyerapan / pengayaan (enrichment (enrichment ) suat suatu u komp kompon onen en di daer daerah ah anta antarr fasa fasa.. Denga Dengan n adany adanyaa penel penelit itia ian n sebe sebelu lumn mnya ya meng mengen enai ai penyerapan zat warna tekstil menggunakan jerami padi maka diharapkan jerami padi yang dibuat menjad menjadii adsorb adsorben en juga juga efekti efektiff untuk untuk menuru menurunkan nkan kadar kadar zat organi organik k dalam dalam limba limbah h teksti tekstil. l. Fenomena adsorpsi sendiri merupakan pengaruh dari gaya kohesi seperti ikatan valensi dan gaya tarik Van der Waals. Molekul-molekul tersebut saling mengikat kesemua arah sehingga dicapai sutau titik keseimbangan keseimbangan (equilibr (equilibrium). ium). Akan tetapi tetapi molekul molekul lapisan lapisan terluar terluar suatu zat padat mempuny mempunyai ai gaya gaya tarik tarik yang yang tidak tidak diimba diimbangi ngi oleh oleh moleku molekull lainnya lainnya sepert sepertii zat cair cair dan gas sehingga permukaan zat padat dapat menangkap molekul fluida yang berdekatan. Fenomena ini dikenal dengan istilah adsorpsi pada permukaan adsorben. Terdapat dua metoda adsorpsi, yaitu adsorpsi secara fisik dan adsorpsi secara kimia. Kedua metoda ini terjadi ketika molekul dalam fase cair melekat pada permukaan padat sebagai gaya tarik menarik pada permukaan zat padat (adsorben) untuk mengatasi energy kinetic molekul pencemar pada fase cair (adsorbat). Adsorpsi secara fisik terjadi jika molekul adsorbat terikat secara fisik pada molekul adsorben yang diakibatkan oleh perbedaan energy atau gaya Van der Waals. Waals. Adsorp Adsorpsi si ini akan memben membentuk tuk lapisa lapisan-l n-lapi apisan san.. Jumlah Jumlah lapisa lapisan n seband sebanding ing dengan dengan konsentrasi pencemar.Hal ini berarti dengan semakin tinggi konsentrasi pencemar dalam larutan menyebabkan meningkatnya lapisan molekul. Proses adsorpsi fisik ini bersifat reversible dan revers reversibi ibilit litasn asnya ya tergan tergantun tung g pada kekuat kekuatan an tarik tarik menari menarik k anatar anataraa moleku molekull adsorb adsorbat at dengan dengan molekul adsorben. Adsorpsi secara kimia terjadi jika senyawa kimia dihasilkan dari reaksi antar molekul adsorbat dan molekul adsorben. Proses ini membentuk lapisan molekul yang tebal dan bersifat irreversible. Untuk membentuk senyawa kimia diperlukan energy dan energy juga diperlukan untuk membalikan proses ini, sehingga proses adsorpsi kimia ini bersifat irreversible. Terdapat Terdapat beberapa beberapa parameter parameter khusus yang mempengaruhi mempengaruhi proses proses adsorpsi adsorpsi dari senyawa organik, tergantung dari beberapa karakteristik k arakteristik senyawa organic tersebut, diantaranya
Konsentrasi
Berat molekul
Struktur molekul
Tingkat kepolaran molekul
Temperatur
pH Kecepatan Kecepatan adsorpsi adsorpsi merupakan hal yang terpenting terpenting dalam penentuan penentuan kapasitas kapasitas adsorpsi
suatu senyawa. Kecepatan untuk mencapai titik keseimbangan (equilibrium) tergantung pada beberapa faktor diatas, akan tetapi faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan kecepatan adsorpsi adalah lamanya waktu kontak antara adsorben dengan sorbatnya. Pengola Pengolahan han limbah limbah cair cair indust industri ri teksti tekstill dapat dapat dilakuk dilakukan an secara secara kimia, kimia, fisika fisika,, biolog biologii ataupun gabungan dari ketiganya.Pengolahan secara kimia dilakukan dengan koagulasi, flokulasi dan netralisa netralisasi. si. Proses koagulasi koagulasi dan flokulasi flokulasi dilakukan dengan penambahan penambahan koagulan koagulan dan flokul flokulan an untuk untuk mensta menstabil bilkan kan parti partikel kel-par -partik tikel el koloid koloid dan padatan padatan tersus tersuspens pensii memben membentuk tuk gumpalan gumpalan yang dapat mengendap mengendap oleh gaya gravitasi. gravitasi. Proses Proses gabungan gabungan secara secara kimia dan fisika fisika seperti seperti pengolahan pengolahan limbah cair secara kimia kimia (koagulasi) (koagulasi) yang diikuti diikuti pengendapan pengendapan lumpur lumpur atau dengan cara oksidasi menggunakan ozon. Pengolahan limbah cair secara fisika dapat dilakukan dengan cara adsorpsi, filtrasi dan sedimentasi. Adsorpsi dilakukan dengan penambahan adsorban, karbon aktif atau sejenisnya. Filtrasi merupakan proses pemisahan padat-cair melalui suatu alat penyaring (filter). Sedimentasi merupakan proses pemisahan padat-cair dengan cara mengendapkan partikel tersuspensi dengan adanya gaya gravitasi. Pengolahan Pengolahan limbah limbah cair secara biologi biologi adalah pemanfaatan pemanfaatan aktivitas aktivitas mikroorgani mikroorganisme sme mengu mengura raik ikan an bahan bahan-b -bah ahan an orga organi nik k yang yang terk terkand andun ung g dala dalam m air air limb limbah ah.. Dari Dari keti ketiga ga cara cara pengolahan diatas masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pengolahan limbah cair secara kimia akan menghasilkan menghasilkan lumpur lumpur dalam jumlah yang besar, besar, sehingga sehingga menimbulkan menimbulkan masalah baru untuk penanganan lumpurnya. Oksidasi menggunakan ozon selain biaya tinggi juga tidak efektif untuk mereduksi sulfur yang ada di dalam limbah. Penggunaan karbon aktif dalam pengolahan limbah yang mengandung zat warna menghasilkan persen penurunan zat warna tinggi, tetapi harga karbon aktif relatif mahal dan juga akan menambah ongkos peralatan untuk regenerasi karbon aktif tersebut. Proses pengolahan limbah cair secara biologi adalah salah satu alternatif pengolahan yang sederhana dan ekonomis. Pada proses ini tidak diperlukan bahan kimia seperti pada proses
koagulasi sehingga biaya operasinya relatif lebih rendah. Pengolahan limbah cair secara biologi ini dapat dikategorikan pada pengolahan limbah secara anaerobik dan aerobik atau kombinasi keduanya. Namun sampai sekarang ini pengolahan dengan sistem lumpur aktif tidak efisien untuk untuk menghi menghilan langka gkan n warna warna dari dari efluen efluen indust industri ri teksti tekstil.b l.bahwa ahwa penghil penghilang angan an warna warna dari dari antrakuinon dan azo pada sistem ini sangat kecil. Meskipun penelitian yang lain menunjukkan bahwa mikroorganisme aerobik strain tertentu dapat beradaptasi untuk mendegradasikan zat warna azo sederhana. Jamur juga dapat digunakan untuk mengolah limbah industry tekstil.Jamur lapuk putih memproduksi memproduksi enzim-enzim enzim-enzim pendegradasi pendegradasi lignin lignin yang non-spesif non-spesifik, ik, yang dapat mendegradasi mendegradasi berbagai jenis zat pengotor organik, termasuk zat warna tekstil.Enzim-enzim yang diproduksi oleh jamur lapuk putih mengkatalis mengkatalis penguraian penguraian zat warna tekstili tekstili menggunakan mekanisme mekanisme pembentukan radikal bebas. Metode ini sangatlah murah apabila ditinjau dari kelayakan ekonominya, dan yang paling penting, molekul zat warna dalam limbah dapat direduksi secara efektif menjadi komponen yang tidak berbahaya, bukannya malah turut memproduksi bahan kimia yang berbahaya atau zat padat yang menimbulkan permasalahan pembuangan lebih lanjut. Karena seperti yang teman-teman ketahui enzim merupakan protein, yang di alam dapat dengan mudah diuraikan menjadi asam amino.
Sistem pengolahan limbah tekstil dengan sistem pengolah limbah lumpur aktif dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. PROSES PRIMER *Penyaringan Kasar Air limbah dari proses pencelupan dan pembilasan dibuang melalui saluran pembuangan terbuka menuju pengolahan air limbah. Saluran tersebut terbagi menjadi dua bagian, yakni saluran air berwarna dan asaluran air tidak berwarna. Untuk mencegah agar sisa-sisa benang atau kain dalam air limbah terbawa pada saat proses, maka air limbah disaring dengan menggunakan saringan kasar berdiameter 50 mm dan 20 mm. *Penghilangan Warna Limbah cair berwarna yang bersal dari proses pencelupan setelah melewati tahap penyaringan ditampung dalam dua bak penampungan, masing-masing berkapasitas 64 m3 dan 48 m3. Air tersebut kemudian dipompakan ke dalam tangki koagulasi pertama (volume 3,1 m2) yang terdiri
atas tiga buah tangki, yaitu : Pada tangki pertama ditambahkan koagulasi FeSO4 (Fero Sulfat) konsentrasinya 600-700 ppm untuk peningkatan warna. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tangki kedua kedua denga dengan n dita ditamb mbah ahkan kan kapur kapur (lim (lime) e) konse konsent ntra rasi sinya nya 150150-30 300 0 ppm, ppm, gunan gunanya ya untuk untuk menaikkan pH yang turun setelah penambahan FeSO4. Dari tangki kedua, limbah dimasukkan ke dalam tangki ketiga pada kedua tangki tersebut ditambahkan polimer berkonsentrasi 0,5-0,2 ppm, sehingga akan terbentuk gumpalan-gumpalan besar (flok) dan mempercepat proses pengendapan. Setelah Setelah gumpalan-gum gumpalan-gumpalan palan terbentuk, terbentuk, akan terjadi terjadi pemisahan pemisahan antara padatan hasil pengikatan pengikatan warna warna dengan dengan cairan cairan secara secara gravit gravitasi asi dalam dalam tangki tangki sedime sedimenta ntasi. si. Meskip Meskipun un air hasil hasil proses proses penghilangan warna ini sudah jernih, tetapi pH-nya masih tinggi yaitu 10, sehingga tidak bias langsung dibuang ke perairan. *Ekualisasi, Bak ekualisasi disebut juga bak air minum yang memiliki volume 650 m3 menampung dua sember pembuangan yaitu limbah cair tidak berwarna dan air yang berasal dari mesin pengepres lumpur.Kedua sumber pembuangan mengeluarkan air dengan karakteristi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk memperlancar proses selanjutnya air dari kedua sumber ini diaduk dengan menggunakan blower hingga mempunyai karakteristik yang sama yaitu pH 7 dan suhunya 32oC. Sebelum kontak dengan system lumpur aktif, terlebih dahulu air melewati saringan halus dan cooling water, karena untuk proses aerasi memerlukan suhu 32oc. Untuk mengalirkan air dari bak ekualisasi ke bak aerasi digunakan dua buah submerble pump atau pompa celup (Q= 60 m3/jam). *Saringan halus Air hasil ekualisasi dipompakan menuju saringan halus untuk memisahkan padatan dan larutan sehingga air limbah yang akan diolah bebas dari polutan kasar berupa sisa-sisa serat benang yang masih terbawa. *Cooling Tower Karakt Karakteri eristi stik k limbah limbah produks produksii tekst tekstil il umumny umumnyaa mempun mempunyai yai suhu suhu antara antara 35-40 35-40 oC.sehingga memerlukan pendinginan untuk menurunkan suhu yang bertujuan mengoptimalkan kerja bakteri dalam system lumpur sktif. Karena suhu yang diinginkan adlah berkisar 29-30 oC.
2. PROSES SEKUNDER a) Proses Biologi Kontak bakteri dengan limbah lembih merata serta tidak terjadi pengendapan lumpur seperti layaknya yang terjadi pada bak persegi panjang.Kapasitas dari ketiga bak aerasi adalah 2175 m3. Pada masing-masing bak aerasi ini terdapat separator yang mutlak diperlukan untuk memasok oksigen ke dalam air bagi kehidupan bakteri. Parameter yang diukur dalam bak aerasi ini dengan system lumpur aktif adlah DO, MLSS dan suhu. Dari pengalaman yang telah dijalani, parameter-parameter tersebut dijaga sehingga penguraian polutan yang terdapat dalam limbah dapat diuraikan semaksimal mungkin oleh bakteri. Oksigen terlarut yang diperlukan berkisar 0,52,5 ppm. MLSS berkisar 4000-6000 mg/l dan suhu berkisar 29-30 oC. b) Proses Sedimentasi Bak sedimentasi II mempunyai bentuk bundar pada bagian atasnya dan bagian bawahnya berbentuk
kronis
yang
dilengkapi
dengan
pengaduk.Desain
ini
dimaksudkan
untuk
mempermudah pengeluaran endapan dari dasar bak. Pada bak sedimentasi ini akan terjadi setting lumpur yang berasal dari bak aerasi dan endapan lumpur ini harus segera dikembalikan lagi ke bak aerasi karena kondisi pada bak sedimentasi hamper mendekati anaerob. 3. PROSES TERSIER Pada proses pengolahan ini ditambah bahan kimia kimia yaitu yaitu Aluminium Aluminium Sulfat. Polimer dan antifoam ; untuk mengurangi padatan tersuspensi yang masih terdapat dalam air. Tahap lanjutan ini diperlukan untuk memperoleh kualitas air yang lebih baik sebelum air tersebut dibuang ke perairan. Air hasil hasil proses proses biolog biologii dan sedime sedimenta ntasi si selanj selanjutn utnya ya ditamp ditampung ung dalam dalam bak interd interdiet iet (volume 2 m3) yang dilengkapi dengan alat yang disebut inverter untuk mengukur level air, kemudian kemudian dipompakan dipompakan ke dalam tangki koagulasi dengan mengguanakan mengguanakan pompa sentrifuga sentrifugal. l. Pada tangki koagulasi ditambahkan aluminium sulfat dan polimer sehingga terbentuk flok yang mudah mengendap. Selain kedua bahan koagulan tersebut juga ditambahkan tanah yang berasal dari dari pengo pengola lahan han air air baku baku yang yang bert bertuj ujuan uan mena menamb mbah ah part partik ikel el pada padata tan n ters tersus uspe pens nsii untu untuk k memudahkan terbentuknya flok. Proses atau tahap penanganan limbah meliputi : 1. Lang Langkah kah pert pertam amaa untu untuk k memp memper erkec kecil il beba beban n pence pencema mara ran n dari dari oper operas asii teks teksti till adal adalah ah program pengelolaan air yang efektif dalam pabrik, menggunakan :
2. Penggantian Penggantian dan pengurang pengurangan an pemakaian pemakaian zat kimia kimia dalam proses proses harus harus diperiks diperiksaa pula : 1. Zat pewarna pewarna yang sedang dipakai dipakai akan menentuk menentukan an sifat sifat dan kadar kadar limbah limbah proses proses pewarnaan. Pewarna dengan dasar pelarut harus diganti pewarna dengan dasar air untuk mengurangi mengurangi banyaknya banyaknya fenol dalam limbah. Bila digunakan pewarna yang meng mengand andun ung g loga logam m sepe sepert rtii krom krom,, mungk mungkin in dipe diperl rluk ukan an redu reduks ksii kimi kimiaa dan dan pengendapan
dalam
pengolahan
limbahnya.
Proses
penghilangan
logam
menghasilkan lumpur yang sukar diolah dan sukar dibuang. Pewarnaan dengan permukaan kain yang y ang terbuka dapat mengurangi jumlah kehilangan pewarna yang tidak berarti. 2. Pengolahan Pengolahan limbah limbah cair dilakukan dilakukan apabila apabila limbah limbah pabrik pabrik mengandung mengandung zat warna, warna, maka aliran limbah dari proses pencelupan harus dipisahkan dan diolah tersendiri. Limbah Limbah operasi operasi pencelupan pencelupan dapat diolah dengan efektif untuk menghilangkan menghilangkan logam dan warna, jika menggunakan flokulasi kimia, koagulasi dan penjernihan (dengan tawas, garam feri atau poli-elektrolit). Limbah dari pengolahan kimia dapat dapat dicamp dicampur ur dengan dengan semua semua aliran aliran limba limbah h yang yang lain lain untuk untuk dilanj dilanjutk utkan an ke pengolahan biologi.
Pengukur dan pengatur laju alir
Pengendalian permukaan cairan untuk mengurangi tumpahan
Pemeliharaan alat dan pengendalian kebocoran
Pengurangan pemakaian air masing-masing proses
Otomatisasi proses atau pengendalian proses operasi secara cermat
Penggunaan Penggunaan kembali kembali alir limbah proses yang satu untuk penambahan penambahan (make-up) dalam dalam pros proses es lain lain (mis (misal alnya nya limb limbah ah mers merser eris isas asii untu untuk k memb membuat uat penan penanga gass pemasakan atau penggelantangan)
Proses kontinyu lebih baik dari pada proses batch (tidak kontinyu)
Pembilasan dengan aliran berlawanan
Penggantian kanji dengan kanji buatan untuk mengurangi BOD
Penggelantang Penggelantangan an dengan peroksi da menghasilka menghasilkan n limbah limbah yang kadarnya kurang kuat daripada penggelantangan pemasakan hipoklorit
Penggantian zat-zat pendispersi, pengemulsi dan perata yang menghasilkan BOD tinggi dengan yang BOD-nya lebih rendah.
Jika pabrik menggunakan pewarnaan secara terbatas dan menggunakan pewarna tanpa krom atau logam lain, maka gabungan limbah sering diolah dengan pengolahan biologi saja, sesudah penetralan dan ekualisasi. Cara-cara biologi yang telah terbukti efektif ialah laguna aerob, parit oksidasi dan lumpur aktif.Sistem dengan laju alir rendah dan penggunaan energi yang rendah lebih disukai karena biaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah. Kolom percik adalah adalah cara cara yang yang murah murah akan akan tetapi tetapi efisie efisiensi nsi untuk menghi menghilan langkan gkan BOD dan COD sangat sangat rendah rendah,, diperl diperluka ukan n lagi lagi pengol pengolaha ahan n kimia kimia atau atau pengol pengolaha ahan n fisik fisik untuk untuk memper memperbai baiki ki daya daya kerjanya. Untuk memperoleh BOD, COD, padatan tersuspensi, warna dan parameter lain dengan kada kadarr yang yang sang sangat at rend rendah ah,, tela telah h digu diguna nakan kan pengo pengola laha han n yang yang lebi lebih h unggu unggull yaitu yaitu denga dengan n menggunakan karbon aktif, saringan pasir, penukar ion dan penjernihan kimia. Pemanfaatan limbah industry tekstil dapat berupa: 1. Industri Industri tekstil tekstil tidak tidak banyak menghasil menghasilkan kan banyak limbah limbah padat. Lumpur Lumpur yang dihasilk dihasilkan an pengolahan limbah secara kimia adalah sumber utama limbah pada pabrik tekstil. Limbah lain yang mungkin perlu ditangani adalah sisa kain, sisa minyak dan lateks. Alternatif pemanfaatan sisa kain adalah dapat digunakan sebagai bahan tas kain yang terdiri dari potongan kain-kain yang tidak terpakai, dapat juga digunakan sebagai isi bantal dan boneka sebagai pengganti dakron. 2. Lumpur dari dari pengolahan pengolahan fisik fisik atau atau kimia kimia harus dihilangkan dihilangkan airnya airnya dengan dengan saringan saringan plat atau saringan sabuk (belt filter). Jika pewarna yang dipakai tidak mengandung krom atau logam lain, lumpur dapat ditebarkan diatas tanah.
2.11. Degradasi Zat Warna
Tekstil dengan Sistem Anaerobik Limbah cair industri tekstil dari proses pewarnaan mengandung warna yang cukup pekat. Zat warna ini berasal dari sisa-sisa zat warna yang tak larut dan juga dari kotoran yang berasal dari serat alam.Warna selain mengganggu keindahan, mungkin juga bersifat racun dan sukar dihilangkan. Perombakan zat warna ini berawal dari penemuan hasil metabolisme hewan mamalia yang diberi makanan campuran zat warna azo. Zat warna azo yang masuk ke dalam pencernaan hewan ini direduksi oleh mikroflora yang berada di dalam saluran pencernaan pada kandisi anaerobik. anaerobik. Ikatan azo yang direduksi ini menghasilka menghasilkan n produk samping (intermediat (intermediat)) yaitu
turunan amino azo benzen yang dikhawatirkan karsinagen. Meyer (1981) menjelaskan bahwa reduksi azo dikatalisa aleh enzim azo reduktase di dalam liver sama dengan reduksi aza aleh mikroorganisme yang ada di dalam pencemaan pada kandisi anaerobik. Dari hasil penelitian penelitian inilah berkembang penelitian lanjutan perombakan zat warna secara anaerobik. Selanj Selanjutn utnya ya biadegr biadegradas adasii zat warna warna dengan dengan kandis kandisii anaero anaerobik bik ini cukup cukup patens patensial ial untuk untuk merombak zat warna tekstil. Perlakuan secara anaerobik pada dasarnya sebagai pengalahan pendahuluan untuk limbah cair yang mengandung bahan organik tinggi dan sukar untuk didegradasi. Pada proses anaerobik terjadi pemutusan molekul-molekul yang sangat kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana, sehingga mudah terbiodegradasi oleh proses aerobik menjadi CO2, H2O, NH3 dan Biomassa.
2.12. Mekanisme Perombakan Zat
Tesktil pada Kondisi Anaerobik Proses penghilangan warna pada campuran azo terdiri dari dua tahapan. Tahap pertama reaksi yang terjadi tidak stabil, karena masih ada molekul oksigen dalam media, yang dinyatakan sebagai persaingan dari oksida (zat warna dan oksiogen) pada saat respisasi. Pada kondisi oksidasi zat warna akan kembali ke bentuk semula. Setelah molekul oksigen yang ada dalam media habis maka proses perombakan zat warna akan stabil dimana R1 dan R2 adalah substitusi dari residu fenil dan naphtol.
R1-N=N-R2 + 2e- + 2H+ R1-NH-NH-R2…………(2.1.) R1-NH-NH-R2 + 2e- + 2H+ R1-NH2 + R2-NH2…… .(2.2.)
Redu Reduks ksii azo azo seca secara ra enzi enzima mati tiss dika dikata tali lisa sa oleh oleh suat suatu u enzi enzim m yang yang dise disebu butt azo azo reduktase.En reduktase.Enzim zim ini sensitif sensitif terhadap terhadap oksigen, oksigen, sehingga sehingga aktivitas aktivitas maksimum maksimum diperoleh diperoleh pada kondisi anaerobik. Hasil penelitian ini masih kurang jelas apakah azoreduktase secara langsung mengka mengkatal talis isaa transf transfer er elektr elektron on akhir akhir ke campur campuran an zat. zat. Reduks Reduksii azo terjad terjadii bersam bersamaa dengan dengan terbentuknya flavin yang tereduksi secara enzimatik, tetapi transfer elektron akhir terjadi secara non enzimatik. Mekani Mekanisme sme dasar dasar pemutu pemutusan san ikatan ikatan azo terjad terjadii bersam bersamaan aan dengan dengan reoksi reoksidas dasii dari dari nukleo nukleotid tidaa yang yang dibang dibangkit kitkan kan secara secara enzima enzimatis tis.Se .Selam lamaa nukleo nukleoti tida da direduk direduksi si dari dari siste sistem m
pengangkutan elektron, zat warna berperan sebagai oksidator. Elektron yang dilepas oleh nukleotida yang mengalami oksidasi akan diterima oleh campuran azo (aseptor elektron akhir) melalui FAD (Flavin Adenin Dinucleotida) sehingga zat warna dapat direduksi menjadi aminaamina yang bersesuaian. Flavoprotein mengkatalisa pembentukan flavin-flavin tereduksi dengan regenerasi dari Nikotinamida Adenin Dinucleotida fosfat (NADPH).
2.13. Adsorpsi Zat Warna Tekstil
Cara yang umum dilakukan untuk pengolahan limbah tekstil ini adalah cara koagulasi dan filtrasi filtrasi.. Menurut Menurut penelitian penelitian Zahrul Mufrodi, Mufrodi, dkk, diteliti diteliti kemungkinan penggunaan abu terbang ( fly fly ash) ash) untuk menyerap zat warna tekstil. Abu terbang merupakan limbah industri kimia yang menggunakan bahan bakar berbasis padat yang jumlahnya banyak dan belum banyak dimanfaatkan, sejauh ini fly ini fly ash hanya dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan beton, semen, batako, pavin blok, pembenah lahan pertanian, dan lain-lain. Peneli Penelitia tian n uji daya daya adsorp adsorpsi si abu terban terbang g terhada terhadap p zat warna warna teksti tekstill berupa berupaya ya untuk untuk mengetahui mekanisme penyerapan zat warna dan efektifitas abu terbang sehingga dimasa yang akan datang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya dan menjadi salah satu alternatif dari upaya penanganan pencemaran air oleh zat warna. Komponen Komponen utama dari abu terbang terbang batubara batubara yang berasal dari pembangkit pembangkit listrik adalah silika silika (SiO2), alumin alumina, a, (Al (Al2O3), dan dan besi besi oksi oksida da (Fe (Fe2O3), sisany sisanyaa adalah adalah karbon, karbon, kalsiu kalsium, m, magnesium,
dan
belerang.
Rumus
empiris
abu
terbang
batubara
ialah:
Si1.0Al0.45Ca0.51 Na Na0.047Fe0.039Mg0.020K 0.013 Pozolanik nik adalah adalah bahan bahan yang mengand mengandung ung silica silica 0.013Ti0.011. Pozola atau alumino silica secara sendiri, tidak atau sedikit mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan de ngan hidroksa-hidroksa alkali atau alkali tanah temperature ruang yang membentuk atau membantu terbentuknya senyawa-senyawa yang mempunyai sifat seperti semen (SNI 06-6867-2002). Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dengan penyerapannya. Adsorpsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Adso Adsorp rpsi si fisi fisik k ( physical physical adsorption), adsorption), yaitu berhubungan dengan gaya van der Waals dan merupa merupakan kan suatu suatu proses proses bolakbolak-bal balik ik apabil apabilaa daya tarik tarik menari menarik k antara antara zat terlar terlarut ut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. b. Adsorpsi kimia (chemisorption), chemisorption), yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorpsi. Abu terbang memiliki karakteristik yang mirip dengan karbon aktif, hal ini berdasarkan penelitian Chemical Engineering Alliance and Innovation (ChAIN) Center pada tahun tahun 2006, 2006, yang yang memapar memaparkan kan bahwa bahwa abu memenu memenuhi hi syarat syarat layak layak digunak digunakan an sebagai sebagai adsorben adsorben karena luas permukaan permukaan dan pori-poriny pori-porinyaa potensial. potensial. Dengan melakukan melakukan sedikit sedikit intervensi intervensi yaitu memperbesa memperbesarr luas permukaannya dengan chemical chemical activation, activation, ditambah asam sehingga pori-porinya semakin membesar. Dengan demikian, penggunaan pelarut HCl diupayakan untuk memperbesar pori-pori abu terbang. Abu Abu terb terbang ang memi memili liki ki poten potensi si yang yang cuku cukup p besar besar sebag sebagai ai abso absorb rben en yang yang rama ramah h lingkungan. Abu terbang batubara dapat menjadi alternatif pengganti karbon aktif dan zeolit. Tetapi Tetapi,, kapasit kapasitas as adsorp adsorpsi si abu terbang terbang sangat sangat bergan bergantun tung g pada pada asal asal dan perlak perlakuan uan pasca pasca pembakaran batubara. Sampai sekarang, pemanfaatan abu terbang masih dilakukan dalam skala kecil karena umumnya kapasitas adsorpsinya masih rendah. Modifikasi sifat fisik dan kimia dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi abu terbang. Peningkatan kapasitas adsorpsi dapat membuat adsorben dari abu terbang batubara kompetitif bila dibandingkan dengan karbon aktif dan zeolit. Berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan terhadap komposisi bahan pewarna ”Kuda Leo” yang telah dilakukan, didapatkan hasil beberapa jenis logam yang terkandung di dalamnya yaitu diantaranya logam Cu, Cd, Mg, Fe, Cu, dan Cr. Dari empat sampel yang diujikan (lar (larut utan an warna warna penga pengadu dukan kan ke 15, 45, 45, 75 meni menitt dan laru laruta tan n zat zat warn warna) a) dike diketa tahui hui terj terjad adii penurunan kadar logam Cu, Cr, Cd, Fe, Pb yang cukup signifikan. Pengaruh logam-logam itu sendiri terhadap pewarnaan adalah: logam Cu memberikan efek warna biru, logam Cr memberikan efek warna hijau atau kuning, logam Fe memberikan efek warna kuning atau hijau, logam Pb,Mg dan Cd tidak berwarna.Dari keterangan-keterangan yang didapat, diperoleh asumsi awal yaitu kemampuan fly kemampuan fly ash dalam menjerap zat warna adalah disebabkan oleh terjerapnya partikel-pertikel logam sebagai agen pembawa warna tersebut.
(a)
(b)
(c)
Keterangan : (a) Larutan zat warna tekstil (warna biru) (b) Larutan zat warna tekstil + abu terbang ( fly ash) ash) (warna hitam) (c) Hasil adsorbsi setelah 2 hari (bening). Sehingga Sehingga dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa Abu terbang terbang fly (fly ash) ash) batuba batubara ra dapat dapat dijadi dijadikan kan adsorbent limbah zat warna tekstil dengan mengaktifkannya menggunakan asam sulfat 1M. Kemudian Abu terbang ( fly fly ash) ash) dapat digunakan sebagai absorbent logam-logam seperti Cr, Cu, Cd, Mg, Pb dan Fe, yang merupakan penyebab timbulnya warna dalam air.
2.14. Baku Mutu Limbah Cair Industri Tekstil
Baku Mutu Limbah Cair industri adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan. Baku Mutu Limbah Cair industri tekstil di Indonesia mengacu pada Kep.Men.51/Men,LH/1Q/1995, sesudah tahun 2000, acuannya adalah lampiran B Men.Kep.Men tersebut. Berdasarkan acuan tersebut masing-masing daerah membuat BMLC dengan ketentuan boleh lebih ketat namun tidak boleh lebih longgar. Tabel 2 : BMLC industri tekstil lampiran B Kep.Men 51/Men/LH/10/1995
DAFTAR PUSTAKA
Cintia Kartika, Ranny., Mufrodi, Zahrul., Widiastuti, Nur., 2011. Adsorpsi Zat Warna Tekstil dengan Menggunakan Abu Terbang (Fly Ash) untuk Variasi Massa Adsorben dan Suhu Operasi . Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta. Joko, Tri, 2003. Penurunan Kromium (Cr) dalam Limbah Cair Proses Penyamakan Kulit Menggunakan Senyawa Alkali Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3 (Studi Kasus di Pt Trimulyo Kencana Mas Semarang) . Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 2 Nomor 2. Semarang. Penentuan Kandungan Unsur Krom Dalam Limbah Tekstil dengan Khairani, Nina, 2007. Penentuan Metode Analisis Pengaktifan Neutron . Berkala Fisika Vol 10. , No.1, Januari 2007, hal 35-43. Semarang.
Moertinah, Sri, 2008. Peluang-peluang Peluang-peluang Produksi Bersih pada Industri Industri Tekstil Tekstil Finishing Finishing Blea Bleachi chin n (St (Studi udi Kasu Kasuss Pabr Pabrik ik Te Tekst kstil il Finish Finishin ing g Bleac Bleachin hing g PT. PT. Damait Damaitex ex Semarang) . Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Palar, H., 1994. Pencemaran dan Toksidan Logam Berat . Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Efek Efe k Toksi Toksik k Logam Logam:: Penc Pencega egaha han n dan Pena Penangg nggula ulanga ngan n Wido Widowa wati ti,, Wahy Wahyu, u, 2008 2008.. Pencemaran . Penerbit Andi. Jakarta.
Mina Minart rtii.,
Pengol olah ahan an Limb Limbah ah Indu Indust stri ri Te Teks ksti till . Sana Sanattang. ang.,, Sas Sasria, ria, Nia, Nia, 2011 2011.. Peng http://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pengolahan-limbah-industri-tekstil/.. http://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pengolahan-limbah-industri-tekstil/ Diakses 13 Juni 2012.