Amsterdam merupakan merupakan ibu kota dan kota terbesar di Belanda. Kota yang dujuluki dengan kota kota kincir angin ini, sebenarnya merupakan kawasan yang rendah. Namun dengan kreatifitas yang tinggi kawasan ini di sulap menjadi kota yang cantik dengan membangun reklamasi dan kanal – kanal. Amsterdam merupakan merupakan kota yang penuh penuh dengan bangunan bangunan – bangunan eropa kuno dan sangat artistik. Bangunan – bangunan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai museum, tetapi juga sebagai pertokoan, perkantoran, hotel, apartemen, sekolah, bar, hingga kafe. Bangunan – bangunan tersebut tersebut sebagian besar besar bangunan peninggalan peninggalan abad 17. Sebagian Sebagian besar bangunannya merupakan merupakan museum. Salah satu bangunan yang tertua di Amsterdam Amsterdam adalah Oude Kerk (Old Church), di jantung Wallen, bangunan ini dibangun sekitar tahun 1425 dan merupakan bangunan kayu. Bangunan ini merupakan salah satu c ontoh arsitektur ghotic di Amsterdam. Selain Selain itu, terdapat juga bangunan Westertek Westertek yang memiliki memiliki tower gereja gereja tertinggi di Amsterdam. Kemudian terdapat sebuah banguanan yang terkenal, dengan gaya arsitektur baroque adalah Royal Palace Palace di Dam square. square. Semua arsitektur arsitektur bangunan kuno yang ada di Amsterdam dipertahankan dipertahankan seperti aslinya. aslinya. Kota Amsterdam memamg memiliki bangunan kuno yang cukup banyak namun, kota ini juga mempunyai struktur bangunan modern. Bangunan tersebut terlihat sangat. canggih dan unik Struktur bangunan ini merupakan salah satu keindahan dari Kota Amsterdam. Salah satu bangunan tersebut tersebut adalah ING House, House, bangunan ini berbentuk berbentuk sepatu sepatu yang dikelilingi dikelilingi kaca di jalan lingkar selatan Amsterdam Amsterdam itu adalah sebuah sebuah struktur eye-catching. Bentuknya yang unik dan menarik memperkaya struktur arsitektur Kota Amsterdam. Bangunan itu dirancang Meyer dan Van Schooten. Keteladanan Kota Amsterdam tentang tetap memelihara bangunan kuno, patut di ikuti oleh kota – kota di Indonesia. Walaupun dengan perkembangan zaman kota – kota di Eropa termasuk Amsterdam dituntut untuk melakukan modernisasi tetapi Amsterdam tetap menjaga struktur bangunan kunonya. Amsterdam memang merenovasi bangunan – bangunan tersebut tanpa menghilangkan sisi sejarahnya. Dengan tetap mempertahankan bangunan – bangunan tersebut, akhirnya Amsterdam merupakan salah satu kota yang banyak dikunjungi wisatawan. Sumber: http:///www.mediaindonesia.com http://en.wikipedia.org/wiki/A http://en.wikipedia.org/wiki/Amsterdam msterdam
bangunan - bangunan klasik khas Belanda mempunyai arsitektur yang khusus dan unik. Façade depan pada umumnya rata / datar tanpa penonjolan yang berarti, penonjolan hanya terdapat diatas pintu & jendela sebagai kanopi kecil. Desainnya simetris antara kanan & kiri dengan puncak bangunan membentuk unsur segitiga dengan berbagai ragam & detail. Material khasnya adalah bata ekspose berwarna merah maroon atau merah bata. Jendela sudah dipermodern dengan menggunakan uPVC ( sebagian masih menggunakan kayu ) dan dominan berwarna putih. Jendela tidak ada yang menggunakan teralis. Sebagian kaca tanpa kaca film. Baik fungsi perkantoran maupun fungsi tempat tinggal, tidak jauh berbeda dilihat secara tampak depan. Posisinyapun saling berdekatan. Sistim penomoran ataupun kotak surat juga sama. Dan disana ternyata tidak lazim untuk menggunakan papan nama bagi kantor, jadi sulit dibedakan antara kantor & hunian. Semuanya mengunakan basement / semi basement. semi basement. Ruangan ini mempunyai akses langsung dari jalan dengan pintu penerima yang juga cukup representative bagi tamu. Sebagian menggunakan basement / semi
basement ini sebagai bagian dari kantor, sebagian menggunakan sebagai jalan masuk alternative.
Untuk bangunan komersial / pertokoan, secara umum tampak depan tidak jauh berbeda dengan perkantoran & hunian. Tetapi karena jaman sudah berkembang, maka sebagai fungsi etalase, digunakan jendela lebar, dengan jenis kusen & asesoris berbagai bentuk dan desain.. Sebagian menambahkan kanopi Haneda sebagai asesoris dan papan nama toko. Sebagian lagi merubah penampilan tradisional ( bata ekspose ) dengan di plester & dicat, bahkan yang ekstrim mengubah desain total, meskipun tetap bernuansa klasik. Tidak ada yang merubah menjadi bergaya arsitektur modern. Kami sempat berjalan - jalan di daerah pertokoan branded / merk - merk terkenal, seperti Louis Vuitton, Gucci, Bally dsb. Pertokoan di daerah ini, tetap memakai kaidah klasik ( yaitu bangunan rendah, maksimum 3 lantai ), tetapi penampilannya modern, disesuaikan dengan identitas masing - masing merk. Meski demikian, mereka tidak semena - mena dalam mendesain, tetap menghormati lingkungannya sebagai daerah klasik. Bangunan Hall Kota, Stasiun, Kantor Pos atau Gereja mempunyai unsur arsitektur yang lebih sekedar arsitektur Belanda. Banyak dari bangunan - banguan tersebut memasukkan unsur Corinthian, Ionic dan Doric, terutama di daerah kepala kolomnya. Selalu ada unsur kolom sebagai penopang ( soko guru ) bangunan. Detail pintu merupakan detail khusus yang luar biasa indah. Biasanya pintu dilengkapi dengan architrave yang penuh dengan detail klasik, berbentuk setengah lingkaran / oval / oval meruncing. Daun pintu umumnya masih menggunakan material lama ( sudah berumur ratusan tahun ) berupa kayu solid dengan ukuran tinggi diatas 3 m. Jarang yang menggunakan finishing cat, hanya menggunakan bata ekspose. Selain hunian di perkotaan, kami sempat pergi dan mengamati daerah tradisional / pedesaan. Kami pergi ke Voleendam yang merupakan daerah tradisional para nelayan. Rumah - rumah nelayan disana sangat terawat baik & sangat bersih. Meskipun ukurannya kecil ( mungkin sekitar 6 m x 8 m, dan hampir semuanya berukuran sama / seragam ), tetapi terlihat bahwa penghuninya sangat memperhatikan detail demi kenyamanan hidup mereka. Setiap jendela rumahnya ( yang tanpa teralis dan tanpa kaca film ), selalu diberi korden dengan desain klasik, atau vertical blind yang bergaya modern. Selalu ada meja kecil untuk memajang hiasan rumah seperti pot tanaman / bunga, keramik - keramik hias bahkan tempat tidur kucing peliharaannya. Banyak kucing yang tidur di jendela itu, sehingga sangat atraktif bagi turis, terutama bagi kami. Material rumah - rumah tradisional tersebut menggunakan kayu papan dan dicat sesuai dengan selera masing - masing penghuni. Semua rumah tanpa pagar, berdekatan satu sama lain. Halaman belakang, sebagian besar merupakan area bersama antar keluarga mereka, dipenuhi oleh barang - barang yang merupakan hobby dari masing - masing penghuni, misal tanaman, bunga, keramik , patung bahkan mainan anak - anak & sepeda. Pada umumnya mereka tidak menggunakan / tidak mempunyai mobil. Bagi yang mempunyai, disediakan lapangan parkir khusus agak jauh dari rumah mereka. Pedestrian & jalan mobil tidak dibedakan, hanyak ada perbedaan ketinggian sekitar 5 cm. Menggunakan batu dengan
desain seperti paving block. Lebar jalan antar rumah hanya sekitar 10 m. Bila terdapat sungai, mereka membangun jembatan khas Belanda, yaitu seperti di depan hotel Omni Batavia Jakarta. Jembatan terbuat dari kayu papan tua. Sungai sangat terpelihara rapi dengan banyak bebek liar berenang & mencari makan. Di daerah pertanian, kami sempat melihat windmills / kincir angin tradisional dan rumah rumah ternak / sapi, karena Belanda terkenal dengan produksi keju Gouda dari susu sapi. Rumah - rumah disinipun terpelihara baik dan rapi. Selain itu, bis turis membawa kami ke daerah perumahan mewah di pinggir kota. Bagi negara nagara barat / maju, orang kaya lebih memilih tiggal di pinggir kota dari pada di tengah kota. Di pinggiran, mereka bisa mempunyai tanah besar dengan rumah besar yang dilengapi dengan fasilitas lengkap yang mereka inginkan ( misalnya, kolam renang, ranch / peternakaan kecil ). Kebalikan di negara berkembang, misal Indonesia, dimana orang - orang kaya lebih memilih tinggal di apartemen ditengah kota dibandingkan tinggal dipinggir kota. Bagi orang Jakarta, pinggiran kota hanya untuk “kaum pinggiran”. Dari segi arsitektur, pada umumnya perumahan orang - orang kaya ini tidak jauh berbeda dibandinkan dengan perumahan di pedesaan. Yang membedakan adalah ukurannya dan fasilitas yang melengkapinya. Sama - sama menggunakan bata ekspose atau kayu papan, sama - sama „patuh‟ pada arsitektur Belanda / klasik. Jarang / hampir tidak ada yang menggunakan arsitektur minimalis / modern. Pada kesempatan lainnya, kami mengikuti Canal Cruise ( perjalanan sungai di tengah kota Amsterdam ). Selama 1 jam kami diajak berkeliling kota, melewati sungai yang sungguh sungguh bersih,rapi dan sama sekali tidak berbau. Kami melihat banyak kapal - kapal kecil yang berfungsi sebagai tempat tinggal di pinggiran sungai ( seperti di Sungai Mahakam ). Kapalnya sangat kecil, mungkin ukurannya pas - pasan untuk 1 orang atau 1 keluarga. Tetapi kondisinya cukup baik, dilengkapi dengan kursi santai di teras belakang / atap kapal. Melalu jendela - jendela „rumah kapal‟ tersebut, kami bisa melihat kelengkapan furniture dan elektronik mereka. Cukup nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Ombak yang dihasilkan oleh kapal yang membawa kami, hanya berupa riak - riak kecil yang sampai di „rumah kapal‟ tersebut, dan terlihat tidak mengganggu. Terbukti bahwa kapal turis yang membawa kami sudah melewati uji operasional yang layak, sehingga tidak merusak dan mengganggu lingkungan. Malam hari, kami mencoba melihat k ota. Kami berjalan menyusuri „dunia malam‟. Kondisi ini memang tidak cocok untuk diterapkan di sebagian besar negara, tetapi yang patut dicontoh adalah ide kota Amsterdam untuk menonjolkan atraksi malam. Amsterdam memang selalu „hidup‟ selama 24 jam. Kami juga sempat mencoba naik trem untuk transportasi. Terbayang oleh kami, bila Jakarta dilengkapi oleh trem / bis senyaman itu, pasti banyak pengguna mobil yang akan beralih. Trem sangat nyaman. Tempat duduk yang tersedia tidak banyak, tetapi faktor keamanan tetap menjadi pedoman mereka. Banyak terdapat tiang & pegangan untuk tangan. Fasilitas jalan untuk transportasi umum dibagi 4 bagian untuk jalan - jalan besar, yaitu jalan untuk mobil, sepeda, pedestrian dan trem. Khusus untuk trem, selalu berada di bagian tengah, terdiri dari 2 arah trem. Uniknya, jalan trem ini ( yang berupa rel ) boleh dilalui oleh mobil. Jadi,
mobil bisa saja berjalan berurutan dengan trem. Trem berhenti di setiap halte yang sudah disediakan di tempat - tempat tertentu. Sistim transportasi umum yang tersedia adalah bis, trem dan taxi. Dibeberapa tempat juga tersedia penyewaan sepeda yang dapat dihitung per-jam, per-hari atau bahkan mingguan. Taxi yang ada juga terdapat berbagai ukuran. Mobil kecil hingga mini van. Taxi jenis inilah yang membawa kami dari Amsterdam menuju Brussel di Belgium. Kami meninggalkan Amsterdam dengan segala ke-unikkannya menuju Brussel.
- Perhatikan posisi trem : a. Berada di bagian tengah jalan b. Ada 2 rel sejajar ( 2 arah trem ) c. Ada halte kaca diantara 2 jalur trem - Bagian lain dari deretan bangunan berdempetan yang berbeda fungsi. - Di bagian manapun dari kota Amsterdam, selalu menggunakan gaya arsitektur klasik khas Belanda - Perhatikan posisi jalan : a. Jalur mobil berdampingan dengan jalur trem tanpa pembatas b. Mobil bisa melewati jalur trem ( diatas rel ) c. Menurut informasi, belum pernah terjadi kecelakaan karena hal tersebut
- Bangunan Magna Plaza, merupakan kompleks pertokoan klasik. - Perhatikan detail arsitekturnya : a. Menggunakan bata ekspose dengan warna merah bata, tetapi diberi variasi warna putih dengan material jenis batu yang lain b. Architrave jendela berbenuk ½ lingkaran dengan detail khusus c. Pintu utama di desain secara khusus sebagai daerah penerima d. Jendela - jendela tanpa teralis, kaca tanpa kaca film - Dengan adanya trem yang melintas di depannya, menyajikan pandangan eksotis antara klasik & modern : a. Warna - wana yang saling berbenturan ( bangunan berwarna klasik, trem berwarna putih & biru yang modern ) b. Konsep trem sebagai alat transportasi adalah konsep modern c. Fungsinya sendiri trem sebagai alat untuk mempermudah, sementara bangunan di belakangnya mengesankan sesuatu yang „magis‟ dan unik
- Pandangan deretan bangunan tua Amsterdam dengan latar depan jembatan yang bagian tepinya berfungsi sebagai parkir sepeda. - Deretan bangunan ini diambil di sisi kota yang berbeda, tetapi tetap terdapat keseragaman gaya arsitektur, „patuh‟ terhadap kaidah - kaidah yang berlaku, baik secara social maupun ekonomis dan fungsi - Perhatikan detail arsitekturnya secara keseluruhan : a. Sepeda yang parkir secara teratur, tidak berjubel & dirantai. Bila parkir penuh, dengan sendirinya pemilik sepeda tidak akan memarkirkan sepedanya disini. Seringkali juga sepeda diparkir berhari - hari dengan aman / tidak hilang b. Sungai dengan dinding turap yang rapi. Terlihat di tepi sungai, posisi „rumah kapal‟ yang cukuprepresentative , baik secara pandangan maupun secara fungsi c. Karena musim dingin / winter, maka terlihat dahan -daha pohon tanpa daun, menyajikan pandangan yang eksotis, cirri khas kota Amsterdam in winter
d. Perhatikan detail pedestrian yang bersih dan nyaman untuk dilalui. Meski sebagian digunakan untuk parkir sepeda, tetapi masih banyak ruang yang bisa digunakan untuk berjalan kaki dengan nyaman
- Gambar ini kami ambil dari dalam trem yang sedang berjalan. - Perhatikan detail arsitekturnya secara keseluruhan : a. Rambu - rambu lalu lintas yang lengkap, terutama untuk pedestrian b. Perhatikan para pengguna jalan, dengan setia menunggu lampu merah untuk menyeberang di depan zebra cross c. Meskipun tidak ada mobil, tapi para pengguna jalan tidak nekad menyeberang. Hal inilah yang membuat kondisi kota menjadi sangat rapi & disiplin - Di pertigaan jalan ini, di desain sangat nyaman bagi keseluruhan pengguna, baik mobil maupun pedestrian. - Bagian ujung jalan & bangunan bersih dari segala asesoris yang tidak perlu, bahkan bersih dari sampah.
- Seperti inilah kapal yang digunakan untuk melintasi sungai di tengah kota Amsterdam. - Terlihat deretan „ rumah kapal „ yang cukup nyaman untuk ditinggali. Teras rumah terdapat di atas kapal atau di bagian depan, dengan menambahkan lantai. - Ukuran „ rumah kapal „ relative kecil, tetapi hubungan antar ruang yang terjalin cukup b aik. - Beberapa „ruma kapal‟ mempunyai kapal kecil untuk transportasi mereka di sungai. Sebagian lagi harus naik ke darat dan menggunakan sepeda untuk alat transportasi mereka. - Alat - alat penyelamat juga tetap disediakan, perhatikan adanya ban / pelampung yang harus tersedia di setiap „rumah kapal‟. - Perhatikan detail arsitekturnya secara keseluruhan : a. Secara pandangan, deretan bangunan di daratan sebagai latar belakang memberikan dukungan secara arsitektur bagi deretan „ rumah kapal „ di depannya ( di tepi sungai )
b. Meskipun tidak menggunakan detail klasik ( tidak mungkin digunakan karena berat ), tetapi hubungan arsitektur yang ada tetap harmonis
- Meskipun hanya terowongan, tetapi Amsterdam memberikan pelayanan yang terbaik bagi warganya. Bagian dalam terowongan air sangat terawat baik, rapi dan bersih. - Perhatikan konsep arsitekturnya : a. Antar terowongan yang satu dengan yang lain menyajikan suatu pandangan yang lurus dan teratur, saling berhubungan b. Kanan - kiri sungai teratur rapi dengan fungsi sebagai tambatan „rumah kapal‟
- Suasana hunian di daerah pedesaan. Rumah ukuran kecil, sekitar 6 m x 10 m. Tidak ada kendaraan yg diparkir di depan rumah, tetapi mempunyai area parkir terbuka sendiri.-
- Perhatikan besaran jendela untuk area pertokoan & hunian : a. Dua fungsi yg berbeda terletak pada 1 deret bangunan. b. Jendela besar sbg etalase ( u/ pertokoan ) & ruang keluarga ( u/ hunian ). c. Tiap jendela dihias sesuai dengan keinginan pemilik. d. Tidak terdapat papan nama ( u/ pertokoan ).
Suasana daerah pedesaan tradisional yang tenang dengan windmills / kincir angin sebagai latar belakang pemandangan. - Fungsi awalnya adalah lumbung / kandang sapi ( barn ), yang sekarang dijadikan sebagai toko souvenir.
Romantisme Kota Amsterdam
Kota Amsterdam memang kota yang luar biasa unik dan menarik dari aspek arsitektur kota, karena inilah kota yang mampu memanfaatkan wilayah kota yang secara fisik berada di bawah permukaan laut. Dengan kreativitas yang tinggi kawasan yang rendah tersebut dengan kemampuan teknologi yang dimiliki berhasil ditata dengan cara melakukan reklamasi dan pembuatan kanal untuk menyalurkan air yang menggenang. Kemudian pada sepanjang kiri-kanan kanal dibangun jalan, jembatan, permukiman, perkantoran, fasilitas umum seperti ruang terbuka hijau dan non hijau, hotel dan fasilitas lainnya. Akhirnya saat ini Amsterdam menjadi kota yang modern yang nyaman untuk ditinggali dan menarik untuk di lihat. Amsterdam adalah kota wisata yang menawarkan daya tarik berupa kehidupan kota yang romantis, dengan jumlah transportasi sepeda yang dominan, arsitektur bangunan yang tampak kuno dan klasik, berpadu dengan ratusan kanal-kanal yang membelah kota. Kesuksesan Belanda membangun dan mereklamasi kota Amsterdam, tidak terlepas dari tersedianya anggaran yang besar dari hasil perdagangan hasil bumi dari negara jajahannya seperti Indonesia selama lebih dari 350 tahun. Sejarah pembangunan kota Amsterdam dilaksanakan secara besar-besaran dilakukan pada sekitar tahun 1585 – 1672. Dan bentuk-bentuk bangunan masa lalu tersebut sampai kini masih terpelihara dengan baik. Selain itu kota Amsterdam juga telah berhasil memanfaatkan posisi kotanya yang strategis di benua Eropa. Amsterdam dengan Bandar Udara Internasional Schiphol, telah terbukti menjadi Bandar Udara terbesar dan tersibuk di dunia, yang melayani penerbangan akhir dan transit ke berbagai benua dan kota di sekitar Eropa. Selain itu Pelabuhan lautnya juga menjadi pelabuhan utama di Negara Eropa u ntuk keperluan perdagangan, sekaligus menjadi pelabuhan untuk bersandarnya kapal-kapal pesiar ke seluruh wilayah lainnya di Eropa. Sedangkan Stasiun Kereta Api dan Bus, selain melayani perjalanan di sekitar kota di Belanda, juga melayani perjalanan antar kota dan antar Negara.
Lebih dari itu pula, kota Amsterdam juga selalu identik dengan sepeda, karena ini adalah salah satu alat transportasi yang umum digunakan oleh masyarakat. Untuk kenyamanan dan melindungi para pengguna sepeda, setiap jalan menyediakan jalur khusus untuk pengguna sepeda. Namun untuk penggunaan sepeda, agar waspada dengan rambu-rambu, dan perhatikan pula adanya kawasan yang dilarang untuk sepeda. Bagi turis yang ingin menggunakan sepeda pada beberapa tempat tersedia, lokasi untuk penyewaan sepeda. Mengunjungi Amsterdam, sesuai dengan namanya, tentu saja menjadi lengkap bila berkesempatan menyusuri kanal yang banyak membelah kota Amsterdam. Kota Amsterdam memiliki 4 kanal besar, dan pada kanal besar tersebut terdapat ratusan kanal-kanal kecil, setiap kanal terhubung dengan jembatan. Menyusuri kanal, merupakan daya pikat utama yang harus dicoba. Karena t idak ke Amsterdam bila belum menyusuri kanal yang ada. Untuk menyusuri kanal-kanal tersedia kapal pesiar, salonboats. Pada tepi kanal kita akan banyak menemukan dan melihat berbagai hal yang menarik, terutama bangunan-bangunan rumah, kantor, museum, yang unik dan klasik berpadu dengan bangunan-bangunan modern yang aneka warna.
Selain kehidupan air dan kanal, ternyata Amsterdam juga memiliki daya tarik bagi mereka yang suka kembali mengenang pada kejayaan sejarah masa lalu Belanda di bidang seni dan budaya. Karena itu, di sudut-sudut kota Amsterdam dengan mudah ditemukan museum, antara lain yang paling terkenal adalah museum Van Gogh, Stedelijk, Tropen, Maritim, dan Rijkmuseum. Museum lainnya yang menjadi lokasi menarik untuk dikunjungi Museum Sex yang memajang dan memberikan informasi seputar sex. Kemudian lokasi museum lainnya yang patut untuk dikunjungi dan terletak di tengah kota, yaitu Museum lilin Madame Tussaud, yang memamerkan beberapa tokoh terkenal dunia. Wisata menyusuri kanal-kanal yang membelah ko ta Amsterdam, adalah wisata untuk melihat kejayaan masa lalu Belanda yang berhasil dan mampu mengubah kawasan rawa menjadi kawasan kota yang menarik untuk dikunjungi. Dan menyusuri setiap jalan di kota Amsterdam, adalah perjalanan menyusuri kesederhanaan dan romantisme masyarakatnya yang masih mempertahankan sepeda sebagai alat transportasi yang murah. Saatnya menyusuri romantisme Amsterdam. (Januminro). Diposkan oleh Januminro di 08.53
AMSTERDAMmerupakan
salah satu harta Eropa di bidang arsitektur. Sebagai ibu kota Belanda, tentunya
mayoritas perusahaan besar berkantor di sana. Itu turut menjadi daya tarik wisatawan mancanegara yang mengunjungi Amsterdam. Per tahun diperkirakan 4,2 juta orang berkunjung ke 'Negeri Kincir Angin' itu.
Amsterdam sebenarnya berada di kawasan rendah. Namun, dengan kreativitas yang tinggi, kawasan itu mampu ditata secara cantik dengan melakukan reklamasi dan membangun kanal-kanal.
Untuk mempercantik kanal-kanal itu, di sepanjang kiri-kanan kanal dibangun jalan, jembatan, permukiman, perkantoran, fasilitas umum seperti ruang terbuka hijau dan nonhijau, hotel, dan fasilitas lainnya.
Penataan yang cantik itu menjadikan Amsterdam menjadi kota yang modern yang nyaman untuk ditinggali dan menarik untuk dilihat.
Amsterdam juga terkenal dengan bagunan-bangunan Eropa yang kuno dan sangat artistik. Sejauh mata memandang, Anda akan menemui bangunanbangunan tua. Namun jangan salah, bangunan tua tersebut tidak hanya berfungsi sebagai museum, tapi juga sebagai pertokoan, perkantoran, hotel, apartemen, sekolah, bar, hingga kafe.
Berbagai bentuk dan warna serta keunikan bangunannya benar-benar menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Mereka bisa menikmati suasana klasik yang dimiliki kota itu.
Bangunan-bangunan klasik di Amsterdam sebagian besar merupakan bangunan peninggalan abad 17 yang sebagian besar bagunannya merupakan museum. Bangunan itu sering dijadikan tempat penyimpanan barangbarang kuno yang dimiliki Belanda.
Berbeda dengan kota-kota di negara lain, di Amsterdam jarang sekali ditemui malmal bertingkat. Kota ini lebih terkenal dengan shopping street-nya, yang disebut Kalverstraat.
Jalan Kalver yang jadi shopping street terbesar di Belanda terletak di jantung Kota Amsterdam. Bentuknya bukan seperti mal, melainkan street market. Di Kalverstraat ini, Anda bisa menjumpai berbagai macam toko, dari supermarket, kafe, wartel, warnet, apotek, butik-butik kecil, hingga toko baju ternama.
Selain arsitektur bangunan kuno, terdapat pula arsitektur bangunan bergaya modern. Bangunan itu terlihat sangat canggih dan unik. Salah satunya adalah ING House. Bangunan berbentuk sepatu yang dikelilingi kaca di jalan lingkar selatan Amsterdam itu adalah sebuah struktur eye-catching. Bentuknya yang unik dan menarik memperkaya struktur arsitektur Kota Amsterdam. Bangunan itu dirancang Meyer dan Van Schooten.
Struktur bangunan modern di Kota Amsterdam merupakan salah satu kein dahan dari kota itu. Sedikit demi sedikit modernisasi sudah mulai mengubah permukiman Amsterdam menjadi bangunan-bangunan apartemen yang kini telah banyak ditemui.
Bukan cuma itu, Amsterdam juga telah memantapkan posisinya sebagai kota yang strategis di Benua Eropa.
Mulai pelabuhannya yang menjadi pelabuhan utama perdagangan di Eropa hingga bersandarnya kapal-kapal pesiar menuju wilayah lainnya di Eropa.
Stasiun kereta api dan bus juga melayani antarkota dan antarnegara Eropa. Bandara Internasional S chiphol pun terbukti telah menjadi bandara terbesar dan tersibuk di dunia, yang melayani penerbangan akhir dan transit ke berbagai benua dan kota di Eropa. (*/S-1)