TUTORIAL DIGITAL PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
PEMROSESAN CITRA DIGITAL ACARA 2 KONVERSI FORMAT DATA DENGAN ER M APPER APPER
Disusun oleh : Nama
: Ilham Guntara, A.Md.
Website
: www.guntara.com
(Bebas diakses dengan menyertakan sumber)
GUNTARA INDONESIA CORPORATION DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2015
2
I. JUDUL
Konversi Format Data
II. TUJUAN
1. Memperkenalkan konversi format data berbagai citra digital. 2. Membandingkan berbagai konversi format data citra digital. 3. Memahami detail data penyimpanan berbagai konversi format data citra digital.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat tulis 2. Kertas HVS 3. Flashdisk Drive 4. Data Digital Citra Landsat Sebagian Sebagian Yogyakarta 5. Seperangkat komputer dengan software ER Mapper 6. Pedoman Praktikum Pemrosesan Citra Digital
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Konversi data adalah pengubahan satu format data ke format lain, ini dapat dilakukan dengan cara melakukan proses import maupun eksport data. Konversi format data merupakan langkah pertama dalam pengolahan citra adalah konversi data sehingga data tersebut dapat dibaca dan dikenali oleh software yang digunakan. Data yang di-import maupun di-eksport ada dua jenis yaitu data raster dan data vektor. Sedangkan penyimpanan data-data penginderaan jauh t ersebut bisa disimpan dalam tape magnetik, CD ROM, disket, zip drive, atau media penyimpanan lainnya. Data raster adalah salah satu jenis data masukan untuk pengolahan data. Data raster meliputi data citra satelit, foto udara, digital terrain model (DTM), (DTM), data seismik dan data geofisika. Pada saat kita mengimport sebuah file data raster citra (dengan
menggunakan
program
pengimpor
ER
Mapper),
ER
Mapper
mengkonversikan data tersebut dan membuatnya menjadi dua buah file yaitu :
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
3
1. File binari yang mengandung data raster dalam format BIL ( Binary ( Binary Interleaved by Line). Line). 2. Kepala file (header (header ) data ASCII dengan ekstensi *.ers Header merupakan file yang sangat penting karena menyimpan semua informasi data yang kita import, seperti : format dat a asli, datum, jumlah band, dsb. Header ini dapat di buka dengan program wordpad. Data vektor adalah salah satu jenis data masukan yang disimpan dalam bentuk garis, titik, dan poligon. Misal data yang dihasilkan oleh software ARC/INFO. Data vektor yang di import tersebut kemudian disimpan menjadi dua file yaitu : 1. File data ASCII yang mengandung data vektor. 2. Kepala file (header (header ) data dengan ekstensi *.erv Sebelum melakukan proses import ataupun eksport data, ada beberapa hal yang harus diketahui dengan data yang kita dapatkan agar proses ini dapat dikerjakan. Informasi yang harus diketahui tersebut adalah : 1.
Data dalam format software apa dan dengan ekstension apa. Contoh data yang kita peroleh dari Bank Data LAPAN dengan format ERDAS 7.5 dengan ekstension * .lan. Atau data dengan format ERDAS Imagine 8.2 dengan ekstension * .img. Maka dengan informasi ini saja kita sudah dapat melakukan proses konversi data sepanjang software yang kita pakai memiliki fasilitas konversi dari format tersebut.
2.
Format data, apakah data kita dalam format BIL, BSQ, dan BIP, kemudian dalam binary atau binary atau ASCII ASCII , panjang kolom dan barisnya, jumlah band , jenis file apakah file apakah single file multi band atau atau multi file single band serta jumlah headernya. headernya. Data-data tersebut biasanya sangat kita perlukan dalam melakukan proses konversi guna memilih jenis konversi yang kita butuhkan dan parameter-parameter yang harus dimasukkan selama proses konversi.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
4
V. METODE
A. Menghidupkan Komputer dan Menjalankan Sofware 1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum. 2. Menekan tombol “On” pada CPU dan monitor. 3. Menunggu hingga tampil layar desktop. 4. Menunggu hingga pointer berwujud panah mucnul (artinya sistem sudah siap untuk menerima perintah). 5. Memilih dan double click pada pada program bernama “ER Mapper” yang ada di layar desktop atau bisa mencarinya di Start Menu. B. Impor File dari Format ERDAS (.img) ke Format ER Mapper (.ers) 1. Memilih menu toolbar Utilities lalu melakukan impor data dari data ERDAS seperti gambar di bawah ini:
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
5
2. Memilih direktori lokasi (partisi) sumber file ERDAS yang diimpor (input/file device name) name) ke ER Mapper seperti gambar di bawah ini:
3. Apabila
file
yang
diimport
sudah
ditemukan
yaitu
yogyakarta_1996_erdas.img, memilih file tersebut lalu menekan tombol OK.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
6
4. Memilih direktori lokasi (partisi) hasil impor file ERDAS (output dataset name) ke ER Mapper seperti gambar di bawah ini:
5. Menentukan nama baru file hasil impor ERDAS ke ER Mapper, nama file yaitu ‘citraolahh’ dengan format ‘.ers’ (format (f ormat ER Mapper).
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
7
6. Mengeksekusi impor file dengan menekan tombol OK, maka file citra dari format ERDAS (.img) berubah menjadi format baru ER Mapper (.ers) seperti gambar di bawah ini:
7. Membuka Membuka file hasil impor tersebut dengan memilih menu toolbar File > Open > ‘nama file’ lalu OK pada ER Mapper. M apper. C. Konversi Format Data ke Algorithm (.alg) 1. Memilih menu File lalu Open pada ER Mapper.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
8
2. Membuka file ‘citraolahh.ers’ dengan menekan OK.
3. Memilih menu File lalu Save As pada ER Mapper. 4. Menentukan nama file baru (save as) yang disimpan, misal ‘mbantul_1’. 5. Menentukan tipe file baru (files of type) yang disimpan, dalam hal ini file disimpan dengan format ER Mapper Algorithm (.alg) maka memilih format file tersebut.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
9
6. Memilih tombol OK maka secara otomatis file baru (mbantul_1.alg) dengan format .alg terbentuk seperti gambar berikut ini:
7. Membuka file hasil konversi tersebut dengan memilih memi lih menu toolbar File > Open > ‘nama file’ lalu OK pada ER Mapper. D. Konversi Format Data ke JPEG 1. Memilih menu File lalu Save As pada ER Mapper. 2. Menentukan nama file baru (save as) yang disimpan, misal ‘mbantul_2’. 3. Menentukan tipe file baru (files of type) yang disimpan, dalam hal ini file disimpan dengan format JPEG (.jpg) maka memilih format file tersebut lalu klik OK.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
10
4. Memilih pengaturan output type menjadi RGB.
5. Memilih tombol OK maka secara otomatis file baru (mbantul_2.jpg) dengan format .jpg terbentuk seperti gambar berikut ini:
6. Membuka file hasil konversi tersebut dengan memilih menu toolbar File > Open > ‘nama file’ lalu OK pada ER Mapper. E. Konversi Format Data ke TIF (RGB) 1. Memilih menu File lalu Save As pada ER Mapper. 2. Menentukan nama file baru (save as) yang disimpan, misal ‘mbantul_3’.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
11
3. Menentukan tipe file baru (files of type) yang disimpan, dalam hal ini file disimpan dengan format GEOTIFF/TIFF (.tif) maka memilih format file tersebut lalu klik OK.
4. Melakukan pengaturan Output Type menjadi R GB. GB.
5. Memilih tombol OK maka secara otomatis file baru (mbantul_3.tif) dengan format .tif terbentuk seperti gambar berikut ini:
6. Membuka file hasil konversi tersebut dengan memilih menu toolbar File > Open > ‘nama file’ lalu OK pada ER Mapper.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
12
F. Konversi Format Data ke ERS 1. Memilih menu File lalu Save As pada ER Mapper. 2. Menentukan nama file baru (save as) yang disimpan, misal ‘mbantul_4’. 3. Menentukan tipe file baru (files of type) yang disimpan, dalam hal ini file disimpan dengan format ER Mapper Virtual Dataset (.ers) maka memilih format file tersebut.
4. Memilih tom bol OK maka secara otomatis file baru (mbantul_4.ers) dengan format .ers terbentuk seperti gambar berikut ini:
5. Membuka file hasil konversi tersebut dengan memilih menu toolbar File > Open > ‘nama file’ lalu OK pada ER Mapper. G. Konversi Format Data ke HDR & BIL 1. Memilih menu File lalu Save As pada ER Mapper. 2. Menentukan nama file baru (save as) yang disimpan, misal ‘mbantul_5’. mbantul_5’.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
13
3. Menentukan tipe file baru (files of type) yang disimpan, dalam hal ini file disimpan dengan format ESRI BIL and GEOSPOT (.bil dan .hdr) maka memilih format file tersebut lalu memilih OK.
4. Melakukan pengaturan Output Type dengan denga n Multilayer.
5. Memilih tombol OK maka secara otomatis file baru (mbantul_5.bil dan mbantul_5.hdr) dengan format .bil dan .hdr terbentuk seperti gambar berikut ini:
6. Membuka file hasil konversi tersebut dengan memilih menu toolbar File > Open > ‘nama file’ lalu OK pada ER Mapper.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
14
H. Konversi Format Data ke ECW 1. Memilih menu File lalu Save as Compressed Image pada ER Mapper.
2. Memilih format penyimpanan penyimpanan (output format) ECW lalu mengeklik next.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
15
3. Memilih direktori keluaran (output) dari file yang dikonversi lalu mengeklik next.
4. Memberi nama file baru yang disimpan, disimpan, misalnya ‘mbantul_6’ lalu mengeklik OK.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
16
5. Menentukan tipe kompresi file, pilih multiband, lalu mengeklik next.
6. Menentukan kualitas kompresi file, biar kan kan saja lalu memilih next.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
17
7. Menyelesaikan proses konversi data ke format ECW (.ecw) dengan memilih finish.
8. Memilih tombol OK maka secara otomatis file baru (mbantul_6.ecw) dengan format .ecw terbentuk seperti gambar berikut ini:
9. Membuka file hasil konversi tersebut dengan memilih menu toolbar File > Open > ‘nama file’ lalu OK pada ER Mapper.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
18
I. Detail Data Penyimpanan 1. Membuka windows explorer dengan menekan tombol windows+E atau klik kanan My Computer > Explore. 2. Menuju direktori penyimpanan konversi format data citra yang telah dilakukan sebelumnya, seperti gambar di bawah ini:
3. Merapikan kembali alat dan bahan pr aktikum. aktikum.
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
19
VI. HASIL
1. Tampilan Citra Hasil Impor Data (.ers)
2. Tampilan Citra dengan Berbagai Berbagai Format Penyimpanan a. Format Penyimpanan Algorithm (.alg)
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
20
b. Format Penyimpanan JPEG (.jpg)
c. Format Penyimpanan GEOTIFF/TIFF GEOTIFF /TIFF (.tif)
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
21
d. Format Penyimpanan ER Mapper Virtual Dataset (.ers)
e. Format Penyimpanan ESRI BIL GEOSPOT BIL GEOSPOT (.hdr dan .bil)
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com
22
f.
Format Penyimpanan ECW (.ecw)
3. Tampilan Detail Penyimanan Data dalam Data dalam Explorer
Tutorial PJSIG – PJSIG – Ilham Ilham Guntara, A.Md. – A.Md. – www.guntara.com www.guntara.com