Kontur adalah adalah
garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang
sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian bagian bawah tengah tengah di atas skala grafis. grafis.
Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima (tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis yang lebih tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi). Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-putus untuk membedakan dengan kontur standar.
Bentuk Kontur
Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringan k emiringannya nya teratur. Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:
1.
Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada, tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada pandangan horisontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan dengan simbol. Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol tersebut.
2.
Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng disebut konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika sebaliknya, yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung), dan memberikan pandangan yang panjang.
3.
Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat maka permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi (bergelombang).
4.
Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang patah-patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada umumnya penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).
Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah bukit dan lembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup berarti meskipun ada bangunan gedung, jalan,
pemotongan pepohanan (hutan atau perkebunan). Penafsiran yang benar terhadap bentuk permukaan lahan membutuhkan latihan, praktek dan pengalaman yang memadai di lapangan.
A.MEMBACA GARIS KONTUR
Punggungan
Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U dimana Ujung dari huruf U menunjukan tempat atau daerah yang lebih pendek dari kontur diatasnya. Lembah
atau
Sungai
Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n (huruf V terbalik) dengan
Ujung
Daerah
landai
yang datar
Tajam.
dan
terjal
curam
Daerah datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya rapat.
B.
MENGHITUNG
HARGA
INTERVAL
KONTUR
Pada peta skala 1:50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval
Cari
dua
Hitung Hitung
kontur
belum
titik
ketinggian selisih jumlah
ada
rumus
yang
yang
berbeda
baku,
atau
ketinggiannya kontur
namun
berdekatan.
dapat
Misalnya
(antara antara
A A
dicari
titik dan dan
dengan:
A
dan
B B) B
Bagilah selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B hasilnya adalah interval kontur.
C.
UTARA
PETA
Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah utara peta tersebut. selanjutnya lihat judul peta (judul peta selalu berada pada bagian utara, bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta, utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.
D.
MENGENAL
TANDA
MEDAN
Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke
lapangan,
Lembah
yaitu:
antara
dua
Lembah
puncak
yang
Persimpangan
jalan
Perpotongan
atau
sungai
Percabangan
da
curam ujung
dengan
kelokan
sungai,
desa
jalan air
setapak
terjun,
dan
lain-lain
Untuk daerah yang datar dapat digunakan, persimpangan jalan dan percabangan sungai, jembatan
dan
E.
lain-lain.
MENGGUNAKAN
PETA
Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu titik awal dan titik
akhir
akan
diplot
di
peta.
Sebelum
berjalan
catatlah:
Koordinat
titik
awal
(A)
Koordinat
titik
tujuan
(B)
Sudut
peta
Tanda
medan
apa
antara saja
yang
akan
A dijumpai
-
sepanjang
B
lintasan
A
-
B
Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Yang
Kita
lintasan
perlu
harus
Gunakan
diperhatikan
tahu tanda
titik
awal medan
A
dalam
melakukan
keberangkatan yang
-
kita,
jelas
balk balk
suatu
di di
B
operasi
medan
maupun
medan
dan
adalah.
di
peta peta
Gunakan kompas untuk melihat arah kita, apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan
sebagai
patokan,
atau
belum.
Perkirakan berapa jarak lintasan. Misalnya, medan datar 5 km ditempuh selama 60 menit dan medan
mendaki
ditempuh
selama
10
menit.
Lakukan
orientasi
dan
resection,
bila
keadaannya
memungkinkan.
Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan,
menyeberangi
sungai,
ujung
lembah
dan
lainnya-lainnya.
Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuatkan lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan
F.
panjang
MEMAHAMI
lintasan
CARA
sebenarnya.
PLOTTING
DI
PETA
Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tanda-tanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Camp berada pada koordinat titik A (3989 : 6360) + 1400 m dpl. Basecamp memerintahkan tim Camp agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 m dpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimulai dari sumbu X dulu,
kemudian
sumbu
Y,
didapat
(X:Y).
Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tarik garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan sistem Azimuth (0" - 360°) searah putaran jarum jam. Sudut ini berguna untuk mengorientasikan
arah
dari
A
ke
T.
Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipahami betul bentuk garis-garis kontur. Plotting lintasan dan memperkirakan
waktu
Kemiringan Keadaan
tempuhnya. lereng
dan
kondisi
Kondisi
G.
yang
dan
medan
(misalnya
Keadaan Waktu
Faktor-faktor
hutan
mempengaruhi
waktu
Panjang lebat,
semak
lintasan berduri
cuaca pelaksanaan fisik
dan
(pagi, mental
MEMBACA
atau
pasir)
rata-rata siang
serta
tempuh:
perlengkapan
atau yang
malam) dibawa.
KOORDINAT
Cara
menyatakan
koordinat
Cara
ada
dua
cara,
yaitu:
koordinat
peta
Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukan koordinat ini meggunakan: Sistem Cara
Enam
Angka,
Delapan
Angka,
misalnya: misalnya:
koordinat koordinat
Cara
titik titik
A
A
(374:622),
(3740:6225),
titik titik
B B
Koordinat
(377:461) (3376:4614) Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau 106° 44' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak
peta.
H.
SUDUT
PETA
Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam. Sistem pembacaan sudut dipakai Sistem azimuth (0° - 360°). Sistem Azimuth adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai dengan arah jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan. Sistem
I.
perhitungan
sudut
dibagi
AZIMUTH
menjadi
dua
berdasarkan
SUDUT
sudut
kompasnya.
KOMPAS
Back azimuth: bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi 180°. Bila sudut kompas < 1080 =" 37,1km" km =" 3.710.000" 1km =" 3.710.000" 000 =" 74,2" 1 =" 1.855.000cm">