BEHAVIORAL CONTRACT (Kontrak Perilaku)
Kasus Rofiatun Musdalifah atau biasa dipanggil Ifa adalah seorang mahasiswa perantauan yang tinggal di sebuah rumah kos-kosan. Ifa yang baru satu tahun merantau di kota besar untuk meneruskan kuliahnya merasa gusar dengan berat badannya yang terus-menurus bertambah akhir-akhir ini. Ifa merasa malu karena terus-menerus menjadi bahan ledekan teman-temannya dan bahkan kekasihnya. Oleh karena itu Ifa merasa perlu untuk menurunkan berat badannya agar kembali ideal seperti dulu. Selama beberapa minggu Ifa tidak berhasil menurunkan berat badan bahkan ia merasa badannya semakin gemuk saja. Suatu hari Ifa bercerita kepada saya, Devana Agripinata, tentang usahanya untuk menurunkan berat badan yang selalu saja gagal dan bertanya tentang pendapat saya. Ifa bercerita tentang pola makannya yang tidak teratur dan kebiasan ngemil makanan ringan yang tidak bisa ia kendalikan dan betapa sulitnya kebiasan itu untuk dihilangkan. Biasanya dia ngemil ketika sedang mengerjakan tugas di malam hari atau ketika sedang menonton TV bersama teman-teman kosnya. Akhirnya saya mencoba memberi solusi kepada Ifa melalui penawaran kontrak perilaku untuk meningkatkan perilakunya menurunkan berat badan. 1. Definisi Kontrak Perilaku : Kontrak perilaku atau bisa disebut kontrak kontingensi adalah lembar persetujuan antara dua orang dimana semua menyetujui terlibat dalam level spesifik pada pencapaian perilaku. Sejauh ini pernyataan kontrak merupakan konsekuensi dari pemberian kontingen pada kejadian (atau tidak adanya kejadian) pada perilaku (Homme, Csany, Gonzales, &Rechs, 1970; Kirschenbaum & Flanery, 1983; O’Banion & Whaley, 198 1 dalam Miltenberger, 2004). 2. Langkah-langkah Operasinal A. Membuat Persiapan 1. Mengidentifikasi perilaku Perilaku : meningkatkan perilaku menurunkan berat badan
2. Menentukan penguat Penguat berupa punishment : apabila Ifa tidak mampu menurunkan berat badan selama 1 minggu maka Ifa harus membayar denda sebesar Rp. 50.000. 3. Mendefinisikan kriteria Kriteria kontrak, antara lain: a. Perilaku Menurunkan berat badan yaitu klien dapat menurunkan berat badan sebanyak 2 kg tiap 2 minggu. Berat badan yang perlu diturunkan untuk mendapatkan berat badan ideal adalah 10 kg. b. Macam-macam penguat Penguat berupa punishment : apabila Ifa tidak mampu menurunkan berat badan selama 1 minggu maka Ifa harus membayar denda sebesar Rp. 50.000. Apabila Ifa terkena denda dan harus membayar denda tersebut maka denda akan di kembalikan kepada Ifa setelah program selesai, tapi tanpa diberitahukan terlebih dahulu kepada Ifa. c. Batasan waktu Klien harus menurukan berat badan sebanyak 2 kg dalam 1 minggu dan menghadap ke terapis tiap miggunya untuk melaporkan hasilnya dengan menimbang berat badannya. Perilaku ini dilakukan selama 5 minggu berturutturut. 4. Memilih bonus Bonus digunakan untuk mendorong klien menemukan sebuah kriteria pada sisa waktu terakhir. Jadi, jaga konsekuensi ini agar memiliki kemungkinan terkecil dengan menarik penguatnya. Bonus yang digunakan dalam kasus ini adalah Ifa harus membayar sebesar Rp. 100.000 untuk dapat meneruskan program penurunan berat badannya lagi.
B. Melakukan Negosiasi 1. Menjelaskan tujuan Memulai negosiasi dengan menjelaskan alasan kontrak dibutuhkan. Terapis menjelaskan tujuan dari kontrak perilaku yang akan dibuat guna menunjang keberlangsungan modifikasi perilaku yang akan dilakukan. 2. Menjelaskan aturan Merancang aturan negosiasi. Klien boleh menegosiasikan perilaku, hadiah, dan kriteria tetapi tidak untuk kebutuhan dari kontrak itu sendiri. 3. Membuka negosiasi Negosiasi dilakukan dengan saling bertukar ide dan pendapat mengenai segala hal yang akan dituliskan dalam kontrak perilaku. Terapis menjelaskan tentang perilaku yang akan dirubah oleh klien dan kien memberikan masukannya. Terapis dank lien dalam kasus ini setuju dengan kriteria penurunan berat badann sebesar 2 kg dalam 1 minggu dan pembeerian punishment berupa pembayaran uang senilai Rp. 50.000 kepada terapis jika klien tidak mampu memenuhi kriteria tersebut. 4. Menyimpulkan negosiasi Terapis menjelaskan kepada klien bahwa hasil dari negosiasi dapat diubah kembali sesuai kesepakatan baru sebelum hasil tersebut dituliskan ke dalam kontak perilaku. C. Menuliskan Kontrak Perilaku Menuliskan hasil dari negosiasi ke dalam kontrak, misalnya perilaku, konsekuensi, tenggang waktu, dan berbagai kondisi khusus lainnya dari kontrak. Buatlah sejelas mungkin untuk menghindari kesalahpahaman. Dengan menuliskan kontrak, akan mengurangi kemungkinan atas ketidaksetujuan setelah kontrak dimulai. Sangat perlu untuk membacakan kontrak kepada klien. Berikut ini adalah kontrak yang telah dituliskan:
Kontrak Perilaku Saya, Rofiatun Musdalifah, menyetujui akan menurunkan berat badan sebanyak 10 kilo selama 5 minggu dimulai dari 06 Juni 2011 dan selesai 10 Juli 2011. Penurunan berat badan sebanyak 10 kilo akan ditentukan dengan penurunan berat badan sebanyak 2 kg setiap minggu dan diukur dengan timbangan berat badan. Sejauh ini, Saya setuju menurunkan 2 kg setiap minggu saat konseling dengan Devana Agripinata di tempat kos Devana untuk mendokumentasikan bahwa saya akan menurunkan berat badan sebesar 2 kg setiap minggu selama 5 minggu. Jika saya tidak berhasil menurunkan berat badan saya seberat 2 kg setiap minggunya, maka saya akan membayarkan uang sebesar Rp. 50.000,00 kepada Devana.
Tertanda______________________ Rofiatun Musdalifah, Klien
_______________________________ Devana Agripinata, Terapis
D. Menandatangani Kontrak Terapis dan klien melakukan penandatangan kontrak perilaku yang telah disetujui oleh kedua pihak dan telah dituliskan. E. Melaporkan Kontrak Melaporkan hasil review kontrak perilaku yang telah dilakukan kepada klien guna meningkatkan tingkat efektifitas kontrak. 3. Pelaksanaan Kontrak Perilaku Pelaksanaan laporan kontrak perilaku oleh klien dilakukan selama 5 minggu yaitu dari tanggal 6 Juni 2011 sampai 10 Juli 2011. Kriteria pelaporan oleh klien kepada terapis adalah setiap minggu selama 1 bulan klien menemui terapis dan melaporkan hasil penurunan berat badannya. Apabila klien tidak berhasil menurunkan berat badan
sebanyak 2 kg dalam 1 minggu maka klien akan dikenai denda sebesar Rp. 50.000,00 dan dibayarkan kepada terapis. Berikut ini merupakan hasil dari pelaksaanaan modifikasi perilaku yang telah dilakukan. Penurunan berat
Minggu ke-
Hari/Tanggal
I
Minggu, 12 Juni 2011
2 kg
-
II
Minggu, 19 Juni 2011
2 kg
-
III
Minggu, 26 Juni 2011
1 kg
Rp 50.000,00
IV
Minggu, 03 Juli 2011
2 kg
-
V
Minggu, 10 Juli 2011
2 kg
-
badan
Denda
4. Evaluasi Setelah diterapkan teknik behavioral contract dengan penerapan respon cost sebagai pelaksanaan denda pada perilaku menurunkan berat badan subjek, dapat dikatakan bahwa subjek mengalami perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang ditunjukkan subjek yaitu adanya peningkatan perilaku untuk terus melakukan penurunan berat badan, saat diterapkan response cost, subjek hanya tidak dapat memnuhi target perilaku menurunkan berat badan 2 kg sebanyak 1 minggu dari 5 minggu. Modifikasi perilaku yang diterapkan pada subjek dapat dikatakan berhasil. Kekurangan dari metode perubahan perilaku ini adalah tidak memperhatikan proses yang dilakukan oleh subjek dalam usaha menurunkan berat badan. Akan tetapi dengan pemberian denda yang cukup tinggi sehingga membuat subjek berusaha keras untuk merubah perilakunya.