MAKALAH KONSEP TERAPI BEKAM
Oleh : Kelompok 7
1. Faiz Adibi
(14.401.16.026)
2. Febby Dwi Rimayanti
(14.401.16.027)
3. Febrian Putra Catur P.
(14.401.16.028)
4. Fida Nur Wulandari
(14.401.16.029)
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA PRODI DIII KEPERAWATAN KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapakan kehadirat Allah SWT. Hanya dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk ini kami mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu Anis Yuliastutik, S.Kep. Ns, selaku Direktur Akademi Kesehatan Rustida Krikilan yang telah membantu dan menyediakan fasilitas.
2.
Bapak Aripin, S.Kep., Ns., M. Kes, selaku KA. Prodi DIII Keperawatan.
3.
Bapak Aripin, S.Kep., Ns., M. Kes selaku pengajar Keperawatan Komplementer.
4.
Rekan-rekan mahasiswa serta serta semua pihak yang telah membantu dan meyelesaikan dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
makalah ini.Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, kami sebagai penyusun mengharapkan kririk dan saran yang bersifat membangun.Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan perawat pada khususnya.
Krikilan, 14 September 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... ......................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ ....... 1 1.3 Tujuan ....................................................................................... .................................. 1 1.4 Manfaat .............................................................................................. ......................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bekam .............................................. ............................................................. 3 2.2 Sejarah Terapi Bekam ................................................................................................. 3 2.3 Jenis Terapi Bekam ................................................. ................................................... 4 2.4 Alat-Alat Bekam ............................................................... .......................................... 6 2.5 Tata Cara dalam Berbekam .............................................. ........................................... 7 2.6 Gambaran Pembekam ................................................................................................. 9 2.7 Beberapa Hal Tentang Terapi Bekam ................................................ ........................ 10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................... ................................. 12 3.2 Saran .......................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ........................ 13
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bekam merupakan pengobatan yang usianya kurang lebih mencapai hitungan abad. Bekam merupakan teori pengobatan dengan mengeluarkan darah. Sejarah penggunaan bekamm hingga saat ini masih menjadi perdebatan, mulai dari dimana, kapan, dan bagaimana perkembangannya. Gambaran yang digunakan masih menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi, walaupun ketika itu metode tersebut masih dianggap wajar. Secara umum bekam dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu bekam kering, bekam basah, dan bekam seluncur atau meluncur. Terapi bekam akan membuat kondisi tubuh pasien setelah melakukan pembekaman sebagian dapat langsung merasakan manfaatnya ketika pertama kali melakukan pembekaman, tetapi sebagian yang lain membutuhkan lebih dari sekali pembekaman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode pengobatan terapi bekam ? 2. Bagaimana sejarah tentang terapi bekam ? 3. Apa saja jenis- jenis dalam terapi bekam ? 4. Apa saja alat-alat dalam bekam ? 5. Bagaimana tata cara dalam berbekam ? 6. Bagaimana gambaran tentang pembekam ? 7. Apa saja hal-hal tentang bekam ?
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi dari bekam. 2. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami metode pengobatan terapi bekam.
1
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami sejarah tentang terapi bekam. 4. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis dalam terapi bekam. 5. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami alat-alatyang digunakan dalam terapi bekam. 6. Agar mahasiswa mampu mengetahui gambaran dari pembekam. 7. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hal-hal dalam terapi bekam.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis Untuk menambah wawasan pengetahuan dan menambah kualitas mahasiswa tentang konsep terapi bekam, agar mahasiswa mampu memahami arti dan maksud dari suatu konsep terapi bekam dan diharapkan kita dapat mengambil manfaat dari konsep terapi bekam dan bisa menerapkannya di kalangan masyarakat. 2. Bagi pembaca Untuk menambah literatur dan referensi serta pembelajaran tentang konsep terapi bekam agar pembaca bisa memahami maksud dan tujuan dari makalah ini. Serta dapat menerapkannya dilingkup profesinya. 3. Bagi institusi Untuk tambahan referensi dan bahan pustaka bagi akademi kesehatan rustida mengenai manfaat dan tujuan penulisan makalah ini , dalam hal menambah wawasan pembaca dan pengetahuan tentang konsep terapi bekam.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Terapi Bekam
Bekam merupakan pengobatan yang usianya kurang lebih mencapai hitungan abad. Hingga sampai ke Indonesia, ternyata belum banyak masyarakat yang tahu tentang
pengobatan
ini.
Sementara
itu
belum
ada
data
statistik
yang
menggambarkan prosentase masyarakat yang tahu dan paham tentang metode pengobatan bekam. Secara bahasa bekam adalah teknik terapi pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (sel darah yang telah rusak) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan sayatan pisau atau jarum steril (Fatahillah, 2009).
2.2 Sejarah Bekam
Bekam merupakan bagian dari teori pengobatan dengan mengeluarkan darah. Pada jaman Cina kuno teknik pengobatan ini disebut dengan pengobatan tanduk, karena tanduk digunakan sebelum adanya cup atau gelas dari kaca maupun plastik. Sedangkan di Eropa pada abad ke-18 lintah digunakan sebagai alat dalam melakukan pembekaman (Sufi, 2006).
Sejarah penggunanaan bekam hingga saat ini masih menjadi perdebatan, mulai dari dimana, kapan, dan bagaimana perkembangannya. Berdasarkan awal penggunaannya Yasin menyebutkan bahwa bekam sudah digunakan oleh kaum Nabi Luth, dengan cara dilempari batu agar darah keluar dari tubuh pasien. Gambaran yang diberikan masih menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi, walaupun ketika itu metode tersebut masih dianggap wajar. Pendapat lain 3
menyebutkan (As Sufi, 2006) bahwa bekam sudah digunakan sejak jaman Nabi Musa, tanpa menjelaskan metode ini peratama kali ditemukan atau sebuah metode warisan dari masa sebelumnya. Sementara itu melihat penyebarannya hingga sampai ke Indonesia dijelaskan bahwa bekam dimulai pada jaman Babylonia, berkembang di Cina, kemudian ke India, menyebar ke Arab dan sampai ke Indonesia (Sufi, 2006). Seiring berkembangnya alat dan cara dalam melakukan pengobatan ini semakin berubah. Tanduk, bambu, tembikar yang dijadikan sebagai cup untuk membekam tidak dipergunakan lagi. Dilihat dari efektifitasnya alat-alat yang digunakan sebelumnya dengan cara direbus atau dibakar justru akan merusak alat-alat tersebut, sehingga tidak dapat dipergunakan jangka waktu yang lama. Oleh karena itu pada akhir abad ke-20 diciptakannya alat yang terbuat dari plastikdan lebih mempermudah pembekam tanpa harus menggunakan api (Sufi, 2006)
Kemudian dari cara melakukan pembekaman mulai dari yang sebelumnya dengan merebus gelas-gelas atau membakarnya, sekarang tidak dilakukan kembali. Gelas-gelas atau cup tersebut sudah dirancang sedemikian rupa pembekam dapat menggunakan dan melakukan pengobatan bekam dengan mudah, hanya dengan melakukan penghisapan dengan alat penghisap (Sufi, 2006)
2.3 Jenis Bekam
Secara umum bekam dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu bekam kering, bekam basah, bekam seluncur atau meluncur 1. Bekam kering yaitu bekam tanpa sayatan atau tusukan yang mengeluarkan darah. Bekam jenis ini hanya memindahkan darah kotor yang menyebabkan penyakit 4
dari tempat yang berpengaruh ke tempat yang kurang berpengaruh. Bekam kering menurut (Fatahillah,2006) dapat digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada tubuh bagian belakang. Dalam proses pembekaman, bekam kering dilakukan sebelum permukaan kulit disayat atau ditusuk. Manfaat bekam kering pada tubuh yaitu meringankan rasa sakit dan mengurangi penumpukan darah, penyakit paru-paru yang kronis, mengobati nephritis, mengatasi radang pada organ bagian dalam ( selaput, jantung, urat syaraf atau daerah punggung bawah yang mulai sejajar dari pusar ke bawah dan di sela tulang-tulang dada), menahan derasnya haid dan hidung mimisan, mengatasi masuk angin, pemindahan darah dari pembuluh darah pasien dan menginjeksikannya ke otot paha, serta khusus bagi anak-anak atau siapa saja yang urat nadi mereka sulit ditemukan (Fatahillah, 2009). 2. Bekam basah yaitu bekam dengan sayatan atau tusukan dengan mengeluarkan darah statis atau darah kotor. Dengan manfaat-manfaat sebagai berikut diantaranya membersihkan darah dan meningkatkan aktivitas syaraf tulang belakang, memperbaiki permeabilitas pembuluh darah, menghilangkan kejangkejang, menghilangkan memar pada otot, asma, pneumonia, dan angina pectoris, penyakit sciatica (pegal di pinggang), encok, gangguan tekanan darah arteriosclerosis (pengapuran pembuluh darah), sakit bahu, dada, dan punggung, malas, lesu, dan banyak tidur, luka (bisul, jerawat, gatal-gatal pada kulit, dan luka bernanah), radang selaput jantung dan ginjal (Fatahillah, 2009). 3. Bekam seluncur atau meluncur merupakan bekam sebagai pengganti kerokan yang bermanfaat untuk membuang angin, melemahkan otot, dan melancarkan peredaran darah. Metode ini serupa dengan guasha (Cina) dan scrapping (Inggris) (Fatahillah, 2009).
5
2.4 Alat-Alat Bekam
Bekam sebagai metode pengobatan
alternatif memiliki alat-alat dalam
melakukan proses pengobatan diantaranya sarung tangan ( Rubber gloves) untuk satu kali pemakaian; cupping set, yaitu peralatan yang digunakan untuk menghisap permukaan kulit yang sudah ditentukan; balon karet atau jari medir yang besar, atau kondom; Silet medis ( Blade surgical) atau pisah bedah yang digunakan satu kali pakai atau pisau cukur yang telah disterilkan, atau jarum (lancing) steril (yang bisa digunakan untuk memeriksa golongan darah), sebagai penyayat atau penusuk yang digunakan sekali pakai; Lancing device alat tempat jarum, pengukur tekanan darah dan gula darah; Alkohol, minyak but-but, zaitun, dan minyak habatussauda, serta tisu (Rachmadila, 2009).
6
2.5 Tata Cara dalam Berbekam
Tata cara dalam melakukan bekam secara umum dapat dilakukan dalam beberapa tahap, namun sebelum melakukan tahap-tahap tersebut ada baiknya pembekam mengkondisikan pasien dengan memberikan informasi mengenai segala sesuatu tentang bekam atau tahapan-tahapan dalam melaksanakan bekam, sehingga pasien tidak kaget dengan tahapan-tahapan yang dilakukan. Terutama pada pasien yang baru melakukan pengobatan ini, karena bisa jadi pasien merasa takut ketika pertama kali melakukan bekam dan ketika darah keluar dari tubuhnya. Mengenai posisi pasien, berbaring dengan bertumpu pada rusuknya dilantai merupakan posisi terbaik khusunya bagi pasien yang merasa takut ketika dilakukan pembekaman, yang memilki masalah masalah peredaran darah serta anemia. Namun secara umum bekam dilakukan pada posisi duduk (Rachmadila, 2009). Setelah pasien sudah di kondisikan maka saatnya memulai tahap pertama yaitu mencari titik untuk melakukan pembekaman. Gelas (cup) diletakkan tepat diatas titik pada tubuh yang sudah ditentukan. Kemudian dilakukan penghisapan sehingga terjadi kehampaan udara pada sebagian besar gelas. Kemudian pada kulit pasien dan jaringan yang terhisap ke dalam gelas, terlihat berbentuk lingkaran. Darah dan beberapa unsur ikut tersedot ke permukaan kulit, sehingga tampak sebagai daerah lingkaran berwarna merah, karena terjadi pengumpulan darah di tempat tersebut (Rachmadila, 2009). Tahap kedua melakukan bekam kering yaitu gelas kering yaitu gelas dibiarkan berada pada tubuh selama 3-5 menit setelah itu dicabut. Manfaat dari tahap ini yaitu untuk memindahkan berbagai unsur kotor pada bagian-bagian penting didalam tubuh (seperti persendian) ke bagian-bagian yang kurang penting (seperti permukaan kulit). Pada bagian ini merupakan bagian anastesi atau membuat kebal titik tertentu yang selanjutnya dilakukan penyayatan atau tusukan, sehingga ketika penyayatan atau tusukan pasien tidak merasakan sakit (Rachmadila, 2009). Tahap ketiga melakukan penyayatan atau tusukan. Ketika melakukan penyayatan pertama kali, lebih baik pembekam mengenali karakter kulit pasien, keadaan pembuluh darahnya, dan kondisi-kondisi terkait lainnya. Setelah itu penyayatan dapat dilakukan pada beberapa gelas secara bersamaan. Terdapat ketentuan dalam 7
melakukan penyayatan (penyilet atau penggoresan ringan) yaitu penyayatan dilakukan pada bagian luar kulit dengan kedalaman sayatan kurang lebih 0,1mm atau melakukan penyayatan ringan. Kedalaman sayatan atau tusukan dapat dilakukan berbeda-beda sesuai penyakit pasien, tetapi tidak dianjurkan sampai mengenai pembuluh darah arteri atau vena. Ketentuan panjang sayatan kurang lebih 4mm, banyaknya sekitar 15 sayatan dalam satu titik. Alat yang digunakan sebagai pen yayat yaitu dengan menggunakan silet medis atau pisau cukur yang telah disterilkan (Rachmadila, 2009). Terdapat beberapa catatan dalam melakukan tahap ini yaitu pada kasus pasien mengidap penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah atau gula, tidak diperkenankan untuk menggunakan sayatan. Tetapi menggunakan tusukan dengan jumlah maksimal sebanyak 30 tusukan dalam satu titik. Kemudian ketika melakukan penyayatan, sayatan harus sejajar dengan panjang tubuh dari arah melebar. Sayatan diupayakan tidak mengenai pembuluh darah vena maupun arteri yang terlihat misalnya dipunggung tangan atau telapak kaki. Setelah itu jarak antara sayatan yang satu dengan yang lain sekitar 3mm (Rachmadila, 2009). Tahap keempat melakukan bekam basah yang dilakukan setelah penyayatan atau tusukan. Tahap ini dilakukan sekitar 3-5 menit sampai terlihat darah kental keluar, setelah itu gelas dilepaskan secara hati-hati agar tidak mengalir di tubuh pasien. Pada kasus tertentu jika gelas dibiarkan menempel dikulit dalam jangka waktu yang lama (10 menit atau lebih), maka dipermukaan kulit akan muncul beberapa gelembung seperti luka bakar. Gelembung-gelembung yang menandung cairan limfe ini bisa ditusuk, sehingga cairan tersebut dapat dikeluarkan. Namun tidak dianjurkan untuk menghilangkan
gelembung-gelembung
ini,
tetapi
sebaiknya
diperlakukan
sebagaimana luka-luka bakar ringan. Kemudian darah dibersihkan dengan tisu atau sapu tangan. Bagian tubuh yang disayat dibersihkan dengan pembersih seperti madu, minyak habbatusauda, atau alkohol. Bisa juga temat tersebut dibalut, khusus pada bagian telapak kaki dan pada pasien yang mengidap penyakit diabetes (Rachmadila, 2009) . Tahap ini dapat dilakukan berulang kali hingga tidak terdapat darah yang keluar atau setelah terlihat cairan kuning keluar dari titik tersebut. Perlu diperhatikan dalam 8
melakukan tahapp ini pembekam dianjurkan menyesuaikan dengan kondisi fisik dan mental pasien. Dengan demikian, praktik bekam sudah selesai dibagian tubuh tersebut (Rachmadila, 2009).
Setelah tahapan-tahapan ini selesai jarum atau pisau yang digunakan harus dibuang dan tidak digunakan kembali untuk pasien lain. Selai itu gelas atau cup harus dibersihkan dengan air dan sabun serta dengan pembersih lainnya seperti saflon, ditol ataupun alkohol. Jika terdapat darah dalam gelas, maka gelas tersebut harus dibersihkan benar-benar dengan klorin. Gelas dapat digunakan untuk satu orang pada hari yang sama (Rachmadila, 2009).
2.6 Gambaran Pembekam
Pada jaman Nabi Muhammad mayoritas pembekam berstatus budak. Dalam konteks kekinian tenaga medis pada pengobatan bekam memiliki latar belakang status social yang beragam seperti perawat, dokter, dosen, mahasiswa, pegawai kantoran, ibu rumah tangga, dan lain-lain. Selain status social, pada praktiknya pembekam memiliki metode yang berbeda (Fatahillah, 2009). Perbedaan metode ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang berbeda baik formal maupun non formal. Pengaruh secara langsung dapat dilihat dalam proses pembekaman, alat yang digunakan, dan pandangan yang berbeda dari masing-masing tenaga bekam mengenai pengobatan bekam (Fatahillah, 2009).
9
Walaupun perbedaan-perbedaan tersebut nampak, pembekam memiliki peran penting dalam tersebarnya metode bekam ke masyarakat. Dalam hal komunitas, tenaga kesehaatan bekam memiliki sejumlah komunitas contoh Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) Jakarta yang memiliki peran penting dalam melindungi dan mencegah pembekam dari tindakan malpraktik. Selain itu asosiasi ini juga sering mengadakan pelatihan dan akan melakukan standarisasi dalam melakukan pengobatan bekam. Selain ABI, terdapat berbagai macam perkumpulan orang-orang yang mengebangkan pengobatan bekam diantaranya Asosiasi Praktisi Herbal Thibbun Nabawi, Herbal Naturaid Center (HNC), dan Komunitas Pengobatan Nabawi (KPN). Beberapa diantaranya sudah membuka sekolah herbalis dan mendirikan klinik sebagai tempat melakukan proses pengobatan (Fatahillah, 2009).
2.7 Beberapa Hal Tentan Bekam
Selain semua yang diterangkan diatas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berbekam, diantaranya : a. Waktu Berbekam Pada salah satu versi sumber pengobatan bekam terdapat waktu yang dianjurkan maupun dilarang, hal ini didasari oleh hadits-hadits yang ada dan alasan medis, diantaranya setiap tanggal 17,19,21 setiap bulan hijriyah pada siang hari jam dua hingga jam tiga, selain hari sabtu dan rabu, ada pula yang menyebutkan hanya hari senin, selasa dan kamis. Pemilihan waktu berbekam pada praktiknya tidak terlalu kaku. Hal ini ditunjukan untuk mencegah ketidakstabilan darah, karena akan menyebabkan kematian pada pasien. Pada pasien yang belum paham mengenai proses pembekaman, lebih baik pembekam terlebih dahulu memberi tahukan kapan waktu yang baik untuk berbekam. Pada keadaan tertentu waktu berbekam bisa dilakukan kapan saja, walaupun demikian hari rabu tetap menjadi hari larangan berbekam (Sufi, 2006). b. Ubah Pembekam Upah untuk membayar pembekam menjadi salah satu bagian dalam menggambarkan pengobatan bekam. Di satu sisi terdapat beberapa pendapat seputar upah bekam, disisi lain adanya perbedaan realitas ketika itu dengan saat 10
ini. Pada masa itu pembekaman mayoritas berstatus budak yang dimiliki oleh seseorang tuan. Budak saat itu wajib memberikan upeti kepada tuannya, sebesar yang sudh ditentukan. Budak yang juga tukang bekam berarti memiliki penghasilan yang lebih. Oleh karena itu Nabi sering membayarnya dengan melobi tuannya agar upetinya diperingan (Sufi, 2006). Sedangkan saat ini, masyarakat yang berminat sebagagai pembekam statusnya mulai beragam. Seperti dokter, mahasiswa, ibu rumah tangga, dan lainlain. Oleh karena itu pembekam sudah bisa dikatakan sebagai profesi, sehingga membayar upah menjadi hal yang lumrah dan wajar (Sufi, 2006). c. Larangan dalam Berbekam Beberapa larangan dalam melakukan pembekaman yaitu pada pasien yang fisiknya lemah (orang tua), penderita infeksi kulit yang merata, anak-anak, penderita dehidrasi (kekurangan cairan), penderita kanker darah, pasien yang sering mengalami keguguran, gangguan jiwa, penderita hepatitis A dan B yang parah (jika kondisinya sudah lebih baik maka dapat dilakukan pembekaman), pebekaman langsung setelah mandi, pasien yang baru muntah, pasien yang melakukan cuci darah, langsung makan sesudah berbekam atau sebaliknya, memasang gelas bekam diatas urat sendi yang robek, ibu hamil, pasien yang baru memberikan donor darah, pasien yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, pasien yang kelelahan diberi waktu agar beristirahat sejenak, pasien yang dalam keadaan kenyang ataupun lapar (Sufi, 2006).
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bekam merupakan teori pengobatan dengan mengeluarkan darah. Secara bahasa bekam adalah teknik terapi pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (sel darah yang telah rusak) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan sayatan pisau atau jarum steril. Terapi bekam ada tiga macam yaitu bekam kering, bekam basah, bekam seluncur atau meluncur. Sebelum terapi bekam dilakukan, pembekam mengkondisikan dan menjelaskan prosedur atau tahap dalam berbekam. Salah satu khasiat terapi bekam adalah mengeluarkan darah kotor, baik darah yang teracuni maupun darah yang statis, sehingga peredaran darah yang semula tersumbat menjadi lancer kembali.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah tentang ini, semoga dapat member perasaan bangga terhadap agama Islam yang dianutnya, karena sebenarnya terapi bekam merupakan salah satu pengobatan warisan Rasulullah SAW. Tetapi karena mereka (umat muslim) mengabaikannya sehingga bekam itu diserahkan kepada dunia barat. Oleh karena itu mereka (orang barat) melakukan penelitian terus menerus untuk membuktikan khasiat terapi bekam dan menerapkannya dalam kehidupan seharihari. Dan semoga mahasiswa mampu memahami dan bisa mempelajarinya lebih dari sekedar membaca, dan semoga makalah tentang terapi bekam ini bisa menjadi tambahan pengetahuan dan bisa menerapkannya didalam lingkup profesinya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Fatahillah, A. (2009). Panduan Praktis dengan Pendekatan Spiritual . Jakarta: FISIP UI. Rachmadila, I. (2009). Metode Pengobatan Bekam. Jakarta: FISIP UI. Sufi, A. (2006). Panduan Praktis dengan Pendekatan Spiritual. Jakarta: FISIP UI.
13
MAKALAH TERAPI BEKAM
Disusun Oleh : Kelompok 8
Fiona Febriyanti
14.401.16.030
Firdaus
14.401.16.031
Gidion Oktavio Pratidina
14.401.16.032
Gilda Fathia Azizi
14.401.16.033
Istiana Ayu Safitri
14.401.16.045
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA 2017 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapakan kehadirat Allah SWT. Hanya dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk ini kami mengucapkan terima kasih kepada : 5.
Ibu AnisYuliastutik, S.Kep. Ns, selaku Direktur Akademi Kesehatan Rustida Krikilan yang telah membantu dan menyediakan fasilitas.
6.
Bapak Aripin, S. Kep.,Ns.,M.Kes. selaku pengajar Perawatan Komplementer.
7.
Rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang telah
membantu dan meyelesaikan
dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, kami sebagai penyusun mengharapkan kririk dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan perawat pada khususnya.
Krikilan15 September 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR.............................................. .....................................................i DAFTAR ISI .................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................2 1.4 Manfaat Penulisan ...........................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Terapi Bekam .....................................................................................3 2.2 Pengertian Terapi Bekam ...............................................................................3 2.3 Macam-macam Terapi Bekam ........................................................................4 2.4 Tujuan Terapi Bekam ......................................................................................6 2.4 Manfaat Terapi Bekam ................................................. ...................................8 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................9 3.2 Saran ...............................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA............................................... .................................................. 10
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hadits atau disebut juga dengan sunnah di samping membahas tentang aturan-aturan, petunjuk yang berkaitan dengan kehidupan akhirat, di dalamnya juga mencakup pembahasan tentang urusan keduniawian, misalnya hadits hadits tentang pengobatan. Rasulullah menjelaskan bahwa sesungguhnya penyakit yang diderita oleh seseorang, niscaya memiliki obat. Bekam adalah metode terapi klasik yang kini kembali muncul dan menjadi tren. Pelatihan bekam dan prakteknya menarik minat banyak dokter setelah kajian-kajian ilmiah diberbagai negara di dunia membuktikan efektifitas metode terapi klasik ini dalam mengobati dan memperingan berbagai keluhan penyakit. Khususnya karena bekam memiliki kedudukan istimewa dalam tradisi pengobatan Nabi hingga beliau memeberi keistimewaan dalam banyak hadits. Dalam ilmu kedokteran Islam, bekam tidak boleh sembarang dilakukan. Bekam hanya boleh dilakukan pada pembekuan/penyumbatan dalam pembuluh darah, karena fungsi bekam yang sesungguhnya adalah untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Hijamah/bekam merupakan metode paling unggul dan sangat berkhasiat untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Bekam juga merupakan preventive medicine (metode pencegahan) selain juga sangat efektif untuk curative medicine (metode penyembuhan).
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah terapi bekam ? b. Apa pengertian terapi bekam ? c. Apa saja macam-macam terapi bekam ? d. Apa manfaat dari terapi bekam ?
1
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana sejaah dari terapi bekam b. Untuk mengetahui apa pengertian terapi bekam c. Untuk mengetahui macam-macam terapi bekam d. Untuk mengetahui manfaat terapi bekam 1.4 Manfaat
a. Bagi penulis Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan di bidang kesehatan mengenai Terapi Bekam.
b. Bagi pembaca Memberikan wawasan tentang keperawatan komplementer mengenai Terapi Bekam
serta
menambah
wawasan
pengetahuan
khususnya
di
bidang
keperawatan.
c. Bagi institusi pendidikan Dapat menjadi pertimbangan untuk di terapkan di dunia pendidikan pada lembaga-lembaga di bidang kesehatan sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan yang ada.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Terapi Bekam
Bekam mulai terkenal pada zaman Mesir Kuno, dimana kehidupan mereka mempunyai aktivitas berdagang yang tidak hanya antar suku tapi juga menjangkau ke berbagai bangsa. Perjalanan yang jauh dan cukup melelahkan, membuat kondisi tidak nyaman, maka mereka berupaya untuk mengurangi rasa sakit dibagian anggota tubuh yang dirasakan sakit, dengan mengeluarkan cairancairan darah yang dianggap memengaruhi keseimbangan atau metabolisme tubuhnya. Cara tersebut memberikan dampak yang positif terhadap anggota tubuh yang dirasakan tidak nyaman. Tindakan ini merupakan metode pembersihan darah yang tidak saja memberikan kenyamanan, keseimbangan, dan menjaga metabolisme tubuh. Akan tetapi, merupakan salah satu cara untuk penyembuhan penyakit dengan cara pelepasan atau pengeluaran darah dari anggota tubuh. (Fatahillah, 2006)
2.2 Pengertian Terapi Bekam
Arti Terapi Bekam mengandung makna sebagai suatu teknik pengobatan yang dilakukan dengan cara membuang darah kotor yang merupakan sel darah yang telah rusak dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Ada beberapa istilah yang dipakai dalam bentuk terapi yang satu ini. Di antaranya, Hijamah istilah dalam bahasa Arab, Bekam istilah Melayu, Cupping istilah dalam bahasa Inggris, Gua-Sha dalam bahasa Cina, Cantuk dan Kop yang dikenal oleh orang Indonesia. Al-Hijamah adalah sebutan awal yang dipakai dalam terapi jenis ini. Setelah itu, muncul istilah-istilah yang digunakan untuk memudahkan dalam penyebutan dan pemahaman di setiap angsa. Al-hijamah berasal berasal dari bahasa Arab yang artinya “pelepasan darah kotor”. Terapi ini merupakan suatu metode pembersihan darah dan angin, dengan mengeluarkan toksid dalam tubuh 3
melalui permukaan kulit dengan cara menyedot. Alat yang digunakan dalam melakukan Al-hijamah terbuat dari tanduk kerbauatau sapi, gading gajah, bambu, gelas, atau dengan alat vakum yang bersih atau higienis. (Widyawati, 2015)
2.3 Macam-Macam Terapi Bekam
a. Bekam Kering Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanp a mengeluarkan darah kotor. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehtaman-hitaman selama tiga hari atau akan kelihatan memar selama 1 atau 2 pekan. Insya Allah sangat baik diolesi minyak habbah sauda’ atau minyak zaitun untuk menghilangkan tanda lebam pada kulit yang selesai dibekam. Bekam ini sedotanya hanya sekali dan dibiarkan selama 5-10 menit. Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung. Bekam kering bermanfaat juga untuk terapi penyakit paru-paru, radang ginjal, pembengkakan liver atau radang selaput jantung, radang urat syaraf, radang sumsum tulang belakang, nyeri punggung, rematik, masuk angin, wasir, dan lain-lain. Terdapat dua teknik bekam kering yang dapat dipraktekan untuk tempat tertentu yaitu bekam luncur dan bekam tarik.
4
1. Bekam Luncur, caranya dengan meng-kop pada bagian tubuh tertentu dan meluncurkan kearah bagian tubuh yang lain. Teknik bekam ini biasa digunakan untuk pemanasan pasien, berfungsi untuk melancarkan peredaran darah, pelemasan otot, dan menyehatkan kulit. 2. Bekam Tarik, dilakukan seperti ditarik-tarik, dibekam hanya beberapa detik kemudian ditarik dan ditempelkan lagi hingga kulit yang dibekam menjadi merah.
b. Bekam Basah Bekam Basah (Hijamah Rothbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet) atau sayatan pisau steril (surgical blade), lalu disekitarnyan dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3-5 menit, lalu dibuang darah kotornya. Pengisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Insya Allah bekasnya (kulit yang lebam) akan hilang 3 hari sampai kemudian setelah diolesi minyak habbah sauda’ atau minyak zaitun. Dan selama 3 jam setelah dibekam, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adlah 4 minggu. 5
Bekam basah berkhasiat untuk berbagai penyakit yang terkait dengan terganggunya sistem peredaan darah ditubuh. Kalu beekam kering dapat menyembuhkan
penyakit-penyakit
ringan,
maka
bekam
basah
dapat
menyembuhkan penyakit-penyakit yang lebih berat, akut, kronis, ataupun yang degeneratif, seperti darah tinggi, kanker, asam urat, diabetes millitus (kencing manis), kolestrol, dan osteoporosis. (D.Gray, 2013)
2.4 Tujuan Terapi Bekam
Tujuan terapi ini adalah mengeluarkan zat-zat tidak berguna serta racun yang menghambat kelancaran dan kualitas darah. Sifat terapi ini juga sangat alamiah dan memang diperlukan oleh tubuh agar zat-zat yang bersifat tadi dibuang dan mendorong kembali aktifnya seluruh sistem dan organ tubuh.
6
7
2.5 Manfaat Terapi Bekam
1. Pengeluaran darah kotor atau darah yang berpotensi mengandung toksin. Dengan dikeluarkannya toksing dan sel darah yang rusak akan tidak bagus kinerjanya maka tubuh akan lebih segar dan sehat. 2. Perbaikan fungsi organ tubuh, ortan tubuh yang terganggu fungsinya akan disembuhkan dengan cara perbaikan jaringan dan sel yang ada padanya sehingga bisa berfungsi dan sehat kembali 3. Penambahan antibodi tubuh. Organ tubuh yang terinfeksi kuman penyakit dapat sembuh secara alami karena tubuh memproduksi zat antibodi yang bisa membunuh kuman penyakit yang merugikan. Jika organ tubuh sudah bebas dari infeksi penyakit maka tubuh akan sehat lagi
8
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Bekam sangat penting untuk kesehatan karena bekam itu sendiri adanya pengeluaran sampah-sampah dalam darah melalui sayatan dangkal pada kulit dititik tertentu kemudian dihisap dengan alat berongga. Sederhana itu dan faktanya, Bekam tidaklah menyakitkan sebagaimana kelihatannya, sayatan yang dilakukan bahkan dangkal dan tidak menyentuh bagian endodermis. Tujuan terapi ini adalah mengeluarkan zat-zat tidak berguna serta racun yang menghambat kelancaran dan kualitas darah. Sifat terapi ini juga sangat alamiah dan memang diperlukan oleh tubuh agar zat-zat yang bersifat tadi dibuang dan mendorong kembali aktifnya seluruh sistem dan organ tubuh.
3.2 Saran
1. Bagi penulis Semoga penulis dapat memahami dan mampu menerapkan Terapi Bekam sesuai dengan makalah ini. 2. Bagi pembaca Semoga penulis juga mampu memahami tentang materiTerapi Bekam, dan dapat diajdikan untuk menambah pengetahuan.
3. Bagi institusi pendidikan Diharapkan institusi bisa menjadikan makalah ini sebagai refrensi untuk menambah wawasan dan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswanya.
9
DAFTAR PUSTAKA
D.Gray, J. (2013). Rasulullah is my Doctor. Tangerang: PTS PUBLICATION. Fatahillah, A. (2006). Keampuhan Bekam. Jakarta: Qultum Media. Widyawati, R. (2015). Buku Bekam Hijamah menurut SAINS dan Kedokteran Modern .
10