BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vektor penyakit adalah serangga penyebar penyakit atau arthopoda yang dapat memindahkan ataupun menularkan agen infeksi kepada host yang rentan. Pengendalian vektor adlah suatu kegiatan untuk menurunkan kepadatan populasi vektor pada tingkat yang tidak lagi membahayakan bagi kesehatan manusia. (Slamet JS, 1994)
Pada saat ini, penyebaran vektor yang dapat menyebabkan penyakit kepada manusia semakin meningkat. Dimana dengan berkembangnya zaman, vektor itu sendiri semakin kebal terhadap insektisida maupun racun.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai upaya pengendalian vektor dari berbagai segi, yaitu; fisika, kimia, biologi, fisiologi, dan sanitasi lingkungan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang tepat adalah bagaimana konsep dasar pengendalian vektor berdasarkan segi kimia, fisika, biologi, fisiologi, serta sanitasi lingkungan?
Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan yang tepat adalah menjelaskan bagaimana konsep dasar pengendalian vektor berdasarkan kimia, fisika, biologi, fisiologi, dan sanitasi lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
Identifikasi Vektor Nyamuk
Siklus Hidup Nyamuk
Saat ini ada lebih dari 3.000 spesies nyamuk di dunia yang dikelompokkan dalam 39 genus dan 135 spesies. Proses biologi dalam kelompok ini cukup bervariasi, dan diperlukan sistem subdivisi umum untuk membagi masing-masing nyamuk menjadi pengelompokan yang logis. Crans (2004) menjelaskan bahwa Bates adalah ahli biologi nyamuk pertama yang mengkategorikan siklus hidup nyamuk atas dasar strategi siklus hidup bersama. Menurut Bates dalam sistem tersebut ada empat siklus hidup nyamuk beriklim sedang dan empat jenis siklus hidup nyamuk tropis, siklus tersebut dirancang untuk memisahkan spesies yang berkembang secara terus menerus dari mekanisme yang digunakan.
Nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda-beda. Dalam siklus hidup nyarnuk terdapat 4 stadia dengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidup dialam bebas (Nurmaini, 2003).
Semua nyamuk harus memiliki air yang untuk melengkapi siklus hidup mereka. Air ini dapat berkisar dalam kualitas dari air salju mencair untuk pembuangan limbah dan dapat dalam wadah air secara umum. Jenis air di mana larva nyamuk ditemukan dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies nyamuk. Selain itu, air dapat digunakan oleh nyamuk dewasa untuk menunjukkan preferensi yang sangat berbeda di mana ia dapat bertelur. Mereka bertelur di tempat-tempat seperti seperti lubang pohon yang menahan air secara berkala, kolam air pasang di rawa garam, kolam pembuangan limbah, irigasi yang ditumbuhi banyak rumput, kolam air hujan, dll. Setiap spesies memiliki persyaratan lingkungan yang unik dalam pemeliharaan siklus hidupnya (McCafferty, 2010).
Siklus hidup nyamuk adalah sebagai berikut;
Telur nyamuk.
Telur yang baru diletakkan baerwarna putih, tetapi sesudah 1-2 jam berubah menjadi hitam. Pada genus Anopheles telur diletakkan satu per satu terpisah di permukaan air. PadaAedes telur-telur ini juga diletakkan satu per satu terpisah tetapi telur ditemukan ditepi permukaan air pada lubang pohon dan containers, dapat juga pada lubang tanah yang kering yang kemudian digenangi air. Pada nyamuk Culex danMansonia telur diletakkan saling berlekatan sahingga membentuk rakit (raft). Telur Culex diletakkan di atas permukaan air, sadangkan telur Mansonia diletakkan di balik permukaan daun tumbuh-tumbuhan air (Gandahusada dkk, 2000).
Larva
Telur nyamuk akan menetas menjadi larva setelah 2-4 hari, larva selalu hidup di air. Larva ini disebut juga dengan jentik nyamuk. Tempat perindukan (breeding place) untuk masing-masing spesies berlainan, misalnya rawa, kolam, sungai, sawah, kecomberan, dan tempat-tempat yang dapat digenangi air seperti got, saluran air, bekas jejak kaki binatang, lubang-lubang pohon, dan kaleng-kaleng. Larva terdiri atas 4 substadium (instar) dan mengambil makanan dari tempat peridukannya. Pertumbuhan larva stadium I sampai dengan stadium IV berlangsung 6-8 hari pada Culexdan Aedes, sedangkan pada Mansonia pertumbuhan memerlukan waktu kira-kira 3 minggu (Gandahusada dkk, 2000).
Pupa
Selama tahap pupa nyamuk berhenti makan dan perubahan terjadi yang mengarah ke tahap dewasa. Nyamuk dewasa muncul dari kepompong, meninggalkan water air dan dapat hidup di udara (Public Health Pest Management Section, 2011). Walaupun pupa ini tidak makan, akan tetapi masih memerlukan oksigen yang diambilnya melalui tabung pernafasan (breathing trumpet). Pupa dapat tumbuh menjadi dewas memerlukan waktu 1-3 hari sampai beberapa minggu. Pupa jantan menetas terlebih dahulu daripada pupa betina (Gandahusada dkk, 2000).
Nyamuk dewasa
Nyamuk jantan dan betina dewasa memiliki perbandingan 1:1, nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru disusul nyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong, setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina sebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin (Nurmaini, 2003). Nyamuk betina menghisap darah untuk pembentukan telur, tetapi ada beberapa spesies yang tidak memerlukan darah untuk pembentukan telurnya (autogen), misalnya Toxorhynchintes amboinensis(Gandahusada dkk, 2000).
Tempat Berkembang Biak (Breeding Place)
Tempat perindukan utama adalah tempat-tempat berisi air bersih yang berdekatan letaknya dengan rumah penduduk, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah (Gandahusada, 2000).
Tempat perindukan nyamuk adalah :
Tempat perindukan buatan manusia, seperti : tempayan atau gentong tempat penyimpanan air minum, bak mandi, jamban atau pot bunga, kaleng, botol, drum, ban mobil bekas yang terdapat di halaman rumah atau di kebun yang berisi air hujan.
Tempat perindukan alamiah, seperti : kelopak, daun tanaman keladi, atau pisang, tempurung kelapa, tonggak bambu dan lubang yang berisi air hujan. Di tempat perindukan sering kali ditemukan larva nyamuk albopictus yang hidup bersama-sama.
Prilaku Nyamuk Secara Umum
Pada umumnya dalam kehidupan spesies nyamuk antara yang satu dengan yang lainya tidak sama. umumnya umur nyamuk betina lebih panjang dari nyamuk jantan. Biasanyan umur nyamuk kira kira 2 minggu ,tapi ada juga yang hidup sampai 2-3 bulan sepert i anopheles punctipenis di Amerika.Hospes yang di sukainyapun berbeda beda. Ada yang kebiasan mengisap darah manusia yang di sebut antropofilik ,ada yang menyukai darah hewan disebut zoofilik ,dan ada yang lebih suka mengisap darah hewan di bandingkan darah manusia di sebut antropozzofilik .Setelah mengisap darah nyamuk pun mencari tempat untuk istirahat sementara, selama menuggu proses perkembangan telur.Untuk yang memilih tempat istirahat di dalam rumah disebut endofilik , sedang yang memilih di luar rumah, kandang hewan, dan tanah atau tempat tempat yang ketinggian di sekitar rumah.
Dalam beraktivitas, kehidupan nyamuk mengisap darah pun amatlah sangat berbeda beda,seperti halnya nyamuk mengisap darah pada waktu malam hari disebut night at bitter dan mengisap darah di siang hari disebut day bitter,sedang yang menggigit di luar rumah disebut eksofanik.
Daya tahan nyamuk pun berbeda-beda menurut spesiesnya.Nyamuk betina mempunyai jarak terbang lebih jauh daripada nyamuk jantan.Aedes aegypti jarak terbangnya pendek, kebanyakan nyamuk anopheles dapat terbang sampai 1,6 km, sedangkan nyamuk Aedes vesanx dapat terbang cukup jauh,yaitu sampai jarak 30 km.
Penyebaran Nyamuk Secara Umum
Nyamuk termasuk Kelas Insecta, Ordo Diptera, dan family Culicidae. Nyamuk tersebar di seluruh dunia kecuali antartika. Dapat hidup antara 5.550 meter di atas permukaan laut sampai 1.250 meter di bawah permukaan laut. Genera (genus) yang terpenting bagi manuasia, yaitu Anopheles, Culex, Aedes, dan Mansonia (Natadisastra dan Agoes, 2005).
Konsep Dasar Pengendalian Vektor Secara Kimia
Cara ini lebih mengutamakan penggunaan pestisida/rodentisida untuk peracunan. Penggunaan racun untuk memberantas vektor lebih efektif namun berdampak masalah gangguan kesehatan karena penyebaran racun tersebut menimbulkan keracunan bagi petugas penyemprot maupun masyarakat dan hewan peliharaan. Sebagai ilustrasi, pada tahun 1960-an yang menjadi titik tolak kegiatan kesehatan secara nasional (juga merupakan tanggal ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional), ditandai dengan dimulainya kegiatan pemberantasan vektor nyamuk menggunakan bahan kimia DDT atau Dieldrin untuk seluruh rumah penduduk pedesaan. Hasilnya sangat baik karena terjadi penurunan densitas nyamuk secara drastis, namun efek sampingnya sungguh luar biasa karena bukan hanya nyamuk saja yang mati melainkan cicak juga ikut mati keracunan (karena memakan nyamuk yang keracunan), cecak tersebut dimakan kucing dan ayam, kemudian kucing dan ayam tersebut keracunan dan mati, bahkan manusia jugs terjadi keracunan Karena menghirup atau kontak dengan bahan kimia tersebut melalui makanan tercemar atau makan ayam yang keracunan.
Selain itu penggunaan DDT/Dieldrin ini menimbulkan efek kekebalan tubuh pada nyamuk sehingga pada penyemprotan selanjutnya tidak banyak artinya. Selanjutnya bahan kimia tersebut dilarang digunakan. Penggunaan bahan kimia pemberantas serangga tidak lagi digunakan secara missal, yang masih dgunakan secra individual sampai saat ini adalah jenis Propoxur (Baygon). Pyrethrin atau dari ekstrak tumbuhan/bunga-bungaan.
Untuk memberantas Nyamuk Aedes secara missal dilakukan fogging bahan kimia jenis Malathion/Parathion, untuk jentik nyamuk Aedes digunakan bahan larvasida jenis Abate yang dilarutkan dalam air. Cara kimia untuk membunuh tikus dengan menggunakan bahan racun arsenic dan asam sianida. Arsenik dicampur dalam umpan sedangkan sianida biasa dilakukan pada gudang-gudang besar tanpa mencemai makanan atau minuman, juga dilakukan pada kapal laut yang dikenal dengan istilah fumigasi. Penggunaan kedua jenis racun ini harus sangat berhati-hati dan harus menggunakan masker karena sangat toksik terhadap tubuh manusia khususnya melalui saluran pernafasan.
Penggunaan bahan kimia lainnya yang tidak begitu berbahaya adalah bahan attractant dan repellent. Bahan Attractant adalah bahan kimia umpan untuk menarik serangga atau tikus masuk dalam perangkap. Sedangkan repellent adalah bahan/cara untuk mengusir serangga atau tikus tidak untuk membunuh. Contohnya bahan kimia penolak nyamuk yang dioleskan ke tubuh manusia (Autan, Sari Puspa, dll) atau alat yang menimbulkan getaran ultrasonic untuk mengusir tikus (fisika).
Konsep Dasar Pengendalian Vektor Secara Fisika
Cara ini menitikberatkan kepada pemanfaatan iklim/musim dan menggunakan alat penangkap mekanis antara lain :
a. Pemasangan perangkap tikus atau perangkap serangga
b. Pemasangan jarring
c. Pemanfaatan sinar/cahaya untuk menarik atau menolak (to attrack and to repeal)
d. Pemanfaatan kondisi panas dan dingin untuk membunuh vektor dan binatang penganggu.
e. Pemanfaatan kondisi musim/iklim untuk memberantas jentik nyamuk.
f. Pemanfaatan suara untuk menarik atau menolak vektor dan binatang pengganggu.
g. Pembunuhan vektor dan binatang pengganggu menggunakan alat pembunuh (pemukul, jepretan dengan umpan, dll)
h. Pengasapan menggunakan belerang untuk mengeluarkan tikus dari sarangnya sekaligus peracunan.
i. Pembalikan tanah sebelum ditanami.
j. Pemanfaatan arus listrik dengan umpan atau attracktant untuk membunuh vektor dan binatang pengganggu (perangkap serangga dengan listrik daya penarik menggunakan lampu neon).
Konsep Dasar Pengendalian Vektor Secara Biologi
Pengendalian secara biologis dilakukan dengan dua cara, yakni :
a. Memelihara musuh alaminya
Musuh alami insekta dapat berupa pemangsanya ataupun mikroba penyebab penyakitnya. Untuk ini perlu diteliti lebih lanjut pemangsa dan penyebab penyakit mana yang paling efektif dan efisien mengurangi populasi insekta. Untuk ni perlu juga dicari bagaimana caranya untuk melakukan pengendalian pertumbuhan pemangsa dan penyebab penyakit ini apabila populasi vektor sudah terkendali jumlahnya.
b. Mengurangi fertilitas insekta
Untuk cara kedua ini pernah dilakukan dengan meradiasi insekta jantan sehingga steril dan menyebarkannya di antara insekta betina. Dengan demikian telur yang dibuahi tidak dapat menetas. Cara kedua ini masih dianggapa terlalu mahal dan efisiensinya masih perlu dikaji.
Konsep Dasar Pengendalian Vektor Secara Sanitasi Lingkungan
Pengendalian secara sanitasi lingkungan merupakan pengendalian secara tidak langsung. Dimana kita membersihkan maupun mengeluarkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk, seperti; kaleng bekas, plastik bekas, ban mobil atau motor dan lain-lain yang dapat menampung genangnan air hujan. Tempat-tempat penampungan air harus dibersihkan untuk mengeluarkan ataupun membunuh telur-telur, jentik, serta pupa nyamuk (Sembel, 2009)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Vektor penyakit, terutama nyamuk dapat dikendalikan penyebarannya secara kimia, yaitu dengan dilakukannya penyemprotan insektisida dan penggunaan repeallant. Dengan cara fisika, yaitu dengan mengandalkan alat-alat fisika yang membutuhkan listrik, yang dapat mencegah maupun membunuh vektor nyamuk. Secara biologis yaitu, dilakukan dengan cara memanfaatkan sesama makhluk hidup lainnya seperti penggunaan musuh alami dari vektor nyamuk itu sendiri. Dan yang terakhir pengendalian vektor nyamuk secara sanitasi lingkungan, dengan cara melakukan 3M ataupun yang mencakup kebersihan lingkungan.
Saran
Saran dari saya adalah, diharapkannya semua cara dalam memberantas vektor nyamuk seperti diatas dapat diaplikasikan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga angka kematian akibat dari vektor nyamuk dapat menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Darwanto, dkk. 2001. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta - Gramedia Pustaka Utama.
Budiman dan Suyono. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kesehatan Lingkungan.Jakarta : EGC
Soemirat Slamet, Juli.2009.Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue (1990), Ditjen P2M & PLP, Depkes.
Soeroso Thomas (1987), Pemberantasan Demam Berdarah Perlu Usaha Terpadu, Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia.
http://files.buku-kedokteran.webnode.com/200000024-3716638102/Vektor%20Penyakit.pdf di akses pada tanggal 22 April 2016 8:51 pm
1