1
KEUNGGULAN DAYA SAING DAN TEKNIK IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI EKONOMI REGIONAL Oleh: Arief Daryanto PhD !
I" PENDA#ULUAN Pembang embanguna unan n wilaya wilayah h (regional regional developmen development t ) pada pada dasa dasarrnya nya adalah pelaksanaan pembangunan nasional pada suatu wilayah yang telah disesuaikan dengan kemampuan fsik dan sosial serta ekonomi dari wilayah tersebut, serta tetap menghormati peraturan perundangan yang yang tela telah h dite diteta tapk pkan an.. Menu Menuru rutt Sety Setyaw awan an (200 (2004) 4) bias bias kebi ebiak akan an pemb pemban angu guna nan n yang yang hany hanya a bert bertum umpu pu pada pada kemam emampu puan an sekt sektor oral al,, apabila ditinau dari ekonomi wilayah akan menimbulkan dua masalah. Pertama, Pertama, kemungkinan kemungkinan teradinya disintegrasi struktur perekonomian perekonomian dalam pengertian struktur perekonomian !enderung lebih berkembang dan terpusat terpusat hanya pada pada satu wilayah. wilayah. "ila hal itu berlangsung untuk untuk waktu waktu yang yang lama lama atau atau dalam dalam angk angka a pana panang ng dapat dapat menim menimbul bulka kan n hubu hubung ngan an yang yang bers bersi# i#at at eksp eksplo loit itat ati# i# anta antara ra satu satu wila wilaya yah h deng dengan an wila wilaya yah h
lain lainny nya. a.
sumb su mber erda daya ya
$edua edua,,
nasi nasion onal al
yang yang
dikh dikhaw awat atir irka kan n dise diseba babk bkan an
akan akan ter terad adii kuran urang g
misa misalo loka kasi si
dima diman# n#aa aatk tkan anny nya a
keung eunggu gula lan n kompa ompara rati ti## wila wilaya yah h (regio (regional nal compet competiti itive ve advant advantage age)), sehi sehing ngga ga untu untuk k ang angka ka pan panan ang g akan akan mele melema mahk hkan an pote potens nsii su suat atu u wilayah untuk berkembang. berkembang. Selam Selama a ini pemban pembangun gunan an yang yang dilaks dilaksana anaka kan n terlal terlalu u bersi# bersi#at at megeneralisasi keadaan dan permasalahan yang ada. %rtinya teradi keseragaman arahan pembangunan sebagai konsekuensi dari kuatnya si#at sentralistik dalam peren!anaan dan pelaksanaan pembangunan yang diimplem diimplementas entasikan ikan di daerah. daerah.
$etimpangan etimpangan yang yang begitu besar
terad teradii antara antara daerah daerah &awa dan 'uar &awa &awa sehing sehingga ga kesan esan Javanistic lebih dominan dominan dalam pembangunan ndonesia. ndonesia. Mun!ulnya terminologi terminologi 1
Direktur Kerjasama dan Pengembangan Magister Manajemen Agribisnis Agribisnis IPB dan Kepala Bagian Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian IPB
!
$awasan imur ndonesia dan $awasan "arat ndonesia sebagai rasa ketidak etidakpua puasan san dari dari hasil hasil pemban pembangun gunan an yang yang terlal terlalu u !ondon !ondong g dan berpihak ke ke kawasan barat. $esenangan $esenangan uga teradi teradi antara kawasan kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan. Perbedaan ke!epatan pertumbuhan telah menyebabk menyebabkan an teradiny teradinya a kesena kesenangan ngan kemau kemauan an pembangun pembangunan an antar antar wilaya wilayah h dalam dalam berbaga berbagaii hal. hal.
*ispar *isparita itas s pemban pembangun gunan an antar
daer daerah ah dapa dapatt dili diliha hatt dari dari kesen esena ang ngan an dala dalam m (a) (a) pend pendap apat atan an per per kapita, (b) kualitas sumberdaya manusia, (!) ketersediaan sarana dan pras prasar aran ana a
sepe sepert rtii
tran transp spor orta tasi si,,
ener energi gi
dan dan
tele telek komun omunik ikas asi, i,
(d) (d)
pelayanan sosial seperti kesehatan, pendidikan dsb., serta (e) akses ke perban perbanka kan. n. Menuru Menurutt *arya *aryanto nto (2004) (2004),, kesena esenanga ngan n pemban pembangun gunan an antar antar daerah daerah yang yang terad teradii selam selama a ini teruta terutama ma dis diseba ebabk bkan an oleh oleh (a) disto istorrsi
perda erdag ganga angan n
ant antar
daer daerah ah,,
(b) (b)
disto istorrsi
penge engelo lola laan an
sumberdaya alam, dan (!) distorsi sistem perkotaan+perdesaan. *alam *alam kaian regional, regional, aspek local spesifc spesifc sangat diperhatikan. Paradigma aradigma pembangun pembangunan an wilayah wilayah saat ini perlu memper memperhatik hatikan an local spesifc wilayah wilayah yang dapat meningk meningkatka atkan n potensi potensi wilayah wilayah tersebut tersebut dan yang tidak hanya sekedar meman#aatkan keunggulan komparati# tetapi uga mempunyai keunggulan kompetiti# yang tinggi. $onsep pembangunan pada suatu wilayah harus tetap menga!u pada kondisi wilayah itu sendiri (inward (inward looking). looking). Pemilihan prioritas pemb pemban angu guna nan n yang yang meng menga! a!u u pada pada kebut ebutuh uhan an masy masyar arak akat at pada pada hakikatnya hakikatnya keseaht keseahteraan eraan masyarak masyarakatlah atlah yang diutamak diutamakan. an. $onsep pembangunan dengan berbagai dimensi yang diterapkan pada suatu wila wilaya yah h
seri sering ng
mene menem mukan ukan
kenya enyata taan an
bahw bahwa a
konse onsep p
ters terseb ebut ut
memerluk memerlukan an modifk modifkasi asi atau penyesuaia penyesuaian n ke arah karakter karakteristik istik lokal lokal (local spesifc). spesifc). Pembang embanguna unan n ekono ekonomi mi yang yang hanya hanya menge mengear ar pertum pertumbuh buhan an tinggi tinggi dengan dengan menganda mengandalkan lkan keungg keunggulan ulan kompar komparati# ati# semata semata berupa berupa kekayaan alam yang berlimpah, upah tenaga kera murah, dan posisi strat strategi egis, s, saat ini sulit sulit untuk diperta dipertahan hanka kan n lagi. lagi.
*aya *aya saing tidak tidak
dapat diperoleh dari misalnya #aktor upah rendah atau tingkat bunga rendah, tetapi harus pula diperoleh dari kemampuan untuk melakukan
"
perbaikan dan inoasi se!ara berkesinambungan.
Porter (-0)
menyatakan bahwa #aktor keunggulan komparati# telah dikalahkan oleh kemauan
teknologi.
/amun
demikian,
setiap
wilayah
masih
mempunyai #aktor keunggulan khusus yang bukan didasarkan pada biaya produksi yang murah saa, tetapi lebih dari itu, yaitu adanya inoasi (innovation). "agi ndonesia, sumberdaya alam yang dimiliki tidak !ukup untuk menaga
sustainability pembangunan,
sehingga
paradigma
baru
pembangunan yang diteremahkan sebagai pembangunan wilayah, yang mengarah pada pembentukan keunggulan daya saing perlu digali dan tentunya setelah itu perlu dan harus diterapkan.
II" DAYA SAING $ILAYA# %REGIONAL&
'"!" De(ni)i
Per defnisi, konsep daya saing diekspresikan oleh beberapa orang dan lembaga dengan !ara yang berbeda. Perbedaan tersebut tidak terlepas dari pandangan atau konteks yang mereka telaah. Menurut Porter (-0) bahwa konsep daya saing yang dapat diterapkan pada leel nasional tak lain adalah produktiftas yang didefnisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kera. "ank *unia menyatakan hal yang hampir sama, yaitu daya saing menga!u kepada besaran serta lau perubahan nilai tambah per unit input yang di!apai oleh perusahaan. $edua defnisi di atas mengakui bahwa daya saing tidak se!ara sempit men!akup hanya sebatas tingkat efsiensi suatu perusahaan (mikro perusahaan) tetapi uga men!akup aspek di luar perusahaan seperti iklim berusaha (business environment ) yang merupakan #aktor di luar kendali perusahaan (external) seperti aspek yang bersi#at frm-spesifc, region-spesifc, atau bahkan countryspesifc. orld 1!onomi! orum (1), suatu lembaga yang se!ara rutin menerbitkan “Global Competitiveness eport!, mendefnisikan daya
#
saing nasional sebagai kemampuan perekonomian nasional yang men!apai pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan berkelanutan.
$omponennya meliputi kebiakan+kebiakan yang tepat, institusi yang sesuai, karakterisitik ekonomi lain yang mendukung terwuudnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanutan tersebut. *i lain pihak, "nstitute o# $anagement %evelopment (M*), suatu lembaga yang menerbitkan “&orld Competitiveness 'earbook! se!ara rutin, mendefnisikan daya saing nasional sebagai kemampuan suatu negara dalam men!iptakan nilai tambah dalam rangka menambah kekayaan nasional dengan !ara mengelola aset dan proses, daya tarik dan agresiitas, globality dan proximity serta dengan mengintegrasikan hubungan+hubungan tersebut ke dalam suatu model ekonomi dan sosial. *engan kata lain daya saing nasional adalah suatu konsep yang diharapkan dapat mengidentifkasi peranan negara dalam memberikan iklim yang kondusi# kepada perusahaan+perusahaan dalam rangka mempertahankan daya saing domestik dan global. Pada tingkat wilayah di dalam suatu negara (regions), konsep daya saing daerah didefnisikan *epartemen Perdagangan dan ndustri nggris (3$+*), lembaga yang se!ara rutin menerbitkan “egional Competitiveness "ndicators in nited ingdom!, sebagai kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan dan kesempatan kera yang tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan domestik dan internasional. *i lain pihak defnisi yang dikemukakan oleh Centre #or rban and egional *tudies (35*S) di nggris adalah kemampuan sektor bisnis atau perusahaan pada suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan yang tinggi serta tingkat kekayaan yang lebih merata untuk
penduduknya.
menerbitkan
“+e
35*S
merupakan
Competitiveness
suatu
ro.ect/
lembaga 0112
yang
egional
3encmarking eport! . *ari dua konsep defnisi daya saing yang telah diuraikan di depan baik daya saing nasional dan daya saing daerah pada prinsipnya memiliki substansi (esensi) yang sama. pada !akupan wilayahnya saa.
Perbedaan yang ada hanya
*alam diskusi daya saing nasional
$
diakui bahwa pengadopsian konsep daya saing nasional ke dalam konsep daya saing daerah atau wilayah adalah relean. Substansi pengadopsian konsep daya saing nasional ke dalam konsep
daya
pelaksanaannya
saing
daerah
perlu
memang
dilakukan
relean,
penyesuaian.
tetapi
dalam
Misalnya
saa,
persaingan atau kompetisi ekonomi antar negara tentunya tidak akan sama persis dengan kompetisi antar daerah dalam suatu negara. "erdasarkan uraian konsep dan defnisi di atas dapat dikatakan bahwa
sulit menemukan keseragaman defnisi yang utuh. alau
dengan defnisi yang tidak begitu seragam tersebut, para ahli umumnya mempunyai kesamaan pendapat tentang apa saa yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan daya saing.
6leh
karenanya, defnisi yang pasti dan disepakati semua pihak tidak lagi menadi syarat mutlak dalam rangka mengetahui #aktor+#aktor apa saa yang dapat menentukan daya saing suatu negara. *engan demikian, pendefnisian daya saing memperhatikan beberapa hal sebagai berikut7 -. akupan daya saing lebih luas dan tidak sebatas produktiftas atau efsiensi saa. 2. Pelaku ekonomi (economic agent ) berada dalam suatu sistem ekonomi yang bersinergi. 8. Sasaran
peningkatan daya saing
suatu
perekonomian
adalah
bermuara pada meningkatnya tingkat keseahteraan penduduk. 4. 9akikat daya saing adalah kompetisi.
6leh karena itu daya saing
tidak akan pernah ada pada suatu perkonomian yang tertutup.
'"'"
Fa*tor yan+ Me,-en+ar.hi Ke.n++.lan Daya Sain+
$ilayah
aktor penentu keunggulan daya saing wilayah pada tulisan ini menga!u
pada
konsep
yang
dikemukakan
oleh
Porter
(-0).
$eunggulan daya saing suatu wilayah ditentukan oleh empat #aktor pokok dan dua #aktor penunang.
%
1mpat #aktor produksi yang dimaksud adalah kondisi #aktor produksi
(#actor
condition),
kondisi
permintaan
pasar
(demand
condition), industri+industri terkait dan industri pendukung (related and supporting
industries)
serta
strategi
perusahaan,
persaingan (frm strategy, structure and rivalry ).
struktur
dan
Sedangkan #aktor
penunangnya adalah peluang (cance) dan peranan pemerintah (role o# government ). Se!ara ringkas komponen tersebut akan diilustrasikan di bawah ini dan se!ara skematis dapat hubungan tersebut dapat dilihat pada :ambar -.
:ambar -. aktor+aktor Penentu $eunggulan *aya Saing ilayah (*iadopsi dari Porter, -0)
9irarki #aktor produksi perlu dibuat untuk mengetahui peranan #aktor
:ambar -.
aktor+#aktor Penentu $eunggulan *aya Saing
ilayah (*iadopsi dari Porter, -0)
!" Kon/i)i Fa*tor Pro/.*)i
&
aktor produksi yang diperlukan dalam men!iptakan keunggulan daya saing antara lain sebagai berikut7 a. Sumberdaya manusia, indikatornya kuantitas, kualitas, gai, standar am kera dan etika kera. b. Sumberdaya alam yang berupa ketersediaan lahan, indikatornya kuantitas, kualitas, aksesibilitas, harga tanah, air, mineral, serta iklim dan lokasi. !. Sumberdaya pengetahuan, indikatornya umlah ilmuwan dan teknokrat. d. Sumberdaya modal, indikatornya umlah dan besarnya inestasi yang disediakan untuk mendukung produk+produk unggulan suatu wilayah. e. n#rastruktur wilayah, indikatornya enis, kualitas dan biaya penggunaannya,
termasuk
sistem
aringan
transportasi,
telekomunikasi dan energi.
9irarki #aktor produksi perlu dibuat untuk mengetahui peranan #a!tor produksi di dalam men!iptakan keunggulan daya saing wilayah. 9irarki tersebut dapat dikelompokkan ke dalam basic #actors dan advanced #actors.
Pen!iptaan #aktor produksi atau #actor creation
merupakan hasil yang di!iptakan melalui inestasi, dengan mekanisme pen!iptaannya baik melalui lembaga pendidikan maupun program pendidikan dan pelatihan. 3ntuk men!iptakan keunggulan daya saing wilayah, maka auh lebih baik dan lebih utama melalui mekanisme pen!iptaan #aktor+#aktor produksi dibandingkan dengan #aktor+#aktor yang diwariskan (basic #actor ). Suatu wilayah yang sukses dalam industrinya adalah wilayah yang mampu men!iptakan dan mengembangkan #actor creation yang dibutuhkan. ilayah itu akan memiliki keunggulan daya saing dapat men!iptakan #aktor+#aktor produksi yang terspesialisasi (speciali4ed #actors).
idak ada satu wilayah yang dapat men!iptakan dan
mengembangkan semua tipe dan enis #aktor produksi. Penentuan tipe dari #aktor produksi yang akan di!iptakan dan dikembangkan dan
'
seberapa
besar
e#ektiftasnya
sangat
tergantung
pada
kondisi
permintaan lokal, keberadaan industri pendukung dan industri terkait, tuuan perusahaan dan karakteristik persaingan domestik.
'" Kon/i)i Per,intaan Pa)ar
$arakteristik kondisi permintaan pasar adalah hal yang penting dalam men!iptakan keunggulan daya saing wilayah, sebagai berikut7 a. $omposisi
permintaan
pasar
domestik.
Pada
umumnya
perusahaan di suatu wilayah permintaan terhadap produk yang dihasilkannya biasanya tersegmentasi.
Makin besar segmentasi
pasar suatu wilayah maka akan lebih mudah wilayah tersebut memperoleh
keunggulan
daya
saing
ika
perusahaan+
perusahaannya mampu memenuhi permintaan pembeli domestik. Perusahaan+perusahaan di suatu wilayah akan meraih keunggulan ika dapat mengantisipasi permintaan pasar di wilayahnya sendiri. b. 3kuran dan pola pertumbuhan permintaan pasar domestik yang meliputi ukuran permintaan pasar domestik, umlah pembeli bebas, lau pertumbuhan permintaan pasar domestik, permintaan awal pasar domestik dan titik enuh awal. !. nternasionalisasi
permintaan
pasar
domestik.
$omposisi
permintaan pasar domestik merupakan akar keunggulan suatu wilayah, sementara ukuran dan pola pertumbuhan permintaannya dapat
memperkuat
keunggulan
dengan
!ara mempengaruhi
perilaku inestasi, waktu dan motiasi atau melalui mekanisme internasionalisasi permintaan pasar domestik dan mendorong pemasaran produk ke luar negeri.
0" In/.)tri1in/.)tri -en/.*.n+ /an in/.)tri ter*ait
ndustri+industri pemasok yang mempunyai keunggulan daya saing akan memberikan potensi keunggulan bagi industri di suatu wilayah. 9al
itu
disebabkan industri pemasok
menghasilkan
input
yang
(
digunakan
se!ara
internasionalisasi.
meluas
dan
penting
bagi
inoasi
dan
$ehadiran industri yang bersaing se!ara global
dalam suatu wilayah pada bidang atau sektor yang berkaitan dengan industri lain dapat memberikan keunggulan daya saing bagi industri tersebut. %danya industri yang saling terkait dan bersaing se!ara internasional di suatu wilayah akan dapat men!iptakan keunggulan daya saing.
2" Strate+i -er.)ahaan )tr.*t.r /an -er)ain+an
aktor penentu ini meliputi strategi dan sruktur perusahaan domestik, tuuan perusahaan dan indiidu serta persaingan domestik.
3" Pel.an+
Suatu sistem akan terbentuk dari resultante #aktor penentu keunggulan daya saing wilayah.
Sistem tersebut dapat terganggu oleh sesuatu
sebab baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan. Misalnya, tindakan penemuan (invention), perubahan besar dalam bioteknologi dan mikroelektronik,
teradinya perubahan besar dalam biaya input
dan teradinya perang serta ben!ana alam.
4" Peranan Pe,erintah
Pada dasarnya peranan pemerintah hanya sebatas mempengaruhi kondisi #aktor produksi, kondisi permintaan pasar (melalui kebiakan moneter
dan
pemerintah
keuangan),
tidak
dapat
dan
mengatur perdagangan.
men!iptakan
keunggulan
daya
"erarti, saing.
Pengaruh yang dapat diberikan pemerintah terhadap keempat #aktor pokok penentu keunggulan daya saing adalah sebagai berikut7 a. $ondisi #aktor produksi dipengaruhi melalui kebiakan+kebiakan publik seperti subsidi dan kebiakan pendidikan.
1)
b. $ondisi permintaan pasar dipengaruhi melalui penentuan standar produk lokal. !. ndustri+industri terkait dan pendukung di dalam suatu wilayah dipengaruhi dengan melakukan pengontrolan terhadap media periklanan maupun melakukan regulasi yang diperlukan. d. Strategi perusahaan, struktur dan persaingan dipengaruhi melalui berbagai perangkat lunak seperti regulasi pasar modal, kebiakan paak dan antitrust .
'"0" Taha- Per*e,5an+an Ke.n++.lan Daya Sain+ $ilayah
Perkembangan keunggulan daya saing dapat dikelompokkan ke dalam empat tahap, yaitu #actor-driven, investment-driven, innovationdriven
dan
wealt-driven.
iga
tahapan
yang
pertama
menggambarkan peningkatan keunggulan daya saing suatu wilayah, sedangkan tahap yang terakhir merupakan tahap di mana wilayah sudah mengalami penurunan keunggulan daya saingnya. Pada tahap #actor-driven, keunggulan daya saing suatu wilayah sebagian besar bersumber dari basic #actor , seperti sumberdaya alam berlimpah dan tenaga kera murah.
*i lain pihak, pada tahapan
investment-driven, keunggulan daya saing mun!ul karena dipa!u oleh inestasi yang besar dari perusahaan lokal dan transnasional dalam rangka membangun industri berteknologi tinggi,
berskala besar,
modern dan efsien. Pada tahap ini belum sampai pada tahap state-o#te-art . Pada tahap innovation-driven, sumber keunggulan daya saing suatu wilayah berasal dari tingkat produktiftas tenaga kera yang terampil dan peman#aatan teknologi tinggi yang telah men!apai tahap state-o#-te-art .
Pada tahap ini suatu wilayah tidak hanya mampu
melakukan improvement terhadap teknologi yang sudah ada, tetapi uga sanggup men!iptakan teknologi baru.
ahap terkahir wealt-
11
driven merupakan tahap di mana keunggulan daya saing
mulai
menurun karena tingkat kemakmuran masyarakatnya sudah ter!apai. *alam upaya meningkatkan keunggulan daya saing maka suatu wilayah harus melakukan hal+hal berikut7 -. Mengupayakan meningkatnya pen!iptaan #aktor+#aktor produksi 2. Meningkatkan motiasi bekera, keuntungan serta skala usaha 8. Meningkatkan persaingan domestik 4. Meningkatkan kualitas permintaan ;. Meningkatkan kemampuan men!iptakan peluang+peluang usaha baru.
III" IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN
0"!" Pen+ertian /an Kon)e-
$onsep pengembangan wilayah se!ara garis besar terbagi atas empat, sebagai berikut ($omet, 2000). -. Pengembangan wilayah berbasis sumberdaya Sumberdaya merupakan semua potensi yang dimiliki oleh alam dan manusia. "entuk sumberdaya tersebut yaitu tanah, bahan mentah, modal, tenaga kera, keahlian, keindahan alam maupun aspek sosial budaya. 2. Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan Penekanan konsep ini pada motor penggerak pembangunan wilayah pada komoditas yang dinilai dapat menadi unggulan atau andalan, baik di tingkat domestik dan internasional. 8. Pengembangan wilayah berbasis efsiensi Penekanan pada konsep ini adalah pengembangan wilayah melalui pembangunan bidang ekonomi yang mempunyai porsi lebih besar dibandingkan
bidang+bidang
lainnya.
Pembangunan ekonomi
1!
tersebut dialankan dalam kerangka pasar bebas atau pasar persaingan sempurna (#ree market mecanism). 4. Pengembangan wilayah menurut pelaku pembangunan Strategi pengembangan wilayah ini mengutamakan peranan setiap pelaku pembangunan ekonomi (rumah tangga, lembaga sosial, lembaga keuangan dan bukan keuangan, pemerintah maupun koperasi).
0"'" Kon)e- Ko,-eten)i Inti %Core Competence&
$ompetensi inti dalam konteks pengembangan wilayah merupakan upaya dalam mengkoordinasikan dan mengintegrasikan sektor+sektor yang berkembang di wilayah tertentu.
Semakin baik
pengkoordinasian dan pengintegrasian tersebut maka akan semakin tinggi upaya pen!iptaan kompetensi inti, yang berimplikasi pada sulitnya wilayah lain untuk bersaing dengannya. $eunggulan bersaing atau daya saing suatu wilayah ter!ipta ika kawasan tersebut memiliki kompetensi inti (core competence) yang dapat dibedakan dari wilayah lainnya.
$ompetensi inti dapat diraih
melalui creation o# #actor , yaitu upaya men!iptakan berbagai #aktor produksi yang auh lebih baik dibandingkan para pesaingnya. $awasan atau wilayah yang telah men!apai tahapan kompetensi inti memiliki empat atribut, ("oard, -8) seperti dibawah ini. -. $emampuan untuk memberikan akses pada ariasi pasar yang lebih luas 2. $emampuan memberikan kontribusi yang signifkan kepada persepsi pelanggan atas man#aat yang diperoleh dari barang dan asa yang ditawarkan. 8. $emampuan menghasilkan barang dan asa unggulan yang sangat sulit ditiru akan men!iptakan hambatan masuk (entry barriers) bagi kawasan lain untuk memberikan layanan serupa. 4. $emampuan melakukan koordinasi yang kompleks dari beragam teknologi dan keahlian terapan.
1"
$ata kun!i pada kompetensi inti adalah market intelligence. Suatu wilayah akan dapat bersaing se!ara global, ika pengambil keputusan dan dunia usaha dapat mengkai bagaimana suatu kompetensi inti dan peluang ekonomi suatu wilayah dapat disesuaikan dengan permintaan pasar lokal dan ekspor.
3ntuk mengadakannya diperlukan dukungan
market intelligence yang mampu memandang ke depan mengenai pasar serta mampu mengantisipasi adanya ke!enderungan konsumsi dan ekspor.
$arket intelligence uga harus mampu menganalisis
perubahan pasar dan pengembangan kompetensi inti itu sendiri agar permintaan terhadap barang dan asa dapat dipenuhi di masa datang. *engan pemberian otonomi yang besar pada daerah, maka di masa datang keberhasilan pengembangan wilayah sangat tergantung pada kebiaksanaan pemerintah daerah terutama dalam menyikapi perubahan+perubahan yang teradi. 6leh karena itu, setiap pemerintah daerah harus mampu mengembangkan isi pengembangan wilayahnya masing+masing sesuai dengan nilai, arah dan tuuan yang akan mengarahkan masa depan wilayah yang bersangkutan. Porter (-0) menyatakan bahwa penguatan spesialisasi unit+unit ke!il wilayah otonom dapat dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan yakni inoasi dan pembaharuan. Strategi pengembangan yang didasarkan pada tenaga kera yang murah serta besaran skala ekonomi tertentu (economic o# scale) merupakan paradigma yang sudah usang (kuno). Penguatan kapasitas pada tingkat lokal dapat di!apai dengan memaksimisasikan keunggulan lokal dan masyarakat yang tinggal di wilayah
lokal
mengkaitkan
tersebut
merupakan
komponen+komponen
para
kun!i
pelaku
pembentuk
kun!i daya
dalam saing
wilayah. *alam rangka penguatan kapasitas lokal, berbagai agen+agen pembangunan baik di 1ropa dan 3S% pada saat ini sibuk mem#asilitasi pengembangan kluster industri (industry cluster), di mana setiap kluster menspesialisaikan pengembangan keunggulan yang melekat pada komunitas lokalnya.
1#
Pro#esor Mi!hael Porter dari 9arard 3niersity merupakan pemikir terdepan yang mengembangkan konsep kluster industri.
Porter
mempunyai argumen bahwa keberhasilan ekonomi lokal dan regional sangat
tergantung
perusahaan
yang
kepada memiliki
inestasi
yang
keunggulan
inoati#,
perusahaan+
internasional
dan
uga
dukungan kualitas in#rastruktur sosial dan ekonomi. stilah 5industry cluster6 kerap digunakan se!ara bergantian dengan 5industry precinct6 . stilah yang terakhir berasal dari 1ropa, sedangkan istilah yang pertama dikembangkan oleh Porter dari pengalaman %merika Serikat. $onsep kluster industri menyangkut dimensi spasial yang lebih luas dan bukan hanya pengembangan properti semata. *efnisi kluster industri yang paling sederhana dikemukakan oleh *orienger
dan
erkla
(-;)
sebagai
berikut
“geograpical
concentrations o# industries tat gain per#ormance advantages troug co-location!7 *efnisi ini serupa dengan ekonomi aglomerasi, namun pada kenyataannya dalam kluster industri yang diamati adalah aglomerasi ekonomi di dalam kluster industri. Pro#esor Mi!hael Porter mempopulerkan
konsep
kluster
industri
Competitive 8dvantage o# 9ations (-0).
dalam
bukunya
+e
Porter mengembangkan
“%iamond o# 8dvantage! seperti yang dikemukakan terdahulu untuk menentukan apakah perusahaan dan industri dalam suatu wilayah mempunyai keunggulan kompetiti#.
Salah satu #aktor kun!i penentu
keberhasilan kluster industri adalah keberhasilan suatu wilayah dalam mengidentifkasikan
keberadaan
kluster
industri
yang
akan
dikembangkan.
0"0"
Te*ni*
I/enti(*a)i
Poten)i
$ilayah
/an
Ko,o/ita)
Un++.lan
"erbeda dengan pendekatan konensional peren!anaan fsik wilayah yang selama ini yang menekankan kepadatan penduduk, umlah penduduk dan struktur kota+kota, pendekatan baru yang akhir+ akhir
ini
popular
digunakan
mengutamakan konsentrasi wilayah
1$
produksi dan komoditas unggulan. Penekanan tulisan ini adalah bagaimana mengembangkan suatu wilayah dengan basis komoditas unggulan. "eberapa kriteria mengenai komoditas unggulan antara lain (%lkadri et al., 200-)7 -. 9arus
mampu
pembangunan
menadi
penggerak
perekonomian.
utama
*engan
kata
( prime lain,
mover )
komoditas
unggulan tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifkan pada
peningkatan
produksi,
pendapatan
dan
pengeluaran.
Misalnya, !engkeh di Sulawesi 3tara, $akao di Sulawesi enggara dan minyak bumi dan gas di /angroe %!eh *arussalam dan pariwisata di "ali. 2. Mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang (#orward and backward linkages) yang kuat, baik sesama komoditas unggulan maupun komoidtas lainnya. 8. Mampu
bersaing
dengan
produk
seenis
dari
wilayah
lain
(competitiveness) di pasar nasional dan pasar internasional, baik dalam harga produk, biaya produksi dan kualitas pelayanan. 4. Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain (regional linkages), baik dalam hal pasar (konsumen) maupun pemasokan bahan baku. ;. Memiliki status teknologi (state-o#-te-art ) yang terus meningkat, terutama melalui inoasi teknologi. <. Mampu menyerap tenaga kera berkualitas se!ara optimal sesuai dengan skala produksinya. =. *apat bertahan dalam angka panang tertentu, mulai dari #ase kelahiran (increasing), pertumbuhan (growt) hingga #ase keenuhan (maturity ) atau penurunan (decreasing).
&ika komoditas unggulan
yang satu memasuki tahap keenuhan atau penurunan maka komoditas unggulan lainnya harus mampu menggantikannya. >. idak rentan terhadap geolak eksernal dan internal. . Pengembangannya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan, misalnya keamanan, sosial, budaya, in#ormasi dan peluang pasar, kelambagaan, #asilitas insenti#?disinsenti# dan lain+lain.
1%
-0. Pengembangannya berorientasi pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan.
erdapat
beberapa
mengidentifkasi
atau
!ara
atau
mengetahui
teknik
suatu
kuantifkasi
sektor
atau
untuk
komoditas
dikatakan sebagai sektor atau komoditas unggulan. Pada tulisan ini akan dikemukakan dua !ara saa. ara pertama dengan menghitung besarnya
indeks
#orward dan
backward
dikatakan pada point kedua di atas. abel nput+6utput.
linkage,
sebagaimana
eknik ini dikenal pada analisis
$eterkaitan ke depan menyatakan akibat dari
suatu sektor atau komoditas tertentu terhadap sektor+sektor yang menyediakan output bagi sektor tersebut baik se!ara langsung dan tidak langsung per unit kenaikan permintaan total,
sedangkan
keterkaitan ke belakang menyatakan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor+sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut per unit kenaikan permintaan total. Suatu komoditas atau sektor akan menadi komoditas unggulan bila nilai #orward linkage dan backward linkage lebih besar dari satu, dan backward spread e:ect dan #orward spread e:ect lebih ke!il dari satu.
$riteria tersebut dikenal dengan nama asmussen6s dual
criterion (*aryanto and Morison, -2). *apat dikatakan bahwa teknik ini untuk mengetahui seauh mana keterkaitan sektor atau komoditas unggulan yang akan dikembangkan terhadap pembangunan sektor atau komoditas lainnya baik ke depan maupun ke belakang. ara identifkasi kedua seperti yang akan dielaskan di bawah ini merupakan prosedur yang lebih mudah dan sederhana serta si#atnya practical.
Penentuan komoditas unggulan didasarkan pada kriteria
tertentu, kemudian kriteria tersebut diberi skor (scoring) agar dapat disusun prioritas pengembangannya.
Mengingat ketersediaan data
pada skala wilayah yang dirin!i menurut sektor, !ara scoring tersebut terbukti sangat berman#aat.
alaupun mudah dan praktis tetapi
prosedur seperti ini tentunya memiliki tingkat subyektiftas yang tinggi dibandingkan teknik backward and #orward linkage.
*isamping itu,
1&
teknik scoring
hanya menyaikan in#ormasi yang terbatas mengenai
daya saing dan kinera wilayah. $asus teknik scoring seperti di atas diterapkan pada Studi Penyusunan 5en!ana Pengembangan $awasan %ndalan kepulauan $abupaten Sangihe alaud, Propinsi Sulawesi 3tara pada tahun 2000. 6leh karenanya ilustrasi untuk menentukan komoditas unggulan yang relati# lebih mudah tersebut akan menggunakan kasus tersebut. $riteria yang digunakan dan bobot penilaiannya (score) dalam penentuan komoditas unggulan di Sangihe alaud adalah ($epel et al., 2000)7 -. $etersediaan sumberdaya alam S!ore7 (-) ke!il, (2) sedang, (8) besar 2. $etersediaan sumberdaya buatan S!ore7 (-) ke!il, (2) sedang, (8) baik 8. $etersediaan sumberdaya manusia S!ore7 (-) ke!il, (2) sedang, (8) besar 4. $ontribusi terhadap perkonomian kawasan, S!ore7 (-) ke!il, (2) sedang, (8) besar ;. $emungkinan dikembangkan dalam skala ekonomi?industri, S!ore7 (-) ke!il, (2) sedang, (8) besar <. Penyerapan tenaga kera, S!ore7 (-) ke!il, (2) sedang, (8) besar =. *ampak pengembangan spasial S!ore7 (-) ke!il, (2) sedang, (8) besar >. Potensi pasar lokal, S!ore7 (-) ke!il, (2) sedang, (8) besar . Potensi pasar ekspor, S!ore7 (-) ke!il, (2) sedang, (8) besar -0. 9ambatan biaya, teknologi dan kelembagaan, S!ore7 (-) besar, (2) sedang, (8) ke!il
"erdasarkan kriteria tersebut, maka dapat dilakukan penilaian se!ara komparati# seperti yang ditunukkan pada abel -.
*ari tabel
1'
tersebut tampak bahwa komoditas kelapa menempati urutan pertama sebagai komoditas unggulan, karena mempunyai skor total yang tertinggi (2>).
$omoditas lain yang potensial menadi komoditas
unggulan adalah pala (2<), ikan (2<), !engkeh (24) dan wisata bahari (2-). mplikasinya adalah kegiatan ekonomi dan inestasi selayaknya diarahkan kepada sektor atas komoditas unggulan tersebut.
@Sisipkan abel - di siniA
0"2" Kriteria Pro/.* Un++.lan Local-Spesifc
Pada uraian berikut menyaikan beberapa kriteria produk atau komoditas
unggulan
yang
si#atnya
local-spesifc,
yang
telah
dikembangkan oleh Pemerintah *aerah Propinsi 5iau, &awa "arat dan *$ &akarta.
Kriteria Pro/.* Un++.lan: Pro-in)i Ria. •
*ukungan
S*%
terhadap
pengembangan
industri
yang
menghasilkan produk unggulan tersebut !ukup tersedia di daerah yang bersangkutan. •
Mempunyai dampak besar terhadap pengembangan ekonomi dan industri daerah.
•
S*M harus mendukung terhadap kebutuhan pengembangan industri yang bersangkutan, baik ke hulu maupun hilirnya.
1(
Kriteria Produk Unggulan: Jawa Barat
Mempunyai kontribusi yang tinggi atau sangat berperan terhadap industri yang menghasilkan produk unggulan lain.
Mempunyai kontribusi yang besar untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna bagi pengembangan produk unggulan lain.
Mempunyai kontribusi yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan mendiersifkasi produk bagi produk unggulan lain.
Memberi kontribusi yang besar terhadap akumulasi penguasaan teknologi dan kemampuan perekayasaan sektor industri maupun sektor ekonomi lainnya.
Memperkuat struktur industri.
Kriteria Produk Unggulan: DKI Jakarta
Memiliki nilai ekspor yang !ukup tinggi.
;ocal content lebih besar dari impor.
Penyerapan tenaga kera !ukup besar.
Mempunyai kontribusi yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan mendi#erensiasi produk bagi produk unggulan lain.
Mempunyai kontribusi yang besar terhadap akumulasi penguasaan teknologi dan kemampuan perekayasaan.
Mempunyai peluang berkembang di kemudian hari.
I6" KESIMPULAN DAN SARAN
Selama ini studi+studi yang membahas tentang globalisasi, program penyesuaian struktural (structural ad.ustment program) dan daya saing
perekonomian
negara+negara
di
dunia
telah
sering
dilakukan (Porter, -0). /amun demikian, daya saing yang bersi#at internasional untuk perekonomian wilayah sangat sedikit dilakukan. Padahal,
wilayah+wilayah,
bukan
penghela pembangunan ekonomi.
lagi
negara,
yang
merupakan
6leh karena itu, memahami daya
!)
saing saing wilayah menadi sangat penting bagi setiap wilayah dalam penyusunan
ren!ana
strategisnya,
terutama
untuk
mema!u
pembangunan ekonomi dan memperluas pasar pada perekonomian global. eknik identifkasi komoditas unggulan dan konsep kluster industri yang didiskusikan dalam makalah ini sangat berman#aat bagi kaian tentang daya saing dan kinera suatu wilayah. masalah
besar
yang
dihadapi
dalam
Salah satu
penyusunan
strategi
pengembangan wilayah adalah terbatasnya data perekonomian pada tingkat wilayah dan lokal. *engan demikian teknik scoring dan konsep kulster industri yang disarankan dalam makalah ini dapat digunakan untuk mengealuasi mengenai daya saing dan kinera wilayah. 9asil kaian yang diperoleh dari analisis kualitati# tersebut dapat digunakan
sebagai
bahan
masukan
bagi
penyusunan
strategis
pengembangan wilayah. mplikasi penting hasil kaian seperti ini bagi kebiakan pengembangan wilayah adalah bagaimana mengembangkan sektor+sektor yang memiliki daya saing dan keterkaitan yang kuat, dengan memperhatikan #aktor+#aktor yang mempunyai peran kun!i dalam mempengaruhi daya saing sektor+sektor dalam perekonomian suatu wilayah.
!1
DAFTAR PUSTAKA
%lkadri, et al. 200-. Manaemen eknologi untuk Pengembangan ilayah. 1disi 5eisi. "adan Pengkaian dan Penerapan eknologi. &akarta. "oard, ".9. -8. he %rt o# Strategi! Planning #or n#ormation e!hnology7 ra#ting Strategy #or the 0s. &ohn iley B Sons, n!. /ew Cork. *aryanto, %. and &.". Morison. -2. DStru!tural interdependen!e in the ndonesian e!onomy, with emphasis on the agri!ultural se!tor, -=-+->;7 an input+output analysisE, $imbar *osek <7 =4+. *aryanto, %. 2004. D*isparitas Pembangunan dan Pentingnya $eterkaitan Perkotaan+Perdesaan di ndonesiaE, *inergi %esa-ota 07 -0+-;. *oeringer, P."., and *.:. erkla. -;. D"usiness strategy and !ross+ industry !lustersE.
!!