Kerancuan dalam Bahasa Indonesia INTAN PRAMASWETA
Pengertian
Kerancuan = kontaminasi Rancu = kacau = kekacauan dalam Bahasa Indonesia Kerancuan dapat terjadi pada dalam susunan/penggabungan maupun pembentukan, baik di tingkat kata, frasa, klausa, maupun kalimat Kerancuan bentuk bahasa menyebabkan ketidaktepatan penyampaian gagasan
Kerancuan Susunan atau Penggabungan
Kerancuan susunan atau penggabungan terjadi karena dua kata yang masing-masing berdiri sendiri disatukan dalam satu perserangkaian baru yang tidak berpasangan atau berpadanan.
Tingkat Kata
A.
Terdapat dua kata yang berbeda digabungkan dalam satu kata bentukan baru Berulangkali berulangkali jika dikembalikan ke bentuk asalnya ialah berulang-ulang dan berkali-kali . Kedua kata tersebut digabungkan secara acak menjadi berulangkali .
B. Seringkali seringkali merupakan kontaminasi dari sering dan banyak kali/berkali-kali . Selain kerancuan, tampak pula gejala pleonasme karena sering artinya banyak kali. Jadi seringkali artinya banyak kali atau acapkali. , jika Demikian pula bentuk kerapkali dikembalikan ke bentuk asli, akan ditemukan dua bentuk asal, yaitu kerap dan berkali-kali.
KUIS 1. 2. 3. 4. 5.
Telah berulangkali ia kunasihati, tetapi tidak berubah kelakuannya (B/S) Telah berkali-kali kunasihati, tetapi tidak berubah kelakuannya (B/S) Ia seringkali datang terlambat (B/S) Ia kerapkali datang terlambat (B/S) Ia kerap datang terlambat (B/S)
Jika ‘Salah’, beri pembetulannya.
Tingkat Frasa
Terdapat dua frasa berbeda yang digabungkan: Belok kiri boleh langsung Merupakan bentuk rancu penggabungan beberapa frasa; belok kiri, langsung belok kiri, atau boleh langsung belok kiri
Tingkat Kalimat
Kontaminasi kalimat atau kerancuan kalimat adalah kalimat dengan susunan yang kacau. Namun, kekacauan dalam susunan kalimat itu khas. Contoh:
Mahasiswa itu sedang menyelesaikan tugas kemudian diserahkannya kepada dosen (B/S?) Mahasiswa itu menyelesaikan tugas, kemudian tugasnya diserahkan kepada dosen (B/S?)
Tingkat Kata Yang termasuk taksa tingkat kata adalah semua kata yang tergolong polisemi, artinya satu kata dengan beberapa pengertian/makna. Contoh :
Kandungan Kepala Kaki
: unsur, organ tubuh wanita : pimpinan, anggota tubuh : bag. akhir/bawah, angg. tubuh
Tingkat Frasa
Contoh:
Bebas parkir : parkir gratis, tidak boleh parkir
Tingkat Klausa
Contoh:
Terima kasih untuk tidak merokok : terima kasih karena (Anda) tidak merokok, terimakasih untuk yang tidak merokok Isteri dokter muda: yang muda adalah isteri; yang muda adalah dokter (Ambiguitas)
Tingkat kalimat
Contoh: Anak perwira tinggi yang rendah hati Perwira tinggi yang rendah hati (itu) mempunyai anak Perwira tinggi itu mempunyai anak yang rendah hati Vicks menghilangkan tenggorokan gatal Tenggorokannya yang hilang Gatal di tenggorakan yang hilang
Ketepatan Pemanfaatan Kata Bantu
Interaksi antara perkembangan pribadi dan perkembangan penguasaan bahasa menentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang. (tanpa bagi) Pola kesalahan semacam ini sering kali terjadi, terutama jika kita menghadapi bentuk-bentuk yang mirip.
Benar dan salah
Membahayakan negara Membahayakan bagi negara (Salah) Berbahaya bagi negara Membicarakan tentang suatu masalah (salah) Membicarakan suatu masalah
Pemakaian dua kata yang maknanya tumpang tindih
Banyak para peninjau megatakan bahwa perang dunia di Timur Tengah Demi untuk kepentingan saudara sendiri, saudara dilarang merokok sering kita membuat kesalahan-kesalahan yang kita sadari
Kalimat Efektif vs Kalimat Baku
Rumput makan kuda Kuda makan rumput
Kalimat hemat Hindari bentuk perulangan
a.
Dalam menulis, seorang penulis sering mengulang satu subjek dalam bentuk yang lain. Hal ini terjadi karena kalimat terlalu panjang. Contoh :
-
-
Mereka banting setir begitu mereka bermain di atas panggung yang lain.
b. Hindarkan kemungkinan Hiponimi. Hiponimi adalah bawahan makna dari kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Dalam makna telah terkandung makna dasar kelompok kata yang bersangkutan. - contoh : baju anak itu berwarna merah Ia tidak terhardik oleh lampu neon
Pemakaian Kata Bantu yang Tidak Perlu
Terkadang tidak perlu adanya partikel bahwa jika penghilangan partikel bahwa tidak memengaruhi isi kejelasan kalimat.
Contoh :
Semuanya ini disebabkan kenyataan bahwa pembaca surat kabar rata-rata pembaca kilat. Dalam kehematan tidak berarti partikel bahwa tidak perlu dipakai, seorang penulis diizinkan menghilangkan bahwa jika penghilangannya tidak membawa keganjilan dan kematian makna.
Kuis 1. Beli satu dapat dua (Jelaskan maknanya! Jika salah, beri pembetulannya) 2. Berhadiah rumah 1 milyar