0
Lainnya
Blog Berikut»
Buat Blog
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 Rabu, 05 Oktober 2011
Pengikut
laporan pendahuluan dan askep bronkhitis LAPORAN PENDAHULUAN BRONHITIS AKUT A. DEFINISI Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Peradangan ini menyebabkan penghasilan mukus yang banyak dan beberapa perubahan pada saluran pernafsan. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,bronkitis bisa bersifat serius. Bronkhitis akut adalah radang pada bronkhus yang biasanya mengenai trakhea dan laring, sehingga sering dinamai juga dengan
Server tidak ditemukan Firefox tidak menemukan server di 4t4qjto8n6vcba9cabf6v2lrng9ast6ra-fc-opensocial.googleusercontent.com. 1. Periksa kesalahan pengetikan pada alamat seperti ww.example.com instead of
Arsip Blog
▼ 2011 (13) ▼ Oktober (11)
laringotracheobronchitis. Radang ini dapat timbul sebagai kelainan jalan napas
LAPORAN PENDAHULUAN TBC
tersendiri atau sebagai bagian dari penyakit sistemik misalnya pada morbili,
PPT ASMA EMFISEMA
pertusis, ditteri, dan tipus abdominalis.
PPT BRONKHITIS AKUT PPT BRONKHITIS KRONIS
B.
ETIOLOGI Bronkitis akut : virus yang sama yang menyebabkan flu dapat menyebabkan bronkitis akut,tetapi bisa juga mengidap non-infeksi bronkitis yang disebabkan asap rokok dan polutan lain,penyakit GERD juga dapat menyebabkan bronchitis.Bronchitis akut biasanya disebabkan juga oleh jangkitan virus atau bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chamydia) dan masa jangkitan berakhir dalam masa 3 hari hingga 3 minggu.
C. PATOFISIOLOGI Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernafasan - Sel mukosa dan sel silia - Berlanjut - Masuk saluran pernafasan(lanjutan) – Menginfeksi saluran pernafasan – Bronkitis – Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir – pilek 3-4 hari – Batuk (mula-mula kering kemudian berdahak) – Riak jernih – Pulurent – Encer – Hilang – Batuk – Keluar – Suara
PPT ASMA BRONKHIALE ppt PPOM ASKEP Bronkhitis kronis dan atsma bronkhiale laporan pendahuluan (PPOM,Bronkhotis kronis,astma ... PPT BRONKHITIS AKUT gambar bronkhitis akut dan soal -soal bronkhitis a... laporan pendahuluan dan askep bronkhitis ► September (2)
ronci basah atau suara nafas kasar – Nyeri subsernal – Sesak nafas – Jika tidak hilang selama 3 minggu – Kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder (pertahanan utama) D. ANATOMI FISIOLOGI 1. Rongga hidung Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir disekresi secara terus menerus oleh sel – sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai penyaring kotoran, melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru – paru. 2. Faring Adalah struktur yang menghubungkan hidung dengan rongga mulut ke laring. Faring dibagi menjadi tiga region ; nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Fungsi utamanya adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratoriun dan digestif. 3. Laring Adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakhea. Fungsi utamanya adalah untuk memungkinkan terjadinya lokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Saluran pernafasan bagian bawah. 1. Trakhea Disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci, tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang. 2. Bronkus Broncus terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri. Broncus kanan lebih pendek dan lebar, merupakan kelanjutan dari trakhea yang arahnya hampir vertikal. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit, merupakan kelanjutan dari trakhea dengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang menjadi bronchus lobaris kemudian bronchus
Mengenai Saya
enci sunarti Lihat pro�l lengkapku
Masuk
segmentaliis. Bronkus dan bronkiolus dilapisi oleh sel – sel yang permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia, yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru menuju laring. 3. Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori yang menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. 4. Alveoli Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel – sel alveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel alveolar tipe II sel – sel yang aktif secara metabolik, mensekresi surfactan, suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveolar tipe III adalah makrofag yang merupakan sel – sel fagositosis yang besar yang memakan benda asing dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan penting. Fisiologi sistem pernafasan Pernafasan mencakup 2 proses, yaitu : Pernafasan luar yaitu proses penyerapan oksigen (O2) dan pengeluaran carbondioksida (CO2) secara keseluruhan. Pernafasan dalam yaitu proses pertukaran gas antara sel jaringan dengan cairan sekitarnya (penggunaan oksigen dalam sel). Proses �siologi pernafasan dalam menjalankan fungsinya mencakup 3 proses yaitu Ventilasi yaitu proses keluar masuknya udara dari atmos�r ke alveoli paru. Difusi yaitu proses perpindahan/pertukaran gas dari alveoli ke dalam kapiler paru. Transpor yaitu proses perpindahan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.
E. GEJALA KLINIK Bentuk yang lendir berwarna kuning-kehijauan adalah salah satu tanda bronkitis. Bila saluran udara utama di paru-paru meradang memproduksi lendir berwarna dalam jumlah yang banyak. Tanda-tanda lain : -merasa panas di dada, rarodang tenggorokan. -sesak F. KOMPLIKASI a. Bronkitis akut yang tidak ditangani cenderung kronik b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang kurang dapat terjadi othitis media, sinusitis dan pneumonia. c. Bronkitis kronik menyebabkan mudah tersrang infeksi. d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabakan atelektasis atau bronkietaksis. e.Hipertensi paru akibat vasokonstriksi hipoksik paru. f. Kanker paru akibat metaplasia dan displasia.
G. PENGKJIAN a) Pemneriksaan fisik 1) Kepala Bentuk
: oval
Keadaan
: tidak terdapat benjolan
Keluhan
: Tidak ada keluhan
Kelainan
: tidak ada benjolan
2) Rambut dan kulit kepala Warna
: Hitam
Kerontokan
: Tidak terjadi kerontokan.
Penyebaran
: Merata
Kebersihan
: Bersih, tidak tampak adanya kotoran
3) Mata Kesimetrisan
: mata kanan dan kiri tampak simetris
Sklera
: putih kemerahan
Konjungtiva
: pucat
Pergerakan bola mata Reaksi pupil Fungsi penglihatan
: dapat digerakan ke segala arah : terjadi miosis ketika terkena cahaya : baik, terbukti klien dapat membaca
Kebersihan
: bersih,tidak tampak ada kotoran
Tekstur
: halus
Kebersihan
: tidak tampak adanya serumen
4) Telinga
Kesimetrisan
: telinga kanan dan kiri simetris
Fungsi pendengaran:
baik,dapat menjawab
5) Hidung bentuk
: kedua lubang hidung tampak simetris
Tekstur
: halus
Kebersihan
: bersih, tidak tampak ada kotoran
Fungsi penciuman
: baik, klien dapat membedakan wangi parfum dan kayu putih
6) Mulut ·
Bibir Warna
: merah muda
Kelembaban
: lembab
kebersihan
: tidak tampak adanya bekas makanan
stomatitis
: tidak ada
Jumlah
: 32 buah
7) Gigi Caries
: tidak ada
8) Lidah Warna
: merah muda (tidak ada kelainan)
Pergerakan
: dapat digerakan ke segala arah
Kebersihan
: tidak tampak ada kotoran
Fungsi pengecapan
: dapat membedakan rasa manis permen
dan pahit obat 9) Leher JVP
: tidak ada peninggian JVP
KGB
: tidak tampak ada pembesaran KGB
Kelenjar thyroid
: tidak tampak ada pembesaran
Refleks menelan
: klien dapat menelan dengan baik
10) Thorax dan Dada Kesimetrisan
: simetris antara dada kanan dan kiri
Bunyi jantung
: reguler
Bunyi paru
: teratur, vesikuler
Keluhan
: tidak ada keluhan
Kebersihan
: bersih, tidak tampak adanya kotoran
11) Abdomen Bentuk
: datar
Warna
: sawo matang
Keadaan
: normal, tidak tampak adanya lesi dan benjolan
Kebersihan
: tidak tampak adanya kotoran
Bising Usus
: ± 12x /menit
12) Genetalia Menurut penuturan klien, tidak ada kelainan dan keluhan apapun 13) Ekstremitas ·
Ekstrimitas atas - tangan kanan : terpasang infus sehingga pergerakan terbatas - tangan kiri
·
: dapat digerakan ke segala arah
Ekstrimitas bawah - kaki kanan
: pergerakannya sangat terbatas karena
mengalami fraktur dan dibalut dengan perban dan sedikit oedema. - kaki kiri
: dapat digerakan dengan leluasa
1. Pemeriksaan diagnostik a. Foto Thorax Foto thorak pada bronkitis kronik memperlihatkan tubular shadow berupa bayangan garis-garis yang paralel keluar dari hilus menuju apekspar daan corakan paru yang bertambah. b. Laboratorium : leukosit > 17.500. c. X-ray d. Kultur dahak/lendir e. Pulmonary fuction (PFT) f. AGD (anlisa gas darah) g. Polisitemia h. EKG H. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret. 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah. 4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.
I.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
·
Diagnosa 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret. Tujuan : Mempertahankan jalan nafas paten. Rencana Tindakan: Auskultasi bunyi nafas Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas. Kaji/pantau frekuensi pernafasan. Rasional : Tachipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan selama / adanya proses infeksi akut. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir Rasional : Memberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispoe dan menurunkan jebakan udara.
·
Diagnosa 2: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus. Tujuan: Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan. Rencana Tindakan: Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan. Rasional : Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit. Tinggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam. Rasional : Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispenea dan kerja nafas. Auskultasi bunyi nafas. Rasional : Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi Awasi tanda vital dan irama jantung Rasional : Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung. Awasi GDA Rasional : PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA Rasional : Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus. Tujuan : perbaikan dalam pola nafas. Rencana Tindakan: Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir Rasional : Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan bernafas lebih e�sien dan efektif. Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahat Rasional : memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan. Berikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika diharuskan Rasional : menguatkan dan mengkondisikan otot-otot pernafasan.
·
Diagnosa 3: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah. Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan. Rencana Tindakan: Kaji kebiasaan diet. Rasional : Pasien distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea, produksi sputum. Auskultasi bunyi usus Rasional : Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster. Berikan perawatan oral Rasional : Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan muntah. Timbang berat badan sesuai indikasi. Rasional : Berguna menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi. Konsul ahli gizi Rasional : Kebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan individu memberikan nutrisi maksimal.
·
Diagnosa 4:Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis. Tujuan : mengidenti�kasi intervensi untuk mencegah resiko tinggiRencana Tindakan: Awasi suhu. Rasional : Demam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi. Observasi warna, bau sputum. Rasional : Sekret berbau, kuning dan kehijauan menunjukkan adanya
infeksi. Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan sputum. Rasional : mencegah penyebaran patogen. Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat. Rasional : Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tekanan darah terhadap infeksi. J. EVALUASI Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai, Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans aktivitas meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahami kondisi penyakitnya. (Keliat Budi Anna, 1994, Proses Keperawatan)
Sumber: 1.Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC; Jakarta. 2.Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Pato�siologi, EGC, Jakarta, 2002. 3.Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica Ester, Edisi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN (BRONKHITIS AKUT`) DI GEDUNG ZAMBRUD RSU dr. SLAMET GARUT I.
PENGKAJIAN 1. Biodata 1. Biodata Klien Nama : Tn. A Umur : 27 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status : Menikah Pendidikan : SMA Pekerjaan : Buruh Suku bangsa : Sunda Alamat : kp.gaga kumayung 02/01 karangpawitan Tanggal masuk : 01 Oktober 2011 Tanggal pengkajian : 03 Oktober 2011 No. CM : 01329846 2. Biodata Penanggung jawab Nama : Ny.I Umur : 24 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Buruh Alamat : Babakan Loa Suku Bangsa : sunda Hubungan dengan klien : istri 2. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama Klien mengeluh batuk-batuk disertai dengan adanya dahak 2. Riwayat Kesehatan Sekarang Menurut penuturan klien klien mengalami batuk-batuk karena adanya peningkatan akumulasi secret dengan kualitas dikategorikan sedang batuk dirasakan pada pagi hari 3. Riwayat Kesehatan dahulu
batuk
Menurut penuturan klien sebelumnya klien sebelumnya klien tidakpernah mengalami penyakit bronchitis dan sebelumnya klien tidak pernah mempunyai penyaki yang memerlukan perawatan khusus,seperti TBC,asma,dll b. Riwayat Kesehatan Keluarga Menurut penuturan klien, diantara semua anggota keluarganya, tidak ada yang pernah mengalami penyakit seperti yang dialami klien saat
ini.
3. Pemeriksaan Fisik a.
Keadaan Umum Penampilan umum : Klien tampak lemah Kesadaran : Compos Mentis Tanda-Tanda Vital : T = 110/80 mmHg P = 87 x /menit R= 26 x/menit S= 36,5 0C
b. Integumen 1. Rambut dan kulit kepala Warna : Hitam Kerontokan : Tidak terjadi kerontokan. Penyebaran : Merata Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya kotoran 2. Kulit Warna : hitam Tekstur : halus Oedema : Tidak ada Kebersihan : di kulit bagian kaki ada bekas darah kering 3. Kuku Warna dasar : transparan Bentuk : Cembung Tekstur : halus cyanosis : tidak ada sudut : sudut dasar 160 Kebersihan : tidak tampak ada kotoran c.
Kepala Bentuk : oval Keadaan : tidak terdapat benjolan Keluhan : Tidak ada keluhan
Kelainan : tidak ada benjolan d. Mata Kesimetrisan : mata kanan dan kiri tampak simetris Sklera : putih kemerahan Konjungtiva : pucat Pergerakan bola mata : dapat digerakan ke segala arah Reaksi pupil : terjadi miosis ketika terkena cahaya Fungsi penglihatan : baik, terbukti klien dapat membaca Kebersihan : bersih,tidak tampak ada kotoran e.
Telinga Tekstur : halus Kebersihan : tidak tampak adanya serumen Kesimetrisan : telinga kanan dan kiri simetris Fungsi pendengaran : baik,dapat menjawab
f.
Hidung bentuk : kedua lubang hidung tampak simetris Tekstur : halus Kebersihan : bersih, tidak tampak ada kotoran Fungsi penciuman : baik, klien dapat membedakan wangi parfum dan kayu putih
g. Mulut 1. Bibir Warna : merah muda Kelembaban : lembab kebersihan : tidak tampak adanya bekas makanan stomatitis : tidak ada 2. Gigi Jumlah : 32 buah Caries : tidak ada 3. Lidah Warna : merah muda (tidak ada kelainan) Pergerakan : dapat digerakan ke segala arah Kebersihan : tidak tampak ada kotoran Fungsi pengecapan : dapat membedakan rasa manis permen dan pahit obat h. Leher JVP : tidak ada peninggian JVP KGB : tidak tampak ada pembesaran KGB Kelenjar thyroid : tidak tampak ada pembesaran i.
Re�eks menelan : klien dapat menelan dengan baik Thorax dan Dada Kesimetrisan : simetris antara dada kanan dan kiri
Bunyi jantung : reguler Bunyi paru : ronchi Kebersihan : bersih, tidak tampak adanya kotoran j.
Abdomen
Bentuk : datar Warna : sawo matang Keadaan : normal, tidak tampak adanya lesi dan benjolan Kebersihan : tidak tampak adanya kotoran Bising Usus : ± 12x /menit k. Genetalia Menurut penuturan klien, tidak ada kelainan dan keluhan apapun l.
Ekstremitas 1.Ekstrimitas atas - tangan kanan : terpasang infus sehingga pergerakan terbatas - tangan kiri : dapat digerakan ke segala arah 2.Ekstrimitas bawah - kaki kanan : dapat digerakan dengan leluasa - kaki kiri : dapat digerakan dengan leluasa
4. Pola Akti�tas Sehari-hari No
Jenis Aktivitas
1.
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Nasi, lauk pauk, sayur Habis 1 porsi
Bubur nasi 1/4 porsi
Pola Nutrisi a. Makan Jenis Porsi Frekuensi Cara b. Minum Jenis Frekuensi Cara
2.
3 x / hari
3x/hari
mandiri
mandiri
air putih+teh
air putih
± 1400 ml
± 1000 ml
mandiri
mandiri
Pola Eliminasi a. BAK Frekuensi
4-5x / hari
3-4x / hari
kuning jernih
kuning jernih
Bau
khas urine
khas urine
Cara
mandiri
dibantu
Warna
b. BAB Frekuensi Warna Bau
3.
1x / hari
1 x / hari
kuning kecoklatan
kuning kecoklatan
khas feces
khas feces
Konsistensi
lembek
lembek
Cara
mandiri
di bantu
Pola Istirahat a. Tidur siang Lama Kualitas
± 2-3 jam / hari
±1 jam / hari
nyenyak
Tidak nyenyak akibat batuk-batuk ±4-5jam / hari
b. Tidur malam Lama
±7-8 jam / hari
Tidak nyenyak akibat
nyenyak
batuk
a. Mandi b. Gosok gigi
2 x / hari 2 x / hari
1 x / hari 1x / hari
c. Ganti Pakaian
1 x / hari
1x / hari
mandiri
dengan bantuan
Kualitas 4.
Personal Hygiene
d. Cara
5. Data Psikologis, Sosial, dan Spiritual a.
Data Psikologis Klien tampak gelisah dan tidak tenang karena takut tidak akan
sembuh dan malu terhadap penyakit yang dideritanya b. Data Sosial Klien dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain disekitarnya (keluarga, pasien lain dan tim kesehatan) Juga klien cukup kooperatif terhadap tindakan yang diberikan perawat.. c.
Data Spiritual Klien beragama Islam, sebelum klien dirawat di RS, klien dapat menjalankan kewajibannya sebagaimana seorang muslim dan sekarang klien selalu berdoa untuk kesembuhannya..
6. Data Penunjang a. Data Laboratorium No.
Hematologi
Hasil
Normal
1.
Haemoglobin
20 gr/dl
2.
Hematokrit
50-55 %
14.0 – 18.0 gr/dl
3.
Leukosit
15.000 mm3
4.
Trombosit
16.000 mm3
15000 – 18000 / mm3
5.
Eritrosit
4.61
3.5 – 6.5 juta/mm3
40 – 50 % 5000-18000 g/ mm3
juta/mm3
b. Diagnosa Medis (DM) : bronchitis akut c. Therapy Infus RL : 20 tetes/menit Pemberian oksigen : Sebanyak 2.6 liter/menit Ranitidine : 2x1 amp -
Cefotaxim : 3x1 amp Dexametason : 3x1 amp
1. ANALISA DATA No. 1. DS
Symptom
Etiologi
Klien
mengeluh
Adanya peningkatan sekresi
batuk-batuk
disertai
DS:
mukosa ↓
adanya dahak
Problem Potensi terjadinya infeksi
Secret terakumulasi dijalan nafas ↓
DO : - klien tampak batuk-batuk
Mukus adalah media yang cocok untuk perkembangan bakteri ↓
DS : -klien mengeluh nafsu 2.
Terjadinya batuk
makan berkurang Gangguan
-Klien mengeluh mual
Anoreksia ↓
DO : -makan habis ¼ porsi - Klien tampak lemah
pemenuhan nutrisi
HCL lambung meningkat ↓ Adanya mual ↓
DS : - Klien mengeluh 3.
Nafsu makan berkurang ↓
adanya rasa nyeri dada bagian tengah
Nutrisi tidak terpenuhi Gangguan rasa
DO : - klien meringis kesakitan saat batuk
skala nyeri 3
Peradangan pleura
aman nyaman
↓ DS : -klien mengatakan 4.
Infeksi paru-paru
mudah lelah ,badan lesu
↓
bila banyak bergerak
Nyeri dada Gangguan
intoleransi
DO : -klien kelihatan lemah sehingga aktivitas
Kelemahan �sik karena
klien dibantu ,seperti
batuk terus menerus
duduk,makan,dank e
↓
kamar mandi
Aktivitas terganggu
aktivitas
↓ DS:- klien mengeluh susah tidur 5.
DO: Sklera tampak merah
Kebutuhan ADL dibantu
frekuensi tidur ± 5 jam
Gangguan
/hari terjaga
pemenuhan istirahat tidur Adanya batuk ↓ Merangsang susunan saraf otonon ↓ Mengaktifkan sraf simpatis untuk mengaktifkan RAS ↓ REM menurun ↓ Klien terjaga
2. 1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Potensi terjadinya infeksi,sehubungan dengan adanya batuk-batuk yang
ditandai dengan DS : - Klien mengeluh sering batuk-batuk disertai adanya dahak 2.
DO : - Klien tampak batuk-batuk Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan : DS : - Klien mengeluh nafsu makan berkurang - Klien mengeluh mual
3.
DO : - makan habis ¼ porsi - Klien tampak lemah Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan adanya peradangan pleura,ditandai dengan : DS : - klien mengeluh adanya rasa nyeri dada bagian tengah ,skala nyeri 3 DO: Klien meringis kesakitan
4. Gangguan intoleransi aktivitas sehubungan dengan adanya kelemahan �sik,ditandai dengan : DS:klien mengatakan mudah lelah,badan lesu bila banyak brgerak DO:Klien kelihatan lemah,sehinga aktivitas klien dibantu seperti
duduk,makan dan kekamar mandi 5. Gangguan pemenuhan istirahat tidur sehubungan dengan adanya batuk DS: klien mengeluh susah tidur DO: sclera tampak merah ,frekuensi tidur ± 5 jam/hari terjaga
3. PROSES KEPERAWATAN Nama : Tn . A Tanggal masuk : 01 oktober 2011 Umur : 27 Tahun No. CM : 01329846 Jenis kelamin laki
NO
1.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
:
Laki
–
P E R E N C A N A A N TUJUAN
INTERVENSI -Observasi TTV
RASIONAL
Potensi terjadi infeksi yang ditandai
Potensi
dengan :
terjadinya
- Untuk mengantisipasi
DS : - Klien mengeluh batu-batuk
infeksi dapat
tekanan
disertai dahak
teratasi
darah,nadi,respirasi
dalam waktu
dan suhu klien
DO : - klien tampak batuk
± 3hari
- klien tidak mengeluh
-ajarkan klien
batuk -batuk
klien untuk
-Batuk efektif dapat
melakukan
memudahkan
latihan batuk
pengeluaran secret di
efektif
dalam
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutirsi berhubungan dengan anoreksia yang ditandai dengan : DS : - klien mengeluh napsu makan
Sajikan
-dengan makanan
berkurang
Gangguan
makanan
hangat klien tidak
- klien mengeluh mual
pemenuhan
dalam keadaan
terlalu mual BNTKTP
nutrisi dapat
hangat dalam
berguna untuk
DO : -makan habis ¼ porsi
teratasi
bentuk
menambah energi
-klien tampak lemah
dalam waktu
BNTKTP
2 hari :
- Klien makan
sehubungan dengan adanya
habis 1
Anjurkan klien
usus dan mencegah
peradangan pleura ,yang ditandai
porsi
minum air
mual
dengan : 3.
-air hangat dapat
Gangguan rasa nyaman nyeri
- Klien
merangsang peristaltic
hangat
DS: Klien mengeluh adanya rasa nyeri
tidak mual
sebelum
dada pada bagian tengah ,skala nyeri 3
lagi
makan
DO: klien meringis kesakitan Untuk mengetahui kualitas dengan intensitas nyeri yang Gangguan intoleransi aktivitas
-kaji tingkat
sehubungan dengan adanya kelemahan
nyeri dengan
dirasakan
,yang ditandai dengan :
Gangguan
DS : - Klien mengatakan mudah lelah
rasa nyaman
,badan lesu,bila banyak bergerak.
nyeri teratasi
DO : klien kelihatan lemah sehingga
dalam waktu
aktivitas klien dibantu seperti
±3 hari
duduk,makan,dank e kamar mandi
setelah
-Ajarkan
tindakan
teknik
perawatan
distraksi
-klien tidak
dengan
mengeluh
melakukan
lagi adanya
distraksi yang
rasa nyeri
dapat
Klien melakukan
Gangguan pemenuhan kebutuhan
dada bagian
mengurangi
gerakan sedikit demi
istirahat tidur ,sehubungan dengan
tengah
nyeri
sedikit,klien tidak
lingkungan yang tidak kondusif
-klien tidak
mudah lelah dan lesu
,ditandai dengan :
kelihatan
lagi
DS: klien mengeluh susah tidur
meringis
DO: sclera tampak ,merah ,frekuensi
kesakitan
4.
skala nyeri
tidur ±5 jam /hari terjaga -anjurkan klien untuk melakukan gerakan sedikit Gangguan
5.
demi sedikit
Dengan membantu
intoleransi
klien melakukan
aktivitas
mobilisasi sedikit demi
teratasi
sedikit ,klien dapat
setelah
melakukan aktivitas
melakukan
secara mandiri tanpa
tindakan
bantuan
perawatan -klien mengatakan
-bantu klien
tidak mudah
memenuhi
lelah dan lesu
kebutuhan
Dengan lingkungan
lagi ,serta
sehari-hari
yang nyaman dan
mampu
tenang ditunjukan
bergerak
supaya klien dapat
-klien tidak
tidur dengan nyenyak
lemah sehingga melakukan aktivitas sendiri
-ciptakan
Melalui penjelasan
lingkungan
tentang pentingnya
yang nyaman
istirahat tidur
dan tenang
diharapkan klien dapat beristirahat dengan teratur dan tepat waktu sengga sclera mata tidak tampak merah
Gangguan
-jelaskan
pemenuhan
tentang
istirahat tidur
pentingnya
teratasi
istirahat tidur
setelah melakukan tindakan perawatan -klien tidak mengeluh susah tidur -sklera tidak tampak merah -frekuensi tidur 7-8 jam /hari terjaga
Diposkan oleh enci sunarti di 16.59 Rekomendasikan ini di Google
Tidak ada komentar: Poskan Komentar
Beri komentar sebagai:
Publikasikan
Select profile...
Pratinjau
Posting Lebih Baru
Beranda
Posting Lama
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.