laporan praktikum farmakognosi penetapan tingkat kepahitanDeskripsi lengkap
0Deskripsi lengkap
JNHOIJHWREOIU
F.
Pembahasan Percobaan kali ini tentang penetapan derajat kepahitan. Bahan tumbuhan obat yang memiliki rasa pahit yang kuat digunakan secara terapetik sebagai penambah nafsu makan. Rasa pahit yang timbul dapat merangsang sekresi di saluran pencernaan, terutama asam lambung. Sampel yang digunakan pada percobaan yaitu simplisia daun sambiloto, daun brotowali, daun pare, daun pepaya, biji kopi dan simplisia daun urang-aring. Namun simplisia daun urang-aring tidak digunakan karena daun urang-aring yang dipgunakan tidak menimbulkan rasa pahit. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Cara pembuatan simplisia yaitu pengumpulan bahan baku, sortasi sortas i basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran yang terdapat pada sampel, pencucian dengan air mengalir untuk menghilangkan pengotor yang melekat pada bahan simplisia, perajangan untuk mempermudah proses pengeringan, pengeringan agar simplisia tidak mudah rusak, pengeringan dilakukan tanpa matahari langsung karena bila dengan matahari langsung dikhawatrikan dapat merusak senyawa metabolit yang terkandung didalam bahan simplisia, sortasi kering untuk menghilangkan pengotor yang masih tertinggal pada bahan simplisia, tahap terakhir yaitu pengemasan atau penyimpanan. Tahap pertama yaitu pembuatan larutan stok. Larutan stok yang digunakan yaitu larutan ekstrak daun sambiloto. Seharusnya larutan stok yang digunakan yaitu kinin hidroklorida 0,1 gram dalam 1000 ml air minum. Namun karena kinin yang digunakan telah rusak sehingga tidak timbul rasa pahit, maka digunakan larutan simplisia yang memiliki derajat kepahitan tertinggi disemua larutan uji yaitu larutan simplisia daun sambiloto. Derajat kepahitan simplisia daun sambiloto yaitu 200. Tahap kedua yaitu pembuatan larutan simplisia. Simplisia yang digunakan ditimbang dan dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi air mineral kemudian dipanaskan. Dipanaskan bertujuan untuk mempercepat proses penyarian metabolit sekunder yang terdapat dalam simplisia. Setelah
itu dibuat larutan stok dan pengenceran larutan stok dari tabung nomor 1 sampai 10. Pengenceran dibuat berbeda-beda untuk mengetahui derajat kepahitan yang terdapat pada simplisia. Air yang aman harus digunakan dalam proses penyarian simplisia dan untuk mencuci mulut setiap setelah mencicipi. Indra pengecap pada lidah akan tumpul dengan cepat jika air yang digunakan aquadest sehingga air yang digunakan yaitu air mineral. Tahap selanjutnya yaitu pengujian derajat kepahitan. Dibilas mulut dengan air minum untuk membersihkan dari rasa makanan atau minuman yang dimakan sebelumnya. Setelah itu dicicipi 1-3 ml selama 30 detik dari pengenceran larutan simplisia uji dari konsentrasi terendah sampai tertinggi. Dicicipi selama 30 detik untuk merasakan rasa pahit yang timbul. Pengujian dimulai dengan konsentrasi terendah untuk memelihara sensitivitas yang cukup dari indera pengecap. Sensasi pahit tidak akan dirasakan di seluruh permukaan lidah, namun terbatas pada bagian tengan dari permukaan atas lidah. Setelah itu dibilas lagi mulut dengan air minum untuk menghilangkan rasa pahit.