KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala li limp mpah ahan an rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “OverdosisObat”DalampenyelesaianMakalahini,
penulisbanyakmengalamikesulitan,
terutamadisebabkanolehkurangnyailmupengetahuan yang menunjang. Namun,
berkatbimbingandanbantuandariberbagaipihak,
akhirnyamakalahinidapatterselesaikandengancukupbaik. Karenaitu, sudahsepantasnyajikapenulismengucapkanterimakasihkepadaberbagaipihak
yang
telahmembantudalampembuatanmakalahini. Penulissadar, sebagaiseorangmahasiswadanmahasiswi yang masihdalam proses pembelajaran, penulisanmakalahinimasihbanyakkekurangannyabaikmaterimaupuncarapenulisannya. Namundemikian, yang
penulistelahberupayadengansegalakemampuandanpengetahuan dimilikisehinggadapatselesaidenganbaikdanolehkarenanya,
penu pe nullis isde deng ngan anrrend ndah ahha hati tida dan nde deng ngan anttan ang gant nteerbu buka kame mene nerrimam amaasuk ukaan,
sarran sa
danusulgunapenyempurnaanmakalahini. Akhirnyapenulisberharapsemogamakalahinidapatbermanfaatbagikitasemua. Aamiin
Kendari 19 Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karena ingin cepat sembuh kadang kala orang yang sakit mengonsumsi obat berlebih.Tentu saja ini berbahaya. Penggunaan obat secara berlebihan atau melebihi dosis yang ditentukan tidak akan memberikan manfaat bagi kesehatan, tapi justru memicu munculnya gangguan kesehatan yang lain.Hal ini karena obat bisa menjadi racun jika digunakan secara tidak tepat. Jika
obat
yang
dikonsumsi
tidak
membuat
penyakitnya
sembuh
atau
membaiksetelah dikonsumsi beberapa kali, sebaiknya hentikan penggunaannya. Dan sebaiknya tidak mencoba untuk menambahkan dosis sendiri tanpa adanya nasihat dari dokter karena memicu terjadinya overdosis. Jadi overdosis terjadi ketika seseorang menggunakan terlalu banyak obat (kombinasi dari sejumlah obat). Overdosis mempengaruhi tubuh kita khususnya otak, hati, jantung, paru-paru dan ginjal. Jika ini terjadi maka tubuh akan kehilangan kemampuan untuk mengantisipasi obat yang bersangkutan. Penggunaan obat secara overdosis umumnya ditemukan pada obat sakit kepala.Gejala yang muncul termasuk pingsan, berhenti bernafas, atau kegagalan jantung, semuanya bisa mengakibatkan kematian. Sedangkan jika overdosis yang terjadi pada obat antibiotik maka bisa menyebabkan kuman menjadi kebal atau
resisten sehingga dibutuhkan obat antibiotik lainnya dengan dosis yang lebih tinggi. Tapi kasus overdosis bisa terjadi pada obat apapun.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Overdosis ? 2. Bagaimanakah Etiologi dari Overdosis ? 3. Bagaimana Gejala dari Overdosis ? 4. Jelaskan Patofisiologi dari Overdosis ? 5. Sebutkan Manifestasi Overdosis ? 6. Bagaimana Penatalaksanaan dari Klien yang mengalami Overdosis ? 7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien Overdosis ?
3. Tujuan
1.
Mengetahui Dan Memahami Definisi Dari Overdosis
2. Mengetahui Dan Memahami Etiologi dari Overdosis 3. Mengetahui Dan Memahami Gejala dari Overdosis 4. Mengetahui Dan Memahami Patofisiologi dari Overdosis 5. Mengetahui Dan Memahami Manifestasi Overdosis 6. Mengetahui Dan Memahami Penatalaksanaan dari Klien yang mengalami Overdosis 7. Mengetahui Dan Memahami Asuhan Keperawatan Pada Klien Overdosis
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR MEDIS 1. Definisi
Overdosis adalah (OD) adalah mengkonsumsi obat berlebihan.
Overdosis adalah keadaan dimana seseorang mengalami ketidaksadaran akibat menggunakan obat terlalu banyak, Ketika batas toleransi tubuh dalam mengatasi zat tersebut terlewati (melebihi toleransi badan) maka hal ini dapat terjadi.
Overdosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi apabila tubuh mengabsorbsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya (lethal doses). Biasanya, hal ini terjadi akibat adanya proses toleransi tubuh terhadap obat yang terjadi terus menerus, baik yang digunakan oleh para pemula maupun para pemakai yang kronis.
2. Etiologi
OD ( overdosis) atau kelebihan dosis terjadi karena beb erapa hal: 1) Mengkonsumsi lebih dari satu jenis narkoba misalnya mengkonsumsi putaw hampir bersamaan dengan alcohol atau obat tidur seperti valium, megadom/ BK, dll.
2) Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya, misalnya jika seseorang memakai narkoba walaupun hanya seminggu, tetapi apabilah dia memakai lagi dengan takaran yang sama seperti biasanya kemungkinan besar terjadi OD. 3) Kualitas barang dikonsumsi berbeda.
3. Gejala Overdosis
1) Tidak merespon pada sentuhan atau suara 2) Wajah pucat atau membiru 3) Tubuh dingin dan kulit lembab 4) Tidak bernafas selama 3-5 menit 5) Bernafas tetapi sangat lambat, kira-kira 2-4 kali dalam 1 menit 6) Keluar busa pada mulut 7) Sakit atau seperti ada tekanan yang sangat kuat di dada 8) Menggigil 9) Keringat dingin mengalir deras (keringat jagung) 10) Pingsan 11) Kejang-kejang
4. Patofisiologi
IFO(Organo
Phosphatase
insectisida)
bekerja
dengan
cara
menghambat
(inaktivasi) enzim asetikolinesterase tubuh (KhE).Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid(AKH) dengan jalan mengikat Akh – KhE yang bersifat inaktif.Bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO- KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala gejala rangsangan Akh yang
berlebihan,yang akan
menimbulkan efek muscarinik, nikotinik dan SSP (menimbulkan stimulasi kemudian depresi
SSP
)
Pada
keracunan
IFO,Ikatan
IFO – KhE
(ireversibel),sedangkan
keracunan
carbamate
ikatan
ini
bersifat menetap bersifat
sementara
(reversible). Secara farmakologis efek Akh dapat dibagi 3 golongan : 1) Muskarini,terutama
pada
saluran
pencernaan,kelenjar
ludah
dan
keringat,pupil,bronkus dan jantung. 2) Nikotinik,terutama pada otot-otot skeletal,bola mata,lidah,kelopak mata dan otot pernafasan. 3) SSP,
menimbulkan
nyeri
kejang(Konvulsi) sampai koma.
kepala,perubahan
emosi,kejang-
5. Manifestasi klinis
Umumnya manifestasi klinis yang timbul pada klien yang mengalami overdosis : 1) Kelainan visus 2) Hiperaktifitas kelenjar ludah 3) Keringat 4) Gangguan saluran pencernaan 5) Kesukaran bernafas.
Gejala ringan meliputi : 1. Anoreksia 2. Nyeri kepala 3. Rasa lemah 4. Rasa takut 5. Tremor pada lidah, kelopak mata 6. Pupil miosis.
Keracunan sedang : 1) Nausea 2) Muntah-muntah 3) Kejang atau kram perut 4) Hipersaliva 5) Hiperhidrosis
6) Fasikulasi otot dan bradikardi.
Keracunan berat : 1) Diare 2) Pupil pi- poin 3) Reaksi cahaya negatif 4) Sesak nafas 5) Sianosis 6) Edema paru 7) Inkontenesia urine dan feces 8) Kovulsi 9) Koma 10) Blokade jantung akhirnya meningal.
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorik. Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, pentinguntuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun sekian % dari harga normal ). Kercunan akut : Ringan : 40 - 70 % Sedang : 20 - 40 % Berat : < 20 % Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 % setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75 % N
2) Patologi Anatomi ( PA ). Pada keracunan akut,hasil pemeriksaan patologi biasanya
tidak
khas.
Sering
hanya
ditemukan
edema
paru,dilatsi
kapiler,hiperemi paru,otak dan organ-oragan lainnya.
7. Penatalaksanaan
1) Tindakan emergensi :
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi.
Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontanatau pernapasan tidak adekuat.
Circulation: Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi jaringan.
2) Identifikasi penyebab keracunan : Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usahamencari penyebab keracunan ini tidak sampai menunda usaha-usaha penyelamatan penderita yang harus segera dilakukan. 3) Eliminasi racun : Racun yang ditelan, dilakukan dengan cara : 1. Rangsang muntah akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam pertama sesudah menelanbahan beracun, bila sudah lebih dari 1 jam tidak perlu dilakukan rangsangmuntah kecuali bila bahan beracun tersebut mempunyai efek yang menghambatmotilitas (memperpanjang pengosongan) lambung. Rangsang muntah dapat dilakukan secara
mekanis dengan merangsang palatum mole atau dinding belakang faring,atau dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan :
Sirup Ipecac, diberikan sesuai dosis yang telah ditetapkan.
Apomorphine, Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir 100%,dapat menyebabkanmuntah dalam 2 - 5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07 mg/kg BB secara subkutan.
Kontraindikasi rangsang muntah : 1) Keracunan
hidrokarbon,
kecuali
bila
hidrokarbon
tersebut
mengandungbahan-bahan yang berbahaya seperti camphor, produk produk yang mengandunghalogenat atau aromatik, logam berat dan pestisida. Keracunan bahan 2) korossif Keracunan bahan - bahan perangsang CNS ( CNS stimulant, seperti strichnin) 3) Penderita kejang 4) Penderita dengan gangguan kesadaran 2.
Kumbah Lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat pengosonganl ambung. Kumbah lambung seperti pada rangsang muntah tidak boleh dilakukan pada : 1) Keracunan bahan korosif 2) Keracunan hidrokarbon
3) Kejang
pada
penderita
dengan
gangguan
kesadaran
atau
penderita- penderita dengan resiko aspirasi jalan nafas harus dilindungi dengan cara pemasangan pipa endotracheal. Penderita diletakkan dalam posisi trendelenburg dan miring kekiri, kemudian di masukkan pipa orogastrik dengan ukuran yang sesuai dengan pasien, pencucian lambung dilakukan dengan cairan garam fisiologis ( normal saline/ PZ ) atau ½ normal saline 100 ml atau kurang berulang-ulang sampai bersih. 3.
Pemberian Norit ( activated charcoal )Jangan diberikan bersama obat muntah, pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit sesudah emesis. Indikasi pemberian norit untuk keracunan : 1) Obat2
analgesik/
antiinflammasi
:
acetamenophen,
salisilat,antiinflamasi non steroid,morphine, propoxyphene. 2) Anticonvulsants/
sedative
:
barbiturat,
carbamazepine,chlordiazepoxide, diazepam phenytoin, sodium valproate. 3) Lain-lain
:
amphetamine,
chlorpheniramine,
cocaine,
digitalis,quinine, theophylline, cyclic anti – depressants Norit tidakefektif pada keracunan Fe, lithium, cyanida, asam basa kuat dan alkohol.
4) Catharsis Efektivitasnya masih dipertanyakan. Jangan diberikan bila ada gagal ginjal, diare yang berat (severe diarrhea), ileus paralitik atau trauma abdomen. 5)
Diuretika paksa ( Forced diuretic )Diberikan pada keracunan salisilat dan phenobarbital ( alkalinisasi urine ).Tujuan adalah untuk mendapatkan produksi urine 5,0 ml/kg/jam,hati-hati jangan sampai terjadi overload cairan. Harus dilakukan monitor dari elektrolit serum pada pemberian diuresis paksa. Kontraindikasi : udema otak dan gagal ginjal
4.
Pemberan antidotum kalau mungkin Pengobatan Supportif Pemberian cairan dan elektrolit Perhatikan nutrisi penderita Pengobatan simtomatik (kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit dsb.)
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN 1) Pengkajian Primer
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi.
Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontanatau pernapasan tidak adekuat.
Circulation: Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi jaringan.
2) Pengkajian sekunder
Pengkajian
sekunder
meliputi
anamnesis
dan
pemeriksaan
fisik.
Anamnesis dapat menggunakan format AMPLE (alergi, medikasi, past illness, last meal, dan environment). Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga kaki dan dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti foto thoraks,dll. a. PemeriksaanFisik
Pengkajian difokusakan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dansirkulasi yang mengancam jiwa. Adanya gangguan asam basa, keadaan status jantung, status kesadran. Riwayat kesadaran : Riwayat keracunan,bahan racun yang digunakan,berapa lama diketahui setelah keracunan ada masalah lain sebagi pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya
1. Diagnosa Keperawatan
1) Tidak efektifnya pola nafas 2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh. 3) Gangguan kesadaran 4) Tidak efektifnya koping individu.
2. Intervensi
1. Tidak efektifnya pola nafas -
Bukajalannapas, gunakanteknik chin lift atau jaw thurstbilaperlu
-
Posisikanpasienuntukmemaksimalkanventilasi
-
Identifikasipasienperlunyapemasanganalatjalannapasbantuan
-
Lakukanfisioterapidadabilaperlu
-
Keluarkan secret denganbatukatau suction
-
Auskultasisuaranapas, catatadanyasuaratambahan
-
Atur intake untukcaianmengoptimalkankeseimbangan
-
Aturperalatanoksigenasi
-
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh. -
1) Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yan meliputi resusitasi, : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi. 2) Melalui pencernaaan dengan cara kumbah lambung, emesis. 3) Berikan anti dotum sesuai advis dokter minimal 2 x 24 jam yaitu pemberian SA. 4) Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak samapi demamatau
mengigil,monitor
perubahan-perubahan
fisik
seperti
perubahan nadi yang cepat,distress pernafasan, sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh darah dan kemungkinan fatal atau kematian.Monitir vital sign setiap 15 menit untuk bebrapa jam dan laporkan perubahan segera kepada dokter.Catat tanda-tanda seperti muntah,mual,dan nyeri abdomen serta monotor semua muntah akan adanya darah. Observasi fese dan urine serta pertahankan cairan intravenous sesuai pesanan dokter. 5) Jika pernafasan depresi,berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa diperlukan. 6) Jika keracunan sebagai usaha untuk membunuh diri maka lakukan safety precautions.
Konsultasi
psikiatri
atau
perawat
psikiatri
klinis.
Pertimbangkan juga masalah kelainan kepribadian,reaksi depresi,psikosis neurosis, mental retardasi dan lain-lain
BAB III KONSEP DASAR GADAR “OVERDOSIS OBAT” 1. PENGKAJIAN 1) pengkajian primer Airway -
Look
: : tidak adanya pengembangan dada Terdapat sumbatan jalan napas
-
Listen
: tidak terdengar suara napas.
-
Feel
: tidak merasakan adanya napas
Breathing -
look
: : ada nadi karotis, Frekuensi pernapasan tidak ada dan
tidak terlihat adanya pergerakan dinding dada, klien tidak sadarkan diri. -
listen
:
-
feel
: tidak ada pernapasan melalui hidung/mulut
Circulating
: Akral dingin CRT >4 detik, nadi 120
Disability
: Coma
1) Pengkajian sekunder a. Riwayat kesehatan masa lalu -
Klien memiliki riwayat pemakaian obat jenis NAPZA
b. Pemeriksaan Fisik a) Keadaan umum : tampak lemah b) Kesadaran -
Kualitatif
: Coma
-
Kuantitatif
: M:1
Kesimpulan
: klien tidak sadar
c) Vital sign
V: 1
:
-
TD
: 80/60 mmHg
-
Nadi
: 120 x/mnt
E: 1
GCS : 3
-
RR
:-
-
Suhu
: 36oC
d) Sistem Pernapasan -
Bentuk simetris kiri dan kanan
-
Tidak ada pengembangan dada
-
Massa tidak ada
-
Suara napas krekels
e) Sistem Kardiovaskuler -
Distensi vena jugulari
-
Nadi teraba cepat dan lemah
-
Arteri karotis
-
Capilery refill time (CRT) : > 4 dtk
-
Terdengar BJ I, II, dan III
: cepat
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
OD (Over Dosis) adalah mengkonsumsi obat berlebihan. OD sering disangkutan dengan terjadinya bila heroin digunakan bersama alkohol, obat tidur misalnya golongan barbiturat (luminal) atau penenang (valium, xanax, mogadon/BK dan lainlain). Jangan mengonsumsi heroin bersama alkohol atau obat tersebut dengan gejala klinis penurunan kesadaran, frekuensi pernapasan kurang dari 12 kali/menit, pupil miosis, adanya riwayat pemakaian obat-obat terlarang. kombinasi dosis tinggi benzodiazepine untuk terjadinya OD adalah dengan alkohol , barbiturat , opioid sangat berbahaya, dan dapat mengakibatkan komplikasi berat seperti koma atau kematian. Overdosis obat ini dapat menyebabkan kerusakan hati dengan gejala yang termasuk kehilangan nafsu makan, mual, kelelahan, dan muntah, pucat, dan berkeringat. Tahap berikutnya menunjukkan gejala kegagalan hati dan termasuk sakit perut dan nyeri tekan, pembengkakan hati, dan tes darah abnormal untuk enzim hati. Pada tahap terakhir dari keracunan, kemajuan gagal hati dan pasien menjadi kuning, dengan menguningnya kulit dan putih mata. Mereka juga mungkin mengalami gagal ginjal, gangguan perdarahan, dan ensefalopati (pembengkakan otak).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/238210589/Askep-Overdosis-Jadi http://id.wikipedia.org/wiki/Overdosis http://health.detik.com/read/2012/10/04/130910/2054473/1407/pertolongan-pertama pada-overdosis-penyalahgunaan-obat http://health.detik.com/read/2012/10/04/130910/2054473/1407/pertolongan-pertama pada-overdosis-penyalahgunaan-obat