MANAJEMEN STRATEGIK DAN MANAGEMEN PEMASARAN PT. POLYTRON INDONESIA
Nama NIM Email Program Studi
: Farah Dista Utami : 0182101826 :
[email protected] : S-1 manajemen ABSTRAK
Manajemen strategik dapat diartikan sebagai usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan aplikasi manajemen strategik mempengaruhi citra PT.Polytron dimata public dan dimata dunia. Untuk memperoleh jumlah data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan dengan metode kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis oleh peneliti dan kemudian disebarkan kepada responden. Data yang dikumpulkan dari penyebaran kuesioner dalam bentuk kualitatif dikomposisikan terlebih dahulu agar menjadi kuantitatif. Adapun Strategi perusahaan mencerminkan penilaian manajemen terhadap situasi dan pilihannya tentang bagaimana mengejar tujuan perusahaan. Strategi bisa diuraikan dalam beberapa cara. Dari hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa (S O Strategi) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan, (W O Strategi) perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan, (S T Strategi) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan, (W T Strategi) Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman. Kata kunci: Managemen strategic, Performance indicator, PT.Polytron Indonesia
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Polytron adalah perusahaan terbesar dan terkemuka dibidang elektronik di Indonesia. Kekuatan dari Polytron ada pada kualitas suara dan desainnya. Polytron memiliki 2 pabrik masing-masing di Kudus seluas 70.000 m2 dan di Sayung Semarang 130.000 m2 (merupakan pabrik lemari es terbesar di Jawa Tengah) dengan karyawan lebih dari 6.000 orang, 11 kantor perwakilan, 5 authorized dealer, 50 service centre yang meliputi seluruh Indonesia. Sejarah Polytron dimulai pada tanggal 16 Mei 1975, saat pemilik pabrik rokok PT. Djarum Kudus mendirikan perusahaan dengan nama PT Indonesia Electronic dan Engineering dengan penyertaan modal sebesar Rp. 50 juta untuk memproduksi barang elektronika. Sekarang, Polytron juga mulai mengekspor produknya walau harus merubah bendera supaya diterima pasar lokal Eropa.Polytron dan Perjuangan Industri Nasional melihat atau mendengar merek Polytron, boleh jadi yang terbayangkan adalah produk elektronik dari luar negeri. Padahal, sesungguhnya Polytron lahir di Tanah Air, di Kudus, Jawa Tengah (Jateng), yang kemudian menembus pasar Eropa, ASEAN, Timur Tengah, dan Australia. Bahkan, Polytron bisa dikatakan kini tinggal satu-satunya produk nasional-tanpa prinsipal-yang masih bertahan, setelah melalui perjuangan panjang dan gelombang pasang surutnya industri elektronik nasional. Kompas/andi suruji Menurut yang punya merek, Polytron merupakan gabungan dua kata, yaitu poly yang berarti banyak, dan tron diambil dari kata elektronik. Jadi, Polytron diartikan sebagai kumpulan (banyak) elektronik. Barang elektronik, seperti produk audio, video, kulkas, mesin pengatur suhu udara (AC), dan pompa air merek Polytron sebenarnya lahir dari tangan putra-putri Indonesia di Kudus, Jateng, yang diakui pemiliknya kini menguasai 15 persen pangsa pasar produk elektronik nasional untuk produk sejenis. Menghadapi lingkungan teknologi informasi yang cepat berubah dan persaingan yang sangat ketat, layaknya entitas hidup, sebuah organisasi harus senantiasa waspada terhadap perubahan yang terjadi, dan cepat melakukan respon terhadap keadaan tersebut. Untuk dapat tetap bersaing, maka dalam proses
perencaan organisasi tidak beroperasi di dalam suatu kevakuman, tetapi memberi pengaruh terhadap lingkungannya dan juga sebaliknya lingkungan memberi pengaruh kepada organisasi lainnya, bahkan dengan masyarakat secara umum. Karena itu, setiap Perusahaan selalu dihadapkan pada dua jenis lingkungan; yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Makin besar suatu organisasi,
makin kompleks pula bentuk, jenis dan sifat interaksi yang terjadi dalam menghadapi kedua jenis lingkungan tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis merasa tertarik untuk membuat suatu penelitian dalam bentuk karya tulis ilmiah/artikel ini dengan objek pembahasan manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai manajemen strategik yang bergerak dalam membantuekonomi perusahaan (Porter,
1985), yaitu: penyuplai, pembeli, pengganti, pelanggan potensial, dan persaingan di kalangan pesaing yang ada merupakan kegiatan ekonomi. Kegiatan ini meliputi kegiatan untuk mengetahui seberapa besar Polytron meyakini bahwa melalui inovasi teknologi saat ini, Polytron akan menemukan solusi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hari esok. Teknologi membuka kesempatan bagi bisnis untuk tumbuh, bagi warga negara di pasar yang sedang berkembang untuk hidup sejahtera dengan memasuki tahap ekonomi digital, dan agar masyarakat dapat menemukan peluang baru. Tujuan Polytron adalah mengembangkan teknologi yang inovatif dan proses efisien yang menciptakan pasar baru, memperkaya hidup semua orang, dan terus menjadikan Polytron sebagai pemimpin digital yang terpercaya. B. Rumuysan Masalah Penelitian
Pokok permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Aplikasi manajemen strategik terhadap aktivitas PT. Polytron terhadap perkembangan global. C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan aplikasi manajemen strategik mempengaruhi citra PT.Polytron dimata public dan dimata dunia seperti;
1. Market leader number one in sales, volume, and market share. Yakni menjadi pemimpin pasar dalam bisnis elektronik dengan volume penjualan nomor satu. 2. Best distribution network, yakni memiliki jaringan distribusi yang luas 3. Mengembangkan teknologi yang inovatif dan proses efisien yang menciptakan pasar baru 4. Terus menjadikan Polytron sebagai pemimpin digital yang terpecaya
II. MARKETING MIX PERUSAHAAN A. Produk
Polytron lebih memilih untuk memciptakan produk-produk high-end yang tentu saja menawarkan stylish best-practice products. Produk-produk tersebut antara lain : DRAM, SRAM, Flash memory, CDMA mobile phones, TFT-LCDs, Computer monitors, Big-screen TVs, VCRs, DVD players, MP3 players, Microwave ovens, dan lain-lain B. Price
Polytron lebih menekankan pada kualitas produk, sehingga penentuan harga ditetapkan berdasarkan pada tingkat kualitas masing-masing produk tersebut. C. Place
Berhubungan dengan pendistribusian produk kepada konsumen, Polytron tidak lagi menggunakan outlet-outlet distribusi yang murah seperti Wal-Mart dan Target, melainkan mempercayakannya pada level yang lebih tinggi Polytron upmarket seperti Best Buy dan Circuit City. D. Promotion
Dalam rangka rebranding, Polytron telah mengurangi 55 agency periklanan
dan
hanya
memusatkannya
pada
satu
perusahaan.
Polytron
menandatangani kontrak $ 400 juta dengan Madison Avenue firm, Foote, Cone & Belding Worldwide. Perusahaan tersebut bertugas untuk menciptakan sebuah global brand image untuk Polytron yaitu sebagai pembuat st ylish best-practice products.
E. METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun Karya ilmiah ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan memakai studi kasus dan penelitian perpustakaan, sehingga dapat diketahui secara lebih jelas mengenai masalah atau subyek yang ingin dibahas yaitu (PT Polytron). Metode deskriptif itu sendiri merupakan metode penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari obyek yang akan diteliti. Penulis menggunakan metode ini dengan melihat variabel-variabel yang berkaitan dengan segmen yang ada, target pasar, dan posisi pasar TV Polytron dibenak konsumen. B. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah penentuan suatu construct (hal-hal yang sulit diukur) sehingga menjadi variable-variabel yang dapat diukur (Umar, 2003,p233). Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama, atau mencoba untuk mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. Variabel dalam penelitian ini adalah segmentasi, target, dan positioning yaitu membagi pasar ke dalam segmen-segmen dan menentukan segmen sasaran yang akan dimasuki oleh perusahaan dan mengetahui posisi produk dimata konsumen dalam hal brand imagenya. C. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan memakai studi kasus dan penelitian perpustakaan, sehingga dapat diketahui secara lebih jelas
mengenai masalah atau subyek yang ingin dibahas yaitu PT Sarana Kencana Mulya (TV Polytron). Metode deskriptif itu sendiri merupakan metode penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari obyek yang akan diteliti. Menurut Umar(2003,p40), metode deskrptif ini bersifat paparan yang ditujukan untuk mendeskripsikan hal-hal yangditanyakan dalam riset seperti siapa, yang mana, kapan, dimana, dan mengapa. Jenis penelitian yang digunakan ini adalah studi kasus. Menurut Umar (2003,p43), studi kasus menghendaki suatu kajian yang dalam dan menyeluruh atas obyek tertentu yang biasanya relative kecil selama kurun waktu, termasuk lingkungannya. Penulis menggunakan metode ini dengan melihat variabelvariabel yang berkaitan dengan segmen yang ada, target pasar, dan posisipasar TV Polytron dibenak konsumen dalam segi brand Imagenya dari PT Sarana Kencana Mulya. Sumber data yang digunakan : a. Data sekunder (secondary data) Adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Jadi merupakan data yang sudah dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain. b. Data primer (primary data) Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hail penelitian kuesioner yang biasanya dilakukan oleh peneliti. D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diguna kan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data dan bahan yang bersifat
teoritis yang relevan dengan pembahasan yang dipelajari melalui buku-buku dan kumpulan bahan kuliah yang berhubungan dengan penelitian.
F.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT pada POLYTRON Identifikasi Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity
(Peluang), dan Threat (Ancaman): Strength :
1.
Polytron memiliki brand image yang melekat dikalangan masyarakat
2.
Polytron telah memprakarasai Era Digital
3.
Teknologi yang diciptakan mengikuti perkembangan jaman
4.
Polytron
senantiasa
melakukan
inovasi-inovasi
pada
perkembangan
produknya 5.
Polytron menawarkan produk-produk yang berkualitas
6.
Desain produk-produk Polytron sangat baik dan di unggulkan
7.
Adanya diversifikasi produk
8.
Harga produk-produk Polytron bervariasi dan rata-rata terjangkau
9.
Polytron merupakan supplier high end mobile headset
10. Polytron merupakan pemegang pangsa pasar gobal terbesar untuk tiga belas item diantara produk Polytron, termasuk semikonduktor, TFT-LCD, monitor dan ponsel CDMA 11. Polytron telah membuat kemajuan bersejarah di bidang R&D lini semikonduktor, termasuk flash memori dan non memori, semikonduktor pesanan, DRAM dan SRAM, dan juga memproduksi LCD terbaik di kelasnya, telpon seluler, peralatan digital dll 12. Polytron mengadakan partnership dengan Amerika dan perusahaan ternama. Weakness :
1. Polytron harus terus menerus memaintain semua biaya untuk tetap sukses 2. Investasi tinggi pada kativitas R&D (menginvestasikan paling sedikit 9% dari pendapatan penjualan pada aktivitas R&D) 3. Budaya korporasi yang tidak fleksibel 4. Pengalaman dalam mengelolah perusahaan global masih terbatas 5. Adanya tekanan yang ketat pada karyawan untuk mancapai sasaran
6. Polytron tidak memiliki strategi marketing, masalah penyebaran produk akan meningkat 7. Polytron belum memiliki banyak pengalaman pada televisi berteknologi tinggi pada segmen tsb 8. Polytron belum memiliki jaringan penjualan dan pelayanan yang sebanding dengan pesaingnya Opportunity:
1. Produk-produk yang ditawrarkan Polytron merupakan produk keperluan rumah tangga yang dicari 2. Era digital yang terus berkembang di jaman yang semakin modern 3. Adanya peningkatan permintaan masyarakat akan barang-barang elektronik yang sudah merupaka suatu kebutuhan 4. Tingkat gengsi pada masyarakat yang selalu ingin memiliki produk elektronik terbaru dan tercanggih 5. Pengaruh globalisasi yang mendorong pemasaran barang elektronik yang tiada batas 6. Permintaan masyarakat pada produk-produk yang gaya, best practice, simple dan respon yang cepat pada perubahan pasar 7. Polytron memiliki program yang memperkuat pikiran dan mendorong kreativitas generasi muda Threat: 1.
Adanya ketergantungan produk-produk lokal pada negara tertentu sehingga pasar sulit ditembus
2.
Kekuatan merk lain yang lebih dahulu menguasai pasar
3.
Munculnya produk-produk baru dari perusahaan lain yang lebih inovatif
4.
Adanya produk-produk dari perusahaan lain yang menawarkan harga yang lebih mudah dengan kualitas yang tidak kalah bagus
5.
Ketidakstabilan perekonomian tiap-tiap negara
6.
Era globalisasi yang mendorong perusahaan Eropa masuk dan melakukan penetrasi pasar Asia
7.
Konsumen memiliki banyak pilihan terhadap merk lain
8.
Lingkungan bisnis yang sangat tidak pasti dan pasar yang semakin kompetitif
9.
Terjadinya krisis financial yang menyebabkan turunya daya belia masyarakat
10. Kompetisi intens pada produk televisi berwarna 11. Budaya indonesia yang lebih menekankan hirerki yang dapat menghambat ide-ide kreatif atau pendapat yang berbeda Berdasarkan analisa internal dan eksternal, diperoleh butir-butir kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman. Maka dapat ditentukan pembobotan dari masing masing butir tersebut. bobot setiap factor dari Strength, Weakness, Opportunity, Threats diberi nilai = 1,00. sedangkan untuk masing-masing rating factor akan diberi criteria sebagai berikut : Untuk rating faktor Strength diberi kriteria : Rating 1 Sedikit kuat Rating 2 Agak kuat Rating 3 Kuat Rating 4 Sangat Kuat Untuk rating faktor Weakness diberi kriteria : Rating 1 Sedikit lemah Rating 2 Agak lemah Rating 3 lemah Rating 4 Sangat lemah Untuk rating faktor Threat diberi kriteria : Rating 1 Rating 2 Rating 3 Rating 4
Sedikit mengancam Agak mengancam mengancam Sangat mengancam
Untuk rating faktor Opportunity diberi kriteria : Rating 1 Sedikit peluang Rating 2 Agak peluang Rating 3 Peluang Rating 4 Sangat peluang Matriks SWOT Kearns
EKSTERNAL INTERNAL STRENGTH WEAKNESS
OPPORTUNITY ComparativeAdvantage Divestment/Investment
TREATHS Mobilization Damage Control
Agar Polytron dapat menganalisis situasi saat ini, maka digunakanlah analisis SWOT dengan melakukan penilaian terhadap faktor internal dan eksternal menggunakan pendekatan kuantitatif. Penilaian terhadap indikator digunakan nilai
berskala empat, yaitu satu = di bawah rata-rata; dua = rata-rata; tiga = di atas ratarata; dan empat = sangat baik. G. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
1. (S O Strategi) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan a. Memperkenalkan merek untuk pertumbuhan usaha dan perluasan pasar b. Selalu melakukan inovasi pada produk-produknya c. Investasi pada R&D dan terus mengadakan partnership dengan perusahaan perusahaan ternama untu menghadapi pemasaran tiada batas d. Memanfaatkan produksi massal, sehingga biaya dapat ditekan dan dapat menawarkan harga yang murah 2. (W O Strategi) perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan. a. Pangsa pasar baru untuk meningkatkan profitabilitas b. Memenuhi kebutuhan konsumen dan menjual produk berkualitas dunia c. Menaikkan margin inovasi produk untuk mengendalikan keuntungan d. Membeli/bekerja sama dengan perusahaan lain untuk memperoleh teknologi lanjut untuk lebih mempercepat kemajuan teknologi, namun sebelumnya harus mempelajari teknik-teknik merger dan akuisisi di luar negeri/Akuisi teknologi baru untuk inovasi 3. (S T Strategi) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang a.
Membuat brand-image Polytron lebih mendunia, sehingga konsumen lebih tertarik pada Polytron
b.
Terus menerus melakukan inovasi produk agar tidak kalah dengan kompetitor lainnya
c.
Perhatian lebih pada teknologi, kualitas, deferensiasi produk, dan kepeminpinan harga dengan tetap mengedepankan kualitas.
d.
Secara aktif berinvestasi pada pemasaran dan distribusi dan memperluas pasar dengan memanfaatkan kekuatan- kekuatan yang dimilikinya
4. (W T Strategi) Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman. a. Diferensiasi untuk menghindari komoditas pasar yang serupa b. Diversifikasi ke pangsa pasar baru c. Investasi pada merek dan program loyalitas kepada pelanggan d. Selalu berinovasi dan tetap mengupayakan desain-desain yang menarik Berdasarkan diagram bobot dan rating pada setiap unsur matrik SWOT sebagaiman di jabarkan diatas, bahwa posisi perusahaan saat ini berada pada kuadran II yaitu kuadran kombinasi dimana strategi umum yang dapat dilakuakan perusahaan adalah membuat keunggulan sebagai acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan. B. Saran
Supaya mencapai pengembangan aktivitas perusahaan, maka pihak pengelola Perusahaan bersama dengan karyawan hendaknya lebih memfokuskan kepada
kelemahan
dan
ancaman
yang
dihadapi
perusahaan.
Dalam
mengembangkan perusahaan, hendaknya pimpinan juga lebih memperhatikan para tenaga kerja, baik yang berkenaan dengan kesejahteraan, motivasi, maupun kepuasan tenaga kerja. Karena dengan lebih memperhatikan tenaga kerja, berarti perusahaan telah dapat mengelola kelemahan dan ancaman yang datang dari dalam perusahaan.Dan dalam menyusun strategi disusun berdasarkan kondisi yang ada di dalam perusahaan tersebut. Dimana perusahaan tersebut dalam situasi perubahan dan perkembangan yang sangat cepat dan pesat, seperti saat ini sehingga mustahil dilakukan estimasi yang tepat dan akurat. Resikonya agar strategi ini tetap relevan dengan perkembangan yang ada maka harus dilakukan evaluasi dan penyesuaian setiap perkembangan teknologi. Rencana strategis inilah yang akan menentukan apakah apa yang diharapkan Polytron benar-benar terwujud sesuai dengan visi dan misi perusahaan tersebut. Oleh karena itu, Polytron harus mampu bersaing dan mengerahkan semua potensi yang dimiliki perusahaan ini untuk menjalankan rencana strategi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fred.R, David,(2004) Manajemen Strategis: Konsep . Edisi Ketujuh;jakarta Jim.Schell,(1997) Manajemen Bisnis yang Menjanjikan Keuntungan ; Bagaimana Beradaptasi dari Pengusaha Menjadi Manajer; Jakarta,ABDI TANDUR Malayu.SP,Hasibuan,(2002) Manajemen Revisi.Jakarta;Bumi Aksara
Sumber
Daya
Manusia ,Edisi
Philip Kotler, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Chin Tiong Tan,(2002) Manajemen Pemasaran ; Perspektif Asia. Buku 2;Jakarta, Penerbit ANDI Rhenald,Kasali,(2005)Manajemen Perubahan dan Harapan,Change;Jakarta,Gramedia Pustaka Utama
Manajemen
Sofjan.Assauri(1993) Manajemen Produksi dan Operasi ; Edisi Empat;Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia William.F, Glueck dan Lawrence. R, Jauch,(1990) Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Edisi Kedua;jakarta,Erlangga. Warren.J, Keegan,(1996) Manajemen Pemasaran Global . Jilid 1. Edisi Revisi;Jakarta,Prenhallindo.