PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WLINGI Jl. Panglima Sudirman No. 106 Wlingi Kode Pos 66184 Telp. 0342-691144 Email :
[email protected]
KERANGKA ACUAN KEGIATAN KLB DIFTERI I.
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Difeteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium diptheriae dengan gejala klinis demam ± 38oC, pseudomembrane putih keabu-abuan yang tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring atau tonsil, sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak nafas disertai stridor. Masa inkubasi antara 2-5 hari. Mas apenularan penderita 2-4 minggu sejak masa inkubasi, sedangkan masa penularan carrier bisa sampai 6 bulan. Sumber penularan adalah manusia, baik sebagai penderita maupun carrier. Seseorang dapat menyebarkan bakteri difteri melalui droplet infection dan difteri kulit yang mencemari tanah sekitarnya. Penyalit difteri merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada tahun 2012, jumlah kasus difteri berdasarkan data WHO tercatat sebanyak 4.429 kasus yang tesebar dan secara umum terkonsentrasi di benua Asia, diantaranya India 2.525, Indonesia 1.192, Iran 150, Nepal 138, dan Laos 130. Tahun 2012, Indonesia merupakan negara tertinggi kedua dengan kasus difteri. Berdasarkan data surveilans integrasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, secara nasional dalam kurun waktu 2008-2012 jumlah kasus difteri mengalami peningkatan signifikan yaitu 2008 sebanyak 218 kasus, 2009 sebanyak 189 kasus, 2010 sebanyak 432 kasus, 2011 sebanyak 807 kasus dan pada tahun 2012 sebanyak 1.192 kasus. Care fatality rate dengan kisaran 3-10%. Tahun 2012 kasus difeteri dilaporkan di 19 propinsi. Jumlah kasus terbanyak di Provinsi Jawa Timur dibandingkan dengan Provinsi lainnya dengan jumlah kasus sebanyak 954 kasus (79,5 %), Provinsi Kalimantan Selatan 61 kasus (5,6%) , dan Provinsi Sulawesi Selatan 49 kasus (4,5 %) . perhatian khusus diberikan terhadap Provindi Jawa Timur dimana sejak tahun 2000 mulai melaporkan kasus difeteri dengan jumlah kasus dan luas daerah yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun 2012, kasus meningkat lebih dari 28 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun 2010, cakupan imunisasi DPT-HB3 secara nasional cukup baik, yaitu 93,6 %, namun data di tingkat provinsi dan kabupaten/ Kota sangat bervariasi, bahkan 91 dari 495 kabupaten/kota tidak mencapai terget, dengan cakupan DPT-HB3 < 80%.
II.
TUJUAN 1. TUJUAN UMUM Terlaksananya Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Difteri 2. TUJUAN KHUSUS a. Tersusunnya langkah-langkah pelaksanaan imunisasi untuk penanggulangan KLB difteri b. Terlaksananya langkah-langkah surveilans untuk penanggulangan KLB difteri c. Terlaksananya advokasi, informasi dan mobilisasi masyarakat d. Tersedianya sistem monitoring dan evaluasi.
III.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
IV.
METODE/ CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
V. VI.
TEMPAT DAN RUANG LINGKUP SASARAN
VII.
JADWAL KEGIATAN
VIII.
URAIAN PROSEDUR/ CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1.
IX. X.
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN .
.
Wlingi, Juni 2016 Mengetahui
Penanggungjawab
Kepala Puskesmas Wlingi
Program Imunisasi
Drg. Hanik Triana
Sri Harini
NIP. 19800330 200901 2 005
NIP. 19771802 200801 2 012