[Type the document title] BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ARTIKEL dan Status Okupasi
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
Desember 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
“Faktor Risiko Penyakit Tinea Pedis
Di Lingkungan Kerja Master Car Wash Makassar “.
OLEH:
Muh. Dien Hidayatullah C111 12 135 PEMBIMBING:
dr. Sultan Buraena, Sp.OK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
0
[Type the document title] HALAMAN PENGESAHAN
Yang tersebut dibawah ini :
-
Muh. Dien Hidayatullah C111 12 135
Adalah benar telah menyelesaikan Tugas laporan Surve, Status Okupasi dan Artikel dengan judul Faktor Risiko Penyakit Tinea Pedis Di Lingkungan Kerja “ pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar, 04 Desember 2017 Mengetahui,
dr. Sultan Buraena Sp.OK
1
[Type the document title] DAFTAR ISI
Halaman judul .................................................................................................. 0 Lembar pengesahan .......................................................................................... 1 Daftar isi ........................................................................................................... 2 ARTIKEL PENELITIAN.................................................................................3 STATUS OKUPASI.........................................................................................13 LAPORAN WALK THROUGH SURVEY ........................................................ 27
2
[Type the document title] ARTIKEL PENELITIAN
Pengaruh Faktor Risiko Penyakit Tinea Pedis di Lingkungan Kerja Master Car Wash Makassar
Muh. Dien Hidayatullah Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fa kultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017
Abstrak : Tinea pedis adalah salah satu
imunitas seseorang dan mempermudah
infeksi kulit pada sela jari kaki dan telapak
seseoarang terjangkit suatu penyakit.
kaki yang disebabkan oleh Trichophyton rubrum. Penyakit ini dapat menyerang
Metode : Penelitian ini menggunakan
segala usia, tanpa membedakan jenis
metode
kelamin. Tinea pedis dapat ditransmisikan
pendekatan cross sectional melalui proses
melalui kontak langsung, person to person,
walk through survey. Data yang digunakan
di kolam renang, penularan terjadi melalui
berupa kebiasaan responden, dan data
kontak fisik dengan permukaan, seperti
faktor-faktor pencetus tinea pedis, seperti
lantai kamar mandi umum, ruang ganti dan
faktor
sebagainya
pelingdung kaki yang tidak tepat.
yang
terkontaminasi
oleh
fragmen kulit yang terinfeksi.
penelitian
fisik
dan
deskriptif
dengan
penggunaan
alat
Data pengukuran yang gunakan
Gejala yang ditimbulkan antara lain
adalah pasien yang memiliki kecenderung
pecah
gatal
gatal pada sela-sela kedua jari kaki dengan
Berkerja di tempat basah seperti tukang
menggunakan metode check list. Sampel
cuci mobil dan motor, petani, pemungut
dalam penelitian ini adalah pasien dengan
sampah atau orang yang setiap hari harus
diagnosis Tinea pedis yang gatal pada sela-
memakai sepatu tertutup Bertambahnya
sela jari kaki yang masih berlangsung saat
kelembaban karena keringat, pecahnya
melakukan pekerjaan.
kulit
bersisik
serta
rasa
kulit karena mekanis, dan paparan terhadap
Distribusi
sampel
penelitian
jamur merupakan faktor predisposisi yang
berdasarkan
menyebabkan Tinea pedis.
dilakukan, didapatkan hasil 2 pekerja dari
Kurangnya kebersihan memegang peranan penting terhadap infeksi jamur.
jenis
pekerjaan
yang
15 pekerja, mengeluh gatal pada sela-sela jari kaki.
Keadaan gizi kurang akan menurunkan 3
[Type the document title] Hasil :Faktor yang dominan berpengaruh
Kesimpulan :Faktor
dalam tinea pedis berupa faktor fisik yaitu
biologi di lingkungan kerja, paparan air
kelembapan pada kaki akibat pajanan air
dalam
terus menerus dan tidak menggunaan alat
pelindung seperti sepatu boots yang tidak
pelindung diri seperti sepatu boots saat
tepat, dan hygene yang buruk selama
bekerja. Faktor biologi yang terkait berupa
proses pencucian yang di lakukan setiap
adanya pertumbuhan spora jamur akibat
hari selama 8 jam. Mempunyai hubungan
hygene yang buruk.
yang signifikan dengan terjadinya keluhan
waktu
lama,
fisik dan faktor
penggunaan
alat
gatal pada sela-sela jari kedua kaki.
Kata Kunci :Tinea Pedis, Pajanan Air
4
[Type the document title] imunitas seseorang dan mempermudah
Latar Belakang :
Lingkungan tempat
yang
kesehatan
kerja
potensial
pekerja.
merupakan
seseoarang terjangkit suatu penyakit.2,3,4
mempengaruhi
Faktor-faktor
Di Indonesia terdapat beberapa
yang
pekerjaan dengan pemakaian sepatu boots
dapat mempengaruhi kesehatan pekerja
diantaranya, petani, pencuci mobil dan
antara lain faktor fisik, faktor kimia, dan
motor, anggota brimob dan pemungut
faktor biologis 1,2,3,4
sampah. Angka kejadian penyakit yang
Prevalensi penyakit dermatofitosis
paling sering di temukan dalam pemakaian
di Asia mencapai 35,6%. Di Indonesia
sepatu boots anatara lain seperti dermatitis
sendiri
kontak
pada
prevalensinya 14,4%.
Dari
tahun mengalami keseluruhan
2000-2004 peningkatan
alergi,
scabies
dan
dermatofitosis.2,3,4
insidensi
berhubungan dengan pekerjaan, sehingga
Metode
sering disebut dermatofitosis akibat kerja antara lain Tinea pedis.3
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
Tinea pedis merupakan salah satu
cross
sectional
melalui
proses
walk
infeksi kulit pada sela jari kaki dan telapak
through survey. Data yang digunakan
kaki yang disebabkan oleh Trichophyton
berupa kebiasaan responden, dan data
rubrum
faktor-faktor pencetus tinea pedis, seperti Tinea
pedis
sering
menyerang
faktor
fisik
dan
tidak
memakai
alat
orang dewasa usia 20-50 tahun yang
pelindung kaki yang tidak tepat. Data
berkerja di tempat basah seperti tukang
pengukuran adanya kecenderungan gatal
cuci mobil dan motor, petani, pemungut
pada sela-sela kedua jari kaki dengan
sampah atau orang yang setiap hari harus
menggunakan check list.
memakai sepatu tertutup Bertambahnya
Sampel dalam penelitian ini adalah
kelembaban karena keringat, pecahnya
pasien dengan diagnosis Tinea pedis yang
kulit karena mekanis, dan paparan terhadap
gatal pada sela-sela jari kaki yang masih
jamur merupakan faktor predisposisi yang
berlangsung saat melakukan pekerjaan.
menyebabkan Tinea pedis. 5 Kurangnya kebersihan memegang
Distribusi berdasarkan
jenis
sampel
penelitian
pekerjaan
yang
peranan penting terhadap infeksi jamur.
dilakukan, didapatkan hasil 2 pekerja dari
Keadaan gizi kurang akan menurunkan
15 pekerja, mengeluh gatal pada sela-sela jari kaki. 5
[Type the document title] Akan tetapi penelitian pada studi cross
sectional
terdapat
beberapa
Check List: Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer
kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus
mengenai
yang didapatkan, berat- ringannya kasus
yang dilakukan.
yang sulit ditentukan karena keterbatasan
survey jalan
sepintas
Cara survey yang dilakukan adalah
sarana pemeriksaan, dan kurangnya waktu
dengan
yang
Survey. Teknik Walk Through Survey juga
didapatkan
untuk
melanjutkan
survey.
dikenali Selain itu, penelitian dengan studi
ini
menggunakan
tidak
penyakit,
menggambarkan insiden,
perjalanan
maupun
prognosis
penyakit.
sebagai
ini adalah checklist yang di buat. Checklist ini dibuat berdasarkan informasi yang
Through
Occupational
Health
Hazards. Untuk melakukan survei ini, dapat dimulai dengan mengetahui tentang manejemen berdiskusi
Bahan yang digunakan pada survei
Walk
perencanaan tentang
yang
tujuan
benar,
melakukan
survey, dan menerima keluhan-keluhan baru yang releven. Bahaya apa dan dalam situasi yang
diperlukan daripada tujuan survei ini
bagaimana
dilakukan. Pada survei ini, informasi yang
merupakan
diperlukan adalah ada tidaknya faktor
penyelenggaraan kegiatan Walk Through
hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat
Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya
pelindung
dan lamanya paparan bahaya terhadap
diri
yang
digunakan,
ketersediaan obat p3k di tempat kerja, keluhan atau penyakit yang dialami pekerja
bahaya
dapat
sebagai
timbul,
hasil
dari
pekerja. Pihak
okupasi
kesehatan
dapat
dan upaya pengetahuan mengenai K3
kemudian merekomendasikan monitoring
kepada pencuci mobil.
survey untuk memperoleh kadar kuantitas
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey antara lain:
eksposur atau kesehatan okupasi mengenai risk assessment . Walk
Alat
tulis
menulis:
Through
Survey ini
adalah
memahami
proses
Berfungsi
bertujuan
untuk
sebagai media untuk pencatatan
produksi,
denah
selama survey jalan sepintas.
lingkungannya secara umum.
Kamera digital: Berfungsi sebagai
tempat
kerja
dan
Selain itu, mendengarkan pandangan
alat untuk memotret kegiatan dan
pekerja
dan
lingkungan pencuci mobil
memahami
pengawas
pekerjaan
tentang
dan
K3,
tugas-tugas 6
[Type the document title] pekerja,
mengantisipasi
dan
mengenal
2017
status okupasi
potensi bahaya yang ada dan mungkin akan timbul di tempat kerja atau pada petugas dan menginventarisir upaya-upaya
Kamis
K3
07
yang
kebijakan
telah K3,
dilakukan upaya
mencakup
4.
pengendalian,
Pembuatan
Desember 2017
pemenuhan peraturan perundangan dan
status
okupasi - Pembuatan artikel
sebagainya. Penelitian
mengenai
indentifikasi
Hasil
dan
Pada Survei, Perhitungan sampel
keselamatan kerja pada pekerja Master
didapatkan sampel sebanyak 2 dari 15
Care Car Wash di Jalan Perintis akan
pekerja
dilaksanakan
rencana waktu yang telah ditetapkan,
risiko-risiko
dalam
selama
kesehatan
kurang
lebih
1
(total
jumlah
pekerja).
Dari
minggu (04 Desember 2017).
terkumpul data yang didapatkan dari check
Berikut jadwalnya :
list yang dibuat. Dari hasil check list
No Tanggal
diperoleh 2 pekerja laki-laki, mengeluh
Kegiatan - Melapor bagian
Senin 1.
04 Desember 2017
ke K3
RS
sisanya mengeluh penyakit yang berbeda,
- Pengarahan
yang juga berhubungan dengan pekerjaan
kegiatan
mencuci mobil.
- Pembuatan proposal
walk
through survey
Selasa 2.
kaki saat bekerja di tempat pencucian mobil dalam jangka waktu 3 bulan. Dan
Ibnu Sina
- Walk
mendapatkan keluhan gatal di sela-sela jari
through
Prevalensi
Tinea
Pedis
sebesar
13,33%. Faktor yang dominan berpengaruh dalam tinea pedis berupa faktor fisik yaitu kelembapan pada kaki akibat paparan air
survey
terus menerus dan tidak menggunakan alat
05
-Pembuatan
Desember
laporan
2017
through survey
walk
pelindung diri sepeti penggunaan sepatu boots. Faktor biologi yang terkait berupa adanya pertumbuhan spora jamur akibat
3.
Rabu
- Pembuatan status
06
okupasi
Desember
- Pembuatan artikel
hygene yang buruk. Berdasarkan
data
yang
telah
didapatkan, ditemukan berbagai faktor 7
[Type the document title] yang mempengaruhi terjadinya keluhan,
Tingginya angka kejadian tinea
dan faktor fisik serta biologi menjadi lebih
pedis pada pekerja yang aktifitasnya tidak
dominan. Seperti yang dijelaskan pada
lepas dari pajanan air dapat dijadikan
bagian pendahuluan, bahwa faktor fisik,
evaluasi untuk memperbaiki kondisi atau
kimia dan biologi erat kaitannya dengan
lingkungan kerja yang terkait. Di mulai
munculnya keluhan gatal pada sela-sela
dari edukasi dari pihak yg terkait mengenai
jari kaki.
kesadaran menjaga kebersihan diri dan
Didukung dari penelitian lain yang
lingkungan
sekitar
tempat
bekerja.
di lakukan menyatakan bahwa terdapat
Keberadaan alat pelindung kerja harus
beberapa faktor risiko terjadinya Tinea
dibarengi dengan pelatihan penggunaannya
pedis pada pencuci mobil diantaranya
dengan baik dan benar.
adalah pemakaian sepatu tertutup dengan waktu yang lama pada saat bekerja, selain itu kondisi kaki yang terus basah karena air dan keringat meningkatkan angka kejadian tinea pedis pada pekerja. Penggunaan Sepatu boots adalah alat
pelindung
diri
yang
seharusnya
digunakan para pekerja pencuci mobil untuk melindungi diri khususnya pada bagian kaki. Tidak digunakannya sepatu sepatu
boots
merupakan
salah
satu
pencetus terjadinya Tinea pedis. Penularan infeksi jamur seperti Tinea pedis secara tidak langsung dapat melalui tanah atau debu yang melekat pada ban
kendaraan
hingga
air
yang
terkontaminasi spora jamur . Spora jamur yang menempel pada media transmisi akan melekat pada keratin dan memproduksi keratinase
(keratolitik)
yang
dapat
menghidrolisis keratin dan memfasilitasi pertumbuhan jamur di stratum korneum 8
[Type the document title] Diskusi
Definisi
Gejala dan Diagnosis
Tinea pedis (kaki atlet) adalah salah satu infeksi jamur superfisial yang paling
Ada tiga bentuk tinea pedis:
Kulit
interdigital
-
macerated,
Infeksi
scaly, fissured terjadi antara jari-
mikotik pada kaki yang umum pada laki-
jari kaki, terutama di sela antara jari
laki dewasa dan jarang pada wanita dan
kaki ke-4 dan ke-5.
umum
dari
anak-anak.
kulit,
Hal
ini
merupakan
lebih
umum
di
Plantar ("kaki moccasin") – skuama
masyarakat seperti barak tentara, pesantren
berlapis-lapis dan terletak belakang
dan di antara mereka mengunjungi kolam
tumit, tumit, dan sisi kaki yang
renang, ketika menggunakan alas kaki
memerah.
yang tidak sesuai. Kejadian infeksi ini
vesikular (bulosa) - reaksi inflamasi
lebih tinggi di iklim lembab hangat yang
akut yang terdiri dari vesikula dan
dapat meningkatkan pertumbuhan jamur.
pustula. Individu mungkin asimtomatik
Patogenesis
atau mungkin mengalami rasa terbakar, gatal. Tinea pedis menginfeksi melalui kontak
langsung
dengan
arthroconidia
(diproduksi oleh filamen dermatophyti) Tinea pedis yang bisa disertai dengan infeksi dermatofit dari bagian lain dari tubuh termasuk pangkal paha, tangan atau kuku. Sekitar 15% dari populasi memiliki infeksi Podiatric jamur pada waktu tertentu dan lebih dari 70% dari individu akan mengalami infeksi jamur berdasarkan kaki, kemungkinan besar tinea pedis. Terapi promotif Terapi promotif pada penderita Tinea
Pedis
mengutamakan
prinsip
pemberian informasi atau penyuluhan baik pada penderita maupun pada orang-orang 9
[Type the document title] disekitar penderita yang diharapkan dapat
Gunakan sandal apabila berkunjung
mencegah penularan, kekambuhan serta
ke tempat pemandian umum atau
komplikasi lainnya.
tempat
Memberikan
informasi
lantai
kepada
Memberikan pengetahuan tentang
Ketika di dirumah, biarkan kaki
faktor resiko tinea pedis, sehingga
kontak dengan udara dan jangan
diharapkan
terlalu sering menggunakan kaos
dapat
melakukan
kaki atau sepatu di dalam rumah.
Melakukan penyuluhan untuk tetap
Terapi Rehabilitatif
menjaga kebersihan pada tubuh dan
Rehabilitasi medik pada pasien
lingkungan dimana penderita lebih
tinea pedis pada dasarnya tergantung pada
sering
penyebab dasar yang menyertai penyakit
terpapar
(rumah,
tempat
tersebut, misalnya diabetes mellitus, HIV AIDS. Adapun
Cuci tangan dan kaki secara rutin harinya
keringkan
dengan
seluruh
kaki
sabun, setelah
Jangan
langkah-langkah
dalam
rehabilitasi sebagai berikut :
Anamnesis ( faktor resiko, adanya penyulit misalnya ulkus diabetik)
dicuci. mengenakan
kaos
kaki
Pemeriksaan fisik : keadaan umum
dalam keadaan kaki yang basah
pasien,
karena akan menyebabkan jamur
neurologis, sensorik, motorik.
mudah tumbuh,
telah
menderita tinea pedis.
tiap
mngkin
gambaran umum tinea pedis,
Terapi Preventif,
yang
terkontaminasi kulit orang yang
kerja, dan lain-lain).1
untuk
masyarakat atau penderita tentang
pencegahan.
umum
menghindari kontak kaki dengan
Upaya ini antara lain :
ganti
mobilitas/gerak,
fungsi
Pemeriksaan psikis : jika pasien
Jangan gunakan handuk yang sama
mengalami depresi, stress maka
dengan orang lain tanpa terlebih
dilakukan model pendekatan baik
dahulu dicuci,
secara personal maupun kepada
Ganti kaos kaki
setiap hari.
keluarga
Gantilah sepatu setiap 2-3 hari
penyakitnya.
untuk
menjelaskan
dengan sepatu lain agar masing-
Evaluasi fungsi nutrisi agar adekuat
masing sepatu benar-benar kering
Latihan jalan/gerak
setelah dipakai. 10
[Type the document title]
aktivitas
poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
kehidupan sehari-hari agar dapat
penyakit dari keluhan yang dirasakan.
maksimal.
Perlu penelitian yang lebih mendalam dan
Mengembalikan
Mencegah
fungsi
kembalinya
penyakit
pemeriksaan yang lebih lengkap untuk dapat menilai secara keseluruhan penyebab
dan mengobati faktor resiko.
dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja. Akhirnya kami berasumsi bahwa
Keterbatasan dalam penelitian
Penelitian terlepas
dari
ini
tentunya
keterbatasan,
tidak adapun
bila terdapat gejala keluhan kulit pada responden
dengan
hasil
survey
dan
dari penelitian ini adalah
penyakit akibat kerja tidak menunjukkan
checklist yang dibuat hanya menentukan
nilai yang berarti , maka tidak menutup
hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak
kemungkinan
dapat
berat
pasien juga karena kontribusi dari faktor
prognosis
individu dan faktor lingkungan lain, selain
keterbatasan
menentukan
ringannya
insidens,
penyakit,
dan
keluhan
yang
dirasakan
lingkungan tempat kerja.
penyakit. Demikian
pula
untuk
Penelitian
survey
ini
juga
tidak
menilai faktor psikososial akibat kerja,
mengklasifikan berat ringannya penyakit ,
diagnosisnya hanya bersifat subjektif, tidak
berdasarkan keluhan dari pekerja, juga
dapat diketahui kapan stressor muncul.
tidak dapat menentukan penatalaksanaan
Keterbatasan lainnya adalah tidak
yang
tepat
untuk
mencegah
atau
dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh
mengurangi keluhan yang dirasakan atau
terhadap
akan dirasakan nanti di masa yang akan
seluruh
keterbatasan
sarana
responden,
karena
pemeriksaan,
dan
datang.
keterbatasaan waktu penelitian, karena untuk menganalisa faktor terjadinya kasus
Kesimpulan : Faktor Risiko di lingkungan
penyakit dengan keluhan gatal pada sela-
kerja, paparan air dalam waktu lama,
sela jari kaki perlu diketahui riwayat
penggunaan alat pelindung seperti sepatu
penyakit terdahulu dan riwayat pekerjaan
boots yang tidak tepat, dan hygene yang
di tempat lain yang mungkin berhubungan
buruk selama proses pencucian yang di
dengan keluhan yang dirasakan sekarang.
lakukan
setiap
hari
selama
8
jam.
Selain itu checklist yang hanya
Mempunyai hubungan yang signifikan
terfokus pada faktor penyebab penyakit
dengan terjadinya keluhan gatal pada sela-
akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-
sela jari kedua kaki. 11
[Type the document title] Daftar Pustaka :
1.
Deepika T. Laksmipathy. Review of Dermatomycosis:
Pathogenesis
and
treatment. 3 april 2010 2.
Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI Jakarta. 2002.
3.
Claire J. Carlo. DKK. Tinea Pedis (Athlete Foot).
4.
Fathin,
M
Pemakaian
H.
Hubungan
Sepatu
boots
Lama dengan
Angka Kejadian Tinea Pedis. Fakultas KedokteranUniversitas Muhammadiyah Surakarta.2016. 5. National
Institute
of
Occupational
Safety and Health. Occupational and Environment
Exposureof
Skin
toChemic.2006. 6.
Kumar, V., Tilak, R., Prakash, P., Nigam, C., 2011. Tinea Pedis- an Update. Asian Journal of Medical Sciences. Vol 2: 134-8
7.
Wilde.
M.M,
Occupational Dermatologist
dkk. Skin
National
of
Disease
by
in
The
Netherlands.Occupational
Medicine.
2008
12