SIMULASI BLENDING BATUBARA DI BAWAH STANDAR KONTRAK DALAM BLENDING DUA JENIS GRADE BEDA KUALITAS PADA PT AMANAH ANUGERAH ADI MULIA SITE KINTAP KECAMATAN KINTAP, KABUPATEN TANAH LA UT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
NAMA MAHASISWA NIM JURUSAN DOSEN PEMBIMBING
: : : :
DIMAS APRI SAPUTRA H1C109009 TEKNIK PERTAMBANGAN, FTTP-UNLAM FTTP-UNLAM AGUS TRIANTORO, MT RISWAN, MT
AB STRA K
PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap (PT A3M Kintap) dihadapkan dengan permasalahan pencampuran batubara ( coal blending ) agar batubara hasil penambangannya dapat sesuai dengan kualitas permintaan konsumen. Kualitas batubara hasil penambangan PT A3M Kintap sebelum di blending dikelompokan dalam beberapa grade. Masing-masing Masing-masing grade memiliki karakteristik karakteristik yang berbeda ditinjau dari nilai masing-masing parameter kualitas. Diketahui bahwa beberapa grade batubara tersebut memiliki nilai pa rameter kualitas yang ditolak dari kontrak penjualan yang ada. Upaya yang dilakukan adalah dengan menganalisa parameter kualitas setiap grade dengan kreteria demand. Selanjutnya melakukan simulasi blending terhadap grade batubara yang nilai parameter kualitasnya tidak berada dalam rank kontrak agar dapat diterima sesuai kontrak. Perhitungan dibantu dengan bantuan Add-Ins Solver pada MS. Excel dimana penyelesaiannya menggunakan metode perhitungan Program Linier Metode Simpleks. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pasangan blending yang tidak dapat memenuhi kriteria demand pada bulan Oktober 2013 adalah grade A – C New untuk PT JA Nusantara, Nusantara, grade C – D untuk PT Lintas Bara Resource, serta grade D – A, D – B, D – C, D – B New, dan E – C untuk CV Mitra Bumi Sejahtera. Sedangkan pasangan blending yang tidak dapat memenuhi kriteria demand pada bulan November 2013 adalah grade C – D dan C – E untuk PT Asia Pasific Mining Resource serta grade D – A dan E – A untuk untuk CV Mitra Bumi Bumi Sejahtera. Sejahtera. Kata Kunci :
Batubara, Blending , Demand, Grade, Parameter Kualitas, Metode Simpleks (Solver)
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Perbedaan kualitas batubara dalam satu seam yang sama adalah mungkin terjadi, baik secara lateral maupun vertikal. Keadaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan proses pengendapan, komposisi penyusun, serta akumulasi pengotor yang terikut saat proses pembatubaraan. Selain itu proses pengambilan serta penanganan batubara saat kegiatan penambangan berlangsung juga ikut berpotensi menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas tersebut. Pengawasan terhadap kualitas batubara dari hasil penambangan berserta proses pengolahannya sangat penting mengingat dalam setiap kontrak perdangangan batubara tercantum kriteria kualitas batubara yang diinginkan oleh pihak konsumen. Perusahaan dituntut untuk memenuhi kebutuhan pihak konsumen baik secara kuantitas maupun kualitas yang telah disepakati pada kontrak, jika terjadi hal yang tidak sesuai kontrak maka pihak konsumen berhak membatalkan kontrak tersebut. Dengan demikian dalam kegiatan penambangan kontrol kualitas sangat penting agar keberlangsungan kontrak dapat dijaga. Adanya perbedaan kualitas batubara yang ditambang serta tanggung jawab memenuhi kriteria kontrak menjadi sebuah tantangan untuk setiap perusahaan tambang. Strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan melakukan pencampuran batubara (coal blending ), dimana perlu dilakukan perhitungan atau simulasi untuk mengetahui komposisi yang tepat dari berbagai jenis kelompok batubara yang tersedia agar dapat menghasilkan campuran dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan kriteria kontrak. Perumus an Masalah Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat kelompok (grade) batubara yang nilai parameter kualitasnya tidak berada dalam rank kontrak. 2. Tidak ada acuan penggunaan kelompok batubara yang nilai parameter kualitasnya tidak berada dalam rank kontrak di dalam coal blending . Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pembahasan masalah sebagai berikut: 1. Tidak membahas sistem serta manajemen penambangan PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap. 2. Mengamati dan menganalisa proses coal blending PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap yang berada di port PT Mandiri Citra Bersama. 3. Mengamati management stockpile di port PT Mandiri Citra Bersama. 4. Tidak membahas produktivitas unit hauling dan unit pengolahan. 5. Tidak membahas perbedaan nilai kualitas simulasi blending dengan actual. 6. Tidak membahas harga jual batubara. blending 7. Simulasi hanya menggunakan dua grade berbeda. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Memanfaatkan grade batubara yang nilai parameter kualitasnya tidak berada dalam rank kontrak. 2. Memberikan acuan penggunaan grade batubara yang nilai parameter kualitasnya tidak berada dalam rank kontrak di dalam coal blending . Manfaat Peneli tian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiwa a. Sebagai penerapan ilmu-ilmu pertambangan yang terkait dengan ilmu dalam pengolahan bahan galian khususnya peningkatan mutu.
2
b.
2. a. b.
3. a.
b.
Diharapkan dapat membantu memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai kualitas batubara. Bagi Perusahaan Mengetahui permasalahan yang terjadi dalam kegiatan penelitian. Dapat dijadikan bahan pertimbangan atau usulan untuk meningkatkan nilai tambah hasil tambang. Bagi Pemerintah Sebagai Informasi kegiatan penelitian yang dilakukan perusahaan di daerah tersebut. Sebagai informasi untuk meningkatkan nilai tambah sehingga mendukung industri dalam negeri.
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Keadaan Umum Perus ahaan PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap merupakan perusahan swasta yang bergerak di bidang penambangan batubara. PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap telah mengantongi Izin Usaha Pertambangan untuk area dengan luas 1,060 Ha di wilayah Kabupaten Tanah Laut berdasarkan keputusan Bupati Tanah Laut yang tercantum pada surat keputusan dengan Nomor 545.2.014 / PU / DPE / 2001 tertanggal 11 Juni 2001, Nomor 545.3.001 / PU / DPE / 2002 tertanggal 30 April 2002, Nomor 545.3.015 / PU / DPE / 2003 tertanggal 17 Desember 2003, dan Nomor 545.3.004 / PU / DPE / 2005 tertanggal 29 Juni 2005. Dalam pelaksanaan kegiatan penambangannya PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap selain melakukan penambangannya sendiri juga mempercayakan sebagian area yang menjadi Izin Usaha Pertambangan-nya untuk dikerjakan oleh jasa kontraktor PT Kalimantan Prima Persada. Secara umum kegiatan operasi penambangan pada PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap meliputi kegiatan pembersihan lahan (land clearing), pengupasan tanah pucuk (top
soil removal ), overburden removal , pengambilan batubara (coal getting ), pereduksian ukuran batubara (coal crushing), dan pengapalan (transshipment). Lok asi dan Kesampaian Daerah Secara administratif lokasi Izin Usaha Pertambangan yang dimiliki oleh PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap terletak di Desa Riam Adungan, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan dan secara geografis Izin Usaha Pertambangan PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap membentang dari 298,859 mT – 304,568 mT dan 9,587,817 mU – 9,590,379 mU dengan luas ± 1,060 Ha. Dari ibukota provinsi Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin, untuk mencapai lokasi operasi penambangan yang dilakukan PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap dapat ditempuh melalui jalur darat dimana dengan rute perjalanan sebagai berikut: 1. Banjarmasin – Kintap Dari Kota Banjarmasin sebelumnya perjalanan menuju Kecamatan Kintap hingga mencapai jembatan PT Central Corporindo Internasional dimana dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat melalui jalan provinsi dengan kondisi jalan beraspal. Jarak tempuh sejauh ± 120 km dengan waktu tempuh ± 1.5 jam dengan kecepatan 80 km/ jam. 2. Kintap – Lokasi tambang PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap Selanjutnya dari jembatan PT Central Corporindo Internasional perjalanan dilanjutkan dengan melalui jalan perkebunan sawit PT Pola Kahuripan Inti Sawit. Perjalanan ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat sejauh ± 30 km dengan waktu tempuh ± 0.5 jam dengan kecepatan 60 km/ jam.
3
Topografi Elevasi daerah di sekitar area Izin Usaha Pertambangan PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap berkisar antara 75 mdpl lebih. Di sebelah utara konsesi PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap terdapat daerah perbukitan yang tersusun oleh batupasir, batulanau, dan batulempung. Selain perbukitan terdapat juga pegunungan yang tersusun oleh batuan beku seperti batubasal, batuserpentinit, batuperidotit, serta batuan metamorf sekis. Morfologi Morfologi di daerah sekitar area Izin Usaha Pertambangan PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap terdiri dari morfologi perbukitan terjal, morfologi bergelombang, dan morfologi dataran. Morfologi tersebut didasari oleh batuan-batuan sedimen yang berumur Tersier. Daerah penambangan PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap dikelilingi oleh perkebunan sawit sehingga vegetasi didominasi oleh tumbuhan sawit. Namun secara luas bila diamati dan berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia terbitan BAKOSURTANAL tahun 2001 dengan skala 1 : 50,000, penggunaan lahan terutama yang ada di sekitar DAS di dominasi oleh hutan belukar, ladang, dan sebagian kecil pemukiman. Struktur Geologi Secara regional, kondisi geologi disekitar konsesi PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Meratus yang membujur dengan arah Timur Laut-Barat Daya. Struktur geologi regional pada daerah ini umumnya adalah antiklin, sinklin, sesar naik, sesar mendatar dan sesar turun. Keadaan tektonik daerah konsesi diperkirakan telah berlangsung sejak zaman Jura dan telah menyebabkan tercampurnya batuan ultramafik dengan batuan malihan. Pada zaman Kapur Awal atau sebelumnya terjadi penerobosan granit dan diorite yang
menerobos batuan ultramafik dan batuan malihan. Pada akhir Kapur Awal terbentuk kelompok Alino yang terdiri dari Formasi Paniungan, Formasi Pudak, Formasi Keramaian, dan Formasi Manunggul, yang sebagian merupakan Olistostrom, diselingi dengan kegiatan gunung api Kelompok Pitanak yang terdiri dari Formasi Pitanak dan Formasi Paau. Kegiatan Penambangan Tahapan kegiatan penambangan pada PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap adalah: 1. Pembersihan Lahan Pembesihan lahan (Land Clearing ) dilakukan sebagai tahap awal penambangan. Area konsesi penambangan PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap sebelumnya sebagian merupakan hutan sekunder dengan vegetasi tumbuhan yang relatif tidak berukuran besar dan sebagiannya lagi adalah perkebunan sawit. Dalam proses awal pembukaan lahan pepohonan kecil dan semaksemak dibersihkan secara langsung dengan digusur oleh bulldozer . Jika ditemukan pohon yang berukuran besar maka terlebih dahulu dipotong menggunakan chain saw dan baru kemudian akarnya digusur dengan bulldozer . 2. Pengupasan dan Penimbunan Tanah Pucuk Setelah permukaan lahan dibersihkan dari vegetasi-vegetasi maka mulailah kegiatan pengupasan Top Soil. Ketebalan lapisan Top Soil yang dikupas berkisar antara 50-120 cm. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan excavator dan pengangkutan menggunakan dump truck HINO FM 320. Penumpukan Top Soil dipisahkan pada tempat yang khusus dan ketika telah mencapai batas maksimum tumpukan maka akan ditanami tanaman perdu sementara untuk
4
menghindari erosi dan menjaga kesuburan tanah. 3. Pengupasan dan Penimbunan Lapisan Tanah Penutup (Overburden) Pembongkaran lapisan tanah penutup sangat dipengaruhi oleh jenis material batuannya. Pembongkaran lapisan yang bermaterial batuan lunak, tidak kompak, atau lapuk dilakukan dengan penggalian bebas dan bila relatif agak keras maka material akan dibongkar dengan cara penggaruan atau ripping. Ripping dilakukan dengan menggunakan alat berat bulldozer type KOMATSU D 375, kemudian setelah terberai batuan tersebut di dozing dan diumpankan ke alat muat sekelas KOMATSU PC 400 kemudian diangkut oleh alat muat jenis dump truck jungkit kapasitas 20 ton ke tempat pembuangan (waste dump) dengan jarak maksimal ± 600 m. Untuk material yang terlalu keras atau kompak dan pada permukaan yang luas maka pembongkaran akan dibantu dengan metode blasting . 4. Pengupasan dan Pengangkutan Batubara (Coal Getting) Teknik penggalian batubara tidak jauh berbeda dengan teknik pengupasan lapisan penutup, yaitu penggalian dari elevasi yang paling tinggi ke elevasi yang lebih rendah. Setelah batubara tersingkap, sisasisa material lapisan batuan penutup yang tersisa di atas lapisan batubara akan dibersihkan dengan excavator sekelas KOMATSU PC 200. Lapisan batubara yang diperkirakan hilang dikarenakan kegiatan ini maksimal sebesar 10 cm. Setelah dibersihkan dari pengotor, untuk batubara yang sangat kompak dilakukan pemberaian terlebih dahulu dengan cara di ripping. Sedangkan untuk lapisan batubara yang tidak terlalu keras dapat dilakukan dengan penggalian langsung. Penggalian
batubara dilakukan dengan excavator KOMATSU PC 400 selanjutnya batubara hasil penggalian dimuat ke dalam dump truck HINO FM 320 ke stock ROM. Kegiatan coal getting dilakukan secara berurutan setiap strip dan block penambangan, sehingga terjadi penambangan yang berkesinambungan atau yang dikenal dengan metode strip mine. Setelah didumping di stock ROM batubara akan kembali diangkut ke stockpile yang berjarak ± 39 Km dari lokasi penambangan. Armada dump truck yang dipersiapkan untuk pengangkutan ini sebanyak 60 unit. Stockpile yang dimaksud berada di pelabuhan milik PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap yang bernama PT Mandiri Citra Bersama. Pengangkutan dan Pengolahan Batubara Batubara hasil penambangan ditempatkan di stock ROM dekat lokasi penambangan, sebelum diangkut menggunakan dump truck HINO FM 320 menuju stockpile PT Mandiri Citra Bersama yang berjarak ± 39 Km dari lokasi penambangan. Batubara yang diangkut dari stock ROM sebelumnya telah dikelompokan berdasarkan grade yang telah ditentukan, kemudian selanjutnya untuk mencapai keseragaman ukuran batubara sesuai permintaan pembeli, batubara yang telah di angkut akan diremukan dengan menggunakan unit crusher . Unit peremukan terdiri dari hopper , yang berfungsi sebagai tempat penerima umpan atau corong yang menampung batubara yang akan diremukan, dan crusher yang berfungsi sebagai alat peremuknya. Setelah peremukan batubara ditimbun di lokasi penimbunan dengan kode product dan siap untuk diblending lalu dikapalkan, dimana lokasi penimbunan dan unit pengolahan batubara dibangun di area yang sedatar mungkin dan dilengkapi dengan parit dan tanggul pengaman agar aliran air
5
dapat tersalurkan dengan baik menuju kolam pengendapan. Coal Blending atau Pencampuran Batubara Kegiatan coal blending yang dilakukan oleh PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, meliputi: 1. Sampling Pre Shipment Sampling pre shipment merupakan kegiatan pengambilan sampel batubara sebelum proses pengapalan/transshipment berlangsung dengan tujuan mengetahui kualitas batubara product yang akan dijadikan acuan penentuan komposisi coal blending. Kegiatan pengambilan sampel ini dilakukan oleh surveyor yang ditunjuk oleh PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap, rutin setiap bulannya. Pengambilan sampel grade dilakukan pada setiap product batubara dengan menggunakan sekop dengan ukuran yang telah ditentukan oleh standar ASTM. 2. Coal Blending Calculation Permintaan kualitas batubara dari pihak konsumen (coal demand ) dengan parameter-parameter kualitas tertentu serta hasil analisa kualitas batubara dari sampling pre shipment pada setiap periodenya, merupakan acuan utama yang dijadikan dasar target perhitungan komposisi coal blending (coal blending calculation ). Perhitungan komposisi ditujukan agar hasil dari pencampuran memiliki nilai kualitas yang berada pada rank kualitas yang diminta oleh konsumen. 3. Proses Coal Blending coal blending Dari proses calculation akan didapat persentase komposisi setiap grade batubara untuk menghasilkan kualitas yang memenuhi coal demand . Dari persentase tersebut maka akan diketahui tonnase batubara yang dibutuhkan dengan mengalikannnya dengan target pengiriman atau
kapasitas tongkang (barge). Dalam pengaplikasian lapangan kontrol terhadap komposisi yang telah ditentukan yaitu dengan asumsi jumlah tonnase batubara tiap dump truck adalah sama dimana sebelumnya sebagai acuan satu dump truck yang telah bermuatan akan ditimbang terlebih dahulu pada unit timbangan. Oleh dump truck batubara akan didumping di sekitar bibir apron feeder kemudian akan diumpankan pada dua unit apron feeder dengan bantuan excavator . Batubara yang telah diumpankan pada apron feeder selanjutnya dicurahkan pada belt conveyor dimana jumlahnya akan dikontrol sesuai dengan luas bukaan pada bagian bawah apron feeder . Sebenarnya apron feeder merupakan hopper biasa yang serupa dengan hopper pada unit crusher , bedanya batubara yang masuk pada hoper ini akan langsung dicurahkan pada belt conveyor atau pita berjalan tanpa mengalami proses pengolahan lagi. Selama proses transportasi, batubara yang jatuh ke belt conveyor dari apron feeder 1 akan berjalan dan akan bertemu serta bercampur dengan batubara dari apron feeder 2 di persimpangan belt conveyor , disinilah proses blending dimulai. TINJAUAN PUSTAKA Batubara Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil berupa batuan sedimen organik (non-klastik) yang dibentuk oleh sisa-sisa bagian tumbuhan dari vegetasi prasejarah yang terakumulasi pada suatu area pengendapan, kemudian mengalami proses pembatubaraan (coalification). Batubara terdiri atas unsur-unsur utama, yaitu karbon, hidrogen, dan oksigen; serta unsur-unsur tambahan seperti belerang dan nitrogen. Batubara banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit uap di PLTU dan juga
6
bentuknya bisa diubah menjadi zat cair dan gas (Sumber: Muchjidin, 2006). 1. Terbentuknya Batubara Ada dua teori yang dikenal untuk menjelaskan terbentuknya batubara berdasarkan proses pembentukannya, yaitu: a. Teori Insitu, teori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk batubara merupakan tumbuhtumbuhan yang tumbuh di tempat batubara tersebut terbentuk. Setelah tumbuh-tumbuhan tersebut tumbang atau roboh, tumbuhtumbuhan tersebut tidak mengalami proses transportasi dan segera tertimbun oleh lapisan sedimen, untuk selanjutnya mengalami proses pembatubaraan (coalification). b. Teori Insitu, teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk batubara berasal dari tempat yang berbeda dengan tempat pembentukan batubara. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati mengalami proses transportasi oleh media air dan terakumulasi di suatu tempat dan selanjutnya tertutup oleh sedimen-sedimen dan mengalami coalification. 2. Waktu Terbentuknya Batubara Waktu yang dibutuhkan dalam proses batubara sangat panjang, oleh karena itu para ahli menyederhanakan atau membuat batasan periode waktu ke dalam beberapa periode (Tabel 1) Tabel 1. Klasifikasi Satuan Morfologi
Parameter Kualitas Batubara Adapun baberapa macam parameter-parameter kualitas batubara yang perlu diketahui dalam melakukan
blending adalah sebagai berikut: 1. Analisa Proximate Merupakan analisa pendahuluan untuk mengetahui kualitas batubara secara pasar maupun perdangangan. Sifatnya mendasar dan hanya dilakukan untuk mengetahui hal-hal pokok pada unsur pembentuk batubara. Analisa proximate terdiri dari 4 (empat) nilai analisa yang jika dijumlahkan akan bernilai 100%, yaitu: a. Kandungan Air, analisa ini untuk menentukan kadar air dalam contoh yang akan dianalisa. Kandungan air batubara sangat tergantung dengan kondisi batubara yang akan dianalisa. Nilai moisture dapat digunakan untuk menghitung hasilhasil analisa ke dalam basis (kondisi) yang berbeda misalnya dry basis, dry ash free, mineral matter free, as received, dan lain-lain. b. Kandungan Abu, analisa ini untuk mengetahui akumulasi jumlah abu yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara. Kadar abu dalam batubara dapat menurunkan nilai kalori hasil pembakaran batubara. Semakin tinggi kandungan abu akan mempengaruhi tingkat pengotoran (fouling), keausan dan korosi alat yang dilalui. Di dalam dapur atau dalam generator gas, abu dapat meleleh pada suhu tinggi menghasilkan massa yang disebut slag. c. Kandungan Zat Terbang, volatile matter merupakan zat organik (organic volatile matter ) maupun anorganik (inorganic volatile matter ) pada batubara yang menguap atau berubah menjadi gas saat batubara dibakar. Adapun volatile matter dari hasil pembakaran batubara terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti hidrogen, karbon monoksida, metan, dan gas yang tidak terbakar seperti karbon dioksida. d. Fixed Carbon , Karbon tertambat atau fixed carbon adalah karbon
7
yang terdapat dalam batubara dimana bagian yang menghasilkan energi saat batubara dibakar. Jumlahnya ditentukan oleh kandungan air, kandungan abu, dan kandungan zat terbang. 2. Analisa Ultimate ultimate Analisa didefinisikan sebagai analisis batubara yang dinyatakan dalam kandungan unsur karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen. Analisa ini menjelaskan bahwa batubara terdiri dari semua unsur tersebut dengan total komposisi masing-masing unsur tersebut sebesar 100% dalam suatu massa batubara. Setiap unsur ditentukan dari sampel yang diuji secara anlitik dan penentuan hasilnya dinyatakan dalam basis kering free mineral matter (dmmf). Hasil analisa ultimate digunakan untuk menetukan kualitas dan jenis lapisan batubara selama penyelidikan cadangan batubara, sehingga dapat ditentukan kelas atau keperluan teknis lainnya. 3. Analisa Ultimate Metode ini untuk menentukan nilai kalori dari contoh menggunakan alat yaitu calorimeter . Nilai kalori adalah jumlah panas (kalor) yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna, contoh batubara di laboratorium. Coal Blending Coal Blending atau pencampuran batubara adalah penggabungan atau penimbunan secara bersamaan dan terus-menerus dalam waktu tertentu dari dua atau lebih material (batubara beda kualitas), yang dianggap mempunyai komposisi yang konstan (parameter kualitas konstan) dan terkontrol proporsinya. Dalam hal ini pencampuran dilakukan terhadap batubara yang berbeda nilai kalori, kandungan sulfur dan kandungan abu, sehingga kualitas batubara hasil campuran merupakan perpaduan dari parameter kualitas batubara yang dicampur. Atau dengan
kata lain batubara yang memiliki kualitas rendah (nilai kalori rendah dan kandungan sulfur tinggi), dapat dicampur dengan batubara yang memiliki kualitas tinggi (nilai kalori tinggi dan kandungan sulfur rendah) dan dapat memenuhi batasan-batasan persyaratan untuk memenuhi permintaan konsumen. Pencampuran batubara dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan, dengan komposisi yang homogen, secara teoritis parameter kualitas campurannya dapat didekati dengan persamaan berikut: KB ×PB + KB ×PB +…+(KB ×PB ) (1) KBc =
1
1
2
2
n
n
PBc
Dimana: KB1 : Parameter kualitas batubara 1 KB2 : Parameter kualitas batubara 2 KBn : Parameter kualitas batubara ke-n KBc : Parameter kualitas batubara hasil campuran PB1 : Persentase batubara 1 (MT) PB2 : Persentase batubara 2 (MT) PBn : Persentase batubara ke-n (MT) PBc : Persentase batubara hasil campuran (TB1+TB2+…+TB n) Metode Blending Dalam pelaksanaan proses blending di stockpile harus mengikuti hasil perhitungan secara teoritis yang telah didukung dengan analisa data laboratorium, agar didapat kualitas yang diharapkan. Prinsip kerja blending di stockpile adalah mencampur dua jenis atau lebih kualitas batubara dengan proporsi perbandingan yang telah ditentukan. Hasil yang diperoleh harus benar-benar homogen sehingga dapat memenuhi kualitas permintaan konsumen. 1. Metode Curah Langsung Cara kerja dari metode ini adalah dua alat penumpah batubara masing-masing menumpahkan batubara ke apron feeder yang berlainan. Setelah dua apron feeder penuh maka AF 1 dibuka dengan aliran tertentu, setelah batubara
8
sampai di AF 2, AF 2 dibuka sesuai dengan proporsi yang ditentukan (Gambar 1).
Gambar 1. Metode Curah Langsung 2.
Metode Dua Conveyor Cara kerja dari metode ini adalah dua alat penumpah batubara masing-masing menumpahkan batubara ke apron feeder yang berlainan. Setelah dua apron feeder penuh maka AF 1 dan AF 2 dibuka bersamaan dengan aliran tertentu berdasarkan perhitungan komposisi blending (Gambar 2).
Gambar 2. Metode Dua Conveyor Metode Simpleks Metode simpleks merupakan salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemprograman linier. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa semua variabel yang memungkinkan satu per satu dengan cara perhitungan iteratif dimana didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Sehingga penentuan solusi optimal dengan
metode simpleks dilakukan tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi. Metode simpleks digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada pemprograman linier yang kombinasi variabelnya terdiri dari tiga atau lebih variabel. Sebelum melakukan perhitungan iteratif untuk menentukan solusi optimal, pertama sekali bentuk umum pemprograman linier dirubah ke dalam bentuk baku terlebih dahulu. Bentuk baku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam bentuk sama dengan, tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu variabel basis awal. Variabel basis awal menunjukkan status sumber daya pada kondisi sebelum ada aktivitas yang dilakukan. Dengan kata lain, variabel keputusan semuanya masih bernilai nol. Dengan demikian, meskipun fungsi kendala pada bentuk umum pemprograman linier sudah dalam bentuk persamaan, fungsi kendala tersebut masih harus tetap berubah. Aplik asi Solver pada Mic ro so ft Excel Solver merupakan salah satu fasiltas tambahan (Add-Ins) yang terdapat pada program Microsoft Excel. Fasilitas ini terdapat pada MS. Excel versi 2013 maupun versi sebelumnya. Solver disediakan oleh MS Excel berfungsi sebagai tool untuk mencari nilai optimal pada suatu formula pada sel lembar kerja Excel (atau disebut sel target). Pemakai (user ) secara leluasa dapat memasukkan nilai decision variable (variabel keputusan), constraint variable (variabel pembatas) dan objective variable (variabel tujuan) untuk melakukan optimasi kedalam cell dari spreadsheet. suatu Nilai yang diharapkan dapat berupa nilai paling maksimum, nilai paling minimum atau nilai tertentu yang diharapkan. Pada dasarnya Solver terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni: 1. Sel Target (Target Cell ), merupakan bagian solver sebagai tempat dimana hasil akhir pemrosesan atau eksekusi suatu formula ditempatkan
9
atau juga dapat disebut dengan objective variable. Dalam excel, fungsi tujuan berada dalam satu cell saja. Dimana di dalam cell ini terdapat formula excel dari cell lainnnya. Selain itu, kita harus menentukan target yang ingin diperoleh. Target dapat diatur sedemikian rupa dimana nilainya dapat dicari dengan fungsi minimum (meminimumkan target cell), fungsi maksimum (memaksimumkan target cell), atau membuat fungsi sama dengan nilai tertentu (value of ). 2. Sel Pengatur ( Adjusted Cell ), solver mengatur perubahan nilai pada sel yang spesifik, untuk memproduksi hasil perlu spesifikasi dari formula pada target cell atau dapat dikenal dengan decision variable . 3. Sel Pembatas (Constrained Cell ), constraint variable merupakan dimana digunakan untuk membatasi nilai solver yang dapat digunakan pada suatu model tertentu dan mengacu pada sel lain yang memperngaruhi formula pada target cell. (Sumber: Anonim, 2013). METODE PENELITIAN Tahap Kegiatan Penelitian Rancangan kegiatan penelitian direncanakan terdiri dari 5 (lima) tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap analisis data dan tahap penyusunan laporan akhir. 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir, studi literatur daerah penelitian dan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Sasaran utama studi pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah penelitian dan proses pencampuran batubara (coal blending ) untuk memenuhi permintaan konsumen. 2. Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berdasarkan
a.
b.
c.
3.
4.
pengamatan langsung dilapangan. Data yang dibutuhkan dan diperoleh merupakan data yang berhubungan dengan kegiatan penambangan coal perusahaan dan proses blending . Untuk terpenuhinya data yang dibutuhkan maka dilakukan beberapa teknik pengumpulan data, meliputi: Observasi Lapangan, teknik ini dilakukan dengan cara peninjauan lapangan untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap situasi, kondisi, dan aktifitas di lokasi penelitian. Studi Literatur, teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan sumber informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian dan berasal dari referensi pihak perusahaan yang berhubungan dengan penelitian. Wawancara, teknik ini dilakukan dengan cara tanya jawab langsung terhadap personal (manusia) dari pihak perusahaan yang merupakan sumber informasi yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dan masalah yang disoroti pada penelitian ini. Tahap Pengolahan Data Pada tahap ini semua data yang berhasil dikumpulkan akan diklasifikasikan sesuai dengan kegunaannya agar dapat menunjang penyusunan laporan penelitian dan memudahkan dalam penganalisaan data. Selanjutnya data yang menjadi pokok permasalahan penelitian akan dilakukan perhitungan dimana nantinya dapat diperoleh sebuah optimalisasi sebagaimana tujuan dari penelitian ini dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik untuk mempermudah analisa. Perhitungan dalam penyusunan laporan penelitian ini menggunakan software Microsoft Ecxel 2010 dengan tambahan Add-in Solver. Tahap Analisa Data Pada tahap ini hasil pengolahan data akan dianalisa untuk mengetahui seberapa besar 10
5.
optimalisasi yang didapat. Teknik analisa yang digunakan yaitu berdasarkan nilai kualitatif, kuantitatif serta harga jual batubara hasil coal blending . Tahap Penyusunan Laporan Penelitian Tugas Akhir Pada tahap ini keseluruhan tahap yang telah disebutkan sebelumnya disusun dan dirangkum dalam sebuah laporan tertulis untuk dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan hasil penelitian tugas akhir.
Instrumentasi Adapun peralatan yang digunakan selama penelitian tugas akhir agar tersusunnya laporan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Alat tulis, digunakan untuk mencatat hasil kegiatan sementara selama penelitian dilapangan. 2. Kamera digital, digunakan untuk mendokumentasikan semua kegiatan dilapangan serta kejadian atau sesuatu yang dianggap penting berkaitan dengan penyusunan laporan penelitian tugas akhir ini. 3. Laptop, digunakan untuk pengolahan data dan analisa serta penyusunan laporan penelitian tugas akhir ini.
coal dalam penentuan komposisi blending adalah sebagai berikut: 1. Parameter Kualitas Batubara Product Setiap Periode Transshipment (Tabel 2 dan 3)
Tabel 2. Hasil Analisa Batubara PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap, Bulan Oktober 2013 GRADE
I M ( %)
AR
ADB
ASH (%) V M (%) ADB
ADB
FC (%)
TS (%)
ADB
ADB
GCV (Kcal/Kg) AR
HGI
A
11.60
5.85
7.48
45.20
41.47
0.53
6,470.15
35.00
B
10.45
6.95
13.05
42.10
37.90
0.43
5,981.23
39.00
C
10.46
4.82
13.63
44.60
36.95
0.47
6,106.26
36.50
D
11.30
4.40
18.25
42.00
35.35
0.35
5,569.73
40.60
E
13.80
5.39
19.93
40.80
33.88
0.55
5,247.08
47.00
A New
11.53
6.05
5.34
43.87
44.74
0.47
6,647.01
39.00
B New
12.40
5.64
11.81
40.36
42.19
0.37
5,985.26
38.00
C New
12.80
4.92
19.79
41.35
33.94
0.46
5,378.01
38.00
Tabel 3. Hasil Analisa Batubara PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap, Bulan November 2013 GRADE
T M ( %)
I M ( %)
AR
ADB
ASH (%) V M (%) ADB
ADB
FC (%)
TS (%)
GCV (Kcal/Kg)
ADB
ADB
AR
HGI
A
12.27
6.01
8.96
44.96
40.07
0.53
6,417.11
34.60
B
11.31
7.13
14.37
42.43
36.07
0.43
5,941.00
39.00
C
11.53
5.00
15.49
44.32
35.19
0.47
6,046.69
36.60
D
12.42
4.50
20.31
41.87
33.32
0.35
5,497.82
41.00
E
14.79
5.37
19.84
41.07
33.72
0.55
5,193.82
47.00
A New
12.38
6.27
6.64
44.07
43.02
0.47
6,595.10
39.00
B New
13.34
5.60
13.84
40.69
39.87
0.37
5,928.50
39.00
C New
13.73
5.07
22.18
41.82
30.93
0.46
5,324.51
37.00
2.
Coal Demand (Tabel 4 dan 5)
Tabel 4. Coal Demand PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap, Bulan Oktober 2013 SPESIFIKASI NO.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Pengambilan data dilakukan melalui pengamatan langsung pada lokasi pelabuhan (port ) milik PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap dimana proses pencampuran batubara ( coal blending) dilakukan dan mengamati proses penentuan komposisi blending blending calculation ). Coal (coal blending calculation merupakan proses perhitungan komposisi batubara beda kualitas yang akan dicampur untuk mendapatkan suatu kualitas tertentu dari hasil pencampuran tersebut. Hal terpenting yang perlu diperhatikan
T M ( %)
PEMBELI
KRITERIA
TYPICAL
TM (AR-%) 13.00
IM Ash VM (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) 6.0 0
1
PTJA Nusantara
REJECTION
>16
NA
2
TYPICAL PTAsiaPasific Mining Resource REJECTION
14.00
5.0 0
>16
NA
13.00
6.0 0
3
PTLintas BaraResource
4
CVMitra BumiSejahtera
TYPICAL REJECTION TYPICAL REJECTION
>15
NA
13.00
6.0 0
>15
NA
14.00 >16 13.00 >16 12.00 >15 14.00 >16
FC (ADB-%)
42.00 by dif ferenc e > 45
>1 0.5 0
NA
41.00 by dif ferenc e > 43
>1 0.5 0
NA
41.00 by dif ferenc e > 44
0.6 0
NA
42.00 by dif ferenc e > 45
TS GCV (ADB-%) (AR-Kcal/Kg)
>1 0.5 0
NA
>1
6,0 00.0 0
HGI 37min
< 5800 5,9 00.0 0
NA 38min
< 5700 5,9 00.0 0
NA 38min
< 5700 5,7 50.0 0
NA 40min
< 5550
NA
Tabel 5. Coal Demand PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap, Bulan November 2013 SPESIFIKASI NO.
1
PEMBELI
KRITERIA
TYPICAL PTAsiaPasificMining Resource REJECTION TYPICAL
2
IM
Ash
VM
FC
TS
GCV
(AR-%)
(ADB-%)
(ADB-%)
(ADB-%)
(ADB-%)
(ADB-%)
(AR-Kcal/Kg)
0 . 50
5 , 90 0. 0 0
1 4. 0 0 > 16 1 3. 0 0
5 . 00 NA 6 . 00
1 3 .0 0 > 16 1 4 .0 0
4 2 .0 0 b y d i ff e r en c e > 45
NA
4 2 .0 0 b y d i ff e r en c e
>1 0 . 60
< 5700 6 , 00 0. 0 0
HGI 3 8 m in NA 3 7 m in
PTJA Nusantara REJECTION TYPICAL
3
TM
> 16 1 2. 0 0
NA 6 . 00
> 16 1 2 .0 0
> 45
NA
4 4 .0 0 b y d i ff e r en c e
>1 0 . 50
< 5800 6 , 10 0. 0 0
NA 4 0 m in
CV MitraBumiSejahtera REJECTION
> 15
NA
> 14
Pengolahan Data 1. Bulan Oktober pengolahan data
> 46
NA
>1
< 5900
NA
2013, untuk bulan Oktober
11
2013 hasil yang didapat adalah sebagai berikut: PT JA Nusantara Berdasarkan permintaan PT JA Nusantara dibulan Oktober 2013 terdapat lima grade batubara product yang tidak sesuai dengan kriteria demand dimana grade tersebut meliputi grade A, grade C, grade D, grade E dan grade C New. Dari kelima grade tersebut diketahui keseluruhan kemungkinan jumlah grade pasangan dalam pencampuran ada sebanyak sembilan belas kemungkinan, yang meliputi lima untuk grade A dan grade C dan tiga untuk grade D, grade E dan grade C New (Tabel 6).
a.
simulasi menghasilkan batubara blending yang memiliki parameter kualitas yang sesuai kriteria demand, hanya terdapat satu pasangan blending yang menghasilkan batubara blending yang parameter kualitasnya tidak sesuai dengan demand yaitu pasangan blending grade A dengan grade C New. Hasil blending kedua grade tersebut tidak dapat memenuhi demand dikarenakan nilai parameter kualitas HGI hasil blending memiliki nilai diluar batas rejection. PT Asia Pasific Mining Resource Berdasarkan permintaan PT Asia Pasific Mining Resource dibulan Oktober 2013 terdapat lima grade batubara product yang tidak sesuai dengan kriteria demand dimana grade tersebut meliputi grade A, grade C, grade D, grade E dan grade C New. Dari kelima grade tersebut diketahui keseluruhan kemungkinan jumlah pasangan grade dalam pencampuran ada sebanyak lima belas kemungkinan, yang masing-masing meliputi tiga pasang untuk setiap grade (Tabel 7).
b.
Tabel 6. Simulasi Coal Blending PT JA Nusantara, Bulan Oktober 2013 CAMPURAN BLENDING
DUA
BLENDING
PRODUCT
TYPICAL REJECTION
TM
IM
Ash
VM
FC
TS
GCV
(AR-%)
(ADB-%)
(ADB-%)
(ADB-%)
(ADB-%)
(ADB-%)
(AR-Kcal/Kg)
13
6
14
42
by difference
0.6
6000
NA
>1
< 5800
> 16
A
3.84%
B
96.16%
A
47.79%
D
52.21%
A
61.56%
E
38.44%
A
3.04%
B New
96.96%
A
56.95%
C New
43.05%
C
15.01%
B
84.99%
C
80.19%
D
19.81%
C
87.63%
E
12.37%
C
12.18%
B New
87.82%
C
66.66%
C New
33.34%
D
19.74%
B
80.26%
D
60.06%
A New
39.94%
D
20.52%
B New
79.48%
E
11.06%
B
88.94%
E
46.22%
A New
53.78%
E
11.55%
B New
88.45%
C New
13.47%
B
86.53%
C New
50.99%
A New
49.01%
C New
14.04%
B New
KUALITAS HASIL BLENDING
PERSENTASE
> 16
> 45
10.49
NA 6.91
12.84
42.22
38.04
0.43
11.44
5.09
13.10
43.53
38.27
0.44
12.45
5.67
12.27
43.51
38.55
12.38
5.65
11.67
40.51
42.17
12.12
5.45
12.78
43.54
38.23
10.45
6.63
13.14
42.48
10.63
4.74
14.55
44.09
10.87
4.89
14.41
12.16
5.54
11.24
4.85
HGI 37 min NA
6,000.00
38.85
6,000.00
37.92
0.54
6,000.00
39.61
0.37
6,000.00
37.91
0.50
6,000.00
36.29
37.76
0.44
6,000.00
38.62
36.63
0.45
6,000.00
37.31
44.13
36.57
0.48
6,000.00
37.80
12.03
40.88
41.55
0.38
6,000.00
37.82
15.68
43.52
35.95
0.46
5,863.46
37.00
Tabel 7. Simulasi Coal Blending PT Asia Pasific Mining Resource, Bulan Oktober 2013 CAMPURAN BLENDING
DUA 10.62
6.45
14.08
42.08
37.40
0.41
5,900.00
39.32
BLENDING
12.17
10.82
12.58
5.06
5.39
6.78
5.74
13.09
13.13
13.81
12.08
42.75
40.70
41.96
42.45
39.10
40.79
37.46
39.72
0.40
6,000.00
0.37
0.44
0.51
5,900.00
5,900.00
6,000.00
39.96
38.53
39.89
42.70
12.56
5.61
12.74
40.41
41.23
0.39
5,900.00
39.04
10.77
6.68
13.96
42.00
37.37
0.43
5,900.00
38.87
12.18
5.47
12.71
42.58
39.24
12.46
5.54
12.93
40.50
41.03
0.46
6,000.00
38.49
0.38
5,900.00
38.00
85.96%
Dari hasil pensimulasian terhadap grade batubara product yang tidak sesuai kriteria demand dalam upaya blending untuk memenuhi permintaan PT JA Nusantara diketahui hampir keseluruhan
TM (AR-%)
PRODUCT
TYPICAL 11.39
KUALITAS HASIL BLENDING
PERSENTASE
REJECTION A
0.90%
B
99.10%
A
36.68%
D
63.32%
A
53.38%
E
46.62%
C
14.75%
B
85.25%
C
61.56%
D
38.44%
C
75.99%
E
24.01%
D
19.74%
B
80.26%
D
69.34%
A New
30.66%
D
20.52%
B New
79.48%
E
11.06%
B
88.94%
E
53.36%
A New
46.64%
E
11.55%
B New
88.45%
C New
13.47%
B
86.53%
C New
58.87%
A New
41.13%
C New
14.04%
B New
85.96%
IM
Ash
VM
FC
(ADB-%) (ADB-%) (ADB-%)
14
5
> 16
NA
13
42
(ADB-%)
TS
GCV
(ADB-%) (AR-Kcal/Kg)
by difference
0.5
NA
>1
5900
> 16
> 45
10.46
6.94
13.00
42.13
37.93
0.43
5,985.62
38.96
11.41
4.93
14.30
43.17
37.59
0.42
5,900.00
38.55
12.63
5.64
13.28
43.15
37.93
0.54
5,900.00
40.59
10.45
6.64
13.14
42.47
37.76
0.44
5,999.66
38.63
10.78
4.66
15.41
43.60
36.33
0.42
5,900.00
38.08
11.26
4.96
15.14
43.69
36.21
0.49
5,900.00
39.02
10.62
6.45
14.08
42.08
37.40
0.41
5,900.00
39.32
11.37
4.91
14.29
42.57
0.39
5,900.00
40.11
12.17
5.39
13.13
40.70
40.79
0.37
5,900.00
38.53
10.82
6.78
13.81
41.96
37.46
0.44
5,900.00
39.89
12.74
5.70
13.13
42.23
38.95
0.51
5,900.00
43.27
12.56
5.61
12.74
40.41
41.23
0.39
5,900.00
39.04
10.77
6.68
13.96
42.00
37.37
0.43
5,900.00
38.87
12.28
5.38
13.85
42.39
38.38
0.46
5,900.00
38.41
12.46
5.54
12.93
40.50
41.03
0.38
5,900.00
38.00
38.23
< 5700
HGI 38 min NA
12
Dari hasil pensimulasian terhadap grade batubara product yang tidak sesuai kriteria demand dalam upaya blending untuk memenuhi permintaan PT Asia Pasific Mining Resource diketahui keseluruhan simulasi menghasilkan batubara blending yang memiliki parameter kualitas yang sesuai kriteria demand. PT Lintas Bara Resource Berdasarkan permintaan PT Lintas Bara Resource dibulan Oktober 2013 terdapat lima grade batubara product yang tidak sesuai dengan kriteria demand dimana grade tersebut meliputi grade A, grade C, grade D, grade E dan grade C New. Dari kelima grade tersebut diketahui keseluruhan kemungkinan jumlah grade pasangan dalam pencampuran ada sebanyak lima belas kemungkinan, yang masingmasing meliputi tiga pasang untuk setiap grade (Tabel 8).
c.
Tabel 8. Simulasi Coal Blending PT Lintas Bara Resource, Bulan Oktober 2013 CAMPURAN BLENDING
DUA
KUALITAS HASIL BLENDING
PERSENTASE BLENDING
TM (AR-%)
PRODUCT
TYPICAL
13
REJECTION A
0.90%
B
99.10%
A
36.68%
D
63.32%
A
53.38%
E
46.62%
C
14.75%
B
85.25%
C
70.35%
D
29.65%
C
80.95%
E
19.05%
D
19.74%
B
80.26%
D
69.34%
A New
30.66%
D
20.52%
B New
79.48%
E
11.06%
B
88.94%
E
53.36%
A New
46.64%
E
11.55%
B New
88.45%
C New
13.47%
B
86.53%
C New
58.87%
A New
41.13%
C New
14.04%
B New
85.96%
IM
Ash
VM
FC
(ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) 6
12
(ADB-%)
TS
41
by difference
0.5
NA
>1
> 15
NA
> 15
> 44
10.46
6.94
13.00
42.13
11.41
4.93
14.30
43.17
12.63
5.64
13.28
10.45
6.64
13.14
10.71
4.70
11.10
GCV
(ADB-%) (AR-Kcal/Kg) 5900 < 5700
HGI 38 min NA
37.93
0.43
5,985.62
38.96
37.59
0.42
5,900.00
38.55
43.15
37.93
0.54
5,900.00
40.59
42.47
37.76
0.44
5,999.66
38.63
15.00
43.83
36.48
0.43
5,947.16
37.72
4.93
14.83
43.88
36.37
0.49
5,942.61
38.50
10.62
6.45
14.08
42.08
37.40
0.41
5,900.00
39.32
11.37
4.91
14.29
42.57
38.23
0.39
40.11
5,900.00
Resource diketahui hampir keseluruhan simulasi menghasilkan batubara blending yang memiliki parameter kualitas yang sesuai kriteria demand, hanya terdapat satu pasangan blending yang menghasilkan batubara blending yang parameter kualitasnya tidak sesuai dengan demand yaitu pasangan blending grade C dengan grade D. Hasil blending kedua grade tersebut tidak dapat memenuhi demand dikarenakan nilai parameter kualitas HGI hasil blending memiliki nilai diluar batas rejection. d. CV Mitra Bumi Sejahtera Berdasarkan permintaan CV Mitra Bumi Sejahtera dibulan Oktober 2013 diketahui terdapat dua grade batubara product yang tidak sesuai dengan kriteria demand yang memiliki kemungkinan untuk dilakukan blending dan menjadi grade batubara product utama dalam campuran dimana grade tersebut meliputi grade D dan grade E. Dari kedua grade tersebut diketahui keseluruhan kemungkinan jumlah pasangan grade dalam pencampuran ada sebanyak sepuluh kemungkinan, yang masing-masing meliputi lima pasang untuk setiap grade (Tabel 9). Tabel 9. Simulasi Coal Blending CV Mitra Bumi Sejahtera, Bulan Oktober 2013 CAMPURAN BLENDING
12.17
5.39
13.13
40.70
40.79
0.37
5,900.00
38.53
DUA
BLENDING
6.78
13.81
41.96
37.46
0.44
5,900.00
39.89
12.74
5.70
13.13
42.23
38.95
0.51
5,900.00
43.27
12.56
5.61
12.74
40.41
41.23
0.39
5,900.00
39.04
10.77
12.28
12.46
6.68
5.38
5.54
13.96
13.85
12.93
42.00
42.39
40.50
37.37
38.38
41.03
0.43
0.46
0.38
5,900.00
5,900.00
5,900.00
38.87
38.41
38.00
Dari hasil pensimulasian terhadap grade batubara product yang tidak sesuai kriteria demand dalam upaya blending untuk memenuhi permintaan PT Lintas Bara
A
IM
79.11% 20.89%
D
56.19%
B
43.81%
D
52.80%
C
46.69%
D
73.98%
A New
26.02%
D
56.62%
B New
43.38%
E
58.88%
A
41.12%
E
31.50%
B
68.50%
E
38.32%
C
61.36%
E
64.08%
A New
35.92%
E
31.87%
B New
68.13%
Ash
VM
FC
(ADB-%) (ADB-%) (ADB-%)
13
REJECTION D
TM (AR-%)
PRODUCT
TYPICAL 10.82
KUALITAS HASIL BLENDING
PERSENTASE
6
14
41
(ADB-%)
TS
GCV
(ADB-%) (AR-Kcal/Kg)
by difference
0.5
NA
>1
5750
> 15
NA
> 16
> 43
11.36
4.70
16.00
42.67
36.63
0.39
5,757.84
39.43
10.93
5.52
15.97
42.04
36.47
0.39
5,750.00
39.90
10.85
4.57
16.00
43.00
35.92
0.40
5,791.86
38.48
11.36
4.83
14.89
42.49
37.79
0.38
5,850.00
40.18
11.78
4.94
15.45
41.29
38.32
0.36
5,750.00
39.47
12.90
5.58
14.81
42.61
37.00
0.54
5,750.00
42.07
11.51
6.46
15.22
41.69
36.63
0.47
5,750.00
41.52
11.71
5.02
16.00
43.00
35.65
0.50
5,757.34
40.41
5.63
14.69
41.90
37.78
0.52
5,750.00
44.13
5.56
14.40
40.50
39.54
0.43
5,750.00
40.87
12.99
12.85
< 5550
HGI 40 min NA
13
2.
a.
Dari hasil pensimulasian terhadap grade batubara product yang tidak sesuai kriteria demand dalam upaya blending untuk memenuhi permintaan CV Mitra Bumi Sejahtera diketahui hanya ada lima pasang grade yang mungkin dan bisa diblending untuk memenuhi kriteria demand CV Mitra Bumi Sejahtera. Ke lima pasang grade campuran yang bermasalah adalah D - A, D - B, D - C, D - B New dan E - C, dimana ke lima grade tersebut tidak dapat memenuhi demand dikarenakan nilai parameter kualitas HGI hasil blending memiliki nilai diluar batas rejection. Selain itu khusus pada pasangan grade D dan grade C nilai Ash dan Volatile Matter hasil simulasi blending memiliki nilai diluar batas rejection, pada pasangan grade E dan grade C nilai Ash juga memiliki nilai yang diluar batas rejection. Bulan November 2013, untuk pengolahan data bulan November 2013 hasil yang didapat adalah sebagai berikut: PT Asia Pasific Mining Resource Berdasarkan permintaan PT Asia Pasific Mining Resource dibulan November 2013 terdapat lima grade batubara product yang tidak sesuai dengan kriteria demand dimana grade tersebut meliputi grade A, grade C, grade D, grade E dan grade C New. Dari kelima grade tersebut diketahui keseluruhan kemungkinan jumlah pasangan grade dalam pencampuran ada sebanyak tujuh belas kemungkinan, yang meliputi empat untuk grade A dan grade C dan tiga untuk grade D, grade E dan grade C New (Tabel 10).
Tabel 10. Simulasi Coal Blending PT Asia Pasific Mining Resource, Bulan November 2013 CAMPURAN BLENDING
PERSENTASE
DUA
BLENDING
(AR-%)
PRODUCT
TYPICAL
b.
IM 5
> 16
A
12.39%
B
87.61%
A
43.75%
D
56.25%
A
57.73%
E
42.27%
A
14.63%
B New
85.37%
C
41.67%
B
58.33%
C
91.49%
D
8.51%
C
94.53%
E
5.47%
C
36.09%
B New
63.91%
D
9.25%
B
90.75%
D
63.35%
A New
36.65%
D
6.62% 93.38%
E
5.49%
B
94.51%
E
49.60%
A New
50.40%
E
3.88%
B New
96.12%
C New
6.65%
B
93.35%
C New
50.00%
A New
50.00%
C New
4.72%
B New
95.28%
Ash
(ADB-%) (ADB-%)
14
REJECTION
B New
KUALITASHASIL BLENDING TM
NA
13
VM
FC
TS
(ADB-%)
(ADB-%)
42
by difference
0.5
NA
>1
GCV
(ADB-%) (AR-Kcal/Kg) 5900
> 16
> 45
11.43
6.99
13.70
42.74
36.57
0.44
6,000.00
38.45
12.35
5.16
15.34
43.22
36.27
0.43
5,900.00
38.20
13.34
5.74
13.56
43.32
37.39
0.54
5,900.00
39.84
13.18
5.66
13.13
41.31
39.90
0.39
6,000.00
38.36
11.40
6.24
14.84
43.22
35.70
0.45
5,985.04
38.00
11.61
4.96
15.90
44.11
35.03
0.46
6,000.00
36.97
11.71
5.02
15.73
44.14
35.11
0.47
6,000.00
37.17
12.69
5.38
14.44
42.00
38.18
0.41
5,971.15
38.13
11.41
6.89
14.92
42.38
35.82
0.42
5,900.00
39.19
12.41
5.15
15.30
42.68
36.88
0.39
5,900.00
40.27
13.28
5.53
14.27
40.77
39.44
0.37
5,900.00
39.13
11.50
7.03
14.67
42.36
35.94
0.44
5,900.00
39.44
13.58
5.82
13.19
42.58
38.41
0.51
5,900.00
42.97
13.40
5.59
14.07
40.70
39.63
0.38
5,900.00
39.31
11.47
6.99
14.89
42.39
35.73
0.43
5,900.00
38.87
13.06
5.67
14.41
42.95
0.46
5,959.81
38.00
13.36
5.57
14.23
40.74
0.37
5,900.00
38.91
36.98
39.45
< 5700
HGI 38 min NA
Dari hasil pensimulasian terhadap grade batubara product yang tidak sesuai kriteria demand dalam upaya blending untuk memenuhi permintaan PT Asia Pasific Mining Resource diketahui hampir keseluruhan simulasi menghasilkan batubara blending yang memiliki parameter kualitas yang sesuai kriteria demand , terdapat dua blending pasangan yang menghasilkan batubara blending yang parameter kualitasnya tidak sesuai dengan demand yaitu pasangan blending grade C dengan grade D dan grade C dengan grade E. Hasil blending kedua grade tersebut tidak dapat memenuhi demand dikarenakan nilai parameter kualitas HGI hasil blending memiliki nilai diluar batas rejection. PT JA Nusantara Berdasarkan permintaan PT JA Nusantara dibulan November 2013 terdapat lima grade batubara product yang tidak sesuai dengan kriteria demand dimana grade tersebut meliputi grade A, grade C, 14
grade D, grade E dan grade C New. Dari kelima grade tersebut diketahui keseluruhan kemungkinan jumlah grade pasangan dalam pencampuran ada sebanyak delapan belas kemungkinan, yang meliputi empat untuk grade A, lima untuk grade C dan tiga untuk grade D, grade E dan grade C New (Tabel 11).
2013 diketahui terdapat dua grade batubara product yang tidak sesuai dengan kriteria demand yang memiliki kemungkinan untuk dilakukan blending dan menjadi grade batubara product utama dalam campuran dimana grade tersebut meliputi grade D dan grade E. Dari kedua grade tersebut diketahui keseluruhan kemungkinan jumlah pasangan grade dalam pencampuran ada sebanyak empat kemungkinan, yang masing-masing meliputi dua pasang untuk setiap grade (Tabel 12).
Tabel 11. Simulasi Coal Blending PT JA Nusantara, Bulan November 2013 CAMPURAN BLENDING
PERSENTASE
DUA
BLENDING
PRODUCT
TYPICAL REJECTION 12.39%
B
87.61%
A
54.63%
D
45.37%
A
65.90%
E
34.10%
A
30.68%
B New
69.32%
C
55.82%
B
44.18%
C
90.91%
D
9.09%
C
94.53% 5.47%
C
83.33%
A New
16.67%
C
60.50%
B New
39.50%
D
9.25%
B
90.75%
D
54.23%
A New
45.77%
D
6.62%
B New
c.
IM
(AR-%)
(ADB-%)
13
6
14
NA
> 16
> 16
A
E
KUALITASHASIL BLENDING TM
93.38%
E
5.49%
B
94.51%
E
42.47%
A New
57.53%
E
3.88%
B New
96.12%
C New
6.65%
B
93.35%
C New
46.84%
A New
53.16%
C New
4.72%
B New
95.28%
Ash
VM
FC
TS
GCV
(ADB-%)
(ADB-%)
(AR-Kcal/Kg)
by difference
0.6
6000
NA
>1
(ADB-%) (ADB-%) 42 > 45
11.43
6.99
13.70
42.74
36.57
0.44
12.34
5.32
14.11
43.56
37.01
13.13
5.79
12.67
43.63
37.90
13.01
5.73
12.34
42.00
39.93
< 5800
HGI 37 min NA
6,000.00
38.45
0.45
6,000.00
37.50
0.54
6,000.00
38.83
0.42
6,078.40
37.65
Tabel 12. Simulasi Coal Blending CV Mitra Bumi Sejahtera, Bulan November 2013 CAMPURAN BLENDING
PERSENTASE
DUA
BLENDING
TYPICAL 11.43
5.94
15.00
43.49
35.58
0.45
6,000.00
37.66
11.61
4.95
15.93
44.10
35.02
0.46
5,996.79
37.00
11.71
5.02
15.73
44.14
35.11
0.47
6,000.00
37.17
11.67
5.21
14.02
44.28
36.50
12.25
5.24
14.84
42.89
37.04
11.41
6.89
14.92
42.38
35.82
12.40
5.31
14.05
42.88
37.76
13.28
5.53
14.27
40.77
39.44
11.50
7.03
14.67
42.36
35.94
13.40
5.89
12.25
42.80
13.40
5.59
14.07
40.70
11.47
6.99
14.89
13.01
5.71
13.92
13.36
5.57
14.23
6,138.09
0.47
37.00
0.43
6,000.00
37.55
0.42
5,900.00
39.19
0.40
6,000.00
40.08
5,900.00
39.13
0.44
5,900.00
39.44
0.50
6,000.00
42.40
39.63
0.38
5,900.00
39.31
35.73
0.43
5,900.00
38.87
37.36
0.46
6,000.00
38.06
39.45
0.37
5,900.00
38.91
0.37
39.07
42.39
43.02
40.74
Dari hasil pensimulasian terhadap grade batubara product yang tidak sesuai kriteria demand dalam upaya blending untuk memenuhi permintaan PT JA Nusantara diketahui keseluruhan simulasi menghasilkan batubara blending yang memiliki parameter kualitas yang sesuai kriteria demand. Akan tetapi ada satu pasangan grade dari simulasi yang menghasilkan nilai kalori yang terlalu berlebih yaitu grade C dengan grade A New. CV Mitra Bumi Sejahtera Berdasarkan permintaan CV Mitra Bumi Sejahtera dibulan November
IM 6
> 15 34.49%
A
65.51%
D
50.50%
A New
49.50%
E
25.92%
A
74.08%
E
35.33%
A New
64.67%
Ash
(ADB-%) (ADB-%)
12
REJECTION D
KUALITASHASIL BLENDING TM (AR-%)
PRODUCT
NA
12
VM
by difference
0.5
NA
>1
> 14
> 46
5.49
12.88
43.89
12.40
5.38
13.54
42.96
5.84
11.78
43.95
5.95
11.30
43.01
13.23
TS
(ADB-%)
44
12.32
12.92
FC
(ADB-%)
GCV
(ADB-%) (AR-Kcal/Kg) 6100 < 5900
HGI 40 min NA
37.74
0.47
6,100.00
36.81
38.12
0.41
6,040.98
40.01
38.42
0.54
6,100.00
37.81
0.50
41.83
39.73
6,100.00
Dari hasil pensimulasian terhadap grade batubara product yang tidak sesuai kriteria demand dalam upaya blending untuk memenuhi permintaan CV Mitra Bumi Sejahtera diketahui hanya ada dua pasang grade yang mungkin dan bisa diblending untuk memenuhi kriteria demand CV Mitra Bumi Sejahtera. Ke dua pasang grade campuran yang bermasalah adalah D - A dan E - A, dimana ke dua grade tersebut tidak dapat memenuhi demand dikarenakan nilai parameter kualitas HGI hasil blending memiliki nilai diluar batas rejection. Penentuan Pasangan Grade Batubara dalam Coal B lending Berdasarkan hasil pengolahan data dapat dibuat sebuah acuan atau ketentuan yang perlu diperhatikan dalam penentuan pasangan grade batubara dalam coal blending agar parameter kualitas hasil blending sesuai
15
demand. Adapun dengan kriteria ketentuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pencampuran suatu grade yang memiliki parameter yang bermasalah karena memiliki nilai yang lebih rendah hanya dapat dipasangkan dengan grade lain dengan parameter serupa yang lebih tinggi nilai parameternya, begitu juga sebaliknya. 2. Grade dengan nilai parameter yang rejection berada pada batas minimum hanya dapat dipasangkan grade dengan yang memiliki parameter serupa dengan nilai yang lebih tinggi, begitu juga sebaliknya. Diharapkan dengan mengetahui ketentuan yang seperti disebutkan di atas perusahaan dapat menentukan strategi dan target produksi atau hauling batubara yang baik sehingga dapat menghindari terjadinya reject terhadap batubara yang diblending. Penanganan Pasangan Grade Batubara dengan Nilai Parameter yang Tidak Sesuai dengan Kriteria Demand Walau Sudah dilakukan Blending Berdasarkan data penelitian yang didapatkan dan dari hasil pengolahan data, diketahui bahwa masih ada hasil simulasi blending yang memiliki nilai parameter yang tidak sesuai dengan kriteria demand terutama pada nilai parameter kulitas HGI. Keadaan ini tentunya bukan hal yang baik karena batubara hasil blending tersebut memiliki potensi di reject oleh pihak pembeli. Menyikapi hal ini maka perusahaan direkomendasikan untuk memikirkan kemungkinan untuk melakukan blending ke dua (secondary blending). Secondary blending yang dilakukan nantinya dapat mengikuti cara atau prosedur pengolahan data pada penelitian ini untuk simulasi penentuan komposisinya. Akan tetapi ada yang perlu diperhatikan dalam melakukan secondary blending , secondary blending perlu memperhatikan tujuan atau target
yang ingin dicapai dari pencampuran tersebut. Direkomendasikan dalam secondary blending , melakukan batubara hasil campuran sebelumnya agar dapat pasangkan dengan batubara hasil campuran dengan grade utama yang sama yang memiliki nilai parameter serupa dengan nilai yang lebih baik. Sebagai contoh adalah hasil simulasi bulan Oktober 2013 untuk permintaan PT JA Nusantara, dimana diketahui dari hasil simulasi pasangan grade A - C New memiliki nilai HGI yang bermasalah karena memiliki nilai dibawah kriteria. Keadaan ini dapat disikapi dengan melakukan blending kembali dengan memasangkannya dengan pasangan hasil blending grade A - E, karena pasangan grade A - E memilki nilai HGI yang lebih besar dan nilai parameter yang lain masuk dalam rank demand serta relatif sama dengan pasangan grade A - C New sehingga perubahan nilai parameter lain dari hasil secondary blending relatif aman. Selain itu disatu sisi pemanfaatan grade A lebih besar persentasenya untuk memenuhi kriteria demand tersebut. Anali sa Fakt or yang Mempengaruhi Terjadinya Kesalahan Hasil Blending Adapun faktor yang berpotensi menyebabkan kesalahan dalam hasil simulasi blending yang teramati selama masa penelitian adalah proses pengambilan sampel. Dari pengamatan pada proses pengambilan sampel terutama pengambilan sampel pre shipment diketahui bahwa hasil analisa sampel tersebut belum dapat menggambarkan keadaan kualitas tumpukan batubara yang hendak diketahui kualitasnya, hal ini dikarenakan pengambilan sampel hanya dilakukan pada permukaan tumpukan batubara sedangkan bagian tumpukan batubara yang berada dibagian dalam tidak terambil. Bagian luar tumpukan tentunya akan relatif lebih kering dibandingkan dengan bagian dalam, karena bagian luar selalu terpapar udara bebas. Keadaan ini akan menyebabkan
16
adanya perbedaan nilai TM sehingga dapat menyebabkan kesalahan hasil simulasi blending . Keadaan ini dapat diselesaikan dengan mensiasati proses pengambilan sampel pada belt conveyor untuk analisa parameter kualitas general Analysis ) barge. (General setiap Dengan cara pengisian berlapis (areal stockpiling) pada setiap barge dan setiap lapisan mewakili satu grade. Selanjutnya jumlah lot (kumpulan sampel) yang akan diambil dari belt conveyor disesuaikan dengan jumlah grade yang dimasukan ke dalam barge, dengan demikian hasil analisa general dari setiap lot akan menggambarkan nilai parameter kualitas setiap grade batubara dan rata-rata keseluruhan lot akan menggambarkan nilai parameter kualitas batubara disetiap barge. Cara ini lebih efisien karena tidak lagi perlu dilakukan pengambilan sampel pre shipment setiap bulannya dan nilai parameter kualitas batubara akan lebih update karena pada setiap pengiriman batubara kualitas setiap grade selalu terkontrol. PENUTUP Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Grade batubara yang nilai parameter kualitasnya tidak berada dalam rank kontrak: a. Bulan Oktober 2013 Untuk permintaan PT JA Nusantara, PT Asia Pasific Mining Resource dan PT Lintas Bara Resource grade batubara yang bermasalah adalah grade A, grade C, grade D, grade E dan grade C New. Sedangkan permintaan CV Mitra Bumi Sejahtera grade batubara yang bermasalah adalah grade D dan grade E. b. Bulan November 2013 Untuk permintaan PT Asia Pasific Mining Resource dan PT JA Nusantara grade batubara yang bermasalah adalah grade A, grade C, grade D, grade E dan grade C
New. Sedangkan permintaan CV grade Mitra Bumi Sejahtera batubara yang bermasalah adalah grade D dan grade E Solusi agar grade batubara yang nilai parameter kualitasnya tidak berada dalam rank kontrak dapat dimanfaatkan adalah dengan melakukan pencampuran batubara (coal blending ) dimana kontrol terhadap parameter kualitas hasil blending harus dijadikan fokus utama. Bila nantinya hasil blending masih memiliki parmeter kualitas yang bermasalah maka dapat dilakukan secondary blending. 2. Adapun acuan atau ketentuan yang perlu diperhatikan dalam proses coal blending meliputi: a. Pencampuran suatu grade yang memiliki parameter yang bermasalah karena memiliki nilai yang lebih rendah hanya dapat dipasangkan dengan grade lain dengan parameter serupa yang lebih tinggi nilai parameternya, begitu juga sebaliknya. b. Grade dengan nilai parameter yang rejection berada pada batas minimum hanya dapat dipasangkan dengan grade yang memiliki parameter serupa dengan nilai yang lebih tinggi, begitu juga sebaliknya. DAFTAR PUSTAKA Training Kualitas Anonim, 2005. Batubara dan Stockpile Management, PT Geoservice, Yogyakarta, 2005.
Anonim, 2008. Draft Diktat Kuliah Batubara, Universitas Lambung Mangkurat, 23 Juli 2008, Banjarbaru. Anonim, 2013. Riset Operasi. Muchjidin, 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Sitohang, D.J., 2013. Pencapaian Target Batubara di PT.
Evaluasi Barging Kadya
17
Carakamulia, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Laporan Tugas Akhir, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Sukandarrumidi, 1995. Batubara dan Gambut , Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
18